Anda di halaman 1dari 38

BEST PRACTICE

MEMBANGUN BUDAYA LITERASI DI


SDN BAWANGAN II
KECAMATAN PLOSO
KABUPATEN JOMBANG
DALAM MENDUKUNG
KEBERHASILAN KEGIATAN BELAJAR
ABAD 21

Oleh :
KHURIYAH, S.Pd
NIP. 19700914 200012 2 002
MEMBANGUN BUDAYA LITERASI DI SDN BAWANGAN II

KECAMATAN PLOSO KABUPATEN JOMBANG

DALAM MENDUKUNG KEBERHASILAN KEGIATAN BELAJAR

ABAD 21

BEST PRACTICE

Oleh

KHURIYAH, S. Pd
NIP : 19700914 200012 2 002

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

SDN BAWANGAN II PLOSO

2022

iii i
viviii
iv
i
PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : KHURIYAH, S.Pd


NIP : 19700914 200012 2 002M,
Pangkat, Golongan : Penata Tk.I / III/d
Jabatan : Kepala Sekolah
Unit Kerja : SDN Bawangan II Kec. Ploso Kab. Jombang

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa Best Prctices yang berjudul: “Membangun


Budaya Literasi Di SDN Bawangan II Kecamatan Ploso Kabupaten Jombang Dalam
Mendukung Keberhasilan Kegiatan Belajar Abad 21” adalah benar benar hasil karya
sendiri. Apabila ternyata terbukti plagiat maka sanggup diberikan sangsi yang berlaku.

Demikian pernyataan keaslian best practice ini dibuat sebagai persyaratan seleksi PTK
Berprestasi tahun 2022.

Ploso, 01 Maret 2022


Mengetahui,
Pengawas SD Kecamatan Ploso Yang Menyatakan

SITI JUWARIAH,S.Pd,M.M.Pd KHURIYAH, S.Pd


Pembina Penata Tk.I
NIP. 19691224 200012 2 005 NIP. 19790914 200012 2 002

iiiiii
viviii
iv
PERSETUJUAN ATASAN

BEST PRACTICE

MEMBANGUN BUDAYA LITERASI

DI SDN BAWANGAN II KECAMATAN PLOSO

KABUPATEN JOMBANG DALAM MENDUKUNG

KEBERHASILAN KEGIATAN BELAJAR ABAD 21

Nama : KHURIYAH, S.Pd


NIP : 19700914 200012 2 002
Pangkat, Golongan : Penata Tk.I / III/d
Jabatan : Kepala Sekolah
Unit Kerja : SDN Bawangan II Kec. Ploso Kab. Jombang
Masalah yang menjadi focus bahasan :
Bagaimanakah Membangun Budaya Literasi Di SDN Bawangan II Kecamatan Ploso
Kabupaten Jombang Dalam Mendukung Keberhasilan Kegiatan Belajar Abad 21 ?

Ploso, 01 Maret 2022


Mengetahui,
Koordinator Wilayah Kerja Kecamatan Ploso Penyusun

WAHIB, M.M.Pd KHURIYAH, S.Pd


NIP.19640105 198803 1 012 NIP. 19700914 200012 2 002

iii
viiiii
iv
viii
ABSTRAK

MEMBANGUN BUDAYA LITERASI DI SDN BAWANGAN II


KECAMATAN PLOSO KABUPATEN JOMBANG
DALAM MENDUKUNG KEBERHASILAN KEGIATAN BELAJAR
ABAD 21

Khuriyah, S.Pd

Kata kunci : Literasi, Keberhasilan Kegiatan Belajar

Sekolah dasar merupakan salah satu jenjang pendidikan yang bertugas untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Untuk mencapai tujuan tersebut sekolah harus
memiliki kualitas yang baik. Salah satu upaya peningkatan mutu sekolah adalah dengan
mendukung sarana dan prasarana serta meningkatkan budaya baca. Best Practice ini
dirancang untuk mendukung pekerjaan yang telah penulis lakukan sebagai kepala sekolah.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kondisi awal sekolah, menjelaskan upaya,
kendala dan cara mengatasinya dalam membangun budaya literasi untuk mendukung
keberhasilan kegiatan belajar mengajar dalam menjelaskan hasil yang telah dicapai. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa 1) Kondisi awal literasi masih rendah; 2) Bagaimana
membangun budaya literasi dimulai dengan pengadaan sarana dan prasarana dilanjutkan
dengan pembiasaan; 3) Kendala yang dihadapi antara lain fasilitator, biaya, dan minat siswa;
4) Bagaimana mengatasi kendala yang ada yaitu dengan bantuan dana, mengikuti workshop
dan mengadakan kegiatan bimbingan belajar dan ekstrakurikuler; 5) Hasil yang dicapai
melalui pengembangan budaya literasi yaitu sekolah dapat meraih beberapa juara lomba.

iii
vi i
iv
viii
iv
KATA PENGANTAR

Dengan lantunan kalimat Alhamdulillah, atas kehadirat Allah SWT dengan rahmat
serta hidayah-Nya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan Best Practice yang berjudul
“Membangun Budaya Literasi Di SDN Bawangan II Kecamatan Ploso Kabupaten
Jombang Dalam Mendukung Keberhasilan Kegiatan Belajar Abad 21 .”

Penulisan Best Practice ini dapat terselesaikan berkat bantuan, petunjuk,


bimbingan dandukungan berbagai pihak. Ucapan terima kasih yang tulus dan ikhlas serta
penghargaan yang setingi-tingginya kepada :
1. Bapak Wahib, M.M.Pd selaku Koordinator Wilayah Kerja Bidang Pendidikan Kec.
Ploso yang dengan kesungguhan dan kesabaran beliau memberikan motivasi yang
sangat berharga dalam menyelesaikan penulisan ini.
2. Ibu Siti Juwariah,S.Pd, M.M.Pd selaku Pengawas Wilayah SDN Bawangan II Kec.
Ploso yang telah membimbing dan memberikan arahan dalam menyelesaikan
penulisan ini.
3. Bapak - ibu guru beserta seluruh staf dan karyawan SDN Bawangan II Kec. Ploso yang
telah memotivasi dan memberikan dukungan baik moril maupun materiil dalam
menyelesaikan Best Practice.
4. Pesera didik SDN Bawangan II Kec. Ploso yang telah banyak membantu dalam
pelaksanaan penulisan Best Practice ini.

Semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat, karunia, dan berkah-Nya kepada
segenap pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan Best Practice ini. Akhir
kata, penulis berharap semoga makalah ini memberikan manfaat bagi seluruh insan
akademik. Sangat disadari tiada gading yang tak retak, oleh karena itu mengharapkan
saran, kritik, dan segala masukan yang konstruktif dari semua pihak demi perbaikan Best
Practice ini.
Ploso, 01 Maret 2022

KHURIYAH, S. Pd
NIP. 19700914 200012 2 002

iii i
viviii
iv v
DAFTAR ISI
Halaman Judul ……………………………………………………………………. i
Pernyataan Keaslian ……………………………………………………………… ii
Persetujuan Atasan ………………………………………………………………. iii
Abstrak …………………………………………………………………………… iv
Kata Pengantar ………………………………………………………………….. v
Daftar Isi ………………………………………………………………………… vi
Daftar Tabel ……………………………………………………………………… vii
Daftar Gambar …………………………………………………………………… viii
Daftar Lampiran ………………………………………………………………..... ix

Bab I : Pendahuluan
A. Latar Belakang …………………………………………………………. 1
B. Masalah ………………………………………………………………… 3
C. Tujuan ………………………………………………………………….. 3
D. Manfaat ………………………………………………………………… 4

Bab II : Kajian Pustaka


A. Teori …………………………………………………………………… 5
B. Kebijakan ……………………………………………………………… 7
C. Pedoman atau Praktik yang dijadikan rujukan menyelesaikan masalah.. 8

Bab III : Pembahasan Masalah


A. Langkah langkah Pemecahan Masalah ……………………………….. 10
B. Tindakan sebagai Pengalaman Baik …………………………………… 11
C. Hasil yang dicapai ……………………………………………………… 13
D. Perbandingan Hasil dengan data sebelumnya …………………………. 14

Bab IV : Simpulan dan Rekomendasi


A. Simpulan ..................………………………………………………….. 16
B. Rekomendasi …………………………………………………………. 16

Daftar Pustaka ..................................................................................................... 18

iiivii
viviii
iv
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman
3.1 Capaian Kenaikan Minat Baca Siswa 14
SDN Bawangan II Kec. Ploso …………………………….

iii i
vii
viviii
iv
DAFTAR GAMBAR

Tabel Halaman

3.1 Foto Kegiatan Pembiasaan 15 menit membaca setiap 10

hari sebelum jam pelajaran ……………………………..

3.2 Penyediaan SUCA dan koleksi teks cetak ……………… 10

3.3 Penghargaan Kepada Capaian Perilaku Positif …………. 11

3.4 Pemanfatan Perpustakaan Sekolah……………………… 11

viviiii
iii
iv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
1 Dokumentasi Kegiatan ................................................................... 19

iiiixi
viviii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mencerdaskan kehidupan bangsa salah satu tujuan negara yang tertulis dalam
pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan Pemerintah mengusahakan
dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional. “Pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab
(Undang-undang tentang sistim pendidikan nasional ).

Sebagaimana tercantum dalam Undang-undang di atas fungsi dari pendidikan


nasional mengembangankan manusia menjadi berilmu dan berkarakter. Jalur, jenjang,
dan jenis pendidikan dapat diwujudkan dalam bentuk satuan pendidikan yang
diselenggarakan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat. Sekolah
dasar merupakan salah satu tahap jenjang pendidikan nasional yang berfungsi
mewujudkan tujuan tersebut. Untuk itu diperlukan kualitas sekolah yang baik. Kepala
sekolah merupakan komponen vital dan penentu dalam peningkatan kualitas suatu
sekolah. Budaya adalah suatu yang meliputi pengetahuan, keyakinan, seni moral, adat
istiadat serta kemampuan dan kebiasaan yang dimiliki individu sebagai bagian dari
masyarakat (Hawkin, Best dan Coney dalam Simamora. 2000: 144).

Literasi adalah kemampuan melek huruf dimana termasuk kemampuan


membaca dan menulis. Kemampuan melek huruf disini tidak hanya merupakan
kemampuan seseorang untuk mengenali membaca maupun menerjemahkan huruf dan
angka saja tetapi juga kemampuan untuk memahami ide dalam gambar, video maupun
adegan (Malawi. 2017:8). Budaya literasi berawal dari kemampuan individu dalam
membaca, menulis, dan mendambah kemampuan yang membuat seseorang mampu
berfikir kritis, berkomunikasi efektif, mampu memecahkan masalah serta
mengembankan potensinya dalam kehidupan. kemudian kemmpuan tersebut akan

1 1
berubah menjadi kebiasaan sehingga tumbuh dalam pola kemampuan literasi antar
individu satu dengan yang lain sehingga budaya literasi bukan hanya ketrampilan
teknis membaca dan menulis individu saja tetapi sekelompok komunitas, warga
sekolah maupun masyarakat. Literasi sekolah adalah kemampuan mengakses,
memahami dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui berbagai aktifitas.
Aktifitas tersebut dapat berupa melihat, menyimak, membaca menulis, dan atau
berbicara. (Fauziah: 2016:2)

“Gerakan Literasi Sekolah (Gerakan Literasi Sekolah) merupakan gerakan


literasi yang aktivitanya banyak dilakukan di sekolah dengan melibatkan peserta
didik, pendidik dan tenaga kependidikan, serta orang tua.” (Atmazaki, 2017: 19).
Gerakan literasi sekolah dilaksanakan dengan mengintegrasikan antara kegiatan intra-
kurikuler, ko-kurikuler dan ekstra-kurikuler. Menurut pengertian di atas gerakan
literasi sekolah adalah praktik literasi yang dilaksanakan di lingkungan sekolah baik
dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) di kelas maupun di luar kelas, yang
menunjang seperti penugasan, pekerjaan rumah, serta kegiatan di luar jam pelajaran.

Gerakan Literasi Sekolah merupakan suatu gerakan me-literasikan semua


warga yang berada di lingkup sekolah, baik kepala sekolah,guru,penjaga ,bahkan
orang tua sehingga mereka memiliki peran vital sebagai role model dan suri tauladan
dalam kegiatan berliterasi. Kegiatan ini diupayakan menjadi sebuah budaya yang
tentu saja memerlukan dukungan dari beberapa pihak seperti pegiat literasi, orang
tua,komite, tokoh masyarakan dan professional. “Gerakan Literasi Sekolah
merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan
sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat
melalui pelibatan public” (Fauziah, 2016: 2).

Kegiatan literasi tidak berhenti sampai anak bisa membaca dan minat untuk
membaca sebagai hasil pembudayaan literasi. Literasi harus dikembangkan dalam
pembelajaran guna membentuk karakter peserta didik dan melatih peserta didik untuk
berfikir kritis. “Pengembangan kemampuan literasi di sekolah akan meningkatkan
kemampuan belajar peserta didik” (Malawi, 2018: 201). Dalam penerapannya
kegiatan literasi sekolah dapat dilaksanakan dalam berbagai bentuk seperti,
pembelajaran di kelas, pembiasaan, serta pemanfaatan sumber belajar. gerakan literasi
lewat pembelajaran di kelas berupa materi yang di integrasikan dalam mata pelajaran,

2
metode serta pengelolaan kelas.

Kegiatan budaya sekolah dilaksanakan di luar pembelajaran. Hal ini dapat


dilakukan melalui beberapa langkah contoh seperti upacara bendera, menyanyikan
lagu nasional, menyanyikan lagu daerah, membaca 15 menit dan pembiasaan lain
seperti penumbuhan budi pekerti. Pemanfaatan sumber belajar di masyarakat dapat
dilakukan dengan memanfaatkan sumber daya yang ada seperti pasar, stasiun, profesi
yang ada sebagai bahan pembelajaran. Berdasarkan latar belakang masalah yaitu
masih belum adanya budaya literasi di SDN Bawangan II Kec. Ploso Kab. Jombang
untuk mendukung keberhasilan kegiatan belajar mengajar, penulis mengambil
langkah pemecahan masalah dengan melakukan kegiatan berupa lima aspek strategi
dalam usaha menumbuhkan budaya literasi (Atmazaki, 2017: 19). Kegiatan-kegiatan
tersebut adalah: (1) Penguatan kapasitas fasilitator; (2) Peningkatan jumlah dan ragam
sumber bacaan bermutu; (3) Perluasan akses terhadap sumber belajar dan cakupan
peserta belajar; (4) Peningkatan pelibatan publik; (5) Penguatan tata kelola.

Berdasarkan uraian diatas penulis membuat judul penelitian “Membangun


Budaya Literasi Di SDN Bawangan II Kecamatan Ploso Kabupaten Jombang
Dalam Mendukung Keberhasilan Kegiatan Belajar Abad 21.”

B. Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah diuraikan di atas, maka masalah
yang diajukan dalam karya tulis ini adalah sebagai berikut :

Bagaimanakah Membangun Budaya Literasi Di SDN Bawangan II Kecamatan Ploso


Kabupaten Jombang Dalam Mendukung Keberhasilan Kegiatan Belajar Abad 21 ?

C. Tujuan

Tujuan yang akan dicapai dirumuskan sebagai berikut :


Untuk mendeskripsikan upaya Membangun Budaya Literasi Di SDN Bawangan II
Kecamatan Ploso Kabupaten Jombang Dalam Mendukung Keberhasilan Kegiatan Belajar
Abad 21.

3
D. Manfaat

Manfaat yang diharapkan diperoleh dari penulisan best practices ini adalah
sebagai berikut :

(1) Manfaat untuk Guru :


Membantu tercapainya tujuan pembelajaran yang dirancang guru, meningkatnya
profesionalisme dan kompetensi guru.
(2) Manfaat untuk Siswa :
Meningkatnya wawasan pengetahuan siswa sebagai wujud kecakapan abad 21.
(3) Manfaat untuk Sekolah :
Meningkatnya mutu lulusan
(4) Manfaat untuk Masyarakat:
Terciptanya lulusan yang siap menghadapi tantangan abad 21.

4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Teori

1. Pengertian Literasi

Pengertian literasi secara sederhana dapat diartikan dengan melek huruf,


kemampuan baca tulis, dan kecakapan dalam membaca dan menulis. Namun, tidak
demikian untuk sekarang karena kebutuhan akan pengetahuan pada setiap individu jauh
berbeda. Nur Widayani, dkk (2016) dimana membaca dan menulis berkembang
menjadi kemampuan membaca, menulis, berbicara, menyimak dan memanfaatkan
teknologi. Tuntutan akan pengetahuan yang lebih dalam pendidikan di Indonesia
sekarang, menambah luas pengertian literasi. Pengertian literasi sekarang mempunyai
arti yang lebih luas yang mecakup berbagai bidang penting lainnya. Faktor yang
menyebabkan perkembangan pengertian literasi berawal akan tuntutan dari
perkembangan zaman, yang memerlukan kemampuan yang lebih, tidak hanya
kemampuan membaca dan menulis.

Pangesti Widarti, dkk (2016) untuk itu budaya literasi sangat berperan penting
dalam era globalisasi ini. Karena hal itulah yang menyebabkan berkembangnya
pengertian literasi, konsep pengajaran literasi diartikan sebagai kemampuan membaca
dan menulis. Seseorang dapat disebut literat apabila telah memiliki pengetahuan untuk
digunakan dalam setiap aktivitas yang menuntut fungsi literasi secara efektif dalam
masyarakat dan pengetahuan yang dicapainya dengan membaca, menulis yang
memungkinkan untuk dimanfaatkan bagi dirinya sendiri.

Pengertian literasi berkembang sejalan dengan perubahan waktu dan telah


bergerser dari pengertian yang sempit menuju ke pengertian yang lebih luas mencakup
bidang penting yang memiliki arti kemampuan atau melek teknologi, politik, berpikir
kritis, dan peka terhadap lingkungan sekitar. Hal ini tentu telah berkembang dari
pengertian semula yang hanya diartikan sebagai kemampuan membaca dan menulis.
Mills dalam Yunus Abidin (2015:50) Menyatakan bahwa kita telah mengalami
pergeseran sejarah budaya teks cetak yang lebih luas, menuju satu titik di mana modus
visual lebih menonjol atas bantuan teknologi baru.

5
5
Pembelajaran literasi di sekolah dilaksanakan untuk mencapai tujuan tertentu.
Pada awalnya, pembelajaran literasi di sekolah hanya ditunjukkan agar siswa terampil
dalam menguasai dimensi ilmu bahasa. Ilmu bahasa yang diharapkan dapat dikuasai
oleh siswa antara lain mencakup fonem, morfem, grafofonemik, morfofonemik, dan
sintaksis. Dalam berkembangan selanjutnya, pembelajaran literasi ditunjukkan agar
siswa mampu menguasai dimensi kognitif literasi mencakup proses pemahaman, proses
menulis, dan konsep analisis wacana tertulis.

Literasi merupakan kemampuan membaca, menulis, berbicara menyimak dan


memanfaatkan teknologi. Untuk itu literasi berperan penting dalam perkembangan era
globalisasi agar seseorang dapat mengembangkan dirinya dibidang sosial, ekonomi dan
budaya dari proses pembelajaran literasi.

2. Pengertian Gerakan Literasi Sekolah

Literasi dalam konteks gerakan literasi sekolah adalah kemampuan mengakses,


memahami, dan menggunakan sesuatu secara cerdas melalui aktivitas membaca,
melihat, menyimak, menulis dan berkomunikasi. Gerakan literasi sekolah yang
dicanangkan pemerintah adalah upaya untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi
pembelajaran yang warga sekolahnya literat sepanjang hayat. Kemendikbud (2016)
menjelaskan bahwa gerakan literasi sekolah merupakan suatu usaha atau kegiatan yang
bersifat partisipatif, dengan melibatkan warga sekolah serta pemangku kepentingan
dibawah koordinasi Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah. Karena
dengan membaca peserta didik dapat memperoleh informasi, membaca merupakan
salah satu kegiatan literasi tidak dapat dipisahkan dari dunia pendidikan dalam tahap
belajar.

Gerakan Literasi Sekolah merupakan gerakan penumbuhan budi pekerti,


pemerintah mengeluarkan kebijakan melalui 7 pembiasaan yang salah satunya adalah
gerakan literasi sekolah sebagaimana ditegaskan dalam peraturan menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016. Kegiatan ini salah satunya “kegiatan 15 menit
membaca buku nonpelajaran sebelum waktu belajar dimulai. Kegiatan ini dilakukan
untuk menumbuhkan minat baca kepada peserta didik untuk meningkatkan
keterampilan membaca agar pengetahuan peserta didik bertambah dan lebih baik dalam
penyampaian pengetahuan tersebut. Materi baca bisa berisi nilai-nilai seperti nilai budi
pekerti, berupa kearifan lokal, nasional, dan global yang telah disampingkan sesuai
6
dengan jenjang pendidikan dan tahap perkembangan peserta didik.

Upaya meningkatkan kemampuan membaca peserta didik ini menuntut


pemerintah untuk meciptakan program baru untuk meningkatkan minat baca peseta
didik. Implementasi program tersebut dengan cara menciptakan program Gerakan
Literasi Sekolah yang dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Gerakan Literasi Sekolah ini bertujuan untuk membiasakan dan memotivasi peserta
didik untuk meningkatkan minat baca dan menulis. Gerakan Literasi Sekolah harus
mendapatkan dukungan dan perhatian khusus oleh semua pihak, hal ini dikarenakan
gerakan tersebut mendorong masyarakat dan peserta didik dalam aktivitas
pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui kebiasaan membaca dan
menulis yang pada akhirnya karya yang dihasilkan mampu memberikan kontribusi
positif terhadap dunia pendidikan dan lingkungan masyarakat.

B. Kebijakan

Kebijakan Gerakan Literasi Sekolah ini kemudian diturunkan dengan


berbagai program, yaitu:
a. Membiasakan membaca dalam hati selama 15 menit sebelum kegiatan pembelajaran.
b. Membudayakan membaca bersama-sama bagi guru dan peserta didik (guru menjadi
contoh).
c. Mendisiplinkan membaca karya sastra sampai selesai dengan membuat daftar buku
yang sudah selesai di baca (perlu ada program baca, misalnya dengan sustained silent
reading yang sering disingkat SSR), dengan kaidah:
1) membudayakan membaca di setiap kesempatan.
2) membiasakan untuk berdiskusi tentang buku yang sudah di baca, menuliskan
kembali/membuat resensi, dan presentasi.
3) membuat karya atau menuliskan kesan atau rangkuman setelah selesai membaca
(hasilnya digunakan untuk gelar karya).
d. Membudayakan meramaikan mading dan atau buletin/majalah peserta didik di setiap
sekolah.
e. Mewajibkan setiap guru bidang studi untuk menerapkan metode diskusi dan presentasi
pada beberapa kegiatan pembelajaran.
f. Menyediakan sudut buku kelas.
g. Mendokumentasikan karya peserta didik (cerpen, puisi, dll.) ke dalam bentuk buku.

7
h. Memberikan penghargaan non akademik terhadap kebiasaan membaca.
i. Ada poster-poster kampanye membaca.
j. Adanya jurnal baca setiap peserta didik.
k. Ada Tim Literasi Sekolah yang di bentuk oleh Kepala Sekolah dan terdiri atas guru
dan tenaga kependidikan.

C. Pedoman atau Praktik yang dijadikan rujukan menyelesaikan masalah

Nawacita, sembilan agenda prioritas, telah ditetapkan pemerintah dan tertuang


dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015–2019.
Nawacita tersebut berlandaskan pada Ideologi Trisakti yang terdiri atas tiga hal: (1)
berdaulat di bidang politik, (2) berdikari di bidang ekonomi, dan (3) berkepribadian
dalam kebudayaan.

Berkaitan dengan hal tersebut, pembangunan pendidikan dan kebudayaan terarah


pada perwujudan Nawacita, khususnya yang terdapat pada poin 5 (meningkatkan kualitas
hidup manusia Indonesia), poin 6 (meningkatkan produktivitas dan daya saing), poin 8
(melakukan revolusi karakter bangsa), dan poin 9 (memperteguh kebhinekaan dan
memperkuat restorasi sosial Indonesia).

Demi tercapainya tujuan tersebut, upaya pengembangan dan penguatan karakter


bangsa dilakukan melalui berbagai kegiatan berliterasi secara simultan, holistik, dan
dilaksanakan secara bersama-sama dengan pembangunan lingkungan (ekositem)
pendidikan dalam lingkup keluarga, sekolah, dan masyarakat. Salah satu faktor penting
kemajuan sebuah negara yang harus dilakukan di era global ini melalui pengembangan
dan penguatan karakter, selain tentu saja kegiatan literasi.

Forum Ekonomi Dunia pada 2015 memberikan gambaran umum tentang


keterampilan abad ke-21 yang harus dikuasai yang meliputi literasi dasar, kompetensi,
dan karakter. Tiga hal tersebut harus dimiliki oleh seluruh bangsa. Agar pembangunan
Indonesia pada abad ke-21 berjalan dengan lancar, menjadi sebuah keharusan bagi kita
untuk menguasai enam literasi dasar, seperti yang telah dikemukakan pada bagian
sebelumnya.

Kemampuan literasi tersebut tentu saja harus diimbangi dengan upaya untuk
mengembangkan kompetensi berpikir kritis, meningkatkan keandalan memecahkan

8
masalah, meningkatkan kreativitas, mengupayakan kemahiran berkomunikasi, dan
menumbuhkan kecakapan berkolaborasi. Untuk meningkatkan kualitas hidup, daya saing,
pengembangan karakter bangsa, dan pengembangan keterampilan, serta kompetensi
yang dibutuhkan di abad ke-21, Kemdikbud menyelenggarakan berbagai kegiatan literasi.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan indeks literasi nasional yang dilakukan melalui
Gerakan Literasi Nasional (GLN) (http://dikdas.kemdikbud.go.id).

GLN tercipta dari penyatupaduan semua program literasi yang telah dilakukan
dan sedang berlangsung pada setiap unit pokok yang ada di Kemdikbud. Dengan
demikian, GLN merupakan upaya menyinergikan semua potensi dan untuk memperluas
keterlibatan masyarakat dalam pengembangan budaya literasi. Oleh sebab itu, GLN
harus dapat dilaksanakan secara simultan dan masif, baik di lingkup keluarga, sekolah,
maupun masyarakat. Dengan demikian, Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang
merupakan bagian GLN menjadi sesuatu yang penting adanya (Permendikbud) Nomor
23 Tahun 2015 tentang Pendidikan Budi Pekerti.

9
BAB III
PEMBAHASAN MASALAH

A. Langkah-langkah Pemecahan Masalah :

Tahapan literasi Sekolah Tahapan Kegiatan

1. PEMBIASAAN

1)15 menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran, melalui kegiatan
membacakan buku dengan nyaring (read aloud) atau seluruh warga sekolah
membaca dalam hati.

Gambar 3.1

Foto Kegiatan Pembiasaan 15 menit membaca setiap hari sebelum jam


pelajaran

2) Pembangunan lingkungan fisik sekolah yang kaya literasi antara lain (a)
penyediaan perpustakaan sekolah, sudut baca dan area baca yang nyaman; (b)
pengembangan sarana lain (UKS, kantin, kebun sekolah); dan (c) penyediaan
koleksi teks cetak, visual, digital, maupun, multimodal, yang mudah diakses oleh
seluruh warga sekolah; dan (d) pembuatan bahan karya teks.

Gambar 3.2

Penyediaan SUCA dan koleksi teks cetak

10
10
2. PENGEMBANGAN

1) 15 menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran, melalui kegiatan


membacakan buku dengan nyaring, membaca dalam hati, membaca bersama, dan
membaca terpandu di ikuti kegiatan lain dengan tagihan nonakademik, contoh:
membuat peta cerita (story map), menggunakan graphic organizers, dan bincang
buku.

2) Pengembangan lingkungan fisik, sosial, dan afektif sekolah yang kaya literasi,
serta menciptakan ekosistem sekolah yang menghargai keterbukaan dan
kegemaran terhadap pengetahuan dengan berbagai kegiatan antara lain (a)
memberikan penghargaan kepada capaian perilaku positif, kepedulian sosial, dan
semangat belajar peserta didik. Penghargaan ini dapat dilakukan pada setiap
upacara bendera hari senin dan hari peringatan lainnya; (b) kegiatan akademik
lain yang mendukung terciptanya budaya literasi

Gambar 3.3

Penghargaan Kepada Capaian Perilaku Positif

3) Pengembangan kemampuan literasi melalui kegiatan di perspustakaan sekolah.

Gambar 3.4

Pemanfatan Perpustakaan Sekolah

11
3. PEMBELAJARAN

1) 15 menit membaca setiap hari sebelum jam pelajaran melalui kegiatan membaca
buku dengan nyaring, membaca dalam hati, membaca bersama, dan/atau
membaca terpandu diikuti kegiatan lain dengan dengan tagihan non akademik dan
akademik.

2) Kegiatan literasi dalam pembelajaran, disesuaikan dengan tagihan akademik


dikurikulum 2013.

3) Pelaksanaan berbagai strategi untuk memahami teks dalam semua mata pelajaran
(misalnya, dengan menggunakan graphic organizers).

4) Penggunaan lingkungan fisik, sosial afektif, dan akademik disertai beragam


bacaan (cetak, visual, auditori, digital), yang kaya literasi diluar buku teks
pelajaran untuk memperkaya pengetahuan dalam mata pelajaran.

B. Tindakan Sebagai Pengalaman Terbaik

Gerakan Literasi di SDN Bawangan II melalui pembiasaan dilakukan dengan


pendemonstrasian berbagai contoh teladan dari kepala sekolah, guru, dan warga sekolah
lainnya sebagai langkah awal pembiasaan Gerakan Literasi Sekolah.
Gerakan membaca adalah suatu gerakan yang bertujuan untuk pembiasaan
membaca bagi semua warga sekolah. peserta didik dibimbing, didampingi dan diarahkan
untuk melakukan kegiatan membaca mandiri, yaitu membaca buku atau sumber lain non
pelajaran, melalui kegiatan-kegiatan berikut.
a. Membiasakan membaca dalam hati selama 15 menit sebelum kegiatan pembelajaran.
b. Membudayakan membaca bersama-sama bagi guru dan peserta didik (guru menjadi
contoh).
c. Mendisiplinkan membaca karya sastra sampai selesai dengan membuat daftar buku
yang sudah selesai di baca (perlu ada program baca, misalnya dengan sustained silent
reading yang sering disingkat SSR), dengan kaidah:
1) membudayakan membaca di setiap kesempatan.
2) membiasakan untuk berdiskusi tentang buku yang sudah di baca, menuliskan
kembali/membuat resensi, dan presentasi.
3) membuat karya atau menuliskan kesan atau rangkuman setelah selesai membaca

12
(hasilnya digunakan untuk gelar karya).
d. Membudayakan meramaikan mading dan atau buletin/majalah peserta didik di setiap
sekolah.
e. Mewajibkan setiap guru bidang studi untuk menerapkan metode diskusi dan presentasi
pada beberapa kegiatan pembelajaran.
f. Menyediakan sudut buku kelas.
g. Mendokumentasikan karya peserta didik (cerpen, puisi, dll.) ke dalam bentuk buku.
h. Memberikan penghargaan non akademik terhadap kebiasaan membaca.
i. Ada poster-poster kampanye membaca.
j. Adanya jurnal baca setiap peserta didik.
k. Ada Tim Literasi Sekolah yang di bentuk oleh Kepala Sekolah dan terdiri atas guru
dan tenaga kependidikan.

C. Hasil Yang Dicapai

Setelah proses yang cukup panjang dan masih berlangsung hingga sekarang,
ketelatenan, kegigihan, tekad dan semangat yang tinggi, beberapa hasil mulai nampak
dalam pembangunan budaya literasi di SDN Bawangan II untuk mendorong keberhasilan
Kegiatan Belajar Mengajar dalam pembelajaran abad 21.

a. Peserta didik kelas I-VI dari yang tidak bisa membaca menjadi bisa membaca, dari
tidak bisa menyimak menjadi bisa menyimak, dari tidak bisa memahami bacaan
menjadi bisa memahami bacaan.
b. Peserta didik menjadi memiliki minat baca dan dapat memahami bacaan serta dapat
menceritakan kembali isi bacaan.
c. Semua ruang kelas dari kelas I-VI dilengkapi Pojok/Sudut Baca lengkap dengna buku
bacaannya.
d. Adanya Karya Puisi yang ditempelken di Mading/Papan Pajangan Kelas.
e. Adanya Karya Komik yang ditempelken di Mading/Papan Pajangan Kelas.
f. Adanya Karya Poster Pendidikan yang ditempelken di Mading/Papan Pajangan Kelas.
g. Adanya Jurnal Baca Setiap Peserta Didik
g. SDN Bawangan II mengadakan Lomba-lomba di bidang literasi antar kelas :
1) Tartil Juz Amma

13
2) Hafalan Surat Pendek
3) Hafalan Do’a Sholat
4) Adzan
5) Pildacil / Pidato
6) Baca Kitab Kuning
h. SDN Bawangan II beberapa juara di bidang literasi seperti:
1) Juara 1 lomba Baca Puisi Dalam Rangka Bulan Bahasa 2021 tingkat kecamatan.
2) Juara 1 lomba KSN Matematika 2022 tingkat kecamatan.
3) Masuk 20 Besar KSN Matematika dan IPA 2022 di Kabupaten Jombang.

D. Perbandingan Hasil Dengan Data Sebelumnya

Hasil dengan data sebelumnya yang belum pernah ada di SDN Bawangan II,
setelah diterapkannya Budaya Literasi tersebut akan penulis sajikan dan uraikan sebagai
berikut.
Tabel 3.1
Capaian Kenaikan Minat Baca Siswa
SDN Bawangan II Kec. Ploso

NO KELAS KEADAAN PRESENTASE


SEBELUM SESUDAH KENAIKAN
1 I 55 % 83 % 28 %
2 II 50 % 82 % 32 %
3 III 57 % 84 % 27 %
4 IV 73 % 85 % 12 %
5 V 70 % 86 % 16 %
6 VI 65 % 83 % 18 %

Dari tabel diatas bahwasanya terjadi capaian kenaikan minat baca siswa
setelah diterapkannya beberapa Budaya Literasi di SDN Bawangan II, diantaranya :

1. Di Kelas I terjadi kenaikan 28 % yang mana sebelumnya hanya 55 % menjadi 83 %.


2. Di Kelas II terjadi kenaikan 32 % yang mana sebelumnya hanya 50 % menjadi 82
%.

14
3. Di Kelas III terjadi kenaikan 27 % yang mana sebelumnya hanya 57 % menjadi 84
%.
4. Di Kelas IV terjadi kenaikan 12 % yang mana sebelumnya hanya 73 % menjadi 85
%.
5. Di Kelas V terjadi kenaikan 16 % yang mana sebelumnya hanya 70 % menjadi 86
%.
6. Di Kelas VI terjadi kenaikan 18 % yang mana sebelumnya hanya 65 % menjadi 83
%.

15
BAB IV
SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. SIMPULAN

Membangun budaya literasi dalam mendukung keberhasilan kegiatan belajar


mengajar adalah suatu pekerjaan yang tidak mudah, dan bukan suatu gerakan yang
tercipta secara instan, tidak seperti membalikkan tangan, tetapi membangun budaya
literasi sekolah membutuhkan waktu lama, bertahap, dan telaten.

Membangun budaya literasi sekolah perlu penanganan serius dan kerja keras
serta ketelatenan, kesabaran, dan keuletan juga didukung dengan kerjasama dari banyak
pihak yang terkait. Keberhasilan membangun budaya literasi sekolah juga ditentukan oleh
manajemen dan tata kelola yang bagus dari kepala sekolah dan didukung oleh kesadaran
para peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan, orang tua serta komite dan juga
masyarakat dalam berliterasi.

Membangun budaya literasi di era digital sangatlah penting, agar mampu


bersaing, bertanding, dan bersanding dengan bangsa lain. Jika tidak mampu bersaing
maka akan terlindas dan ketinggalan jaman. Keberhasilan dalam membangun budaya
literasi akan menciptakan anak-anak yang literat, maju, kreatif, berpikir kritis,
komunikatif sehingga akan menang dalam persaingan.

B. REKOMENDASI

Dari kesimpulan dan uraian yang penulis paparkan dalam tulisan ini, maka
penulis memberi rekomendasi sebagai berikut :

1. Bagi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Pendidikan Kabupaten Jombang

Diharapkan DISDIKBUD Kab. Jombang konsisten dalam menjalankan gerakan


literasi sekolah ini. Harus memberikan perhatian yang lebih besar dalam
penyelanggaraan program gerakan literasi ini, baik melalui sosialisasi maupun
pengarahan secara langsung pada setiap sekolah. Agar hasil dari program membaca
ini tidak hanya membiasakan anak membaca selama 15 menit disekolah saja, tetapi

16
16
juga membuat siswa gemar membaca dan membudayakan kebiasaan membaca
dimana saja dan kapan saja. Selain itu perhatian dari pihak tersebut sangatlah
diperlukan dalam masalah pengadaan buku-buku di perpustakaan sekolah, khususnya
pengadaan buku sifatnya great book.

2. Bagi Pihak Sekolah Sekolah

Harus lebih memahami tujuan gerakan literasi ini, bahwa bukan hanya
memerintahkan siswa membaca selama 15 menit saja, melainkan melatih siswa agar
gemar membaca dan menciptakan budaya membaca bagi masyarakat Indonesia.
Sekolah juga harus melakukan pengadaan buku secara berkala dalam jangka waktu
satu tahun sekali. Agar koleksi buku perpustakan bertambah dan berpariatif, sehingga
tidak monoton dan siswa lebih giat membaca. Selain itu dalam pengadaan buku
diperlukannya penyaringan terhadap buku-buku tersebut. Pimilihan buku harus
bukubuku great book yang sesuai dengan tingkatan usia peserta didik serta sarat
dengan muatan budi pekerti, seperti buku Adiluhung.

3. Bagi Pihak Guru

Dalam pelaksanaan gerakan literasi, guru harus berperan sebagai pengawas. Yang
bertugas mengawasi dan menentukan mana buku yang layak atau tidaknya di baca
oleh siswa. Guru juga merupakan elemen sekolah yang menjadi sasaran dari budaya
membaca ini, sehingga di harapkan guru juga menjadi rajin dalam membaca. Sebagai
upaya menambah pengetahuan baru.

4. Bagi Siswa

Diharapkan siswa akan selalu berminat dalam membaca dan memiliki rasa ingin tahu
yang tinggi. Motifasi membaca pada siswa harus selalu di pupuk agar siswa menjadi
sosok yang gemar membaca bukan hanya disekolah saja melainkan dimana saja dan
kapan saja. Disamping itu siswa harus mampu menyaring dan memilah pesan-pesan
yang terkandung dalam bacaan. Nilai-nilai positif harus di aplikasikan dalam diri,
sementara nilai-nilai negatif tidak boleh ditiru namun harus di buang.

17
DAFTAR PUSTAKA

Atmazaki, dkk. 2017. Panduan Gerakan Literasi Nasional. Jakarta: Dikdasmen Kemendikbud.
Fauziah, Dewi U. 2016. Panduan Gerakan Literasi Sekolah di Sekolah Dasar. Jakarta: Dirjen
Kemendikbud.
Malawi, Ibadullah. 2017. Pembelajaran Literasi Berbasis Sastra Lokal. Magetan: CV AE Media
Grafika.
Malawi, Ibadullah. 2018. Pembaharuan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Magetan: CV AE Media
Grafika.

18
LAMPIRAN

19
DOKUMENTASI KEGIATAN

Gambar 1.
Foto Membiasakan membaca dalam hati selama 15 menit
sebelum kegiatan pembelajaran

Gambar 2
Foto Membudayakan membaca bersama-sama bagi guru
(guru menjadi contoh)
Gambar 3.
Foto menuliskan kembali/membuat resensi apa yang sudah dibaca/dipelajari

Gambar 4.
Foto menerapkan metode diskusi dan presentasi
pada beberapa kegiatan pembelajaran
Gambar 5.
Foto Kegiatan Membaca di Sudut Baca Kelas I

Gambar 6.
Foto Kegiatan Membaca di Sudut Baca Kelas 2
Gambar 7
Foto Kegiatan Membaca di Sudut Baca Kelas 4

Gambar 8
Foto Kegiatan Membaca di Sudut Baca Kelas 4
Gambar 9
Foto Kegiatan Membaca di Sudut Baca Kelas 5

Gambar 10
Foto Kegiatan Membaca di Sudut Baca Kelas 6
Gambar 11.
Foto Memberikan penghargaan non akademik terhadap kebiasaan membaca
Raja dan Ratu Baca

Gambar 12.
Foto Puisi karya pesdik di papan pajangan kelas
Gambar 13.
Foto Komik karya pesdik di dinding kelas

Gambar 9.
Foto Komik karya pesdik di dinding kelas

Gambar 14.
Foto poster membaca karya pesdik di dinding kelas
Gambar 15.
Foto Lomba Berpidato

Gambar 16.
Foto Lomba Membaca Kitab
Gambar 17.
Jurnal Membaca Harian Siswa

Gambar 18.
Pemanfaatan Perpustakaan

Anda mungkin juga menyukai