Tugas B Indo Cerpen
Tugas B Indo Cerpen
XI.3
A ngin pagi semilir menerpa dedaunan yang jatuh satu per-satu ke tanah.
“Halooo morning” suara Nirmala yang sangat ceria menyapa kekasihnya itu
“haloo? Devv?”
“Sebentar yaa alaa tugas aku lagi banyak banget” jawab Devan dengan singkat,
lalu ia langsung mematikan telfon itu
“Tutt tutt tutt”
“aghh sakit bangett” ucap devan sambil memegang kepalanya yang sangat
terasa begitu sakit, sambil ia mencari cari obat
Namun tak lama, ia tak sadar kan diri
Suara ambulan yang nyaring terdengar, suara roda brankar yang terdengar
jelas di koridor dan suara gemuru langkah kaki yang begitu cepat. Suara pintu
ICU yang terdobrak, dan suasana yang mulai menegang
“haloo dengan orang tua Devan Adiwarna Abian?” suara Marshal Saraja
kerabat dekat Devan
flassback
“Tokk Tokk Tokk”
“Devv lo di dalem?” “Devvv?” panik nya marshal Ketika tidak ada suara yang
menyaut didalam sana
BRAKK
kepanikan marshal yang tidak bisa di kendalian membuat ia medobrak pintu
tersebut. Tangisan nya pecah Ketika melihat sahabat dekat nya itu terbaring
tak sadarkan diri, tanpa pikir Panjang ia langsung membawa ke rumah sakit
terdekat
Flasback off
Marshal mengacak rambutnya kasar, lalu ia mondar mandir di depan pintu
ICU. Perasaan cemas selalu menghantuinya. Dia takut jika ada hal yang buruk
terjadi kepada Devan
L angit gelap dengan semilir angin yang berembus kencang ,air hujan
yang mulai turun, terlihat tiga orang yang sedang menunggu kabar dari
seorang dokter yang sedang berusaha menyelamatkan nyawa Devan
Sedangkan dilain tempat sayup-sayup di kejauhan terdengar suara seruling
bambu mendanyu-danyu mengalunkan irama sebuah lagu yang menarik nurani
siapa pun yang mendengarnya. Iramanya menggambarkan suasana hati
seorang wanita yang merasa kesepian setiap saat nya.
Pintu ruang ICU terbuka. Seorang perawat keluar sambil menyerukan sesuatu
“Keluarga pasein Devan Adiwarna Abian? Dokter ingin bicara”
***
Marshal berdiri mematung di sebelah banker ruang ICU, menatap seseorang
yang tengah memejamkan mata. Wajah cowok itu terlihat sangat pucat
dengan nasal oksigen terpasang di hidungnya.
Lirikan mata Marshal mengarah kepada ibunda Devan. Wanita cantik itu
mengusap pucuk kepala anaknya, tetesan air mata yang tak berhenti keluar.
Sangat jelas terlihat wanita itu merasakan kepedihan yang dalam.
Merasa seperti ada seseorang yang mengelus kepalanya, perlahan Devan
membuka matanya. Raut wajahnya yang tampak kaget Ketika melihat orang
tua nya hadir
“Ma-ma? Papa? Kalian… ke sini?” lirih Devan. Mata indahnya yang
menggambarkan kehabagiaan dan kerinduan yang begitu besar
“Iya sayang mama papa disini buat kamu, devan kenapa bisa sampai kaya gini
sayang?” jawabnya sembari menggapai tangan milik devan, kemudian
meletakan ke pipi kanan miliknya
***
“Nirmala… Nirmala… mana mar?” tanya Devan mencari kekasihnya itu
sembari menunjukan muka cemas
“M
nya
au gue telfon?” tanya Marshal sembari ngeluarkan handphone
OLEH KEADAAN”