Anda di halaman 1dari 8

HIGEIA 7 (2) (2023)

HIGEIA JOURNAL OF PUBLIC HEALTH


RESEARCH AND DEVELOPMENT
http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/higeia

Kinerja Petugas Imunisasi dalam Pelaksanaan Bulan Imunisasi Anak Sekolah

Anastasia Kinanti Sekar Ayu1, Bambang Budi Raharjo1, Mahalul Azam1

1
Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak

Sejarah Artikel: BIAS merupakan bentuk operasional imunisasi lanjutan bagi anak sekolah yang diberikan dua kali
Diterima Desember 2022 setahun pada bulan Agustus dan November dengan sasaran seluruh siswa kelas 1,2, dan 5 di
Disetujui Januari 2023 seluruh Indonesia. Berdasarkan laporan hasil pelaksanaan BIAS di wilayah kerja Puskesmas
Dipublikasikan April Manyaran, cakupan untuk imunisasi pada pelaksanaan BIAS sudah 100% tersuntik. Tercapainya
2023 capaian BIAS salah satunya dapat dilihat dari bagaimana kinerja petugas pelaksana selama
menjalankan kegiatan BIAS. Tujuan penelitian ini untuk mengevaluasi kinerja petugas imunisasi
dalam pelaksanaan BIAS dengan melihat pada tahap perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan
Keywords:
dan pengawasan. Jenis dan desain penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif dengan
Performance, immunization
pendekatan kualitatif menggunakan teknik purposive sampling dengan melakukan wawancara
officers, BIAS
kepada 10 orang informan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus – September 2022 di
wilayah kerja Puskesmas Manyaran. Hasil penelitian menunjukkan kinerja petugas imunisasi
DOI:
mulai dari tahap perencanaan hingga tahap pengawasan sudah berjalan dengan baik dan lancar,
https://doi.org/10.15294
namun terjadi hambatan pada saat pelaksanaan BIAS. Simpulan penelitian menunjukkan bahwa
/higeia/v7i2/63875
kinerja petugas imunisasi dalam pelaksanaan BIAS sudah cukup baik dan optimal.

Abstract

BIAS is an advanced immunization for schoolchildren given twice a year in August and November targeting
grade 1, 2, and 5 students throughout Indonesia. Based on the results of the BIAS implementation, the
BIAS coverage of the Manyaran Health Center has been 100% injected. The performance of implementing
officers in BIAS activities is one of the things that support the achievement of BIAS. This study aims to
evaluate the performance of immunization officers in the implementation of BIAS looking at the stages
of planning, organizing, implementing, supervising. This study used descriptive research with a qualitative
approach using purposive sampling techniques by conducting interviews with 10 informants, held in August –
September 2022 in the working area of the Manyaran Health Center. The results showed that the
performance of immunization officers at the planning stage until supervision went well and smoothly, but
there were obstacles during the implementation of BIAS. The conclusion of the research shows that the
performance of immunization officers in implementing BIAS is quite good and optimal.

© 2023 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi:
p ISSN 2541-5581
Gedung F5 FIK UNNES, Kampus Sekaran
Kec. Gunungpati, Kota Semarang, Jawa Tengah 50229 e ISSN 2541-5603
E-mail: sekarkinanti521@students.unnes.ac.id

1
Ayu, A. K. S., Raharjo, B. B., Azam, M. / Kinerja Petugas Imunisasi / HIGEIA 7 (2)

PENDAHULUAN pada tahun 2022 pemerintah Kota Semarang


juga memiliki fokus terhadap pemberian
Imunisasi merupakan cara yang efektif
imunisasi Human Papillomavirus (HPV).
untuk mencegah penularan penyakit serta
Imunisasi HPV sangat efektif dalam mencegah
menurunkan angka kesakitan dan kematian
infeksi Human Papillomavirus dan merupakan
pada bayi dan balita. Tujuan dari imunisasi
upaya dalam mengurangi terjadinya kanker
sendiri adalah untuk menurunkan angka
serviks (Rane, 2021). Imunisasi HPV diberikan
kesakitan, kecacatan, serta kematian yang
pada bulan Agustus bersamaan dengan
terjadi pada bayi akibat Penyakit yang Dapat
pelaksanaan BIAS dengan sasaran siswa putri
Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I).
kelas 5.Imunisasi HPV yang diberikan kepada
Tuberkulosis, difteri, pertussis, polio, campak,
siswa putri kelas 5 merupakan salah satu upaya
tetanus, dan hepatitis B termasuk dalam
pencegahan kanker leher rahim. Imunisasi HPV
penyakit PD3I yang dicakup oleh program
ini diberikan kepada anak perempuan berusia 9-
imunisasi. Penyakit PD3I tersebut memiliki
14 tahun, sebelum mereka menjadi aktif secara
risiko menularkan penyakit yang berpotensi
seksual. Pemberian imunisasi HPV dapat
terhadap Kejadian Luar Biasa (KLB)
mengurangi beban terjadinya kanker serviks di
(Ngadarodjatun, 2013).
negara berkembang.
Sejak tahun 1984, Kementerian
Pelaksanaan program BIAS selanjutnya
Kesehatan RI telah melaksanakan program
dilaksanakan pada bulan November. Jenis
imunsasi untuk anak sekolah, selanjutnya pada
imunisasi yang diberikan yaitu Difteri Tetanus
14 November 1987 program Bulan Imunisasi
(DT) dengan sasaran seluruh siswa kelas 1,
Anak Sekolah (BIAS) telah diresmikan (Solida,
dan imunisasi Tetanus Difteri (TD) yang
2015). BIAS merupakan bentuk operasional
diberikan dengan sasaran seluruh siswa kelas
imunisasi lanjutan bagi anak sekolah yang
2 dan 5. Imunisasi DT dan TD ini merupakan
diberikan dua kali setahun pada bulan Agustus
imunisasi ulangan (booster) yang diberikan
dan November. Sasaran BIAS adalah seluruh
setelah pemberian imunisasi dasar. Imunisasi
siswa kelas 1,2, dan 5 di seluruh Indonesia, hal
DT dan TD merupakan salah satu upaya untuk
ini sesuai dengan Permenkes RI Nomor 12
mencegah terjadinya kasus difteri. Imunisasi
Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan
yang dilakukan untuk mencegah terjadinya
Imunisasi.
difteri perlu diberikan secara lengkap sebanyak
Program BIAS merupakan progam
7 dosis yang terbagi menjadi imunisasi DPT-
imunisasi yang rutin dilaksanakan setiap
HB-Hib (Difteri, Pertusis, Tetanus – Hepatitis
tahunnya. Jenis imunisasi yang diberikan pada
B – Haemophiluus Influenza tipe B) 1, DPT-HB-
belaksanaan BIAS yaitu imunisasi campak yang
Hib 2, DPT-HBHib 3, DPT-HB-Hib booster,
diberikan pada bulan Agustus dengan sasaran
DT yang diberikan kelas 1 SD, TD
seluruh siswa kelas 1. Imunisasi campak yang
(Tetanus Difteri) kelas 2 dan 5 SD
diberikan pada saat pelaksanaan BIAS
(Wigrhadita, 2019).
merupakan salah satu upaya pencegahan
Berdasarkan laporan hasil pelaksanaan
penyakit menular yang disebabkan oleh virus
BIAS pada bulan Agustus dan November
campak. Imunisasi campak pertama kali
di wilayah kerja UPTD Puskesmas Manyaran,
diberikan pada bayi berusia 9 bulan dan
cakupan untuk imunisasi campak dengan
imunisasi lanjutan diberikan kepada anak usia
sasaran seluruh siswa kelas 1 sudah 100%
sekolah dasar kelas 1. Hal ini dikarenakan anak-
tersuntik serta cakupan imunisasi HPV yang
anak sangat rentan terhadap penyakit campak,
diberikan kepada siswa putri kelas 5
terutama pada anak usia pra-sekolah dan anak
juga sudah 100% tersuntik. Capaian
sekolah dasar (Solida, 2015).
pelaksanaan BIAS pada bulan November
Berbeda dengan pelaksanaan BIAS pada
juga sudah 100% tersuntuk, baik untuk
tahun-tahun sebelumnya, pelaksanaan BIAS
imunisasi DT maupun imunisasi TD.

2
Ayu, A. K. S., Raharjo, B. B., Azam, M. / Kinerja Petugas Imunisasi / HIGEIA 7 (2)

Capaian pelaksanaan BIAS di wilayah


kompensasi yang mempengaruhi pencapaian
kerja UPTD Puskesmas Manyaran pada tahun
kinerja dari petugas imunisasi sedangkan fokus
2020 untuk imunisasi campak yaitu 98%
penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kinerja
sedangkan pada tahun 2021 capaian sebesar
petugas imunisasi dalam pelaksanaan BIAS.
100%. Capaian imunisasi DT pada tahun 2020
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
sebesar 99% dan pada tahun 2021 sebesar 100%.
mengevaluasi kinerja petugas imunisasi dalam
Capaian imunisasi TD pada tahun 2020 yang
pelaksanaan BIAS dengan melihat pada tahap
diberikan pada siswa kelas 2 sebesar 96% dan
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan
capaian sebesar 100% pada tahun 2021.
dan pengawasan.
Capaian imunisasi TD yang diberikan pada
siswa kelas 5 pada tahun 2020 sebesar 97% dan
METODE
pada tahun 2021 sebesar 100%.
Target capaian untuk pelaksanaan BIAS
Jenis dan desain penelitian ini
Kota Semarang sebesar 95%, dengan ini capaian
menggunakan penelitian deskriptif dengan
BIAS di wilayah kerja UPTD Puskesmas
pendekatan kualitatif. Metode ini dipilih agar
Manyaran sudah sesuai dengan target yang
hasil penelitian yang dilakukan dapat
ditetapkan oleh pemerintah Kota Semarang.
memberikan gambaran tentang kinerja petugas
Tercapainya capaian BIAS di wilayah kerja
imunisasi dalam pelaksanaan BIAS. Penelitian
UPTD Puskesmas Manyaran salah satunya
dilaksanakan pada bulan Agustus – September
dapat dilihat dari bagaimana kinerja petugas
2022 di wilayah kerja UPTD Puskesmas
pelaksana selama menjalankan kegiatan BIAS.
Manyaran. Penelitian ini memiliki fokus pada
Kinerja petugas pelaksana juga didukung oleh
kinerja petugas imunisasi dalam pelaksanaan
beberapa hal seperti pengetahuan yang mereka
BIAS di wilayah kerja UPTD Puskesmas
miliki, dukungan yang diberikan oleh pimpinan,
Manyaran Kota Semarang mulai dari tahap
dan ketepatan waktu.
perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan,
Salah satu permasalahan yang dapat
dan pengawasan yang terdiri dari beberapa
dikaji sebagai bahan untuk mempertahankan
variabel seperti pengetahuan, support atau
dan meningkatkan kinerja di Puskesmas adalah
dukungan pimpinan, dan ketepatan waktu
kinerja petugas imunisasi. Pengetahuan yang
dalam bekerja.
dimiliki oleh petugas merupakan salah satu
Penelitian ini menggunakan sumber data
perilaku yang dapat mempengaruhi kinerja
primer dan sumber data sekunder. Sumber data
petugas tersebut. Berdasarkan hasil penelitian
primer didapatkan dengan melakukan observasi
yang dilakukan oleh Ngadarodjatun (2013)
dan wawancara mendalam (indepth interview).
bahwa variabel pengetahuan berpengaruh secara
Teknik purposive sampling digunakan dalam
signifikan terhadap kinerja petugas imunisasi di
penelitian ini untuk menentukan informan.
Puskesmas Kabupaten Sigi, Sulawesi Selatan.
Informan pada penelitian ini dibagi menjadi
Kinerja karyawan berkaitan langsung
informan utama dan informan triangulasi.
dengan hasil kerja dari seseorang dalam suatu
Informan berjumlah 12 orang yang terdiri dari 4
perusahaan atau organisasi. Penilaian kinerja
orang informan utama yaitu petugas imunisasi
merupakan salah satu bentuk evaluasi kinerja
BIAS di wilayah kerja UPTD Puskesmas
(Irfansyah, 2020). Kinerja karyawan yang baik
Manyaran yang bertugas langsung dalam
dapat mendongkrak kinerja dari suatu
pelaksanaan imunisasi BIAS dan 8 orang
perusahaan atau organisasi (Almatrooshi, 2016).
informan triangulasi yang terdiri dari kepala
Perbedaan penelitian ini dengan
Puskesmas Manyaran, Koordinator Imunisasi
penelitian sebelumnya terletak pada fokus
Puskesmas Manyaran, guru Usaha Kesehatan
penelitian, penelitian sebelumnya mengkaji
Sekolah (UKS) dan siswa yang menjadi sasaran
tentang faktor determinan seperti pengetahuan,
imunisasi.
sikap kerja, motivasi, kepemimpinan, dan
Data sekunder yang digunakan adalah

3
Ayu, A. K. S., Raharjo, B. B., Azam, M. / Kinerja Petugas Imunisasi / HIGEIA 7 (2)

laporan hasil capaian BIAS pada bulan Agustus


oleh petugas sudah berjalan dengan baik dan
dan November di wilayah kerja Puskesmas
jelas.
Manyaran Kota Semarang. Sumber data
“Perencanaan BIAS sudah terencana sejak
sekunder juga diperoleh dari dokumen, catatan,
awal, karena BIAS itu program rutin tahunan. Jadi
buku, sumber atau data lainnya yang dianggap
pihak puskesmas juga bekerjasama dengan pihak
dapat mendukung data primer, dan hasil
sekolah terutama guru UKS untuk mendata jumlah
penelitian-penelitian sebelumnya yang relevan.
sasaran, lalu membuat jadwal pelaksanaan,dan
Instrumen utama pada penelitian ini
memberi sosialisasi ke guru UKS”
adalah peneliti sendiri. Instrumen lain yang
Kegiatan berjalan dengan lancar
mendukung pelaksanaan pengambilan data,
dikarenakan koordinasi yang terjalin antar
antara lain pedoman wawancara, alat perekam
petugas dan guru UKS berjalan dengan baik, hal
suara, serta catatan lapangan. Analisis data
ini seperti yang diungkapkan oleh guru UKS
yang dilakukan pada penelitian ini dilakukan
yaitu :
dengan beberapa langkah, yaitu reduksi data,
“Ada grup whatsapp untuk memberi informasi
dilanjutkan dengan menyajikan data dan
seputar BIAS. Ya adanya grup itu membantu sekali
langkah terakhir adalah menarik kesimpulan.
ya mba, jadi memudahkan koordinasi antara petugas
Penelitian ini memperoleh ethical clearance dari
dan guru UKS”
Universitas Negeri Semarang Nomor:
Tahap perencanaan juga mendukung
404/KEPK/EC/2022.
kinerja petugas, karena melalui perencanaan
maka anggota tim dapat dikoordinasikan
HASIL DAN PEMBAHASAN
dengan lebih baik untuk mencapai kinerja yang
lebih baik (Novitasari et al., 2021)Perencanaan
Manajemen yang ada pada suatu
yang dilakukan juga mempengaruhi secara
organisasi adalah kegiatan utama yang dapat
positif dan signifikan terhadap kinerja tim.
membedakan organisasi satu dengan yang lain
Pengorganisasian merupakan suatu
dalam memberikan pelayanan kepada manusia.
kesatuan sosial dari sekelompok manusia yang
Menurut George R. Terry manajemen memiliki
saling berinteraksi dengan suatu pola tertentu,
4 (empat) fungsi yang terdiri dari perencanaan
sehingga masing-masing anggota memiliki
(planning), penggorganisasian (organizing),
fungksi dan tugasnya masing-masing (Merdha,
pelaksanaan (actuating) dan pengawasan
2016). Tahap pengorganisasian program BIAS
(controlling) (Hamdi, 2020). Kegiatan BIAS tak
melibatkan berbagai sumber daya manusia,
jauh dari tahapan perencanaan,
seperti kepala puskesmas, koordinator
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawan.
imunisasi, dokter umum sebagai supervisor,
Pada tahapan-tahapan tersebut juga tak jarang
petugas pelaksana yang terdiri dari perawat dan
terjadi hambatan baik dari pihak ekternal
bidan, serta guru UKS.
maupun internal. Evaluasi dilakukan bertujuan
Berdasarkan hasil wawancara, pada tahap
untuk memperbaiki pelaksanaan BIAS baik dari
pengorganisasian program BIAS sudah berjalan
segi kinerja petugas imunisasi maupun pada
dengan lancar seperti yang disampaikan oleh
tahap perencanaan, penggorganisasian,
koordinator imunisasi :
pelaksanaan, dan pengawasan.
“Allhamdulilah, semua yang terlibat pada
Perencanaan merupakan kegiatan yang
perngorganisasian tidak menimbulkan hambatan
penting untuk dilakukan dengan benar oleh
mba, masing-masing sudah paham dengan tugasnya
petugas, apabila perencanaan tidak dilakukan
dan saat pelaksanaannya juga tanggap mengatasi
maka akan timbul berbagai hambatan pada
masalah yang ada”
saaat pelaksanaan program, tidak tercapainya
Tahap pelaksanaan program BIAS meliputi
target kegiatan (Viani, 2017). Berdasarkan hasil
persiapan pelaksanaan termasuk penyiapan
wawancara yang dilakukan kepada kepala
sasaran dan logistik, pembuatan jadwal,
puskesmas, tahap perencanaan yang dilakukan
pengaturan petugas yang terlibat,

4
Ayu, A. K. S., Raharjo, B. B., Azam, M. / Kinerja Petugas Imunisasi / HIGEIA 7 (2)

pencatatan dan pengawawan efek samping


menelepon orang tua yang menolak anaknya
(Wahidin and Febrianti, 2021). Berdasarkan
diimunisasi untuk diberi penjelasan dan
wawancara yang dilakukan, guru UKS
pemahaman oleh petugas pelaksana. Guru UKS
mengatakan adanya hambatan yaitu :
mengungkapkan bahwa :
“Biasa ada oranng tua yang khawatir anaknya
“…..terbantu sekali dengan penjelasan petugas,
disuntik, biasanya takut nanti habis disuntik itu
dari beberapa orang tua yang sebelumnya khawatir
anaknya panas atau sakit. Anak-anak juga masih
jadi lebih terbuka pikirannya dan memberikan izin
ada yang takut buat disuntik”
anaknya untuk diimunisasi”
Hal serupa juga disampaikan oleh
Pihak sekolah juga dengan cekatan
koordinator imunisasi yaitu :
mengatasi hal yang belum disiapkan seperti
“Masih ada penolakan dari orang tua, karena
fotocopy kartu keluarga siswa dan langsung
mereka khawatir anaknya sakit biasanya”
mempersiapkan data sasaran siswa yang
Berdasarkan observasi yang dilakukan
mengikuti BIAS. Petugas imunisasi memberikan
selama kegiatan BIAS, hambatan juga timbul
solusi bagi pihak sekolah untuk imunisasi
dari pihak sekolah. Petugas sudah jauh-jauh hari
susulan setelah ada informasi lebih lanjut, hal
memberikan informasi melalui grup whatsapp ini karena terjadi keterbatasan untuk dosis
terkait hal apa saja yang perlu disiapkan pada imunisasi HPV.
saat pelaksanaan BIAS, seperti fotocopy kartu Sikap orang tua dapat dipengaruhi oleh
keluarga siswa dan data sasaran siswa yang pengetahuan orang tua terhadap pemberian
mengikuti BIAS. Namun demikian, pada saat di imunisasi, dan pengalaman pemberian
lapangan ada beberapa sekolah yang masih imunisasi campak pada saat bayi, sehingga ibu
belum mempersiapkan fotocopy kartu keluarga beranggapan positif terhadap pemberiaan
siswa dan data sasaran. Hal tersebut juga imunisasi campak di sekolah. Pengetahuan
menjadi salah satu penghambat dalam kegiatan orang tua yang kurang baik berdampak pada
pelaksanaan BIAS. kurangnya peran orang tua dalam pemberian
Hambatan lain yang timbul adalah adanya imunisasi, sehingga pelu adanya peran dari
ketidaksesuaian data sasaran. Hal ini terjadi petugas pelaksana maupun pihak sekolah untuk
karena beberapa guru UKS yang salah memberikan informasi tentang pentingnya
memasukan data. Petugas imunisasi selalu pemberian imunisasi (Solida, 2015).
memberikan informasi dan selalu menanyakan Pengawasan merupakan salah satu
apakah data yang ada sudah sesuai. Namun kegiatan yang dilakukan berupa penilaian dan
demikian, masih ada beberapa guru UKS yang koreksi untuk apa yang sedang dilaksanakan
salah dalam memasukan data jumlah sasaran. oleh petugas pelaksana, sehingga petugas
Ketidaksesuain data menjadi hambatan dalam pelaksana dapat diarahkan untuk mencapai
pelaksanaan BIAS, hal ini berkaitan dengan tujuan yang sudah ditetapkkan pada tahap
ketersediaan dosis imunisasi yang akan perencanaan. Seperti yang disampaikan oleh
diberikan terutama untuk imunisasi HPV. Hal kepala puskesmas :
ini disampaikan oleh informan utama, yaitu “Untuk kegiatan monitoring evaluasi ada
petugas pelaksana : supervisor dari dokter yang sudah ditunjuk pada
“Ada beberapa data yang masih tidak sama pelaksanaan BIAS, hasilnya ya petugas juga sudah
antara data yang kita pegang dan data di menjalankan tugasnya dengan baik mba”
lapangan, semoga pelaksanaan selanjutnya data Mendukung kelancaran program BIAS,
yang ada sudah lengkap sebelum pelaksanaan, jadi petugas juga memberikan laporan hasil
dari petugas di lapangan tidak kewalahan dan bisa imunisasi kepada guru UKS, serta memberikan
menghemat waktu” informasi bagi siswa yang belum melakukan
Menghadapi hambatan-hambatan yang imunisasi ketika kegiatan BIAS, maka
timbul, petugas pelaksana memberikan edukasi mengikuti imunisasi susulan di Puskesmas
singkat kepada siswa, serta guru UKS sesuai dengan jadwal yang telah disepakati.

5
Ayu, A. K. S., Raharjo, B. B., Azam, M. / Kinerja Petugas Imunisasi / HIGEIA 7 (2)

Kinerja petugas imunisasi merupakan salah


tahu nanti dijelasin sama mas mba yang nyuntik,
satu permasalahan yang dapat dikaji sebagai
jadi bisa lebih tahu ini imunisasi apa dan manfaat
bahan mempertahankan dan meningkatkan
dari imunisasi ini apa”
kinerja di Puskesmas. Kinerja merupakan hasil
Dukungan atau support merupakan salah
kerja yang dicapai oleh seseorang dalam
satu hal pendukung bagi kinerja petugas
melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya
imunisasi Tenaga kesehatan yang diberi
sesuai dengan tanggung jawab. Tanggung jawab
dukungan dan adanya komunikasi dua arah
yang dimiliki oleh tenaga kesehatan adalah
antara pimpinan dan teanga kesehatan, maka
melayani masyarakat yang membutuhkan
kinerja tenaga kesehatan akan menjadi lebih
pertolongan di bidang kesehatan (Vinsensia,
baik (Salam, 2013). Selain itu, adanya dukungan
2019). Terdapat beberapa hal pendukung bagi
yang diperoleh dari orang-orang terdekat dapat
kinerja petugas imunisasi, seperti pengetahuan,
mempengaruhi kinerja seseorang menjadi lebih
dukungan yang diberikan oleh
baik, motivasi positif yang ada pada seseorang
pimpinan,ketepatan waktu dalam bekerja.
akan meningkat apabila menerima dukungan
Pengetahuan petugas merupakan hal
dari orang-orang terdekat (Herdywati, 2017).
pendukung kinerja tenaga kesehatan,
Seperti yang dikatakan oleh informan utama :
pengetahuan yang dimiliki petugas serta
“Biasanya sebelum berangkat itu ada
pelatihan yang telah didapatkan dapat
pengarahan sebentar, di situ kami diarahkan dan
menentukan keberhasilan dari suatu program
diberi semangat agar taget capaian dapat tercapai”
yang akan dijalankan (Yanti, 2018). Terdapat
“Sebelum berangkat mba biasanya, selalu
hubungan antara pengetahuan dengan kinerja
diingatkan untuk menjaga koordinasi supaya nanti
petugas. Pengetahuan yang dimiliki oleh
pelaksanaan bisa berjalan lancar”
petugas dapat memberikan hasil kinerja yang
“…..teman satu tim juga saling dukung dan
baik pula (Kusmiyati, 2013). Selain itu, petugas
mengisi kekosongan mba, jadi itu juga salah satu
mengikuti pelatihan yang diadakan oleh Dinas
yang bisa membangkitkan semangat kerja kita”
Kesehatan Kota atau Kementerian Kesehatan,
Tenaga kesehatan yang dberikan dukungan
sehingga memperoleh informasi yang dapat
tinggi dan terjalin komunikasi dua arah antara
menambah pengetahuan mereka. Hal ini sejalan
pimpinan dan teanga kesehatan, maka kinerja
dengan yang dikatakan oleh petugas pelaksana :
tenaga kesehatan akan menjadi lebih baik. Hal
“BIAS itu ya Bulan Imunisasi Anak Sekolah
tersebut menyebabkan bawahan termotivasi
diadakan 2 kali dalam setahun, sasarannya siswa
untuk melakukan pekerjaan lebih baik yang
kelas 1,2 sama kelas 5, nanti siswa kelas 1 disuntik
pada akhirnya akan menyebabkan kinerja
MR & DT, siswa kelas 2 & 5 dapat TD”
tenaga kesehatan menjadi lebih baik (Feriani,
“BIAS adalah Bulan Imunisasi Anak Sekolah,
2021).
jenis imunisasi yang diberikan itu MR untuk siswa
Ketepatan waktu dalam bekerja
kelas 1, nanti bulan November DT, siswa kelas 2 & 5
merupakan salah satu faktor yang menjadi
nanti bulan November dapat imunisasi TD. Tahun
tanggung jawab dari kinerja petugas. Ketepatan
ini ada tambahan yaitu imunisasi HPV untuk siswa
waktu dalam pelaksanaan BIAS sudah baik.
putri kelas 5, tujuannya untuk mencagah kanker
Seperti yang dikatakan oleh informan
serviks mba”
triangulasi, yaitu guru UKS :
Menurut informan triangulasi, pada
“Biasanya 30 menit sebelum mulai sudah
pelaksanaan BIAS petugas pelaksana selalu
datang mba, untuk cek data-data sudah lengkap dan
memberikan informasi kepada sasaran tentang
sesuai atau belum”
jenis imunisasi yang akan diberikan, seperti
“Petugas datangnya tidak mempet kok, itu
yang dikatakan oleh salah satu siswa yang
mungkin untuk menghindari hal yang tidak
menjadi sasaran yaitu :
terduga di lapangan, jadi bisa cepat teratsi”
“Kemarin imunisasi HPV waktu mau suntik
“…..iya jadi bisa selesai lebih cepat juga
ditanya dulu ini imunisasi apa, kalau misal belum
mba dari waktu yang sudah diestimasikan”

6
Ayu, A. K. S., Raharjo, B. B., Azam, M. / Kinerja Petugas Imunisasi / HIGEIA 7 (2)

Adanya disiplin waktu yang baik maka


Dengan demikian, adanya harapan yang
akan semakin baik kinerja yang diberikan.
telah disampaikan oleh informan utama dan
Disiplin waktu kerja dapat menentukan kualitas
informan triangulasi dapat menjadi catatan
kerja dalam prioritas pelayanan kesehatan.
untuk pelaksanaan BIAS kedepannya
Penggunaan waktu yang kurang tepat dapat
menimbulkan masalah, sehingga pelayanan
PENUTUP
akan tertunda dan mencerminkan tenaga
kesehatan yang belum maksimal menjalankan
Berdasarkan hasil peneltian tentang kinerja
pekerjaannya (Kasim, 2013).
petugas imunisasi dalam pelaksanaan BIAS
Apabila dilihat dari hasil wawancara
mulai dari tahap perencanaan,
dengan informan triangulasi, kinerja petugas
pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan
juga lebih baik dari tahun sebelumnya, hal ini
dapat disimpulkan bahwa kinerja petugas
dikarenakan :
imunisasi dalam pelaksanaan program BIAS
“Yaaa ada perbedaan lah mba dengan tahun
mulai dari tahap perencanaan,
sebelumnya, 2 tahun kemarin itu masih pandemi
pengoorganisasian, pelaksanaan, hingga
jadi ya pelaksanaannya juga belum maksimal”
pengawasan sudah berjalan dengan lancar
“….kalau tahun 2020 waktu pandemi itu dan baik, namun masih terdapat hambatan.
pelaksanaan BIAS dilaksanakan di puskesmas, terus Hambatan yang terjadi pada tahap
juga ada social distancing, jadi ya masih sulit pelaksanaan berasal dari orang tua siswa,
untuk penyesuaian juga” siswa sendiri, dan pihak sekolah. Orang tua
“….tahun 2021 pelaksanaan BIAS sudah masih khawatir akan efek yang ditimbulkan
dilakukan di sekolah, tapi pelaksanaan dibagi setelah pelaksanaan imunisasi, serta masih
menjadi beberapa sesi. Tahun ini Allhamdulilah ada siswa yang takut untuk diimunisasi.
sudah 100% dilaksanakan di sekolah seperti Beberapa sekolah juga kurang mempersiapkan
sebelum pandemi, petugasnya juga lebih cekatan” kebutuhan pelaksanaan BIAS, seperti kurang
Petugas imunisasi memiliki harapan agar mempersiapkan fotocopy kartu keluarga
pelaksanaan BIAS selanjutnya tetap berjalan siswa, data sasaran siswa yang mengikuti
dengan lancar dan baik. Banyak harapan yang kegiatan BIAS, serta ketidaksesuaian data.
disampaikan oleh petugas imunisasi seperti : Kinerja dari petugas imunisasi tersebut
“Koordinasi antara petugas dengan pihak didukung oleh beberapa hal, seperti
sekolah semakin baik, dan pihak sekolah pengetahuan yang mereka miliki, dukungan
lebih mempersiapkan dan mengecek kelengkapan yang diberikan oleh pimpinan, dan ketepatan
data” waktu pada saat pelaksanaan BIAS.
“Iya semoga antara rekan satu tim juga Bagi peneliti selanjutnya yang akan
semakin solid ya, terus komunikasi dan koordinasi melakukan penelitian sejenis diharapkan
juga tetap terjaga dengan baik” dapat meneliti kinerja petugas kesehatan
Bedasarkan hasil wawancara dengan secara menyeluruh tidak hanya petugas
informantriangulasi, harapan yang disampaikan imunisasi. Selain itu, juga dapat melakukan
tak jauh berbeda dengan petugas imunisasi. evaluasi pada tahap perencanaan hingga
Seperti yang diharapkan oleh koordinator pengawasan secara menyeluruh. Serta
imunisasi dan guru UKS : diharapkan dapat meneliti faktor-faktor lain
“Yaaa semoga orang tua siswa tidak dapat mempengaruhi kinerja petugas
perlu terlalu khawatir lagi mba, imunisasi juga imunisasi, tidak hanya dari pengetahuan, support
untuk kesehatan anak-anak mereka” atau dukungan dari pimpinan, dan ketepatan
“…untuk petugas ya semoga kinerjanya tetap waktu dalam bekerja.
dipertahankan dan meningkatan kinerja, serta Diharapkan pula dapat melakukan
tetap menjaga komunikasi dan koordinasi penelitian yang lebih medalam agar data yang
dengan pihak sekolah” diperoleh lebih kompleks.

7
Ayu, A. K. S., Raharjo, B. B., Azam, M. / Kinerja Petugas Imunisasi / HIGEIA 7 (2)

DAFTAR PUSTAKA Kecerdasan Emosional. JKBM (Jurnal Konsep


Bisnis Dan Manajemen), 7(2): 191–205.
Almatrooshi, B., Singh, S., & Farouk, S. 2016. Rane, M., Page, L., Veigh, E., Miller, K., Baure, D.,
Determinants of Organizational Performance: Halloran, M., Duchin, J. 2021. Improving
A Proposed Framework. International Journal Adolescent Human Papillomavirus (HPV)
of Productivity and Performance Management, Immunization Uptake in School-Based Health
65(6): 844–859. Centers Through Awareness Campaigns.
Hamdi, H. 2020. Penerapan Fungsi Manajemen pada Vaccine, 39(12): 1765–1772.
Kantor Kelurahan Rantau Kiwa Kecamatan Rismayani, M., Junaid, H., Afa, J. 2016. Studi
Tapin Utara Kabupaten Tapin. Jurnal Ilmiah tentang Penerapan Fungsi Manajemen
Ekonomi Bisnis, 6(2): 155–163. d Puskesmas Terhadap Pencapaian Universal
Harefa, F., Dachi, R., Brahmana, N., Ketaren, O., Child Immunization (UCI) di Wilayah Kerja
Manurung, K. 2021. Faktor-Faktor yang Puskesmas Perumnas Kota Kendari Tahun
Berhubungan dengan Kinerja Petugas 2014. Jimkesmas, 1(3): 1–7.
Kesehatan di Puskesmas Kenangan Percut Sei Salam, J., Ikhtiar, M., Nurhayani. 2013. Hubungan
Tuan Kabupaten Deli Serdang. Journal of Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja
Healthcare Technology and Medicine, 7(2): 1024– Tenaga Kesehatan di Puskesmas Wara
1038. Selatan Kota Palopo. Jurnal AKK, 2(2): 29–34.
Herdywati, A., Cahyo, K., Kusumawati, A. 2017. Salsabila, N., Raharjo, B. 2018. Kinerja Petugas
Identifikasi Faktor Penghambat Pencapaian Surveilans Kesehatan dalam Upaya
Kinerja Petugas Surveilans Kesehatan Penanggulangan Demam Berdarah Dengue.
(Gasurkes) dalam Upaya Pengendalian HIGEIA (Journal Of Public Health Research and
Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) Development), 2(2): 260–271.
di Kecamatan Tembalang Tahun 2016. Solida, A. 2015. Peran Orang Tua dalam Pemberian
Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), Imunisasi Campak Pada Anak Sekolah di
5(3): 449– Sekolah Dasar Luar Biasa Kota Jambi Tahun
456. 2015. SCIENTIA Jurnal Farmasi dan
Irfansyah. 2020. Kinerja Tugas dan Fungsi SDM Kesehatan, 5(02).
Aceh Peningkatan Kelembagaan dalam Viani, K. O. 2017. Pentingnya Perencanaan dalam
Penyelenggaraan Program Studi Beasiswa di Program Imunisasi di Dinas Kesehatan Kota
Pemerintah Aceh. Jurnal Internasioanl Ilmu Surabaya. Jurnal Kesehatan Masyarakt, 5:
Kemanusiaan dan Sosial Inggris (BIoHS): 160– 105–
165. 110.
Kasim, S., Robot, F., Hamel, R. 2013. Hubungan Vinsensia, D., & Napitupulu, H. 2019. Evaluasi
Disiplin Waktu dengan Kinerja Pelayanan Kinerja Pelayanan Kesehatan Paramedis
Kesehatan di Puskesmas Tataba Kec. Buko dengan Menggunakan Pendekatan Fuzzy
Kabupaten Banggai Kepulauan. Jurnal Inference System (FIS) Mamdani. JIPN
Keperawatan UNSRAT, 1(1): 1–6. (Journal Of Informatic Pelita Nusantara), 4(2): 1–
Kusmiyati., Kartasurya, M., Wulan, L. 2013. Faktor 6.
Individu, Organisasi dan Psikologis yang Wahidin, M., & Febrianti, R. 2021. Gambaran
Berhubungan dengan Kinerja Petugas dalam Pelaksanaan Program Vaksinasi Human
Pelayanan Imunisasi Campak di Puskesmas Papilloma Virus (HPV) di Dua Puskesmas
Kota Bitung. Jurnal Ilmiah Bidan, 1(1): 22–31. Di Kota Jakarta Pusat Tahun 2020. Buletin
Ngadarodjatun., Razak, A., Haerani, S. 2013. Penelitian Sistem Kesehatan, 24(3): 182–191.
Determinan Kinerja Petugas Imunisasi di Wigrhadita, D. R. 2019. Gambaran Karakteristik
Puskesmas Kabupaten Sigi Provinsi Sulawesi dan Status Imunisasi Penderita Difteri di
Tengah. Jurnal AKK, 2(2): 4–9. Provinsi Jawa Timur Tahun 2018. Ikesma,
Novitasari, D., Hutagalung, D., Silitonga, N., 15(1): 16-23.
Johan, M., Asbari, M. 2021. Membangun Yanti, F., Fithria. 2018. Pengetahuan Petugas
Perencanaan dan Kinerja Tim: Analisis Kesehatan tentang Program Indonesia Sehat
Pengaruh Efikasi Kolektif dan Iklim Dengan Pendekatan Keluarga. JIM Fkep,
3(3): 154-160.

Anda mungkin juga menyukai