Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH BUDAYA MELAYU RIAU

BAHASA MELAYU

DISUSUN OLEH KELOMPOK 2:


Arief Pebryanto B

M. Zakie Ariesthia

Raja Varrel

Nayla Dwita

Qhory Hamidah

SMAN 8 Pekanbaru
Kelas XI IPS 3

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya
dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Adapun tema dari makalah ini adalah “Bahasa Melayu”. Penyusunan makalah
ini bertujuan untuk melengkapi tugas mata pelajaran Budaya Melayu Riau.
Makalah ini juga bermanfaat untuk menambah wawasan kami dan juga orang
lain tentang bahasa Melayu.

Dalam penyusunan makalah ini tentunya sangat melelahkan. Namun


karena ada dorongan dan bantuan dari banyak pihak sehingga penyusunan
makalah ini dapa diselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari akan keterbatasan kemampuan dan pengalaman yang


dimiliki sehingga makalah ini jauh dari sempurna. Untuk itu penulis menerima
dengan terbuka kritik dan saran demi perbaikan tulisan ini.

Pekanbaru, 26 Oktober 2022

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................1
DAFTAR ISI...........................................................................................................2
BAB 1.......................................................................................... 3
PENDAHULUAN...................................................................................................3
1. Latar Belakang............................................................................................3
2. Rumusan Masalah......................................................................................3
3. Tujuan Masalah..........................................................................................3
4. Manfaat......................................................................................................4
BAB 2...................................................................................................................5
1. Pengertian Tentang Bahasa Melayu...........................................................5
2. Tolak Ukur Dalam Adam Berbahasa...........................................................6
BAB 3...................................................................................................................8
1. KESIMPULAN...........................................................................................8
2. SARAN.....................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................9
CONTOH SOAL...................................................................................................10
KUNCI JAWABAN...............................................................................................12

2
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Bahasa Melayu merupakan salah satu bahasa alamiah (bahasa linguistik) di


antara 5.000-an bahasa alamiah yang terdapat di dunia ini (Abdul Malik,
2013:26). Bahasa Melayu modern yang dikenal setakat ini merupakan
perkembangan dari bahasa Melayu purba. Dalam hal ini, bahasa Melayu purba,
asal dari semua dialek Melayu yang masih ada dan yang telah punah, telah
digunakan oleh penutur aslinya sejak dua juta tahun yang lalu (Collins, 2011:4).
Dengan demikian, bahasa Melayu merupakan salah satu bahasa dari sebuah
tamadun yang sudah sangat tua di dunia.

Bahasa Melayu adalah bahasa yang menjadi akar dari bahasa Indonesia.
Meskipun demikian, dalam perjalanan dan perkembangannya, bahasa Melayu
yang sekarang menjadi bahasa Indonesia itu telah mengalami perubahan
dibandingkan dengan bahasa Melayu yang menjadi akarnya. Prijana dalam
pidatonya pada Kongres Bahasa Indonesia yang diadakan tahun 1954 di Medan
berkata: “Bahasa Indonesia tumbuh dari bahasa Melayu, tetapi bahasa
Indonesiatidak sama lagi dengan bahasa Melayu. Bahkan bahasa Indonesia
bukan sama, tetapi bukan pula berlainan juga dengan bahasa Melayu” (Tarigan
2011: 84).

2. Rumusan Masalah

a) Keterkaitan bahasa Melayu dengan budi bahasa?


b) Tolak ukur adab berbahasa yang digunakan dalam bahasa Melayu?
c) Apa saja fungsi utuh adat budaya Melayu?

3. Tujuan Masalah

a) Mengetahui alasan bahasa Melayu selalu dikaitkan dengan budi bahasa.


b) Mengetahui tolak ukur dalam ada berbahasa Melayu.
c) Mengetahui fungsi utuh adat budaya Melayu.

3
4. Manfaat

Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah, pembaca mendapatkan


pengetahuan yang spesifik tentag bahasa Melayu itu sendiri. Juga penulis
berharap kepada pembaca untuk mengamalkan nilai nilai yang terdapat pada
bahasa Melayu dikehidupan sehari hari sehingga memunculkan kebiasaan
yang baik.

4
BAB 2
PEMBAHASAN
1. Pengertian Tentang Bahasa Melayu

Bahasa Melayu termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia atau Melayu


Polinesia yang diperkaya oleh kosakata bahasa sansekerta, Tamil, Arab, dan
Persia. Bahasa Melayu yang berkembang saat ini menghasilkan beragam dialek
dan subdialek.

Bahasa selalu dikaitkan dengan budi sehingga sering disebut budi bahasa.
Sebutan ini juga selaras dengan peribahasa bahasa menunjukkan bangsa yang
bermakna sifat dan tabiat seorang dilihat dari tutur kata dan bahasa. Bangsa di
dalam ungakapan ini berarti orang baik-baik, orang berbangsa, ataupun orang
yang berderajat. Orang yang mempunyai kedudukan tinggi (derajat) tentu akan
berbahasa pada patutnya. Berbahasa Melayu adalah memaknai nilai-nilai dan
kaidah-kaidah moral di dalam bahasa Melayu Tersebut.

Hendak mengenal orang berbangsa

Lihat kepada budi bahasa

[Raja Ali Haji: Gurindam 12]

Raja Ali Haji mensyaratkan seseorang yang disebut beradab dan sopan harus
mengetahui ilmu wa al-kalam (pengetahuan dan bahsasa/percakapan) yang
melipuiti al-himmat (kuat kehendak), al-mudarasah (mengulang-ulang), al-
muhafazat (menghafal), muzakarah (berbincang untuk mengingat-ingat), dan
mutala’at (menelaah, meneliti kembali), yang dapat dirangkum dalam bertindak
yang melibatkan pikiran, hati, dan lidah. Di dalam Muqaddimah “Bustan al-
Katabin” (Taman Para Penulis: 1267H/1850 M), Raja Ali Haji juga menjelaskan:

“…adab dan sopan itu

daripada tutur kata juga asalnya,

kemudian baharulah pada kelakuan”

[Hashim bin Musa, 2005:5 dalam Al azhar]

5
Budi bahasa menjadi peran penting sehingga selalu dijaga dalam tuntunan
tentang kata dan ungkapan. Tinggi rendah budi seseorang diukur dari cara
berkata-kata. Seseorang yang mengeluarkan kata-kata yang salah akan menjadi
aib baginya, seperti kata pepatah “Biar salah kain asal jangan salah cakap”.
Sehingga, budi bahasa menjadi penanda lahiriah orang, puak, kaum, suku, dan
bangsa Melayu.

Di dalam Kesantunan Melayu, 2010:1, Tenas Effendy menjelaskan sebagai


berikut:

berbuah kayu rindang daunnya

bertuah Melayu terbilang santunnya

elok kayu karena daunnya

elok Melayu karena santunnya.

2. Tolak Ukur Dalam Adam Berbahasa

Dalam penggunaan bahasa Melayu, terdapat empat derajat yang selalu


menjadi tolak ukur dalam adab berbahasa.

a) Bahasa Mendaki

Kata mendaki digunakan untuk bertutur sapa terhadap orang tua-tua


yang harus dihormati dan disegani. Orang tua-tua dalam hal ini tidak saja
terbatas tua dalam artian umur. Tetapi juga kepada guru, pimpinan,
atauapun rasi yang lebih tinggi yaitu saudara yang secara umur lebih
muda tetapi secara garis keturunan lebih tinggi, misalnya adik ibu yang
usianya lebih muda. Di dalam interaksi sehari-hari, penggunaan kata
mendaki hendaklah terkesan meninggikan martabat atau dengan gaya
menghormati.

b) Bahasa Mendatar

Kata mendatar yakni cara berkomunikasi terhadap teman sebaya. Pola


kata mendatar diperbolehkan bebas memakai kata-kata dan gaya. Mulai
dari gaya terus terang, jenaka, kiasan bahkan saran dan sindiran ataupun
kritik. Namun, bukan berarti gaya bahasa ini dapat berbicara sesuka hati
tanpa melihat situasi dan kondisi dari lawan berbicara. Nilai-nilai sopan

6
santun tetap dijaga menghindari kemungkinan menyakiti teman sebaya
tersebut.

c) Bahasa Melereng

Kata melereng merupakan adab berbicara dengan orang semenda. Di


dalam adat kata melereng, sesorang tidak diperbolehkan berbicara secara
bebas atau langsung. Orang semenda dalam masyarakat adat, di samping
dipanggil dengan gelar juga dipakai gaya berkias atau kata perlambangan.
Hal ini dimaksudkan untuk menjaga perasaan orang semenda tersebut.

d) Bahasa Menurun

Kata menurun yakni cara berkomunikasi dengan kanak-kanak atau


kepada orang yang usianya lebih muda.

Empat derajat berbahasa tersebut harus diimbangi dengan tindakan


berbahasa yang santun, yakni mencakup kemampuan memilih kata
(kesesuaian bahasa dengan pikiran dan perasaan yang hendak
dikemukakan), dan kearifan merangkai kata. Dari tindakan berbahsa
seseorang dapat ditentukan apakah ia tergolong orang yang santun atau
tidak. Tindakan kebahasaan yang dikatakan santun meliputi:

 Bercakap : adat bercakap mengandung adab


 Berbual : adat berbual mengandung akal
 Berbicara : adat berbicara berkira-kira
 Berbisik : adat berbisik berbaik-baik
 Berujar : adat berujar bertunjuk ajar
 Berutur : adat berbincang menuruti undang

Adat budaya melayu mengajarkan bahwa bahasa memiliki fungsi yang


utuh, yaitu:

 Alat komunikasi. Menyampaikan, menerima pesan, pernyataan


pikiran dan perasaan;
 Penanda jati diri. Menunjukkan siapa dan dari mana orang
tersebut; dan
 Ceriminan budi. Memantulkan gambaran pribadi seseorang
sebagai makhluk sosial.

7
BAB 3
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Bahasa Melayu selalu dikaitkan dengan budi sehingga sering disebut
budi bahasa. Bahasa Melayu juga termasuk dalam rumpun bahasa
Austronesia atau melayu Polinesia. Berbahasa Melayu adalah memaknai
nilai-nilai dan kaidah-kaidah moral di dalam bahasa Melayu tersebut.
Menurut Raja Ali Haji, seseorang dapat disebut beradab dan sopan
apabila mengetahui ilmu wa al-kalam yang meliputi al-himmat, al-
mudarasah, al-muhafazat, muzakarah dan mutala’at. Tinggi rendahnya
budi seseorang dapat diukur dari cara berkata kata. Sehingga, budi bahasa
menjadi penanda lahiraih orang, puak, kaum, suku, dan bangsa melayu.
Dalam penggunaan bahasa Melayu, terdapat empat derajat yang selalu
menjadi tolak ukur dalam adab berbahasa, yaitu bahasa mendaki, bahasa
mendatar, bahasa melerng, dan bahasa menurun.

2. SARAN
Seiring berkembangnya jaman, saran saya sebagai penulis adalah untuk
tetap melestarikan atau bahkan menggunakan bahasa Melayu dalam
kehidupan sehari hari. Tidak lupa juga untuk mendalami dan memahami
materi tentang bahasa Melayu agar pengetahuan dan aspek kehidupan
sehari hari tetap berjalan seimbang.

8
DAFTAR PUSTAKA
http://scholar.unand.ac.id/6617/3/2%20BAB%20I.pdf

http://fkip.umrah.ac.id/wp-content/uploads/2020/12/SEJARAH-
BAHASA-MELAYU-SEBAGAI-BAHASA-ILMIAH.pdf

Buku paket Pendidikan Budaya Melayu Riau untuk SMA/SMK/MA


KELAS XI Kurikulum 2013 Revisi 2019 PT. Narawita Swarna Persada

9
CONTOH SOAL
1. Perhatikan peribahasa dibawah ini.
“Bahasa menunjukkan bangsa”
Arti dari peribahasa tersebut adalah…
a. Sifat dan tabiat seseorang dilihat dari tutur kata dan bahasa.
b. Semakin tua bahasa maka bangsa akan semakin makmur.
c. Bahasa adalah aib sebuah bangsa.
d. Perilaku bangsa dinilai dari bentuk bahasanya.
e. Bahasa cerimanan bangsa.
2. Bahasa Melayu termasuk dalam rumpun bahasa…
a. Amerika.
b. India belanda.
c. Austronesia.
d. Cina.
e. Jepang.
3. Perhatikan gurindam dibawah ini.
“hendak mengenal orang berbangsa
Lihat kepada budi bahasa”
Pencipta dari gurindam tersebut adalah…
a. Raja Ali Haji.
b. Raja Muhammad Sumbul.
c. Tenas Effendy.
d. Hashim bin Musa.
e. Soeman Hs.
4. Menurut Raja Ali Haji seseorang dapat disebut beradab dan sopan ketika mengetahui
ilmu…
a. Ar rohim.
b. Ar rahman.
c. Muqaddimah.
d. Wa al-kalam.
e. Al-Katibin.

10
5. Cara mengukur tinggi rendahnya budi seseorang adalah dengan…
a. Cara berkata-kata.
b. Banyak sedikitnya bersedekah.
c. Perilakunya.
d. Sopan santun.
e. Kejujuran.
6. Dibawah ini yang bukan termasuk dalam tolak ukur dalam adab berbahasa…
a. Bahasa mendaki.
b. Bahasa mendatar.
c. Bahasa melereng.
d. Bahasa menurun.
e. Bahasa menengah.
7. Yang termasuk tolak ukur dalam adab berbahasa untuk bertutur sapa terhadap orang tua
yang harus dihormati dan disegani adalah…
a. Bahasa mendatar.
b. Bahasa mendaki.
c. Bahasa melereng.
d. Bahasa menurun.
e. Bahasa menengah.
8. Yang termasuk tolak ukur dalam adab berbahasa untuk berkomunikasi terhadap teman
sebaya adalah …
a. Bahasa menurun.
b. Bahasa menengah.
c. Bahasa melereng.
d. Bahasa mendatar.
e. Bahasa mendaki.
9. Yang termasuk tolak ukur dalam adab berbahasa untuk berbicara dengan orang semenda
adalah …
a. Bahasa mendatar.
b. Bahasa mendaki.
c. Bahasa melereng.
d. Bahasa menurun.

11
e. Bahasa menengah.
10. Yang termasuk tolak ukur dalam adab berbahasa dengan kana k kanak atau kepada orang
yang usinya lebih muda adalah …
a. Bahasa mendaki.
b. Bahasa mendatar.
c. Bahasa melereng.
d. Bahasa menurun.
e. Bahasa menengah.

KUNCI JAWABAN
1. A
2. C
3. A
4. D
5. A
6. E
7. B
8. D
9. C
10. A

12

Anda mungkin juga menyukai