Pendahuluan
Ajaran iman yang kita ketahui memiliki enam sendi (enam rukun
iman). Ternyata ajaran iman tersebut memiliki 77 cabang yang harus kita ketahui
dan kita amalkan. Syech Al-Hafidz Abu Hatim Bin Ibnu Hibban setelah
mengadakan penetitian dan pengoreksian secara teliti dan mendalam terkait
pendataan macam2 keta'atan, ternyata menemukan macam2 keta'atan itu lebih
dari 77 keta'atan. Kemudian beliau menelitinya di dalam beberapa hadits/ Sunan
ternyata jumlah keta'atan itu kurang dari 77 macam, lalu beliau teliti di dalam Al-
Qur'an, ternyata macam2 keta'atan itu juga kurang dari 77 macam. Kemudian
beliau menggabungkan macam2 keta'atan itu antara yang ditemukan dalam
beberapa hadits / Sunan dan dalam Al-Qur'an, maka ternyata memang persis
seperti yang disabdakan nabi Muhammad SAW dalam hadits yg diriwayatkan
oelh Al-Imam Muslim Ra bahwa : Iman itu ada 77 (Tujuh Puluh Tujuh) Cabang,
dimana yg paling Afdlol adalah ucapan La Ilaha Illalloh, dan yg paling rendah
adalah membuang hal-hal yg dapat menimbulkan bahaya (sakit/penyakit) di jalan.
sedangkan Malu adalah termasuk satu cabang dari iman).
77 cabang iman tersebut biasa disebut dengan Syua’bul Iman. Salah satu kitab
kuning yang membahas 77 cabang iman (Syua’bul Iman) itu adalah KITAB
QOMI'UT THUGHYAN 'ALA MANDZUMATI SYU'ABIL IMAN karya dari
Sayid ’Ulamail Hijaz adalah gelar yang disandangnya. Al-Sayid adalah penghulu,
sedangkan Hijaz wilayah Saudi sekarang, yang di dalamnya termasuk Mekah dan
Madinah. Dialah Syekh Muhammad Nawawi, yang lebih dikenal orang Mekah
sebagai Nawawi al-Bantani, atau Nawawi Bin 'Umar Bin 'Aroby al-Jawi seperti
tercantum dalam kitab-kitabny
2
QOMI’ AT-TUGHYAN
Daftar isi
PENDAHULUAN ……………………………………………………………………
MUKADIMAH KITAB ………………………………………………………………
BAB I
1. Iman kepada Allah SWT………………………………………………………..
2. Iman kepada Malaikat…………………………………………………………...
3. Iman pada Kitab…………………………………………………………………
4. Iman kepada Nabi……………………………………………………………….
5. Iman pada Hari Kerusakan Seluruh Alam Semesta…………………………….
6. Iman pada kebangkitan orang mati……………………………………………..
7. Iman pada qadar (taqdir)……………………………………………………….
8. Iman pada hari dikumpulkannya manusia di padang makhsyar………………..
9. Beriman bahwa surga adalah tempat yang kekal bagi orang Islam dan neraka..
adalah tempat yang kekal bagi orang kafir
10. Mencintai Allah SWT……………………………………………………………
11. Takut dengan siksa Allah…………………………………………………………
12. Mengharapkan rahmat Allah SWT……………………………………………….
13. Tawakal kepada Allah SWT………………………………………………………
14. Mencintai Nabi Muhammad SAW………………………………………………..
15. Menjunjung dan memuliakan derajat Nabi Muhammad SAW…………………...
16. Bakhil terhadap agama Islam……………………………………………………..
17. Mencari ilmu……………………………………………………………………..
18. Mengajarkan ilmu agama…………………………………………………………
3
19. Mengagungkan dan memuliakan Al-Qur’an……………………………………..
20. Bersuci…………………………………………………………………………….
21. Menunaikan salat fardhu lima waktupada waktunya dengan sempurna………….
22. Menunaikan zakat kepada yang berhak dengan niat khusus……………………...
23. Puasa ramadhan…………………………………………………………………..
24. I’tikaf……………………………………………………………………………...
25. Beribadah haji…………………………………………………………………….
26. Jihad………………………………………………………………………………
27. Murabathah / Menjaga perbatasan wilayah……………………………………….
28. Berteguh memerangi musuh tanpa melarikan diri………………………………..
29. Menyerahkan seperlima harta rampasan perang kepada pimpinan atau penggantnya..
30. Memerdekakan budak muslim……………………………………………………
31. Membayar kafarat(denda) ……………………………………………………….
32. Menepati janji…………………………………………………………………….
33. Bersyukur………………………………………………………………………….
34. Menjaga lisan……………………………………………………………………..
35. Menjaga kemaluan………………………………………………………………..
36. Menyampaikan amanah kepada orang yang berhak atasnya……………………..
37. Tidak membunuh orang Islam…………………………………………………….
38. Berhati-hati dalam hal makan dan minum………………………………………...
39. Berhati-hati terhadap harta (Menjaga diri dari harta yang haram)………………..
40. Berjaga diri dari pakaian, perhiasan dan bejana yang diharamkan oleh Allah……
41. Berhati-hati dari permainan yang dilarang oleh Allah……………………………
42. Bersikap sedang-sedang saja (sederhana) saat membelanjakan harta…………….
4
43. Tidak dendam dan hasud (dengki) ………………………………………………
44. Tidak mencela orang muslim……………………………………………………
45. Ikhlas dalam beramal karena Allah……………………………………………..
46. Senang dalam taat kepada Allah, sedih karena kehilangan taat, dan menyesalsebab
maksiatan. ………………………………………………………………………….
47. Bertaubat………………………………………………………………………….
48. Menunaikan kurban, aqiqah dan hadiah…………………………………………..
49. Taat kepada ulil amri (penguasa) jika sesuai dengan kaidah syariat Islam……….
50. Berpegang teguh pada apa saja yang disepakati jamaah………………………….
51. Memutuskan (hukum)perkara antar sesama dengan adil……………………...….
52. Memerintahkan untuk melakuakan kebaikan dan mencegah dari kemungkaran
(Amar makruf nahi mungkar) …………………………………………………….
53. Saling tolong menolong dalam hal kebaikan dan takwa……………………….…
54. Malu kepada Allah SWT………………………………………………………….
55. Berbuat baik kepada kedua orang tua……………………………………………
56. Silaturahmi……………………………………………………………………….
57. Akhlak yang baik…………………………………………………………………
58. Berbuat baik kepada para budak, memamaafkan mereka dan mengajarkanmereka
tentang masalah agama…………………………………………………………
59. Ketaatan budak kepada tuannya…………………………………………………
60. Menjaga hak keluarga dan anak…………………………………………………
61. Mencintai ahli agama……………………………………………………………
62. Menjawab salam orang muslim…………………………………………………
63. Mengunjungi orang sakit…………………………………………………………
64. Melakukan salat pada mayit muslim…………………………………………….
65. Membaca tasymit bagi orang yang bersin……………………………………….
5
66. Menjauhi setiap orang yang berbuat kerusakan…………………………………..
67. Memuliakan tetangga…………………………………………………………….
68. Memuliakan tamu…………………………………………………………………
69. Menutupi aurat atau cacat orang mukmin………………………………………...
70. Sabar dalam ketaatan hingga selesai melaksanakannya…………………………
71. Zuhud……………………………………………………………………………..
72. Cemburu dan tidak membiarkan isteri bercumbu rayu dengan laki-laki lain……
73. Berpaling dari omongan yang tidak berguna……………………………………
74. Dermawan…………………………………………………………………………
75. Menghormat orang tua dan menyayangi anak muda……………………………..
76. Mendamaikan pertikaian di antara orang muslim bila dijumpai caranya…………
77. Mencintai orang lain sebagaimana mencintai diri sendiri………………………..
Penuitup ………………………………………………………………………………
6
Muqodimah
Segala puji bagi Allah Dzat yang sempurna. Semoga rahmat dan keselamatan
senantiasa tercurahkan kepada nabi kita Muhammad SAW yang telah diberikan
mukjizat oleh Allah SWT beserta seluruh keluarga dan sahabat yang senantiasa
melakukan kebaikan-kebaikan dan menjauhi kemungkaran-kemungkaran.
Penerjemah berharap dan berdo’a kepada Allah SWT agar Muhammad Nawawi bin
Umar yang telah mencurahkan segala pemikirannya untuk mengoreksi nadzam milik
Syekh Zainuddin bin Ali bin Ahmad diampuni kesalahan-kesalahannya, dikabulkan
cita-cita dan angan-angannya. Nadzam tersebut berada di dalam buku yang dikenal
dengan nama “syu’bul iman”. Buku tersebut merupakan buku berbahasa Arab yang
menjadi ringkasan dari buku syu’bul iman yang berbahasa Persia yang dikarang oleh
Nuruddin Al-Iijaa. Al-Iijaa merupakan julukan yang dikaitkan dengan Ija, yaitu salah
satu kota di Persia.
Nadzam tersebut memakai gaya bahasa bahr kamil dengan rumus enam kali kata ﻣﺘﻔﺎﻋﻠﻦ
danmemiliki 26 bait syair yang biasanya bersifat ﻣﺤﺒﻮﻧﺔ. Kemudian ketika
mensyarahinya aku (pensyarah kitab / Syeikh Al-Imam Nawawy Al-Bantany) ingin
menulis di dalamnya penjabaran yang bermanfaat bagi diriku dan anak-anakku yang
termasuk orang-orang yang menginginkan keberuntungan. Di dalamnya Aku
menambahkan tiga bait syair di awal dan 1 bait di akhir yang ditambahkan oleh Abdul
Mun’im, sehingga keseluruhannya berjumlah 30 bait syair.Saya memberikan nama
buku ini “qami’ at-tughyanala mandzumat syu’bil iman”. Dan saya berdo’a kepada
Allah SWT dengan rahmat dan kemuliaan-Nya semoga buku ini bermanfaat. Karena
pada-Nya lah segala sesuatu yang Ia kehendaki dan Ia lah berhak mengabulkan segala
do’a, Amin. Maka Saya (Imam Nawawy) katakan:
(ﺷﺨﺺ ذا ُﺷ َﻌﺐْ ﻓﺘُﺘَ ﱠﻤ ُﻢ
ٍ َإﯾﻤﺎن ﺻﯿﱠ َﺮا
َ اﻟﺬي ﻗﺪ )اﻟﺤﻤﺪ
Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan iman seseorang bercabang-cabang
kemudian menyempurnakannya
Ini mengibaratkan pada membiasakan rasa syukur dengan mengucapkan hamdallah,
hal ini berdasarkan bahwa pada dasarnya semua pujian hanyalah milik Allah.Maksud
dari bait ini ialah, bahwa perbuatan-perbuatan iman mempunyai beberapa bagian dan
karakteristik. Yang dimaksud dengan perbuatan-perbuatan iman di sini adalah di mana
amal seseorang dapat bertambah (positif) jika ia melakukannya (perbuatan-perbuatan
iman), dan sebaliknya dapat berkurang jika meninggalkannya.
Adapun asal iman adalah pembenaran atas sesuatu secara seratus persen, tanpa ada
kurang sedikitpun. Karena jika di sana terdapat kekurangan sekecil apapun, maka akan
7
ada rasa ragu-ragu. Oleh karena itu iman tidaklah sah jika dibarengi dengan karagu-
raguan.
Pada bait di atas kata ْ ُﺷ َﻌﺐmerupakan bentuk jamak dari ُﺷﻌْﺒﺔ. Dan pada kata ﻓﺘُﺘَ ﱠﻤ ُﻢ
tersimpan dlomir yang kembali pada اﻟﺸﻌﺐ.
(َﻣ ْﻦ ﻗﺎل ﺑﻌﺪ ﺻﻼﺗﻨﺎ وﻧُ َﺴﻠﱢ ُﻢ ﺑﯿﻮت ِﻣ ْﻦ ﻛﺘﺎب اﻟ ُﻜﻮ ِﺷﻨِﻲ
ٌ )ھﺬى
(ﻣﺎ دار ﺷﻤﺲٌ ﻓﻲ اﻟﺴﻤﺎء وأَ ْﻧ ُﺠ ُﻢ )ﻟِﻤﺤ ّﻤﺪ وﻵﻟﮫ وﺻﺤﺎﺑﺘ ْﮫ
Bait-bait ini diambil dari buku karangan syekh Zainuddin bin Ali bin Ahmad As-
Syafi’i Al-Kusyini Al-Fananni Al-Malibari, yaitu orang yang berkata setelah saya
membaca salawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para
sahabat beliau ketika matahari dan bintang-bintang beredar diangkasa
Pembahasan ini merupakan sekumpulan bait yang dinukil dari buku karangan syekh
Zainuddin bin Ali bin Ahmad As-Syafi’i Al-Kusyini Al-Fananni Al-Malibari, oleh
karena itu jumlah kandungan yang ada pada bait-bait tersebut setara dengan
kandungan yang ada pada penjelasan yang berupa kalimat prosa.
Kata اﻟ ُﻜﻮ ِﺷﻨِﻲmerupakan julukan untuk pemilik makalah ini, bahwa ia dilahirkan di
daerahﻮﺷﻦ ِ ُﻛyang terletak di kota Malibari. Ia lahir setelah matahari terbit di hari Kamis
tanggal 12 Sya’ban tahun 872 H. Disaat masih kecil ia dipindahkan oleh pamannya ke
daerah Fanan. Ia mempunyai banyak karya, seperti; hidayah al-adzkiya’, tuhfah al-
ahya’, irsyad al-qashidin fi ikhtishari manhaj al-abidin karya Al-Ghazali.
Kata ﻗﺎل َﻣ ْﻦmerupakan athaf bayan. Yang dimaksud di sini adalah bait-bait yang ada
setelah penuturan salawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga dan
para sahabatnya.
Adapun maksud dari kata وﻧُ َﺴﻠﱢ ُﻢ ﺻﻼﺗﻨﺎ ﺑﻌﺪyang memakai kata ganti orang pertama jamak
adalah bahwa yang mengucapkan salawat dan salam bukan hanya penulis saja, namun
juga sang pengarang bait-bait ini syekh Zainuddin.
Nadhim(pembuat nadhom, yakni Syekh Zainuddin) berkata dalam nadham-nya:
()إﯾﻤﺎﻧُﻨﺎ ﺑِﻀْ ٌﻊ و َﻋﯿ ٌْﻦ ُﺷ ْﻌﺒَﺔً ﯾَ ْﺴﺘَ ْﻜ ِﻤﻠَ ْﻨﮭﺎ أھ ُﻞ ﻓَﻀْ ٍﻞ ﯾَﻌْﻈُ ُﻢ
Iman kita mempunyai tujuh puluh tujuh cabang yang dipakai oleh para orang bijak
untuk menyempurnakan dan meningkatkan kualitas diri mereka
Dalam ajaran agama Islam disebutkan bahwa rukun atau sendi iman ada enam
sebagaimana tersebut dalam hadits riwayat Imam Muslim. Iman tersebut mempunyai
cabang sebanyak 77 (tujuh puluh tujuh). Setiap cabang berupa pekerjaan yang harus
dikerjakan oleh setiap orang yang mengaku beriman. Apabila 77 pekerjaan tersebut
8
dilakukan seluruhnya, maka sempurnalah iman seseorang. Apabila ada yang
ditinggalkan, maka berarti berkurang ketebalan imannya. Cabang iman sebanyak 77
adalah berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh para ahli hadits yang berbunyi:
Rasulullah saw bersabda: "Iman itu 77 cabangnya. Yang paling utama dari cabang-
cabang tersebut adalah mengucapkan "La ilaha illallah" (tiada Tuhan melainkan
Allah) dan cabang yang paling rendah adalah menyingkirkan rintangan dari jalan.
Malu (berbuat maksiat) adalah satu cabang dari iman." H.R. Para Ahli Hadits.
Perkataan nadhim(pembuat nadhom) إﯾﻤﺎﻧُﻨﺎadalah cabang-cabang dari iman. Dan
kata( ﺑِﻀْ ٌﻊdi-kasrah atau di-fathah huruf ba’-nya)menurut Al-Khalil yang dimaksud di
sini adalah bilangan tujuh ()ﺳﺒﻊ, sedangkan pada kata َﻋﯿ ٌْﻦyang dimaksud adalah
bilangan tujuh puluh ()ﺳﺒﻌﻮن, karena huruf ‘ain mempunyai nilai tujuh puluh
sebagaimana huruf hamzah mempunyai nilai satu, ya’ sepuluh, qaf seratus dan ghain
seribu.
Kata ً ُﺷ ْﻌﺒَﺔadalah kata yang ber-i’rab nashabyang menjadi tamyiz. Dan kata ﯾَ ْﺴﺘَ ْﻜ ِﻤﻠَ ْﻨﮭﺎdi
dalamnya terdapat nun taukidkhafifah, sedangkan huruf sin adalah untuk
menunjukkan artijumlah atau keperluan, kata tersebut berbentuk fi’il mudhari’ yang
fa’il-nya adalah ahlu fadllin (orang bijak). Maksud dari bait ini adalahbahwa para
orang bijak menjadikan ketujuh puluh tujuh cabang iman ini sebagai sarana untuk
menyempurnakan diri mereka, karena dengannya dapat membuat segala urusan dunia
menjadi benar, dan segala urusan akhirat menjadi baik. Sehingga pada akhirnya
mereka mendapatkan kesempurnaan dari 77 cabang iman tersebut.
9
Nadhim berkata dalam nadham-nya:
(وﺑﯿﻮم ﯾَ ْﻔﻨَﻰ اﻟ َﻌﺎﻟَ ُﻢ
ِ واﻷَ ْﻧ ِﺒﯿﺎ ْﻚ واﻟ ُﻜﺘُﺐ َ )آ ِﻣ ْﻦ ﺑﺮﺑﱢ
ِ ِﻚ واﻟ َﻤﻼﺋ
Berimanlah kepada tuhan mu, para malaikat(Nya), kitab-kitab (suci), nabi-
nabi(Nya) dan hari di mana alam akan hancur
Nadhim menyebutkan lima cabang iman pada bait ini. Sebagai berikut:
10
d. Sesuatu kekuatan yang dijadikan oleh Allah untuk berubah-ubah bentuk
yang indah.
e. Dibuat dari cahaya.
Malaikat adalah jisim (tubuh) yang bersifat lembut yang memiliki ruh. Allah
memberikannya keahlian untuk menyerupai berbagai bentuk yang bagus-bagus
3. Iman pada Kitab Yaitu beriman dan membenarkan bahwa kitab yang telah
dditurunkan oleh Allah kepada para Nabi-Nya adalah wahyu dari Allah. Di
dalamnya mengandung hukum-hukum dan khabar (pemberitahuan)-Nya.
11
Nadhim berkata dalam nadham-nya:
(ﻖ ﺗَﺤْ َﺸ ُﻢ
ُ َِﺮ ﻓﯿْﮫ اﻟﺨَﻼﺋ
ٍ ﻓﻲ َﻣﺤْ ﺸ ِ ﺚ واﻟﻘَﺪ
َر اﻟ َﺠﻠِﯿ ِْﻞ و َﺟ ْﻤ ِﻌﻨﺎ ِ )واﻟﺒَ ْﻌ
Dan berimanlah pada pembangkitan (dari kematian), taqdir yang agung dan
berkumpulnya kita dipadang makhsyar, dan di sana semua makhluk akan merasa
malu
Dalam bait ini Nadhim menyebutkan tiga cabang iman yang selanjutnya, yaitu:
َ َِز َﻋ َﻢ اﻟ ﱠ ِﺬ ْﯾﻦَ َﻛﻔَﺮُوْ ا اَ ْن ﻟَ ْﻦ ﯾُ ْﺒ َﻌﺜُﻮْ ا ﻗُﻞْ ﺑَﻠَﻰ َو َرﺑﱢﻰ ﻟَﺘُ ْﺒ َﻌﺜُ ﱠﻦ ﺛُ ﱠﻢ ﻟَﺘُﻨَﺒﱠﺆ ﱠُن ﺑِ َﻤﺎ َﻋ ِﻤ ْﻠﺘُ ْﻢ َو َذﻟ
(٧) ﻚ َﻋﻠَﻰ ﷲِ ﯾَ ِﺴ ْﯿ ٌﺮ
Orang-orang yang kafir mengatakan bahwa mereka sekali-kali tidak akan
dibangkitkan. Katakanlah: "Memang, demi Tuhanku, benar-benar kamu akan
dibangkitkan, kemudian akan diberitakan kepadamu apa yang telah kamu
kerjakan." yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. (QS. At-Taghabun: 7).
12
mengutuk keras hal peristiwa itu, ia berkata: “Ya Tuhan, bagaimana hal ini bisa
terjadi,
sedangkan di dalamnya terdapat banyak anak-anak dan orang-orang yang tak
berdosa”. Kemudian ia bermimpi ada seorang laki-laki yang membawa sebuah
buku, ia pun mengambil buku itu dari tangan laki-laki tersebut. Ia pun menemui
isi yang ada di dalamnya, sebagaimana yang ada pada dua bait nadham yang
menggunakan bahr al-mutaqarib berikut:
ِ َت ْاﻟﻔَﻠ
ﻚ ِ ﻚ * َوﻻَ ْاﻟ ُﺤ ْﻜ ُﻢ ﻓِﻰ َﺣ َﺮ َﻛﺎ
َ اض ﻓَ َﻤﺎ اﻷَ ْﻣ ُﺮ ﻟَـ
َ اﻹ ْﻋﺘِ َﺮ
ِ َع
ِ د
َ َـﺮ ھَﻠ
ﻚ َ َوﻻَ ﺗَﺴْـﺄ َ ِل ﷲَ ﻋ َْﻦ ﻓِ ْﻌﻠِــ ِﮫ * ﻓَ َﻤ ْﻦ ﺧ
ٍ َْـﺎض ﻟُ ﱠﺠﺔَ ﺑَﺤ
Tinggalkanlah (kebiasaan suka) berkomentar atau membantah, niscaya kamu
tidak akan menemui masalah pada dirimu dan tidak akan pernah ada hukum yang
menjerat perjalanan lintasan hidup mu
Dan janganlah sekali-kali kamu bertanya kepada Allahmengenai apa yang telah
Allah kerjakan (tetapkan), oleh karena itu barang siapa masuk ke dalam palung
lautan yang dalam, maka ia akan rusak (tenggelam)
14
ُ ْﺚ اﻟﻨﱠﺎسُ ُﺣﻔَﺎةً ُﻋ َﺮاةً ﻏَﺮْ ﻻً ﻗَ ْﺪ اَﻟْ َﺠ َﻤﮭُ ُﻢ ْاﻟ ِﻌﺮ
ِ ق َوﺑَﻠَ َﻎ ُﺷﺤُﻮْ َم اﻵ َذ
ان ُ ﯾُ ْﺒ َﻌ
16
f. Ciri-ciri benci dunia adalah dengan tidak mengambil sesuatu yang
berbau duniawi sebagai bekal untuk menuju akhirat.
Hatim bin Alwan mengatakan bahwa barang siapa yang mengaku-ngaku atas tiga
hal tanpa adanya tiga hal yang lain, maka ia dinilai berbohong. Ketiga hal tersebut
yaitu:
a. Barang siapa yang mengaku-ngaku cinta kepada Allah SWT tanpa
menjaga dirinya dari hal-hal yang diharamkan oleh Allah, maka ia telah
berbohong.
b. Barang siapa yang mengaku-ngaku mencintai Nabi SAW tanpa
mencintai orang-orang fakir, maka ia telah berbohong
c. Barang siapa mengaku-ngaku mencintai surga tanpa menginfakkan
hartanya, maka ia telah berbohong.
Sebagian orang-orang bijak (ahli ma’rifat) mengatakan bahwa ketikasebuah iman
berada pada kulit hati, maka iman itu adalah cinta kepada Allah yang hanya
berukuran sedang. Namun ketika iman itu berada di dalam hati, maka iman
tersebut adalah benar-benar sangat mencintai Allah dan meninggalkan
kemaksiatan.
Ada beberapa dakwaan cinta yang sangat mengkhawatirkan. Oleh karena itu Al-
Fadhil mengatakan; “Ketika dikatakan kepada mu: Apakah kamu mencintai Allah?
Maka hendaklah engkau diam, karena jika kamu mengatakan “tidak”, maka kamu
telah kufur. Namun jika kamu mengatakan “iya”, maka kamu bukan termasuk
orang-orang yang cinta (kepada Allah)”.
أن رﺟﻼ ﻛﺎن ﻓﻲ اﻷﻣﻢ اﻟﻤﺎﺿﯿﺔ ﯾﺠﺘﮭﺪ ﻓﻲ اﻟﻌﺒﺎدة وﯾﺸﺪد ﻋﻠﻰ ﻧﻔﺴﮫ وﯾﻘﻨﻂ ّ روى ﻋﻦ ﻋﻤﺮ ﻋﻦ زﯾﺪ ﺑﻦ أﺳﻠﻢ
اﻟﻨﺎس ﻣﻦ رﺣﻤﺔ ﷲ ﺗﻌﺎﻟﻰ ﺛﻢ ﻣﺎت ﻓﻘﺎل ﯾﺎ ربّ ﻣﺎﻟﻲ ﻋﻨﺪك ﻓﻘﺎل ﻟﻚ اﻟﻨﺎر ﻓﻘﺎل ﯾﺎ ربّ ﻓﺄﯾﻦ ﻋﺒﺎدﺗﻲ واﺟﺘﮭﺎدي
ﻓﻘﺎل اﻧﻚ ﺗﻘﻨﻂ اﻟﻨﺎس ﻣﻦ رﺣﻤﺘﻲ ﻓﻲ اﻟﺪﻧﯿﺎ ﻓﺄﻧﺎ أﻗﻨﻄﻚ اﻟﯿﻮم ﻣﻦ رﺣﻤﺘﻲ
Diriwayatkan dari Umar dari Zaid bin Aslam: “Di masyarakat jaman dahulu
terdapat seorang laki-laki yang bersungguh-sungguh dalam beribadah
dansangat menjaga nafsunya, namun ia membuat orang lain menjadi putus asa
dari rahmat Allah SWT. Kemudian ia mati, lalu berkata: “Ya Tuhan, hartaku ada
padamu”. Lalu Allah menjawab: “Bagi mu lah neraka”. Ia berkata: “Lalu di
manakah ibadah dan kesungguh-sungguhanku dahulu?”. Allah menjawab: “Saat
di dunia kamu sudah membuat orang lain putus asa terhadap rahmat-Ku, maka
Aku pun membuat mu putus asa dari rahmat-Ku””.
Dalam kitab Ihya' Ulumiddin dijelaskan bahwa hakikat dari sebuah harapan
adalah membuat hati menjadi senang karena mengharapkan apayang dicintai
18
menjadi milik hati.Pada hal ini apa yang dicintai tersebut haruslah realistis dan
mempunyai sebab atau alasan. Jika alasan yang melandasinyaberlubang atau
mengalami kebocoran, maka harapan tersebut dinilai sebagaibujuk rayuan dan
kebodohan saja. Namun apabila alasan yang melandasi harapan tersebutdiketahui
keberadaannya dan tidak diketahui ketidakberadaannya, maka harapan tersebut
dinilai sebagai sebuah pengharapan.
Apabila yang menjadi kehendak hati adalah sesuatu yang ada pada masa lalu,
maka harapan tersebut disebut dengan pengingat-ingat. Apabila yang menjadi
kehendak hati adalah sesuatu yang ada pada masa sekarang, maka harapan
tersebut disebut dengan penemuan dan kesempatan merasakan.Namun apabila
yang menjadi kehendak hati adalah sesuatu yang ada pada masa mendatang, maka
harapan tersebut disebut dengan penantian. Jika yang dinanti-nanti adalah sesuatu
yang dikhawatirkan atau tidak diinginkan terjadinya, maka akan menimbulkan
sakit hati,dan kehendak hati itu disebut kekhawatiran. Namun jika yang dinanti-
nanti adalah sesuatu yang disukai atau diharapkan terjadinya, maka akan membuat
kenyamanan, ketenangan dan kebahagiaan di dalam hati, dan kehendak hati itu
disebut kebahagiaan.
Ilmul yaqin
Yaitu keyakinan dari orang yang mengucapkan dua kalimah syahadat dan hatinya
meyakini kebenaran makna yang terkandung dalam dua kalimah syahadat
berdasarkan ilmu yang dipelajari.
Aynul yaqin
Sebaga kelanjutan dari tingkat kedua, yaitu keyakinan dari orang yang telah jernih
pandangan mata hatinya sehingga dapat memandang kekuasaan Allah melalui
segala sesuatu yang dipandang oleh mata kepalanya.
20
Haqqul yaqin
Sebagai kelanjutan dari tingkat ketiga, yaitu keyakinan dari orang yang hatinya
benar-benar telah dapat menyadari dan menghayati hakekat dari wujud dan
kekuasaan Allah SWT.
Hal atau keadaan hati dari orang yang bertawakal terdiri dari tiga urutan tingkat:
Keadaan orang yang bertawakal mengenai hak Allah dan mengenai keyakinannya
terhadap tanggungan dan pertolongan Allah SWT seperti keadaan mengenai
keyakinan hatinya kepada kemampuan seorang wakil yang menangani urusannya.
Keadaan orang yang bertawakal terhadap Allah SWT seperti keadaan anak kecil
terhadap ibunya
Yaitu kondisi anak kecil yang tidak mengenal orang lain, selain ibunya. Tidak
berlindung dari kesulitan kecuali kepada ibunya. Tidak bersandar dan tidak
menggantungkan segala keperluannya kecuali kepada ibunya. Jika melihat ibunya
niscaya dirangkulnya. Jika ada sesuatu yang menimpa dirinya sewaktu ibunya
tidak ada, maka ucapan yang pertama kali keluar dari mulutnya adalah,"Ibu!".
Yang pertama kali tergerak dalam hatinya adalah ibunya. Sesungguhnya ia benar-
benar telah yakin terhadap pemeliharaan dan kasih sayang ibunya dengan
keyakinan yang penuh.
Keadaan orang yang bertawakal terhadap Allah dalam setiap gerak dan diamnya
seperti mayat di tangan orang yang memandikannya; ia tidak berpisah dengan
Allah karena melihat dirinya bagaikan mayat yang digerakkan oleh kekuasaan
Allah yang azali, seperti mayat yang digerakkan oleh tangan orang yang
memandikannya. Inilah tingkat tawakal yang paling tinggi dari orang yang telah
kuat iman dan keyakinannya bahwa sesungguhnya Allah Ta'ala adalah Dzat Yang
Maha Penggerak.
Amaltawakal terdiri dari tiga macam, yaitu:
1. Jalbun nafi'
Yaitu melakukan pekerjaan yang dapat menjadi sebab dari kedatangan manfaat.
Terdiri dari tiga tingkat:
a. Meyakinkan
Seperti menyuap nasi yang sudah tersedia bagi orang yang ingin menghilangkan
rasa lapar dari perutnya.
21
b. Diduga keras
Seperti menanak nasi bagi orang yang ingin menghilangkan rasa lapar dari
perutnya, dan berasnya sudah tersedia.
c. Diperkirakan
Seperti mencari uang untuk membeli beras bagi orang yang ingin menghilangkan
rasa lapar dari perutnya.
2. Qath'ul adza
Yaitu melenyapkan atau menghilangkan hal-hal yang dapat merusak kemanfaatan
yang ada. Terdiri dari tiga tingkat:
a. Meyakinkan
Seperti meminum obat dari dokter bagi orang yang ingin menghilangkan rasa
sakit dari badannya.
b. Diduga keras
Seperti pergi ke apotik untuk membeli obat resep dari dokter bagi orang yang
ingin menghilangkan rasa sakit dari badannya.
c. Diperkirakan
Seperti mencari uang untuk membeli obat resep dari dokter bagi orang yang ingin
menghilangkan rasa sakit dari badannya.
3. Daf'ul madlarrat
Yaitu menolak kedatangan hal-hal yang dapat merusak kemanfaatan yang ada.
Terdiri dari tiga tingkat:
a. Meyakinkan
Seperti menghalau atau mengusir kucing yang akan makan ikan yang ada di meja
makan.
b. Diduga keras
Seperti menyimpan ikan dalam lemari makan dan menguncinya agar tidak
dimakan kucing.
22
c. Diperkirakan
Seperti pergi untuk membeli lemari makan guna menyimpan ikan agar tidak
dimakan kucing.
َ ِ) َﻣﺄْﺛَ ُﻢ ﺑ
َ ﻚ ﯾُ َﺮى ﻣﺎ ﺑِ ِﺪ ْﯾﻨِﻚَ َوا ْﺑ َﺨ َﻞ ﻗَ ْﺪ َرهُ َﻋﻈﱢ ْﻢ ﺛُ ّﻢ ﻧَﺒِﯿﱡ
( ْﻚ َواﺣْ ﺒُﺐ
Cintailah Nabi mu kemudian tinggikanlah derajat beliau dan jadilah bakhil bagi
agama mu jika apa yang ada pada dirimu adalah dosa
Dalam bait ini Nadhimmenuturkan tiga macam cabang iman yang selanjutnya,
sebagai berikut:
ِ ﻻَ ﯾ ُْﺆ ِﻣﻦُ اَ َﺣ ُﺪ ُﻛ ْﻢ َﺣﺘﱠﻰ اَ ُﻛﻮْ نَ اَ َﺣﺐﱠ اِﻟَ ْﯿ ِﮫ ِﻣ ْﻦ ﻧَ ْﻔ ِﺴ ِﮫ َو َﻣﺎﻟِ ِﮫ َو َوﻟَ ِﺪ ِه َو َواﻟِ ِﺪ ِه َواﻟﻨﱠ
َﺎس اَﺟْ َﻤ ِﻌ ْﯿﻦ
Tidaklah beriman salah satu di antara kalian hingga ia lebih mencintai ku dari
pada dirinya sendiri, hartanya, anaknya, orang tuanya dan semua orang.
Yang dimaksud dari kata اﻟﻨﺎسadalahselain orang-orang yang telah disebutkan
sebelumnya, yaitu seperti kerabat, kenalan, tetangga, sahabat dan lainnya.
Cinta kepada Rasulullah SAW adalah cinta kepada Allah SWT, begitu juga cinta
kepada ulama dan kekasih-kekasih Allah yang bertakwa.Mengapa bisa
demikian?Karena Allah mencintai mereka dan mereka pun mencintai Allah, dan
pada hakikatnya tidak ada yang berhak untuk dicintai kecuali Allah semata.Semua
itu kembali kepada kecintaan yang asli dan tidak boleh melampauinya. Karena
pada hakekatnya sama sekali tidak ada yang dicintai bagi orang-orang yang tajam
pandangan mata hatinya kecuali Allah Ta'ala, dan sama sekali tidak ada yang
berhak untuk dicintai kecuali Allah SWT.
24
Hai jiwa yang tenang (27).Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas
lagi diridhai-Nya (28).Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku
(29),masuklah ke dalam surga-Ku (30). (QS. Al-Fajr: 27-30).
Sang kaisar pun marah mendengarnya.Kemudian sang kaisar memanggil tawanan
yang kedua dan berkata padanya.
Kaisar : “Masuklah ke dalam agama ku! Aku akan menjadikan mu seorang
pemimpin di Mesir. Jika tidak, aku akan memenggal leher mu seperti teman mu
itu”.
Tawanan itu pun menjawab: “Aku tidak menjual agama ku dengan perkara
duniawi. Kamu memang mempunyai kekuasaan untuk memotong leher orang,
namun kamu tidak mempunyai kekuasaan untuk memotong iman seseorang”.
Kemudian sang kaisar pun memerintahkan algojonya untuk memenggal leher
tawanan itu. Sebagaimana perlakuan yang diberikan kepada tawanan yang
pertama, kepala tawanan yang kedua juga diarak mengelilingi alun-alun tiga kali
putaran. Seketika itu kepala tawanan yang kedua itu membaca ayat:
(٢٣) ٌ( ﻗُﻄُﻮﻓُﮭَﺎ دَاﻧِﯿَﺔ٢٢) ( ﻓِﻲ َﺟﻨﱠ ٍﺔ ﻋَﺎﻟِﯿَ ٍﺔ٢١) اﺿﯿَ ٍﺔ
ِ ﻓَﮭُ َﻮ ﻓِﻲ ِﻋﯿ َﺸ ٍﺔ َر
Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridhai (21),dalam surga yang
tinggi (22),buah-buahannya dekat (23). (QS. Al-Haqqah: 21-23).
Sang kaisar pun sangat marah sekali.Diletakkanlah kepala tawanan kedua tersebut
di tempat kepala tawanan yang pertama.Kemudian sang kaisar memanggil
tawanan yang ketiga, seorang muslim yang celaka, dan berkata kepadanya.
Kaisar : “Janganlah berbicara! Apakah kamu bersedia masuk ke dalam agama
ku?Aku akan menjadikan mu seorang pemimpin”.
Celakalah tawanan yang ketiga ini, ia berkata: “Baiklah, aku mau masuk ke dalam
agama mu”.
Ia lebih memilih perkara dunia dari pada perkara akhirat.
Sang kaisar berkata kepada mentrinya: “Catatlah dia! Berikan dia kebebasan,
gelas dan terompet dari perunggu!”.
Sang mentri berkata: “Wahai rajaku!Bagaimana aku dapat memberinyajika tanpa
tes”.
25
Sang kaisar berkata: “Katakan padanya: “Jika perkataan mu memang benar, maka
bunuhlah satu orang teman mu”.
Tawanan ketiga itu berkata: “Aku berkata benar”,
Kemudian ia menarik satu temannya lalu membunuhnya. Lalu sang kaisar
memerintahkan mentrinya untuk mencatatnya.
Sang mentri berkata kepada kaisar: “Ini sungguh tidak masuk akal, anda
mempercayai perkataannya.Dia tidak memperdulikan hak temannya sendiri yang
telah lahir dan tumbuh besar bersamanya.Lalu bagaimana dia bisa perduli dengan
hak kita”.
Sang kaisar pun memerintahkan algojonya untuk memenggal leher tawanan
tersebut.Dan diaraklah kepala tawanan ketiga tersebut keliling alun-alun tiga kali
putaran. Kemudian seketika itu kepala tersebut membaca ayat:
Apakah (kamu hendak merobah nasib) orang-orang yang telah pasti ketentuan
azab atasnya? Apakah kamu akan menyelamatkan orang yang berada dalam api
neraka? (QS. Az-Zumar: 19).
Lalu diletakkanlah kepala tawanan itu dipojok alun-alun dipisahkan dari kepala
teman-temannya yang sebelumnya.Maka siksa dari Allah lah bagi tawanan ketiga
ini.
27
Ketahuilah! Ilmu jika dilihat dari sisi cara memperolehnya terbagi menjadi dua
macam, yaitu:
a. Kasbiy / Usaha, adalah ilmu yang dihasilkan dari usaha membiasakan belajar
dan membaca bersama seorang guru.
b. Sima’iy / Mendengarkan, adalah ilmu yang diperoleh dengan belajar dari
ulama, yaitu dengan menyimak pelajaran agama dan dunia. Ilmu ini hanya dapat
diperoleh dengan mencintai ulama,membaur, berkumpul dansering bertanya-
jawab kepada mereka.Dan diwajibkan dalam memperoleh ilmu ini bagi orang
yang menuntutnyauntuk berniat memperoleh ridha Allah SWT, desa akhirat
(surga), menghilangkan kebodohan dari dirinya dan dari segala macam
kebodohan, menghidupkan agama dan menjaga Islam dengan ilmu. Dengan
adanyailmu ini hendaknya ia bersyukur atas nikmat akal dan kesehatan badan
yang telah diberikan oleh Allah kepadanya. Namun sebaliknya, janganlah ia
berniatan bahwa dengan ilmu ini ia dapat membanding-bandingkannya dengan
orang lain, dengan ilmu ini ia dapat memperoleh harta dunia, dan ia bisa
mendapatkan kemuliaan dari penguasa dan yang lainnya.
29
d. Dia tidak suka berbaur dengan pemerintah, kecuali untuk memberikan nasehat
kepadanya, mencegah dia melakukan kedhaliman dan membantunya dalam
mencari ridla Allah SWT.
e. Dia tidak terburu-buru dalam memberikan fatwa. Dia sangat berhati-hati
dalam berbicara. Bertanyalah kepada orang yang ahli fatwa!. Dia sangat
menghindari melakukan ijtihad (yang ceroboh) ketika duduk masalahnya tidak
jelas. Namun jika terdapat masalah yang tidak mudah untuk diijtihadi, maka
dengan terus terang dia akan mengatakan: “Aku tidak mengerti”.
30
n. Tidak membuka setiap lembarnya dengan tangan yang dibasahi dengan air
ludah, akan tetapi memakai air yang bersih.
o. Tidak memakai lembaran Al-Qur’an yang rusak untuk menjaga (menyampuli)
buku-buku lain.Namun jika hal yang seperti ini (membuat sampul buku dari
lembaran Al-Qur’an yang telah rusak dan usang) dilakukan, maka itu termasuk
perbuatan yang sangat keji. Oleh karena itu hendaklah lembaran-lembaran yang
telah usang dan tidak bisa dipakai lagi itu dilebur menggunakan air.
p. Tidak membacanya di pasar,di tempat yang gaduh dan ramai, dan di tempat
berkumpulnya orang-orang bodoh.
q. Ketika memakai Al-Qur’an untuk pengobatan penyakit, yaitu dengan melebur
tulisan ayat-ayat Al-Qur’an dengan air. Pada saat tulisan ayat-ayat Al-Qur’an
tersebut sudah terlebur ke dalam air, hendaklah tidak menumpahkan air basuhan
Al-Qur’an tersebut di sembarang tempat, seperti; tempat yang najis dan tempat
yang berkemungkinan untuk diinjak kaki, akan tetapi tempatkan pada tempat-
tempat yang terhindar dari injakan kaki atau dengan cara membuat sebuah
luangan di tempat yang suci lalu menuangkan air tersebut ke tubuh orang yang
sakit di dalam lubang yang sudah dibuat tadi, lalu menutup lagi lubang tersebut
ketika sudah selesai dipakai, atau juga dapat dilakukan di sungai besar yang
mengalir airnya. Allah akan mencatat setiap orang yang menulis dan membacanya
(ayat-ayat Al-Qur’an), dan berniatan mulia dalam melakukannya. Niscaya Allah
akan memberikan apa yang dia niatkan.
20. Bersuci
Allah SWT berfirmandalam al-Quran surat al-Maidah ayat 6:
31
Nabi Muhammad SAW bersabda:
ْ ﻟﻄﮭُﻮْ ُرﺷ
ِ َﻄﺮُا ِﻹ ْﯾ َﻤ
ﺎن اَ ﱡ
َ ﻓﺄﻧﺖَ ﺗُ ْﻌ
ﺼ ُﻢ ِﻣﻦ اﻟﺒﻼء
Maka kamu akan terjaga dari musibah
Yang demikian memang benar, karena bersuci dapat menghindarkan dari musibah.
Demikianlah sebagaimana yang diriwayatkan dari sebagian ulama.
Sahabat Umar r.a. berkata:
ّ
إن اﻟﻮﺿﻮء اﻟﺼﺎﻟﺢ ﯾﻄﺮد ﻋﻨﻚ اﻟﺸﯿﻄﺎن
Wudhu yang benar dapat menghindarkan mu dari setan.
َ َك اﻟﺼﱠﻼة
(ﺻ ﱢﻞ َ َﺻ ْﻢ ﺛ ّﻢ ﻣﺎﻟ
ﻚ و َز ﱢ ُ ْ )ﻓﺘُ ْﻜ َﺮ ُم وﺟﺎ ِھﺪ ﱠَن و ُﺣ ﱠﺞ وا ْﻋ ُﻜ
ﻒ
32
Salatlah engkau, zakatilah hartamu, kemudian puasalah; dan lakukan i'tikaf, haji,
dan berjuangdengan sungguh-sungguh, maka engkau akan dimuliakan"
Di dalam bait ini nadhim menyebutkan enam macam cabang iman yang
selanjutnya, sebagai berikut:
24. I’tikaf
Maksudnya adalah berdiam atau menetap di dalam masjid dengan niat untuk
i’tikaf, dan i’tikafini disunahkan setiap saat, walaupun di waktu yang tidak disukai.
Dalam hal melakukan i’tikaf tidak diperkenankan bagi seorang istri kecuali sudah
mendapatkan ijin dari suaminya, dan juga bagi seorang budakkecuali sudah
mendapatkan ijin dari tuannya. Namun jika tidak demikian, maka bagi suami dan
tuan tersebut berhak untuk mengeluarkan mereka dari masjid.
Rukun i’tikaf ada empat, yaitu:
a. Niat
Hendaklah membaca niat ketika baru memulai untuk menetap atau berdiam diri
di dalam masjid. Oleh karena itu tidak dianggap sah jika seseorang membaca niat
i’tikaf saat ia memasuki masjid, sedangkan ia mengerjakan kegiatan lain selain
i’tikaf.
Dalam berniat diwajibkan untuk memperjelas apakah i’tikaf yang akan dilakukan
bersifat wajib atau karena nadzar (berjanji kepada Allah untuk melakukan sesuatu
jika keinginannya dikabulkan)?
b. Masjid
34
Hendaknya masjid di sini bersifat murni (siapa saja bebas dan berhak
memakainya), bukan masjid pribadi. Hal ini dikarenakan antara keduanya
memiliki cara penghormatan yang berbeda.
c. Berdiam atau menetap
Maksudnya adalah berdiam diri di dalam masjid semampunyaselama masih
dalam kategori i’tikaf.Jadi, i’tikaf boleh dilakukan dalam posisi berdiri dengan
jangka waktu diatas thuma’ninah, dan ketika itu diperbolehkan untuk berpindah
posisi, selama tidak mondar-mandir sehingga tidak berdiam diri.Hal ini juga
diperbolehkan untuk i’tikafmandzur (i’tikaf yang menjadi nadzar-), karena untuk
memberikan kesempatan bagi orang yang melakukan i’tikaf untuk mengambil
posisi yang dapat membuatnyathuma’ninah, baik dalam posisi ruku’ ataupun yang
lainnya.
d. Mu’takif (orang yang ber-i’tikaf)
Adapun syarat bagi mu’takif adalah sebagai berikut:
1. Beragama Islam
2. Berakal
3. Tidak sedang berhadas besar
Maka dianggap tidak sah i’tikaf seseorang yang tidak mempunyai kriteria di
atas.Namun jika kebetulan saja pada saat melakukan i’tikaf si mu’takif pingsan,
maka i’tikaf-nya tidaklah batal, bahkan pada waktu iasedang pingsan dianggap
sebagai i’tikaf. Dan dianggap terputus i’tikafseseorang ketika ia murtad dan
mabuk, hal ini berlaku jika memang ia berniat melakukannya dengan sengaja.
ِ ْﺑﺎﻟ َﻮ ْﻋ ِﺪ أَو
(ف َو َﻛﻔﱢﺮْ وا ْﻋﺘِ ْﻖ ْ َﻚ ﺛُ ﱠﻢ ﻟِﺴﺎﻧَﻚَ واﺣْ ﻔ
ْ ﻆ ا ْﺷ ُﻜ َﺮ ْن َ )ﺗَ ْﻐﻨَ ُﻢ ﻓَﺮْ َﺟ
Merdekakanlah (budak perempuan)!, bayarlah kafarat (denda)!, tepatilah janji!,
bersyukurlah!, jagalah lisan mu! kemudian jagalah kemaluan mu! Niscaya kamu
akanmendapatkan keuntungan.
Nadhim menyebutkan enam macam cabang iman yang selanjutnya pada bait
ini.Enam cabang iman tersebut yaitu:
Budak di sini adalah yang dimiliki karena keturunan dari budak yang dimiliki
sebelumnya, atau ikut terbeli karena membeli rumah termasuk budak yang
38
memeliharanya, atau budak yang diwariskan oleh keluarga yang meninggal dunia.
Nabi saw bersabda,
َر َواهُ ُﻣ ْﺴﻠِ ٌﻢ. ﺎر َﺣﺘﱠﻰ ﻓَﺮْ ِﺟ ِﮫ ﺑِﻔَﺮْ ِﺟ ِﮫ َ َﻖ َرﻗَﺒَﺔً ُﻣ ْﺴﻠِ َﻤﺔً َﺳﻠِ ْﯿ َﻤﺔً اَ ْﻋﺘ
ِ ﻖ ﷲُ ﺑِ ُﻜﻞﱢ ﻋُﻀْ ٍﻮ ِﻣ ْﻨﮭَﺎ ﻋُﻀْ ًﻮا ِﻣ ْﻨﮫُ ِﻣﻦَ اﻟﻨﱠ َ ََﻣ ْﻦ اَ ْﻋﺘ
Barang siapa yang memerdekakan seorang budak muslim yang tidak cacat (baik),
maka untuk setiap bagian tubuh (budak perempuan)yang ia merdekakan,Allah
Akan memerdekakan satu bagian tubuhnya (orang yang memerdekakan)dari
neraka, hingga Allah akan menyelamatkan kemaluannya dari (panasnya) inti
neraka. (HR. Muslim).
39
32. Menepati janji
Allah SWT berfirman:
Tiga hal yang ada pada orang-orang munafiq, yaitu ketika berbicara ia
berbohong, ketika berjanji ia mengingkari dan ketika dipercaya ia berkhianat
Artinya jika ketiga hal ini ada pada diri seorang muslim, maka ia sama seperti
dengan orang munafiq, sebagaimana yang dikatakan olehSyeikh Al-Aziziy.
33. Bersyukur
40
Allah SWT berfirman:
َﷲُ ْاﻟ ُﻤ ْﺆ ِﻣ ِﻨﯿﻦ َ َِﺼ ُﻤﻮا ﺑِﺎ ﱠ ِ َوأَ ْﺧﻠَﺼُﻮا ِدﯾﻨَﮭُ ْﻢ ِ ﱠ ِ ﻓَﺄُوﻟَﺌ
ِ ﻚ َﻣ َﻊ ْاﻟ ُﻤ ْﺆ ِﻣﻨِﯿﻦَ َو َﺳﻮْ فَ ﯾ ُْﺆ
ت ﱠ َ إِﻻ اﻟﱠ ِﺬﯾﻦَ ﺗَﺎﺑُﻮا َوأَﺻْ ﻠَﺤُﻮا َوا ْﻋﺘ
(١٤٦) أَﺟْ ًﺮا َﻋ ِﻈﯿ ًﻤﺎ
Kecuali orang-orang yang taubat dan Mengadakan perbaikan dan berpegang
teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena
Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman dan kelak
Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar.
(QS. An-Nisa’: 146).
ّ ََﻣﺎ ﯾَ ْﻔ َﻌ ُﻞ ﷲُ ﺑِ َﻌ َﺬاﺑِ ُﻜ ْﻢ اِ ْن َﺷﻜَﺮْ ﺗُ ْﻢ َوآ َﻣ ْﻨﺘُ ْﻢ َو َﻛﺎن
ﷲُ ﺷَﺎ ِﻛ ًﺮا َﻋﻠِ ْﯿ ًﻤﺎ
Mengapa Allah akan menyiksamu jika kamu bersyukur dan beriman? Allah
adalah Maha Mensyukuri lagi Maha Mengetahui.
42
34. Menjaga lisan
Maksudnya adalah menjaga lisan dari hal-hal yang tidak patut. Allah SWT
berfirman:
(١٨) َﻣﺎ ﯾَ ْﻠﻔِﻆُ ِﻣ ْﻦ ﻗَﻮْ ٍل اِﻻﱠ ﻟَ َﺪ ْﯾ ِﮫ َرﻗِﯿْﺐٌ َﻋﺘِ ْﯿ ٌﺪ
Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya Malaikat
Pengawas yang selalu hadir. (QS. Qaf: 18).
Rasulullah SAW bersabda:
ُﺖ َﺣﺘﱠﻰ ﯾُ َﺴﻠﱢ َﻢ اﻟﻨﱠﺎس
ُ ﺼ ْﻤ
اﻹ ْﺳﻼَ ِم اَﻟ ﱠ
ِ ق َ ﺼﻼَةُ َو َﺳﻨَﺎ ُم ْاﻟ َﻌ َﻤ ِﻞ اَ ْﻟ ِﺠﮭَﺎ ُد َواَ ْﻓ
ِ َﻀ ُﻞ اَ ْﺧﻼ ﻗَﯿﱢ ُﻢ اﻟ ﱢﺪﯾ ِْﻦ اَﻟ ﱠ
Harga diri agama (Islam) adalah salat, ujung amal adalah jihad dan akhlak Islam
yang paling utama adalah diam sehingga orang lain menjadi selamat.
ْ َﻣ ْﻦ َﻛﺎنَ ﯾ ُْﺆ ِﻣﻦُ ﺑِﺎ ِ َو ْاﻟﯿَﻮْ ِم ْاﻵ ِﺧ ِﺮ ﻓَ ْﻠﯿَﻘُﻞْ َﺧ ْﯿ ًﺮا اَو: ﻋﻦ أﺑﻲ ھﺮﯾﺮة ﻋﻦ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﯿﮫ وﺳﻠﻢ أﻧﮫ ﻗﺎل
ْ ﻟِﯿَﺼْ ُﻤ
ﺖ
Diriwayatkan dari Abu Hurairah dari Nabi SAW, beliau bersabda: “Barang
siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka berkatalah perkataan-
perkataan yang baik atau (kalau tidak bisa) lebih baik diam!”
Imam As-Syafi’i berkata: “Apabila salah satu dari kalian hendak berbicara, maka
ia wajib memikirkan terlebih dahulu perkataannya! Jika perkataan tersebut
mengandung kemaslahatan (kebaikan), maka berbicaralah! Namun jika ragu-ragu
(perkataannya tidak mengandung kemaslahatan), maka urungkanlah untuk
berbicara hingga benar-benar perkataan mu mengandung kemaslahatan!”.
Orang-orang bijak mengatakan: “Barang siapa yang berbicara perihal yang
tidakbaik, maka ia benar-benar telah berbicara sia-sia.Barang siapa yang berteori
tanpa adanya pertimbangan, makaia benar-benar telah lupa. Dan barang siapa
yang diam tanpa berfikir, maka benar-benar ia telah bermain-main.”
Ada seorang yang bijaksana yang mengatakan: “Jika kamu suka untuk berbicara,
maka (lebih baik) diamlah!Namun jika kamu suka untuk diam, maka (lebih baik)
berbicaralah!”
(٣٢) ًَوﻻَ ﺗَ ْﻘ َﺮﺑُﻮْ ا اﻟ ﱢﺰﻧَﻰ اِﻧﱠﮫُ َﻛﺎنَ ﻓَﺎ ِﺣ َﺸﺔً َو َﺳﺂ َء َﺳﺒِ ْﯿﻼ
Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu
perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk. (QS. Al-Isra’: 32).
اَﺗَﺄْﺗُﻮْ نَ ﱡ
(١٦٥) َاﻟﺬ ْﻛ َﺮانَ ِﻣﻦَ ا ْﻟ َﻌﺎﻟَ ِﻤ ْﯿﻦ
Mengapa kamu mendatangi jenis lelaki di antara manusia. (QS. As-Syua’ara’:
165).
ْ
ِ ُون اﻟﻨﱢ َﺴﺎ ِء ﺑَﻞْ أَ ْﻧﺘُ ْﻢ ﻗَﻮْ ٌم ُﻣﺴ
(٨١) َْﺮﻓُﻮن ِ إِﻧﱠ ُﻜ ْﻢ ﻟَﺘَﺄﺗُﻮنَ اﻟ ﱢﺮ َﺟﺎ َل َﺷ ْﮭ َﻮةً ِﻣ ْﻦ د
Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada
mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui
batas. (QS. Al-A’raf: 81).
Rasulullah SAW bersabda:
ْ
ِ َﻖ ﻻَ ﺗَﺄﺗُﻮْ نَ اﻟﻨﱢ َﺴﺂ َء ﻓِﻰ أَ ْدﺑ
ﺎر ِھ ﱠﻦ إِ ﱠن ﷲَ ﻻَ ﯾَ ْﺴﺘَﺤْ ﯿِ ْﻰ ِﻣﻦَ ْاﻟ َﺤ ﱢ
Sesungguhnya Allah SWT tidak (memerintahkan) malu pada suatu kebenaran.
Dan janganlah kalian menggauli perempuan dari duburnya.
Maksudnya bahwa Allah tidak memerintahkan seseorang untuk malu untuk
menjelaskan suatu kebenaran dan kebaikan.
Kata ﺗَ ْﻐﻨَ ُﻢpada bait ini mempunyai mubtada’tersimpan yang ber-i’rab jazm, di
mana mubtada’tersebut merupakan jawab dari amr. Jadi makna yang dimaksud
adalah: “Jika kamu dapat menjaga kemaluan mu, niscaya kamu akan
mendapatkan keuntungan (kebahagiaan) di akhirat (surga) kelak”.
ِث َﻣ ْﻦ ُﻛ ﱠﻦ ﻓِ ْﯿ ِﮫ اَوْ َوا ِﺣ َﺪةٌ ِﻣ ْﻨﮭ ﱠُﻦ ﻓَ ْﻠﯿَﺘَ َﺰ ﱠوجْ ِﻣﻦَ ْاﻟﺤُﻮْ ِر ْاﻟ ِﻌﯿ ِْﻦ َﻣﺎ ﺷَﺂ َء َر ُﺟ ٌﻞ اُ ْؤﺗُ ِﻤﻦَ َﻋﻠَﻰ اَ َﻣﺎﻧَ ٍﺔ ﻓَﺎ َ ﱠداھَﺎ َﻣﺨَ ﺎﻓَﺔَ ﷲ ٌ َﺛَﻼ
ُ َر َواهُ اﺑْﻦ.ًﺻﻼَ ٍة ﻗُﻞْ ھُ َﻮ ﷲُ اَ َﺣ ٌﺪ اِﺣْ ﺪَى َﻋ ْﺸ َﺮةَ َﻣ ﱠﺮة َ َﻋ ﱠﺰ َو َﺟ ﱠﻞ َو َر ُﺟ ٌﻞ ﺧَ ﻠﱠﻰ ﻋ َْﻦ ﻗَﺎﺗِﻠِ ِﮫ َو َر ُﺟ ٌﻞ ﻗَ َﺮأَ ﻓِﻰ ُدﺑ ُِﺮ ُﻛ ﱢﻞ
َﻋ َﺴﺎ ِﻛ َﺮ
Ada tiga hal yang jika seseorang mempunyainya atau salah satu darinya, maka
kelak ia akan menikah dengan bidadari cantik, yaitu seorang laki-laki yang
diberikan amanah kemudian menyampaikannya dengan baik(kepada yang berhak
atasnya) karena takut kepada Allah SWT, seorang laki laki melepaskan
(memaafkan) orang yang membunuhnya, dan seorang laki-laki yang setiap usai
salat membaca surat Al-Ikhlas sebelas kali.(HR. Ibnu Asakir).
Maksud dari hadis ini adalah jika seseorang mempunyai ketiga kriteria tersebut
atau salah satu saja darinya, maka kelak (di surga) ia akan menikah dengan
bidadari cantik. Adapun maksud dari tiga kriteria tersebut adalah sebagai berikut:
a. Seorang laki-laki yang dipercayakan kepadanya sebuah amanah, dan ia
dapat menyampaikannya kepada yang berhak atasnya karena ia takutpada siksa
Allah.
b. Seorang laki-laki yang memaafkan orang yang membunuhnya sebelum ia
terbunuh, atau memaafkan orang yang membunuh pewarisnya (yang
meninggalkan warisan).
c. Seorang laki-laki yang membaca suratAl-Ikhlas sebelas kali seusai setiap
salat fardhu.
45
37. Tidak membunuh orang Islam
Allah SWT berfirman:
َو َﻣﺎ َﻛﺎنَ ﻟِ ُﻤ ْﺆ ِﻣ ٍﻦ أَ ْن ﯾَ ْﻘﺘُ َﻞ ُﻣ ْﺆ ِﻣﻨًﺎ إِﻻ َﺧﻄَﺄ ً َو َﻣ ْﻦ ﻗَﺘَ َﻞ ُﻣ ْﺆ ِﻣﻨًﺎ َﺧﻄَﺄ ً ﻓَﺘَﺤْ ِﺮﯾ ُﺮ َرﻗَﺒَ ٍﺔ ُﻣ ْﺆ ِﻣﻨَ ٍﺔ َو ِدﯾَﺔٌ ُﻣ َﺴﻠﱠ َﻤﺔٌ إِﻟَﻰ أَ ْھﻠِ ِﮫ إِﻻ
ٌ ﺼ ﱠﺪﻗُﻮا ﻓَﺈ ِ ْن َﻛﺎنَ ِﻣ ْﻦ ﻗَﻮْ ٍم َﻋ ُﺪ ﱟو ﻟَ ُﻜ ْﻢ َوھ َُﻮ ُﻣ ْﺆ ِﻣ ٌﻦ ﻓَﺘَﺤْ ِﺮﯾ ُﺮ َرﻗَﺒَ ٍﺔ ُﻣ ْﺆ ِﻣﻨَ ٍﺔ َوإِ ْن َﻛﺎنَ ِﻣ ْﻦ ﻗَﻮْ ٍم ﺑَ ْﯿﻨَ ُﻜ ْﻢ َوﺑَ ْﯿﻨَﮭُ ْﻢ ِﻣﯿﺜَﺎ
ق أَ ْن ﯾَ ﱠ
ﷲُ َﻋﻠِﯿ ًﻤﺎ ﷲ َو َﻛﺎنَ ﱠ ِ ﺼﯿَﺎ ُم َﺷﮭ َْﺮﯾ ِْﻦ ُﻣﺘَﺘَﺎﺑِ َﻌﯿ ِْﻦ ﺗَﻮْ ﺑَﺔً ِﻣﻦَ ﱠ ِ َﻓَ ِﺪﯾَﺔٌ ُﻣ َﺴﻠﱠ َﻤﺔٌ إِﻟَﻰ أَ ْھﻠِ ِﮫ َوﺗَﺤْ ِﺮﯾ ُﺮ َرﻗَﺒَ ٍﺔ ُﻣ ْﺆ ِﻣﻨَ ٍﺔ ﻓَ َﻤ ْﻦ ﻟَ ْﻢ ﯾَ ِﺠ ْﺪ ﻓ
(٩٢) َﺣ ِﻜﯿ ًﻤﺎ
Dan tidak layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin (yang lain),
kecuali karena tersalah (tidak sengaja), dan Barangsiapa membunuh seorang
mukmin karena tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya
yang beriman serta membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (si
terbunuh itu), kecuali jika mereka (keluarga terbunuh) bersedekah. jika ia (si
terbunuh) dari kaum (kafir) yang ada Perjanjian (damai) antara mereka dengan
kamu, Maka (hendaklah si pembunuh) membayar diat yang diserahkan kepada
keluarganya (si terbunuh) serta memerdekakan hamba sahaya yang beriman.
Barangsiapa yang tidak memperolehnya, Maka hendaklah ia (si pembunuh)
berpuasa dua bulan berturut-turut untuk penerimaan taubat dari pada Allah. dan
adalah Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QS. An-Nisa’: 92)
ﺐ ﷲُ َﻋﻠَ ْﯿ ِﮫ َوﻟَ َﻌﻨَﮫُ َواَ َﻋ ﱠﺪ ﻟَﮫُ َﻋ َﺬاﺑًﺎ َﻋ ِﻈ ْﯿ ًﻤﺎ ِ َو َﻣ ْﻦ ﯾَ ْﻘﺘُﻞْ ُﻣ ْﺆ ِﻣﻨًﺎ ُﻣﺘَ َﻌ ﱢﻤﺪًا ﻓَ َﺠ َﺰآ ُؤهُ َﺟﮭَﻨﱠ ُﻢ َﺧﺎﻟِﺪًا ﻓِ ْﯿﮭَﺎ َو َﻏ
َ ﻀ
Barangsiapa yang membunuh seseorang muslim dengan sengaja, maka
balasannya adalah Jahannam, ia kekal di dalamnya. Allah murka kepadanya dan
mengutuknya serta menyiapkan azab yang besar baginya. (QS. An-Nisa’: 93).
ُق ﻧَﺤْ ﻦٍ ﻗُﻞْ ﺗَ َﻌﺎﻟَﻮْ ا أَ ْﺗ ُﻞ َﻣﺎ َﺣ ﱠﺮ َم َرﺑﱡ ُﻜ ْﻢ َﻋﻠَ ْﯿ ُﻜ ْﻢ أَﻻ ﺗُ ْﺸ ِﺮ ُﻛﻮا ﺑِ ِﮫ َﺷ ْﯿﺌًﺎ َوﺑِ ْﺎﻟ َﻮاﻟِ َﺪ ْﯾ ِﻦ إِﺣْ َﺴﺎﻧًﺎ َوﻻ ﺗَ ْﻘﺘُﻠُﻮا أَوْ ﻻ َد ُﻛ ْﻢ ِﻣ ْﻦ إِ ْﻣﻼ
ﻖ َذﻟِ ُﻜ ْﻢﷲُ إِﻻ ﺑِ ْﺎﻟ َﺤ ﱢ
ﺲ اﻟﱠﺘِﻲ َﺣ ﱠﺮ َم ﱠ َ ظﮭَ َﺮ ِﻣ ْﻨﮭَﺎ َو َﻣﺎ ﺑَﻄَﻦَ َوﻻ ﺗَ ْﻘﺘُﻠُﻮا اﻟﻨﱠ ْﻔ َ ﺶ َﻣﺎ َ اﺣ ِ ﻧَﺮْ ُزﻗُ ُﻜ ْﻢ َوإِﯾﱠﺎھُ ْﻢ َوﻻ ﺗَ ْﻘ َﺮﺑُﻮا ْاﻟﻔَ َﻮ
(١٥١) ََوﺻﱠﺎ ُﻛ ْﻢ ﺑِ ِﮫ ﻟَ َﻌﻠﱠ ُﻜ ْﻢ ﺗَ ْﻌﻘِﻠُﻮن
Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu
Yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah
terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu
karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada
mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik
yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu
membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan
sesuatu (sebab) yang benar[518]". demikian itu yang diperintahkan kepadamu
supaya kamu memahami(nya). (QS. Al-An’am: 151).
Rasulullah SAW bersabda:
46
َﻄ َﻌﻨُﮫُ ﺑِﺘِ ْﻠﻚَ اﻟ ﱢﺴ ﱢﻜﯿ ِْﻦ ﻓِﻰ اَوْ ِدﯾَ ِﺔ َﺟﮭَﻨﱠ َﻢ ؛ ْ ﺲ ﻓَ َﻤ ْﻦ ﻗَﺘَ َﻞ ﻧَ ْﻔ َﺴﮫُ ﺑِ ِﺴ ﱢﻜﯿ ٍْﻦ ﻻَ ﺗَ َﺰا ُل ْاﻟ َﻤﻼَﺋِ َﻜﺔُ ﺗ
ِ اَ ْﻋﻈَ ُﻢ ْاﻟ َﻜﺒَﺎﺋِ ِﺮ ِﻋ ْﻨ َﺪ ﷲِ ﻗَ ْﺘ ُﻞ اﻟﻨﱠ ْﻔ
ْ ﱠ
َ َواِ ْن َﻋﻠ:ﺎر
ﻖ ﻧَﻔ َﺴﮫُ ﺑِ َﺤ ْﺒ ٍﻞ ِ ﻖ اِﻟَﻰ َوا ٍد ﻓِﻰ اﻟﻨﱠ ٍ َواِ ْن اَ ْﻟﻘَﻰ ﻧَ ْﻔ َﺴﮫُ ِﻣ ْﻦ َﻣ َﻜﺎ ٍن َﺣﺘﱠﻰ ﯾَ ُﻤﻮْ تَ ﻻَ ﺗَ َﺰا ُل اﻟ َﻤﻼَﺋِ َﻜﺔ ﺗُﻠﻘِ ْﯿ ِﮫ ِﻣ ْﻦ ﺷَﺎ ِھ
ْ ٌ ْ
َﺎر ؛ٍ ﻖ ﻻَ◌َ ﺗ َﺰا ُل ْاﻟ َﻤﻼَ ِﺋ َﻜﺔُ ﺗ َْﺬﺑَ ُﺤﮫُ ﺑِ ِﺴ ﱢﻜ ْﯿ ٍﻦ ِﻣ ْﻦ ﻧ ع ِﻣﻦَ اﻟﻨﱠﺎر؛ َواِ ْن ﻗَﺘَ َﻞ َﻏﯿ َْﺮهُ ﺑِ َﻐﯿ ِْﺮ َﺣ ﱟ ٍ ْﻓَ َﻤﺎتَ ﻻَ ﯾَﺒ َْﺮ ُح ُﻣ َﻌﻠﱠﻘًﺎ ﻓِﻰ ُﺟ ُﺬو
ﺲ ْاﻟ َﻌ َﻤ ِﻞ
ِ َوھ َﻜ َﺬا ﻓَ ْﺎﻟ َﺠﺰَا ُء ِﻣ ْﻦ ِﺟ ْﻨ
Dosa yang paling besar menurut Allah adalah membunuh jiwa. Barangsiapa
bunuh diri dengan pisau, maka para malaikat selalu menikamnya dengan pisau
tersebut di jurang Jahannam. Barangsiapa yang menjatuhkan dirinya dari suatu
tempat hingga mati, maka para malaikat akan selalu menjatuhkan dia dari
puncak sampai ke jurang dalam neraka. Barangsiapa yang menggantung diri
dengan tali hingga mati, maka ia akan selalu digantung di tonggak dari api. Dan
Barangsiapa yang membunuh orang lain tanpa alasan yang benar, maka para
malaikat akan selalu menyembelihnya dengan pisau dari api. Demikian
seterusnya, balasan itu adalah dari jenis perbuatan..
Barang siapa yang membunuh jiwa seseorang dengan pisau, maka Malaikat
akansenantiasa menikamnya menggunakan pisau tersebut di lembah neraka
Jahanam.Jika ia mendorongnya di suatu tempat kemudian ia meninggal, maka
Malaikat mendorongnya dari tempat yang sangat tinggi hingga jatuh ke lembah
neraka. Jika iamenjeratnya dengan seutas tali kemudian ia meninggal, maka
Malaikat akan senantiasamenjeratnya dengan batang pohon dari api.Dan jika ia
membunuh seseorang dengan cara-cara yang tidak baik selain itu, maka Malaikat
akan senantiasa menyembelihnya dengan pisau yang terbuat dari api. Begitulah
balasan yang diberikan sesuai dengan cara membunuh yang dilakukan.
َ ﻻَ ﯾَ ْﺪ ُﺧ ُﻞ ْاﻟ َﺠﻨﱠﺔَ َﺟ َﺴ ٌﺪ ُﻏ ِﺬ:ﻋﻦ أﺑﻲ ﺑﻜﺮ اﻟﺼﺪﯾﻖ رﺿﻲ ﷲ ﻋﻨﮫ ﻗﺎل ﻗﺎل رﺳﻮل ﷲ ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﯿﮫ وﺳﻠﻢ
ي
( )رواه أﺑﻮ ﯾﻌﻠﻰ وﻏﯿﺮه. ﺑِ َﺤ َﺮ ٍام
Diriwayatkan dari Abu Bakar r.a. ia berkata: Rasulullah SAW bersabda: “Tidak
akan masuk surga jasad orang yang memakan makanan yang haram”. (HR. Abu
Yu’la dan lainnya).
47
Peringatan dari wasiat Syeikh al-Kamil Ibrahim al-Matbuliy!
1. Ketika seorang hamba sedang makan di rumah salah seorang temannya,
kemudian setelah ia selesai makan, hendaklahia membaca do’a yang sering
diamalkan oleh Syekh Afdlaluddin Al-Azhariy, yaitu:
ُ َواِ ْن َﻛﺎنَ َﺣ َﺮا ًﻣﺎ اَوْ ُﺷ ْﺒﮭَﺔً ﻓَﺎ ْﻏﻔِﺮْ ﻟِﻰ َوﻟَﮫ، ﺻﺎ ِﺣﺒِ ِﮫ َواﺟْ ِﺰ ِه ﺧَ ْﯿﺮًا َ اَﻟﻠّﮭُ ﱠﻢ اِ ْن َﻛﺎنَ ھ َﺬا اﻟﻄﱠ َﻌﺎ ُم َﺣﻼَﻻً ﻓَ َﻮ ﱢﺳ ْﻊ َﻋﻠَﻰ
َ َ ِت ﯾَﻮْ َم ْاﻟﻘِﯿَﺎ َﻣ ِﺔ ﺑِ َﺮﺣْ َﻤﺘ
َﻚ ﯾَﺂ ارْ َﺣ َﻢ اﻟﺮﱠا ِﺣ ِﻤ ْﯿﻦ َ ض َﻋﻨﱢﻰ أَﺻْ َﺤ
ِ ﺎب اﻟﺘﱢ ْﺒ َﻌﺎ ِ َْوأَر
Ya Allah jika makanan ini halal, maka lapangkanlah pemiliknya dan balaslah ia
dengan sebuah kebaikan.Namun jika makanan ini haram atau syubhat, maka
ampunilah aku dan dia, dan jauhkan darikuorang-orang yang menerimaakibat
(dari kejelekannya sendiri) di hari kiamat karena rahmat-Mu wahai Dzat Yang
Paling Pengasih dan Penyayang.
2. Dan juga ketika ia diajak makan makanan yang diragukan keadaannya (halal-
haramnya), hendaknya ia membaca do’a yang sering dipakai oleh Syekh As-
Sya’raniy, yaitu:
ُ ﻄﻨِﻰ َواِ ْن َﺟ َﻌ ْﻠﺘَﮫْ َ ﻓَﺎ ِ ْن ﻟَ ْﻢ ﺗَﺤْ ِﻤﻨِﻰ ِﻣ ْﻨﮫُ ﻓَﻼَ ﺗَ َﺪ ْﻋﮫُ ﯾُﻘِ ْﯿ ُﻢ ﻓِﻰ ﺑ،ْﺖ اِﻟَ ْﯿ ِﮫُ اَﻟﻠّﮭُ ﱠﻢ اﺣْ ِﻤﻨِﻰ ِﻣﻦَ ْاﻻَ ْﻛ ِﻞ ِﻣ ْﻦ ھ َﺬا اﻟﻄﱠ َﻌ ِﺎم اﻟﱠ ِﺬى ُد ِﻋﯿ
ْ ْ ُ ِ ع ﻓِﻰ ْاﻟ َﻤ َﻌﺎ ْ
ﺻﻰ ِ ع ﻓِﻰ اﻟ َﻤ َﻌﺎ ُ َ َ ً ْ
ِ ْ ﻓﺎ ِ ْن ﻟ ْﻢ ﺗَﺤْ ِﻤﻨِﻰ ِﻣﻦَ اﻟ ُﻮﻗﻮ،ﺻﻰ اﻟﺘِﻰ ﺗَﻨﺸَﺄ ِﻣﻨﮫُ ﻋَﺎ َدةْ ﱠ ِ ْﯾُﻘِ ْﯿ ُﻢ ﻓِﻰ ﺑَﻄﻨِﻰ ﻓَﺎﺣْ ِﻤﻨِﻰ ِﻣﻦَ ْاﻟ ُﻮﻗُﻮ
ﺼﺒﱢﺮْ ﻧِﻰ َﻋﻠَﻰ َ َﺿ ِﮭ ْﻢ َﻋﻨﱢﻰ ﻓ ِ ْﺎرى َوﻟَ ْﻢ ﺗُﺮ ِ َ ﻓَﺎ ِ ْن ﻟَ ْﻢ ﺗَ ْﻘﺒَ ِﻞ ا ْﺳﺘِ ْﻐﻔ، ت َ ض َﻋﻨﱢﻰ أَﺻْ َﺤ
ِ ﺎب اﻟﺘﱢ ْﺒ َﻌﺎ ِ ْﺎرى َوأَر ِ َﻓَﺎ ْﻗﺒَﻞْ ا ْﺳﺘِ ْﻐﻔ
ِ ب ﯾَﺂ أَرْ َﺣ َﻢ اﻟﺮ
َﱠاﺣ ِﻤ ْﯿﻦ ِ ْاﻟ َﻌ َﺬا
Ya Allah jaga diriku dari memakan makanan ini, yang mana aku diajak untuk
memakannya. Jika Engkau tidak dapat menjaga ku darinya, maka jangan biarkan
makanan tersebut berada di dalam perutku. Jika Engkau menjadikan makan
tersebut ada di dalam perutku, maka jagalah diri ku terjerumus kedalam
kemaksiatan yang biasanya ditimbulkan akibat makanan tersebut. Jika Engkau
tidak dapat menjaga diriku dari terjerumus ke dalam kemaksiatan, maka
terimalah istighfar(permohonan ampun)-ku dan jauhkan orang-orang yang
menerimaakibat (dari kejelekannya sendiri). Jika Engkau tidak dapat menerima
permohonan maafku dan menjauhkan mereka (orang-orang yang
menerimaakibat dari kejelekannya sendiri) dariku, maka jadikanlah diriku sabar
atas adzab (yang Engkau berikan) wahai Dzat Yang Maha Pengasih dan
Penyayang.
39. Berhati-hati terhadap harta (Menjaga diri dari harta yang haram)
48
Maksudnya adalah berhati-hati dan cermat dari harta yang haram seperti harta riba.
Oleh karena itu wajib bagi seseorang untuk mencari profesi yang halal, seperti
pertanian, perdagangan dan perindustrian. Sebagian orang bijak mengatakan
bahwa ada tiga macam bentuk alasan mengapa orang tidak mau bekerja, yaitu :
a. Karena malas, sehingga membuatnya harus meminta-minta (mengemis).
b. Karena sibuk dengan ketakwaan, sehingga membuatnya harus tamak
terhadap harta orang laindan akan makan dari hasil menjual agamanya yang
makanan tersebut hukumnya haram.
c. Karena takut telanjang (tidak punya pakaian) dan karena tindakan yang
terlarang, yaitu orang yang takut gengsinya jatuh dan congkaksehingga
membuatnya harus mencuri.
Sebagian ulama mengatakan bahwa barang siapa yang bekerja untuk
menyelamatkan wajahnya dari meminta-minta, maka pada hari kiamat kelak
wajahnya akan terlihat seperti bulan purnama dan ia ia tidak diungkit-ungkit oleh
orang-orang yang bebannya lebih berat dari pada gunung.
Sebagian ulama mengatakan bahwa mencari penghasilanadalahkeharusan seperti
mencari ilmu. Terdapat empat macam penghasilan, yaitu:
a. Wajib, yaitu penghasilan yang minimal bisa mencukupi diri sendiri, keluarga
dan agama.
b. Sunah, yaitupenghasilan yang lebih dari penghasilan wajib, yang mana
dengannyadapat digunakan untuk menyenangkan orang-orang fakir atau untuk
berderma kepadaorang lain. Hal ini lebih mulia dari pada kesunahan ibadah.
c. Mubah, yaitu penghasilan yang lebih dari penghasilan sunah yang dipakai
untuk kenyamanan diri dan memperindah diri.
d. Haram, yaitu mencari tambahan dari kecukupan yang dapat dipergunakan
untuk menyombongkan diri.
Begitulah penjelasan yang diambil oleh sebagian ulama dari buku tuhfatu al-
muluk.
Maksud dari kata ﺗَﺤْ ُﺮ ُمpada bait ini yaitu; jika dalam hal makan dan harta kamu
dapat berhati-hati dari hal-hal yang dilarang oleh Allah, makakamu akan
dimuliakan di sisi Allah SWT.
49
Nadhim berkata dalam nadham-nya:
ِ ﺎل ﻓِﻰ اﻟ ﱡﺪ ْﻧﯿَﺎ اَ ْﻟﺒَ َﺴﮫُ ﷲُ ﯾَﻮْ َم ْاﻟﻘِﯿَﺎ َﻣ ِﺔ ﺛَﻮْ ﺑًﺎ ِﻣﻦَ اﻟﻨﱠ
ﺎر ِ ﺲ ْاﻟ َﺤ ِﺮﯾ َْﺮ ِﻣﻦَ اﻟ ﱢﺮ َﺟ
َ َِﻣ ْﻦ ﻟَﺒ
Barang siapa yang memakai sutera saat di dunia,maka Allah akan
memakaikannya baju dari api kelak di hari kiamat.
Maksudnya dari hadis ini yaitu, bagi laki-laki yang memakai di dunia dengan
sengaja dan mengetahui keharamannya dan tidak dalam keadaan darurat, maka
Allah akan memakaikannya baju yang terbuat dari api kelak di hari kiamat sebagai
balasan dari apayang sudah ia kerjakan.
50
ِ ﺲ ْاﻟ َﺤ ِﺮﯾ َْﺮ ﻓِﻰ اﻟ ﱡﺪ ْﻧﯿَﺎ ﻟَ ْﻢ ﯾَ ْﻠﺒَ ْﺴﮫُ ﻓِﻰ ْا
ﻵﺧ َﺮ ِة َ َِﻣ ْﻦ ﻟَﺒ
Barang siapa yang memakai sutera di dunia, maka dia tidak akan pernah
memakainya kelak di akhirat.
ُﻀ ُﻌﮫ َ َض ﷲُ َﻋ ْﻨﮫُ َﺣﺘﱠﻰ ﯾ
َ َﻀ َﻌﮫُ َﻣﺘَﻰ ﯾ َ ب ُﺷﮭ َْﺮ ٍة اَ ْﻋ َﺮ
َ ْﺲ ﺛَﻮ
َ َِﻣ ْﻦ ﻟَﺒ
Barang siapa yang memakai pakaian untuk maksud ketenaran, maka Allah akan
menjauhkannya dari-Nyahingga ia meletakkannya kapan ia meletakkannya.
Maksudnya dari hadis ini yaitu, barang siapa yang memakai pakaian dengan
tujuan untuk bersombong diri dan berbangga-bangga, maka Allah tidak akan
melihatnya dengan pandangan rahmat, kemudian Allah mengecilkannya dalam
hal hal penglihatan dan menghinakannya dalam hal hati (perasa).
ﺐ َو ْاﻟﻔِ ﱠ
َ ﻀ ِﺔ َوﻻَ ﺗَ ْﺸ َﺮﺑُﻮْ ا ﻓِﻰ
ﺻ َﺤﺎﻓِﮭَﺎ ﻻَ ﺗَﺄْ ُﻛﻠُﻮْ ا ﻓِﻰ آﻧِﯿَ ِﺔ ﱠ
ِ َاﻟﺬھ
Janganlah kalian semua makan menggunakan bejana yang terbuat dari emas dan
perak, dan janganlah kalian minum menggunakan piring besar (dari bejana emas
dan perak).
Faidah!
Diceritakan bahwa Al-Hasan Al-Bushra dan Farqad sedang berada di sebuah
perjamuan.Hasan adalah seorang yang berilmu dan Farqad adalah seorang ahli
ibadah.Pada perjamuan tersebut terdapat sebuah keranjang yang terbuat dari daun
kurma dan piring besar yang terbuat dari emas dan perak yang berisi buah
kurma.Pada saat itu Hasan duduk sambil makan, sedangkan Farqad menarik
mundur si Hasan untuk mengambil keranjangtersebut dan memindahkan isi yang
ada di dalam piring emas ke dalamnya (keranjang).Ia meletakkan kurma itu di
atas roti bakarlalu memakannya. Kemudian iapun berbalik badan dan
memalingkan wajahnya seraya berkata: “Hei Furaiqid! Mengapa kamu tidak
mengerjakan seperti apa yang aku kerjakan?”Hasan berpendapat bahwa
pengosongan isi piring emas yang dilakukannya bukanlah untuk memindahkan
pemakaian tempat, melainkan untuk menghilangkan kemungkaran.Kemudian ia
membandingkan dengan kepandaiannya antara kesunahan perjamuan dengan
makan, merubah alasan, menghilangkan kemungkaran dan mengajarkan hukum-
hukum fiqih. Oleh karena itulah ia men-tasghir (kaidah bahasa Arab dalam
pengecilan makna dan maksud kata) namanya. Maka ia mengatakan: “Hei
Furaiqid” karena ia bermaksud menyindirnya dengan adanya hal kemungkaran.
51
Maksudnya adalah menjaga dan menghindari segala macam permainan yang
dilarang oleh Allah SWT seperti:
a. Qimar (perjudian), yaitu pertaruhan dengan mempergunakan uang dalam
bentuk permainan apapun.
b. Zammarah (seruling), yaitu menyanyi dengan mempergunakan batang
bambu.
c. Saffarah (peluit), yaitu menyanyi dengan mempergunakanlembaran daun
pohon.
d. Awtar (dawai),yaitu sejumlah senar yang dipasang pada sebilah kayu.
Kata ي اﻟ ﱢﺰ ﱠpada bait ini dibaca dengan huruf zai yang ber-harakatkasrah dan di-
tasydid huruf ya’-nya. Kata ini berkedudukan sebagai ma’thuf (yang di-athafkan)
dari kata طَﻌﺎ ًﻣﺎyang terdapat pada bait sebelumnya. Adapun maksud dari kata ini
adalah al-libas (memakai atau mengenakan).
Kata ﻟَ ْﮭ ًﻮاpada bait ini dibaca manshub (ber-i’rab nashab) dengan kedudukan
sebagai ma’thuf dari kata طَﻌﺎ ًﻣﺎseperti pada lafadh ي
اﻟ ﱢﺰ ﱠ.
52
sehingga kamu tidak mempunyai apa-apa.Kejahatan pemboros disamakan dengan
kejahatan setan, sebagaimana disebut dalam surat al-Isra ayat 26 dan 27:
Allah SWT berfirman:
َﯿﻦ َو َﻛﺎن ِ َ( إِ ﱠن ْاﻟ ُﻤﺒَ ﱢﺬ ِرﯾﻦَ َﻛﺎﻧُﻮا إِ ْﺧ َﻮانَ اﻟ ﱠﺸﯿ٢٦) ت َذا ْاﻟﻘُﺮْ ﺑَﻰ َﺣﻘﱠﮫُ َو ْاﻟ ِﻤ ْﺴ ِﻜﯿﻦَ َوا ْﺑﻦَ اﻟﺴﱠﺒِﯿ ِﻞ َوﻻ ﺗُﺒَ ﱢﺬرْ ﺗَ ْﺒ ِﺬﯾ ًﺮا
ِ ﺎط ِ َوآ
(٢٧) اﻟ ﱠﺸ ْﯿﻄَﺎنُ ﻟِ َﺮﺑﱢ ِﮫ َﻛﻔُﻮ ًرا
Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada
orang miskin dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu
menghambur-hamburkan (hartamu) secara boros.Sesungguhnya para pemboros
adalah saudara-saudarasyaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada
Tuhannya. (QS. Al-Isra’: 26-27).
Maksudnya yaitu janganlah menghambur-hamburkan harta dengan cara
berbelanja secara boros dalam hal maksiat karena hal itu menyerupai syaitan
dalam hal berbuat kejelekan.
Rasulullah SAW bersabda:
53
keadaan dendam, hati akan terasa sangat berat dan ini akan langgeng dan terus
berlanjut selama dendam yang diharapkan belum terlampiaskan.
Rasulullah SAW bersabda:
ِ َﻣ ْﻦ ُذ ِﻛ َﺮ ِﻋ ْﻨ َﺪهُ اَ ُﺧﻮْ هُ ْاﻟ ُﻤ ْﺴﻠِ ُﻢ َوھُ َﻮ ﯾَ ْﺴﺘ َِﻄ ْﯿ ُﻊ ﻧَﺼْ َﺮهُ ﻓَﻠَ ْﻢ ﯾَ ْﻨﺼُﺮْ هُ اَ ْد َر َﻛﮫُ ﷲُ ﺑِﮭَﺎﻓِﻰ اﻟ ﱡﺪ ْﻧﯿَﺎ َو
ُاﻵﺧ َﺮ ِة َو َﻣ ْﻦ ُذ ِﻛ َﺮ ِﻋ ْﻨ َﺪه
ﺼ َﺮهُ ﷲُ ﻓِﻰ اﻟ ﱡﺪ ْﻧﯿَﺎ َواﻵ ِﺧ َﺮ ِة َ ََﺼ َﺮهُ ﻧ َ اَ ُﺧﻮْ هُ ا ْﻟ ُﻤ ْﺴﻠِ ُﻢ ﻓَﻨ
Barang siapa yang mengatakan ia mempunyai saudara muslim (yang sedang
mempunyai masalah) dan dia dalam keadaan mampu untuk menolongnya, namun
ia tidak menolongnya, maka Allah akan memberikan masalah yang
serupakepadanya di dunia dan di akhirat. Dan barang siapa yang mengatakan ia
mempunyai saudara muslim (yang sedang mempunyai masalah) kemudiania
menolongnya, maka Allah akan menolongnya di dunia dan di akhirat.
Kata أَ ْﻣ ِﺴ ْﻚpada bait ini artinya adalah mencegah atau meninggalkan. Kata ini
merupakan bentuk athaf kepada sinonimnya, yaitu kata ُك ْ اُ ْﺗﺮ.
Kataضِ ْ ﻟِ ِﻌﺮpada bait ini dibaca kasrah huruf ‘ain-nya. Maksud dari kata اﻟﻌﺮض
adalah harga diri atau sesuatu yang tergolong sebagai kemuliaan bagi yang punya.
Kata ﻓَﺘَ ْﺴﻠَ ُﻢdalam bait ini maksudnya yaitu; Jika kamu menghindari sikap mencela
orang-orang muslim, maka kamu akan selamat dari kerusakan atau kejelekan yang
sama yang ada padamereka.Sebagai perumpamaan,barang siapa yang mencari-
cariaib dan kelemahanorang lain, maka sebaliknyamereka juga akanmencari-cari
kesalahannya.
57
Hendaklah kesedihan seseorangkarena kehilangan kesempatan untuk melakukan
taat kepada Allahdibarengi dengan niat bahwa iabertekad untuk
mengerjakannyapada kesempatan yang selanjutnya, jika tidak demikian, maka hal
itu termasuk membohongi diri sendiri.Dan barang siapa yang tidak sedih karena
kehilangan kesempatan untuk melakukan taat kepada Allah dan tidak menyesal
mengerjakan kemaksiatan, maka yang demikian termasuk tanda-tanda matinya
hati. Rasulullah SAW bersabda:
47. Bertaubat
Allah SWT berfirman:
ت ﺗَﺠْ ِﺮي ِﻣ ْﻦ ٍ ﷲِ ﺗَﻮْ ﺑَﺔً ﻧَﺼُﻮ ًﺣﺎ َﻋ َﺴﻰ َرﺑﱡ ُﻜ ْﻢ أَ ْن ﯾُ َﻜﻔﱢ َﺮ َﻋ ْﻨ ُﻜ ْﻢ َﺳﯿﱢﺌَﺎ ِﺗ ُﻜ ْﻢ َوﯾُ ْﺪ ِﺧﻠَ ُﻜ ْﻢ َﺟﻨﱠﺎ
ﯾَﺎ أَﯾﱡﮭَﺎ اﻟﱠ ِﺬﯾﻦَ آ َﻣﻨُﻮا ﺗُﻮﺑُﻮا إِﻟَﻰ ﱠ
ْ َ ُ ُ َ َ ُ ُ ﱠ ﱠ
ﷲُ اﻟﻨﺒِ ﱠﻲ َواﻟ ِﺬﯾﻦَ آ َﻣﻨﻮا َﻣ َﻌﮫُ ﻧﻮ ُرھُ ْﻢ ﯾَ ْﺴ َﻌﻰ ﺑَ ْﯿﻦَ أ ْﯾ ِﺪﯾ ِﮭ ْﻢ َوﺑِﺄ ْﯾ َﻤﺎﻧِ ِﮭ ْﻢ ﯾَﻘﻮﻟﻮنَ َرﺑﱠﻨَﺎ أﺗ ِﻤ ْﻢ ﺗَﺤْ ﺘِﮭَﺎ اﻷ ْﻧﮭَﺎ ُر ﯾَﻮْ َم ﻻ ﯾ ُْﺨ ِﺰي ﱠ
ْ ﻚ َﻋﻠَﻰ ُﻛﻞﱢ ﺷ
(٨) َﻲ ٍء ﻗَ ِﺪﯾ ٌﺮ َ ﻟَﻨَﺎ ﻧُﻮ َرﻧَﺎ َوا ْﻏﻔِﺮْ ﻟَﻨَﺎ إِﻧﱠ
Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan
nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan
menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang
mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan
Nabi dan orang-orang mukmin yang bersama dia; sedang cahaya mereka
memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan:
"Ya Rabb Kami, sempurnakanlah bagi Kami cahaya Kami dan ampunilah kami;
Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS. At-Tahrim: 8).
Adapun makna dari ﻧَﺼُﻮحadalah orang yang murni karena Allah SWT
Rasulullah SAW bersabda:
58
masa mendatang atau pun memperbaiki kelalaian(berbuat maksiat) yang dulu
pernah dilakukan. Dan tidak diragukan lagi bahwa halini sangatlah diwajibkan.
Adapun menyesal dan sedih atas kemaksiatanyang pernahdilakukan adalah wajib
hukumnya, karena inilah yang menjadi inti pokok dari taubat. Begitulah yang
dikatakan oleh Imam Al-Ghazali, danpenjelasan ini terdapat dalam salah satu
kalimat yang ada pada bait ini, yaitu َاﻟﻨﱠﺎ ِد ُم َوأَ ْﻧﺖ.
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa pengertian taubat adalah:
1. Seketika meninggalkan perbuatan maksiat.
2. Bercita-cita meninggalkan maksiat untuk waktu yang akan datang.
3. Jangan ragu mengejar keteledoran yang telah dilakukan pada waktu-waktu
yang telah lalu.
4. Menyesali perbuatan dosa yang telah lalu dan sedih terhadapnya adalah
kewajiban dari taubat, karena penyesalan adalah jiwa dari taubat, sebagaimana
kata al-Ghozali.
Sahabat Abu Bakar pernah mendengarkan Rasulullah SAW bersabda :
59
Abu Abdullah Al-Waraq mengatakan bahwa jika kamu mempunyai dosa yang
seperti tetesan air hujan dan buih air laut, maka dosa tersebut dapat hilang dari
diri mu jika kamu memohon ampun kepada Allahdengan membaca
bacaanistighfar seperti berikut:
ﻚ ِﻣ ْﻦ ﻧَ ْﻔ ِﺴﻰ َ ك ِﻣ ْﻦ ُﻛ ﱢﻞ َﻣﺎ َو َﻋ ْﺪﺗﱡ ْﺖ اِﻟَ ْﯿﻚَ ِﻣ ْﻨﮫُ ﺛُ ﱠﻢ ُﻋ ْﺪ ﱡ
َ ت ﻓِ ْﯿ ِﮫ َواَ ْﺳﺘَ ْﻐﻔِ ُﺮ ُ ﺐ ﺗُﺒ ٍ ك ِﻣ ْﻦ َﻛ ﱢﻞ َذ ْﻧَ ﻚ َواَ ْﺳﺘَ ْﻐﻔِ ُﺮ َ ُاَﻟﻠّﮭُ ﱠﻢ اِﻧﱢﻰ اَﺳْﺄَﻟ
ك َواَ ْﺳﺘَ ْﻐﻔِﺮُكَ ِﻣ ْﻦ ُﻛﻞﱢ ﻧِ ْﻌ َﻤ ٍﺔ اَ ْﻧ َﻌ ْﻤﺖَ ﺑِﮭَﺎ َ ﻚ ﻓَ َﺨﺎﻟَﻄَﮫُ َﻏ ْﯿ ُﺮَ َت ﺑِ ِﮫ َوﺟْ ﮭ ك ِﻣ ْﻦ ُﻛ ﱢﻞ َﻋ َﻤ ٍﻞ اَ َر ْد ﱡَ ف ﻟَﻚَ ﺑِ ِﮫ َواَ ْﺳﺘ َْﻐﻔِ ُﺮ ِ ْﺛُ ﱠﻢ ﻟَ ْﻢ اُو
َﺼﯿَﺘِﻚ َ ُ ْ
ِ َﻋﻠ ﱠﻲ ﻓﺎ ْﺳﺘَ َﻌﻨﺖ ﺑِﮭَﺎ َﻋﻠﻰ َﻣ ْﻌ َ َ
Ya Allah, aku memohon kepada Mu dan aku memohon ampun ampun kepada Mu
atas semua dosayang mana aku telah bertaubat kepada Mu, namun kemudian aku
mengulangi dosa tersebut lagi.Aku memohon ampun kepada Mu dari semua yang
pernah aku janjikan kepada Mu tentang diriku,namunkemudian aku tidak
menepatinya kepada Mu.Aku memohon ampun kepada Mu dari semua amal yang
aku tujukan kepada diri Mu, namun kemudian aku menyampurinya (tujuan amal
tersebut) dengan (makhluk) selain Mu.Aku memohon ampun kepada Mu dari
semua nikmat yang telah Engkau berikan kepada ku, namun kemudian aku
memakainya untuk berbuat maksiat.
Di dalam buku yang bernama lubabu ath-thalibin Imam As-Sahimiy menyebutkan
sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Ath-Thabrani dari Abu Darda’:
ﻣﻦ اﺳﺘﻐﻔﺮ ﻟﻠﻤﺆﻣﻨﯿﻦ واﻟﻤﺆﻣﻨﺎت ﻛﻞ ﯾﻮم ﺳﺒﻌﺎ وﻋﺸﺮﯾﻦ ﻣﺮة ﻛﺎن ﻣﻦ اﻟﺬﯾﻦ ﯾﺴﺘﺠﺎب ﻟﮭﻢ وﯾﺮزق
Barang siapa yang memohonkan ampun untuk orang-orang mukmin laki-laki dan
perempuan setiap hari dua puluh tujuh kali, maka ia termasuk orang-orang yang
dikabulkan do’anya dan diberikan rejekinya.
Syekh Abu Al-Hasan Al-Syadzili mengatakan bahwa jika kamu menginginkan
hatimu tidak berkarat, keropos,keruh, tidak kemasukan kesusahan dan tidak
ditinggali oleh dosa, makaperbanyaklah membaca:
َﱢﺖ ِﻋ ْﻠ َﻤﮭَﺎ ﻓِﻰ ﻗَ ْﻠﺒِﻰ َوا ْﻏﻔِﺮْ ﻟِﻰ َذ ْﻧﺒِﻰ َوا ْﻏﻔِﺮْ ﻟِﻠْ ُﻤ ْﺆ ِﻣﻨِ ْﯿﻦ
ْ ﻻَ اِﻟﮫَ اِﻻﱠ ﷲُ ﺛَﺒ،ُﺳﺒ َْﺤﺎنَ ﷲِ َوﺑِ َﺤ ْﻤ ِﺪ ِه ُﺳ ْﺒ َﺤﺎنَ ﷲِ ْاﻟ َﻌ ِﻈﯿ ِْﻢ
ت َوﻗُ ِﻞ ْاﻟ َﺤ ْﻤ ُﺪ ِ ِ َو َﺳﻼَ ٌم َﻋﻠَﻰ ِﻋﺒَﺎ ِد ِه اﻟﱠ ِﺬ ْﯾﻦَ اﺻْ ﻄَﻔَﻰ
ِ َو ْاﻟ ُﻤ ْﺆ ِﻣﻨَﺎ
Maha Suci Allah dengan memuji-Nya; Maha Suci Allah Dzat Yang Maha Agung
tidak ada tuhan selain Allah tetapkan ilmunya (mengetahui kalimat subhanallah
wa bihamdih subhanallahil adhim la ilaha illallah)di dalam hati ku, dan
ampunilah dosa-dosaku dan orang-orang mukmin baik yang laki-laki maupun
yang perempuan.
Dan bacalah juga:
60
وﺳﻼم ﻋﻠﻰ ﻋﺒﺎده اﻟﺬﯾﻦ اﺻﻄﻔﻰ اﻟﺤﻤﺪ
Segala puji bagi Allah dan semoga keselamatan senantiasa terlimpah kepada
hamba-hamba-Nya yang terpilih.
61
b. Aqiqah
Aqiqah adalah menyembelih kambingdi harike tujuh dari kelahiran seorang
anak.Disunahkan untuk menyembelinya ketika matahari terbit.Untuk anak laki-
laki adalah dua kambing, sedangkan untukanak perempuan adalah satu kambing.
Setelah kambing tersebut disembelih, maka kemudian dagingnya dihadiahkan
kepada orang-orang fakir-miskin.Adapun bagian-bagian yang dihadiahkan adalah
daging dan kuahnya.Jadi tidak mengundang mereka untuk mengambil sendiri
bagian yang dibagiakan, melaikan yang memiliki hajatlah yang membagikan
kepada mereka.Daging sembelihan tersebut dimasak dengan enak, kecuali bagian
kakinya diberikan dalam keadaan mentah untuk dukun atau bidan bayi tersebut.
c. Hadiah
Hadiah adalah hewan kurban yang diperjual-belikan di tanah haram (Makkah),
dengan niatuntuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.Adapun untuk waktu
penyembelihannya adalah di waktu berkurban (hari raya ‘id adhadan hari Tasyrik).
49. Taat kepada ulil amri (penguasa) jika sesuai dengan kaidah syariat Islam
Maksudnya adalah mentaati perintah-perintah dan larangan-larangannya yang
berlaku berdasarkan undang-undang yang ada.Begitu juga wajib taat kepada
semua peraturan secara lahir dan batin. Sebagaimana firman Allah SWT:
Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil
amri di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu,
Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika
kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu
lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya. (QS. An-Nisa’: 59).
Yang dimaksud dengan ulil amri adalah para ulama dan pemerintah. Dan
sebagaimana yang disebutkan dalam sabda Nabi Muhammad SAW:
62
Akan tetapi taat di sini bukan dalam perkara haram dan makruh. Sedangkan ketika
dalam perkara yang mubah, jika perkara tersebut mengandung kemaslahatan
umum bagi umat muslim, maka wajib mentaatinya. Namun sebaliknyajika tidak
ada kemaslahatan umum bagi umat muslimdi dalamnya, maka tidak boleh
ditaati.Oleh karena itu jika diajak untuk meniadakankebiasaan merokok, yang
mana merokok adalah perkara yang sekarang sudah banyak dikenal, maka
wajibmentaatinya.Mengapa demikian?Karena peniadaan kebiasaan merokok
tersebut mengandung kemaslahatan umum. Dan jika tidak lakukan maka akan
menimbulkan kerugian bagi pelakunya sendiri dan orang lain.Demikianlah yang
disampaikan oleh Imam Al-Bajuriy.
Huruf wawu yang terdapat pada kata َوأُوﻟِﻲdalam bait ini tidak termasuk kedalam
wazan(patokanbahrkamil yang dipakai dalam nadham buku ini, yaitu dengan
rumus enam kali kata )ﻣﺘﻔﺎﻋﻠﻦ, karena huruf wawutersebut berkedudukan sebagai
huruf tambahan saja untuk membedakan dengan hurufjar""اﻟﻰketika dalam
keadaan i’rab nashab dan jar.Adapun ketika dalam keadaan i’rab rafa’, maka
dikembalikan pada bentuk awalnya, karena tidak terdapat kesamaan antara اﻟﻰdan
أوﻟﻮyang ber-i’rab rafa’.
Kata أَ ِط ْﻌﮭُ ُﻢpada bait ini dibaca dengan huruf mim yang ber-harakatdhammah
dengan bacaan isyba’.
Kata َ ﺗَﺠْ ِﺮ ُم ﻻdalam bait ini termasuk ke dalam babnya ﺿﺮب. Maksud dari kata ini
yaitu; ketika kamu mentaati pemerintah, niscaya kamu tidak akan mendapatkan
dosa.
Peganglah bersama-sama apa yang ada padanya (agama Islam) wahai kekasihku!
Hukumilah dengan adil! Cegahlah perkara yang mengandung dosadan
perintahkanlah kebaikan-kebaikan!
Dan tolong-menolonglah kalian dalam kebaikan dan takwa! Niscaya kalian
akandimuliakan di sisi Allah dan manusia.
Pada kedua bait ini nadhim memberitahukan empat macam cabang iman yang
selanjutnya, sebagai berikut:
63
50. Berpegang teguh pada apa saja yang disepakati jamaah
Maksudnya adalah berpegang pada apa yang ada pada agama Islamdengan
berjamaah (bersama-sama), yaitu sesama muslim. Seorang muslim bisa dikatakan
sebagai jamaah.Sebagaimana yang dikatakan oleh guru kita Ahmad An-Nahrawiy.
Allah SWT berfirman:
ﷲِ َﻋﻠَ ْﯿ ُﻜ ْﻢ إِ ْذ ُﻛ ْﻨﺘُ ْﻢ أَ ْﻋﺪَا ًء ﻓَﺄَﻟﱠﻒَ ﺑَ ْﯿﻦَ ﻗُﻠُﻮﺑِ ُﻜ ْﻢ ﻓَﺄَﺻْ ﺒَﺤْ ﺘُ ْﻢ
ﷲِ َﺟ ِﻤﯿﻌًﺎ َوﻻ ﺗَﻔَ ﱠﺮﻗُﻮا َو ْاذ ُﻛﺮُوا ﻧِ ْﻌ َﻤﺔَ ﱠ ﺼ ُﻤﻮا ﺑِ َﺤ ْﺒ ِﻞ ﱠ ِ ََوا ْﻋﺘ
(١٠٣) َﷲُ ﻟَ ُﻜ ْﻢ آﯾَﺎﺗِ ِﮫ ﻟَ َﻌﻠﱠ ُﻜ ْﻢ ﺗَ ْﮭﺘَ ُﺪون َ
ﺎر ﻓَﺄ ْﻧﻘَ َﺬ ُﻛ ْﻢ ِﻣ ْﻨﮭَﺎ َﻛ َﺬﻟِﻚَ ﯾُﺒَﯿﱢﻦُ ﱠ
ِ ﺑِﻨِﻌْ َﻤﺘِ ِﮫ إِ ْﺧ َﻮاﻧًﺎ َو ُﻛ ْﻨﺘُ ْﻢ َﻋﻠَﻰ َﺷﻔَﺎ ُﺣ ْﻔ َﺮ ٍة ِﻣﻦَ اﻟﻨﱠ
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah
kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu
dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu,
lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan
kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari
padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu
mendapat petunjuk. (QS. Ali ‘Imran: 103).
Dan Rasulullah SAW bersabda:
ق ﻟِ ْﻠ َﺠ َﻤﺎ َﻋ ِﺔ ِ َك ﻟِ ِﺪ ْﯾﻨِ ِﮫ ْاﻟ ُﻤﻔ
ُ ﺎر ِ اَﻟﺜﱠﯿﱢﺐُ اﻟ ﱠﺰاﻧِﻰ َواﻟﻨﱠ ْﻔﺲُ ﺑِﺎﻟﻨﱠ ْﻔ: ث
ِ ّﺲ َواﻟﺘ
ُ ﺎر ٍ َئ ُﻣ ْﺴﻠِ ٍﻢ اِﻻﱠ ﺑِﺎِﺣْ ﺪَى ِﻣ ْﻦ ﺛَﻼ
ٍ ﻻَ ﯾَ ِﺤﻞﱡ َد ُم ا ْﻣ ِﺮ
Tidak dihalalkan darah seorang muslim kecuali dengan salah satu dari tiga hal,
yaitu; jandayang berzina, membunuh orang dengan sengaja, dan orang yang
meninggalkan agamanya dan meninggalkan jamaah.
Maksudnya adalah tidak diperbolehkan membunuh seorang muslim dengan
sengaja, kecuali jika ia melakukan salah satu dari tiga hal, sebagai berikut:
a. Tsayyib yang berzina. Yang dimaksud Tsayyibdi sini adalah seorang yang
merdeka, baligh danberakal sehat, baik yang menyetubuhiatau yang disetubuhi
kamaluannya,yang mana pernikahan sebelumnya adalahpernikahan yang sah.
Maka ia wajib di-ranjam dengan batu sampai mati.
b. Seorang pembunuh. Maka ia mendapatkan qishash yang berupa hukuman
mati. Dalam hal ini terdapat beberapa syarat yang sudah dijelaskan dalam ilmu
fiqih.
c. Orang yang meninggalkan Islam yang meninggalkan umat muslim. Adapun
hal ini disebut dengan murtad. Seakan-akan ia menghina Nabi, Malaikat atau
bahkan Allah.
Rasulullah SAW bersabda:
64
ْﺲ ِﻣ ْﻨﮫُ ﻓَﮭ َُﻮ َر ﱞد
َ َث ﻓِﻰ اَ ْﻣ ِﺮﻧَﺎ ھ َﺬا َﻣﺎ ﻟَﯿ
َ َﻣ ْﻦ اَﺣْ ﺪ
Barang siapa yang mengada-adatentang perkara kita (umat Islam) dan perkara ini
bukan berasal darinya (Islam), makaiabenar-benartelah murtad.
Maksudnya yaitu; barang siapa yang membawa perkara baru di dalam agama
Islam yang mana perkara tersebut bukan berasal darinya (agama Islam), maka
telah iadianggap sebagai orang yang melakukan perkara batil (salah).
65
52. Memerintahkan untuk melakuakan kebaikan dan mencegah dari
kemungkaran (Amar makruf nahi mungkar)
Allah SWT berfirman:
ِ َو ْﻟﺘَ ُﻜ ْﻦ ِﻣ ْﻨ ُﻜ ْﻢ أُ ﱠﻣﺔٌ ﯾَ ْﺪ ُﻋﻮنَ إِﻟَﻰ ْاﻟ َﺨﯿ ِْﺮ َوﯾَﺄْ ُﻣﺮُونَ ﺑِ ْﺎﻟ َﻤ ْﻌﺮُو
َ ِف َوﯾَ ْﻨﮭَﻮْ نَ َﻋ ِﻦ ْاﻟ ُﻤ ْﻨ َﻜ ِﺮ َوأُوﻟَﺌ
(١٠٤) َﻚ ھُ ُﻢ ْاﻟ ُﻤ ْﻔﻠِﺤُﻮن
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada
kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar;
merekalah orang-orang yang beruntung.(QS. Ali Imran: 104).
Syekh Muhyiddin Al-Nawawi memberikan penjelasan mengenai firman Allah
SWT berikut:
66
Sulaiman Al-Khowash mengatakan bahwa barang siapa yang memberikan
nasehat kepada saudaranyadalam empat mata, maka ia benar-benar telah
memberikannya nasehat. Dan barang siapa yang memberikan nasehat kepada
saudaranya di hadapan umum, maka ia telah mencelanya.
َِﻣ ْﻦ َﻣﺸَﻰ ﻓِ ْﻰ ﻋَﻮْ ِن اَ ِﺧ ْﯿ ِﮫ َو َﻣ ْﻨﻔَ َﻌﺘِ ِﮫ ﻓَﻠَﮫُ ﺛَ َﻮابُ ْاﻟ ُﻤ َﺠﺎ ِھ ِﺪ ْﯾﻦَ ﻓِﻰ َﺳﺒِ ْﯿ ِﻞ ﷲ
Barang siapa yang memberikanpertolongan dan manfaat kepada saudaranya,
maka ia akan mendapatkan pahala (yang setara dengan pahalanya) orang-orang
yang berjihad di jalan Allah.
67
Barang siapa yang memenuhi satu kebutuhan atau hajat saudaranya, maka
seakan-akan seumur hidupnya ia telah mengabdi dan melayani Allah
Barang siapa yang dapat menyenangkan orang mukmin yang sedih atau
menolongnya dari kejelekan, maka Allah akan mengampuninya sebanyak dua
puluh tiga ampunan.
ْﻀ َﻲ َﻋ ْﻨﮫ ُ َد ْﯾﻨًﺎ اَو ِ ﺐ ْاﻟ ُﻤ ْﺆ ِﻣ ِﻦ َواَ ْن ﯾُﻔَ ﱢﺮ َج َﻋ ْﻨﮫُ َﻏ ّﻤًﺎ اَوْ ﯾَ ْﻘ
ِ اِ ﱠن ِﻣ ْﻦ اَ َﺣﺐﱢ اﻻَ ْﻋ َﻤﺎ ِل اِﻟَﻰ ﷲِ اِ ْدﺧَﺎ ُل اﻟ ﱡﺴﺮُوْ ِر َﻋﻠَﻰ ﻗَ ْﻠ
ٍ ُْﻄ ِﻌ ُﻤﮫُ ِﻣ ْﻦ ﺟُﻮ
ع ْ ﯾ
ِ ﻋﻦ ﻋﻠﻲ ﺑﻦ أﺑﻲ طﺎﻟﺐ ﻗﺎل ﻗﺎل اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﯿﮫ وﺳﻠﻢ اِ َذا اَ َرا َد اَ َﺣ ُﺪ ُﻛ ُﻢ ْاﻟ َﺤﺎ َﺟﺔَ ﻓَ ْﻠﯿُﺒَ ﱢﻜﺮْ ﻟَﮭَﺎ ﯾَﻮْ َم ْاﻟ َﺨ ِﻤﯿ
ْﺲ
ِ َو ْﻟﯿَ ْﻘ َﺮ ْأ اِ َذا َﺧ َﺮ َج ِﻣ ْﻦ َﻣ ْﻨ ِﺰﻟَ ٍﺔ آ ِﺧ َﺮ آ ِل ِﻋ ْﻤ َﺮانَ َوآﯾَﺔَ ْاﻟ ُﻜﺮْ ِﺳ ﱢﻲ َواِﻧﱠﺎ اَ ْﻧﺰَ ْﻟﻨَﺎهُ ﻓِﻰ ﻟَ ْﯿﻠَ ِﺔ ْاﻟﻘَ ْﺪ ِر َواُ ﱠم ْاﻟ ِﻜﺘَﺎ
ب ﻓَﺎ ِ ﱠن ﻓِ ْﯿﮭَﺎ َﺣ َﻮاﺋِ َﺞ
ِ اﻟ ﱡﺪ ْﻧﯿَﺎ َو
اﻵﺧ َﺮ ِة
Diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib, ia berkata bahwa Nabi Muhammad SAW
bersabda: “Ketika salah satu dari mu menginginkan sebuah hajat, maka awalilah
hajat tersebut di hari kamis. Dan ketika ingin keluar dari tempat lainhendaklah
membaca surat Ali Imran, Ayat Kursi, Al-Qadr dan Al-Fatihah, karena pada
dasarnya di dalam hal tersebut terdapat kebutuhan-kebutuhan dunia dan akhirat”
Kata َﺣ ِﺒ ْﯿﺒِ ْﻲpada bait ini merupakan munada yang dibuang huruf nida’-nya.
68
Kata أَ ِﻋ ْﻨﮭُ ُﻢpada bait ini dibaca dengan huruf mim yang ber-harakatdhammah
beserta isyba’.
Kata ﺗُ ْﻜ َﺮ ُمpada bait ini berarti bahwa kamu akan dimuliakan di sisi Allah dan
manusia.
Pada bait ini nadhim memberitahukan empat macam cabang iman yang
selanjutnya, sebagai berikut:
69
Kata اﻟﺒﻼpada hadis ini dibaca dengan huruf ba’ yang ber-harakatkasrah, yang
mempunyai arti ( اﻟﻔﻨﺎءkebinasaan, kerusakan atau kehancuran).
َﺼﯿَﺘِﻚ ِ ﯾَﺎ ا ْﺑﻦَ آ َد َم اِ ْﺳﺘ: ُ ﯾَﻘُﻮْ ُل ﷲ. ﻋﻦ ﻣﻌﺎذ ﺑﻦ ﺟﺒﻞ أﻧﮫ ﻗﺎل ﻗﺎل رﺳﻮل ﷲ ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﯿﮫ وﺳﻠﻢ
ِ َﺢ ِﻣﻨﱢﻰ ِﻋ ْﻨ َﺪ َﻣ ْﻌ
َ ﯾَﺎ ا ْﺑﻦَ آ َد َم ﻻ. ﻚ َﻛ َﺮا َﻣﺔَ اﻻَ ْﻧﺒِﯿَﺎ ِء َ ﯾَﺎ ا ْﺑﻦَ آ َد َم ﺗُﺐْ اِﻟَ ﱠﻲ أُ ْﻛ ِﺮ ْﻣ.ﻚ َ ُض اﻷَ ْﻛﺒَ ِﺮ اَﻧﱢﻰ اُ َﻋ ﱢﺬﺑ ِ ْﻚ ﯾَﻮْ َم ْاﻟ َﻌﺮ َ َواَﻧَﺎ اَ ْﺳﺘَﺤْ ﯿِﻰ ِﻣ ْﻨ
ﻚ ْ َ َ
َ ﯾَﺎ ا ْﺑﻦَ آ َد َم ﻟﻮْ ﻟﻘِ ْﯿﺘَﻨِﻰ ﯾَﻮْ َم اﻟﻘِﯿَﺎ َﻣ ِﺔ َو َﻣ َﻌ. ك ْ َ ْ ُ ْ َ ﱢ
َ ْﻚ اِ ْن َﺣﻮﱠﻟﺖَ ﻗَﻠﺒَﻚَ َﻋﻨﻰ اﺧﺬﻟﻚَ ﻓَﻼَ اﻧﺼُﺮ ْ ْ ﱠ
َ ﻓَﺎِﻧ، ﻚ َﻋﻨﱢﻰ َ َﺗُ َﺤ ﱢﻮلْ ﻗَ ْﻠﺒ
َق َواَ ْﻧﺖ
ُ ﯾَﺎ ا ْﺑﻦَ آ َد َم اِﻧﱢﻰ اَﻧَﺎ اﻟ ﱠﺮ ﱠزا. ق ﺑِ َﻮ ْﻋ ِﺪى َو َو ِﻋ ْﯿ ِﺪى َ ﺼ ﱢﺪ َ ُﻚ َﺣﺘﱠﻰ ﺗ ِ َْﺎت ِﻣ ْﺜ ُﻞ اَ ْھ ِﻞ اﻵَر
َ ض ﻟَ ْﻢ اَ ْﻗﺒَﻞْ ِﻣ ْﻨ ٌ َﺣ َﺴﻨ
ُﻚ اَوْ َﺟﺒْﺖ ْ
َ ِﺐ ِرزﻗ َ ْ
ِ َﻚ اِن ﺗ ََﺮﻛﺖَ طﺎ َﻋﺘِﻰ ﺑِ َﺴﺒ ْ ﱠ َ
َ ق ﻓﺎِﻧ ْ
ِ ﺐ اﻟﺮﱢ ز َ ْ
ِ َﻚ ﻓﻼ ﺗَﺘﺮُك طﺎ َﻋﺘِﻰ ﺑِ َﺴﺒ ْ َ َ َ ْ
َ ﻚ ِرزﻗ ُ ﱢ َ َ
َ ق َوﺗَ ْﻌﻠ ُﻢ اﻧﻰ اوْ ﻓِ ْﯿ ُ ْْاﻟ َﻤﺮْ ُزو
ﻚ ُﻋﻘُﻮْ ﺑَﺘِﻰ َ َﻋﻠَ ْﯿ
Diriwayatkan dari Mu’adz bin Jabal, bahwasanya ia berkata: Rasulullah SAW
bersabda: “Allah SWT berfirman: “Wahai keturunan Adam! Malulah kepada-
Kuketika kamu berbuat maksiat! Maka Aku pun akan malu(mempermudah)
kepada mukelakdi hari kiamat!Sesungguhnya Aku akan menyegarkan mu (dari
panasnya hari kiamat). Wahai keturunan Adam! Bertaubatlah kepada-Ku! Maka
Aku akan memuliakan mulayaknya kemuliaan (yang Aku berikan kepada) para
Nabi. Wahai keturunan Adam! Jangan palingkan hati mu dari-Ku! Karena jika
kamu memalingkan hati mu dari-Ku, maka Aku akan menyiksa mu dan kamu tidak
akan Aku tolong. Wahai keturunan Adam! Jika kamu ingin bertemu dengan-Ku
besok di hari kiamat dengan membawa (pahala-pahala amal) kebaikan mu
layaknya penghuni bumi, Aku tidak akan menemui muhinggakamu percaya akan
janji dan ancaman-Ku. Wahai keturunan Adam! Aku adalah Dzat Yang Maha
Memberi Rizqi, sedangkan kamu adalah penerima rizqi. Sesungguhnya Aku
akanmencukupi rizqi mu, oleh karena itu janganberhentitaat kepada-Kuhanya
karena masalah rizqi. Jika kamu berhenti taat kepada-Ku hanya karena masalah
rizqi mu, maka kamu akan mendapatkan siksa-Ku.”
70
ِﺼ َﺪﻗَ ِﺔ َواﻟﺼﱠﻮْ ِم َو ْاﻟ َﺤ ﱢﺞ َو ْاﻟ ُﻌ ْﻤ َﺮ ِة َو ْاﻟ ِﺠﮭَﺎ ِد ﻓِﻰ َﺳﺒِ ْﯿ ِﻞ ﷲ
ﺼﻼَ ِة َواﻟ ﱠ َ ْﺑِﺮﱡ ْاﻟ َﻮاﻟِ َﺪ ْﯾ ِﻦ اَﻓ
ﻀ ُﻞ ِﻣﻦَ اﻟ ﱠ
Berbuat baik kepada kedua orang tua lebih baik (pahalanya) dari pada (pahala)
salat, sedekah, puasa, haji, umrah dan jihad di jalan Allah.
ُ ﺼ َﺪﻗَ ٍﺔ اَ ْن ﯾَﺠْ َﻌﻠَﮭَﺎ ﻟِ َﻮاﻟِ َﺪ ْﯾ ِﮫ اِ َذا َﻛﺎنَ ُﻣ ْﺴﻠِ َﻤﯿ ِْﻦ ﻓَﯿَ ُﻜﻮْ نُ ﻟِ َﻮاﻟِ َﺪ ْﯾ ِﮫ اَﺟْ ُﺮھَﺎ َوﯾَ ُﻜﻮْ نُ ﻟَﮫ
َ ِق ﺑ َ ََﻣﺎ َﻋﻠَﻰ اَ َﺣ ٍﺪ اِ َذا اَ َرا َد اَ ْن ﯾَﺘ
َ ﺼ ﱠﺪ
ْ ﺺ ِﻣ ْﻦ اُﺟُﻮْ ِر ِھ َﻤﺎ ﺷ
َﻲ ٌء َ ُِﻣ ْﺜ ُﻞ اُﺟُﻮْ ِر ِھ َﻤﺎ ِﻣ ْﻦ َﻏﯿ ِْﺮ اَ ْن ﯾَ ْﻨﻘ
Seyogyanya bagi seseorang ketika ingin bersedekah untuk
mempersembahkan(pahala) sedekah tersebut untuk kedua orang tuanya, jika
memang mereka seorang muslim. Maka kemudian kedua orang tuanya
akanmendapatkan pahala sedekah tersebut. Dan ia akan mendapatkan pahala
yang setara dengan pahala kedua orang tuanya tersebut tanpa berkurang
sedikitpun.
ﺎر َ َﺐ ﷲُ ﻟِ َﻮاﻟِ ِﺪ ِه َﺣ ﱠﺠﺔً َو َﻛﺘ
ِ َﺐ ﻟَﮫُ ﺑَ َﺮآ َءةً ِﻣﻦَ اﻟﻨﱠ َ َﻣ ْﻦ َﺣ ﱠﺞ ﻋ َْﻦ َواﻟِ ِﺪ ِه ﺑَ ْﻌ َﺪ َوﻓَﺎﺗِ ِﮫ َﻛﺘ
Barang siapa yang meng-haji-kan kedua orang tuanya setelah mereka wafat,
maka Allah mencatat kedua orang tuanyasebagai orang yang telah menunaikan
haji, sedangkan ia sendiri akan dibebaskan oleh Allah dari neraka.
Ada Seorang laki-laki berkata kepada Umar bin Khattab ra: "Saya mempunyai
seorang ibu yang sudah tua. Ibu saya tidak dapat bergerak dan berbuat apapun jika
saya tidak menggendongnya. Apakah aku harus menunaikan hak beliau?"
Sayyidina Umar menjawab: "Tidak, karena sesungguhnya ibumu membuatmu
demikian, sedangkan ibumu mengangan-angankan kelanggengan hidupmu,
padahal engkau melakukan demikian dan mengangan-angankan perpisahan
dengannya!".
56. Silaturahmi
Rasulullah SAW bersabda:
ِ َﻖ ﷲَ َو ْﻟﯿ
ُ ﺼﻞْ َر ِﺣ َﻤﮫ ِ َﻣ ْﻦ َﺳ ﱠﺮهُ اَ ْن ﯾُ َﻤ ﱠﺪ ﻟَﮫُ ﻓِﻰ ُﻋ ُﻤ ِﺮ ِه َوﯾُﻮْ َﺳ َﻊ ﻟَﮫُ ﻓِ ْﻰ ِر ْزﻗِ ِﮫ ﻓَ ْﻠﯿَـﺘﱠ
Barang siapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan dilapangkan rizqinya, maka
hendaklah ia bertakwa kepada Allah dan senantiasa untuk bersilaturahmi.
ﺻﻠَﺔُ اﻟ ﱠﺮ ِﺣ ِﻢ ﺗ َِﺰ ْﯾ ُﺪ ﻓِﻰ
ِ َو. ﺐ اﻟﺮﱠبﱢ َﺟ ﱠﻞ َو َﻋﻠَﻰ
َ ﻀ ْ ُﺻ َﺪﻗَﺔُ اﻟﺴﱢﺮﱢ ﺗ
َ ﻄﻔِ ُﺊ َﻏ َ َو. ﺎر َع اﻟﺴﱡﻮْ ِء
ِ ﺼ ِ ْﺻﻨَﺎﺋِ ُﻊ ْاﻟ َﻤ ْﻌﺮُو
َ ف ﺗَﻘِﻰ َﻣ َ
ْاﻟ ُﻌ ْﻤ ِﺮ
71
Perbuatan-perbuatan baik dapat menghindarkan dari berbagai kejelekan, sedekah
yang tidak diperlihat-lihatkan kepada orang lain dapat memadamkan murka Allah
SWT, dansilaturahmi dapat menambah umur.
72
Marah karena Allah
Huruf nun yang ada pada kata أَﺣْ ِﺴﻨ َْﻦdalambait ini merupakan nun taukid khafifah
(untuk menunjukkan sedikit penegasan atau penguat makna).
Huruf lam yang ada pada kata ﻟِ ْﻠ َﻮاﻟِ ِﺪdalam bait ini merupakan lam lil al-jinsi yang
menunjukkanbilangantunggal atau lebih.
Menurut dialek yang benar, kata َر ِﺣ ًﻤﺎpada bait ini dibaca dengan huruf ha’ yang
ber-harakatkasrah dan huruf ra’yang ber-harakatfathah.Terkadang kata inidibaca
takhfifdengan caramembaca sukun huruf ha’-nya dan fathah huruf ra’-nya, ini
adalah dialek yang dimiliki oleh Bani Killab,namun terkadangjuga huruf ha’-nya
dibaca dengan harakatkasrahdengan alasan mengikutiharakat huruf ra’.
Kata َﺣﺴ ْﱢﻦpada bait ini dibaca dengan huruf sin yang ber-harakat tasydid.
َ ِ ﺑِ ُﺨ ْﻠﻘpada bait ini dibaca dengan huruf lam yang ber-harakat sukun sesuai
Kata ﻚ
dengan wazani-nya ()ﻓُ ْﻌ ٌﻞ.
Kata ﺗُﺮْ َﺣ ُﻢpada bait ini berbentuk mabni maf’ul yang mana artinya yaitu; jika
kamu memberbaik akhlak mu, maka Allah akanmengasihi mu dan orang-orang
juga akan menyayangi mu.
Berbuat baiklah kepada budak-budak mu, maafkan dan ajarkanlah dia (tentang
masalah agama)! Dan wajib bagi budak untuk taat kepada tuannya.
Pada bait ini nadhim memberitahukan dua macam cabang iman yang selanjutnya,
sebagai berikut:
Diriwayatkan dari Ali r.a. ia berkata: Perkataan terakhir Rasulullah SAW yaitu:
“Aku wasiatkan kepada kalian semua untuk (selalu) mengerjakan salat dan
bertakwalah kepada Allah dalam (memperlakukan) tangan kanan (pembantu dan
budak) yang kalian miliki”.
ُﻛﻠﱡ ُﻜ ْﻢ َﻋﺒِ ْﯿ ُﺪ ﷲِ َو ُﻛﻞﱡ ﻧِ َﺴﺎ ِء ُﻛ ْﻢ اِ َﻣﺎ ُء ﷲِ ؛ َوﻟ ِﻜ ْﻦ ﻟِﯿَﻘُﻞْ " ُﻏﻼَ ِﻣﻰ. " ﻻَ ﯾَﻘُﻮْ ﻟَ ﱠﻦ اَ َﺣ ُﺪ ُﻛ ْﻢ " َﻋ ْﺒ ِﺪى َواَ َﻣﺘِﻰ: ﻋﻦ أﺑﻲ ھﺮﯾﺮة
"ي َوﻓَﺘَﺎﺗِﻰ َ ﺎرﯾَﺘِﻰ َوﻓَﺘَﺎ
ِ َو َﺟ
Diriwayatkan dari Abu Hurairah: Janganlah salah satu di antara kalian
mengatakan “Hambaku!, Budakku!dan umatku!”. Sesungguhnya kalian semua
adalah hamba-hamba (lk) Allah. Perempuan-perempuan (istri)
kaliansesungguhnya adalah hamba-hamba (pr) Allah.Akan tetapi janganlah
kalian mengatakan “Pembantuku! Budakku!Hambaku (lk/pr)!”
74
59. Ketaatan budak kepada tuannya
Maksudnya yaitu budak yang taat kepada tuannya sesuai dengan kemampuannya,
yaitu selain dalam hal maksiat.
Terdapat sebuah hadis:
َ َﻋﻦ ﻋﺒﺪ ﷲ ﺑﻦ ﻋﻤﺮ رﺿﻲ ﷲ ﻋﻨﮭﻤﺎ ﻋﻦ رﺳﻮل ﷲ ﺻﻠﻰ ﷲ ﻋﻠﯿﮫ وﺳﻠﻢ اِ ﱠن ْاﻟ َﻌ ْﺒ َﺪ اِ َذا ﻧ
َﺼ َﺢ ﻟِ َﺴﯿﱢ ِﺪ ِه َواَﺣْ ﺴَﻦ
ِﻋﺒَﺎ َدةَ َرﺑﱢ ِﮫ ﻓَﻠَﮫُ اَﺟْ ُﺮهُ َﻣ ﱠﺮﺗَﯿ ِْﻦ
Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar r.a. dari Rasulullah SAW: Sesungguhnya
seorang hamba yang ikhlas terhadap tuannya dan bagus amal ibadahnya kepada
Tuhan, maka ia akan mendapatkan pahala dua kali.
Adapun maksud dari kata ﻧﺼﺢdalam hadis ini adalah ikhlas dan jujur dalam
bekerja.
Makna kata ﻗِ ﱞﻦpada bait ini adalah budak.Kata ini dapat dikombinasikan dengan
kata lain yang berjumlah tunggal atau yang lainnya (jamak). Oleh karena itu dapat
diucapkan seperti berikut; ﻗﻦ ﻋﺒﺪّ atau juga bisa ﻗﻦ ﻋﺒﯿﺪ.
ّ
Huruf nun yang terdapat pada kata َﻋﻠﱢ َﻤ ْﻦdalam bait ini merupakan nun taukid
khafifah.
Kata ُت إِطَﺎ َﻋﺔ
ِ اﻟﺴﱠﺎدَاpada bait ini termasuk kategori idhfatu al-mashdar li al-maf’ul
(penggabungan kata berbentuk mashdar dengan kata yang menjadi objeknya).
Kata ت ِ اﻟﺴﱠﺎدَاditulis dengan huruf alif jamak (yang menunjukkan arti jamak), yang
mana kata ini merupakan bentuk jamak dari kata ﺳﯿﺪةyang terdapat hurufta’
ta’nist-nya (untuk menunjukkan makna perempuan). Hal ini menunjukkan bahwa
kata ت
ِ اﻟﺴﱠﺎدَاmenunjukkan arti tuan, baik perempuan ataupun laki-laki. Sayyid atau
tuan adalah pemilik budak. Adapun kata ﺳﯿﺪyang berarti tuan laki-laki ketika
bentuk jamaknyaadalah ﺳﺎدةtanpa menggunakan alif jamak.
Kata َﻋ ْﺒﺪًاpada bait ini merupakan maf’ul muqaddam (objek yang didahulukan
penyebutannya dari pada subjeknya) dari kata ﺗ َْﻠ َﺰ ُم. Sedangkan kata ﺗ َْﻠ َﺰ ُمitu sendiri
menjadi khabar dari kata ُإِطَﺎ َﻋﺔ.
75
Jagalah hak-hakkeluarga dan anak! Berikanlah nafkah dan didiklah mereka!
Karena sesungguhnya hal tersebut adalah wajib hukumnya.
Pada bait ini nadhim hanya memberitahukan satu macam cabang iman yang
selanjutnya, sebagai berikut:
76
Suami berkewajiban mengajarkan istrinyatentang kewajibannya untuk taat
kepada suami selain dalam hal maksiat,dan memberitahukan tentang keharaman
berbohong tentang kapan masa haidnyadan kapan berakhirnya.
Pada bait ini nadhim hanya memberitahukan empat macam cabang iman yang
selanjutnya, sebagai berikut:
ِﺎر َوﯾُ ْﺪ َﺧ َﻞ ْاﻟ َﺠﻨﱠﺔَ ﻓَ ْﻠﺘَﺄْﺗِ ِﮫ َﻣﻨِﯿﱠﺘُﮫُ َوھ َُﻮ ﯾَ ْﺸﮭَ ُﺪ اَ ْن ﻻَ اِﻟﮫَ اِﻻﱠ ﷲُ َواَ ﱠن ُﻣ َﺤ ﱠﻤﺪًا ﱠرﺳُﻮْ ُل ﷲ ِ َح َﻋ ِﻦ اﻟﻨﱠَ َﻣ ْﻦ َﺳ ﱠﺮهُ اَ ْن ﯾُ َﺰﺣْ ﺰ
ِ ت اِﻟَﻰ اﻟﻨﱠ
ﺎس َﻣﺎ ﯾ ُِﺤﺐﱡ اَ ْن ﯾ ُْﺆﺗَﻰ اِﻟَ ْﯿ ِﮫ ِ َْو ْﻟﯿَﺄ
Barangsiapa senang diselamatkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga,
hendaklah berupaya agar ketika mati dalam keadaan bersaksi bahwa
sesungguhnya tidak ada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya Nabi Muhammad
adalah utusan Allah; dan suka berkunjung sebagaimana ia senang untuk
dikunjungi.
Sabda Rasulullah saw riwayat Anas ra:
ف ِﻣﻦَ ْاﻟ ُﻤ ْﺆ ِﻣﻨِ ْﯿﻦَ ؛ ﻓَﺎِ ﱠن ﻟِ ُﻜ ﱢﻞ ُﻣ ْﺆ ِﻣ ٍﻦ َﺷﻔَﺎ َﻋﺔً ِﻋ ْﻨ َﺪ ﷲِ ﯾَﻮْ َم ْاﻟﻘِﯿَﺎ َﻣ ِﺔ ِ اَ ْﻛﺜِﺮُوْ ا ِﻣﻦَ ْاﻟ َﻤ َﻌ
ِ ﺎر
Perbanyaklah kenalan dengan orang mukmin; karena sesungguhnya setiap orang
mukmin mempunyai syafaat (pertolongan) di sisi Allah pada hari kiamat.
Rasulullah saw bersabda:
َﻣﺜَ ُﻞ ْاﻟ ُﻤ ْﺆ ِﻣ ِﻨ ْﯿﻦَ ﻓِﻰ ﺗَ َﻮآ ﱢد ِھ ْﻢ َوﺗَ َﺮا ُﺣ ِﻤ ِﮭ ْﻢ َﻛ َﻤﺜَ ِﻞ ْاﻟ َﺠ َﺴ ِﺪ ؛ اِ َذا ا ْﺷﺘَ َﻜﻰ ﻋُﻀْ ٌﻮ ِﻣ ْﻨﮫُ ﺗَﺪَاﻋَﻰ َﺳﺎﺋِ ُﺮهُ ﺑِ ْﺎﻟ ُﺤ َﻤﻰ َواﻟ ﱠﺴﮭَ ِﺮ
Perumpamaan orang-orang mukmin dalam kecintaan dan kesayangan mereka
adalah seperti tubuh; jika salah satu anggota tubuh mengaduh, maka anggota
tubuh lainnya saling memanggil dengan sakit panas dan tidak dapat tidur.
77
Rasulullah saw bersabda:
Membuat kesenangan di hati seorang mukmin adalah lebih baik pahalanya dari
pada ibadah enam puluh tahun.
Melebihkan penghormatan terhadap seseorang yang sikap dan pakaiannya
menunjukkan ketinggian kedudukannya di masyarakat dari pada lainnya adalah
pantas, sehingga dapat menempatkan seseorang pada kedudukannya yang layak.
Dalam suatu perjalanan Sayyidatina Aisyah singgah di tempat persinggahan dan
menyiapkan makanan. Kemudian seorang pengemis datang, dan beliau berkata:
"Berilah pengemis itu uang satu sen!" Sesudah itu ada seseorang yang naik
kendaraan lewat; lalu Sayyidatina Aisyah ra berkata: "Ajaklah ia untuk ikut
makan !" Beliau ditanya oleh para sahabat: "Tuan putri telah memberi pengemis
yang miskin tadi uang satu sen dan mengundang orang yang kaya untuk ikut
makan?" Beliau menjawab: "Sesungguhnya Allah Ta'ala telah menempatkan
manusia pada tempat mereka masing-masing. Oleh karena itu kita harus
menempatkan mereka pada tempat mereka yang layak. Pengemis yang miskin tadi
sudah rela dengan pemberian uang sebanyak satu sen; tetapi buruk bagi kita untuk
memberi orang yang keadaannya seperti orang kaya tadi dengan uang satu sen!"
Apabila seorang muslim memberi salam kepada orang muslim lain, kemudian
orang yang diberi salam tersebut menjawab, maka para malaikat memintakan
ampun kepada orang yang menjawab salam 70 (tujuh puluh) kali.
Rasulullah saw bersabda:
اِ ﱠن ْاﻟ َﻤﻶﺋِ َﻜﺔَ ﺗُ ْﻌ ِﺠﺐُ ِﻣﻦَ ْاﻟ ُﻤ ْﺴﻠِ ِﻢ ﯾَ ُﻤﺮﱡ َﻋﻠَﻰ ْاﻟ ُﻤ ْﺴﻠِ ِﻢ َوﻻَ ﯾُ َﺴﻠﱢ ُﻢ َﻋﻠَ ْﯿ ِﮫ
Sesungguhnya para malaikat merasa heran terhadap seorang muslim yang
melewati orang muslim yang lain dan ia tidak mengucapkan salam kepadanya.
Salam sunnah disampaikan sebelum berbicara dan disunnahkan berjabatan tangan
pada waktu memberi salam. Rasulullah saw bersabda:
َ ﻀ َﻊ اَ َﺣ ُﺪ ُﻛ ْﻢ ﯾَ َﺪهُ َﻋﻠَﻰ َﺟ ْﺒﮭَﺘِ ِﮫ اَوْ َﻋﻠَﻰ ﯾَ ِﺪ ِه َوﯾَﺴْﺄَﻟُﮫُ َﻛ ْﯿﻒَ ھُ َﻮ َوﺗَ َﻤﺎ ُم ﺗ َِﺤﯿﱠﺎﺗِ ُﻜ ْﻢ اَ ْﻟ ُﻤ
ُ ﺼﺎﻓَ َﺤﺔ ِ ﺗَ َﻤﺎ ُم ِﻋﯿَﺎ َد ِة ْاﻟ َﻤ ِﺮﯾ
َ َْﺾ اَ ْن ﯾ
79
Maksud hadits di atas adalah bahwa berjuang, salat berjamaah, dan salat janazah
adalah fardlu kifayah. Disunnahkan agar jumlah orang yang melakukan salat
janazah sebanyak 100 (seratus) orang, berdasarkan sabda Nabi Muhammad saw:
ْ ﺻﻠﱠﻰ َﻋﻠَ ْﯿ ِﮫ ِﻣﺎﺋَﺔٌ ِﻣﻦَ ْاﻟ ُﻤ ْﺴﻠِ ِﻤ ْﯿﻦَ ُﻏﻔِ َﺮ
ُت ُذﻧُﻮْ ﺑُﮫ َ َﻣ ْﻦ
Barangsiapa yang jenazahnya disalatkan oleh 100 orang muslimin, niscaya
diampunkan baginya dosa-dosanya.
Syeikh al-Azizi menukil pendapat Syeikh al-Manawi, bahwa yang nampak dari
hadits di atas adalah dosa-dosa mayit tersebut diampunkan, sampai dengan dosa-
dosa besar.
َ ﯾَﺮْ َﺣ ُﻤ
" ُﻚ ﷲ
Semoga Allah memberi rahmat kepadamu
kepada orang yang bersin dan mengucapkan
ِ ِ اَ ْﻟ َﺤ ْﻤ ُﺪ
Segala puji tetap bagi Allah.
80
Tasymit berarti mendoakan keselamatan dari musibah, atau mendoakan orang
yang bersin agar tetap dalam keadaannya yang semula. Karena bersin terkadang
sebagai penyebab leher menjadi bengkok.
Imam al-Ghozali berkata bahwa orang bersin yang didoakan dengan
ُﯾَﺮْ َﺣ ُﻤﻚَ ﷲ
hendaknya menjawab dengan ucapan
ﯾَ ْﮭ ِﺪ ْﯾ ُﻜ ُﻢ ﷲُ َوﯾُﺼْ ﻠِ ُﺢ ﺑَﺎﻟَ ُﻜ ْﻢ
Semoga Allah memberi petunjuk kepada kamu dan memperbaiki hatimu sekalian.
Diriwayatkan dari Ibnu Mas'ud katanya:
ﻓَﺎِ َذا ﻗَﺎ َل. َ اَ ْﻟ َﺤ ْﻤ ُﺪ ِ ِ َربﱢ ْاﻟ َﻌﺎﻟَ ِﻤ ْﯿﻦ: ْﺲ اَ َﺣ ُﺪ ُﻛ ْﻢ ﻓَ ْﻠﯿَﻘُﻞ
َ اِ َذا َﻋ ِﻄ: ﺻﻠﱠﻰ ﷲُ َﻋﻠَﯿْ ِﮫ َو َﺳﻠﱠ َﻢ ﯾُ َﻌﻠﱢ ُﻤﻨَﺎ ﺑِﻘَﻮْ ﻟِ ِﮫ َ َِﻛﺎنَ َرﺳُﻮْ ُل ﷲ
ﯾَ ْﻐﻔِ ُﺮ ﷲُ ﻟِﻰ َوﻟَ ُﻜ ْﻢ: ْ ﻓَﺎِ َذا ﻗَﺎﻟُﻮْ ا َذﻟِﻚَ ﻓَ ْﻠﯿَﻘُﻞ. ُﻚ ﷲ َ ُ َ َ ُ َ ﻚ ﻓَ ْﻠﯿَﻘُﻞْ َﻣ ْﻦ ِﻋ ْﻨ
ﻤ ﺣ ْﺮ ﯾ : هﺪ َ َِذﻟ
Rasulullah saw telah mengajar kepada kita dengan sabda beliau: "Jika salah
seorang dari kamu bersin, hendaklah mengucapkan:
" َ"اَ ْﻟ َﺤ ْﻤ ُﺪ ِ َربﱢ ْاﻟ َﻌﺎﻟَ ِﻤ ْﯿﻦ
(Segala puji bagi Allah yang menguasai seluruh alam).
Jika orang yang bersin mengucapkan hamdalah tersebut, hendaklah orang-orang
yang ada di dekatnya mengucapkan:
َ "ﯾَﺮْ َﺣ ُﻤ
"ُﻚ ﷲ
ٍ ْﻒ ﺛُ ﱠﻢ ﻟِ َﺠ
ﺎر اَ ْﻛ ِﺮ ِم ِ ﺗَ ْﻐﻨَ ُﻢ ﺗَﺎْ َﻣ ْﻦ اﻟ ﱢﺪﯾ ِْﻦ اَ ْھ ِﻞ ﻋَﻮْ َرا
َ ت * َوا ْﺳﺘُ َﺮ ْن
ٍ ﺿﯿ
Muliakan tetangga dan tamu; dan tutuplah aurat-aurat ahli agama, niscaya engkau
akan aman lagi beruntung.
Pada bait ini nadhim hanya memberitahukan dua macam cabang iman yang
selanjutnya, sebagai berikut:
83
Sabda Rasulullah saw:
ُﺎر ِه ْاﻟ َﻐ ِﻨ ﱢﻲ ﯾَﻮْ َم ْاﻟﻘِﯿَﺎ َﻣ ِﺔ َوﯾَﻘُﻮْ ُل ﯾَﺎ َربﱢ َﺳﻞْ ھَ َﺬا ﻟِ َﻢ َﻣﻨَ َﻌﻨِﻰ َﻣ ْﻌﺮُوْ ﻓَﮫ ُ اِ ﱠن ْاﻟ َﺠﺎ َر ْاﻟﻔَﻘِ ْﯿ َﺮ ﯾَﺘَ َﻌﻠﱠ
ِ ﻖ ﺑِ َﺠ
Sesungguhnya tetangga yang fakir akan bergantung kepada tetangganya yang
kaya pada hari kiamat seraya berkata: "Wahai Tuhanku, tanyailah tetanggaku
ini, mengapa ia mencegah aku terhadap kebaikannya."
Menurut Imam as-Suhaymi, kriteria tetangga ialah orang yang jarak antara rumah
Anda dengan rumahnya kurang dari 40 rumah dari berbagai arah.
َ َﺾ ﷲَ اَ ْﺑ َﻐ
ُ ﻀﮫ ُ ﷲ َ َﺾ ﷲَ َو َﻣ ْﻦ اَ ْﺑﻐ
َ ﻀ ْﯿﻒَ ﻓَﻘَ ْﺪ اَ ْﺑﻐ َ ْﻒ ﻓَﺘَ ْﺒ َﻐﻀُﻮْ هُ ﻓَﺎِﻧﱠﮫُ َﻣ ْﻦ اَ ْﺑﻐ
َﺾ اﻟ ﱠ ﻻَ ﺗَﺘَ َﻜﻠﱠﻔُﻮْ ا ﻟِﻠ ﱠ
ِ ﻀﯿ
Janganlah kamu sekalian memaksakan diri untuk menyuguh tamu, sehingga kamu
benci kedatangan tamu. Karena sesungguhnya barangsiapa yang membenci tamu,
maka ia telah membenci Allah. Dan Barangsiapa yang membenci Allah, niscaya
Allah akan membenci dia.
Sahabat Salman al-Farisi berkata bahwa Rasulullah saw telah memerintahkan
kepadanya untuk :
1. tidak memaksakan diri dalam memberi jamuan kepada tamu dengan sesuatu
yang tidak dimiliki,
84
2. memberikan suguhan kepada tamu dengan sesuatu yang sudah ada padanya,
3. tidak boleh membedakan antara tamu kaya atau fakir dalam memberikan
suguhan; karena tamu yang masuk ke dalam rumah adalah membawa rahmat dan
keluar bersama dosa pemilik rumah.
Dalam salah satu hadits, Rasulullah saw bersabda:
ِ ْﻒ ﻓَﯿَ ْﻨﻈُ ُﺮ ﻓِﻰ َوﺟْ ِﮭ ِﮫ ﺑِﺒِﺸَﺎ َﺷ ٍﺔ اِﻻﱠ َﺣ ﱠﺮ َم ﷲُ َﺟ َﺴ َﺪهُ َﻋﻠَﻰ اﻟﻨﱠ
ﺎر َ َﻣﺎ ِﻣ ْﻦ َﻋ ْﺒ ٍﺪ ُﻣ ْﺆ ِﻣ ٍﻦ ﯾَﺄْﺗِ ْﯿ ِﮫ
ٌ ﺿﯿ
ِ ْﻒ ﻓَﯿَ ْﻨﻈُ ُﺮ ﻓِﻰ َوﺟْ ِﮭ ِﮫ ﺑِﺒِﺸَﺎ َﺷ ٍﺔ اِﻻﱠ َﺣ ﱠﺮ َم ﷲُ َﺟ َﺴ َﺪهُ َﻋﻠَﻰ اﻟﻨﱠ
ﺎر َ َﻣﺎ ِﻣ ْﻦ َﻋ ْﺒ ٍﺪ ُﻣ ْﺆ ِﻣ ٍﻦ ﯾَﺄْﺗِ ْﯿ ِﮫ
ٌ ﺿﯿ
85
karena mengandung garam sampai hari kiamat. Dengan demikian semua garam
yang ada di bumi ini adalah suguhan dari Nabi Ibrahim as.
Adapun tatakrama dari orang yang menjadi tamu adalah cepat-cepat memenuhi
keinginan tuan rumah dalam beberapa hal antara lain makan makanan dan tidak
beralasan sudah kenyang dan makan semampunya.
Abu Ali ad-Daqqaq menceriterakan bahwa ada seorang wanita datang kepada
Syeikh Hatim bin Alwan al-Asham, semoga Allah mensucikan rahasianya, untuk
bertanya tentang sesuatu masalah. Wanita tersebut kentut di hadapan Syeikh
Hatim, sehingga muka wanita tersebut menjadi pucat karena malu. Melihat hal
tersebut, Syeikh Hatim berkata kepada wanita tersebut: "Keraskanlah suaramu!"
Dengan ucapan tersebut Syeikh Hatim memperlihatkan kepada wanita tersebut
bahwa beliau tuli; sehingga wanita tersebut senang hatinya dan berpendapat
bahwa Syeikh Hatim tidak mendengar suara kentutnya. Itulah sebabnya Syeikh
Hatim terkenal dengan nama al-Asham (orang yang tuli).
Syeikh Ibnul 'Imad mengatakan bahwa menyebutkan kesalahan orang lain karena
tujuan yang benar menurut syara', yang tujuan tersebut tidak dapat terpenuhi
kecuali dengan menyebutkan kesalahan tersebut adalah diperbolehkan dalam 15
(limabelas) hal:
a. Menunjukkan kepada ucapan yang benar. Misalnya Anda mendengar
seseorang mengucapkan ucapan yang mungkar; maka seyogyanya Anda
mengatakan kepadanya: "Anda telah berkata demikian dan demikian. Ucapan itu
tidak sesuai; yang benar adalah demikian!"
b. Memberi nasihat kepada orang yang meminta petunjuk dalam persoalan
nikah, menitipkan amanat, atau lainnya. Anda wajib memberitahukan kepadanya
keadaan yang sebenarnya dari orang yang dinikahkan atau dititipi amanat,
berdasarkan sabda Nabi Muhammad saw:
86
mengatakan: "Kyai saudara salah!" Termasuk juga ucapan para pengarang kitab
dalam kitab-kitab mereka: "Si Fulan berkata demikian. Beliau adalah salah!" dan
lain sebagainya. Hal itu diperbolehkan jika dimaksudkan untuk menjelaskan
kesalahannya agar tidak diikuti. Jika tidak demikian, maka hukumnya haram.
d. Minta tolong untuk mengubah kemungkaran, seperti ucapan Anda kepada
orang yang Anda harapkan kemampuannya untuk menghapus kemungkaran: "Si
Fulan telah melakukan demikian, maka tolonglah saya untuk mencegahnya." Hal
ini diperbolehkan dengan syarat apabila maksudnya adalah untuk meminta
bantuan guna melenyapkan kemungkaran. Jika tidak demikian maksudnya,
hukumnya haram.
e. Mengenal identitas seseorang, seperti ucapan Anda: "Fulan si juling, atau
lainnya. Hal ini diperbolehkan apabila identitas si Fulan tidak dikenal kecuali
dengan menyebut cacatnya, karena kebetulan orang yang bernama Fulan banyak.
Jika identitas si Fulan dapat dikenal tanpa menyebutkan cacatnya, maka lebih
utama tidak usah menyebutkan cacatnya. Kebolehan menyebutkan cacat si Fulan
disyaratkan dengan maksud untuk mengenal. Jika maksudnya untuk mencela,
hukumnya haram.
f. Menjaga kerusakan, seperti ucapan Anda kepada saksi yang tidak adil:
"Orang ini tidak sah untuk menjadi saksi, karena ia telah melakukan demikian dan
demikian."
g. Meminta fatwa, seperti ucapan Anda kepada orang yang dimintai fatwa:
"Ayahku, suamiku, atau saudaraku telah berbuat dhalim kepadaku.
Bagaimanakah jalan keluar untuk menyelamatkan diri dari kedhaliman tersebut?"
Jika dapat menggunakan kata sindiran lebih baik, misalnya: "Bagaimana pendapat
Anda mengenai seseorang yang dianiaya oleh bapaknya, suaminya, atau
saudaranya?" Namun apabila menyebutkan dengan jelas, diperbolehkan dengan
alasan ini, sebagaimana pendapat Imam al-Ghazali.
h. Mencegah perbuatan fasik seseorang yang tidak menutupi perbuatan
cacatnya, misal orang yang menceriterakan perbuatan zina dan dosa-dosa besar
yang dilakukan. Anda boleh menuturkan perbuatan fasik yang dilakukan dan
bukan perbuatan cacat lainnya, dengan syarat apabila Anda bermaksud agar orang
yang Anda beritahu mau menyampaikan kepadanya, sehingga ia berhenti dari
perbuatannya yang fasik. Kebolehan menuturkan cacat seseorang di sini adalah
jika ia menceriterakan perbuatan fasik yang telah dilakukan dengan perasaan
bangga. Akan tetapi jika ia menceriterakan dengan perasaan menyesal dan taubat,
maka haram menuturkannya karena sama dengan mengghibah. Jika orang yang
menampakkan perbuatan fasik adalah orang alim, maka haram mengghibahnya
secara mutlak. Karena jika orang awam mendengar perbuatan fasik si alim
87
tersebut, maka dosa-dosa besar tersebut bagi orang awam menjadi remeh,
sehingga mereka berani melakukannya.
i. Memperingatkan seseorang dari kejahatan orang lain. Apabila Anda melihat
seseorang yang ingin berkumpul (kerja sama) dengan orang yang mempunyai
cacat, maka Anda boleh menyebutkan cacat tersebut kepada orang yang akan
diajak kerja sama, jika sekiranya orang yang akan diajak kerja sama tidak dapat
tercegah dari kejahatannya tanpa diberi tahu. Jika tidak dengan maksud demikian,
maka penyebutan catat tersebut haram.
j. Menuturkan cacat orang yang menampakkan perbuatan bid'ah.
k. Menuturkan cacat orang yang menyembunyikan perbuatan bid'ahnya.
l. Menuturkan kesalahan lawan kepada hakim pada waktu ada dakwaan atau
pertanyaan.
m. Menyebutkan catat orang yang dhalim yang mengadukan kepada jaksa atau
penguasa.
n. Menuturkan cacat orang kafir yang memusuhi kaum muslimin. Orang kafir
yang tidak memusuhi kaum muslimin tidak boleh dituturkan cacatnya.
o. Menuturkan cacat orang yang murtad, dalam arti bukan orang yang
meninggalkan salat fardlu.
Imam Ahmad as-Suhaymi menceriterakan kisah Ibnu Arabi dalam kitab "Lubab
at-Thalibin". Ibnul Arabi berkata bahwa setiap orang Islam sepatutnya
berkeyakinan bahwasanya kesalahan yang dilakukan oleh anak cucu Rasulullah
saw tidak boleh dicela karena telah dimaafkan oleh Allah. Hal tersebut didasarkan
atas kisah yang dialami Ibnu Arabi tentang keadaan anak cucu Rasulullah saw.
Seorang yang tsiqah (tepercaya beritanya) menceriterakan kepada Ibnul Arabi di
kota Makkah: "Saya membenci apa yang dilakukan oleh anak cucu Rasulullah
saw terhadap orang-orang di kota Makkah." Ketika tidur Ibnul Arabi melihat
Sayyidatina Fatimah binti Rasulullah saw berpaling darinya. Ibnu Arabi memberi
salam kepada beliau dan bertanya tentang sebab beliau berpaling. Beliau bersabda:
"Sungguh engkau telah mencela orang-orang yang mulia!" Ibnu Arabi bertanya:
"Wahai Sayyidattina Fatimah, apakah tuan putri tidak melihat apa yang mereka
lakukan terhadap orang-orang?" Beliau bersabda: "Bukankah mereka itu anak
cucu saya?" Lalu Ibnul Arabi berkata kepada beliau: "Sejak sekarang aku
bertaubat!" Kemudian Sayyidatina Fatimah menghadap kepadanya dan ia
terbangun dari tidurnya.
Nadhim berkata dalam nadham-nya:
88
َواﺻْ ﺒِﺮْ ﺗَ َﺰھﱠ ْﺪ َوا ْﺋﺘِﯿَ ﱠﻦ ﺑِ ِﻐ ْﯿ َﺮ ٍة * اَ ْﻋ ِﺮضْ ﻋ َْﻦ ْاﻟ َﻤ ْﻠﻐَﺎ ِة ُﺟ ْﺪ ﺗَﺘَ َﻜ ﱠﺮ ُم
Bersabarlah, berzuhudlah, dan benar-benarlah engkau cemburu; berpalinglah
dari hal yang tidak berguna, berbuatlah dermawan, niscaya engkau menjadi
orang mulia.
Pada bait ini nadhim hanya memberitahukan lima macam cabang iman yang
selanjutnya, sebagai berikut:
c. Iffah, atau sikap perwira jika berasal dari keinginan perut dan kemaluan;
d. Sabar, jika berasal dari musibah, kebalikannya adalah "kegelisahan";
e. Menekan nafsu, jika dalam keadaan kaya, kebalikannya adalah "sombong";
f. Pemberani, jika dalam keadaan peperangan, kebalikannya adalah "licik";
89
g. Penyantun, jika dalam keadaan menahan marah, kebalikannya adalah
"marah" dan "menggerutu";
h. Kelapangan data, jika dalam keadaan yang menggelisahkan, kebalikannya
adalah "kegelisahan" dan "kesempitan dada";
i. Menyimpan rahasia, jika dalam keadaan menyembunyikan omongan dan
orang yang melakukannya disebut "penyimpan rahasia";
j. Zuhud, jika dari hidup yang berlebihan, kebalikannya adalah "tamak" atau
"loba";
k. Qanaah, jika kesabaran tersebut terhadap bagian yang sedikit, kebalikannya
adalah "rakus".
Dengan demikian kebanyakan dari akhlak keimanan masuk pada kategori sabar.
Oleh karena itu Rasulullah saw bersabda:
ُﺎن َو ْاﻟﯿَﻘِﯿْﻦُ اَ ِﻹ ْﯾ َﻤﺎنُ ُﻛﻠﱡﮫ اَﻟ ﱠ
ِ ﺼ ْﺒ ُﺮ ﻧِﺼْ ﻒُ ا ِﻹ ْﯾ َﻤ
Sabar adalah separuh iman, sedangkan keyakinan adalah iman seluruhnya.
71. Zuhud
Zuhud adalah mencukupkan diri pada kadar keperluan dari hal-hal yang diyakini
kehalalannya. Pengertian ini adalah zuhud bagi orang-orang ahli marifat. Adapun
zuhud dalam arti meninggalkan yang haram adalah kewajiban umum yang harus
dilakukan oleh semua orang. Ada yang berpendapat bahwa zuhud adalah
membagi-bagikan harta yang sudah dikumpulkan, meninggalkan mencari sesuatu
yang sudah hilang, dan mendahulukan orang lain dari pada dirinya sendiri pada
waktu ada makanan. Imam al-Ghazali berkata bahwa zuhud adalah apabila
seseorang meninggalkan kesenangan dunia karena pengetahuannya akan
kehinaan dunia dibandingkan dengan akhirat yang sangat mahal. Zuhud bukan
berarti meninggalkan harta dan mengorbankannya mengikuti jalan
kedermawanan dan mengikuti jalan kecenderungan hati, serta mengikuti jalan
ketamakan. Karena hal itu semuanya adalah termasuk adat kebiasaan yang baik;
dan peribadatan tidak termasuk dalam adat kebiasaan.
90
72. Cemburu dan tidak membiarkan isteri bercumbu rayu dengan laki-laki
lain
Setiap laki-laki seyogyanya memiliki sifat cemburu pada waktu melihat sesuatu
yang menyalahi hukum syara' dan pada waktu terdapat keraguan dalam hatinya.
Berbeda dengan sangkaan buruk kepada seseorang tanpa ada keraguan yang
dicela oleh agama. Manusia yang paling mulia dan paling tinggi himmahnya
adalah orang yang lebih kuat kecemburuannya terhadap nafsunya sendiri,
terhadap keistimewaan dirinya dan orang-orang mukmin pada umumnya.
Rasulullah saw bersabda:
91
Dikisahkan, ada seorang laki-laki berkata kepada orang yang ahli makrifat:
"Berilah aku wasiat!" Beliau berkata: "Buatlah sampul bagi agamamu seperti
sampul mushaf agar kamu tidak mengotori agamamu!" Laki-laki tersebut
bertanya: "Apakah sampul agama itu?" Beliau berkata: "Meninggalkan omongan
kecuali omongan yang harus diucapkan; meninggalkan mempergauli manusia
kecuali pergaulan yang harus dilakukan; meninggalkan mencari kesenangan
dunia kecuali kesenangan yang wajib diambil."
Menurut Imam as-Suhaymi, apabila seseorang dipaksa untuk mengucapkan
ucapan yang jelek atau dipaksa diam dari ucapan yang baik, atau takut bencana
yang akan menimpa dirinya karena mengucapkan hal yang baik, maka dia diberi
udzur dan dimaafkan oleh Allah.
74. Dermawan
Dermawan adalah membelanjakan harta dalam hal-hal yang dipuji oleh syariat
Islam. Imam al-Ghazali berpendapat bahwa dermawan adalah tengah-tengah
antara "menghambur-hamburkan harta" dan "pelit"; antara membuka tangan dan
menggenggamnya. Antara membelanjakan harta dan menahannya hendaknya
diperkirakan menurut ukuran kewajiban. Hal itu tidak cukup dilakukan dengan
anggauta badan saja, selama hatinya tak senang dan menentang terhadap
perbuatannya.
Sabda Rasulullah saw dalam hadits riwayat Ibnu Abbas ra:
ﺐ اﻟﺴ ِﱠﺨ ﱢﻲ ﻓَﺎ ِ ﱠن ﷲَ آ ِﺧ ٌﺬ ﺑِﯿَ ِﺪ ِه ُﻛﻠﱠ َﻤﺎ َﻋﺜَ َﺮ
ِ ﺗ ََﺠﺎﻓَﻮْ ا ﻋ َْﻦ َذ ْﻧ
Menyingkirlah kamu sekalian dari dosa orang yang dermawan, karena
sesungguhnya Allah akan membimbing tangannya setiap kali dia jatuh.
Sahabat Ibnu Mas'ud ra berkata bahwa Rasulullah saw bersabda:
ْ َواِ ﱠن ﷲَ ﺗَ َﻌﺎﻟَﻰ ﯾُﺒَﺎ ِھﻰ ﺑِ ُﻤ، ع ِﻣﻦَ اﻟ ﱢﺴ ﱢﻜﯿ ِْﻦ اِﻟَﻰ َذرْ َو ِة ْاﻟﺒَ ِﻌﯿ ِْﺮ
َﻄ ِﻌ ِﻢ اﻟﻄﱠ َﻌ ِﺎم ْاﻟ َﻤﻼَﺋِ َﻜﺔ ْ ق اِﻟَﻰ ُﻣ
ُ ﻄ ِﻌ ِﻢ اﻟﻄﱠ َﻌ ِﺎم اَ ْﺳ َﺮ ُ اَﻟ ﱢﺮ ْز
Rezeki kepada orang yang memberi makan adalah jauh lebih cepat dari pada
kecepatan pisau memotong punuk (daging yang menonjol ke atas pada punggung)
unta. Dan sesungguhnya Allah Ta'ala membanggakan orang yang memberi makan
kepada para malaikat.
92
Sebagian ulama berkata bahwa sesungguhnya dalam kitab suci yang empat ada
lafal-lafal yang sesuai. Keempat kitab tersebut pertama kali diturunkan dalam
bahasa Arab, kemudian diterjemahkan oleh Nabi dengan bahasa kaumnya:
1. Dalam kitab Taurat disebutkan:
َ ُاَ ْﻟ َﻜ ِﺮ ْﯾ ُﻢ ﻻَ ﯾ
ﻀﺎ ُم اَﺑَﺪًا
Orang yang dermawan tidak akan ditimpa bahaya selamanya.
93
Ini adalah mimpi dari syaithan. Kemudian ia berwudlu, salat, dan melakukan
thawaf, sampai mengantuk dan tertidur, lalu ia bermimpi seperti tersebut sampai
tiga kali. Setelah ia menyempurnakan ibadah haji dan pulang ke Baghdad, ia
menanyakan tempat dan rumah yang disebut dalam mimpi. Di tempat tersebut ia
mendapatkan seorang tua, lalu ia terjadi dialog:
Abdullah: Apakah Anda pendeta Majusi?
Pendeta : Ya!
Abdullah : Apakah Anda mempunyai kebaikan di sisi Allah?
Pendeta : Ya, saya mempunyai empat orang anak perempuan dan empat orang
anak laki-laki. Keempat orang anak perempuan saya, saya kawinkan dengan
empat orang anak laki-laki saya!
Abdullah : Ini haram! Apakah Anda mempunyai amal selain itu?
Pendeta : Ya, saya membuat walimah untuk orang-orang Majusi pada saat saya
mengawinkan anak-anak perempuan saya!
Abdullah : Ini haram! Apakah Anda mempunyai amal selain itu?
Pendeta : Ya, saya mempunyai seorang anak perempuan yang paling cantik, tak
ada wanita lain yang menandingi kecantikannya; lalu aku kawini sendiri. Pada
malam pertama aku mengumpulinya, aku mengadakan pesta perkawinan. Pada
waktu itu orang Majusi yang hadir lebih dari 1000 (seribu) orang.
Abdullah : Ini juga haram! Apakah Anda mempunyai amal selain itu?
Pendeta : Ya, pada malam aku menyetubuhi anak perempuanku, datang seorang
wanita muslimat dari agama Tuan, yang menggunakan suluh (penerangan) dari
lampu saya. Kemudian ia menyalakan lampu dan keluar. Perempuan tersebut
memadamkan lampu dan kembali; lalu aku masuk. Perempuan itu melakukan hal
tersebut tiga kali, sehingga aku bergumam: "Barangkali wanita ini adalah mata-
mata dari pencuri!" Kemudian aku keluar mengikutinya. Tatkala ia masuk ke
rumahnya dan menjumpai anak-anak perempuannya, mereka bertanya: "Wahai
Ibu, apakah Ibu datang dengan membawa sesuatu bagi kami? Sesungguhnya kami
sudah tidak mampu dan sabar menahan lapar!". Perempuan tersebut mencucurkan
air mata dan berkata: "Saya malu kepada Tuhan untuk meminta kepada seseorang
selain Dia; lebih-lebih dari musuh Allah, yaitu orang Majusi!". Setelah aku
mendengar omongannya, aku pulang ke rumah dan mengambil sebuah talam, lalu
aku penuhi dengan semua jenis makanan dan aku bawa sendiri ke rumahnya.
94
Abdullah : Ini adalah suatu kebaikan; dan Anda mendapat kabar gembira.
Kemudian Abdullah bin al-Mubarak memberi kabar gembira kepadanya tentang
mimpi pertemuannya dengan Rasulullah saw dan diceriterakan kepadanya isi
mimpi tersebut. Setelah mendengar ceritera itu, Pendeta Majusi tersebut
mengucapkan dua kalimah syahadat, kemudian dia jatuh tersungkur dan mati.
Abdullah bin al-Mubarak memandikannya, mengkafani, melakukan salat janazah
atasnya, dan menguburkannya. Ia berkata: "Wahai para hamba Allah, lakukanlah
perbuatan dermawan kepada sesama makhluk Allah, karena kedermawanan itu
dapat mengubah para musuh menjadi kekasih."
Pada bait ini nadhim hanya memberitahukan dua macam cabang iman yang
selanjutnya, sebagai berikut:
Sedekah yang paling utama adalah mendamaikan dua orang yang berseteru.
Rasulullah saw bersabda:
ب َﻣ ْﻦ اَﺻْ ﻠَ َﺢ ﺑَ ْﯿﻦَ ْاﺛﻨَ ْﯿ ِﻦ ﻓَﻘَﺎ َل َﺧ ْﯿ ًﺮا
ٍ ْﺲ ﺑِ َﻜ ﱠﺬا
َ ﻟَﯿ
Orang yang mendamaikan di antara dua orang dan dia berkata baik bukanlah
pendusta.
Tidak beriman salah seorang dari kamu sekalian, sehingga ia mencintai untuk
saudaranya apa yang ia cintai untuk dirinya.
Imam as-Suhaymi dalam menafsiri hadits di atas mengatakan bahwa iman
seseorang tidak sempurna sehingga ia mencintai untuk setiap saudara, meskipun
kafir, tanpa mengistimewakan kecintaannya kepada seseorang melebihi orang
lain, apa yang dicintai untuk dirinya sendiri, seperti ketaatan dan kesenangan-
99
kesenangan dunia yang mubah. Artinya, hendaklah engkau berbuat apa saja untuk
seseorang seperti engkau menyukai seseorang berbuat apa saja untukmu. Engkau
memperlakukan ia dengan perlakuan yang engkau sukai agar ia memperlakukan
engkau. Engkau menasihati dia seperti engkau menasihati dirimu sendiri. Engkau
menghukum ia dengan hukum yang engkau sukai agar ia menghukum engkau.
Engkau tidak membalas perbuatannya yang menyakitimu. Engkau tidak
mengurangi kehormatannya. Jika engkau melihat ia melakukan kebaikan,
hendaklah kebaikannya engkau tampakkan. Namun jika engkau melihat ia
melakukan hal jelek, engkau tutupi.
Rasulullah saw bersabda:
ض ﯾَﺮْ َﺣ ْﻤ ُﻜ ْﻢ َﻣ ْﻦ ﻓِﻰ اﻟ ﱠﺴ َﻤﺎ ِء
اَﻟﺮﱠا ِﺣ ُﻤﻮْ نَ ﯾَﺮْ َﺣ ُﻤﮭُ ُﻢ اﻟﺮﱠﺣْ ﻤﻦُ ،اِرْ َﺣ ُﻤﻮْ ا َﻣ ْﻦ ﻓِﻰ اﻻَرْ ِ
Para penyayang akan disayangi oleh Dzat Yang Maha Penyayang. Sayangilah
siapa saja yang ada di bumi, niscaya siapa saja yang ada di langit akan
menyayangi kamu.
Diriwayatkan dari Mujahid dan Salman ra dari Nabi Muhammad saw bahwa
sesungguhnya beliau bersabda:
َﻣ ْﻦ َﺣﻔِﻆَ َﻋﻠَﻰ اُ ﱠﻣﺘِﻰ ھَ ِﺬ ِه ْاﻻَرْ ﺑَ ِﻌ ْﯿﻦَ َﺣ ِﺪ ْﯾﺜًﺎ َد َﺧ َﻞ ْاﻟ َﺠﻨﱠﺔَ َو َﺣ َﺸ َﺮهُ ﷲُ ﺗَ َﻌﺎﻟَﻰ َﻣ َﻊ اﻻَ ْﻧﺒِﯿَﺎ ِء َو ْاﻟ ُﻌﻠَ َﻤﺎ ِء ﯾَﻮْ َم ْاﻟﻘِﯿَﺎ َﻣ ِﺔ .ﻓَﻘُ ْﻠﻨَﺎ :
ب َواﻟﻨﱠﺒِﯿﱢ ْﯿﻦَ ﯾَﺎ َرﺳُﻮْ َل ﷲِ ،اَيﱡ اﻻَرْ ﺑَ ِﻌ ْﯿﻦَ َﺣ ِﺪ ْﯾﺜًﺎ؟ ﻗَﺎ َل َﻋﻠَ ْﯿ ِﮫ اﻟ ﱠﺴﻼَ ُم :اَ ْن ﺗُ ْﺆ ِﻣﻦَ ﺑِﺎ ِ َو ْاﻟﯿَﻮْ ِم ْاﻵ ِﺧ ِﺮ َو ْاﻟ َﻤﻶﺋِ َﻜ ِﺔ َو ْاﻟ ِﻜﺘَﺎ ِ
َر ﺧَ ﯿ ِْﺮ ِه َو َﺷ ﱢﺮ ِه ِﻣﻦَ ﷲِ ﺗَ َﻌﺎﻟَﻰ َ .وﺗَ ْﺸﮭَ َﺪ اَ ْن ﻻَ اِﻟَﮫَ اِﻻﱠ ﷲُ َوأَ ﱠن ُﻣ َﺤ ﱠﻤﺪًا ﱠرﺳُﻮْ ُل ﷲِ َ .وﺗُﻘِ ْﯿ َﻢ ت َوﺑِ ْﺎﻟﻘَﺪ ِ ﺚ ﺑَ ْﻌ َﺪ ْاﻟ َﻤﻮْ ِ َو ْاﻟﺒَ ْﻌ ِ
ﻀﺎنَ . ي اﻟ ﱠﺰ َﻛﺎةَ ﺑِ َﺤﻘﱢﮭَﺎ َ .وﺗَﺼُﻮْ َم َﺷﮭ َْﺮ َر َﻣ َ ﺎغ ْاﻟ ُﻮﺿُﻮْ ِء ﻟِ َﻮ ْﻗﺘِﮭَﺎ ﺑِﺘَ َﻤ ِﺎم ُر ُﻛﻮْ ِﻋﮭَﺎ َو ُﺳﺠُﻮْ ِدھَﺎ َ .وﺗُ َﺆ ﱢد َ ﺼﻼَةَ ﺑِﺈ ِ ْﺳﺒَ ِ اﻟ ﱠ
ث ﺼﻠ َﻲ اﺛﻨَﺘ َْﻲ َﻋ ْﺸ َﺮةَ َرﻛ َﻌﺔ ﻓِﻰ ُﻛ ﱢﻞ ﯾَﻮْ ٍم َوﻟَ ْﯿﻠَ ٍﺔ َو ِھ َﻲ ُﺳﻨﱠﺘِﻰ َ ،وﺛَﻼَ َ ً ْ ْ ﱢ َوﺗَ ُﺤ ﱠﺞ اﻟﺒَﯿْﺖَ اِ ِن ا ْﺳﺘَﻄَﻌْﺖَ اِﻟَ ْﯿ ِﮫ َﺳ ِﺒ ْﯿﻼً َ .وﺗُ َ ْ
ﻚ َ .وﻻَ ﺗَﺄْ ُﻛﻞْ َﻣﺎ َل ْاﻟﯿَﺘِﯿ ِْﻢ َ .وﻻَ ﺗَﺄْ ُﻛ ِﻞ اﻟ ﱢﺮﺑَﺎ َ .وﻻَ ْ
ﯾ
ِ َ َِ َ ﺪ ﻟ ا و ْﺺ ﻌ َ ﺗ َ ﻻ و ت ِو ْﺗﺮً ا ﻻَ ﺗَ ْﺘ ُﺮ ْﻛﮭَﺎ َ .وﻻَ ﺗُ ْﺸ ِﺮ ْك ﺑِﺎ ِ َﺷ ْﯿﺌً َ
. ﺎ َر َﻛ َﻌﺎ ٍ
ْ
ﺐ اَوْ ﺑَ ِﻌ ْﯿ ٍﺪ َ .وﻻَ ﺗَ ْﻌ َﻤﻞْ ﺑِﺎﻟﮭَ َﻮى . ﻒ ﺑِﺎ ِ َﻛﺎ ِذﺑًﺎ َ .وﻻَ ﺗَﺸﮭَ ْﺪ َﺷﮭَﺎ َدةَ اﻟﺰوْ ِر َﻋﻠَﻰ اَ َﺣ ٍﺪ ﻗَ ِﺮ ْﯾ ٍ ﱡ ْ ب اﻟ َﺨ ْﻤ َﺮ َ .وﻻَ ﺗَﺤْ ﻠِ ْ ْ ﺗَ ْﺸ َﺮ ِ
ﻂﺼﻨَﺔَ َ .وﻻَ ﺗَﻘُﻞْ ِﻷَ ِﺧ ْﯿﻚَ :ﯾَﺎ ُﻣ َﺮآﺋِﻰ ،ﻓَﺘَﺤْ ﺒَ َ ف ْاﻟ ُﻤﺤْ َ ك َ .وﻻَ ﺗَﻘَ ْﻊ ﻓِ ْﯿ ِﮫ ِﻣ ْﻦ َﺧ ْﻠﻔِ ِﮫ َوﻗُﺪَا ِﻣ ِﮫ َ .وﻻَ ﺗَ ْﻘ ِﺬ ِ َوﻻَ ﺗَ ْﻐﺘَﺐْ اَﺧَ ﺎ َ
َ
ﻚ َﻋ ْﯿﺒَﮫُ َ .وﻻَ ﺗَ ْﺴ َﺨﺮْ ِﻣ ْﻦ ا َﺣ ٍﺪ َ ُ
ﺼ ْﯿ ُﺮ ،ﺗ ِﺮ ْﯾ ُﺪ ﺑِﺬﻟِ َ ﺼﯿ ِْﺮ :ﯾَﺎ ﻗَ ِ َﻋ َﻤﻠَﻚَ َ .وﻻَ ﺗ َْﻠ َﻌﺐْ َوﻻَ ﺗَﻠﮫُ َﻣ َﻊ اﻟﻼ ِھ ْﯿﻦَ َ .وﻻَ ﺗَﻘﻞْ ﻟِﻠﻘَ ِ
ْ ُ ﱠ ْ
اﻹ ْﺧ َﻮا ِن َ .وﺗَ ْﺸ ُﻜ َﺮ ِ ِ َﻋﻠَﻰ ُﻛ ﱢﻞ ﻧِ ْﻌ َﻤ ٍﺔ ﺶ ﺑِﺎﻟﻨﱠ ِﻤ ْﯿ َﻤ ِﺔ ﻓِ ْﯿ َﻤﺎ ﺑَ ْﯿﻦَ ِ ب ﷲِ ﺗَ َﻌﺎﻟَﻰ َ .وﻻَ ﺗَ ْﻤ ِ ﺎس َ .وﻻَ ﺗَﺄْ َﻣ ْﻦ ِﻣ ْﻦ ِﻋﻘَﺎ ِ ِﻣﻦَ اﻟﻨﱠ ِ
ﺻﺎﺑَﻚَ ﻟَ ْﻢ ﯾَ ُﻜﻦْ َ ﱠ َ َ
ﺼ ْﯿﺒَ ِﺔ َ .وﻻ ﺗَﻘﻨﻂ ِﻣﻦ رﱠﺣْ َﻤ ِﺔ ﷲِ َ .وﺗَ ْﻌﻠ َﻢ ان َﻣﺎ ا َ ْ ْ ُ ْ َ ْ َ ْ
اﻟﱠﺘِﻰ اَ ْﻧ َﻌ َﻢ ﺑِﮭَﺎ َﻋﻠ ْﯿﻚَ َ .وﺗَﺼْ ﺒِ َﺮ ِﻋﻨ َﺪ اﻟﺒَﻼ ِء َواﻟ ُﻤ ِ ْ َ
ﺿﺎ اﻟ َﻤ ْﺨﻠُﻮْ ﻗِ ْﯿﻦَ َ .وﻻَ ﺗُ ْﺆﺛِ ِﺮ اﻟ ﱡﺪ ْﻧﯿَﺎ َﻋﻠَﻰ ْ ﺼ ْﯿﺒَﻚَ َ .وﻻَ ﺗَﻄﻠُﺐْ ﺳ ُْﺨﻂَ اﻟﺮﱠبﱢ ﺑِ ِﺮ َ ْ ك ﻟَ ْﻢ ﯾَ ُﻜ ْﻦ ﻟِﯿُ ِ ﻚ َواَ ﱠن َﻣﺎ اَ ْﺧﻄَﺄ َ َ ﻟِﯿ ُْﺨ ِﻄﺌَ َ
َ
ﻚ َوﻓِﻰ ا ْﻣ ِﺮ َ َ ْ َ ْ
ك ﻓﻼ ﺗﺒﺨ َﻋﻠﯿ ِﮫ َ .واﻧﻈ ﻓِﻰ ا ْﻣ ِﺮ ِدﯾﻨِﻚَ اِﻟﻰ َﻣﻦ ﻓﻮْ ﻗ َ َ ﺮْ ُ ْ ْ َ ﻞْ َ ْ َ َ َ ْ
اﻵﺧ َﺮ ِة َ .واِذا َﺳﺄﻟﻚَ اﺧﻮْ كَ اﻟ ُﻤﺴﻠِ ُﻢ ِﻣ ﱠﻤﺎ ِﻋﻨ َﺪ َ ْ ْ ُ َ َ َ َ ِ
َع اﻟْﺒَﺎ ِط َﻞ َوﻻَ ﺗَﺄْ ُﺧ ْﺬ ﺑِ ِﮫ َ .واِ َذا َﺳ ِﻤﻌْﺖَ َﺣﻘًّﺎ ﻓَﻼَ ِ د و َ . ﺎنَ َ ﻄ ﱡﻠْ ﺴ اﻟ ﻂ
ِ ِ ﻟ ﺎ ﺨ َ ُ ﺗ َ ﻻ و
َ . بْ ﺬ
ِ ْ
ﻜ َ ﺗ َ ﻻ و
َ . ﻚَ َ ﻧ وْ ُ
د ﻮ َ ُ ھ ْ
ﻦ ﻣ
َ ﻰ َ ﻟ ِ ا ك
َ ُد ْﻧﯿَﺎ
ﻚ َو َذا َِ َﺑ ﺎر َ ﻗ َ ا ْ
ﻊ َ ﻄ ْ
ﻘ َ ﺗ َ ﻻ و ﻚ ﻧ اْﺮ ﯿ
ِ َ ِ ِ ِ َ ِ َ َ ﺟ ﻰ َ ﻟ ا ﻦ ْ ﺴ ﺣْ َ أ و ، ﷲ ﻰ َ ﻟ ا
ْ ِ ﻢ ُ ﮭ ُ ﺑ ﺮﱢ َ ﻘ ُ ﯾ و ْ ِ َ ِ َ ﷲ ﺪ ْ
ﻨ ﻋ ﻢ ُ ﮭ ﻌ ُ َ ﻔ ْ
ﻨ ﯾ ﺎ ﻤ
َ َ َ َ َ َِ َ ﺑ ك ﺪ َ ﻟ و و ﻚ َ ﻠ ْ
ھ َ ا ﱢبْ دَ ا ﺗَ ْﻜﺘُ ْ َ َ
و . ﮫ ﻤ
ْ
ﻖ ﷲِ ﺗَ َﻌﺎﻟَﻰ َ .واَﻛﺜِﺮْ اﻟﺘﱠ ْﺴﺒِ ْﯿ َﺢ واﻟﺘﱠ ْﮭﻠِ ْﯿ َﻞ َواﻟﺘﱠﺤْ ِﻤ ْﯿ َﺪ َواﻟﺘﱠﻜﺒِﯿ َْﺮ َوﻻَ ﺗَ َﺪ ْع ﻗِ َﺮا َءةَ ْ ْ
ﺻﻠﮭُ ْﻢ َ .وﻻَ ﺗَﻠ َﻌ ْﻦ اَ َﺣﺪًا ِﻣ ْﻦ ﺧَ ﻠ ِ ْ ْ ﻚ َو ِ َر ِﺣ ِﻤ َ
ت َو ْاﻟ ِﻌ ْﯿ َﺪﯾ ِْﻦ َ .وا ْﻧﻈُﺮْ ُﻛ ﱠﻞ َﻣﺎ ﻟَ ْﻢ ِ َﺎ
ﻋ ﺎ ﻤ ﺠ ْ
اﻟ
َُ ِ َ َ َ و ﺔ ﻌ ﻤ ﺠ ُ ْ
اﻟ ر َ ُﻮْ ﻀ ﺣ ُ ع ْ ﺪ َ َ ﺗ َ ﻻ وَ ، ًﺎ ﺒ ُ ﻨ ﺟ ُ نَ ﻮْ ﻜُ َ ﺗ ن ْ َ ا ﱠ ﻻ ا
َ ٍ ِ ل ﺎ ﺣ ﻞ ﱢ ُ
ﻛ ﻰ َ ﻠ ﻋ
َ ْاﻟﻘُﺮْ ِ
آن
ُ ْ ُ
ﺿ َﻲ ﷲُ ﺗَ َﻌﺎﻟﻰ َﻋﻨﮫُ :ﻗﻠﺖ ، ْ َ ْ
ض ﺑِ ِﮫ َوﻻَ ﺗَﺼْ ﻨَ ْﻌﮫُ ﺑِ ِﮫ .ﺑَﻞْ ﻗَﺎ َل َﺳﻠ َﻤﺎنُ َر ِ ﻚ َوﯾُﺼْ ﻨَ َﻊ ﺑِﻚَ ،ﻓَﻼَ ﺗَﺮْ َ َ
ض ا ْن ﯾُﻘَﺎ َل ﻟ َ َ ﺗَﺮْ َ
ﻖ ﻧَﺒِﯿًّﺎ اِ ﱠن ﷲَ ﺗَ َﻌﺎﻟَﻰ ﯾَﺤْ ُﺸ ُﺮ ُه ى ﺑَ َﻌﺜَﻨِﻰ ﺑِ ْﺎﻟ َﺤ ﱢ ُ َ ِ ِ ﺬ ﱠ ﻟ ا و : م َ ﻼ ﺴﱠ اﻟ ﮫ
ِ ْ
ﯿ َ ﻠ ﻋ َ ل َ ﺎ َ ﻗ ﺎ؟ ً ﺜ ْ
ﯾ ﺪ
ِ ﺣَ ﻦَ ْ
ﯿ ﻌ
ِ ﺑ
َ َرْ ﻻ ا ه
ِِ ﺬ ھ ابُ ﻮ َ
ِ َ َ ﺛ ﺎ ﻣ ، ﷲ ل َ ُﻮْ ﺳ ﯾَﺎ َر
َ َ
ﻚ َﺧ ْﯿ ًﺮا ِﻣﻦَ ا ْن ﯾُ ْﻌﻄﻰ ﺎس َﻛﺎنَ ذﻟِ َ ﱠ ﱠ ً
ﯾَﻮْ َم اﻟﻘِﯿَﺎ َﻣ ِﺔ َﻣ َﻊ اﻻَﻧﺒِﯿَﺎ ِء َواﻟ ُﻌﻠ َﻤﺎ ِء َ .و َﻣ ْﻦ ﺗَ َﻌﻠ َﻢ ھ ِﺬ ِه اﻻَرْ ﺑَ ِﻌ ْﯿﻦَ َﺣ ِﺪ ْﯾﺜﺎ َوﻋَﻠ َﻤﮭَﺎ اﻟﻨ َ ﱠ َ ْ ْ ْ
اﻟ ﱡﺪﻧِﯿَﺎ َو َﻣﺎ ﻓِ ْﯿﮭَﺎ
100
Barang siapa yang mengutipkan 40 berita ini kepada umatku, maka ia akan masuk
surga dan Allah akan mengumpulkannya bersama para nabi dan ulama pada hari
kiamat! Kami (para sahabat) bertanya: "Wahai Rasulullah, 40 berita yang
manakah itu?" Rasulullah saw menjelaskan:
1. Hendaklah engkau beriman kepada Allah, hari kiamat, para malaikat, kitab-
kitab, para nabi, kebangkitan sesudah mati, dan takdir baik dan buruk dari Allah
Ta'ala.
2. Engkau mengakui bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan selain Allah dan
sesungguhnya Muhammad adalah utusan Allah.
3. Engkau mendirikan salat dengan menyempurnakan wudlu pada waktunya,
dengan menyempurnakan ruku' dan sujudnya.
4. Engkau menunaikan zakat dengan haknya.
5. Engkau berpuasa pada bulan Ramadlan.
6. Engkau pergi haji ke Baitullah jika mampu.
7. Engkau salat duabelas rakaat sehari semalam. Salat duabelas rakaat adalah
sunnahku (menurut riwayat Imam an-Nasai, Ummu Habibah, maksudnya adalah
salat rawatib, yaitu: 4 rakaat sebelum salat fardlu dhuhur; 2 rakaat sesudah salat
fardlu dhuhur; 2 rakaat sebelum salat fardlu asar; 2 rakaat sesudah salat fardlu
maghrib; dan 2 rakaat sebelum salat fardlu isyak). Janganlah engkau tinggalkan
salat witir tiga rakaat.
8. Jangan engkau sekutukan Allah dengan sesuatu.
9. Jangan engkau durhakai kedua orang tuamu.
10. Jangan engkau makan harta anak yatim.
11. Jangan engkau makan harta riba.
12. Jangan engkau minum arak.
13. Jangan engkau bersumpah atas nama Allah dengan dusta.
14. Jangan engkau menjadi saksi palsu terhadap seseorang, baik kerabat dekat
maupun jauh.
15. Jangan engkau berbuat karena menuruti hawa nafsu.
16. Jangan engkau mengghibah saudaramu.
101
17. Jangan engkau terjatuh dalam perbuatan ghibah dari belakang maupun dari
muka saudaramu.
18. Jangan engkau menuduh zina perempuan yang baik-baik.
19. Jangan engkau mengatakan kepada saudaramu: "Hai orang yang riya", agar
engkau tidak menghapus amalmu sendiri.
20. Jangan engkau bermain dan berbuat sia-sia bersama orang-orang yang
berbuat lalai.
21. Jangan engkau katakan kepada orang yang pendek: "Hai si pendek", dengan
maksud mencelanya.
22. Jangan engkau olok-olok seseorang.
23. Jangan engkau merasa aman dari siksa Allah Ta'ala.
24. Jangan engkau adu domba di antara para saudara.
25. Hendaklah engkau bersyukur pada Allah atas tiap nikmat yang telah diberikan
kepadamu.
26. Hendaklah engkau bersabar pada waktu tertimpa bala' dan cobaan.
27. Jangan engkau berputus asa terhadap rahmat Allah.
28. Hendaklah engkau mengetahui bahwa musibah yang menimpamu tidak
mungkin dapat terlepas darimu dan bahwa sesuatu yang tidak menimpamu tidak
mungkin dapat mengenai kamu.
29. Jangan engkau cari kemurkaan Allah lantaran mencari kerelaan makhluk.
30. Jangan engkau pentingkan dunia dari pada akhirat.
31. Jika saudaramu meminta sesuatu yang ada padamu, janganlah engkau bakhil
kepadanya.
32. Bandingkanlah urusan agamamu dengan orang yang di atasmu, dan dalam
urusan duniamu dengan orang yang di bawahmu.
33. Jangan engkau berdusta.
34. Jangan engkau bergaul dengan penguasa.
102
35. Tinggalkan perkara yang batal dan jangan engkau mengambilnya.
36. Jika engkau mendengar kebenaran, jangan engkau sembunyikan.
37. Didiklah keluarga dan anak-anakmu dengan segala sesuatu bermanfaat bagi
mereka di sisi Allah dan dapat mendekatkan didi kepada Allah, berbuat baiklah
kepada tetangga dan jangan putuskan hubungan kerabat dan famili, tapi
sambungkan hubungan dengan mereka.
38. Jangan engkau laknat makhluk Allah Ta'ala.
39. Perbanyaklah membaca: tasbih, tahlil, tahmid, takbir, dan jangan engkau
tinggalkan membaca al-Quran pada setiap keadaan, kecuali jika kamu sedang
junub; jangan engkau tinggalkan salat Jumat, salat berjamaah, dan salat hari raya.
40. Perhatikanlah segala yang tidak engkau relakan untuk diucapkan dan
dilakukan kepadamu, maka jangan engkau relakan untuk dilakukan kepada
seseorang dan jangan engkau lakukan.
Sahabat Salman ra bertanya: "Wahai Rasulullah, apakah pahala dari 40 berita
ini?" Rasulullah saw bersabda: "Demi Dzat yang telah mengutusku sebagai nabi
dengan hak, sungguh Allah Ta'ala akan mengumpulkan dia pada hari kiamat
bersama para nabi dan para ulama. Dan Barangsiapa yang mempelajari 40 berita
ini dan mengajarkannya yang lain, niscaya hal itu lebih baik dari pada ia diberi
dunia dan isinya.
Syeikh Abdul Mun'im menambah satu bait syair mengenai salawat sebagai
penutup.
ﺐ اﻟ ﱠ ِﺬ ْﯾﻦَ ﯾُ َﺤ ﱠﺸ ُﻢ ِ ﺼﻼَةُ َﻋﻠَﻰ اﻟﻨﱠﺒِ ﱢﻲ ُﻣ َﺤ ﱠﻤ ٍﺪ × َو ْا
ِ ْﻵل َواﻟﺼﱠﺤ ﺛُ ﱠﻢ اﻟ ﱠ
Kemudian kesejahteraan semoga tetap atas Nabi Muhammad, keluarga, dan para
sahabat yang seperti pelayan, keluarga, dan kerabat di sisi Nabi saw.
وﷲ أﻋﻠ ُﻢ ﺑﺎﻟـﺼـﻮاب
103