(1) Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan iman seseorang mempunyai cabang-cabang,
sehingga cabang tersebut harus disempurnakan.
(2) Bait-bait syair ini diambil dari kitab Syeikh Zainuddin al-Kusyini, yaitu orang yang
berkata setelah kami membaca salawat dan salam,
(3) bagi Nabi Muhammad, keluarga dan para sahabat beliau, selama matahari dan bintang-
bintang di langit masih beredar.
2
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR:............................................................................................................. 2
DAFTAR ISI:............................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN:........................................................................................................ 4
ㅤ 1.1 LATAR BELAKANG:................................................................................................................................ 4
ㅤ 1.3 TUJUAN:..................................................................................................................................................... 5
B. SARAN:........................................................................................................................... 11
C. PENUTUP:....................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA:……………………………………………………………………… 13
3
BAB I
PENDAHULUAN
Dengan memohon ma’unah Allah makalah singkat ini mencoba menjelaskan beberapa hal yang
berkaitan dengn topik tersebut di atas.
untuk memenuhi kewajiban sebagai pelajar, yakni membuat tugas yang diberikan oleh guru, akan
pemenuhan dari kewajiban itu pula tidak lepas dari banyaknya manfaat yang bisa didapatkan. Yaitu
kita dapat mengetahui apa pengertian dari iman, 77 cabang keimanan serta hadistnya, dan segala
sesuatu tentang iman.
5
III
BAB II
KEIMANAN
A. PENGERTIAN IMAN
Iman secara etimologis berasal dari kata amana -yu’minu berarti tasdiq yaitu
membenarkan mempercayai. Dan menurut istilah Iman ialah “Membenarkan dengan hati
diucapkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan.”
Imam Ahmad bin Hanbal mendefinisikannya dengan “Qaulun wa amalun wa
niyyatunwa tamassukun bis Sunnah.” Yakni Ucapan diiringi dengan ketulusan niat dan
dilandasi dengan berpegang teguh kepada Sunnah.
Sahl bin Abdullah At-Tustari ketika ditanya tentang apakah sebenarnya iman itu beliau
menjawab demikian “Qaulun wa amalun wa niyyatun wa sunnatun.” Artinya Ucapan yang
disertai dengan perbuatan diiringi dengan ketulusan niat dan dilandasi dengan Sunnah. Kata
beliau selanjutnya “Sebab iman itu apabila hanya ucapan tanpa disertai perbuatan adalah
kufur apabila hanya ucapan dan perbuatan tanpa diiringi ketulusan niat adalah nifaq sedang
apabila hanya ucapan perbuatan dan ketulusan niat tanpa dilandasi dengan sunnah adalah
bid’ah.
Dengan demikian iman itu bukan sekedar pengertian dan keyakinan dalam hati, bukan
sekedar ikrar dengan lisan dan bukan sekedar amal perbuatan saja tapi hati dan jiwa kosong.
Imam Hasan Basri menyatakan “Iman itu bukanlah sekedar angan-angan dan bukan pula
sekedar basa-basi dengan ucapan akan tetapi sesuatu keyakinan yang terpatri dalam hati dan
dibuktikan dengan amal perbuatan.”
ㅤㅤ Cabang-Cabang Iman dalam segi bahasa adalah percaya, sedangkan menurut syariat
islam terdiri dari tiga makna, yaitu:
1. Iqrar bil lisan, yaitu diucapkan dengan lisan.
2. Tashdiq bil qalbi, yaitu diyakini dalam hati.
3. Amal bil arkan, yaitu dilakukan dalam perbuatan
B. CABANG-CABANG KEIMANAN
ㅤㅤ Banyak ahli hadits yang menulis risalah mengenai cabang iman di antaranya ialah : Abu
Abdillah Halimi rah a dalam Fawaidul Minhaj, Imam Baihaqi rah a dalam Syu’bul Iman,
Syaikh Abdul Jalil rah a dalam Syu’bul Iman, Ishaq bin Qurthubi rah a dalam An Nashaih,
dan Imam Abu Hatim rah a dalam Washful Iman wa Syu’buhu.
6
Cabang iman terbagi lagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu yang berhubungan dengan :
1. Niat, aqidah, dan amalan hati;
2. Lidah; dan
3. Seluruh anggota tubuh.
8
"Janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Sebab pendengaran,
penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggung jawaban." (QS. 17
Al- Isra':36)
Rasulullah SAW. menjelaskan bahwa yang paling utama adalah Tauhid, yang wajib bagi
setiap orang, yang mana tidak satu pun cabang Iman itu menjadi sah kecualisesudah
sahnya tauhid tersebut. Adapun cabang Iman yang paling rendah adalahmenghilangkan
sesuatu yang mengganggu kaum muslimin, di antaranya denganmenyingkirkan duri atau
batu dari jalan mereka. Lalu, di antara ke dua cabang tersebutterdapat cabang-cabang lain
seperti cinta kepada Rasulullah SAW, cinta kepada saudaramuslim seperti mencintai diri
sendiri, jihad dan sebagainya. Beliau tidak menjelaskancabang-cabang Iman secara
keseluruhan, maka para ulama berijtihad menetapkannya. Al-Hulaimi, pengarang“Al -
Minhaj” menghitungnya ada 77 cabang, sedangkan Al-Hafizh AbuHatim Ibnu Hibban
menghitungnya ada 79 cabang Iman.
Sebagian dari cabang-cabang Iman itu ada yang berupa rukun dan ushul, yang
dapatmenghilangkan Iman manakalah ia ditinggalkan, seperti mengingkari adanya hari
akhir, dan sebagiannya lagi ada yang bersifat furu’, yang apabila meninggalkannya tidak
membuathilangnya Iman, sekalipun tetap menurunkan kadar iman dan membuat fasik,
seperti tidakmemuliakan tetangga
10
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Iman secara etimologis berasal dari kata aamana -yu’minu berarti tasdiq yaitu
membenarkan mempercayai. Dan menurut istilah Iman ialah “Membenarkan dengan hati
diucapkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan.”
Imam Ahmad bin Hanbal mendefiinisikannya dengan “Qaulun wa amalun wa
niyyatun watamassukun bis Sunnah.” Yakni Ucapan diiringi dengan ketulusan niat dan
dilandasi dengan berpegang teguh kepada Sunnah.
Sahl bin Abdullah At-Tustari ketika ditanya tentang apakah sebenarnya iman itu
beliau menjawab demikian “Qaulun wa amalun wa niyyatun wa sunnatun.” Artinya
Ucapan yang disertai dengan perbuatan diiringi dgn ketulusan niat dan dilandasi dengan
Sunnah. Kata beliau selanjutnya “Sebab iman itu apabila hanya ucapan tanpa disertai
perbuatan adalah kufur apabila hanyaucapan dan perbuatan tanpa diiringi ketulusan niat
adalah nifaq sedang apabila hanya ucapan perbuatan dan ketulusan niat tanpa dilandasi
dengan sunnah adalah bid’ah.
Dengan demikian iman itu bukan sekedar pengertian dan keyakinan dalam hati;
bukan sekedar ikrar dgn lisan dan bukan sekedar amal perbuatan saja tapihati dan jiwa
kosong.
Imam Hasan Basri mengatakan “Iman itu bukanlah sekedar angan-angan dan bukan pula
sekedar basa-basi dengan ucapan akan tetapi sesuatu keyakinan yang terpatri dalam hati
dan dibuktikandengan amal perbuatan.
Dari Abu Hurairah RA, Nabi SAW bersabda “ Iman mempunyai lebih dari enam
puluh cabang. Adapun malu adalah salah satu cabangdari iman”. Hadits tersebut
menjelaskan bahwa begitu banyak cabang-cabang dari Iman. Cabang-cabang tersebut
telah disebutkan dalamsyarahnya ibnu hajar Ats-Qalaini. Cabang-cabang iman terbagi
menjadi dalam tiga jenis, yaituamalan yang berhubungan dengan hati, amalan yang
berhubungan dengan lisan, dan amalanyang berhubungan dengan perbuatan.
Hadits tersebut juga menjelaskan bahwa memiliki rasa malu yang mendorong orang
untuk melakukan amal shaleh dan menjauhi maksiat adalah sebagian dari iman.
Dengandemikian, seolah-olah yang mendorong dan mencegah mereka adalah keimanan
mereka.
C. SARAN
Setiap muslim tentu menginginkan untuk masuk ke dalam surga
dan selamat dari api neraka,
11
untuk itu marilah kita memperhatikan sabda Nabi shallallahu’alaihi wa
sallam berikut ini,
َ آخ ُر كَاَل ِم ِه اَل ِإلَهَ ِإاَّل هللاُ َدخَ َل
َالجنَّة ِ ََم ْن َكان
“Barang siapa yang akhir ucapannya (sebelum mati) adalah kalimat Laa
ilaaha illallah maka dia akan masuk surga.” [HR. Abu Daud dari
Mu’adz bin Jabal radhiyallahu’anhu, Shahihul Jami’: 11425]
Jelaslah bagi kita bahwa kunci surga adalah kalimat Laa ilaaha
illallah. Ibarat sebuah rumah,surga memiliki pintu yang harus dibuka
dengan sebuah kunci, itulah kalimat Laa ilaahaillallah. Akan tetapi,
kenyataannya tidak semua orang yang memiliki kunci tersebut
mampumembuka pintu surga, dikarenakan kunci mereka tidak bergerigi.
Dan sebagai umat muslim yang taat, penulis hanya bisa
menyarankan agar pembaca senantiasa meningkatkan semangat
keagamaan dan lebih meningkatkan keimanan dan lain sebagainya.
D. PENUTUP
Demikian makalah yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah ini. Tentunya masih banyak kekurangan , kesalahan
dan kelemahan baik dalam segi penulisan maupun segi materinya. Maka dari itu, kami
mohon kritik dan saran yang membangun agar dapat lebih baik lagi dalam
penyusunan makalah selanjutnya. Karna terbatasnya pengetahuan dan kurangnya
rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini
12
DAFTAR PUSTAKA
Sumber:
https://www.academia.edu/35216820/MAKALAH_MENJELASKAN_KRITERIA_CAB
ANG_IMAN
https://www.academia.edu/34905527/77_Cabang_Iman
https://wakidyusuf.wordpress.com/2017/02/23/77-cabang-iman-dan-penjelasannya
13