Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


"77 CABANG KEIMANAN"

Disusun Oleh Kelompok II :

1. Malika Eliza Rahman 7. Fiona Maghfirah Latif

2. Feby Alya Rahmawati 8. Khoirunnisa Dian

3. Luna Rizki Nafiza 9. M. Rajib Saputra

4. Khoirunisa Isally Alwan 10. Hiro Dharma Syahputra

5. Febyola Amanda N. 11. M. Fabian Julio

6. Fauziah Nurfa Anggun


SMAN 4 TAMBUN SELATAN
KATA PENGANTAR
‫ميحرال نمحرال هلال مسب‬
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan petunjuk, bantuan dan pertolongan
kepada kita sekalian, sehingga kita dapat menjadi pemeluk agama Islam, yang memiliki tiga
macam ajaran. Ketiga ajaran tersebut yaitu:
(1)ajaran tentang keimanan untuk membimbing manusia selaku makhluk yang dapat berfikir
dan memiliki keyakinan,
(2)ajaran tentang peribadatan untuk membimbing tingkah laku lahir manusia sebagai
penggejalaan dari nafsu manusia, dan
(3)ajaran tentang akhlak untuk membimbing manusia selaku makhluk yang memiliki budi
pekerti.
Salawat dan salam semoga tetap tercurah atas Nabi Besar Muhammad saw yang telah
menyelesaikan ketiga macam ajaran tersebut dengan sukses. Karenanya beliau menjadi
pemimpin dunia terbesar yang belum dan tidak akan pernah ditandingi oleh siapa pun
sepanjang sejarah. Ajaran iman yang kita ketahui memiliki enam sendi. Ternyata ajaran iman
tersebut memiliki 77 cabang yang harus kita ketahui dan kita amalkan. Kitab yang
menuturkan 77 cabang iman secara ringkas dan mudah difahami adalah "Qami' ath-
Thughyan" karangan Syeikh Muhammad Nawawi bin 'Umar dari Banten. Kitab tersebut
merupakan ulasan dari kitab "Syu'ab al-Iman" yang berbentuk syair karya Syeikh Zainuddin
bin 'Ali. Terjemahan kitab tersebut lengkap dengan syair-syairnya dimaksudkan untuk dapat
dijadikan bahan bacaan yang mudah bagi mereka yang ingin menambah pengetahuan agama.
Syekh Muhammad Nawawi bin 'Umar Banten mengawali ulasan syair yang
menuturkan cabang-cabang iman dengan tiga syair pembuka kitab "Syu'ab al-Iman" sebagai
berikut:

(1) Segala puji bagi Allah yang telah menjadikan iman seseorang mempunyai cabang-cabang,
sehingga cabang tersebut harus disempurnakan.
(2) Bait-bait syair ini diambil dari kitab Syeikh Zainuddin al-Kusyini, yaitu orang yang
berkata setelah kami membaca salawat dan salam,
(3) bagi Nabi Muhammad, keluarga dan para sahabat beliau, selama matahari dan bintang-
bintang di langit masih beredar.
2
I

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR:............................................................................................................. 2
DAFTAR ISI:............................................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN:........................................................................................................ 4
ㅤ 1.1 LATAR BELAKANG:................................................................................................................................ 4

ㅤ 1.2 RUMUSAN MASALAH:............................................................................................................................ 4

ㅤ 1.3 TUJUAN:..................................................................................................................................................... 5

BAB II CABANG-CABANG IMAN:….……….…………………………………………… 5


A. PENGERTIAN IMAN:………………………………………………………………..…………….…. 6
B. CABANG-CABANG KEIMANAN:…………………………………………………………………... 6

BAB III PENUTUP:……………………..……………………………………………..….... 10


A. KESIMPULAN:…………………………………………...…………………………………………… 11

B. SARAN:........................................................................................................................... 11
C. PENUTUP:....................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA:……………………………………………………………………… 13

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Iman memiliki cabang yang sangat banyak, hal ini menunjukkan bahwa kata-kata IMAN jika
disebutkan secara mutlak -tanpa dikaitkan dengan kata Islam- mencakup agama secara keseluruhan.
Nabi Shollallahu ‘alaihi wasallam telah menjelaskan cabang-cabang iman tersebut baik secara global
ataupun secara rinci.
Berkaitan dengan penjelasan Nabi Shollallahu ‘alaihi wasallam tentang IMAN secara global,
hal ini terdapat dalam hadits Abu Hurairah Radhiallohu ‘Anhu, beliau berkata; Rasulullah Shollallahu
‘alaihi wasallam bersabda :
‫ ﻭﺍﻟﺤﻴﺎﺀ ﺷﻌﺒﺔ ﻣﻦ ﺍﻹﻳﻤﺎﻥ‬،‫ﺍﻹﻳﻤﺎﻥ ﺑﻀﻊ ﻭﺳﺒﻌﻮﻥ ﺷﻌﺒﺔ‬
“Iman itu ada lebih dari tujuh puluh cabang, dan malu merupakan salah satu cabang dari IMAN”
Dalam riwayat yang lain :
‫ ﻭﺍﻟﺤﻴﺎﺀ ﺷﻌﺒﺔ ﻣﻦ‬،‫ ﻭﺃﺩﻧﺎﻫﺎ ﺇﻣﺎﻃﺔ ﺍﻷﺫﻯ ﻋﻦ ﺍﻟﻄﺮﻳﻖ‬،‫ ﻓﺄﻓﻀﻠﻬﺎ ﻗﻮﻝ ﻻ ﺇﻟﻪ ﺇﻻ ﻪﻠﻟﺍ‬،‫ ﺃﻭ ﺑﻀﻊ ﻭﺳﺘّﻮﻥ ﺷﻌﺒﺔ‬،‫ﺍﻹﻳﻤﺎﻥ ﺑﻀﻊ ﻭﺳﺒﻌﻮﻥ‬
‫ﺍﻹﻳﻤﺎ‬
Iman tu ada lebih dari tujuh puluh atau enam puluh cabang, tingkatan cabang terafdhol -
tertinggi- adalah ucapan LA ILAHA ILLALLOH, tingkatan cabang yang paling rendah adalah
menyingkirkan gangguan di jalan, dan MALU merupakan salah satu cabang dari IMAN [Muttafaqun
‘alaih]
Dari Abu Hurairah ra, Rasulullah saw bersabda, “Iman itu memiliki tujuh puluh cabang
(riwayat lain tujuh puluh tujuh cabang) dan yang paling utama ialah Laa ilaaha illa Allah, dan yang
terendah ialah mebuang duri dari jalan. Dan malu juga merupakan salah satu cabang iman.”
(Ashhabus Sittah).

Dengan memohon ma’unah Allah makalah singkat ini mencoba menjelaskan beberapa hal yang
berkaitan dengn topik tersebut di atas.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yakni:

1. Apa pengertian dari iman?

2. Apa saja 77 cabang keimanan?

3. Apa saja hadist-hadist yang menyebutkan tentang 77 cabang keimanan?


4
1.3 TUJUAN
Adapun tujuan pembuatan makalah ini yakni:

untuk memenuhi kewajiban sebagai pelajar, yakni membuat tugas yang diberikan oleh guru, akan
pemenuhan dari kewajiban itu pula tidak lepas dari banyaknya manfaat yang bisa didapatkan. Yaitu
kita dapat mengetahui apa pengertian dari iman, 77 cabang keimanan serta hadistnya, dan segala
sesuatu tentang iman.
5

III
BAB II
KEIMANAN

A. PENGERTIAN IMAN
Iman secara etimologis berasal dari kata amana -yu’minu berarti tasdiq yaitu
membenarkan mempercayai. Dan menurut istilah Iman ialah “Membenarkan dengan hati
diucapkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan.”
Imam Ahmad bin Hanbal mendefinisikannya dengan “Qaulun wa amalun wa
niyyatunwa tamassukun bis Sunnah.” Yakni Ucapan diiringi dengan ketulusan niat dan
dilandasi dengan berpegang teguh kepada Sunnah.
Sahl bin Abdullah At-Tustari ketika ditanya tentang apakah sebenarnya iman itu beliau
menjawab demikian “Qaulun wa amalun wa niyyatun wa sunnatun.” Artinya Ucapan yang
disertai dengan perbuatan diiringi dengan ketulusan niat dan dilandasi dengan Sunnah. Kata
beliau selanjutnya “Sebab iman itu apabila hanya ucapan tanpa disertai perbuatan adalah
kufur apabila hanya ucapan dan perbuatan tanpa diiringi ketulusan niat adalah nifaq sedang
apabila hanya ucapan perbuatan dan ketulusan niat tanpa dilandasi dengan sunnah adalah
bid’ah.
Dengan demikian iman itu bukan sekedar pengertian dan keyakinan dalam hati, bukan
sekedar ikrar dengan lisan dan bukan sekedar amal perbuatan saja tapi hati dan jiwa kosong.
Imam Hasan Basri menyatakan “Iman itu bukanlah sekedar angan-angan dan bukan pula
sekedar basa-basi dengan ucapan akan tetapi sesuatu keyakinan yang terpatri dalam hati dan
dibuktikan dengan amal perbuatan.”

ㅤㅤ Cabang-Cabang Iman dalam segi bahasa adalah percaya, sedangkan menurut syariat
islam terdiri dari tiga makna, yaitu:
1. Iqrar bil lisan, yaitu diucapkan dengan lisan.
2. Tashdiq bil qalbi, yaitu diyakini dalam hati.
3. Amal bil arkan, yaitu dilakukan dalam perbuatan

B. CABANG-CABANG KEIMANAN
ㅤㅤ Banyak ahli hadits yang menulis risalah mengenai cabang iman di antaranya ialah : Abu
Abdillah Halimi rah a dalam Fawaidul Minhaj, Imam Baihaqi rah a dalam Syu’bul Iman,
Syaikh Abdul Jalil rah a dalam Syu’bul Iman, Ishaq bin Qurthubi rah a dalam An Nashaih,
dan Imam Abu Hatim rah a dalam Washful Iman wa Syu’buhu.

6
Cabang iman terbagi lagi menjadi 3 (tiga) bagian, yaitu yang berhubungan dengan :
1. Niat, aqidah, dan amalan hati;
2. Lidah; dan
3. Seluruh anggota tubuh.

1. Berhubungan dengan Niat, Aqidah, dan Hati


1. Beriman kepada Allah, kepada Dzat-Nya, dan segala sifatnya
Meyakini bahwa Allah adalah Maha Suci, Esa, dan tiada bandingan serta
perumpamaannya. 4 hal yang meliputi iman kepada Allah, diantaranya;
a. Mengimani Wujudiyah (keberadaan Allah)
b. Mengimani Rububiyah Allah (bahwa Allah satu-satunya Tuhan)
c. Mengimani Keuluhiyahan Allah (bahwa ia hanya satu-satunya sesembah yang
berhak disembah dan tidak ada sekutu baginya)
d. Asma’ wa sifat (nama sifat wajib baginya)
2. Selain Allah semuanya adalah ciptaan-Nya. Dialah yang Esa.
3. Beriman kepada para malaikat
Meyakini dan membenarkan dengan sepenuh hati bahwa Allah telah menciptakan
malaikat yang diutus untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu dari Allah dan tidak
pernah maksiat atau mendurhakai Allah dijelaskan pada ayat berikut “Hai orang-
orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan
bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat yang kasar, yang keras, yang
tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan
selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” (QS. At-Tahrim:6)
4. Beriman kepada kitab-kitab yang diturunkan Allah kepada para Rasul-Nya.
Kita wajib membenarkan bahwa sesungguhnya kitab yang diturunkan oleh Allah
kepada para nabi-Nya adalah wahyu Allah yang memuat hukum dan khabar-Nya.
5. Beriman kepada para Rasul.
6. Beriman kepada takdir yang baik maupun buruk, bahwa semua itu datang dari
Allah.
7. Beriman kepada hari Kiamat, termasuk siksa dan pertanyaan di dalam kubur,
kehidupan setelah mati, hisab, penimbangan amal, dan menyeberangi shirat.
8. Meyakini akan adanya Surga dan Insya Allah semua mukmin akan memasukinya.
Bahwa sesungguhanya surga adalah tempat tinggal yang kekal bagi orang muslim.
Orang muslim adalah orang yang meninggal dalam keadaan beragama islam.
9. Meyakini neraka dan siksanya yang sangat pedih untuk selamanya.
“Cintailah Tuhanmu, takutlah akan kepedihan siksa-Nya, berharaplah engkau akan
rahmat Allah, dan bertawakkallah benar-benar wahai orang muslim.”
10. Mencintai ALLAH
11. Mencintai karena Allah dan membenci karena Allah termasuk mencintai para
sahabat, khususnya Muhajirin dan Anshar, juga keluarga Nabi Muhammad saw dan
keturunannya
12. Mencintai Rasulullah saw, termasuk siapa saja yang memuliakan beliau, bershalawat
atasnya, dan mengikuti sunnahnya.
7
Nabi Muhammad Saw. Bersabda, “Tidaklah salah seorang dari kalian beriman,
sehingga aku lebih dicintai olehnya dari pada dirinya, hartanya, anaknya, orang
tuanya, dan manusia semuanya.”
13. Ikhlas, tidak riya dalam beramal dan menjauhi nifaq.
14. Bertaubat, menyesali dosa-dosanya dalam hati disertai janji tidak akan
mengulanginya lagi.
15. Takut kepada Allah.
16. Selalu mengharap Rahmat Allah.
17. Tidak berputus asa dari Rahmat Allah.
18. Syukur.
“… Dan bersyukurlah kepada-Ku, jangan kau ingkari nikmat-Ku.” (QS. Al-
Baqarah:152)
19. Menunaikan amanah.
20. Sabar.
21. Tawadhu dan menghormati yang lebih tua.
22. Kasih sayang, termasuk mencintai anak-anak kecil.
23. Menerima dan ridha dengan apa yang telah ditakdirkan.
24. Tawakkal.
“… Dan hanya kepada Allah hendaknya kamu sekaliam bertawakkal, jika kamu
sekalian benar-benar beriman.” (QS. Al-Mai’dah:23)
25. Meninggalkan sifat takabbur dan membanggakan diri, termasuk menundukkan
hawa nafsu.
26. Tidak dengki dan iri hati.
27. Rasa malu. Nabi muhammad Rasulullah Saw. bersabda, "Sesungguhnya malu itu
hanya membawa kepada kebaikan." (HR. Bukhari dan Muslim)
28. Tidak menjadi pemarah. "Dan bersegeralah kamu mencari ampunan dari tuhanmu
dan mendapatkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk
orang-orang yang bertakwa, ialah orang yang berinfaq, baik di waktu lapang maupun
sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang
lain." (QS. 3 Ali Imran 133-134)
29. Tidak menipu, termasuk tidak berburuk sangka dan tidak merencanakan keburukan
atau maker kepada siapapun.
30. Mengeluarkan segala cinta dunia dari hati, termasuk cinta harta dan pangkat.
2. Yang Berhubungan dengan Lidah
31. Membaca kalimat Thayyibah.
32. Membaca Al Quran yang suci.
33. Menuntut ilmu.
34. Mengajarkan ilmu.
35. Berdoa.
36. Dzikrullah, termasuk istighfar.
37. Menghindari bicara sia-sia.

8
"Janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Sebab pendengaran,
penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan diminta pertanggung jawaban." (QS. 17
Al- Isra':36)

3. Yang berhubungan dengan Anggota Tubuh


38. Bersuci. Termasuk kesucian badan, pakaian, dan tempat tinggal.
39. Menjaga shalat. Termasuk shalat fardhu, sunnah, dan qadha’. "Sungguh sholat itu
adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman." (QS. 4
Annisa':103)
40. Bersedekah. Termasuk zakat fitrah, zakat harta, member makan, memuliakan tamu,
serta membebaskan hamba sahaya.
41. Berpuasa, wajib maupun sunnah.
42. Haji, fardhu maupun sunnah. "Dan (di antara) kewajiban manusia terhadap Allah
adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu.
Barang siapa mengingkari (kewajiban) haji, maka ketahuilah bahwa Allah Maha Kaya
(tidakmemerlukan sesuatu) dari seluruh alam." (QS. 3 Ali Imran: 97)
43. Beriktikaf, termasuk mencari lailatul qadar di dalamnya.
44. Menjaga agama dan meninggalkan rumah untuk berhijrah sementara waktu.
45. Menyempurnakan nazar.
46. Menyempurnakan sumpah.
47. Menyempurnakan kifarah.
48. Menutup aurat ketika shalat dan di luar shalat.
49. Berkorban hewan, termasuk memperhatikan hewan korban yang akan disembelih dan
menjaganya dengan baik.
50. Mengurus jenazah.
51. Menunaikan utang.
52. Meluruskan mu’amalah dan meninggalkan riba.
53. Bersaksi benar dan jujur, tidak menutupi kebenaran.
54. Menikah untuk menghindari perbuatan keji dan haram.
55. Menunaikan hak keluarga dan sanak kerabat, serta menunaikan hak hamba
sahaya.
56. Berbakti dan menunaikan hak orang tua.
57. Taat kepada orang tua atau yang dituakan dalam agama.
58. Menegakkan pemerintahan yang adil
Dalam surat Shad ayat 22 Allah Swt. Berfirman:
“… maka berilah putusan antara kami dengan adil dan janganlah kamu menyimpang.”
Dalam surat Al-Maidah:45 berfirman:
“… Barang siapa yang tidak memutuskana perkara menurut hukum yang diturunkan
Allah, maka mereka adalah orang-orang dzalim.”
59. Mendukung jemaah yang bergerak di dalam kebenaran.
60. Mentaati hakim (pemerintah) dengan syarat tidak melanggar syariat.
61. Memperbaiki mu’amalah dengan sesama.
62. Membantu orang lain dalam kebaikan.
63. Amar makruh Nahi Mungkar.
64. Menegakkan hukum Islam.
9
65. Berjihad, termasuk menjaga perbatasan.
66. Menunaikan amanah, termasuk mengeluarkan 1/5 harta rampasan perang.
67. Memberi dan membayar utang.
68. Memberikan hak tetangga dan memuliakannya.
69. Mencari harta dengan cara yang halal.
70. Menyumbangkan harta pada tempatnya, termasuk menghindari sifat boros dan kikir.
71. Pendidikan anak-anak dengan tarbiyah yang baik.
72. Menjaga silaturrahmi.
73. Memberi dan menjawab salam .
QS. An-Nisa Ayat 86
‫َواِ َذا ُحي ِّۡيتُمۡ بِتَ ِحيَّ ٍة فَ َحي ُّۡوا بِا َ ۡح َسنَ ِم ۡنهَ ۤا اَ ۡو ُر ُّد ۡوهَا‌ ؕ اِ َّن هّٰللا َ َكانَ ع َٰلى ُك ِّل َش ۡى ٍء َح ِس ۡيبًا‬
"Apabila kamu dihormati dengan suatu (salam) penghormatan, maka balaslah
penghormatan itu dengan yang lebih baik, ataubalaslah (penghormatanitu, yang
sepadan) dengannya."
74. Mendoakan orang yang bersin.
75. Menghindari perbuatan yang merugikan dan menyusahkan orang lain.
76. Menghindari permainan dan senda gurau.
77. Menjauhkan benda-benda yang mengganggu di jalan. Banyak ahli hadits yang
menulis risalah mengenai cabang iman di antaranya ialah : Abu Abdillah Halimi rah a
dalam Fawaidul Minhaj, Imam Baihaqi rah a dalam Syu’bul Iman, Syaikh Abdul Jalil
rah a dalam Syu’bul Iman, Ishaq bin Qurthubi rah a dalam An Nashaih, dan Imam
Abu Hatim rah a dalam Washful Iman wa Syu’buhu.

Rasulullah SAW. menjelaskan bahwa yang paling utama adalah Tauhid, yang wajib bagi
setiap orang, yang mana tidak satu pun cabang Iman itu menjadi sah kecualisesudah
sahnya tauhid tersebut. Adapun cabang Iman yang paling rendah adalahmenghilangkan
sesuatu yang mengganggu kaum muslimin, di antaranya denganmenyingkirkan duri atau
batu dari jalan mereka. Lalu, di antara ke dua cabang tersebutterdapat cabang-cabang lain
seperti cinta kepada Rasulullah SAW, cinta kepada saudaramuslim seperti mencintai diri
sendiri, jihad dan sebagainya. Beliau tidak menjelaskancabang-cabang Iman secara
keseluruhan, maka para ulama berijtihad menetapkannya. Al-Hulaimi, pengarang“Al -
Minhaj” menghitungnya ada 77 cabang, sedangkan Al-Hafizh AbuHatim Ibnu Hibban
menghitungnya ada 79 cabang Iman.
Sebagian dari cabang-cabang Iman itu ada yang berupa rukun dan ushul, yang
dapatmenghilangkan Iman manakalah ia ditinggalkan, seperti mengingkari adanya hari
akhir, dan sebagiannya lagi ada yang bersifat furu’, yang apabila meninggalkannya tidak
membuathilangnya Iman, sekalipun tetap menurunkan kadar iman dan membuat fasik,
seperti tidakmemuliakan tetangga
10
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Iman secara etimologis berasal dari kata aamana -yu’minu berarti tasdiq yaitu
membenarkan mempercayai. Dan menurut istilah Iman ialah “Membenarkan dengan hati
diucapkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan.”
Imam Ahmad bin Hanbal mendefiinisikannya dengan “Qaulun wa amalun wa
niyyatun watamassukun bis Sunnah.” Yakni Ucapan diiringi dengan ketulusan niat dan
dilandasi dengan berpegang teguh kepada Sunnah.
Sahl bin Abdullah At-Tustari ketika ditanya tentang apakah sebenarnya iman itu
beliau menjawab demikian “Qaulun wa amalun wa niyyatun wa sunnatun.” Artinya
Ucapan yang disertai dengan perbuatan diiringi dgn ketulusan niat dan dilandasi dengan
Sunnah. Kata beliau selanjutnya “Sebab iman itu apabila hanya ucapan tanpa disertai
perbuatan adalah kufur apabila hanyaucapan dan perbuatan tanpa diiringi ketulusan niat
adalah nifaq sedang apabila hanya ucapan perbuatan dan ketulusan niat tanpa dilandasi
dengan sunnah adalah bid’ah.
Dengan demikian iman itu bukan sekedar pengertian dan keyakinan dalam hati;
bukan sekedar ikrar dgn lisan dan bukan sekedar amal perbuatan saja tapihati dan jiwa
kosong.
Imam Hasan Basri mengatakan “Iman itu bukanlah sekedar angan-angan dan bukan pula
sekedar basa-basi dengan ucapan akan tetapi sesuatu keyakinan yang terpatri dalam hati
dan dibuktikandengan amal perbuatan.
Dari Abu Hurairah RA, Nabi SAW bersabda “ Iman mempunyai lebih dari enam
puluh cabang. Adapun malu adalah salah satu cabangdari iman”. Hadits tersebut
menjelaskan bahwa begitu banyak cabang-cabang dari Iman. Cabang-cabang tersebut
telah disebutkan dalamsyarahnya ibnu hajar Ats-Qalaini. Cabang-cabang iman terbagi
menjadi dalam tiga jenis, yaituamalan yang berhubungan dengan hati, amalan yang
berhubungan dengan lisan, dan amalanyang berhubungan dengan perbuatan.
Hadits tersebut juga menjelaskan bahwa memiliki rasa malu yang mendorong orang
untuk melakukan amal shaleh dan menjauhi maksiat adalah sebagian dari iman.
Dengandemikian, seolah-olah yang mendorong dan mencegah mereka adalah keimanan
mereka.
C. SARAN
Setiap muslim tentu menginginkan untuk masuk ke dalam surga
dan selamat dari api neraka,
11
untuk itu marilah kita memperhatikan sabda Nabi shallallahu’alaihi wa
sallam berikut ini,
َ ‫آخ ُر كَاَل ِم ِه اَل ِإلَهَ ِإاَّل هللاُ َدخَ َل‬
َ‫الجنَّة‬ ِ َ‫َم ْن َكان‬
“Barang siapa yang akhir ucapannya (sebelum mati) adalah kalimat Laa
ilaaha illallah maka dia akan masuk surga.” [HR. Abu Daud dari
Mu’adz bin Jabal radhiyallahu’anhu, Shahihul Jami’: 11425]
Jelaslah bagi kita bahwa kunci surga adalah kalimat Laa ilaaha
illallah. Ibarat sebuah rumah,surga memiliki pintu yang harus dibuka
dengan sebuah kunci, itulah kalimat Laa ilaahaillallah. Akan tetapi,
kenyataannya tidak semua orang yang memiliki kunci tersebut
mampumembuka pintu surga, dikarenakan kunci mereka tidak bergerigi.
Dan sebagai umat muslim yang taat, penulis hanya bisa
menyarankan agar pembaca senantiasa meningkatkan semangat
keagamaan dan lebih meningkatkan keimanan dan lain sebagainya.

D. PENUTUP
Demikian makalah yang dapat kami paparkan mengenai materi yang menjadi
pokok bahasan dalam makalah ini. Tentunya masih banyak kekurangan , kesalahan
dan kelemahan baik dalam segi penulisan maupun segi materinya. Maka dari itu, kami
mohon kritik dan saran yang membangun agar dapat lebih baik lagi dalam
penyusunan makalah selanjutnya. Karna terbatasnya pengetahuan dan kurangnya
rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini
12
DAFTAR PUSTAKA
Sumber:
https://www.academia.edu/35216820/MAKALAH_MENJELASKAN_KRITERIA_CAB
ANG_IMAN
https://www.academia.edu/34905527/77_Cabang_Iman
https://wakidyusuf.wordpress.com/2017/02/23/77-cabang-iman-dan-penjelasannya
13

Anda mungkin juga menyukai