DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 7
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah ini dengan judul “PENDEKATAN
PERENCANAAN KOTA (MODERN) GARDEN CITY MALANG” ini selesai tepat pada waktunya.
Shalawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukkan jalan yang diridhai Allah SWT.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak terdapat kekurangan dan
jauh dari kesempurnaan dengan keterbatasan pengetahuan yang penulis miliki, pada makalah ini
masih terdapat kekurangan dan kekeliruan baik didalam penulisan maupun penyajian, oleh
karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca untuk dapat menjadi acuan
bagi penulis demi kebaikan dan kesempurnaan makalah ini. Akhir kata penulis ucapkan terima
kasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membaca.
i|Page
DAFTAR ISI
ii | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN
Kota-kota yang direncanakan dengan baik, biasanya langsung dikenali orang. Aspek
penting Garden City adalah denah yang fleksibel dan kepercayaan yang tinggi pada potensi
tapak. Untuk mewujudkannya, memang bukan pekerjaan mudah. Demikian pula saat
melestarikannya, yang bisa mengakomodir kebutuhan jaman. Meningkatnya jumlah bangunan
akibat pertambahan penduduk serta hadirnya kendaraan bermotor terbukti menyebabkan
penyimpangan desain di Letchwoth dan Welwyn, juga kota-kota yang menerapkan Garden City.
Pelebaran jalan telah memangkas jarak yang diperlukan untuk mengagumi keindahan
deretan bangunan yang ada untuk dirajut dalam memori kita. Apalagi merobohkannya sama
sekali. Desain kota memang sangat rentan pada pengaruh luar dan respon itu tak perlu mirip
pada kondisi sama. Kita harus tetap melirik aspek lokal sehingga kota kita mempunyai ciri khas
yang membuat kita selalu rindu untuk pulang ke „kampung halaman‟.
Konsep Ruang Terbuka Hijau terdapat dalam konsep Garden City yang memadukan
kawasan permukiman, Kawasan Industri dan kawasan Pertanian. Konsep Garden City berusaha
menjaga keserasian antara bangunan huni dan permukiman dengan keberadaan lahan yang
digunakan untuk bangunan taman lingkungan yang berada di sekitar lokasi hunian sehingga
suatu permukiman harus memiliki area khusus untuk perletakan pertamanan.
1|Page
Konsep ini di Indonesia dikenal dengan konsep Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang
tercantum dalam Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataaan Ruang.
1. Kurangnya kepedulian dan ketaatan Pemerintah Daerah, dalam hal ini pemerintah Kota
untuk membangun ruang terbuka hijau.
2. Kurangnya lahan dalam rang pembangunan RTH disebabkan rata-rata kota di Indonesia
berkembang dengan sendirinya, sehingga alokasi lahan untuk pembangunan
memerlukan biaya yang mahal.
3. Tidak adanya sanksi yang tegas terhadap pelanggaran Undang-undang Nomor 26
Tahun 2007, sehingga pembangunan RTH hanya sebatas wacana yang tercantum
dalam RTRW Kota.
4. Kesadaran masyarakat, terutama sektor swasta dalam turut serta mengembangkan
RTH/Garden City masih kurang. Pada beberapa kota kecil belum ada kewajiban bagi
pengembang perumahan untuk membangun 10 % dari pemukiman yang dibangun
sebagai ruang terbuka hijau.
1.3 TUJUAN
Sebagaimana yang diruaikan dalam rumusan masalah, maka yang menjadi tujuannya
adalah Kota Malang harus membangun RTH (Garden City) untuk mengatasi permasalahan
pokok kota besar di Indonesia dalam pembangunan RTH (Garden City) sesuai dengan Undang-
undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
1.4 SASARAN
Sasarannya adalah mewujudkan Perencanaan Kota Malang sebagai Kota Taman/RTH
(Garden City) untuk mengatasi permasalahan pokok Kota besar di Indonesia dalam
pembangunan RTH (Garden City).
2|Page
BAB II
PEMBAHASAN
Pendekatan yang mengacu pada aspek sektoral dan spasial tersebut mendorong
lahirnya konsep pengembanan wilayah perkotaan yang harus mampu meningkatkan efisiensi
penggunaan ruang sesuai daya dukung, mampu memberi kesempatan kepada sektor untuk
berkembang tanpa konflik dan mampu meningkatkan kesejahteraan secara merata. Konsep
tersebut digolongkan dalam konsep pengembangan wilayah perkotaan yang didasarkan pada
3|Page
penataan ruang.Kaitan dengan perihal diatas, ada tiga kelompok konsep pengembangan wilayah
yaitu konsep pusat pertumbuhan, konsep integrasi fungsional dan konsep pendekatan
desentralisasi (Alkadri et all, Manajemen Teknologi Untuk Pengembangan Wilayah, 1999).
Ruang terbuka hijau (RTH) adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang
penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara
alamiah maupun yang sengaja ditanam. (Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007). Berdasarkan
Undang-undang tersebut proporsi Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah 30 % (tiga puluh persen)
dari luas wilayah perkotaan. Ruang Terbuka Hijau (RTH) terdiri atas Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Publik dan Ruang Terbuka Hijau RTH) Privat, dimana luas untuk RTH Publik minimal 20 % (dua
puluh persen) dari luas wilayah kota. (UU No. 26 Tahun 2007, pasal 28). Dengan mempedomani
Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tersebut, maka setiap Kota wajib mengalokasikan
wilayahnya sebagai Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang dituangkan dalam Rencana Tata Ruang
Wilayah Kota. Konsep tentang Ruang Terbuka Hijau (RTH) ini merupakan wujud dari penerapan
Garden City pada negara-negara maju.
2.3.1 UMUM
Sesuai Undang – undang Nomor 22 tahun 1999, kota memiliki 3 fungsi yakni kota
sebagai pusat pemerintahan, kota sebagai pusat pendidikan dan kota sebagai pusat informasi.
4|Page
maupun kebutuhan sosial budaya. Hal ini berarti kota memiliki berbagai peraturan dan
pengendalian pemerintahan di tingkat pusat, provinsi, maupun kabupaten dan kota. Kota
digunakan sebagai pusat pemerintahan dikenal sebagai ibu kota neara, ibu kota provinsi dan
kabupaten atau kota.
2.3.2 KHUSUS
Penggunaan vegetasi berupa pohon-pohon besar sebagai materi penghijauan ruang
kota merupakan penciri kota taman di Indonesia. Kondisi iklim tropis dengan pencahayaan
matahari sepanjang tahun di Kota Malang menjadikan vegetasi bertajuk besar mampu berfungsi
efektif sebagai pencipta iklim mikro, produsen oksigen, peneduh, penyerap polutan, penahan
angin,penunjang habitat satwa serta fungsi-fungsi ekologis lainnya. Selain itu juga mempunyai
nilai estetika diantaranya adalah berfungsi sebagai pembentuk faktor keindahan arsitektural dan
menciptakan suasana serasi dan seimbang antara area terbangun dan tidak terbangun.
a. Fisik
Perubahan suatu kota dapat di lihat melalui fisik kota yang ditunjukan oleh kumpulan
bangunan-bangunan, jalan maupun bentuk ukuran sirkulasi yang mengisi ruang kota, dimana
setiap tahunnya ruang kota yang tadinya hanya berupa vegetasi dapat berubah menjadi
permukiman yang di tandai dengan munculnya bangunan serta diikuti dengan dibentuknya
5|Page
penataan jalan yang menjadi akses penghubung. Adanya bangunan dan jalan tersebut maka
bentuk ukuran sirkulasi dalam kota dapat terbentuk sesuai porsi yang tersedia.
b. Non-fisik
Selain melalui fisik kota, perubahan suatu kota juga di lihat berdasarkan non-fisik yang
ditunjukkan dengan kemudahan akses atau jarak yang ditempuh oleh penduduk,
ketersediaan dan kualitas sarana prasarana, kondisi lingkungan yang mempengaruhi
kesehatan penghuni ruang kota.
6|Page
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari uraian makalah mengenai Garden City/
Ruang Terbuka Hijau (RTH) adalah sebagai berikut :
1. Pembangunan Ruang Terbuka Hijau (RTH)/ Garden City adalah merupakan amanat
Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, yang harus dilaksanakan
oleh Pemerintah Daerah/Pemerintah Kota dalam rangka mewujudkan Kota sebagai tempat
tinggal yang nyaman bagi penghuninya.
2. Penyediaan Ruang Terbuka Hijau merupakan tanggungjawab Pemerintah dan juga
tanggungjawab masyarakat dimana Ruang Terbuka yang harus ada sebesar 30 % dari luas
wilayah kota, 20 % merupakan ruang publik dan 10 % merupakan ruang privat.
3. Implemetasi Perencanaan Kota penyediaan/pembangunan ruang terbuka hijau di kota-kota
di Indonesia masih sangat jauh dari amanat undang-undang terutama di Kota Malang
4. Sebagaimana yang diruaikan dalam rumusan masalah, maka yang menjadi tujuannya adalah
Kota Malang harus membangun RTH (Garden City) untuk mengatasi permasalahan pokok
kota besar di Indonesia dalam pembangunan RTH (Garden City) sesuai dengan Undang-
undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.
5. Sasarannya adalah mewujudkan Perencanaan Kota Malang sebagai Kota Taman/RTH
(Garden City) untuk mengatasi permasalahan pokok Kota besar di Indonesia dalam
pembangunan RTH (Garden City).
7|Page
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/33928077/GARDEN_CITY_DAN_KONSEP_PEMBANGUNAN_KOTA
_IDEAL
Identifikasi Pola Morfologi Kota (Studi Kasus : Sebagian Kecamatan Klojen, Di Kota Malang)
https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/20/190000069/kota--pengertian-klasifikasi-ciri-dan-
fungsinya?page=all
https://www.researchgate.net/publication/329091255_Bentuk_Implementasi_Konsep_Kota_Tama
n_di_Jepang_Konseptualisasi_dan_Prinsip_Perencanaan_Dalam_Uraian_Sejarah
8|Page
LAMPIRAN
9|Page