1. Kegiatan
Suatu kegiatan berda dianata dua peristiwa.
2. Time (t)
Earliest start time fpr an activicy (ES)
Saat paling cepat memulai sesuatu kegiatan.
3. Earliest finish time for on activity (EF)
Saat paling cepat menyelesaikan suatu kegiatan
EF = ES + t ……………………………………………………….. (1)
4. Least start time for an activity (LS)
Saat paling lambat memulai suatu kejadian.
5. Least finish time for an activity (LF)
Saat paling lambat menyelesaikan suatu kegiatan.
LS= LF- t …………………………………………………………. (2)
ES EF
LS LF
6. Jalur Biasa
7. Jalur Semi
8. Jalur Kritis
Pada model CPM, waktu kegiatan secara relative dapat diperkirakan dengan pasti
(deterministic). Tetapi dalam kenyataannya, waktu kegiatan proyek tidak dapat
diperkirakan dengan pasti ( probabilistic). Hal ini disebabkan karena waktu
penyelesain suatu proyek memiliki tingkat ketidakpastian yang tinggi. Untuk
mengatasi hal tersebut dikembangkan suaru metode baru yang dinamakan denagn
metode PERT atau Program Evaluation Atau Review Techique.
b = waktu pesimis
[
t ij =
( aij +4 mij +bij )
6 ] ……………………………………….. (6)
V ij = [ bij −aij
6 ]………………………………………….…… (7)
Dimana
Aij = waktu optimistic stsu waktu tercepat yang mungkin untuk menyelesaikan
suatu kegiatan atau peristiwa
Mij = waktu normal atau waktu untuk menyelesaikan suatu kegiatan atau
peristiwa.
Bij = waktu pesimik atau waktu terlama yang mungkin untuk menyelesaikan
suatu kegiatan atau peristiwa
Contoh Soal
Pertanyaan:
Penyelesaian
tA= [ 6 ]
2+ 4 ( 3 ) + 4
=3 tG= [ 4 +4 (7 ) +10
6 ]=7
tC=
[ 8+4 (10 )+ 12
6
=10
] tB=
[ 1+4 ( 1 )+ 1
6
=1
]
tE= [ 2+ 4 ( 3 ) +10
6 ]
=4
tD= [ 12+4 (16 ) +20
6 ]
=16 [
tF =
6 ]
5+ 4 ( 7 )+ 9
=7
v A=
[ ]4−2
6
=0,111
vC=
[ 12−8
6 ]
= 0,444
v E=
[ 10−2
6 ]
=1,778
vB=
[ ] 1−1
6
=0vA=
20−12
6 [=1,778
]
vA=
[ ] 4−2
6
=0,444
Z=
{√
28−24
2,889 ]
=2, 35
(5) Menentukan nilai probabilitas jika diketahui z = 2,35( lihat tabel distribusi
normal). Jika z = 2,35, maka P = 0.4906
(6) Menentukan kemungkinan proyek dapat diselesaaikan dalam waktu
kurang dari atau sama dengan 28 hari.
Analisis antrean pertama kali diperkenalkan oleh A.K Erlang (1878-1929), seorang ahli
matematika asal Denmark yang pertama kali mencoba menganalisis masalah kemacetan
jaringan telepon. Dalam studinya, Erlang menentukan kemungkinan perbedaaan antara
jumlah panggilan telepon yang menunggu dan waktu yang digunakan untuk menunggu
ketika sistem tersebut berada dalam keadaan seimbang (equilibrium). Temuan tersebut
kemudian mengilhami perkembangan teori antrean yang banyak digunakan oleh
perusahaan penyedia layanan dewasa ini.
Secara sederhana antrean merupakan suatu proses menunggu yang dilakukan oleh
pelanggan yang memerlukan pelayanan dari suatu perusahaan penyedia layanan
(barang/jasa). Sistem antrean berhubungan dengan kemampuan perusahaan penyedia
layanan (barang/jasa) dalam membuat suatu keputusan optimal untuk mendesain fasilitas
pelayanan antrean. Perusahaan penyedia layanan harus mampu memanfaatkan sumber
daya yang dimiliki dalam memperkecil biaya pelayanan dan biaya menunggu pelanggan.
Dalam hal ini perusahaan penyedia layanan harus mampu menyediakan suatu fasilitas
pelayanan yang cukup memadai untuk mengurangi besarnya biaya menunggu yang harus
dikeluarkan oleh pelanggan dan mengoptimalkan kemampuan karyawan dalam
memberikan pelayanan yang optimal kepada pelanggan. Konsekuensi logisnya adalah
ketika perusahaan mampu memberikan pelayanan yang optimal kepada pelanggan, maka
biaya pelayanan yang dikeluarkan oleh perusahaan akan tinggi, tetapi akan diikuti oleh
rendahnya biaya menunggu yang dikeluarkan oleh pelanggan.
Sistem antrean berkaitan dengan interaksi antara pelangin dengan perusahaan penyedia
layanan (barang/jasa), Elemen der sistem antrean ferdin dark .Kedatangan Pelanggan
Kedatangan pelanggan merupakan suatu proses input yang menggambarkan banyaknya
pelanggan yang akan memasuki sistem antrean. Pelanggan harus melakukan antrean
terlebih dahulu sebelum memperoleh pelayanan. Sementara itu perusahaan harus mampu
memprediks berapa pelanggan yang akan memanfaatkan fasilitas pelayanan yang
dimilikinya. Hal ini disebabkan karera pada dasarnya dalam setiap sistem antrean terdapat
populasi kedatangan pelanggan yang tidak terbatas (infinite), meskipun beberapa sistem
antrean memiliki populasi kedatangan pelanggan yang terbatas (finite), Pola kedatangan
pelanggan yang terbatas (finite) terjadi ketika perusahaan penyedia layanan memiliki
keterbatasan untuk memberikan pelayanan kepada pelanggan. Misalnya, dalam satu hari,
perusahaan penyedia layanan hanya mampu memberikan pelayanan kepada 10
pelanggan.
2. Pola Kedatangan Pelanggan Kedatangan pelanggan berhubungan dengan pola
kedatangan pelanggan (distribusi kedatangan). Dalam sistem antrean terdapat dua pola
kedatangan pelanggan, yaitu pola kedatangan pelanggan yang cenderung tidak teratur
(arrival pattern random; dan pola kedatangan pelanggan yang cenderung teratur atau
konstan (constant arrival distribution). Pola kedatangan pelanggan yang cenderung tidak
teratur (arrival pattern random) terjadi ketika kedatangan pelanggan berada dalam interval
waktu yang berbeda-beda. Sementara itu, pola kedatangan pelanggan yang cenderung
konstan (constant arrival distribution) terjadi ketika kedatangan pelanggan berada dalam
interval waktu yang sama (misalnya, pelanggan datang setiap menit, pelanggan datang
setiap 5 menit, dan seterusnya),
Dalam sistem antrean, pola kedatangan pelanggan persatuan waktu mengikuti distribusi
poisson. Pola kedatangan pelanggan dilambangkan dengan notasi 2..
3. Sistem Antrean
Sistem antrean terdiri dari dua bagian, yaitu proses mengantre yang dilakukan oleh
pelanggan dan fasilitas pelayanan yang dimiliki oleh perusahaan penyedia layanan.
a. Antre
Jika pelanggan datang, maka secara otomatis pelanggan tersebut akan memasuki suatu
sistem antrean. Dalam sister antrean, pelanggan terlebih dahulu harus menunggu (antre)
sebelum mendapatkan pelayanan. Dalam proses menunggu (antre) tersebut, perusahaan
penyedia layanan seyogyanya menerapkan disiplin antrean. Disiplin antrean merupakan
suatu kebijakan yang diterapkan oleh perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada
pelanggan, misalnya:
FCFS (First Come First Served)
Aturan umum yang diterapkan oleh perusahaan penyedia layanan, di mana pelanggan
yang pertama kali datang akan mendapatkan prioritas pertama untuk mendapatkan
pelayanan.
LCFS (Last Come First Served) Diterapkan untuk saat-saat tertentu, di mana pelanggan
yang datang terakhir akan
PS (Priority Service) Pelayanan yang dberikan berdasarkan prioritas.
SIRO (Service in Random Order)
Pelayanan yang dilakukan secara acak (random), tanpa memperhatikan urutan.dilayani
terlebih dahulu.
Fasilitas Pelayanan
Berhubungan dengan berapa banyak sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan untuk
memberikan pelayanan kepada pelanggannya. Banyaknya fasilitas pelayanan yang
dimiliki oleh perusahaan akan menentukan banyaknya pelanggan yang dapat dilayani
persatuan waktu dan rata-rata waktu yang diperlukan oleh seorang pelanggan untuk
berada dalam suatu sistem antrean.
Pada umumnya dalam sistem antrean, fasilitas yang dimiliki oleh perusahaan dibagi
menjadi 2 bagian, yaitu fasilitas pelayanan tunggal (single channel model) dan fasilitas
pelayanan lebih dari satu (multiple channel models).
Tingkat Pelayanan.
Tingkat pelayanan berhubungan dua hal, yaitu jumlah rata-rata pelanggan yang dapat
dilayani oleh perusahaan penyedia layanan selama periode waktu tertentu; dan waktu
yang diperlukan untuk memberikan pelayanan kepada pelanggan. Dalam sistem antrean,
tingkat pelayanan yang dilakukan oleh perusahaan mengikuti distribusi eksponensial.
Tingkat pelayanan kepada pelanggan dilambangkan dengan notasi μ. cara sederhana
elemen dasar sistem antrean digambarkan sebagai berikut:
K P P
E E E K
N L L E
D A A L
A N N U
Pelanngan Antre
L G G A
A G G R
A A
N N
Jika dikaitkan dengan jumlah fasilitas pelayanan (Model Pelayanan Tunggal atau Single
Channel Model dam Model Pelayanan Multipel atau Multiple Channel Model), maka
terdapat 4 struktur dasar dalamSuntem antrean, vaiter
1. Single Channel Model, Single Phase (Model Pelayanan Tunggal, dan Satu
Tahap) Dalam model ini, perusahaan penyedia layanan hanya menyediakan satu
fasilitas pelayanan saja. Sementara itu pelanggan hanya memerlukan satu tahapan
saja untuk memperoleh pelayanan.
Waiting Line Server
2. Single Channel Model, Multiple Phase (Model Pelayanan Tunggal, dan Banyak
Tahap) Dalam model ini, perusahaan penyedia layanan hanya menyediakan satu
fasilitas pelayanan saja. Sementara itu, pelanggan memerlukan lebih dari satu
tahapan saja untuk memperoleh pelayanan.
3. Multiple Channel Model, Single Phase (Model Pelayanan Multipel, dan Satu
Tahap) Dalam model ini. perusahaan penyedia layanan menyediakan lebih dari
satu fasilitas pelayanan. Sementara itu, pelanggan hanya memerlukan satu
tahapan saja untuk memperoleh pelayanan
Waiting Line
Server
4. Multiple Channel Model, Multiple Phase (Model Pelayanan Multipel, dan
Banyak Tahap)
Dalam model ini, perusahaan penyedia layanan menyediakan lebih dari satu
fasilitas pelayanan Sementara itu, pelanggan memerlukan lebih dari satu tahapan
saja untuk memperoleh pelayanan
A: Distribusi kedatangan atau jumlah rata-rata pelanggan yang datang per satuan
waktu.
μ: Distribusi pelayanan atau jumlah rata-rata pelanggan yang dilayani per satuan
waktu.
Pada model ini diasumsikan bahwa perusahaan penyedia layanan memiliki satu
fasilitas pelayanan (fasilitas pelayanan tunggal). Sementara itu, distribusi kedatangan
mengikuti distribusi poisson dan distribusi pelayanan mengikuti distribusi
eksponensialSecara sederhana, model antrean satu saluran atau Single Channel Model
(M/M/1) digambarkan sebagai berikut
S
A P
K P
T E K
E E
U L E
N L
A L
D A
F N U
A N Pelanggan
A G A
L G AntreAntreP S G R
A G I A
A T N
N A
S
BAB 11 TEKNIK PENGAMBILAN KEPUTUSAN
1. Probabilitas Objektif Pr
2. Probabilitas Subjektif
Risiko diukur sebagal hasil deviasi yang diharapkan dari imbal hasil rata-rata. Risiko
dapat pula diukur sebagai suatu kemungkinan untuk mendapatkan kerugian ataupun
keuntungan dalam melakukan investasi terhadap aset maupun proyek. Perolehan
kesempatan-kesempatan tersebut bergantung pada derajat risiko (variabilitas dari imbal
hasil yang diharapkan) dari investasi atau proyek tersebut. Hal yang paling mudah untuk
melihat risiko terdiri dari dua bal, yaitu tingkat risiko dan risiko waktu
Risk plan imbal hasil merupakan dasar dari penetapan keputusan investasi, Secara lung,
risiko (risk) adalah pengukuran dari volatilitas, atau ketidakpastian dati imbal hasil dan
imbal hasil (return) adalah senatu yang dibarapkan akan diperoleh atau cash flow yang
diantisipasi dati setiap investasi yong dilakukan Risiko adalah derajat dan ketidakpastian
yang diasosiasikan dengan investasi. Semakin atidak stable imbal hasil yang didapat dari
suatu investasi, semakin tinggi pula risiko yang dihadapi Ketika dua proyek memiliki
imbal hasil yang sama, keputusan terhadap proyek yang akan dijalankan didasarkan
kepada risiko yang lebih rendah.
Niki harapan (expected value) adalah nilai yang diharapkan dari berbagai alternatif hasil
yang dapat terjadi Nilai harapan dalam konsep statistik merupakan nilai rata-rata dan
dituliskan sebagai berikut
Contoh
Profit Laba
Kondisi Lingkungan
Jagung Padi
S1( baik) Rp 2.000 Rp 3.000
S2 (normal) Rp 1.200 Rp 1.200
S3 ( jelek) Rp 900 Rp 400
Apabila nilai probabilitas dari kondisi baik adalah 0,25, probabilitas dari kondisi normal
adalah 0,5 dan probabilitas dari kondisi jelek adalah 0,25. Tentukan nilai ekspektasinya
untuk jagung/
Penyelesain
Berdasarkanb nilai harapan dari jagung dan padi diatas, imbal hasil padi memberikan
nilai harapan yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan imbal hasil jagung.
Risiko
Risiko (risk) dari suatu alternatif dapat dilihat dari simpangan baku atau penyebaran dari
nilai harapan tersebut untuk alternatif yang lain yang mempunyai nilai harapan yang sama
besarnya. Semakin besar penyebarannya.semakin besar risikonya. Simpangan baku dalam
statistik adalah deviasi standar yang merupakan akar dari variansi (variance).
Deviasi Standar= √ σ
2
Pengambil keputusan yang apabila dihadapkan pada dua pilihan invetasi (strategi) yang
memberikan tingkat pengembalian yang sama dengan risiko yang berbeda, maka akan
memilih strategi dengan tingkat risiko yang lebih rendah.
Pengambil keputusan yang akan mengharapkan tingkat pengembalian (imbal hasil) yang
sama untuk setiap kenaikan risiko.
Pengambil keputusan yang apabila dihadapkan pada dua pilihan invetasi (strategi) yang
memberikan tingkat pengembalian yang sama dengan risiko yang berbeda, maka akan
memilih strategi dengan tingkat risiko yang lebih tinggi.
2. State of nature
3. Tabel payoff
Kriteria yang menghasilkan pilihan yang minimum dari seluruh payoff biaya yang
maksimum
Kriteria yang menghasilkan pilihan yang minimum dari seluruh payoff biaya yang
minimum
5. Minimax Regret
Hitung perbedaan dari pay off yang didapat pada langkah di atas dengan setiap nilai
payoff kondisi.
Kemudian untuk setiap strategi dipilih yang mempunyai nilai payoff terkecil.
6. Kriteria Rationality
7 Kriteria Hurwicz
Contoh soal
N
EMV =∑ [ P ( Sj ) x V ( Ai ; Sj ) ]
j =1
keterangan
Menggambarkan laba yang hilang akibat state of nature (perilaku pasar) tidak diketahui
pada saat pengambil keputusan akan mengambil keputusan
N
EOL=∑ [ P ( Sj ) x R ( Ai ; Sj ) ]
j =1
keterangan
Aij = kerugian atau kehilangan kombinas! state of nature dan alternatif keputusan
Tertentu
Tujuan dari manajemen persediaan adalah menentukan persediaan yang dibutuhkan untuk
operasi yang berkelanjutan pada biaya yang paling minimum. Mengelola persediaan
sangat penting bagi suatu perusahaan. Ada beberapa alasan yang mendukung pernyataan
tersebut, yaitu (1) memenuhi permintaan konsumen yang telah diramalkan; (2)
mendapatkan potongan harga jika membeli dalam Jumlah yang banyak; (3) menghindari
risiko akibat kenaikan harga: (4) menjaga kelancaran proses produksi, dan (5)
menghindari risiko adanya inflasi.
4. Lead Time
Waktu antara pemesanan dan penerimaan barang.
5. Reorder Point
a. Kondisi yang menggambarkan kuantitas yang tersedia untuk memenuhi
permintaan selama lead time.
b. Titik di mana pemesanan harus dilakukan lagi untuk mengisi persediaan.
Model ini dikenalkan oleh Ford W. Harris pada tahun 1915 Beberapa asumsi yang
mendasari mode
Q¿ =
√ 2 DCo ……………………………………………………………….. ….... (1)
Ch
¿
Q (Ch)
Total Biaya Pemesanan = …………………………………………..…….. (2)
2
D(Co)
Total Biaya Penyimpanan = ¿ ………………………………………….…….. (3)
Q
[ ][ ]
¿
Q ( Ch ) D ( Co )
TC= + ¿ ........................................................................................ (4)
2 Q
D
Frekuensi Peme sanan Optimum /tahunan= ¿ ……………………..... (5)
Q
Dimana:
D= permintaan (demand)
Model ini merupakan pengembangan dari model Economic Order Quantity (EOQ).
Dalam model ini, perusahaan perlu mempertimbangkan kapasitas produksi dan tingkat
permintaan. Asumsi yang digunakan dalam model ini adalah:
5. Lead time (waktu antara penempatan pesanan dan penerimaannya) diketahui dan
konstan
Model EOQ dengan diskon memiliki implikasi terhadap munculnya: (1) penghematan
dari diskon dan (2) peningkatan total biaya (TC) sebagai akibat melakukan pemesanan
tidak lagi sebesar EOQ (Kuantitas Optional).
Dalam model ini ada dua asumsi dasar yang digunakan, yaitu: