CCT Indonesia Pentingkah media pembelajaran? Kenapa? Start Now Urgensi media pembelajaran Revolusi Pendidikan Abad ke-21 adalah berbagai media pembelajaran yang dapat membantu guru mentransformasi dengan teknologi sesuai dengan era dan kemajuan jaman yang dapat membantu meningkatkat kreatifitas dan membuat pembelajaran semakin menarik Konsep Media Pembelajaran Interaktif Pendekatan pembelajaran yang menggabungkan teknologi dengan interaksi aktif siswa dalam proses belajar dengan melibatkan penggunaan berbagai alat dan platform seperti perangkat lunak pendidikan, aplikasi, video pembelajaran, game edukasi, dan platform pembelajaran daring. Manfaat Media Pembelajaran Interaktif • Pengalaman Belajar yang Engaging • Penggunaan Sumber Daya yang Beragam • Personalisasi Pembelajaran • Kolaborasi dan Keterlibatan • Keterampilan Kritis • Akses Universal Apa masalah yang sering Anda keluhkan selama menjadi guru? Apakah hal-hal ini sering menjadi keluhan Anda selama menjadi guru? • Murid tidak memperhatikan ketika pelajaran • Murid tidak fokus ketika mengerjakan tugas • Murid tidak tertarik belajar materi/pelajaran tertentu • Orangtua tidak mendukung belajar di rumah • Mencapai banyak indikator pencapaian di satu materi Peran guru dalam menghadapi tantangan Banyak permasalahan di pendidikan saat ini, namun beberapa diantaranya adalah kesempatan kita sebagai guru untuk merancang hal yang baru, menjadi solusi untuk kelas, sekolah atau komunitas. Untuk menciptakan Inovasi, membutuhkan pendekatan, alat dan cara yang baru. Salah satunya dengan menggunakan berpikir desain atau design thinking.
Design Thinking pada dasarnya adalah
sebuah pola pikir yang membuat kita percaya bahwa kita dapat membuat suatu perubahan. Prinsip Design Thinking Berorientasi pada manusia Design Thinking dimulai dengan empati yang bersifat dalam, memahami kebutuhan dan motivasi manusia. Dalam program merancang media pengajaran yang menjadi pusat adalah anak. Kolaboratif
Banyak yang bilang bahwa dua
kepala atau lebih dapat menyelesaikan masalah lebih baik ketimbang satu kepala. Karena itu prinsip dalam design thinking adalah kolaborasi. Sehingga proses design thinking berasal dari berbagai sudut pandang. Optimis
Design Thinking memberikan
keyakinan mendasar bahwa kita dapat menciptakan perubahan tak peduli berapa besar masalah tersebut, betapa sedikit waktu yang dimiliki atau seberapa kecil anggaran yang kita punya. Tak peduli seberapa besar kendala yang ada, desain dapat menjadi proses menyenangkan. Eksperimental
Kita pernah mendengar ungkapan
“belajar dari kesalahan”. Nah, Design Thinking memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi kita untuk gagal dan belajar dari kesalahan yang telah kita perbuat. Berpikir Sebagai Seorang Desainer Melalui kelima tahapan ini, berbagai masalah dapat digambarkan, pertanyaan-pertanyaan yang mengena dapat diajukan, banyak ide yang bisa dilontarkan dan jawaban terbaik dapat dipilih.
Setiap tahapan akan membantu kita menyelesaikan beragam
dengan menggunakan prinsip design thinking yang sudah dijelaskan sebelumnya. Proses design thinking tidak selalu berjalan linier. Seperti pada bagan di atas proses desaign thinking bersifat dinamis, karena adanya proses pengulangan pada setiap tahapan design thinking bertujuan untuk terus memperbaiki ide solusi. Contoh penerapan Design Thinking dalam merancang media pembelajaran Empati Pada tahap empati ini saya jadi memahami bahwa siswa saya di kelas VIII dengan rentang 13-14 menyukai olahraga, apa saja selalu dikaitkan dengan olahraga. Atlit yang disukai yang sering jadi bahan pembicaraan mereka koleksi kartu gambarnya. Ketika mengerjakan tugas pun mereka tetap membicarakan nanti olahraga saat istirahat dan setelah pulang sekolah. Ooh akhirnya saya paham mengapa setiap saya tanya mau belajar apa mereka selalu jawab olahraga. Karena setelah mengamati murid dan mencocokannya dengan tahap perkembangan yang saya tonton dan baca di Keluargakita.com, usia rentang tersebut menyukai olahraga bersama kelompoknya tapi mereka juga mudah frustasi jika tugas mandiri tidak bisa dikerjakan secara maksimal. Definisikan Pertama saya mencoba memetakan kompetensi dasar dan materi pelajaran. Pemetaan kompetensi dan materi ini memudahkan saya memahami apa yang akan dipelajari anak selama setahun bersama saya di kelas. Hingga pada materi Matematika menyelesaikan persamaan linear dua variabel dengan sederhana siswa merasa kesulitan. Murid butuh sebuah cara mudah untuk membuat kalimat matematika sederhana. Sayangnya penjelasan guru tentang bagaimana menyusun kalimat matematika sederhana dan penyelesaiaannya masih membingungkan. Mencari ide Kemudian saya pun mencoba menggali beberapa ide bagaimana cara mudah agar anak dapat membuat kalimat matematika sederhana. Hingga akhirnya saya menemukan ide untuk membuat permainan kartu agar murid mudah membuat kalimat matematika sederhana. Purwarupa Saya gambar desain kartu secara secara sederhana. Selanjutnya saya mulai mencari gambar yang gratis di google dan pinterest. Ini karena saya sendiri tidak menguasai aplikasi gambar untuk mendesain sendiri gambar yang saya inginkan. Gambar ini saya pilih yang lucu dan disukai murid. Setelah gambar terkumpul kemudian saya mulai mendesain kartu. Uji Coba Saya menguji coba dengan teman pengajar. Dari uji coba ini ternyata berbeda hasilnya. Kami di kelompok uji coba semua adalah guru dan usia sudah 30 tahunan lebih, malah merasa kebingungan. Uji coba ketiga saya lakukan bersama murid-murid saya di kelas VIII. Saya meminta beberapa anak untuk mencoba bermain.