Anda di halaman 1dari 20

Media

Pembelajaran
Interaktif

Agus Supriyanto, M.Pd


CCT Indonesia
Pentingkah
media
pembelajaran?
Kenapa?
Start Now
Urgensi media
pembelajaran
Revolusi Pendidikan Abad ke-21
adalah berbagai media
pembelajaran yang dapat
membantu guru mentransformasi
dengan teknologi sesuai dengan
era dan kemajuan jaman yang
dapat membantu meningkatkat
kreatifitas dan membuat
pembelajaran semakin menarik
Konsep Media
Pembelajaran
Interaktif
Pendekatan pembelajaran yang
menggabungkan teknologi dengan
interaksi aktif siswa dalam proses
belajar dengan melibatkan
penggunaan berbagai alat dan
platform seperti perangkat lunak
pendidikan, aplikasi, video
pembelajaran, game edukasi, dan
platform pembelajaran daring.
Manfaat Media
Pembelajaran
Interaktif
• Pengalaman Belajar yang Engaging
• Penggunaan Sumber Daya yang
Beragam
• Personalisasi Pembelajaran
• Kolaborasi dan Keterlibatan
• Keterampilan Kritis
• Akses Universal
Apa masalah
yang sering Anda
keluhkan selama
menjadi guru?
Apakah hal-hal ini sering
menjadi keluhan Anda
selama menjadi guru?
• Murid tidak memperhatikan
ketika pelajaran
• Murid tidak fokus ketika
mengerjakan tugas
• Murid tidak tertarik belajar
materi/pelajaran tertentu
• Orangtua tidak mendukung
belajar di rumah
• Mencapai banyak indikator
pencapaian di satu materi
Peran guru dalam
menghadapi
tantangan
Banyak permasalahan di pendidikan
saat ini, namun beberapa diantaranya
adalah kesempatan kita sebagai guru
untuk merancang hal yang baru,
menjadi solusi untuk kelas, sekolah
atau komunitas.
Untuk menciptakan Inovasi,
membutuhkan pendekatan, alat dan
cara yang baru. Salah satunya dengan
menggunakan berpikir desain atau
design thinking.

Design Thinking pada dasarnya adalah


sebuah pola pikir yang membuat kita
percaya bahwa kita dapat membuat
suatu perubahan.
Prinsip Design
Thinking
Berorientasi pada manusia
Design Thinking dimulai dengan
empati yang bersifat dalam,
memahami kebutuhan dan motivasi
manusia. Dalam program
merancang media pengajaran yang
menjadi pusat adalah anak.
Kolaboratif

Banyak yang bilang bahwa dua


kepala atau lebih dapat
menyelesaikan masalah lebih baik
ketimbang satu kepala. Karena itu
prinsip dalam design thinking
adalah kolaborasi. Sehingga proses
design thinking berasal dari
berbagai sudut pandang.
Optimis

Design Thinking memberikan


keyakinan mendasar bahwa kita
dapat menciptakan perubahan tak
peduli berapa besar masalah
tersebut, betapa sedikit waktu yang
dimiliki atau seberapa kecil
anggaran yang kita punya. Tak
peduli seberapa besar kendala yang
ada, desain dapat menjadi proses
menyenangkan.
Eksperimental

Kita pernah mendengar ungkapan


“belajar dari kesalahan”. Nah,
Design Thinking memberikan
kesempatan seluas-luasnya bagi
kita untuk gagal dan belajar dari
kesalahan yang telah kita perbuat.
Berpikir Sebagai
Seorang Desainer
Melalui kelima tahapan ini, berbagai masalah dapat
digambarkan, pertanyaan-pertanyaan yang mengena dapat
diajukan, banyak ide yang bisa dilontarkan dan jawaban
terbaik dapat dipilih.

Setiap tahapan akan membantu kita menyelesaikan beragam


dengan menggunakan prinsip design thinking yang sudah
dijelaskan sebelumnya.
Proses design thinking tidak selalu berjalan linier. Seperti
pada bagan di atas proses desaign thinking bersifat dinamis,
karena adanya proses pengulangan pada setiap tahapan
design thinking bertujuan untuk terus memperbaiki ide solusi.
Contoh penerapan Design Thinking
dalam merancang media pembelajaran
Empati
Pada tahap empati ini saya jadi memahami bahwa
siswa saya di kelas VIII dengan rentang 13-14 menyukai olahraga,
apa saja selalu dikaitkan dengan olahraga. Atlit yang disukai yang
sering jadi bahan pembicaraan mereka koleksi kartu gambarnya.
Ketika mengerjakan tugas pun mereka tetap membicarakan nanti
olahraga saat istirahat dan setelah pulang sekolah. Ooh akhirnya
saya paham mengapa setiap saya tanya mau belajar apa mereka
selalu jawab olahraga. Karena setelah mengamati murid dan
mencocokannya dengan tahap perkembangan yang saya tonton
dan baca di Keluargakita.com, usia rentang tersebut menyukai
olahraga bersama kelompoknya tapi mereka juga mudah frustasi jika
tugas mandiri tidak bisa dikerjakan secara maksimal.
Definisikan
Pertama saya mencoba memetakan kompetensi dasar dan materi
pelajaran. Pemetaan kompetensi dan materi ini memudahkan saya
memahami apa yang akan dipelajari anak selama setahun bersama
saya di kelas. Hingga pada materi Matematika menyelesaikan
persamaan linear dua variabel dengan sederhana siswa merasa
kesulitan. Murid butuh sebuah cara mudah untuk membuat kalimat
matematika sederhana. Sayangnya penjelasan guru tentang
bagaimana menyusun kalimat matematika sederhana dan
penyelesaiaannya masih membingungkan.
Mencari ide
Kemudian saya pun mencoba menggali beberapa ide
bagaimana cara mudah agar anak dapat membuat
kalimat matematika sederhana.
Hingga akhirnya saya menemukan ide untuk membuat
permainan kartu agar murid mudah membuat kalimat
matematika sederhana.
Purwarupa
Saya gambar desain kartu secara secara sederhana.
Selanjutnya saya mulai mencari gambar yang gratis di
google dan pinterest. Ini karena saya sendiri tidak menguasai
aplikasi gambar untuk mendesain sendiri gambar yang saya
inginkan. Gambar ini saya pilih yang lucu dan disukai murid.
Setelah gambar terkumpul kemudian saya mulai mendesain
kartu.
Uji Coba
Saya menguji coba dengan teman pengajar. Dari uji coba
ini ternyata berbeda hasilnya. Kami di kelompok uji coba
semua adalah guru dan usia sudah 30 tahunan lebih, malah
merasa kebingungan.
Uji coba ketiga saya lakukan bersama murid-murid saya di
kelas VIII. Saya meminta beberapa anak untuk mencoba
bermain.

Anda mungkin juga menyukai