Anda di halaman 1dari 18

PENDAHULUAN

A.Sejarah Tanaman Dan Daerah Penyebaran


Tanaman selada dan andewi diduga berasal dari Asia Barat. Berawal dari kawasan Asia
Barat dan Amerika tanaman ini kemudian meluas ke berbagai negara daerah penyebaran
tanaman selada dan andewi diantaranya adalah Karibia, Malaysia, Afrika Timur, Tengah dan
Barat serta Filipina.
Dalam perkembangan selanjutnya pembudidayaan selada dan andewi meluas ke negara-
negara yang beriklim sedang maupun panas di belahan dunia. Di Indonesia selada dan andewi
dan andewi belum berkembang pesat sebagai sayuran komersial..

B.Prospek Pengembangan Selada dan Andewi


Peranan komoditas hortikultura (sayuran, buah-buahan dan tanman hias) cukup besar
sumbangannya terhadap pernbaikan gizi masyarakat, peningkatan pendapatan petani, perluasan
kesempatan kerja, pengembangan agribisnis dan agroindustri, peningkatan ekspor serta
pengurangan impor.
Selada dan andewi belum dimasukkan dalam daftar produksi sayuran nasional. Meskipun
selada dan andewi belum membudaya pengembangannya tetapi prospek ekonominya cukup
cerah. Permintaan terhadap komoditas selada dan andewi terus meningkat, antara lain berasal
dari pasar swalayan, restoran-restoran besar, hotel-hotel berbintang di kota-kota besar, serta
konsumen luar negeri yang menetap di Indonesia.
Tidak seimbangnya persediaan produksi dengan permintaan selada dan andewi di dalam
negeri menyebabkan Indonesia harus mengimpor komoditas ini
Selada dan andewi berpotensi besar dikembangkan di Indonesia karena disamping
kondisi iklimnya cocok untuk kedua komoditas ini juga dapat memberikan keuntungan yang
memadai bagi pembudidayaannya .

C.Kegunaan Sayuran Selada dan Andewi


Seperti halnya sayuran daun lainnya. Selada dan andewi sudah umum dimakan mentah
dan dibuat salad atau disajikan dalam berbagai bentuk masakan Eropa maupun China. Jarang
sekali selada dan andewi disayur masak, karena rasanya yang kurang enak dan sulit dicernakan.
Mengkonsumsi Selada dan andewi berfungsi ganda, yakni sebagai bahan pangan bergizi
dan berguna untuk mendinginkan perut. Hippocrates termasuk salah seorang yang
menganjurkan Selada dan andewi sebagai makanan pemelihara kesehatan tubuh manusia.
2
MENGENAL TANAMAN SELADA DAN ANDEWI

Tanaman Selada
Selada memiliki nama latin Lactuca sativa, dari famili Asteraceae. Tumbuhan ini biasa
ditanam di daerah beriklim sedang maupun daerah tropika. Bangsa Yunani kuno mempercayai
kalau selada itu mengandung zat yang mempermudah tidur.
Kandungan dan manfaat selada antara lain : Rendah kalori. Selada hanya terdapat 15
kalori tiap 100 gramnya, mengandung banyak fitonutrien yang memiliki sifat pencegah
penyakit, sumber vitamin A. Tiap 100 gram selada segar mencukupi 247% kebutuhan vitamin A
sehari-hari. Artinya, selada sangat baik untuk mata kita, kaya akan flavonoid, dan bila kita
banyak mengonsumsinya, tubuh kita akan terlindungi dari kanker, sumber vitamin K yang baik
dan baik untuk tulang kita. Vitamin K yang ada di selada juga baik bagi penderita Alzheimer.
Menurut beberapa ahli, vitamin K dapat membatasi kerusakan neuronal di otak,
mengandung jumlah folat. Folat penting bagi ibu hamil karena mencegah kerusakan tabung
neural pada fetus selama kehamilan, mengandung Vitamin C sebagai antioksidan alami dan akan
menangkal radikal bebas masuk ke dalam tubuh, mengandung kadar mineral yang cukup baik,
seperti zat besi, kalsium, magnesium dan juga kalium yang penting bagi metabolisme tubuh.
Kalium merupakan komponen penting dalam sel dan cairan tubuh yang mengontrol denyut
jantung dan tekanan darah. Zat besi juga penting bagi pembentukan sel darah merah, kaya akan
vitamin B kompleks seperti thiamin, vitamin B6, dan riboflavin.
Selain itu, memakan selada di dalam salad secara rutin akan mencegah osteoporosis dan
anemia karena kekurangan zat besi. Selada juga dipercaya untuk menjaga tubuh kita dari
penyakit kardiovaskular, ARMD, Alzheimer, dan kanker.
Jenis-Jenis Selada
Menurut Alan Davidson, selada dibagi menjadi empat varietas yang berbeda,
berdasarkan pada bentuk daunnya. Ada varietas capitata, longifolia, crispa, dan asparagina.
1. Varietas Capitata mencakup selada kepala renyah dan kepala mentega. Selada kepala renyah
ini biasanya kita kenali dengan nama crisphead lettuce maupun iceberg lettuce. Kalau selada
mentega, biasa kita kenal dengan butterhead lettuce. Selada kepala mentega kadang-kadang
disebut selada kubis. Varietas ini biasanya lebih banyak ditanam. Varietas ini juga lebih
disukai konsumen karena aroma dan daunnya yang lembut. Tapi, selada jenis ini agak lebih
gepeng dan menghasilkan kepala yang kurang padat dibanding selada kepala renyah.
2. Varietas Longifolia disebut juga selada cos, dan biasanya juga dikenal dengan romaine
lettuce. Selada jenis ini memiliki daun memanjang, kasar, dan bertekstur renyah, dengan
2
tulang daun tengah lebar dan jelas. Bedanya dengan selada kepala renyah dan kepala
mentega adalah susunan daun selada jenis ini tidak membentuk kepala.
3. Varietas Crispa, atau selada daun longgar. Jenis selada ini sangat beragam ukuran, warna, dan
tekstur daunnya. Sebagian memiliki daun lembut dan renyah, sebagian berdaun lembut,
sementara yang lainnya di antara keduanya.
4. Varietas Asparagina, atau selada batang, tapi selada ini biasa disebut juga dengan celtuce.
Jenis selada ini tumbuh dengan memiliki batang yang tebal. Selada ini populer di Cina
dengan sebutan Wosun atau Woju. Ukuran batang selada batang pada saat dipanen biasanya
memiliki panjang sekitar 15-20 cm dan diameter sekitar 3-4 cm.
Varietas selada yang ditanam di Indonesia pada umumnya berasal dari luar negeri.
Ketersediaan varietas dan tipe selada cukup banyak diproduksi oleh berbagai perusahaan benih
di dunia.
Beberapa varietas selada yang menurut deskripsinya tahan terhadap suhu panas antara
lain kaiser, ballade, okayama salad, sunshine seoul green, oriental redcud, ontario, red wave dan
gemini.
Tanaman Andewi
Andewi atau pemilik nama latin Cichorium Endivia ini adalah tipe sayuran keluarga
sawi. Tampilannya pun jelas mendekati sawi bakso atau selada air dengan bentuk daunnya yang
keriting, tentu rasa di lidah mempunyai tekstur lembut dan renyah sebab mengandung serat dan
kadar air tinggi.
Sayur andewi atau endive memang tidak familiar di Indonesia. Andewi merupakan jenis
sayuran keluarga sawi. Tampilannya pun jelas mendekati sawi bakso atau selada, namun dengan
bentuk daun yang keriting.
Andewi biasanya digunakan sebagai salad, melengkapi sayuran lain. Sayuran ini
memiliki rasa yang pahit, namun memiliki tekstur lembut dan renyah, karena mengandung serat
dan kadar air tinggi. Daun bagian luarnya berdaging gelap dan lebih pahit rasanya dibanding
bagian dalam, dan akan membantu mengurangi rasa pahit bila kita memasaknya.
Tanaman endive atau andewi termasuk ke dalam genus Cichorium, yang memiliki
berbagai spesies sayuran pahit seperti Cichorium endivia, Cichorium pumilum, dan Cichorium
intybus. Andewi mengandung banyak vitamin dan mineral, terutama folate, vitamin A, vitamin
K, dan serat. Ada tiga jenis andewi atau endives yakni: curly endive, frisee, dan escarole.
Sayuran andewi berdaun hijau ini juga merupakan sumber mineral yang baik seperti
mangan, tembaga, potassium, dan zat besi. Sayuran ini, dikutip dari medlicker.com, mempunyai
rasa pahit yang justru dapat merangsang nafsu makan, dan bertindak sebagai pencahar diuretik
dan pencahar ringan.
2
BUDIDAYA SELADA DAN ANDEWI

A.Syarat Tumbuh
1.Syarat Iklim
Tanaman Selada dan andewi membutuhkan lingkungan tempat tumbuh yang beriklim
dingin dan sejuk yakni temperatur suhu udara antara 15 – 20 C. di daerah yang temperaturnya
tinggi atau panas tanaman selada tipe kubis akan akan gagal membentuk krop atau kalaupun
kropnya terbentuk berukuran kecil-kecil. Meskipun demikian dengan adanya kemajuan
teknologi di bidang perbenihan dewasa ini telah banyak dirakit varietas selada yang tahan
terhadap suhu panas.
Di Indonesia , selada dapat ditanam di dataran rendah sampai dataran tinggi sedangkan
andewi umumnya cocok di dataran tinggi. Hal yang terpenting adalah diperhatikan adalah
pemilihan varietasnya yang cocok dengan lingkungan setempat. Untuk dataran rendah sampai
menengah sebaiknya dipilih selada varietas yang tahan terhadap suhu panas seperti varietas
kaiser, ballade dan gemini.
Persyaratan iklim lainnya adalah faktor curah hujan. Tanaman selada dan andewi tidak
atau kurang tahan terhadap hujan lebat. Oleh karena itu penanaman selada dan andewi
dianjurkan pada akhir musim hujan.
2.Syarat Tanah
Pada dasarnya tanaman selada dan andewi dapat ditanam di lahan sawah maupun
tegalan. Tanah yang ideal untuk tanaman selada dan andewi adalah liat berpasir. Di indonesia
tanaman ini cocok ditanam pada tanah Andosol maupun Latosol. Syaratnya tanah tersebut harus
subur dan gembur banyak mengandung bahan organik, tidak mudah menggenang dan pHnya
antara 5 – 6,8
Tanaman selada dan andewi umumnya relatif pendek dan sistem perakarannya dangkal
oleh karena itu untuk mendapatkan pertumbuhan dan produksi yang maksimal perlu pengelolaan
lahan yang sempurna. Pada tanah tanah yang mudah becek drainasenya jelek sering terjadi
pembusukan akar akar tanaman , sehinggah dapat menurunkan produksinya. Khusus di lahan
sawah sebaiknya dipersiapkan dengan sistem susjan yakni tanah bedengan ditinggikan.

B.BUDIDAYA
1.Penyiapan Benih dan Pembibitan
Selada dan andewi diperbanyak dengan biji-bijinya untuk lahan seluas 1 hektar
diperlukan benih selada ataupun andewi 250 gram atau pada kisaran 400 – 600 gram tergantung
varietas dan jarak tanamnya.
2
Benih selada maupun andewi dapat langsung disebar di atas bedengan. Cara ini memiliki
kelebihan menghemat waktu, tenaga, biaya dan tidak memerlukan keterampilan yang khusus.
Kelemahannya menyulitkan pemeliharaaan tanaman yang masih kecil dan pada waktu tanaman
sudah berumur 1 bulan sejak sebar, benih perlu penjarangan.
Tahapan dan tata cara penyiapan bibit selada dan andewi di lahan pesemaian adalah
sebagai berikut :
a. Memilih tempat persemaian
Pilih lahan atau tempat yang tanahnya subur, gembur, ringan tidak terlindung dekat dengan
sumber air dan mudah dijangkau dalam pengawasan.
b.Membuat bedengan persemaian
 bersihkan tanah dari rumput-rumput liar dan akar-akar tanaman pertanaman sebelumnya
 tetapkan ukuran bedengan persemaian sekitar 100 – 120 cm dan panjangnya tergantung
keadaan lahan atau berdasarkan kebutuhan.
 Olah tanah dengan cangkul
 Campurkan pupuk kandag yang telah matang dan halus bersama tanah sambil dibalikkan
serta diratakan.
c.Mengatap persemaian
 Di sisi sisi bedengan persemaian bagian timur dan barat tancapkan tiang-tiang bambu.
 Pasang palang-palang dari bilah bambu yang arahnya membujur dan juga melintang,
kemudian ikat erat-erat dengan tali bambu atau tali rafia.
 Pasang atap persemaian dari lembar plastik bening atau anyaman daun kelapa.
d. Menyemai benih
 Benih selada ataupun andewi direndam dulu dalam air dingin atau air hangat kuku 15
menit, lalu ditiriskan dikeringkan kembali.
 Bedegan pesemaian diairi disiram hingga cukup basah atau lembab.
 Buat alur-alur dangkal dengan ajir atau jari telunjuk sedalam 1 cm dan jarak antar alur
10-20 cm
 Sebarkan benih dalam alur-alur secara merata kemudian tutup dengan tanah tipis dan
halus.
 Siram permukaan bedengan pesemaian dengan menggunakan sprayer atau gembor yang
berlubang lubang kecil dan halus.
2
e.Pemeliharaan bibit
 Selama 1 bulan di persemaian, bibit tanaman dipelihara secara intensif terutama rutin
melakukan penyiraman dan pengawasan terhadap serangan hama maupun penyakit.
 Bibit selada dan andewi dan andewi dapat pula disapih ke dalam koker dari daun pisang
saat berumur 10 – 15 hari sejak semai. Keuntungan cara penyapihan bibit ke dalam
bumbung antara lain sewaktu dipindahkan ke dalam kebun tidak mengalami kelayuan
atau terhentinya pertumbuhan . sebelum bibit disapih siram dulu tanah pesemaian lalu
bibit diangkat dengan solet bambu bersama akar dan tanahnya. Bibit ini satu per satu
dipindahkan ke dalam bumbung dan setelah 5 hari kemudian dipupuk nitrogen yang
disiramkan pada media semai
 Setelah bibit berdaun 3 – 5 helai tiba saatnya dipindahkan ke kebun

2.Penyiapan Lahan (Pengolahan Tanaha)


Bersamaan dengan kegiatan penyiapan bibit di pesemaian, lahan untuk kebun selada dan
andewi segera diolah. Caranya tanah dicangkul atau dibajak sedalam 30 cm dan dibalikkan,
kemudian biarkan dikeringaginkan selama 15 hari. Berikutnya tanah diolah kembali membentuk
bedengan atau cukup diratakan saja asalkan disekelilingnya dibuatkan parit pembuangan air
selebar 40 baukuran lebarnya antara 80 – 120 cm dan tingginya 30 40 cm, sehingga tiap
bedengan dapat ditanami 3 – 5 barisan tanaman dan jarak antara bedengan 30 – 40 cm.
Sambil merapikan bedengan ataupun alur-alur tambahkan pupuk kandang sebanyak 10 –
20 ton per hektar dicampur merata dengan tanah. Penyelesaian akhir dari penyiapan lahan ini
berupa hamparan lahan yang dibuatkan alur-alur pada jarak antar alur 25 -30 cm. atau
bedengan bedengan selebar 80 – 120 cm yang telah dibuatkan lubang tanam pada jarak 25 cm x
40 cm atau 20 cm x 25 cm ataua juga 25 cm x 25 cm.

3.Penanaman
Waktu tanam yang paling baik untuk selada dan andewi dan andewi adalah pada akhir
musim hujan bulan maret dan april. Penanaman ini dilakukan pagi hari atau sore hari.
2
Penanaman Selada Dan Andewi Dapat Dilakukan Dengan Cara Yaitu :
a.Sebar Benih Langsung
Caranya pada lahan yang telah dipersiapkan sistem bedengan atau alur-alur langsung
menyebar benih menurut barisan atau alur secara merata, kemudian segera ditutup dengan
tanah tipis.

B. Pindah Tanam Bibit


Bibit selada dan andewi yang dipindahtanamankan dapat berupa bibit cabutan ataupun bibit
dalam koker dari daun pisang.
Cara penanamannya, bibit langsung ditanam pada alur-alur dengan jarak tanaman 20 cm
dan jarak antar alur 25 cm atau pada lubang tanam pada jarak tanam 25 cm x 40 cm atau 20
cm x 25 cm atau 25 cm x 25 cm.
Selesai penanaman segera tanahnya disiram atau dileb hingga cukup basah (lembab)

4.Pemeliharaan Tanaman
a. Sistem sebar benih langsung
 Pada fase awal pertumbuhan, perlu rutin melakukan pengairan untuk menjaga agar
tanah tidak kekeringan
 Penjarangan tanaman dilakukan pada waktu berumur 1 bulan sejak benih disebar
berdaun 3 – 5 helai. Caranya mencabut tanaman yang ukurannya kecil dan
meninggalkan tanaman yang tumbuhnya subur pada jarak antar tanaman 20 – 25
 Pemupukan dan penyiangan dilakukan pada waktu tanaman berumur 1 bulan lebih
sejak sebar benih atau 1 bulan setelah penjarangan
 Pemulsaan dilakukan setelah pemupukan dengan menggunakan jerami, menutupi
permukaan tanah diantara tanaman selada dan andewi ataupun andewi. Fungsi
mulsa jerami ini selain menjaga kelembaban tanah agar tetap stabil menekan gulma
dan menjadi bahan organik , juga menghindari percikan air hujan dari tanah ke
daun selada atau andewi.
 Proteksi tanaman terhadap OPT dilakukan secara terpadu yakni melalui penerapan
pola tanam yang serasi, pergiliran tanaman dengan jenis yang tidak sefamili
perbaikan drainase tanah, pencabutan tanaman yang sakit, serta penyemprotan
pestisida sebagai jenis akhir.
b, Sistem pindah tanam bibit
Pada prinsipnya pemeliharaan tanaman selada dan andewi sistem ini sama dengan cara
pemeliharaan tanaman dengan sebar benih langsung. Perbedaannya pada waktu
pemupukannya saja yakni dilakukan pada saat tanaman berumur 15 hari setelah pindah
tanam dan tidak melakukan penjarangan tanaman
2
Selada dan Andewi dapat ditanam secara hidroponik tahapannya sebagai berikut :

1. Persiapan awal
Sebelum memulai cara menanam selada dan andewi hidroponik, pertama-tama siapkan
media dan bibit selada dan andewi terlebih dahulu. Media yang dibutuhkan antara lain
adalah baki, arang sekam, spons, pot plastik, pipa air/baskom serta nutrisi untuk tanaman
daun selada dan andewi.

2. Penyemaian
 Benih selada dan andewi yang masih berupa butiran kemudian disemai pada media
semai yang berupa arang sekam (padi kering yang dibakar). Cara menyemai bibir
selada dan andewi ini adalah dengan menaburkan bibit selada dan andewi pada arang
sekam yang telah di taruh dan di ratakan pada baki.
 Setelah bibit ditaburkan, kemudian media penyemaian ditutup menggunakan plastik
selama 2 hari. Dalam 2 hari ini biasanya bibit selada dan andewi akan berubah menjadi
kecambah.
 Meskipun sudah berbentuk kecambah, bibit selada dan andewi tidak langsung
dipindahkan pada media tanam melainkan harus diletakkan pada tempat yang memiliki
asupan cahaya matahari cukup selama 2 minggu, dan menunggu bibit selada dan
andewi cukup tinggi.

3. Penanaman
 Cara menanam selada dan andewi hidroponik berikutnya adalah dengan memindahkan
bibit selada dan andewi pada media tanam. Namun untuk memindahkan bibit selada
dan andewi ke media tanam jangan dengan cara dicabut, melainkan dengan dicelupkan
2
ke dalam baskom berisi air bersamaa dengan media penyemaiannya. Kemudian baskom
digoyang-goyangkan agar bibit terpisah dari media semainya.
 Jika sudah terpisah dan tidak ada bibit yang menggumpal, kemudian jepit selada dan
andewi menggunakan spons. Dan setelah itu masukkan spons dengan selada dan
andewi tersebut pada pot.
 Pot yang telah menjadi media tanam daun selada dan andewi kemudian diletakkan pada
pipa air yang telah berisi nutrisi AB mix. Usahakan akar selada dan andewi tercelup
pada larutan nutrisi air tersebut, karena larutan AB mix merupakan satu-satunya nutrisi
yang akan diberikan.

4. Perawatan
Untuk perawatan daun selada dan andewi sendiri cukup mudah, Anda hanya perlu
memperhatikan intensitas kecukupan larutan nutrisi. Kemudian perhatikan juga
pertumbuhan daun selada dan andewi. Dan yang terpenting jaga daun selada dan andewi
agar terhindar dari berbagai hama dan gulma.

C. Pengendalian Hama Dan Penyakit

Hama dan penyakit memang tidak bisa dihindari karena sering menyerang tumbuhan dan
dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan bahkan sampai hasilnya. Karena itu para
petani harus mengenali penyebab gagal panen tersebut. Seperti petani tanaman selada dan
andewi yang merupakan salah satu sayuran musiman. Dengan mengetahui hama dan penyakit
tersebut para petani bisa membuat keputusan dalam pengendalian apa yang harus mereka
tidaklanjuti demi menyelamatkan tanaman salada tersebut. Sebaiknya dalam pemeliharaan
tanaman selada dan andewi ini dilakukan mulai dari ketika awal penanaman sampai pasca
panen. Hal ini dilakukan karena kekhawatiran hama dan penyakit masih menyerang tanaman
selada dan andewi walaupun sudah dalam kondisi panen.

Berikut ini beberapa hama maupun penyakit yang menyerang pada tanaman selada dan andewi
menurut Hisam (2016) :

a. Hama pada Tanaman Selada dan andewi


1. Jangel ( Bradybaena similaris ferussac )
Hama ini berbentuk seperti siput yang berukuran sekitar 2 cm ini bersembunyi pada
pangkal daun bagian dalam dan menyerang daun pada berbagai umur.
2. Tangek ( Parmalion pupilaris humb )
2
Hama ini memiliki bentuk mirip dengan jangle Gejala serangannya membuat daun
menjadi berlubang-lubang. Umumnya hama ini menyerang tanaman selada dan andewi
ketika musim kemarau tiba dibandingkan musim hujan.
3. Kutu Daun
Jenis hama yang paling banyak menyerang tanaman selada dan andewi adalah kutu daun
(Fauzi, 2016). Pengendalian hama penting yang menyerang tanaman selada dan andewi
antara lain kutu daun (Myzus persicae). Gejala serangan yang ditimbulkan oleh salah
satu pengganggu ini seperti daun menjadi mengerut, lalu mengering akibat kurang cairan.
Bahayanya apabila tanaman yang masih berusia muda di serang maka akan mengganggu
pertumbuhannya, tumbuh kerdil atau tidak sempurna. Pengendalian hama dan penyakit
dilakukan tergantung pada hama dan penyakit yang menyerang. Apabila diperlukan
pestisida, gunakan pestisida yang aman sesuai kebutuhan dengan memperhatikan
ketepatan pemilihan jenis, dosis, volume semprot waktu, interval aplikasi dan cara
aplikasi. Untuk mengendalikan pada hama ini ialah dengan menggunakan insektisida
Diazinon, Orthene 75 Sp atau Bayrusil tetapi sesuai dengan dosis yang tertera (Harahap,
2015)
4. Thrips
Hama ini yang merupakan meresahkan bagi para petani karena dapat menyebabkan daun
pada selada dan andewi menjadi kuning lalu kering dan ujungnya tanaman selada dan
andewi pun akan mati. Dan apabila tanaman selada dan andewi sudah terserang hama ini
maka dapat dikendalikan dengan Bayrusil, Tamarot 200 EC atau Tokunthion 500 EC
dengan dosis 2ml / Liter air.
5. Ulat Grayak
Ulat grayak memakan daun tanaman hingga daun berlobanglobang kemudian robek-
robek atau terpotong-potong (Cahyono, 2006). Pengurangan penggunaan pestisida di
areal pertanian menuntut tersedianya cara pengendalian lain yang aman
dan ramah lingkungan, di antaranya dengan memanfaatkan musuh alami dan penggunaan
pestisida nabati. (Sukrasno, 2003). Salah satu tumbuhan penghasil pestisida alami adalah
tanaman nimba. Pestisida asal Nimba mempunyai tingkat efektivitas yang tinggi dan
berdampak spesifik terhadap organisme pengganggu.
Bahan aktif nimba juga tidak berbahaya bagi manusia dan hewan. Tanaman nimba sangat
potensial sebagai pestisida biologi dalam program Pengendalian Hama Terpadu (PHT),
untuk mengurangi dan meminimalkan penggunaan pestisida sintetis (Rahmat dan Yuyun,
2006) (Samsudin, 2008).

b. Penyakit pada Tanaman Selada dan andewi


1. Busuk Lunak ( Soft Rot )
2
Bakteri Erwinia carotovora merupakan penyebab terjadinya penyakit busuk lunak pada
tanaman selada dan andewi. Gejala di mulai dari tepi daun, lalu warna daun menjadi
berubah menjadi cokelat dan akhirnya layu. Selain menyerang tanaman yang masih
ditanam, ternyata bakteri ini juga dapat menyerang tanaman yang sudah siap untuk di
kirim ke pasar.
2. Busuk Batang
Tanaman selada dan andewi terserang ditandai dengan batang menjadi lunak dan
mengandung lendir yang diakibatkan oleh Cendawan Rhizoctonia solani. Lalu akan
menjadi busuk akar apabila cendawan ini menyerang tanaman dalam persemaian,
terutama jika ketika lahannya dalam kondisi lembab. Pencegahan dapat dilakukan
dengan menjaga kebersihan lahan dan mengurangi kelembabannya (Nazaruddin,2003).
Jika kondisi ini sudah parah maka dapat menggunakan fungisida dengan cara
disemprotkan, dengan menggunakan maneb atau dithane M 45 dan dosisnya sekitar 2
g/liter.
3. Busuk Pangkal Daun
Busuk pangakal daun ini disebabkan Felicularia filamentosa, yang menyerang pangkal
daun ketika musim panen tiba. Pengendaliannya dapat dilakukan dengan menggunakan
penyemprotan pestisida alami atau kimia. Jika menggunakan pestisida kimia maka harus
memperhatikan lingkungan kebun, dan menjaga kebersihannya seperti menjaga
irigasinya maupun dengan melakukan rotasi tanaman demi memutus perkembangbiakan
Felicularia filamentosa tersebut.
4. Busuk Hitam (Bottom Rot)
Menurut Pracaya (2002), menyebut penyakit busuk rhizoctonia sebagai busuk hitam
mumi. Menurutnya penyakit yang menyerang di persemaian akan menyebabkan semai
roboh (damping off). Tanaman dewasa yang terserang akan terlihat adanya bercak sedikit
cekung dan berwarna karat pada tangkai dan tulang daun. Adapun pada daunnya ada
busuk coklat berlendir. Serangan yang hebat dapat menyebabkan tanaman mati, berwarna
hitam, dan mengering sehingga seperti mummi. Penyakit ini akan berkembang dengan
cepat bila kelembapan tinggi dan suhu udara panas. Busuk rhizoctonia, yang sering
sering disebut sebagai bottom rot, sering terdapat di daerah tropika. Selain di Indonesia
penyakit dilaporkan terdapat di Malaysia, Thailand, dan Filiphina, terutama pada selada
dan andewi yang daunnya membentuk “kepala” (Giatgong, 1980; Knott dan Deanon,
1967; Sing, 1980 dalam semangun,1991). Pada waktu pagi miselium jamur yang beada
di permukaan tanah tampak seperti rumah laba-laba yang mempunyai banyak tetes
embun yang bergantungan. Daur penyakit R. solani berkembang dalam tanah jika di sini
terdapat banyak bahan organic, dan populasinya akan makin tinggi jika dari tahun
ketahun lahan itu ditanam tanaman yang rentan. Jamur menular ke daun jika daun
2
bersinggungan dengan tanah yang terinfestasi , atau jika daun terpercik air hujan yang
membawa tanah berjamur.
Diusahakan agar pertanaman tidak mempunyai kelembapan yang terlalu tinggi. Tetapi
dalam musim hujan anjuran ini sukar dilaksanakan, mengadakan pergiliran tanaman
(rotasi). Tidak menanam selada dan andewi terus-menerusdi lahan yang sama, di Filipina
selada dan andewi yang masih kecil disiram dengan Terrachlor
(pentachloronitrobenzene, PCNB) yang dilakukan 2 kali dengan selang waktu 10-20 hari
(Knott dan Deanon,1967 dalam semangun 1991)

2
PANEN DAN PASCA PANEN

A. Panen Selada dan Andewi


Tanaman selada dan andewi dan andewi dapat dipanen pada umur 2 – 3 bulan dari waktu
menabur menyebar benih atau tergantung varietas, tipe dan juga ciri-ciri ketuaan dari
tanaman tersebut.

B. Penanganan Pasca Panen


1. Pengumpulan
 Hasil panen ditampung di suatu tempat yang teduh dan nyaman.
 Tujuan pengumpulan produksi di suatu tempat ini bertujuan untuk memudahkan
kegiatan penanganan berikutnya dan menekan kerusakan atau susut.
2. Pembersihan
 Daun-daun luar dibuang dan hanya disertakan beberapa helai saja sedangkan untuk
selada dan andewi daun selada dan andewi batang dang dan andewi hanya membuang
beberapa helai daun tua atau rusak.
 selada dan andewi dan andewi yang yang sudah dibersihkan dari daun-daun tuanya
segera dicuci bersih dalam air yang mengalir kemdian ditiriskan.
3. Pengkelasan
 Hasil panen selada dan andewi dan andewi diklasifikasikan menurut bentuk, ukuran
dan beratnya sesuai dengan permintaan pasar.
4. Pewadahan (pengemasan)
 Untuk tujuan pemasaran jarak jauh selada dan andewi dan andewi dikemas dalam
keranjang plastic atau karung goni yang diberi ventilasi.
5. Penyimpanans
 Agar produksi selada dan andewi dan andewi tahan dalam kondisi segar selama
beberapa waktu selama penyimpanansebaiknya ditempatkan di ruang dingin atau
diberi remukan es.
6. Pemasaran
 Produksi selada dan andewi yang sudah dikemas rapid an disimpan dalam ruangan
yang suhunya dingin siap diangkut dan dipasarkan.
2
DAFTAR PUSTAKA

https://bibitonline.com/artikel/cara-menanam-tanaman- selada dan andewi-hidroponik

Hisam. 2016. Hama Dan Penyakit Menyerang Tanaman Selada dan Cara Pengendaliannya.
http://www.ruangtani.com/hama-dan-penyakit-tanaman-selada/

Ir. Rahmat Rukmana, 1994. Bertanam Selada dan Andewi. Kanisius, Yogyakarta.

Nazaruddin. 2003. Budidaya dan Pengaturan Sayuran Panen Dataran Rendah. Penebar
Swadaya. Jakarta

Pracaya. 2002. Bertanam Sayuran Organik. Penebar Swadaya. Jakarta

Semangun, Haryono. 1991. Penyakit-Penyakit Tanaman Hortikultura Di Indonesia. Gadjah


Mada University Press. Yogyakarta

Sukrasno, 2003. Mimba Tanaman Obat Multi Fungsi. Agromedia Pustaka. Jakarta

Singgih sastradiharja, 2011. Praktis Bertanam Selada dan Andewi Secara Organik. Angkasa.
Jakarta.

2
LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Budidaya Selada dan Andewi

Nama : Evaline Tangdira’pak, SP

NIP : 19770813 200903 2 002

Pangkat/Gol. : Penata, III/d

Jabatan : Penyuluh Pertanian Muda

Pelaksanaan : Kegiatan menyadur buku dan bahan-bahan di bidang pertanian yang

dilaksanakan pada tanggal

Koordinator Penyuluh Kabupaten Penyuluh Pertanian

Berta Kalua, SP_________ Evaline Tangdira’, SP


NIP. 19630310 198711 2 001 NIP. 19741023 200312 2 007

Mengetahui :

Kabid Penyuluhan

Owen Danda, SP
NIP. 19770607 201101 1 010
2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat karuniaNya
sehingga kegiatan menyadur buku dan bahan –bahan di bidang pertanian ini dapat diselesaikan
dengan baik.
Saduran buku Budidaya Selada dan Andewi ini dibuat dalam rangka penyusunan angka
kredit sebagai salah satu syarat untuk pengusulan kenaikan pangkat. Kegiatan menyadur buku
ini merupakan kegiatan pengembangan profesi dalam pelaksanaan penyuluhan pertanian dan
digunakan juga sebagai media penyuluhan dalam rangka pembinaan kelompok tani.
Tanaman selada dan andewi merupakan salah satu jenis sayuran daun yang banyak
diusahakan di dataran rendah hingga dataran tinggi. Sayuran selada dan andewi memiliki daun
yang berwama hijau segar, tepinya bergerigi atau berombak, dan lebih enak dimakan mentah
(lalapan). Selada dan andewi belum dimasukkan dalam daftar produksi sayuran nasional.
Meskipun selada dan andewi belum membudaya pengembangannya tetapi prospek ekonominya
cukup cerah. Permintaan terhadap komoditas selada dan andewi terus meningkat, antara lain
berasal dari pasar swalayan, restoran-restoran besar, hotel-hotel berbintang di kota-kota besar,
serta konsumen luar negeri yang menetap di Indonesia.
Saduran buku “Budidaya Selada dan Andewi” ini diharapkan dapat dipedomani oleh
masyarakat yang ingin bertanam selada dan andewi, dan kepada semua pihak yang telah
membantu sehingga saduran buku ini dapat terselesaikan, saya ucapkan terimah kasih.

2
DAFTAR ISI

Hal.
HALAMAN JUDUL …………………………………………………………….. i
PENGESAHAN …………………………………………………………………. ii
KATA PENGANTAR ………………………………………………….............. iii
DAFTAR ISI …………………………………………………………………….. iv
I. Pendahuluan …………………………………………………………………. 1
II. K arakteristik dan Strategi Pemanfaatan Pekaranga …………………….. 2
III. Budidaya Sayuran Model Vertikultur, Pot dan Bedengan ………………. 3
A. Jenis Sayuran ……………………………………………………………. 3
B. Penyiapan Wadah Pertanaman …………………………………………… 4
C. Penanaman ………………………………………………………………. 9
D. Pemupukan ………………………………………………………………. 9
E. Penyiraman ………………………………………………………………. 11
F. Pengendalian Hama dan Penyakit ………………………………………… 12
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………… 16

2
BUDIDAYA SELADA DAN ANDEWI

Anda mungkin juga menyukai