Anda di halaman 1dari 10

Esterlina Melmambessy, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal.

1428-1437

ANALISIS KINERJA PELAYANAN PEMANDUAN KAPAL


BERDASARKAN WAITING TIME dan APPROACH TIME DI
PT.PELINDO IV (PERSERO) SAUMLAKI

Esterlina Melmambessy1* , Agus Sutanto1


Logistik Migas, Politeknik Energi dan Mineral Akamigas
Jl. Gajah Mada No. 38 Cepu, Kabupaten Blora
*E-mail : estermelmambessy27@gmail.com

ABSTRAK

Pelabuhan merupakan tempat dimana dilaksanakan berbagai macam pelayanan jasa guna untuk
melancarkan seluruh kegiatan transportasi laut. Pelabuhan Saumlaki adalah pelabuhan utama yang
menunjuang dan memperlancar kegiatan arus lalu lintas transportasi angkutan laut serta
meningkatkan pertumbuhan ekonomi di kota Saumlaki. Kinerja operasional pelabuhan
menggambarkan tingkat pelayanan yang meliputi pelayanan pemanduan kapal (pandu, tunda, labuh,
tambat) dan pelayanan barang (jasa dermaga dan penumpukan). PT. Pelindo IVSaumlaki adalah salah
satu perusahaan penyedia jasa kepelabuhanan dimana melayani jasa pelayanan pemanduan kapal.
Ketepatan waktu untuk saat kapal melakukan permohonan tambat hingga kapal dapat bersandar di
dermaga merupakan penilaian kinerja pelayanan pemanduan kapal, karena mepengaruhi indikator
waktu tunggu (waitting time) dan waktu pelayanan pemanduan (approach time). Penelitian ini untuk
mengukur kinerja pelayanan pemanduan kapal pada PT. Pelindo IV Saumlaki. Hasil analisa kinerja
pelayanan pemanduan pada PT. Pelindo IV (Persereo) Saumlaki berasarkan Standaryang telah
ditetapkan dalam Surat Keputusan Direktur Jendral Perhubungan Laut Nomor UM.002/38/18.
DJM.11. Dinilai indikator yang diuji, menuhi standar. Waiting time memiliki nilai rata-rata 0,37
dimana masih memenuhi standar. Namun sayangnya, terdapat sebanyak 4 kapal dari jumlah
kunjungan kapal pada bulan Februari, memiliki Approach Time yang lebih dari 2 jam sehingga
melebihi standar yang ditetapkan sehingga dinyatakan kurang baik.

Kata Kunci: Kinerja pelayanan pemanduan, Waitting time, Approach time

1. PENDAHULUAN

Pemerintah melalui kementrian kelautan telah mendorong akses pertumbuhan ekonomi


yang didukung transportasi laut yang memadai. Transprortasi laut sendiri merupakan
salah satu sarana transportasi yang sangat murah dan dapat meningkatkan kegiatan ekspor
dan impor maupun perdagangan domestik. Dengan demikian pentingnya peran sebuah
pelabuhan untuk menghubungkan antar moda transportasi laut dan darat. Kinerja operasional
pelabuhan merupakan visualisasi dari hasil kerja suatu pelabuhan pada periode tertentu.
Pelayanan jasa di pelabuhan meliputi pelayanan pemanduan kapal (pandu, tunda, labuh,
tambat) dan pelayanan barang (jasa dermaga dan penumpukan).
PT. Pelindo IV (Persero) Saumlaki sendiri sebagai penunjang kegiatan arus lalu lintas
transportasi laut dimana perusahaan ini adalah satu-satunya perusahaan pelayanan jasa di
Saumlaki yang melayani jasa pelayanan pemanduan kapal di Pelabuhan Saumlaki yang
merupakan pelabuhan dengan pelayanan utama arus penumpang (jasa angkutan), dan juga
distribusi barang untukwilayah kota Saumlaki dan sekitarnya, dimana PT. Pelindo IV.
Saumlaki ini memiliki tugas utama yaitu dalam Pelayanan pemanduan kapal (pandu, tunda,
labuh, tambat) di pelabuhan yang mana akan memberikan pelayanan bagi kapal – kapal yang
akan melakukan kegiatan di pelabuhan, mulai pada saat kapal hendak masuk ke pelabuhan
hingga keluar dari pelabuhan, sehingga kinerja dari PT. Pelindo IV (Persero) harus sangat

1428
Esterlina Melmambessy, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 1428-1437

diperhatikan terkait dengan jasa pelayanan kapal yang dapat mempengaruhi proses kegiatan
di pelabuhan.
Dalam beberapa bulan terakhir terjadi keterlambatan pelayanan pemanduan pada beberapa
kapal. Keterlambatan yang sering terjadi pada pada proses saat kapal melakukan permohonan
tambat sampai petugas pandu datang dan naik ke kapal (Waiting time) serta saat kapal mulai
bergerak dari lokasi labuh sampai kapal bertambat di dermaga (Approach time) dimana hal
tersebut sangat mempengaruhi kinerja PT. Pelindo IV Saumlaki, sehingga harus dilakukan
pengukuran tingkat kinerjanya. Dalam mengukur dan menilai tingkat kinerja pelayanan
pemanduan kapal, Waiting time/waktu tunggu kapal dan Approach time / waktu pelayanan
pemanduan dianggap paling dapat menilai kinerja tersebut apakah memenuhi standar atau
tidak.
Standar yang digunakan untuk mengukur kinerja jasa pelayanan kapal khususnya
Waitting time dan Approach time adalah Standar yang telah ditetapkan dalam Surat
Keputusan Direktur Jendral Perhubungan Laut Nomor UM.002/38/18. DJM.11. Berdasarkan
standar yang ditetapkan maka akan dilakukan pengukuran kinerja terhadap Waiting time (WT)
dan Approach Time (AT) yang mana kinerja dikatakan baik apabila Waiting time (WT) < 1
jam dan Approach time (AT) < 2 jam

2. METODE

Pada penelitian ini penulis menggunakan metode sebagai berikut:


2.1 Prosedur Pengumpulan Data
Teknik penelitian yang digunakan untuk memperoleh dan melengkapi data adalah
dengan melakukan studi lapangan.Studi lapangan dilakukan untuk mengetahui
kondisi sebenarnya objek penelitian dengan melakukan pengamatan secara langsung dan
pencatatan secara sistematis terhadap objek yang diteliti dengan cara:
• Wawancara
Cara pengambilan data yang dilakukan dengan tanya jawab kepada pihak
perusahan yang berhubungan dengan penelitian. Pada penelitian ini wawancara yang
dilakukan tidak terstruktur.
• Observasi
Cara pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara langsung kondisi
lokasi penilitian di PT. PELINDO IV (PERSERO) SAUMLAKI

2.2 Tahap Pengolahan Data


Tahap pengolahan data dilakukan dengan menggunakan diagram fishbone. Menurut
Heizer dan Render (2001 : 107),diagram fishbone merupakan Diagram sebab akibat
dimana terdapat grafik yang menggambarkan hubungan antara masalah atau akibat
dengan faktor-faktor yang menjadi penyebabnya. Konsep dasar pada diagram ini adalah
pada bagian kepala kerangka tulang ikan diletakkan permasalahan mendasar sedangkan
pada sirip dan durinya digambarkan penyebab permasalahan.
Untuk melakukan analisis penyebab suatu permasalahan pada diagram ini maka
dikelompokan faktor-faktor yang menyebabkan tidak tercapainya standar kinerja
Approach time kapal. Semakin kecil kategori pada tulang ikan ke dalam sub-sub penyebab
maka semakin jelas terlihatpenyebab permasalahan tersebut. Adapun faktor-faktor
permasalahan yang divisualisasikan dalam diagram fishbone pada penelitian ini meliputi
manusia, lingkungan, material dan mesin.
2.3 Tahap Analisis
Dalam menyelesaikan permasalahan yang ditemukan selama penelitian ini perlu
dilakukan tahapan analisis sebagai berikut :

1429
Esterlina Melmambessy, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 1428-1437

• Memahami proses pelayanan pemanduan kapal dari kapal masuk ke pelabuhan


hingga kapal keluar pelabuhan.
• Melakukan analisis terhadap tidak tercapainya Standar Kinerja Operasional yang
ditetapkan yang dinilai berdasarkanm standar yang telah ditetapkan dalam Surat
Keputusan Direktur Jendral Perhubungan Laut Nomor UM.002/38/18. DJM.11.
• Melakukan observasi dan wawancara langsung dengan pihak yang terkait dengan
penelitian
• Menganalisis hasil observasi dan wawancara yang telah didapatkan dengan diagram
fishbone dan melakukan diskusi dengan pihak perusahan untuk mencari akar
permasalahan

3. PEMBAHASAN

Analisis kinerja terhadap Waiting time atau waktu tunggu kapal dan Approach time atau
waktu pelayanan pemanduan kapal adalah analisis untuk mengukur keberhasilan dari kinerja
pelayanan kapal kapal khusunya terhadap pelayanan pemanduan kapal. waiting time pada
pelayanan pemanduan sendiri dihitung sejak waktu kapal mengajukan permohonan/
permintaan tambat setelah kapal sudah tiba pada lokasi lego jangkar atau lokasi labuh sampai
dengan pandu naik kapal. Sedangkan pada approach time adalah jumlah waktu yang
digunakan pelayanan pemanduan, sejak kapal mulai melakukan pergerakan menuju dermaga
sampai dengan penambatan atau ikat tali di dermaga. Kinerja waiting time dan approach time
dinilai berdasarkan Standar yang telah ditetapkan dalam Surat Keputusan Direktur Jendral
Perhubungan Laut Nomor UM.002/38/18. DJM.11.

A. Standar Kinerja Berdasarkan SK. Direjen Hubla

Tabel 1. Indikator Standar Kinerja Waiting Time dan Approach Time


INDIKATOR STANDAR
KINERJA
WT 1 Jam
AT 2 Jam

Sumber:Keputusan Dirjen Perhubungan Laut No. JM.002/38/18/DJM.11

Dalam mengukur kinerja indikator tersebut maka telah diberikan standar untuk
mengukur pencapaian kinerja dari pelayanan operasional dari indikator Wating Time
(WT)/ Waktu tunggu kapal, Approach Time (AT)/ Waktu pelayanan Pemanduan kapal,
yaitu ;
1) Dinilai baik jika nilai yang dicapai berada dibawah nilai dari standar yang ditetapkan.
2) Dinilai cukup baik jika nilai yang dicapai berada diatas 0% - 10% dari standar yang
ditetapkan.
3) Dinilai kurang baik jika nilai yang dicapai berada diatas 10% dari standar yang
ditetapkan.
Berdasarkan Standar kinerja yang ditetapkan, telah diatur batas waktu yang harus
digunakan untuk mengukur kinerja pelayanan kapal. Pada waiting time atau waktu tunggu
kapal( wt) sendriri telah di atur untuk batasan waktu pelayanannya yaitu hanya 1 jam,
sedangkan pada approach time atau waktu pemanduan kapal (at), batasan yang
ditentukan adalah 2 jam. Apabila nilai pencapaian dalam hal ini waktu yang digunakan
selama pelayanan kapal dibawah nilai standar kinerja pelayanan operasional yang
ditetapkan, maka dinilai pelayanan yang diberikan dinyatakan baik. Namun sebaliknya

1430
Esterlina Melmambessy, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 1428-1437

jika waktu yang digunkakan selama pelayanan pemanduan kapal diatas standar yang
telah ditetapkan, maka dapat dinyatakan atau dinilai kurang baik. Dalam menganalisis
dan mengukur kinerja PT. Pelabuhan IV (Persero) Saumlaki, penulis hanya akan
menggunakan data kunjungan kapal pada bulan Februari 2021 sebagai sampel untuk
mengukur kinerja Pelayanan Pemanduan PT. Pelindo Saumlaki.

B. Kinerja Waiting Time / Waktu tunggu kapal


Waiting Time merupakan jumlah waktu pada saat kapal mengajukan permohonan
tambat setelah kapal sudah tiba pada lokasi lego jangkar atau lokasi labuh sampai pandu
samapi dan telah naik di atas kapal. Berikut adalah survei data waiting time berdasarkan
data pencatatan kegiatan yang dilakukan kapal pada saat kapal tiba di areal lego jangkar
atau areal labuh, kapal melakukan permohonan untuk tambat dan saat kapal digerakan
atau kapal melakukan pergerakan menuju dermaga sampai pada penambatan kapal di
dermaga. Pencatatan data yang digunakan adalah pada setiap kapal yang mendapat
pelayanan pemanduan pada bulan Februari 2021. Tabel 2. Data Waiting Time
Pelayanan Pemanduan Kapal PT.Pelindo IV(Persero) Saumlaki.

Berdasarkan data yang tersedia pada tabel diatas, maka perhitungan pada waktu
tunggu kapal atau waiting time didapat dengan cara mengurangi waktu pada saat kapal
digerakkan menuju dermaga dengan waktu pada saat kapal melakukan permohonan untuk
tambat. Dengan rumus untuk menghitung waiting time atau waktu tunggu adalah:
WT = Waktu Kapal Bergerak (W2) – Waktu Permohonan Tambat (W1)
C. Perhitungan Waiting Time
Berdasarkan rumus yang telah ditetapkan yaitu WT = Waktu Kapal Bergerak (W2) –
Waktu Permohonan Tambat (W1) maka kermudian akan dilakukan perhitungan waiting

1431
Esterlina Melmambessy, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 1428-1437

time atau waktu tunggu kapal pada setiap kapal yang datang di pelabuahan sesuai data
yang ada.

Contoh Perhtiungan per kapal


Kapal : KM. SIRIMAU
GT : 6.041
Length Over All 99
W1 : 04/02/2021 20.12 WIT
W2 : 04/02/2021 20.25 WIT
WT = W2 – W1 = 20.25 – 20.12 = 13 mnt = 0,22 (jam)
Maka WT/Waiting Time pada Kapal KM. SIRIMAU = 0,22 (jam).

Dari contoh perhitungan untuk 1 kapal diatas maka diberlakukan perhitungan yang
sama untuk semua kapal yang masuk dalam bulan Februari, maka hasil perhitungan
setiap kapal adalah sebagai berikut;
Tabel 3. Hasil Perhitungan Waiting Time Kapal

Berdasarkan hasil dari perhitungan pada tabel diatas, dapat dilihat bahwa waktu
tunggu atau waiting time rata-rata dari setiap kapal adalah 0,37 (jam) jika dikoversikan
ke menit maka menjadi 21,60 menit.
Jika dibandingkan dengan Indikator standar kinerja waiting time atau waktu tunggu
kapal yang ada pada Standar yang di tetapkan oleh Dirjen Hubla (Dirjen Perhubungan
Laut) maka akan didapat hasil yaitu:

Tabel 4. Hasil Perbandingan Standar Kinerja yang ditetapkan Dirjen Hubla dengan hasil
dari perhitungan Waiting time.

1432
Esterlina Melmambessy, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 1428-1437

Jika dari hasil perhitungan Waiting Time rata - rata dari hasil tersebut dibandingkan
dengan Standar Kinerja Operasional Pelayanan Dirjen Perhubungan Laut, dimana
diketahui bahwa rata- rata dari perhitungan waiting time (0,37) atau sama dengan 21,60
menit, hal ini berarti bahwa waktu tunggu kapal tidak melebihi dari standar yang
ditetapkan (1 jam), sehinggaKinerja pelayanan pemanduan waiting time pada PT.
Pelindo IV Saumlaki dapat dikatakan mempunyai kinerja yang baik. Namun sayangnya,
masih terdapat 1 kapal yang dari hasil perhitungan memiliki waktu tunggu kapal atau
waiting time yang lama dengan lama waktu 0,67 jam atau setara dengan 40 menit, namun
hasil tersebut tidak berada di atas standar operasional kinerja yang telah ditetapkan Dirjen
Hubla, sehingga tidak memberi pengaruh yang terlalu berdampak.

D. Kinerja Approach Time / Waktu pelayanan pemanduan kapal


Waktu Pelayanan Pemanduan kapal (Approach Time) merupakan jumlah waktu
terpakai untuk kapal melakuka pergerakan ke dermaga tau bergerak dari lokasi labuh /
lego jangkar sampai kapl melakukan penambatan di dermaga atau sebaliknya Berikut akan
disajikan survei dari data waiting time berdasarkan data pencatatan kegiatan yang
dilakukan kapal pada saat kapal mulai dari kapal tiba di areal lego jangkar atau areal
labuh, kapal melakukan permohonan untuk tambat dan saat kapal digerakan menuju
dermaga sampai pada penambatan di dermaga. Pencatatan data yang digunakan adalah
pada setiap kapal yang mendapat pelayanan pemanduan pada bulan Februari 2021.
Tabel 5. Data Approach Time Pelayanan Pemanduan Kapal PT.Pelindo IV(Persero)
Saumlaki.

Berdasarkan data yang tersedia pada tabel diatas, maka perhitungan pada approach
time atau waktu pelayanan pemanduan kapal didapat dengan cara mengurangi waktu pada
saat kapal melakukan penambatan di dermaga dengan waktu pada saat kapal melakukan

1433
Esterlina Melmambessy, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 1428-1437

pergerakan atau saat kapal digerakkan menuju dermaga. Dengan rumus untuk
menghitung approach time atau waktu pelayanan pemanduan adalah:
AT = Waktu Kapal Tambat (W3) – Waktu Kapal Bergerak (W2)
E. Perhitungan Approach Time
Berdasarkan rumus yang telah ditetapkan yaitu AT = Waktu Kapal Tambat (W3) –
Waktu Kapal Bergerak (W2), maka kermudian akan dilakukan perhitungan approach time
atau waktu tunggu kapal pada setiap kapal yang datang di pelabuahan sesuai data yang
ada.
Contoh Perhtiungan per kapal
1. Kapal : MT. SAMUGARA 45
GT : 1.011
Length Over All 80
W2 : 05/02/2021 09.47 WIT
W3 : 05/02/2021 10.10 WIT
AT = W3 – W2 =*10.10 - 09.47*= 83 mnt = 1,38 (jam)
Maka AT/Approach Time pada Kapal MT. SAMUGARA 45 = 1,38 (jam).

Dari contoh perhitungan untuk 1 kapal diatas maka diberlakukan perhitungan yang
sama untuk semua kapal yang masuk dalam bulan Februari, maka hasil perhitungan
setiap kapal adalah sebagai berikut;
Tabel 6. Hasil Perhitungan Approach Time Kapal

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel diatas, dapat dilihat bahwa waktu
pelayanan pemanduan atau approach time rata-rata dari setiap kapal adalah 1,62 (jam)
atau setara dengan 97,2 menit. Jika dibandingkan dengan Indikator Standar Kinerja
waktu pelayanan pemanduan atau approach time yang ada pada Standar yang ditetapkan
oleh Dirjen Hubla (Dirjen Perhubungan Laut)maka akan didapat hasil yaitu:

Tabel 7. Hasil Perbandingan Standar Kinerja yang ditetapkan Dirjen Hubla dengan hasil
dari perhitungan Approach Time.

1434
Esterlina Melmambessy, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 1428-1437

Jika rata-rata dari hasil perhitungan Approach time kapal dibandingkan dengan
Indikator Standar Kinerja Operasional Pelayanan Dirjen Perhubungan Laut, dimana rata-
rata dari perhitungan approach time (1,62) tidak melebihi dari standar yang ditetapkan (2
jam), maka Kinerja pelayanan pemanduan approach time pada PT. Pelindo IV Saumlaki
dapat dikatakan mempunyai kinerja yang baik. Namun masih didapati 4 kapal, pada hasil
perhitungan memiliki waktu pelayanan pemanduan atau approach time yang melebih
standar sehingga dinilai kurang baik yaitu Kapal MT. Detroit Mas dengan AT 2,83 ;
Kapal Pangrango dengan AT 2,22 ; Kapal Leuser dengan AT 2,25 ; dan Kapal Sabuk
Nusantara 103 dengan AT 2,08, yang berati hal ini menunjukan bahwa masih terdapat
keterlambatan dalam pelaksanaan pelayanan penundaan kapal yang bisa disebabkan oleh
beberapa variabel atau faktor dan dinilai kurang baik.

F. Indentifikasi Faktor Tidak Tercapainya Kinerja Approach Time Kapal


Berdasarkan perhitungan kinerja pelayanan pemanduan yang telah dikerjakan pada
poin sebelumnya, didapat hasil bahwa ternyata ada beberapa kapal yang memiliki Waktu
pelayanan pemanduan /Approach Time yang cukup lama dan melebihi standar yang telah
di tetapkan oleh Dirjen Perhubungan Laut dan tidak termasuk kriteria baik. Sehingga
pada bab ini juga, akan dilakukan identifikasi terhadap faktor – faktor yang menyebabkan
tidak tercapainya standar kinerja Approach Time tersebut, dalam Diagram Cause &
Effect (Diagram Fishbone). Hasil indentifikasi dari aktor – faktor tersebut berdasarkan
analisa pengalaman penulis selama melakukan praktek di PT. Pelindo IV (Persero)
Saumlaki. Berikut merupakan gambar Diagram Fishbone hasil dari Identifikasi;

1435
Esterlina Melmambessy, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 1428-1437

1) Man /Manusia
Faktor yang mempengaruhi adalah pada tenaga kerja yang tidak taat prosedur.
Tenaga kerja yang tidak taat prosedur dikarenakan tenaga kerja tersebut kurang ahli
atau tidak terlatih. Dimana tenaga kerja yang tidak ahli/ tidak terlatih akan sangat
berpengaruh pada proses pelaksanaan. Contoh yang dialami di tempat praktik adalah
pada saat kapal hendak bergerak ke tempat penambatan dan dibantu menggunakan
kapal tunda, namun petugas ataupun tenaga kerja yang mengoperasikan kapal tunda
tidak begitu memahai prosedur kerja kapal tunda dalam hal ini tenaga kerja tersebut
belum terlatih atau belum memiliki keahlian dalam mengoperasikan kapal tunda,
kemudian pada saat melakukan pekerjaan sebagian pekerja atau buruh yang bekerja
pada bagian penambatan kapal tidak menggunakan APD / Alat Pelindung Diri
karena tidak ada ataupun kurangnya pelatihan atau bimbingan kepada pekerja,
dimana hal tadi sangat berpengaruh pada proses pelaksanaan yang bisa menyebabkan
keterlambatan pada saat waktu pelayanan pemanduan kapal / approach time.
2) Lingkungan
Faktoryang mempengaruhi adalah cuaca buruk yang menyebabkan sehingga
terjadinya pasang suruh air laut dan gelombang yang mana proses kapal untuk
masuk dan bertambat di dermagaakan terhambat karena kondisi kolam pelabuhan
ataupun perairan di pelabuhan yang tidak memungkinkan untuk kapal sandar. Hal ini
juga yang dapat mempengaruhi lamanya kapal untuk bertambat di dermaga sehingga
dapat mempengaruhi waktu pelayanan pemanduan/ approach time kapal.
3) Material
Faktor yang mempengaruhi adalah kondisi dermaga yang kurang baik dan
fasilitas yang tidak memadai. Kondisi dermaga yang kurang baik dalam hal ini
kesiapan dermaga saat hendak melakukan tambatan. Contoh yang dialami di tempat
praktek adalah fender pada dermaga rusak dapat mempengaruhi kondisi dermaga
sehingga akan memakan waktu pada saat proses penambatan kapal di dermaga.
Fasilitas yang tidak memadai juga dapat mempengaruhi, yaitu yang terjadi
dilapangan ialah pada PT.Pelindo sendiri tidak memiliki sarana prasarana kapal kepil
yang mana berfungsi sebagai kapal yang akan membawa tali tambat kapal ke
dermaga namun hanya menggunakan tenaga kerja yang akan melemparkan tali
tambat kapal ke dermaga saat kapal hendak bertambat sehingga akan menambah
lamanya waktu kapal bertambat yang mana akan mempengaruhi waktu pelayanan
pemanduan / approach time yang juga akan semakin lama.
4) Mesin
Faktor yang mempengaruhi adalah karena Adanya kerusakan pada alat bantu.
Kerusakaan yang terjadi di lapangan adalah HT atau alat bantu komunikasi yang biasa
digunakan rusak, sehingga dapat mempengaruhi pandu dalam meberi arahan atau
perintah terhadap pekerja di stasiun pandu terkait dengan keadan keadaan yang
terjadi atau sebaliknyasehingga dapat memperlama proses penyandaran kapal da
akhirnya berpengaruh pada waktu pelayanan pemanduan kapal/approach time kapal.

4. SIMPULAN

a. Tingkat kinerja Waitting time dan Approach time dari pelayanan pemanduan
PT.Pelindo IV (Persero) Saumlaki yang diuji berdasarkan Standar Indikator Kinerja
yang ditetapkan pada Surat Keputusan Dirjen Perhubungan Laut No.
JM.002/38/18/DJM.11 dimana kinerja dinilai baik apabila pada Waitting time < 1
jam dan Approach time < 2 jam. Setelah dilakukan perhitungan, nilai hasil kinerja
untuk setiap indikator yang diuji telah memenuhi standar. Pada Waiting time sendiri

1436
Esterlina Melmambessy, SNTEM, Volume 1, November 2021, hal. 1428-1437

memiliki nilai rata-rata 0,37 dimana masih tetap memenuhi standar. Namun
sayangnya, terdapat sebanyak 4 kapal dari junlah kunjungan kapal pada bulan
Februari, memiliki Approach time yang lebih dari 2 jam sehingga melebihi standar
yang ditetapkan sehingga dinyatakan kurang baik.
b. Telah di identifikasi bahwa penyebab tidak tercapainya kinerja pelayanan
pemanduan pada indicator Approach time atau Waktu pelayanan pemanduan kapal
ada 4 kunjungan kapal pada bulan Februari 2021 di PT. Pelindo IV (Persero)
Saumlaki adalah terbagi atas beberpa kategori, yaitu pada
- Manusia Tidak ada pelatihan / bimbingan khusus
- Lingkungan Cuaca buruk
- Material Kondisi dermaga kurang baik & Fasilitas tidak memadai
- Mesin Adanya kerusakan pada alat bantu

5. DAFTAR PUSTAKA

[1] Doriah Hasipatul Mundah, (2016). Analisa Pengukuran Kinerja Pelabuhan Laut Lembar
Berdasarkan Kriteria Kienerja Pelabuhan. Tugas akhir, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas
Teknik Universitas Mataram.
[2] Yudha Andrianto, Achmad Wicaksono, M. Ruslin Anwar, (2016). Analisis kinerja
Pelayanan Pemanduan Kapal Terhadap Waktu Tunggu (Waiting Time) Di Pelabuhan
Tanjung Perak, Studi pada jasa Pelayanan Pemanduan.
[3] Siregar, S.A. (2020) Analisis Kinerja Operasional Pelabuhan Teluk Nibung. (Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara)
[4] Kementrian Perhubungan. (2011). Surat Keputusan Direktur Jendral Perhubungan Laut
Nomor: UM.002/38/18/DJPL-11. Tentang Standar Kinerja Pelayanan Operasional
Pelabuhan. Jakarta: Direktorat Jenderal Perhubungan Laut.
[5] Peraturan Menteri Perhubungan RI. No. 57. (2015). Pemanduan dan Penundaan Kapal.
Kementrian Perhubungan
[6] Triatmodjo, B. (2010). Perencanaan Pelabuhan Jakarta : Beta Offset.

1437

Anda mungkin juga menyukai