Anda di halaman 1dari 10

Gambaran Identifikasi Bahaya Kesehatan Kerja Pada Pekerja

Sektor Informal Laundry Klin di Kebagusan Jakarta Selatan


Tahun 2021

Disusun Oleh :

Ajeng Nadia Adni


1181330000083

Dosen Pembimbing :
dr. Risahmawati

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2021
LATAR BELAKANG

Saat ini perkembangan industri berlangsung sangat pesat, baik industri sektor usaha
formal maupun sektor usaha informal. Sektor usaha informal terdiri dari industri rumah tangga,
pertanian, perdagangan dan perkebunan.

Laundry menjadi kebutuhan bagi warga Indonesia yang memiliki jadwal padat
sehingga tidak punya waktu lebih untuk mencuci. Prospek bisnis yang menjanjikan keuntungan
banyak dengan modal sedikit ini menjadikan semakin banyak penyedia-penyedia layanan
laundry. Namun sangat disayangkan masih banyak pengusaha-pengusaha laundry yang tidak
memperhatikan kesehatan kerja para karyawan sehingga kecelakaan kerja tidak dapat
dihindarkan. Macam kecelakaan kerja yang pernah dialami oleh pekerja laundry antara lain :
terhirup detergen dan pewangi yang berbahan dasar kimia dengan aroma yang menyengat,
terluka saat menandai pakaian, terkena setrika saat merapikan pakaian dan terpeleset saat
pencucian. Penelitian bakteriologi pada unit laundry menunjukkan bahwa jumlah total bakteri
meningkat 50 kali selama periode waktu sebelum cucian mulai diproses (Depkes RI, 2004).

Salah satu permasalahan yang ditemui adalah kurangnya pemahaman tentang


pentingnya memperhatikan keselamatan, keamanan kerja (K3) dalam melaksanakan pekerjaan
sehari-hari. Banyak dari pekerja laundry yang tidak menggunakan alat pelindung diri saat
melakukan kerja, namun kecelakaan kerja yang dirasa tidak berefek justru terjadi secara
berulang dan mengakibatkan turunnya performance pekerja.

Salah satu cara awal yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi bahaya-bahaya
potensial yang terdapat pada lingkungan kerja yang dapat membahayakan kesehatan tenaga
kerja dengan cara mempelajari alur produksi yang digunakan dan dilanjutkan dengan melihat
secara langsung ke lapangan atau tempat kerja.
TUJUAN
Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini agar dapat melihat secara langsung melihat lingkungan kerja dan
proses kerja laundry klin yang dapat menjadi faktor risiko gangguan kesehatan pada pekerja.

Tujuan Khusus
1. mengidentifikasi bahaya potensial/ faktor risiko terhadap kesehatan pekerja di laundry
kiln yang .
2. mengidentifikasi gangguan kesehatan yang mungkin timbul dengan adanya bahaya
potensial tertentu.
3. menjelaskan upaya perlindungan dan pencegahan yang telah/ dapat dilakukan oleh
perusahaan.
4. memberikan rekomendasi untuk perbaikan upaya kesehatan dan keselamatan kerja bagi
pekerja.

METODOLOGI EVALUASI
Metode yang digunakan yaitu kualitatif yang bersifat deskriptif, pengumpulan data
dilakukan dengan cara observasi dan wawancara kepada pekerja untuk mengetahui suatu
potensi bahaya dan risiko di laundry kiln. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan juni tahun
2021.

PROFIL TEMPAT KERJA


1. Sektor pekerjaan : Informal
2. Alamat : Jl. Kebagusan raya no 12
3. Jam operasional : 08.00-19.00 WIB
4. Jumlah Pekerja : 3 orang
ALUR PELAKSANAAN KEGIATAN
1. Penerimaan Cucian
Pada tahap ini pakaian dari pelanggan akan ditimbang untuk menentukan berapa harga jasa
yang harus dibayar berdasarkan jumlah beratnya pakaian. Setelah ditimbang, jumlah helai
pakaian dihitung dan dimasukkan kedalam keranjang. Cucian pada hari itu kemudian
diletakaan sesuai dengan tanggal penerimaan.

2. Pencucian dan Pengeringan


Jasa laundry ini menggunakan mesin cuci yang sudah ada pengeringnya. Sebelum pakaian
dimasukkan ke mesin cuci, pekerja yang bertugas dibagian pencucian ini harus menghitung
lagi jumlah jenis pakaian sesuai dengan nota, kemudian pakaian akan dimasukkan kedalam
mesin cuci dan diberi deterjen.Pakaian dicuci selama kurang lebih 25 menit dalam mesin cuci,
selanjutnya dikeringkan dalam mesin cuci yang sama selama 20 menit, pakaian dikeringkan
pada suhu 50 derajat celcius didalam mesin.
3. Penggosokan
Pada tahap ini penggosokan dilakukan dengan menggunakan setrika listrik, panasnya setrika
akan disesuaikan dengan bahan dari tiap pakaian, selain itu digunakkan juga bahan pelican
pakaian agar pakaian lebih mudah disetrika. Pekerja di bagian ini sering mengeluh nyeri bahu
karena aktivitas menggosok yang berulang kali dan jumlah pakaian yang banyak.

4.. Packaging
Setelah di setrika, pakaian didiamkan selama 10 menit agar panasnya hilang, kemudian pakaian
disemprotkan parfum, parfum yang digunakanan diketahui berbahan dasar methanol. Setelah
disemprot, barulah pakaian di masukkan ke dalam plastik dan ditutup dengan rapi.
IDENTIFIKASI POTENSI BAHAYA

Bahaya Potensial
No Critical Task Gangguan Kesehatan
Fisik Biologi Kimia Ergonomi Psikologi
1. Penerima-an - - - Posisi - Musculosceletal
cucian mengangkat dan disorders (MSD), Low
menurunkan back pain (LBP)
Plastik berisi
baju dengan
berbagai berat
ke timbangan
2. Pencucian dan - Tangan Terkena deterjen - Dermatitis, MSD, LBP
Pengeringan dan pelembut pakaian MSD, LBP
Terpeleset Posisi
air sisa memasuk-kan,
mencuci dan mengeluar-
yang keluar kan baju dari/ke
dari mesin mesin cuci/
cuci pengering

4. Penggoso- Tangan - Mata terkena cairan Posisi berdiri - combutio, LBP


kan terkena pelican pakaian selama berjam- Konjungtivitis
seterikaan jam
panas
5. Packaging - - Tangan Terkena - - Dermatitis,
Metanol, mencium aroma Dizziness, Nausea
metanol terlalu lama Konjungtivitis
Mata Terciprat Methanol
SISTEM LAYANAN KESEHATAN DI PERUSAHAAN

JENIS LAYANAN ADA/TIDAK BENTUK DESKRIPSI


KEGIATAN K3 - -
KLINIK - -
PERUSAHAAN
KERJASAMA - -
KLINIK
ASURANSI - -
KESEHATAN
RUJUKAN RUMAH - -
SAKIT
MANAJEMEN RISIKO
1. Pada risiko terjadinya dermatitis akibat terkena deterjen dan pelembut pakaian, pemilik
harus memberikan edukasi untuk mencuci tangan ldengan air mengalir sesegera
mungkin setelah terkena deterjen atau pelembut pakaian. Sedangkan, dermatitis akibat
terkena cairan methanol, pekerja harus menggunakan APD yaitu sarung tangan untuk
mencegah cairan methanol kontak langsung ke kulit
2. Pada risiko terjadinya MSD dan LBP, pekerja harus diberikan edukasi untuk bekerja
secara hati-hati dan tidak terburu-buru, juga beristirahat ketika sudah merasa lelah
terutama untuk pekerja yang sudah memasuki usia lanjut, karena pekerja tersebut rentan
memiliki MSD dan LBP. Pekerja harus beristirahat setiap 2 jam sekali dengan cara
merenggangkan badan.
3. Pada risiko terjadinya vulnus combutio, pekerja pada bagian penggosokan harus berhati
hati dalam memposisikan seterikaan.
4. Pada risiko terjadinya dizziness dan nausea akibat mencium methanol terlalu lama,
pekerja disarankan untuk menggunakan masker.
5. Pada Resiko terjadinya Konjungtivitis akibat terkena cairan kimia baik deterjen,
pelembut pakaian,pelican pakaian ataupun methanol pekerja harus diberikan edukasi
untuk senantiasa berhati-hati saat kontak dengan bahan kimia, juga mengatur posisi
agar tidak menempatkan wajah terlalu dekat dengan bahan kimia tersebut
KESIMPULAN
1. Terdapat bahaya potensial secara fisik, kimia, dan ergonomic terhadap kesehatan dan
keselamatan pekerja di Laundry Klin.
2. Setiap bahaya potensial dapat menyebabkan penyakit yang dapat mengganggu kinerja
pekerja, namun upaya pencegahan dapat dilakukan oleh pihak pekerja maupun
perhatian pemilik.

SARAN

1. Pihak Pekerja:

§ Berhati-hati dalam bekerja


§ Menegakkan prinsip K3
§ Beristirahat yang cukup
§ Memahami dan menerapkan ilmu yang telah diberikan oelh memperkerjakan
dalam melakukan pekerjaan

2. Pihak yang memperkerjakan:

§ Memberikan jaminan kesehatan bagi pekerjanya


§ Mengupayakan tindakan preventif dan promotif
REFERENSI

Depkes, 2004. Manajemen Pengelolaan linen Rumah Sakit. Jakarta : Departemen Kesehatan
Republik Indonesia.

Depkes. (2009). Undang-Undang Republik Indonesia, No. 20 Tahun 2008 Tentang Usaha
Mikro Kecil dan Menengah, Kementrian Negara Republik Indonesia. Jakarta: Depkes RI.

Tarwaka. 2008. Keselamatan Kerja dan Kesehatan Kerja. Surakarta : Harapan Press.

Tarwaka, dkk. 2004. Ergonomi Untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas.
Surakarta : UNIBA PRESS.

Smulders, F. (2008). Laundry Detergents. Wiley-VCH Verlag GmbH, Weinhem, Jerman

Anda mungkin juga menyukai