LK. 3.1 Penyusunan Hasil Best Practice
LK. 3.1 Penyusunan Hasil Best Practice
Kesimpulan
b. Daftar Pustaka
Refleksi Refleksi hasil: bagaimana dampak dari aksi terhadap langkah-langkah yang
dilakukan, apakah hasilnya efektif/tidak, mengapa dan bagaimana respon
siswa terkait strategi yang dilakukan, apa yang menjadi faktor
keberhasilan/ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan.
LK-3. Laporan Best Practice
A. PENDAHULUAN
Situasi
Tantangan
Aksi
Refleksi
B. PEMBAHASAN
Selama melakukan kegiatan PPL banyak sekali tantangan yang saya hadapi
diantaranya suasana kelas yang tidak kondusif seperti sebagian siswa yang masih belum mau
untuk maju ke depan melakukan presentasi, lalu dari segi sarana dan prasana yang belum
memadai (alat yang dugunakan rusak), dan siswa yang belum terbiasa belajar dengan
perangkat perangkat pembelajaran yang dibuat oleh guru. Adapun yang terlibat dalam kegiatan
tersebut yaitu kepala sekolah, rekan sejawat, guru dan siswa. Kepala sekolah memiliki andil
yang sangat cukup besar untuk keberhasilan guru dalam melaksanakan kegiatan PPL, mulai
dari memberikan masukan perihal apa saja yang harus dilakukan mengarahkan dan melakukan
bimbingan atas perbaikan-perbaikan yang saya lakukan dalam pembelajaran dengan
menggunakan metode inovatif PBL. Rekan sejawat selama proses PPL berlangsung ikut
membantu dalam merekam kegiatan pembelajaran, dimulai ketika dosen dan guru pamong sit
in sampai pembelajaran selesai. Dan kamipun melakukan pengeditan video bersama-sama
untuk memilih rangkaian video yang terbaik untuk dijadikan satu secara keseluruhan. Kegiatan
dalam penerapan inovasi pembelajaran tidak akan dapat berjalan apabila tidak ada dukungan
dari guru-guru di sekolah. Mereka memberikan bantuan berupa saran serta doa agar proses
kegiatan ini dapat berjalan dengan baik dan lancar.
Namun kenyataan di dalam proses belajar mengajar sehari-hari, saya melihat banyak
sekali kesulitan siswa dalam menghadapi pelajaran ini. Banyak siswa yang tidak menyukai dan
menganggap pelajaran matematika adalah mata pelajaran yang sulit. Salah satu kesulitan itu
diantaranya adalah kompetensi dalam mencari jawaban. Kesulitan ini terlihat ketika saya
menjelaskan cara-cara mengerjakan soal pengurangan selama 75 menit (dua kali pertemuan)
dengan menggunakan media gambar dan alat peraga secara konkret, menggunakan metode
tanya jawab dengan tujuan supaya siswa di akhir pembelajaran bisa menjawab pertanyaan
dengan benar sesuai dengan materi yang telah diajarkan. Ternyata hasilnya sangatlah jauh dari
yang diharapkan, untuk mengatasi kesulitan ini saya tertarik untuk mencoba menggunakan
model pembelajaran problem based learning dalam menerangkan materi ini. Agar model
problem based learning ini efektif, saya menggunakan media gambar yang dibuat melalui
spanduk sehingga menggambarkan suatu pembelajaran yang menarik. Pada saat proses
pembelajaran berlangsung siswa di berikan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berupa
gambar dan soal cerita (numerisasi), dan pada kegiatan ini penilaian yang digunakan yaitu
assesment as learning, assesment for learning, asessment of learning dan lembar observasi.
Dampak perubahan yang terjadi pada siswa adalah adanya rasa percaya diri pada
tingkah laku siswa, mereka sudah tidak malu-malu lagi untuk maju ke depan kelas
memperlihatkan hasil kerja mereka yang dilakukan secara berkelompok. Siswa merasa senang
dan menyukai pelajaran matematika dan tidak beranggapan bahwa matematika adalah
pelajaran yang sulit. Dari ketercapaian tujuan dapat dilihat dari hasil penilaian siswa yang
hampir 85% mendapatkan nilai yang baik dan hanya ada beberapa siswa yang mendapatkan
nilai rendah. Dengan penelitian ini, saya sebagai guru sekolah dasar/ guru kelas 2 berharap
dapat:
a. Mengembangkan kreativitas dan kemampuan saya dalam merancang dan
mengembangkan pembelajaran dengan kegiatan dan media yang sesuai,
b. Mengembangkan kreativitas saya dalam memilih model pembelajaran yang sesuai
dengan materi pembelajaran
c. Memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang kebutuhan dan potensi siswa
KESIMPULAN
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kemampuan siswa dalam mata pelajaran
matematika melalui media gambar dan alat pembelajaran secara konkret dalam metode PBL
meningkat. Usaha-usaha yang dilakukan oleh guru dalam peningkatan mutu pengajaran
matematika terutama kelas rendah yang memiliki keaktifan siswa, kurangnya rasa percaya diri,
kurang fokus (konsentrasi) terhadap pembelajaran perlu mendapat perhatian serius agar hasil
yang diinginkan dapat tercapai menjadi lebih baik. Baik dari siswa, orangtua, guru dan kepala
sekolah.
Daftar Pustaka
Setyawati, S., Kristin, F., & Anugraheni, I. (2019). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) untuk Meningkatkan Keaktifan dan Hasil Belajar Siswa Kelas 2 SD. Jurnal Ilmiah
Pengembangan Pendidikan (JIPP), 6(2), 93-99.
.