INTEGUMEN
(Burn In Children)
Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Keperawatan Gawat Darurat
Oleh
Zein Al Syurfah (701190008)
Penulis
DAFTAR ISI
Luka bakar termasuk penyebab umum luka traumatis dan kondisi krisis besar di
ruang krisis yang memiliki berbagai jenis masalah, tingkat kematian dan kengerian tinggi
membutuhkan penatalaksanaan luar biasa dari awal dalam tahap syok hingga tahap lanjutan
(Young et al, 2019). Tingkat keparahan luka bakar anakyang lebih tinggi dibanding dewasa
disebabkan kondisi kulit anak lebih tipis dibanding dewasa (Cox et al, 2016). Hal ini
menunjukkan bahwa tingkat kejadian yang menyebabkan luka bakar berbeda, pada anak-
anak lebih sering terjadi di rumah (terutama di dapur) (WHO, 2018). Peran orang tua sebagai
kembang anak, khususnya ibu (Ibrahem et al, 2017). Kejadian ini adalah salah satu bentuk
paling serius dari kerusakan parah yang menciptakan masa lalu jangka panjang danbutuh
waktu yang lama bagi para peneliti untuk mengambil dorongan dalam hasil terakhir dari
Dari WHO Global Burden Disease pada tahun 2017 menilai bahwa 180.000orang
meninggal penyebab dari luka bakar. Angka kematian akibat luka bakar di Asia Tenggara
mencapai 11,6% per tahun kecacatan dan kematian relatif tinggi pada luka bakar
dibandingkan dengan trauma lainnya. Angka kecacatan dan kematian yang tinggi
dipengaruhi oleh luas dan kedalaman kulit yang terluka bakar,usia pasien, status kesehatan,
dan penanganan pertama yang kurang adekuat (Harishet al,2019). Anak berusia kurang dari
5 tahun di kawasan negara berkembang khususnya Asia Tenggara, memiliki angka kematian
dua kali lebih tinggi dibandingnegara lain dan dua kali lebih tinggi dibanding luka bakar pada
dewasa (WHO, 2018). Banyak korban meninggal berasal dari negara berkembang seperti
Indonesia. Data dari perhimpunan luka bakar di Indonesia menunjukan pada tahun2015 Ada
3.518 kasus luka bakar di 14 pusat penyembuhan besar di Indonesia (Roska et al, 2018). Di
RS Ciptomangunkusumo (RSCM), angka kematian pasien luka bakar untuk jangka waktu
(2013-2015) adalah 24% dan pada tahun 2013-2015,30% pasien luka bakar didominasi oleh
Luka bakar pada anak-anak merupakan masalah kesehatan yang vital tetapi belum
terungkap secara luas dibandingkan dengan orang dewasa. Banyak pertimbangan di dunia
penyebab meninggal dan sebagainya. Etiologi luka bakar dapat dijadikan parameter untuk
tingkat kejadian dan kematian.Secara umum, luka bakar thermal paling sering terjadi pada
anak-anak, baik karenaapi atau air panas. Pada luka bakar karena api biasanya disertai luka
nafas dalam yang mengancam jiwa. Trauma inhalasi disebabkan oleh menghirup uap atau
gas berbahaya dapat menyebabkan obstruksi jalan napas, menyebabkan edema laring,
menyebabkan kematian. Perawatan luka adalah bagian penting dari penatalaksanaan luka
bakar. Kegiatan yang dilakukan meliputi mencuci luka, mengoleskan krim, dressing,
debridement, dan penyambungan kulit (Cindy D. Christie, 2018). Salah satu penanganan
menghentikan proses pembakaran dengan melakukan irigasi dengan air mengalir yang
hangat. Pemberian air mengalir akan menyebabkan perpindahan panas melalui mekanisme
topikal pada luka bakar IIB dan penyambungan kulit pada luka bakar derajat tiga.. Skin graft
memiliki kekurangan yaitu biaya yang mahal serta membutuhkan tenaga medis yang terlatih.
Antibiotik yang umum digunakan untukmerawat luka bakar adalah krim silver sulfadiazine
(SSD) karena memiliki spektrum antibakterial yang luas (Kemenkes, 2019). Operasi ini
lebih sering daripada tidak diperlukan jika bagian tubuh seseorang telah salah menempatkan
lapisan pertahanan kulit karena berbagai variabel seperti luka bakar, luka, kontaminasi kulit,
luka yang tidak mengering dan luka besar dan terbuka. Faktor lainnya adalah inflamasi yang
berlebihan dan kerusakan karena stress oksidatif (Salibian et al, 2016). Kualitas hidup pasien
luka bakar dapat dipengaruhi oleh asuhan yang diberikan kepada pasien tersebut. Perawatan
pasien luka bakar umumnya ditentukan oleh keseriusan luka bakar yang dialami pasien ,
derajat keparahan yang semakin berat akan membutuhkan waktu penyembuhan luka yang
1. Tujuan umum
Mampu melakukan asuhan keperawatan pada pasien anak dengan luka bakar
dan melakukan penanganan yang tepat pada pasien luka bakar pada anak.
2. Tujuan khusus
anak
C. Manfaat Penulisan
1. Manfaat teoritis
Sebagai sumber refensi tentang proses asuhan keperawatan pada pasien luka bakar
2. Manfaat praktis
1. Bagi Perawat
Dapat dijadikan bahan masukan bagi perawat dirumah sakit dalam melakukan
rekam medis agar sesuai dengan peraturan yang ada sehingga nantinya dapat
sakit.
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan teori
a. Definisi
Luka bakar adalah suatu kondisi kerusakan atau kemalangan jaringan
khas yang disebabkan oleh kontak langsung dengan sumber panas seperti
kobaran api, pengenalan air panas, kontak dengan benda panas, sengatan
listrik, paparan bahan kimia, dan paparan radiasi. Luka bakar yang
kematian pada pasien (Kara, 2018). Luka bakar adalah penyebab umum dari
kerusakan traumatis dan kondisi krisis utama di dalam ruang krisis yang
memerlukan penatalaksanaan yang luar biasa dari tahap syok sampai fase
lanjutan (Young et al, 2019). Luka bakar adalah penyebab ketiga dari
(Ardabili,2016).
b. Etiologi
tenaga medis. Luka bakar paling sering terjadi di negara menengah ke bawah
(WHO, 2018). Etiologi luka bakar adalah api, air panas, listrik, kimia, kontak
radiasi, dan cedera dingin. Luka bakar dapat mengenai segala usia, jenis
kelamin, serta dapat memengaruhi kondisi psikologis dan fisik pasien, bahkan
dapat kehilangan pekerjaan akibat luka bakar. Luka bakar dan komplikasinya
dengan etiologi terbanyak pada anak usia 0 – 5 tahun adalah luka bakar api,
berbeda dengan studi yang lain dengan hasil terbanyak merupakan scald burn.
(Frans et al, 2018). Data menyebutkan bahwa 65% kasus luka bakar pada
balita terjadi akibat kontak denganair panas (scald burn), 20% terjadi akibat
kobaran api (flame burn), dan 15% terjadi akibat etiologi lainnya, seperti
Burn) (Kara, 2018).(Kai-Yang, et al, dan Qian Xu, et al) menyataan bahwa
air panas, sup, dan minyak panas sebagai penyebab tersering di dalam rumah.
Luka bakar thermal adalah luka bakar yang disebabkan oleh panas yang
tak terkontrol, seperti kontak langsung dengan air panas (scald burn),
permukaan bendayang panas, hingga kobaran api (flame burn). Luka bakar
jenis ini dapat merusak kulit hingga bagian epidermis, sehingga dapat
Luka bakar jenis ini dapat menyebabkan pasien mengalami luka hingga
Luka bakar kimia biasanya disebabkan oleh asam kuat atau antasida
yang biasa digunakan dalam industri militer atau pembersih yang sering
kebakaran, dan ledakan.. Arus listrik di sepanjang bagian tubuh yang memiliki
jauh dari titik kontak, baik dalam kontak dengan sumber saat ini maupun yang
semacam ini sering disebabkan oleh penggunaan radio hidup untuk keperluan
penting di bidang farmasi dan mekanik. Pengenalan matahari terlalu lama juga
c. Patofisiologi
Patofisiologi luka bakar pada dewasa dan anak pada dasarnya tidak memiliki
perbedaan yang bermakna, namun luas permukaan tubuh dan tingkat metabolisme
perubahan, baik lokal maupun sistemik (Garcia et al, 2017). Hal ini mampu
oleh usia, lokasi pada tubuh, hingga ras tertentu. Anak memiliki ketebalan kulit
kurang lebih 70% dari ketebalan kulit dewasa (Vallez et al, 2017). Pajanan suhu
yang tinggi juga mengakibatkan pembuluh kapiler di bawah kulit dan area
Hal ini terjadi dalam tumpahan cairan intravaskular ke interstitium. Reaksi sistemik
yang terjadi di dalam tubuh akibat luka bakar akan lebih sering terjadi bila luas
Manzano, 2017).
Ada tiga faktor yang menyebabkan kerusakan pada pernapasan yang parah,
terutama kerusakan pada jaringan tertentu dari suhu yang sangat tinggi, gangguan
ruang kontrak individu akan bernapas dengan konsentrasi oksigen sekitar 10-13%.
terjadi karena penurunan umum dalam kapasitas untuk membawa oksigen dalam
darah, akibatnya, otak juga mengalami penurunan permintaan oksigen. (Muflihah
et al, 2018).
paling terpengaruh adalah organ yang mengeluarkan banyak oksigen, seperti otak
mana peroksidasi lipid dan pencarian radikal bebas menyebabkan kematian dan
ketakutan. Dampak berbahaya yang paling utama adalah akibat dari hipoksia seluler
Lund and browder chart merupakan metode pengukuran luas luka bakar yang
paling akurat untuk luka bakar anak khususnya balita. Metode ini dapat
dinilai akurat mengukur luas luka bakar balita (Broadis, E., T. Chokotho,
2017).
Palmar Surface dapat dilakukan pada kasus luka bakar dewasa maupun anak
jari-jari tangan yang dianggap setara dengan 1% luas luka bakar. Strategi lain untuk
mengukur jarak bakar adalah Wallace Rule of Nines. Pengukuran metode ini
kelipatannya. Metode ini dinilai akurat pada luka bakar dewasa dan kurang
akurat pada luka bakar anak usia kurang dari 10 tahun (Kara,2018).
Usia
LOKASI
0-1 2-4 5-9 10-15 Dewasa
Kepala 19 17 13 10 7
Leher 2 2 2 2 2
Dada dan perut 13 13 13 13 13
Punggung 13 13 13 13 13
Pantat kiri 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
Pantat kanan 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
Kelamin 1 1 1 1 1
Lengan atas kanan 4 4 4 4 4
Lengan atas kiri 4 4 4 4 4
Lengan bawah kanan 3 3 3 3 3
Lengan bawah kiri 3 3 3 3 3
Tangan kanan 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
Tangan kiri 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
Paha kanan 5,5 6,5 8,5 8,5 9,5
Paha kiri 5,5 6,5 8,5 8,5 9,5
Tungkai bawah kanan 5 5 5,5 6 7
Tungkai bawah kiri 5 5 5,5 6 7
Kaki kanan 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5
Kaki kiri 3,5 3,5 3,5 3,5 3,5
(Wallace, 2017)
The Rule of Nines adalah alat yang digunakan oleh penyedia perawatan trauma dan
darurat untuk menilai menambahkan hingga zona permukaan tubuh termasuk dalam luka
bakar. Estimasi luas permukaan luka bakar sangat penting dalam menilai kebutuhan untuk
pemulihan cairan, karena pasien dengan luka bakaryang serius akan melibatkan kehilangan
cairan yang luas karena evakuasi obstruksikulit. Alat ini hanya digunakan untuk luka bakar
tingkat dua dan tingkat tiga (jugadisebut sebagai ketebalan parsial dan luka bakar ketebalan
penuh) dan membantu penyedia dalam penilaian cepat untuk menentukan tingkat
keparahan dan kebutuhan cairan intravena. Perubahan pada Aturan Nines dapat dibuat
berdasarkanindeks massa tubuh (IMT) dan usia (Moore & Burns, 2018). (Garcia-Espinoza
et al, 2017) mengklasifikasikan luka bakar menjadi 3 derajat berdasarkan kedalaman luka
Luka bakar terjadi berada di dalam epidermis kulit pada tingkat ini. Gambaran
klinis luka bakar derajat satu adalah munculnya eritema (terbakar sinar matahari), tersiksa,
dan tidak menghilangkan bekas luka. Untuk memulai dengan luka bakar derajat sembuh
Luka bakar derajat dua terjadi pada dermis kulit. Luka bakar pada derajat IIterbagi
menjadi 2, yaitu Luka Bakar Ketebalan Setengah Dangkal dan Luka BakarKetebalan Fraksi
Mendalam. Dermis kulit memiliki 2 stratum, yaitu stratum papiler spesifik dan stratum
reticularis. Luka bakar jenis superficial partial thickness burn meliputi semua bagian
epidermis dan dermis stratum papiler. Gambaran klinis luka bakar jenis ini adalah
munculnya bula atau gelembung berisi cairan, nyeri, dan berwarna merah muda. Luka
bakar dapa sembuh dalam 7-20 hari. Luka bakar jenis deep partial thickness burn
mempengaruhi semua bagian epidermis dan dermis, termasuk stratum reticularis Gambaran
klinis luka bakar ini dapat berupa rasa nyeri yang berkurang, warna keputihan, dengan atau
tanpa bula. Luka bakar sembuh dalam 2 minggu dengan jaringan parut yang luas.
Luka bakar derajat tiga meliputi lapisan subkutan kulit dan otot. Luka bakardapat
meluas hingga tulang pada kasus yang lebih berat. Gambaran klinisnya adalah warna
kehitaman, tidak terasa nyeri, konsistensi keras dan kering. Tatalaksana yang dilakukan
berdasarkan penyebab, kedalaman, dan luas permukaan luka bakar yang dilihat dari
persentase TBSA, yaitu luka bakar ringan (minor), sedang (moderate), dan berat (mayor).
b) Luka bakar derajat II < 5%pada anak atau dewasa tua (>50 tahun)
b) Luka bakar derajat II > 10% pada anak atau dewasa tua (>50 tahun)
f) Luka bakar pada bagian wajah, tangan, kaki, genetalia, maupun sendi
e. Penatalaksanaan
a. Penanganan Lokal
Kolonisasi bakteri yang disebabkan oleh luka bakar memiliki konsekuensi
yang serius, yaitu: terganggunya proses penyembuhan luka, infeksi bakteri yang
invasif, dan sepsis yang dapat menyebabkan kematian. Antimikroba topikal mampu
mengatasi infeksi yang disebabkan oleh luka bakar, salah satunya adalah agen topikal
berbasis perak. Kation perak (Ag+) bersifat sangat reaktif, sehingga mampu
mematikan bakteri dan jamur dalam konsentrasi tertentu. Larutan 0,5% nitrat perak
(AgNO3) telah dijadikan sebagai agen antimikroba untuk kasus luka bakar sejak
pertengahan tahun 1960-an. Silver sulfadiazine (SSD) adalah krim larut air yang
infeksi dan mortalitas pasien luka bakar derajat II dan III. Namun, pemakaian SSD
jangka panjang dapat menyebabkan efek samping yaitu, pembentukan eksudat putih-
SSD juga mempunyai durasi kerja yang relatif singkat, sehingga perlu diaplikasikan
berkali-kali dalam satu hari. Selain SSD, agen topikal berbasis perakyang saat ini
hydrofiber silver dressing, dan dressing arang aktif dengan perak(ISBI, 2016).
antibiotik. Salep memiliki kandungan minyak yang lebih tinggi dari air sehingga
mampu menciptakan suasana lembap untuk luka. Obat ini dipercaya mampu
mempercepat proses epitelisasi karena pertumbuhan bakteri pada area luka dihambat.
Contohnya adalah Bacitracin yang dapat bertahan melawan kokus gram positif,
aminoglikosida topikal terhadap basil gram negatif dan beberapa jenis lainnya
obat-obat tersebut, saat ini tersedia salep yang megkombinasikan beberapa antibiotik,
Sulfate, dan Neosporin yang terdiri dari Neomycin, Bacitracin, dan Polymixin B
Sulfate. Salep antimikroba diindikasikan untuk pasien luka bakar ringan yang
hanya mengenai bagian superfisial dari kulit (luka bakar derajat I dan IIA).
Efek samping dari salep ini adalah penyerapan dan komplikasi sistemik,
gejala sisa yangterjadi setelah luka bakar parah (Robert P. Clayton, 2018).
Dan ada juga terdapat NPWT (terapi tekanan negatif) peningkatan bertahap
b. Tindakan Medis
yang membahayakan sistem peredaran darah. Tanda awal dari klem adalah rasa sakit,
kemudian rasa kebas hingga mati rasa di bagian distalnya menutup. Keadaanini harus
diubah secara cepat dengan membuat titik masuk longitudinal yang membuka eschar
Biasanya ekstraksi dilaksanakan pada hari ketiga hingga ketujuh, atau menahan agar
Lebih baik untuk pasien dengan luka bakar derajat dua dan derajat tiga yang dalam
untuk melakukan penyatuan kulit untuk menghindari keloid dan jaringan parut
hipertrofik. Penyatuan kulit dapat dilakukan beberapa waktu lalupada hari kesepuluh,
yaitu beberapa waktu belakangan ini munculnya jaringan granulasi. Saat ini, ada
banyak pengganti kulit yang tersedia jika penyambungan kulit tidak dapat dilakukan.
Pengganti kulit ini termasuk integrator, alloderm, dan dermagraft. Aloderm adalah
dermis manusia yang komponen epitelnya telah dibersihkan sehingga bebas dari
hasil kultur fibroblas neonatus yang dikombinasikan dengan lapisan silikon, kolagen
babi dan jaring (mesh) nilon. Setelah dua minggu, lapisan silikon terkelupas dan
tahun 2019. Salah satu pemberian obat luka bakar adalah penggunaan dressing atau
pembalut luka. Dalam penentuan balutan (dressing) harus menyerupai fungsi kulit
normal yaitu sebagai proteksi, menghindari eksudat, mengurangi rasa sakit disekitar,
respon psikologis baik, dan menahan kelembapan dan kehangatan untuk mendukung
Transparent Film Dressing (Cling Film), Foam Dressing, Hydrogel,dan yang terbaru
Nano Crystalline Silver, memiliki kelebihan mudah dipakai, tidak nyeri saat diganti,
bacterial barrier, lembab dan hangat, dan membantu proses penyembuhan luka.
Selain aplikasi pembalut, pembersihan luka pada luka bakar juga merupakan salah
satu langkah penting yang paling penting untuk administrasidan antisipasi penyakit
pada luka dan membuat perbedaan untuk memulai penanganan penyembuhan luka.
Jika luka ternoda atau terkontaminasi, pembersihan harus dilakukan dengan kuat,
penyakit yang diinduksi biofilm. Karena jaringan mati dan puing-puing padat
dievakuasi melalui metode STSG, maka sistem air diulang selama beberapa hari dan
dinilai kembali untuk kemungkinan mendorong debridement. (Kemenkes, 2019).
membanjiri luka bakar. Namun, saline lebih berharga daripada air keran dalam
strategi sistem air bakar. Bagaimanapun, cairan apapun bisat digunakan untuk
membersihan luka selama itu steril atau dekontaminasinya tidak penting. Kerangka
air cair pada luka bakar harus dilakukan secara rutin (Kemenkes, 2019). Terdapat
jaringan eschar pada hari keempat dipercaya terbukti dapat mempercepat proses
Luka bakar akan menyebabkan masalah dan keterbatasan pada pasien, baik dalam
aspek fisik maupun psikologis yang dapat berpengaruh terhadap kualitas hidup
pasien (Tang et al, 2015). Luka bakar tidak steril, karena kulit mati dapat menjadi
(tidak mendalam) dicirikan oleh bagian luar yang secara efektif menarik dan
yang mengering dan berubah menjadi nekrotik (luka bakar tingkat tiga). Jika
pemahaman mampu mengatasi kontaminasi, Luka bakar derajat dua dapat sembuh
sembuh dari luka bakar derajat tiga, akan terjadi kontraktur yang apabila terjadi di
itu, luka bakar memicu terjadinya kehilangan cairan tubuh karena permeabilitas
vaskular yang diperluas terjadi dalam cairan yang bergerak dari intravaskular ke
natrium, air, klorida, kalium dan protein plasma. Kemudian terjadi edema umum
dan dapat berkembang menjadi syok hipovolemik jika tidak segera diobati
(Sjamsuhidajat dan De Jong, 2017). Komplikasi biasanya terjadi pada pasien luka
bakar, terlebih lagi setiap luka bakar dapat menjadi terkontaminasi yang
dari asap ke dalam napas atau pengaturan embolus. Penyumbatan pernafasan dapat
terjadi karena gangguan jantung bersih atau jaringan mati miokard, dan gangguan
dapat menyebabkan disritmia jantung. Komplikasi lain yang akan terjadi, luka
Breathing Klien tidak ada sesak nafas , pola nafas An. Y.N
tidak teratur , tidak ada refleks batuk, tidak adanya
sputum, irama nadi tidak teratur, denyutan nadi kuat,
, warna kulit kemerahan, adanya nyeri pada dada
(lokasiluka bakar), CRT <3 menit, tidak ada oedem,
mukosa mulut lembab
History a. Subjektif :
(SAMPLE) Keluhan utama nyeri pada kulit yang mengalami
luka dengan skala nyeri sedang (6); riwayat penyakit
sekarang keluarga An. Y.N mengatakan bahwa luka
di tangan kiri, dada kiri, dan ketiak kiri kurang lebih
1 minggu yang lalu tersiram oleh air panas, An. Y.N
di rawat di RS Larantuka kurang lebih 1 minggu ,
lalu keluarga klien membawa klien ke rumah sakit
kembali setelah duahari dirawat dirumah karena
keluarga An. Y.N mengatakan bahwa nyeri yang
dirasakan ketika Y.N melakukan aktifitas, lokasi
nyeri di ketiak bagian kiri,klien selalu gelisah klien
juga mengatakan nyeri yang dirasakan panas .
b. Objektif :
Klien tampak terdapat luka bakar pada tangan kiri,
dada dan juga ketiak bagian kiri,luka bakar ini
termasuk dalam luka bakar derajat II dengan luas
luka bakar tersebut adalah 23%,klien tampak
meringis,gelisah,frekuensi nafas meningkat
29x/menit,pola nafas berubah,tekanan darah klien
meningkat 110/70 mmHg
c. Alergi :
Klien tidak ada alergi
d. Medikasi :
Keluarga klien mengatakan klien tidak
mengkonsumsi obat penyakit apapun.
e. Riwayat penyakit sebelumnya :
Keluarga klien mengatakan klien sebelumnya
belum pernah mengalami luka bakar seperti ini.
f. Last meal :
Klien mengatakan klien tetap nafsu makan,terakhir
mengonsumsi nasi,sayur dan air putih
g. Even Leading :
Klien mengalami luka dengan skala nyeri sedang
(6); riwayat penyakit sekarang keluarga An. Y.N
mengatakan bahwa luka di tangan kiri, dada kiri, dan
ketiak kiri kurang lebih 1 minggu yang lalu tersiram
oleh air panas, An. Y.N di rawat di RS Larantuka
kurang lebih 1 minggu,lalu kembali lagi ke rs setelah
duahari dirawat dirumah keluarga An. Y.N
mengatakan bahwa nyeri yang dirasakan ketika Y.N
melakukan aktifitas, lokasi nyeri di ketiak bagian
kiri; dan klien selalu gelisah klien juga mengatakan
nyeri yang dirasakan panas .
Tanda-tanda vital An. Y.N tekanan darah 110/70
mmHg, nadi 91x/m, suhu 37 derajat celsius, dan RR
29x/m.
didapatkan hasil triase kuning
Kepala Inspeksi & Palpasi
a. Bentuk kepala : normal
b. Rambut : berwatna hitam
c. Kulit kepala : bersih
d. Mata :
• Palpebra : tidak bengkak
• Konjungtiva : tidak anemis
• Sclera : tidak ikterik
• Pupil : isokor
e. Hidung : terpasang O2 3liter/menit dengan nasal
kanul.
f. Telinga : tidak ada serumen
g. Mulut : bersih
Leher Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
Dada Paru – paru ;
• Inspeksi : terdapat luka pada dada kiri
• Palpasi : fremitus kanan kiri sama,ada nyeri tekan
bagian kiri
• Perkusi : sonor pada seluruh lapang paru
• Auskultasi ; terdengar ronhi di lobus kanan
Jantung :
• Inspeksi : gerak dada simetris
• Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan pada jantung
• Perkusi : Sonor
• Auskultasi ; Suara jantung S1 S2 reguler
Abdomen a. Inspeksi : Tidak tampak adanya pembengkakan
b. Auskultasi : bising usus (+)
c. Perkusi : Tympani
d. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Ekstremitas a. Atas ;
• Kekuatan otot ka/ki : 3/2
• ROM ka/ki : Aktif/Pasif
• CRT : <3 detik
• Perubahan bentuk tulang : tidak ada
b. Bawah :
• Kekuatan otot ka/ki : 5/5
• ROM ka/ki : Aktif
• CRT : < 3 detik
• Perubahan bentuk tulang : tidak ada
Tabel 5 Pemeriksaan Penunjang
D. Farmakotherapy
Tabel 6 Farmakotherapy
DO
- An. Y.N
tampak
meringis
kesakitan
- Gelisah Merangsang
- Frekuensi nadi pelepasan mediator
nyeri
meningkat
(histamin,prostagla
- Pola nafas
ndin)
berubah
- Tekanan darah
meningkat
- TTV :
TD :110Z/70
mmHg Nyeri Akut
RR : 29
x/menit
Nadi : 91
x/menit
Suhu : 37oC
S : skala nyeri
6.
DS :
- An. Y.N Luka bakar
mengatakan
bahwa nyeri
pada saat area
luka di sentuh
atau di tekan. Kerusakan
DO : Kulit
- saat pengkajian
tampak terlihat
adanya luka
2. Gangguan
pada daerah
dada dan juga integritas
Gangguan Integrasi kulit/jaringan
pada daerah Kulit
ketiak bagian
kiri, luka bakar
berwarna merah
dan tidak
terdapat adanya
tanda-tanda
infeksi.
E. Asuhan Keperawatan
Tabel 8 Asuhan Keperawatan
Diagnosa Keperawatan :
1. Kategori : Psikologis
Subkategori : Nyeri dan Kenyamanan
Kode : D.0077 Nyeri Akut b.d Agen pencedera fisik (mis.terbakar) d.d Mengeluh nyeri,
Tampak meringis,Gelisah,Frekuensi nadi meningkat,Tekanan darah meningkat,Pola nafas berubah
2. Kategori : Lingkungan
Subkategori : Keamanan dan Proteksi
Kode : D.0129 Gangguan Integritas Kulit/ Jaringan b.d bahan kimia iritatif d.d Kerusakan
jaringan dan/atau lapisan kulit,Nyeri,Kemerahan
Definisi :
1. Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan actual atau
fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang
berlangsung kurang dari 3 bulan.
2. Kerusakan kulit (dermia dan/atau epidermis) atau jaringan (membrane,mukosa,kornea, fasia, otot,
tendon, tulang,kartilago, kapsul sendi dan/ atau ligament)
Standar Prosedur
Standar Luaran/ Standar Intervensi/ Nursing Rasional/ Evidence Based
No Operasional
Nursing Outcome Intervention Nursing
(SPO)
1 Setelah dilakukan Intervensi Utama : - Untuk mengetahui *SPO Terapi
tindakan keperawatan Manajemen Nyeri karakteristik, Relaksasi Nafas
1x24 jam diharapkan (1.08238) durasi,frekuensi,kualitas, Dalam
Nyeri Akut dengan Observasi : intensitas nyeri dilampirkan
Kriteria hasil : - Identifikasi,karakteristik, - Untuk mengetahui
Luaran Utama : durasi,frekuensi,kualitas, skala nyeri
Tingkat Nyeri intensitas nyeri - Untuk mengurangi
(L.08066) - Identifikasi skala nyeri nyeri pada klien
1. Keluhan nyeri - Agar tidak
menurun Terapeutik : memperburuk keadaan
2. Meringis menurun - Berikan Teknik klien
3. Gelisah menurun nonfarmakologis untuk - Untuk mengetahui
4. Frekuensi nadi mengurangi nyeri (mis. sumber nyeri pada
membaik TENS,Hipnotis, klien dan agar tahu
5. Pola nafas membaik akupresur,terapi music) bagaimana cara yang
6. Tekanan darah - Kontrol lingkungan yang efektif untuk
membaik memperberat rasa nyeri meredakan nyeri pada
(mis. Suhu klien
ruang,pencahayaan, - Agar klien mengetahui
kebisingan) penyebab ,periode, dan
- Pertimbangkan jenis dan pemicu nyeri
sumber nyeri dalam - Agar klien mengetahui
pemilihan strategi stetegi dalam
meredakan nyeri meredakan nyeri
- Agar klien mengetahui
Edukasi : Teknik
nonfarmakologis untuk
- Jelaskan penyebab mengurangi nyeri
,periode, dan pemicu - Untuk mengurangi
nyeri nyeri pada klien.
- Jelaskan stategi
meredakan nyeri
- Ajarkan Teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri
Kolaborasi :
- Kolaborasi pemberian
analgetik
Edukasi :
- Jelaskan tanda dan
gejala infeksi
- Anjurkan mengkonsumi
makanan tingii kalori
dan protein
IV. ANALISA KASUS
A. Analisa Kasus
a. Identitas Pasien
Nama : An. Y.N
Tanggal lahir : 1 Januari 2010
Usia : 9 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Larantuka
Pekerjaan :-
Agama : Katolik
Tanggal MRS : 16 Juli 2019
No. MR : 513514
Diagnosa Medis : Brun In Children
Data pre Hospital : -
Cara tiba ke RS : Kendaraan Umum
Keluhan Utama : Keluhan utama nyeri pada kulit yang mengalami luka
dengan skala nyeri sedang (6); riwayat penyakit sekarang keluarga An.
Y.N mengatakan bahwa luka di tangan kiri, dada kiri, dan ketiak kiri
kurang lebih 1 minggu yang lalu tersiram oleh air panas, An. Y.N di
rawat di RS Larantuka kurang lebih 1 minggu , lalu keluarga klien
membawa klien ke rumah sakit kembali setelah duahari dirawat dirumah
karena keluarga An. Y.N mengatakan bahwa nyeri yang dirasakan ketika
Y.N melakukan aktifitas atau bergerak dan, lokasi nyeri di ketiak bagian
kiri,klien selalu gelisah klien juga mengatakan nyeri yang dirasakan
panas .
Tanda – tanda vital :
• Tekanan darah : 110/70 mmHg
• Jumlah pernafasan : 28 x/menit
• Nadi : 91 x/menit
• Suhu : 37 oC
DS :
- An. Y.N
mengatakan
bahwa nyeri Luka bakar
pada saat area
luka di sentuh
atau di tekan.
DO :
Kerusakan
- saat pengkajian
Kulit
tampak terlihat
2. adanya luka Gangguan
pada daerah integritas
dada dan juga kulit/jaringan
pada daerah
ketiak bagian Gangguan Integrasi
kiri, luka bakar Kulit
berwarna merah
dan tidak
terdapat adanya
tanda-tanda
infeksi.
Tabel 10 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan :
1. Kategori : Psikologis
Subkategori : Nyeri dan Kenyamanan
Kode : D.0077 Nyeri Akut b.d Agen pencedera fisik (mis.terbakar) d.d Mengeluh nyeri,
Tampak meringis,Gelisah,Frekuensi nadi meningkat,Tekanan darah meningkat,Pola nafas berubah
2. Kategori : Lingkungan
Subkategori : Keamanan dan Proteksi
Kode : D.0129 Gangguan Integritas Kulit/ Jaringan b.d bahan kimia iritatif d.d Kerusakan
jaringan dan/atau lapisan kulit,Nyeri,Kemerahan
Definisi :
3. Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan actual atau
fungsional, dengan onset mendadak atau lambat dan berintensitas ringan hingga berat yang
berlangsung kurang dari 3 bulan.
4. Kerusakan kulit (dermia dan/atau epidermis) atau jaringan (membrane,mukosa,kornea, fasia, otot,
tendon, tulang,kartilago, kapsul sendi dan/ atau ligament)
Standar Prosedur
Standar Luaran/ Standar Intervensi/ Nursing Rasional/ Evidence Based
No Operasional
Nursing Outcome Intervention Nursing
(SPO)
1 Setelah dilakukan Intervensi Utama : - Untuk mengetahui *SPO Terapi
tindakan keperawatan Manajemen Nyeri karakteristik, Relaksasi Nafas
1x24 jam diharapkan (1.08238) durasi,frekuensi,kualitas, Dalam
Nyeri Akut dengan Observasi : intensitas nyeri dilampirkan
Kriteria hasil : - Identifikasi,karakteristik, - Untuk mengetahui
Luaran Utama : durasi,frekuensi,kualitas, skala nyeri
Tingkat Nyeri intensitas nyeri - Untuk mengurangi
(L.08066) - Identifikasi skala nyeri nyeri pada klien
1. Keluhan nyeri - Agar tidak
menurun Terapeutik : memperburuk keadaan
2. Meringis menurun - Berikan Teknik klien
3. Gelisah menurun nonfarmakologis untuk - Untuk mengetahui
4. Frekuensi nadi mengurangi nyeri (mis. sumber nyeri pada
membaik TENS,Hipnotis, klien dan agar tahu
5. Pola nafas membaik akupresur,terapi music) bagaimana cara yang
6. Tekanan darah - Pertimbangkan jenis dan efektif untuk
membaik sumber nyeri dalam meredakan nyeri pada
pemilihan strategi klien
meredakan nyeri - Agar klien mengetahui
penyebab ,periode, dan
Edukasi : pemicu nyeri
- Agar klien mengetahui
- Jelaskan stategi stetegi dalam
meredakan nyeri meredakan nyeri
- Ajarkan Teknik - Agar klien mengetahui
nonfarmakologis untuk Teknik
mengurangi nyeri nonfarmakologis untuk
mengurangi nyeri
Kolaborasi : - Untuk mengurangi
nyeri pada klien.
- Kolaborasi pemberian
analgetik
2 Setelah dilakukan Intervensi Utama : - Untuk mengetahui
tindakan keperawatan Perawatan Luka Bakar penyebab luka bakar *SPO Perawatan
1x24 jam diharapkan (1.14565) pada klien Luka Bakar
Gangguan Integritas - Untuk memantau dilampirkan
Kulit dengan Kriteria Observasi : kondisi luka pada klien
hasil : - Identifikasi penyebab (mis. Presentasi ukuran
Luaran Utama : luka bakar luka, derajat luka,
Integritas kulit dan - Monitor kondisi luka perdarahan, warna dasar
jaringan (L.14125) (mis. Presentasi ukuran luka, infeksi, eksudat,
1. Kerusakan jaringan luka, derajat luka, bau luka, kondisi tepi
menurun perdarahan, warna dasar luka)
2. Kerusakan jaringan luka, infeksi, eksudat, - Untuk mencegah
kulit menurun bau luka, kondisi tepi masuknya
3. Nyeri menurun luka) mikroorganisme pada
4. Kemerahan luka bakar klien
menurun Terapetik : - Agar luka bakar tetap
- Gunakan Teknik aseptic dalam keadaan steril
selama merawat luka - Agar mengurangi nyeri
- Bersihkan luka dengan pada klien
cairan steril (mis. Nacl - Agar luka klien
0,9%, cairan antiseptic) terkontrol dan cepat
- Lakukan terapi relaksasi membaik
nafas dalam untuk - Agar kondisi klien
mengurangi nyeri cepat membaik
- Jadwalkan frekuensi - Agar klien mengetahui
perawatan luka tanda dan gejala infeksi
berdasarkan ada atau - Agar gizi klien tetap
tidaknya infeksi, jumlah terpenuhi
eksudat dan jenis
balutan yang diinginkan
- Berikan suplemen
vitamin dan mineral
(mis. Vitamin A ,
vitamin C, Zinc, Asam
amino),sesuai indikasi
Edukasi :
- Jelaskan tanda dan
gejala infeksi
- Anjurkan mengkonsumi
makanan tingii kalori
dan protein
I : Implementasi
telah dilakukan
E : Nyeri Akut
Teratasi
Gangguan Integritas Kulit/ 17 Juni - Memonitor kondisi luka S :
Jaringan b.d bahan kimia 2019 (mis. Presentasi ukuran - Klien
iritatif d.d Kerusakan luka, derajat luka, mengatakan luka
jaringan dan/atau lapisan perdarahan, warna dasar nya sudah
kulit,Nyeri,Kemerahan luka, infeksi, eksudat, membaik setelah
bau luka, kondisi tepi dilakukan Teknik
luka) aseptic
Hasil : Luka bakar - Klien
pada tangan kiri, dada mengatakan
dan juga ketiak bagian sudah memahami
kiri,luka sudah tanda dan gejala
membaik infeksi
- Mengunakan Teknik - Klien
aseptic selama merawat mengatakan
luka sudah
Hasil : Klien mengkonsumsi
mengatakan luka nya makanan tinggi
sudah membaik setelah kalori dan protein
dilakukan Teknik -
aseptik
- Membersihkan luka O:
dengan cairan steril - Luka bakar pada
(mis. Nacl 0,9%, cairan tangan kiri, dada
antiseptic) dan juga ketiak
Hasil : Luka bakar klien bagian kiri,luka
sudah dibersihkan sudah membaik
memakai cairan Nacl - Luka bakar klien
0,9% sudah dibersihkan
- Melakukan terapi memakai cairan
relaksasi untuk Nacl 0,9%
mengurangi nyeri - Klien sudah
Hasil : Klien sudah diberikan terapi
diberikan terapi relaksasi
relaksasi - Perawatan luka
- Menjadwalkan pasien sudah
frekuensi perawatan dijadwalkan
luka berdasarkan ada - Klien sudah
atau tidaknya infeksi, dibeikan vitamin
jumlah eksudat dan dan mineral
jenis balutan yang
diinginkan A:
Kriteria hasil :
Hasil : Perawatan luka Luaran Utama :
pasien sudah Integritas kulit dan
dijadwalkan jaringan (L.14125)
- Memberikan suplemen 1. Kerusakan
vitamin dan mineral jaringan
(mis. Vitamin A , menurun
vitamin C, Zinc, Asam 2. Kerusakan
amino),sesuai indikasi jaringan kulit
Hasil : Klien sudah menurun
dibeikan vitamin dan 3. Nyeri menuruN
mineral
- Menjelaskan tanda dan 4. Kemerahan
gejala infeksi menurun
Hasil : Klien P:
mengatakan sudah Integritas kulit dan
memahami tanda dan jaringan (Perawatan
gejala infeksi Luka Bakar)
- Menganjurkan
mengkonsumi makanan I : Implementasi
tingii kalori dan protein telah dilakukan
Hasil : Klien
mengatakan sudah E : Gangguan
mengkonsumsi Integrasi Kulit dan
makanan tinggi kalori Jaringan Teratasi
dan protein dan dilakukan
perawatan lanjutan
dirumah
1. Diagnosa
Diagnosa pada kasus luka bakar antara lain yaitu : Nyeri Akut b.d Agen
pencedera fisik (mis.terbakar) d.d Mengeluh nyeri, Tampak
meringis,Gelisah,Frekuensi nadi meningkat,Tekanan darah meningkat,Pola
nafas berubah dan Gangguan Integritas Kulit/ Jaringan b.d bahan kimia
iritatif d.d Kerusakan jaringan dan/atau lapisan kulit,Nyeri,Kemerahan
2. Intervensi
Untuk intervensi pada diagnosa keperawatan Nyeri Akut b.d Agen
pencedera fisik (mis.terbakar) d.d Mengeluh nyeri, Tampak
meringis,Gelisah,Frekuensi nadi meningkat,Tekanan darah meningkat,Pola
nafas berubah adalah lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif,
kolaborasi pemberian analgetik, anjurkan pasien beristirahat yang cukup
dan diberikan terapi nafas dalam untuk membantu menurunkan nyeri,
anjurkan pasien melakukan tindakan kenyamanan untuk meningkatkan
relaksasi. Intervensi yang disusun untuk diagnosa Gangguan Integritas
Kulit/ Jaringan b.d bahan kimia iritatif d.d Kerusakan jaringan dan/atau
lapisan kulit,Nyeri,Kemerahan adalah evaluasi luka, kaji kedalaman luka,
pelebaran, lokasi, nyeri dan tanda- tanda infeksi, bersihkan luka bakar,
pantau tanda-tanda infeksi.
3. Implementasi
Implementasi pada An. Y.N tidak ditemukan kesenjangan antara teori
dan praktek nyata. Dimana pada kasus nyata , implementasi di lakukan
sesuai dengan intervensi yang telah ditetapkan berdasarkan teori meliputi :
Diagnosa Nyeri Akut b.d Agen pencedera fisik (mis.terbakar) d.d Mengeluh
nyeri, Tampak meringis,Gelisah,Frekuensi nadi meningkat,Tekanan darah
meningkat,Pola nafas berubah tindakan yang dilakukan : mengecek kembali
jenis dan tingkat nyeri pasien, minta pasien untuk menggunakan skala 1-10
untuk menjelaskan tingkat nyeri, bantu pasien untuk mendapatkan posisi
yang nyaman, ajarkan teknik relaksasi, berikan obat yang dianjurkan sesuai
dengan indikasi. Diagnosa Gangguan Integritas Kulit/ Jaringan b.d bahan
kimia iritatif d.d Kerusakan jaringan dan/atau lapisan
kulit,Nyeri,Kemerahan tindakan yang di lakukan : memantau tanda-tanda
infeksi, mengkaji kembali lokasi, nyeri, dan kedalaman luka bakar,
membersihkan luka bakar dengan teknik aseptik.
4. Evaluasi
Pada tahap evaluasi terhadap intervensi dan implementasi diatas perlu
di informasikan bahwa hasil pada An. Y.N tindakan yang perlu dilanjutkan
yaitu anjurkan meningkatkan teknik relaksasi, pemberian analgetik, pantau
tanda-tanda infeksi, membersihkan luka bakar, memberikan motivasi.
B. Saran
1. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan acuan bagi pengembangan
keilmuan khususnya di Program Studi Keperawatan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Kupang dalam bidang Keperawatan Gawat Darurat.
3. Bagi Peniliti
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai wawasan dalam memperoleh
pengalaman, mengaplikasikan hasil riset keperawatan dan sebagai bahan
acuan bagi peneliti selanjutnya dalam mengembangan penulisan lanjutan.
45
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 SOP Perawatan Luka Bakar
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
PERAWATAN LUKA BAKAR
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL
PENGERTIAN Mengganti balutan luka dan mengobati luka dengan obat desinfektan
TUJUAN 1. Melindungi luka dari trauma mekanik
2. Mengobati drainage
3. Mencegah kontaminasi dari kotoran tubuh
4. Membantu hoemotasis
5. Mengimmobilisasi luka
6. Menghambat atau membunuh mikroorganisme
7. Memberikan rasa aman bagi mental dan fisik pasien
8. Memberikan lingkungan psikologis yang sesuai untuk penyembuhan luka
9. Mencegah komplikasi dan memperepat proses penyembuhan
KEBIJAKAN Dilakukan pada pasien yang luka dan ada instruksi dari dokter yang merawat
PROSEDUR PERSIAPAN :
1. Set perawatan luka atau packing set (pinset anatomis, pinset cirurgis, gunting heacting,
kom kecil 2 buah, bengkok, pengalas, obat-obatan yang diperlukan)
2. Kassa
3. Sepasang sarung tangan
4. Plester dan gunting
5. Perban gulung
6. Nacl 0,9%
7. Spuit 3cc 1 buah
8. Larutan desinfektan dalam tempatnya
9. Kantong sampah medis
10. Sufratul
11. Sterilkan alat tenun klien
PROSEDUR KERJA :
a. TAHAP PRE INTERAKSI
1. Baca catatan keperawatan untuk rencana perawatan luka bakar
2. Cuci tangan
3. Siapkan alat
b. TAHAP ORIENTASI
1. Beri salam
2. Panggil klien dengan namanya
3. Jelaskan tujuan prosedur dan lamanya tindakan pada klien dan keluarga
c. TAHAP KERJA
1. Berikan kesempatan klien bertanya
2. Pertahankan privasi klien selama tindakan
47
1 2
Pengertian Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan
kepaerawatan yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada
klien bagaiama cara melakukan nafas dalam, nafas lambat dan
bagaimana menghembuskan nafas secara perlahan
Tujuan Untuk mengurangi ketegangan otot, rasa jenuh, kecemasan
sehingga mencegah menghebatnya stimulasi nyeri
Kebijakan Dilakukan pada klien dengan Open Fraktur Femur
Indikasi 1. Pasien yang mengalami stres
1 2
Pengertian Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan
kepaerawatan yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada
klien bagaiama cara melakukan nafas dalam, nafas lambat dan
bagaimana menghembuskan nafas secara perlahan
Tujuan Untuk mengurangi ketegangan otot, rasa jenuh, kecemasan
sehingga mencegah menghebatnya stimulasi nyeri
Kebijakan Dilakukan pada klien dengan Open Fraktur Femur
Indikasi 5. Pasien yang mengalami stres