Anda di halaman 1dari 93

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI JENIS-JENIS


USAHA EKONOMI YANG DIKELOLA PERORANGAN DAN
KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN METODE MAKE A MATCH
PADA SISWA KELAS VB SDN JATIBENING BARU VI KOTA BEKASI

Disusun Oleh :
Eka Budi
Guru Kelas V SDN Jatibening Baru VI

SDN JATIBENING BARU VI


KECAMATAN PONDOKGEDE
KOTA BEKASI
2019

i
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN HASIL
PERBAIKAN PEMBELAJARAN

Nama Mahasiswa : Eka Budi


NIP :-
Pendidikan : S1
Tempat Mengajar : SDN Jatibening Baru VI Kota Bekasi
Jumlah Siklus : 2 (dua) Siklus
Pembelajaran : Siklus 1 : Selasa, 3 September 2019
Siklus 2 : Selasa, 10 September 2019

Masalah yang menjadi fokus penelitian :


”Hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS yang belum mencapai kriteria
ketuntasan minimal 70, terutama pada materi jenis-jenis usaha ekonomi yang
dikelola perorangan dan kelompok. Oleh karena itu agar tercapai tujuan
pembelajaran yang efektif, maka diperlukan sebuah metode pembelajaran yang
baru yaitu dengan menggunakan metode pembelajaran make a match.”

Menyetujui, Jakarta, 29 September 2019


Kepala Sekolah Guru Kelas V

Datum, S.PdI, M.MPd Eka Budi


NIP. 197208152008011010 NIP.

ii
LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT

Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa penelitian Tindakan kelas


(PTK) yang saya susun seluruhnya merupakan hasil karya sendiri.Adapun bagian-
bagian tertentu dalam penulisan laporan PTK yang saya kutip dari hasil karya orang
lain telah dituliskan dalam sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan
etika penulisan karya ilmiah.
Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian laporan PTK ini
bukan hasil karya saya sendiri atau adanya plagiasi dalam bagian-bagian tertentu,
saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

Jakarta, 29 September 2019


Yang membuat pernyataan

Eka Budi
NIP.

iii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan kekuatan, perlindungan dan bimbingan kepada peneliti
sehingga dapat menyelesaikan laporan Penelitian Tindakan Kelas ini. Penulisan
laporan ini disusun untuk mencari solusi dari permasalahan di kelas.
Penulisan laporan ini tentu masih banya kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan tanpa adanya arahan, bimbingan, bantuan, dan motivasi dari
beberapa pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Bapak Datum, S.PdI. M.MPd, selaku Kepala Sekolah SDN Jatibening Baru
VI yang telah memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melakukan
penelitian.
2. Keluarga besar SDN Jatibening Baru VI yang telah memberikan motivasi
dan membantu kelancaran dalam menyelesaikan laporan ini.
3. Siswa-Siswi yang tidak dapat peneliti sebutkan satu demi satu yang telah
memberi dukungan dan kerjasama dalam menyusun laporan ini.
4. Untuk keluarga peneliti yang telah membantu dan memotivasi peneliti
selama penelitian ini berlangsung.
5. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya laporan ini yang
tidak dapat peneliti sebutkan satu-persatu.

iv
Demikian yang dapat peneliti sampaikan, hanya untaian doa yang dapat
peneliti sampaikan, semoga menjadi amal baik yang selalu diberkahi oleh Tuhan
Yang Maha Kuasa. Amin.

Jakarta, 29 September 2019


Peneliti

Eka Budi
NIP.

v
DAFTAR ISI

Halaman Judul....................................................................................................i
Lembar Pengesahan............................................................................................ii
Lembar Pernyataan Bebas Plagiat.....................................................................iii
Kata Pengantar....................................................................................................iv
Daftar Isi..............................................................................................................vi
Daftar Tabel.........................................................................................................viii
Daftar Gambar....................................................................................................ix
Daftar Lampiran.................................................................................................x
Abstrak.................................................................................................................xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................4
C. Tujuan Penelitan...............................................................................................4
D. Manfaat Penelitian............................................................................................4
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat Belajar.................................................................................................6
1. Pengertian Belajar.....................................................................................6
2. Pengertian Hasil Belajar............................................................................7
B. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Di Sekolah Dasar...............................8
C. Metode Make A Match......................................................................................10
D. Hakikat PTK.....................................................................................................12
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subyek, Tempat, Dan Waktu Penelitian, Pihak Yang Membantu....................19
1. Subyek Penelitian......................................................................................19
2. Lokasi atau Tempat Penelitian..................................................................19
3. Waktu Pelaksanaan Penelitian...................................................................19
4. Pihak Yang Membantu Penelitian.............................................................19
B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran.........................................................20
C. Teknik Analisis Data........................................................................................27

vi
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran........................................28
B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran...................................36
BAB V SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
A. Simpulan..........................................................................................................39
B. Saran Tindak Lanjut.........................................................................................39
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................40
LAMPIRAN.........................................................................................................41

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Jadwal Perbaikan Pembelajaran.............................................................19


Tabel 3.2 Lembar Observasi Siswa dalam Proses Pembelajaran Siklus 1.............22
Tabel 3.3 Lembar Observasi Guru dalam Proses Pembelajaran Siklus 1..............23
Tabel 3.4 Lembar Observasi Siswa dalam Proses Pembelajaran Siklus 2.............26
Tabel 3.5 Lembar Observasi Siswa dalam Proses Pembelajaran Siklus 2.............26
Tabel 4.1 Perbandingn Hasil Belajar IPS...............................................................37

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1 Grafik Hasil Belajar IPS Pada Pra Siklus............................................28


Gambar 4.2 Grafik Hasil Belajar IPS Siklus 1.......................................................32
Gambar 4.3 Grafik Hasil Belajar IPS Siklus 2........................................................36
Gambar 4.4 Grafik Perbandingan Hasil Belajar IPS...............................................37

ix
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Kesediaan Supervisor 2 sebagai pembimbing PKP


Lampiran 2 Perencanaan Perbaikan Pembelajaran IPS
Lampiran 3 Berkas RPP Pra Siklus, Siklus 1 dan Siklus 2
Lampiran 4 Lembar Observasi/Pengamatan Kinerja Guru
Lampiran 5 Jurnal Pembimbingan Dengan Supervisor 2
Lampiran 6 Hasil Pekerjaan Siswa Yang Terbaik dan Terburuk Persiklus
Lampiran 7 Foto Pelaksanaan Siklus 1
Lampiran 8 Foto Pelaksanaan Siklus 2

x
ABSTRAK

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI JENIS-JENIS


USAHA EKONOMI YANG DIKELOLA PERORANGAN DAN
KELOMPOK DENGAN MENGGUNAKAN METODE MAKE A MATCH
PADA SISWA KELAS VB SDN JATIBENING BARU VI KOTA BEKASI

OLEH:
EKA BUDI
ekaambarita85@gmail.com

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti pada siswa kelas VB SDN


Jatibening Baru VI Kota Bekasi ditemukan adanya hasil belajar IPS yang masih
rendah atau belum mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) terutama dalam
materi jenis-jenis usaha ekonomi yang dikelola perorangan dan kelompok. Dari 36
siswa dalam satu kelas, ada 22 siswa yang tidak mencapai nilai KKM yang telah
ditentukan yaitu 70. Tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah
meningkatkan hasil belajar IPS tentang jenis-jenis usaha ekonomi yang dikelola
perorangan dan kelompok pada siswa kelas VB SDN Jatibening Baru VI Kota
Bekasi. Penelitian ini dilakukan di kelas VB SDN Jatibening Baru VI yang terdiri
dari 21 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Peneliti melakukan perubahan
metode pembelajaran dengan menggunakan metode make a match.Setelah
menggunakan metode yang berbeda dan ditambah media pembelajaran
menunjukkan peningkatan hasil belajar IPS siswa kelas VB SDN Jatibening Baru
VI. Nilai rata-rata kelas pada siklus 1 sebesar 70,42 dan nilai rata-rata siklus 2
sebesar 75,08. Hal ini menunjukkan peningkatan rata-rata kelas sebesar 4,66.
Dengan demikian hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
IPS tentang materi jenis-jenis usaha ekonomi yang dikelola perorangan dan
kelompok melalu metode make a match dapat meningkatkan hasil belajar menjadi
lebih baik, membuat siswa aktif dalam pembelajaran, dapat menambah
pemahaman siswa tentang materi.

Kata Kunci : Hasil belajar IPS, Metode Make A Match, Siswa Kelas V.

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Ilmu Pengetahuan Sosial atau yang sering dikenal dengan sebutan IPS
merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di tingkat Sekolah Dasar
(SD). Diharapkan dengan mengajarkan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di Sekolah
Dasar (SD) dapat menjadi sarana untuk mengembangkan pola pikir dan wawasan
dari setiap siswa. Dalam pelajaran IPS banyak mengkaji seperangkat peristiwa,
fakta, konsep dan generalisasi yang berhubungan dengan sosial.

Peserta didik diharapkan mampu mengetahui konsep-konsep yang


berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan kehidupannya, hal ini menjadi salah
satu tujuan dari pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Ilmu Pengetahuan
Sosial (IPS) sendiri memiliki ruang lingkup yang meliputi beberapa aspek, yaitu :

a) Manusia dan lingkungan


b) Waktu, keberlanjutan dan perubahan
c) Sistem sosial budaya
d) Perilaku ekonomi dan kesejahteraan (Sardjiyo,dkk, 2014:1,29)

Salah satu aspek yang menjadi ruang lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) adalah perilaku ekonomi dan kesejahteraan. Sesuai dengan materi yang akan
peneliti teliti yaitu jenis-jenis usaha ekonomi yang dikelola perorangan dan
kelompok. Pada saat pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di kelas V SDN
Jatibening Baru dengan materi jenis-jenis usaha ekonomi yang dikelola
perorangan dan kelompok diharapkan agar materi yang disampaikan dapat
diterima dan dipahami.

Sebagai guru pernah mengalami masalah dalam mengajar di dalam kelas


baik dalam proses belajar mengajar dan di luar proses kegiatan belajar mengajar.
Banyak faktor yang membuat kegiatan belajar mengajar mengalami masalah.

1
2

Dapat disebabkan karena guru yang belum siap dalam mengajar, saranan
dan pra sarana yang belum memadai, peserta didik yang terlalu banyak dalam satu
kelas, atau minat belajar siswa yang kurang. Hal ini membuat permasalahan yang
terjadi di dalam kelas maupun diluar kelas tersebut mempengaruhi hasil belajar
dari peserta didik. Banyak hal atau usaha yang dilakukan oleh guru untuk
meningkatkan hasil belajar siswa.

Berdasarkan hasil evaluasi atau penilaian yang telah dilakukan peneliti


menunjukkan 61% siswa mendapatkan nilai yang dibawah KKM atau masih
belum tuntas untuk pembelajaran IPS dengan materi jenis-jenis usaha ekonomi
yang dikelola perorangan dan kelompok. Nilai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) yang telah ditentukan untuk kompetensi dasar ini adalah 70. Sementara
untuk siswa yang sudah tuntas pada materi ini sebanyak 39% dengan jumlah
sekitar 14 siswa. Dengan adanya masalah ini peneliti terdorong untuk
mengadakan perbaikan melalui penelitian tindakan kelas.

Dari hasil yang diperoleh peneliti beranggapan perlu meningkatkan


kemampuan penguasaan materi dengan melaksanakan penelitian tindakan kelas
(PTK). Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam mengingat pelajaran yang
di anggap penting. melalui metode Make A Match pada pembelajaran Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) dengan materi jenis-jenis usaha ekonomi yang dikelola
perorangan dan kelompok. Penulis tertarik menggunakan metode Make A Match
sebagai solusi atas permasalahan yang guru hadapi di kelas, diharapkan dengan
adanya variasi dalam pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa
khususnya pada materi Ilmu Pengetahuan Sosial.

1. Identifikasi Masalah

Dari pembelajaran yang telah peneliti laksanakan beberapa masalah yang


peneliti temukan dalam pembelajaran IPS kelas V SDN Jatibening Baru VI,
dengan materi jenis-jenis usaha ekonomi yang dikelola perorangan dan kelompok,
peneliti mengidentifikasi masalah diantaranya :
3

1. Guru terlalu cepat dalam menyampaikan materi pelajaran, sehingga tidak


memberi kesempatan pada murid untuk bertanya tentang materi yang
belum jelas.
2. Dalam pelaksaan proses pembelajaran tampak kurang interaktif, aktivitas
cenderung terpusat pada guru.
3. Pelaksanaan pembelajaran terkesan membosankan
4. Hasil belajar siswa masih di bawah KKM 70.
5. Dalam proses pembelajaran siswa masih banyak yang belum menyimak.

2. Analisis Masalah

Dari identifikasi masalah pada pembelajaran IPS konsep tentang jenis –


jenis usaha ekonomi yang dikelola perorangan dan kelompok peneliti
menganalisa serta merumuskan masalah yang terjadi.
Adapun analisa masalah yang ditemukan dalam pembelajaran adalah:
a) Dalam mengajar guru terlalu banyak melakukan metode ceramah.
b) Siswa kurang memahami konsep tentang jenis - jenis usaha ekonomi yang
dikelola perorangan dan kelompok.
c) Guru tidak melibatkan siswa ketika menjelaskan materi.
d) Guru kurang memberikan kesempatan bertanya kepada siswa.
e) Guru tidak memberikan contoh yang memadai

3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah

Berdasarkan hasil analisis masalah yang di temukan maka peneliti mencari


solusi yang dapat dilaksanakan dalam perbaikan pembelajaran, dalam hal ini
alternatifnya sebagai berikut :
Alternatif dan prioritas pemecahan masalah di atas maka peneliti
menggunakan metode yang sesuai dengan karakteristik siswa maupun materi
pembelajaran yang ada. Yaitu menggunakan metode Make A Match untuk
perbaikan pembelajaran siswa.
Metode Make A Match menurut Suyatno (2009 : 72) mengungkapkan
bahwa model make and match adalah model pembelajaran dimana guru
4

menyiapkan kartu yang berisi soal atau permasalahan dan menyiapkan kartu
jawaban kemudian siswa mencari pasangan kartunya. Metode make and match
melatih siswa untuk memiliki sikap sosial yang baik dan melatih kemampuan
siswa dalam bekerja sama disamping melatih kecepatan berfikir siswa.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam


penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah pembelajaran Kooperatif dengan metode Make A Match dapat


meningkatkan hasil belajar IPS bila diterapkan pada pokok bahasan jenis-
jenis usaha ekonomi yang dikelola perorangan dan kelompok di Kelas V
SDN Jatibening Baru VI, Kota Bekasi?
2. Bagaimana penerapan metode Make A Match pada siswa kelas V SDN
Jatibening Baru VI dengan pokok bahasan Jenis-Jenis Usaha yang dikelola
perorangan dan kelompok?

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Berdasarkan rumusan masalah di atas, yang menjadi tujuan dilakukannya


penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa dengan menggunakan metode
pembelajaraan Make A Match dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas
V SDN Jatibening Baru VI dalam materi pembelajaran jenis-jenis usaha ekonomi
yang dikelola oleh perorangan dan kelompok pada tahun pelajaran 2018/2019.

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat untuk perbaikan dan


peningkatan proses hasil belajar terutama bagi perorangan maupun sekolah.
Adapun manfaat dari penelitian ini, yaitu :

1. Bagi Siswa

a) Dengan pembelajaran menggunakan metode Make A Match dapat


memudahkan siswa memahami materi yang diajarkan oleh guru.
5

b) Menciptakan kesempatan para siswa untuk saling berinteraksi dalam


pembelajaran.
c) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif dalam
pembelajaran.
d) Membuat para siswa lebih bertanggung jawab atas tugas yang sudah
diberikan oleh guru.

2. Bagi Guru

a) Memberikan alternatif metode pembelajaran kepada guru sehingga dapat


lebih bervariasi dan lebih kreatif.
b) Meningkatkan wawasan guru dalam memperbaiki proses belajar mengajar
di kelasnya.
c) Dapat menjadi cara guru agar mendorong siswa lebih aktif dalam
pembelajaran.

3. Bagi Sekolah

a) Menjadi masukan untuk sekolah agar dapat meningkatkan kualitas dan


kuantitas dalam pembelajaran di sekolah pada khususnya dan dalam
dunia pendidikan pada umumnya.
b) Diharapkan dapat meningkatkan ketuntasan hasil belajar siswa.
c) Dengan hasil belajar yang menyenangkan dan efektif dapat meningkatkan
mutu sekolah.

4. Institusi Pendidikan Umum

a) Strategi/teknik pembelajaran dapat disebarkan kepada institusi pendidikan


lainnya.
b) Dapat menjadi acuan bagi guru yang mengalami masalah pembelajaran
yang sama.
c) Penelitian ini dapat dibahas dalam pertemuan Kelompok Kerja Guru untuk
meningkatkan mutu pendidikan di gugus masing-masing.
6

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat Belajar
1. Pengertian Belajar

Suatu proses atau usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil dari
pengalamannya sendiri dengan maksud mencapai tingkatan dan derajat kehidupan
yang lebih baik dapat diartikan sebagai belajar. Manusia tidak dapat lepas dari
proses belajar karena belajar merupakan salah satu proses pemenuhan kebutuhan.
Belajar dapat diartikan juga berubah dari tidak bisa menjadi bisa. Dengan melalui
belajar manusia memperoleh pengetahuan yang dapat menimbulkan perubahan
kemampuan diri, dengan belajar manusia yang tadinya tidak mampu menjadi
mampu melakukan sesuatu, yang awalnya tidak terampil setelah belajar menjadi
terampil.
Definisi belajar menurut para ahli bermacam-macam, Menurut Bell-
Gredller ( Udin S Winataputra, 2007:1.5) Pengertian belajar adalah proses yang
dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan aneka ragam competencies, skills,
and attitude. Kemampuan (competencies), keterampilan (skills), dan sikap
(attitude) tersebut diperoleh secara bertahap dan berkelanjutan mulai dari masa
bayi sampai masa tua melalui rangkaian proses belajar sepanjang hayat.
Sedangkan menurut Trianto (Panggih Priyambodo &Risya Pramana, 2017:11)
belajar merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada individu akibat adanya
pengalaman. Menurut Trianto sebuah pengalaman adalah hubungan antara
lingkungan sumber belajar dengan individu.
Sementara menurut Gagne (Sri Anitah, dkk, 2014:1.3) suatu proses
dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman
disebut belajar. Dari beberapa pengertian belajar dapat dilihat ada 3 hal pokok
belajar yaitu: perubahan perilaku, pengalaman, dan proses.
Menurut pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan
belajar dilakukan untuk menemukan hal-hal baru yang berguna untuk peningkatan
dan perubahan seseorang. Melalui aktivitas belajar, diharapkan manusia tidak
7

hanya akan memperoleh pengetahuan. Perubahan sikap, pengalaman, dan


keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan, tetapi manusia dapat menemukan
sebuah refleksi segala kemampuan yang telah dimiliki maupun kekurangan yang
masih harus diperbaiki. Belajar dapat dilakukan dimana saja dan keadaan apapun
juga tidak hanya dapat dilakukan di tempat-tempat seperti sekolah.
Berdasarkan pendapat para ahli yang sudah dikemukan di atas peneliti
dapat menarik kesimpulan bahwa belajar suatu proses untuk menemukan suatu
pengetahuan yang baru untuk meningkatkan kemampuan dan kemajuan dari
seseorang. Atau dapat dikatakan belajar merupakan perubahan seseorang dari
tidak memiliki pengetahuan atau ketrampilan menjadi memiliki sesuatu yang
dapat berguna untuk kemajuan hidupnya.
2. Pengertian Hasil Belajar
Pembelajaran merupakan upaya pendidik dalam membantu peserta didik
dalam melakukan aktivitas belajar. Tujuan dari sebuah pembelajaran adalah hasil
yang akan diperoleh setelah melalui beberapa tahap atau proses. Pembelajaran
adalah suatu proses yang dilakukan manusia baik secara terencana maupun tidak
terencana yang menjadikannya mampu memperoleh kecakapan, pengetahuan,
keterampilan dan sikap yang baru yang lebih baik akibat adanyan pengalaman
yang didapat dari interaksi dengan lingkungan.
Menurut Gagne (https: //www.slideshare.net) hasil belajar adalah
kapabilitas yang meliputi pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang telah menjadi
milik individu dan memungkinkan individu tersebut untuk melakukan sesuatu.
Menurut Sudjana (2004, 22) Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa
setelah menerima pengalaman belajarnya. Kemudian menurut Horwart Kingsley
dalam bukunya Sudjana membagi tiga macam hasil belajar mengajar : (1).
Keterampilan dan kebiasaan, (2). Pengetahuan dan pengarahan, (3). Sikap dan cita-
cita .
Pengalaman belajar atau hasil belajar yang didapatkan siswa dapat
diketahui oleh guru setelah adanya evaluasi baik secara lisan maupun tertulis pada
setiap akhir pembelajaran. Dengan melalui evaluasi belajar siswa mendapatkan
8

hasil belajarnya mereka akan tahu sampai mana perubahan siswa akibat dari
kegiatan pembelajaran.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, maka dapat ditarik sebuah
kesimpulan bahwa hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang terjadi secara
bertahap dengan melalui proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh para siswa.
Dengan ditunjukan adanya perubahan perilaku, selain perubahan perilaku melalui
pengalaman, keterampilan, dan pengetahuan yang dimiliki atau didapat siswa
dapat menunjukkan hasil dari proses pembelajaran.
B. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Di Sekolah Dasar
Ilmu Pengetahuan Sosial dalam kurikulum persekolahan di Indonesia tidak
lepas dari perkembangan dan keberadaan Sosial studies (studi sosial) di Amerika
Serikat. Oleh karenanya gerakan dan paham social studies di Amerika Serikat
banyak mempengaruhi pemikiran mengenai IPS di Indonesia.
IPS yang kita kenal di Indonesia bukan ilmu sosial. Oleh karena itu proses
pembelajaran IPS pada berbagai tingkat pendidikan baik Pendidikan Tinggi, juga
pada tingkat persekolahan mulai dari tingkat SD dan sekolah lanjutan pertama
maupun lanjutan atas, tidak menekankan aspek teoritis keilmuannya, melainkan
lebih menekankan kepada segi praktis mempelajari, menelaah serta mengkaji
gejala dan masalah sosial, dengan mempertimbangkan bobot dan tingkat
kemampuan peserta didik pada tiap jenjang yang berbeda.
Landasan penyusunan Kurikulum IPS SD Tahun 2006 tidak lepas dari
Pendidikan Nasional yang berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Tahun 1945. UUD 1945
mengamanatkan upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta agar
pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pengajaran
nasional yang diatur dengan undang-undang.
Dalam bukunya Sardjiyo, Sugandi dan Ischak (2009) mengemukakan
bahwa IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah menganalisis gejala
dan masalah sosial di masyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek kehidupan
atau satu perpaduan. Tujuan kurikuler pendidikan IPS di SD secara keseluruhan
adalah sebagai berikut;
9

a) Membekali anak didik dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam


kehidupannya kelak di masyarakat.
b) Membekali anak didik dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisis
dan menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam
kehidupan di masyarakat.
c) Membekali anak didik dengan kemampuan berkomunikasi dengan sesama
warga masyarakat dan berbagai bidang keilmuan serta bidang keahlian.
d) Membekali anak didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif dan
keterampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi bagian
dari kehidupan tersebut.
e) Membekali anak didik dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan dan
keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan masyarakat, ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Dalam kegiatan pembelajaran IPS, siswa dapat dibawa langsung ke dalam
lingkungan alam dan masyarakat untuk mengetahui makna serta manfaat mata
pelajaran IPS secara nyata. Pada ruang lingkup IPS SD meliputi aspek-aspek
sebagai berikut :
1) Manusia, tempat dan lingkungannya.
2) Waktu, keberlanjutan dan perubahan.
3) Sistem sosial dan budaya.
4) Perilaku ekonomi dan kesejahteraan
Dalam pembelajaran IPS di SD, seorang guru IPS hendaknya menguasai
perbedaan konsep-konsep esensial ilmu sosial dengan ilmu pengetahuan sosial
atau studi sosial sehingga membentuk subjek didik sesuai tujuan pembelajaran
IPS dapat tercapai. Perbedaan antara ilmu sosial dengan ilmu pengetahuan
sosial/studi sosial adalah pengertian, tujuan pembelajaran, pendekatannya dan
tempat pembelajaran.
Adapun manfaat mempelajari IPS adalah :
a) Pengalaman lansung apabila guru IPS memanfaatkan lingkungan alam sekitar
sebagai sumber belajar.
10

b) Kemampuan identifikasi, menganalisis dan menyusun alternatif pemecahan


masalah sosial yang terjadi dimasyarakat.
c) Kemampuan berkomunikasi dengan sesama warga masyarakat.
d) Kemampuan mengembangkan pengetahuan sebagai bekal untuk melanjutkan
pendidikan yang lebih tinggi serta mempersiapkan diri untuk terjun sebagai
anggota masyarakat.
C. Metode Make A Match
Make A Match merupakan suatu sistem pembelajaran yang mengutamakan
penanaman kemampuan sosial terutama kemampuan bekerja sama, kemampuan
berinteraksi disamping kemampuan berpikir cepat melalui permainan mencari
pasangan dengan dibantu kartu (Wahab, 2007 : 59). Model make a match atau
mencari pasangan merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan kepada
siswa. Penerapan metode ini dimulai dari teknik yaitu siswa disuruh mencari
pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal sebelum batas waktunya, siswa
yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin.
Teknik metode pembelajaran make a match atau mencari pasangan
dikembangkan oleh Lorna Curran (Lie, 2002 : 26). Salah satu keunggulan tehnik
ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau
topik dalam suasana yang menyenangkan. Suyatno (2009 : 72) mengungkapkan
bahwa model make and match adalah model pembelajaran dimana guru
menyiapkan kartu yang berisi soal atau permasalahan dan menyiapkan kartu
jawaban kemudian siswa mencari pasangan kartunya. Model pembelajaran make
and match merupakan bagian dari pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran
kooperatif didasarkan atas falsafah homo homini socius, falsafah ini menekankan
bahwa manusia adalah mahluk sosial (Lie, 2002:27). Model make and match
melatih siswa untuk memiliki sikap sosial yang baik dan melatih kemampuan
siswa dalam bekerja sama disamping melatih kecepatan berfikir siswa.
Adapun tahapan-tahapan ataupun langkah-langkah dalam penerapan
metode Make A Match ini adalah sebagai berikut :
11

1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik
yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya
kartu jawaban.
2. Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal/ jawaban.
3. Tiap siswa memikirkan jawaban/ soal dari kartu yang dipegang.
4. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya.
Misalnya: pemegang kartu yang bertuliskan bela negara akan berpasangan
dengan kartu yang bertuliskan soal “sikap dan perilaku warga negara yang
dijiwai oleh kecintaannya kepada negara dalam menjamin kelangsungan
hidup bangsa dan negara” .
5. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu
diberi poin.
6. Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya
(tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) akan mendapatkan
hukuman, yang telah disepakati bersama.
7. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang
berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya.
8. Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang memegang
kartu yang cocok.
9. Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi
pelajaran.

Setiap Metode pembelajaran memiliki kelebihan dan kekuranganya masing-


masing begitu halnya dengan metode Make A Match. Adapun kelebihan dan
kekurangannya adalah sebagai berikut :
Kelebihan dari metode Make A Match menurut Loran Curran (Lie,2002)
1. Suasana kegembiraan akan tumbuh dalam proses pembelajaran (Let them
move).
2. Kerjasama antara sesame murid terwujud secara dinamis.
3. Munculnya dinamika gotong royong yang merata diseluruh murid.
12

4. Murid mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topic
dalam suasana menyenangkan.
Selain memiliki kelebihan dalam pembelajaran ini, juga terdapat
kelemahan dalam penerapan yaitu:
1. Diperlukan bimbingan dari guru untuk melakukan kegiatan.
2. Waktu yang tersedia perlu dibatasi jagan sampai murid terlalu banyak
bermain-main dalam proses pembelajaran.
3. Guru perlu persiapan alat dan bahan yang memadai.
4. Jika kelas anda termasuk gelas gemuk (lebih dari 30 orang/kelas) berhati-
hatilah.
5. Memakan waktu yang banyak karna sebelum masuk kelas terlebih dahulu
kita mempersiapkan kartu-kartu.
Metode Make A Match memiliki tujuan yang ingin didapat setelah
menggunakan metode tersebut dalam proses pembelajaran, yaitu 1). Pendalaman
materi, 2). Menggali materi, dan 3). Dapat dijadikan selingan saat pembelajaran.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa metode Make A
Match merupakan pembelajaran yang dilaksanakan mengutamakan kemampuan
untuk bekerja sama sehingga membuat siswa lebih aktif dan lebih mudah
memahami materi yang disampaikan oleh guru. Make A Match memberikan
kesempatan kepada siswa untuk berpikir secara cepat dalam menyelesaikan
masalah yang diberikan oleh guru.
D. Hakekat PTK
Penelitian Tindakan Kelas atau sering disebut PTK merupakan penelitian
praktis yang dimaksudkan untuk memperbaiki pembelajaran di kelas. Penelitian
ini merupakan salah satu upaya guru atau praktisi dalam bentuk berbagai kegiatan
yang dilakukan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan mutu pembelajaran di
kelas (https://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_tindakan_kelas).
Menurut Rapoport dan Hopkins (Kunandar, 2011 : 45) penelitian tindakan
kelas adalah penelitian untuk membantu seseorang dalam mengatasi secara praktis
persoalan yang dihadapi dalam situasi darurat dan membantu pencapaian tujuan
ilmu social dengan kerja dalam kerangka etika yang disepakati. Sedangkan
13

menurut Rochman Natawijaya (Masnur, 2011 : 9) mengatakan penilitian tindakan


kelas merupakan pengkajian terhadap permasalahan praktis yang bersifat
situasional dan kontekstual, yang ditujukan untuk menentukan tindakan yang tepat
dalam rangka pemecahan masalah yang dihadapi, atau memperbaiki sesuatu.
PTK sendiri dilaksanakan oleh guru terhadap siswa didalam kelasnya dengan
tujuan memperbaiki pembelajaran yang sudah disampaikan oleh guru tersebut.
Melaksanakan PTK, memerlukan perencanaan dan persiapan yang matang,
agar hasil yang diperoleh dari PTK yang dilaksanakan mencapai hasil yang
optimal. Menurut Zainal Aqib (Zainal, 2007: 12) , merumuskan langkah – langkah
PTK sebagai berikut :
1. Tahap perencanaan
Langkah pertama pelaksanaan PTK adalah membuat perencanaan secara
detail dan teliti. Dalam merencanakan PTK, terdapat tiga dasar, yaitu identifikasi
masalah, merumuskan masalah, dan pemecahan masalah. Pada setiap sub-sub
kegiatan yang sebaiknya dilaksanakan untuk mendukung sempurnanya tahap
perencanaan PTK.
1). Identifikasi Masalah
Langkah pertama dalam membuat rencana PTK adalah melakukan
identifikasi permasalahan. Dalam identifikasi peneliti mencari permasalahan yang
terjadi sama halnya seperti ketika seorang dokter mendiagnosis sakit dari
pasiennya. Diagnosis yang tepat tentunya akan membuat pasien menjadi sembuh,
akan tetapi bila diagnosis salah malah bisa membuat keadaan pasien semakin
buruk. Sama halnya dengan PTK ketika peneliti salah mengidentifikasi masalah
maka akan membuat keadaan semakin buruk, begitu juga sebaliknya dengan
idenifikasi yang tepat maka masalah dapat terselesaikan. Identifikasi masalah
menjadi awal sukses atau tidaknya bagi perencanaan PTK. Hal itu terjadi karena
tidak semua masalah belajar siswa dapat diselesaikan dengan PTK, sebagaimana
tidak semua penyakit dapat disembuhkan dengan resep dokter spesialis tertentu.
Ada beberapa masalah yang tidak dapat diselesaikan dengan menggunakan PTK.
Dalam mengidentifikasi terdapat empat langkah yang dapat dilakukan agar
identifikasi masalah mengenai sasaran, yaitu :
14

a. Masalah Harus Rill, ketika melakukan PTK tentunya masalah yang


akan diteliti adalah masalah yang benar-benar terjadi yang menjadi
keresahan guru.
b. Masalah Harus Problematik
Masalah tentunya banyak dihadapi dalam proses pengajaran disekolah
akan tetapi tidak semua masalah dapat diteliti PTK. Hanya
permasalahan yang problematiklah yang layak diangkat dalam PTK.
Permasalahan yang bersifat problematik adalah permasalahan yang
bisa dipecahkan oleh guru, mendapat dukungan literatur yang
memadai, dan ada kewenangan untuk mengatasinya secara penuh.
c. Manfaatnya Jelas
Setiap penelitian tentunya harus memiliki manfaat yang jelas dan
dapat memberikan nilai positif. Hasil PTK harus dapat dirasakan,
bagaikan obat yang menyembuhkan.
d. Masalah Harus Fleksibel
Masalah yang hendak diteliti harus bisa diatasi dengan
mempertimbangkan kemampuan peneliti, waktu, biaya, tenaga, sarana
prasarana, dan lain sebagainya. Jadi, tidak setiap masalah yang riil,
problematik, dan bermanfaat secara jelas dapat diatasi dengan PTK.
2). Analisis Penyebab Masalah dan Merumuskannya
Langkah selanjutnya dalam merencanakan PTK adalah menganalisis
berbagai kemungkinan penyebab munculnya permasalahan yang diangkat. Setelah
menemukan masalah yang rill, problematik, bermanfaat, dan fleksibel, maka
masalah tersebut harus ditemukan akar penyebabnya. Untuk menyelesaikan
masalah dapat dilakukan untuk menemukan penyebab masalah. Contohnya
adalah dengan melakukan komunikasi ke siswa, melakukan survei ke siswa,
melakukan observasi, dan lain sebagainya. Peneliti juga harus bisa melakukan
wawancara dengan siswa dan observasi langsung. Semua data yang diperoleh dari
segala sumber dikumpulkan dan dianalisis secara kolaboratif sehingga penyebab
utama munculnya masalah dapat ditemukan.
15

Penyebab terjadinya masalah harus digali sedalam-dalamnya sehingga


ditemukan akar masalah yang benar-benar menjadi penyebab utama terjadinya
masalah. Akar masalah inilah yang nantinya akan menjadi tolok ukur tindakan.
Dengan menemukan penyebab terjadinya masalah, maka peneliti telah
menemukan sebagian dari pemecahan masalah. Karena, pemecahan masalah
sebenarnya merupakan kebalikan dari akar masalah.

3). Ide untuk Memecahkan Masalah

Seperti yang sudah dibahas diatas akar masalah menjadi tumpuan awal
untuk rencana tindakan untuk mengatasi masalah. Perencanaan tindakan sebagai
langkah untuk mengatasi masalah yang disebut dengan ide orisinal peneliti.
Sebelum memutuskan tindakan apa yang akan dilakukan kepada siswa, peneliti
harus memiliki banyak alternatif sebagai pengayaan tindakan. Hal yang tidak
kalah pentingnya adalah peneliti harus memiliki dukungan teori atau referensi
rujukan atas tindakan yang akan dikenakan kepada siswa. Karena, PTK
merupakan kegiatan ilmiah sehingga tanpa adanya dukungan teori yang memadai,
sebaik apa pun tindakan guru, maka hal itu tidak akan dianggap sebagai perilaku
ilmiah. Setelah identifikasi masalah, menemukan akar masalah, merumuskan
masalah, dan menemukan alternatif tindakan sebagai solusi masalah, maka
peneliti dapat membuat judul penelitian.

2. Tahap Acting (Pelaksanaan)

Tahap kedua dari PTK adalah pelaksanaan. Pelaksanaan merupakan


penerapan apa yang telah direncanakan pada tahap sebelumnya, yakni bertindak di
kelas. Ada yang perlu diingat bahwa pada tahap ini, tindakan harus sesuai dengan
rencana, tetapi harus terkesan alamiah dan tidak direkayasa atau dapat dikatan
sesuai keadaan yang real. Karena hal ini akan mempengaruh proses refleksi pada
tahap empat nanti dan agar hasilnya dapat disinkronkan dengan maksud semula.

3. Tahap Observation (Pengamatan)

Tahap ketiga dalam PTK adalah pengamatan (observing).Pada tahap ini


peneliti melakukan pengumpulan data. Dapat diartikan observasi merupakan alat
16

untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Pada tahap
ini peneliti dapat menjelaskan jenis data yang akan dikumpulkan, bagaimana
proses pengumpulannya, dan apa instrumen atau alat yang akan digunakan untuk
mengumpulkan data.

Bila peneliti melakukan PTK secara kolaboratif, maka pengamatan harus


dilakukan oleh kolaborator atau bekerja sama dengan guru yang sedang tidak
melakukan tindakan. Akan tetapi, antara tindakan (dilakukan oleh guru) dan
pengamatan (dilakukan oleh kolaborator), keduanya harus berlangsung dalam satu
waktu dan satu tempat atau kelas secara bersama-sama. Inilah sebabnya, mengapa
Suharsimi mengatakan kurang tepat jika pengamatan disebut sebagai tahap ketiga.
Karena diantara tahap kedua dan tahap ketiga itu berlangsung secara bersamaan.
Meskipun tidak ada salahnya kita menyebut “pengamatan” sebagai tahap ketiga.
Sebutan ini hanya untuk membedakan antara tindakan dan pengamatan, bukan
menunjukkan suatu urutan.
Ketika guru sedang melakukan tindakan di kelas, secara otomatis seluruh
perhatiannya terpusat pada reaksi siswa dan tindakan selanjutnya yang akan
diterapkan. Jadi tidak mungkin guru mengamati tindakannya sendiri. Sehingga
diperlukan bantuan seorang pengamat yang siap merekam setiap peristiwa
berkaitan dengan tindakan guru selama melakukan tindakan. Sambil merekam
peristiwa yang terjadi, pengamat sebaiknya juga membuat catatan-catatan kecil
dan masukan kepada peneliti agar memudahkan dalam menganalisis data.

4. Tahap Refleksi

Pada tahap akhir dalam PTK adalah refleksi (reflecting). Refleksi


merupakan kegiatan peneliti untuk mengemukakan atau meriview kembali apa
yang telah dilakukan selama tindakan dilakukan. Refleksi dapat diartikan dengan
istilah "memantul.” Dengan artian, peneliti seolah memantulkan pengalamannya
ke cermin, sehingga tampak jelas penglihatannya, sehingga peneliti dapat melihat
kelemahan dan kekurangannya selama melakukan tindakan.

Bila penelitian dilakukan secara sendiri, maka kegiatan refleksi lebih tepat
disebut sebagai kegiatan evaluasi diri. Evaluasi diri merupakan kegiatan untuk
17

melakukan introspeksi terhadap diri sendiri. Peneliti harus jujur terhadap dirinya
sendiri dalam mengakui kelemahan dan kelebihannya. Guru dan peneliti juga
harus mengakui sisi-sisi mana yang telah sesuai dan sisi mana harus diperbaiki.
Tahap ini baru bisa dilakukan ketika pelaksanaan tindakan telah selesai dilakukan.
Refleksi akan lebih efektif jika antara guru yang melakukan tindakan berhadapan
langsung atau diskusi dengan pengamat atau kolabolator. Jika PTK dilakukan
secara sendirian, maka refleksi yang paling efektif adalah berdialog dengan diri
sendiri untuk mengetahui sisi-sisi pembelajaran yang harus dipertahankan dan sisi-
sisi lain yang harus diperbaiki.

5. Tambahan: Siklus-Siklus dalam PTK

Siklus merupakan putaran dari suatu rangkaian kegiatan, mulai dari


perencanaan, persiapan, pelaksanaan, hingga pada evaluasi. Yang dimaksud dari
siklus-siklus dalam PTK merupakan satu putaran penuh tahapan-tahapan dalam
PTK, sebagaimana disebutkan di atas. Jadi, sebuah siklus merupakan kegiatan
penelitian yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

Bila dalam pelaksanaan PTK terdapat lebih dari satu siklus, maka siklus
kedua dan seterusnya merupakan putaran ulang dari tahapan sebelumnya. Pada
siklus selanjutnya peneliti hanya melakukan perbaikan setahap demi setahap. Jadi,
antara siklus yang satu dengan yang lain tidak akan pernah sama, meskipun
melalui tahap-tahap yang sama dengan maksud siklus dapat menyelesaikan
masalah yang diteliti oleh peneliti.
Pada tahap refleksi selalu menjadi tahap baru bagi siklus berikutnya.
Dalam artian, guru dan pengamat harus selalu melakukan diskusi setiap akhir
refleksi untuk merencanakan tindakan baru atau memasuki siklus kedua. Bila pada
siklus tersebut peneliti masih kurang puas atau masih belum memenuhi target
yang diharapkan maka peneliti akan melanjutkan ke siklus yang berikutnya.
Begitu juga sebaliknya bila sudah sesuai dengan yang ingin dicapai makan
peneliti cukup sampai siklus tersebut. Seperti itu seterusnya, sehingga semakin
18

banyak siklus yang dilalui, semakin baik hasil yang diperoleh. Hasilnya adalah,
kepuasan guru dan kepuasan siswa atas prestasi belajarnya.
19

BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subyek, Tempat, dan Waktu Penelitian, Pihak yang Membantu

1. Subyek Penelitian
Subyek dari penelitian perbaikan pembelajaran adalah siswa kelas VB
SDN Jatibening Baru VI Kota Bekasi. Mata Pelajaran yang diteliti adalah Ilmu
Pengetahuan Sosial (IPS) dengan materi pelajaran jenis-jenis usaha ekonomi yang
dikelola perorangan dan kelompok. Siswa kelas VB SDN Jatibening Baru VI pada
tahun pelajaran 2019/2020 berjumlah 36 siswa yang terdiri dari 15 siswa
perempuan dan 21 siswa laki-laki.

2. Lokasi atau Tempat Penelitian


Lokasi penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Jatibening Baru VI,
Kelurahan Jatibening Baru, Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi, Jawa Barat.
Lokasi penelitian terletak di Komplek Marna Putra Jalan Danau Toba Raya No.91
Kelurahan Jatibening Baru, Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi. Penelitian
dilakukan pada semester 1 Tahun ajaran 2019/2020.
3. Waktu Pelaksanaan Penelitian

Tabel 3.1 Jadwal Perbaikan Pembelajaran


No. Hari, Tanggal Pelaksanaan Mata Pelajaran Pertemuan Keterangan
Selasa, 3 September 2019 IPS 1
1. Siklus 1
Rabu, 4 September 2019 IPS 2
Selasa, 10 September 2019 IPS 1
2. Siklus 2
Kamis, 12 September 2019 IPS 2

4. Pihak Yang Membantu Penelitian


Dalam melakukan penelitian ini peneliti mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak baik moral maupun material, yaitu :
20

1. Kepala Sekolah SDN Jatibening Baru VI : Bapak Datum, S.PdI, M.MPd


2. Supervisor 1 : Ibu Adriana Ken Novita, S.Pd
3. Supervisor 2: Ibu Leily Puspa, S.Pd SD

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran

Berdasarkan tujuan penelitian yang sudah dijabarkan, maka metode yang


yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (action research). Penelitian
tindakan kelas merupakan penelitian dalam bidang sosial yang menggunakan
refleksi diri sebagai metode utama, dilakukan oleh orang yang terlibat di
dalamnya. Penelitian Tindakan Kelas bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan
efisiensi pembelajaran. Penelitian Tindakan Kelas terdiri dari 4 Tahapan yaitu,
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, serta refleksi. Keempat tahapan tersebut
memiliki hubungan yang menunjukkan sebuah siklus atau kegiatan berkelanjutan
berulang.
1. Pra Siklus
Setelah penulis mengamati dari hasil belajar IPS tentang jenis-jenis usaha
ekonomi yang dikelola perorangan dan kelompok sebagain besar sekitar (61%)
masih dibawah KKM yang telah ditentukan. Sehingga diperlukan adanya
pengulangan pembelajaran dalam 2 siklus yaitu siklus 1 dan siklus 2.

2. Siklus 1
a. Perencanaan Tindakan
Guru membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) mata pelajaran
IPS dengan materi jenis-jenis usaha ekonomi yang dikelola perorangan dan
kelompok. Guru juga menentukan Kriteria Ketuntasan Minimal yaitu 70.
Mempersiapkan lembar pengamatan untuk supervisor 2.
b. Pelaksanaan Tindakan
1. Kegiatan awal (15 Menit)
1) Guru masuk kelas dan menegucapkan salam
2) Guru dan murid berdoa
3) Guru mengabsen siswa
21

4) Guru menanyakan kesiapan siswa untuk belajar. Guru memberikan


acuan dengan menuliskan judul pelajaran dipapan tulis
5) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan inti (55 Menit)
1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi satu bagian kartu soal dan
bagian lainnya kartu jawaban.
2. Siswa diberi petunjuk cara melakukan tata cara pelaksanaan kegiatan
Make A Match
3. Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal/jawaban.
4. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal yang cocok dari kartu yang
dipegang.
5. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya.
Misalnya: siswa yang diberi soal tentang Jenis-jenis usaha yang dikelola
sendiri dan kelompok , maka langkah yang diambil siswa tersebut yaitu
mencari teman yang memegang jawaban tentang jenis-jenis usaha yang
dikelola sendiri dan kelompok.
6. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu (5
menit) diberi poin.
7. Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya
(tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) tidak akan
mendapatkan nilai, seperti yang telah disepakati bersama.
Pertemuan 2 (55 Menit)
1. Guru menjelaskan tentang Jenis-Jenis Usaha Ekonomi berdasarkan
pengelolaaannya
2. Siswa diberi petunjuk dalam melakukan kegiatan Make A Match
3. Siswa diatur dan dibagikan kartu yang bertuliskan soal/jawaban.
4. Siswa mencari atau mencocokan soal/jawaban dari kartu yang mereka
dapatkan sebelum batas waktu (5 Menit).
5. Siswa yang tepat mendapatkan poin.
6. Siswa diberi kesempatan menanyakan materi pembelajaran yang belum
dimengerti, sebelum dilaksanakan tes / uji kompetensi
22

7. Siswa lain diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan teman yang


masih belum memahami materi dengan bimbingan guru
3. Kegiatan Akhir (15 Menit)
1. Guru menyimpulkan materi pelajaran bersama – sama
2. Guru memberikan acuan tentang materi yang akan dipelajari pada
pertemuan yang akan datang.
3. Guru mengucapkan salam.
c. Observasi
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan peneliti meminta kolaborasi
dengan teman sejawat untuk membantu melakukan pengamatan dan menuliskan
tindakan lapangan tentang kejadian selama kegiatan belajar mengajar
berlangsung. Teman sejawat juga memberikan masukan kepada peneliti untuk
mengetahui keberhasilan pelaksanaan tindakan yang dapat menghasilkan hasil
belajarn yang lebih baik pada siswa kelas V mata pelajaran IPS dengan
menggunakan metode make a match.
Tabel 3.2 Lembar Observasi Siswa dalam Proses Pembelajaran
Aspek Yang Diamati
No. Nama Siswa Menyimak Keaktifan Kesungguhan
1 2 3 1 2 3 1 2 3
1

6
23

Tabel 3.3 Lembar Observasi Guru dalam Proses Pembelajaran


Kemunculan Penilaian
No Aspek yang di observasi
Ada Tidak Ada 1 2 3 4
1. Menyampaikan tujuan dan
manfaat pembelajaran
2. Menjelaskan materi
pembelajaran sebelum
pembelajaran
3. Menjelasakan tata cara
metode make a match
kepada siswa
4. Membimbing siswa yang
mengalami kesulitan
dalam pelaksanaan
pembelajaran dengan
metode make a match
5. Memberikan evaluasi
kepada siswa
6. Memberikan penguatan
terhadap keberhasilan
pembelajaran
Jumlah
Persentase Kinerja Guru

d. Refleksi
Pada tahap ini guru mengevaluasi kembali apa yang sudah dilakukan pada
saat proses pembelajaran. Dibantu dengan rekan sejawat melakuka evaluasi
terhadap hasil observasi yang telah dilakukan pada siklus 1. Hal ini dilakukan
untuk menentukan langkah yang akan diambil pada tahap siklus 2 sehingga
peningkatan hasil belajar sesuai dengan yang diharapkan.
24

3. Siklus 2
a. Perencanaan Tindakan
Berdasarkan hasil siklus 1 peneliti melakukan beberapa hal perencanaan
tindakan yang akan dilakukan pada siklus 2:
1) Membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran siklus 2.
2) Mempersiapkan media pembelajaran yang belum ditampilkan pada siklus
1.
3) Mengadakan koordinasi dan kolaborasi dengan rekan guru untuk
memberikan saran perbaikan.
b. Pelaksanaan Tindakan
1. Kegiatan awal (15 Menit)
1) Guru masuk kelas dan mengucapkan salam
2) Guru dan murid berdoa
3) Guru mengabsen siswa
4) Guru menanyakan kesiapan siswa untuk belajar. Guru memberikan acuan
dengan menuliskan judul pelajaran dipapan tulis
5) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
6) Guru memberikan motivasi kepada siswa yang kurang aktif dalam
pembelajaran siklus 1 agar lebih serius dalam mengikuti pembelajaran,
serta tetap memberikan semangat kepada siswa yang sudah berhasil di
siklus 1.
2. Kegiatan inti (55 Menit)
1. Guru menampilkan video pembelajaran tentang jenis-jenis usaha ekonomi.
2. Siswa menyimak video pembelajaran tentang jenis-jenis usaha ekonomi
3. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi satu bagian kartu soal dan
bagian lainnya kartu jawaban.
4. Siswa diberi petunjuk cara melakukan tata cara pelaksanaan kegiatan
Make A Match
5. Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal/jawaban.
6. Guru meningkatkan pengawasan agar pembelajaran berjalan dengan lebih
baik , bantuan dapat diberikan kepada siswa yang kesulitan.
25

7. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya.


Misalnya: siswa yang diberi soal tentang Jenis-jenis usaha yang dikelola
sendiri dan kelompok , maka langkah yang diambil siswa tersebut yaitu
mencari kelompok yang memegang jawaban tentang jenis-jenis usaha
yang dikelola sendiri dan kelompok.
8. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu (5
menit) diberi poin.
9. Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya
(tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) tidak akan
mendapatkan nilai, seperti yang telah disepakati bersama.
Pertemuan 2 (55 Menit)
1. Guru menjelaskan materi tentang jenis usaha yang dikelola perorangan dan
kelompok
2. Guru menggunakan video pembelajaran tentang badan usaha yang dikelola
perorangan dan kelompok.
3. Kartu dikocok agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari
sebelumnya, demikian seterusnya.
4. Pemantapan materi
5. Siswa diberi kesempatan menanyakan materi pembelajaran yang belum
dimengerti, sebelum dilaksanakan tes / uji kompetensi
6. Siswa lain diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan teman yang
masih belum memahami materi dengan bimbingan guru
3. Kegiatan Akhir (15 Menit)
1. Guru menyimpulkan materi pelajaran bersama – sama
2. Guru memberikan acuan tentang materi yang akan dipelajari pada
pertemuan yang akan datang.
3. Guru mengucapkan salam.
c. Observasi
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan peneliti meminta kolaborasi
dengan teman sejawat untuk membantu melakukan pengamatan dan menuliskan
tindakan lapangan tentang kejadian selama kegiatan belajar mengajar
26

berlangsung. Teman sejawat juga memberikan masukan kepada peneliti untuk


mengetahui keberhasilan pelaksanaan tindakan yang dapat menghasilkan hasil
belajarn yang lebih baik pada siswa kelas V mata pelajaran IPS dengan
menggunakan metode make a match.
Tabel 3.4 Lembar Observasi Siswa dalam Proses Pembelajaran
Aspek yang Diamati
Nama
No. Keaktifan Pemahaman Kesungguhan Skor
Siswa
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1.

2.

3.

4.

5.

6.

Dst.

Tabel 3.5 Lembar Observasi Guru dalam Proses Pembelajaran


Kemunculan Penilaian
No Aspek yang di observasi
Ada Tidak Ada 1 2 3 4
1. Menyampaikan tujuan dan
manfaat pembelajaran
2. Menjelaskan materi
pembelajaran sebelum
pembelajaran
3. Menjelasakan tata cara
metode make a match
kepada siswa
4. Membimbing siswa yang
27

mengalami kesulitan
dalam pelaksanaan
pembelajaran dengan
metode make a match
5. Memberikan evaluasi
kepada siswa
6. Memberikan penguatan
terhadap keberhasilan
pembelajaran
Jumlah
Persentase Kinerja Guru

d. Refleksi
Pada tahap ini guru mengevaluasi kembali apa yang sudah dilakukan pada
saat proses pembelajaran. Dibantu dengan rekan sejawat melakukan evaluasi
terhadap hasil observasi yang telah dilakukan pada siklus 2. Apabila ketuntasan
telah memenuhi target, maka siklus tidak dilanjutkan.
C. Teknik Analisa Data
Untuk analisa data keberhasilan peningkatan hasil belajar IPS tentang
materi jenis-jenis usaha ekonomi yang dikelola perorangan dan kelompok, peneliti
menggunakan pedoman yang digunakan pada tingkatan sekolah dasar yaitu
jumlah skor pencapaian yang didapatkan dibagi jumlah skor maksimal.
Nilai Perolehan :
Jumlah seluruh skor perolehan siswa
NA = X 100%
Skor Maksimal
Apabila sudah memenuhi indikator yang ditetapkan yaitu mencapai
ketuntasan 80% atau lebih dari jumlah siswa mendapat nilai 70 maka dapat
disimpulkan hasil belajar siswa Kelas V SDN Jatibening Baru VI pada mata
pelajaran IPS tentang jenis-jenis usaha ekonomi yang dikelola perorangan dan
kelompok mengalami keberhasilan.
28

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Penelitian perbaikan pembelajaran dilakukan di kelas V SDN Jatibening
Baru VI Kota Bekasi. Penelitian perbaikan pembelajaran ini dilakukan dalam 2
siklus. Siklus pertama dilaksanakan pada Selasa, 3 September 2019 dan siklus
kedua dilaksanakan pada Selasa, 10 September 2019. Jumlah siswa kelas VB SDN
Jatibening Baru VI berjumlah 36 siswa. Terdiri dari 15 siswa putri, dan 21 siswa
putra. Pelaksanaan penelitian ini melalui 4 tahap, yaitu : 1) Tahap perencanaan, 2)
Tahap Pelaksanaan, 3) Tahap observasi, 4) tahap refleksi.
1. Pra Siklus
Pada tahap pra siklus dilakukan pertemuan sebanyak 1x pada tanggal
Sabtu, 31 Agustus 2019. Pada tahap pra siklus kegiatan yang dilakukan oleh
penelitia adalah melakukan pengambilan data hasil belajar IPS tentang materi jenis-
jenis usaha ekonomi yang dikelola perorangan dan kelompok. Berdasarkan data
yang diperoleh setelah direkapitulasi hasilnya adalah sebagai berikut :

GRAFIK HASIL PRA SIKLUS


88
90
80 66.94
70
60
50 30 Nilai Rata-Rata Kelas
40 22 Nilai Tertinggi Nilai Terendah
30 14 Jumlah Siswa ≤ KKM
20 Jumlah Siswa ≥KKM
10
0

Gambar 4.1 Grafik Hasil Belajar IPS Pada Pra Siklus


29

Berdasarkan data hasil belajar IPS tentang jenis-jenis usaha ekonomi pada
pra siklus dapat dimaknai sebagai berikut :
 Dari 36 siswa kelas VB SDN Jatibening Baru VI sebanyak 22 siswa atau
61% yang masih belum tuntas tentang materi jenis-jenis usaha ekonomi
yang dikelola perorangan dan kelompok.
 Sementara untuk siswa yang dapat tuntas adalah 14 siswa dengan
persentase 39%.
 Nilai rata-rata keseluruhan siswa adalah 66,94.
 Nilai tertinggi 88, dan nilai terendah 30.
Melihat hasil dari pra siklus peneliti melakukan perbaikan pembelajaran
untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V SDN Jatibening Baru VI
tentang jenis-jenis usaha ekonomi yang dikelola perorangan dan kelompok.

2. Siklus 1
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus 1 dilaksanakan sebanyak dua
kali pertemuan dengan alokasi waktu 2x35 menit setiap pertemuannya. Dimulai
dari pertemuan pertama yang dilaksanakan pada Selasa, 3 September 2019 dan
pertemuan kedua dilaksanakan pada Rabu, 4 September 2019 dengan memberikan
tes akhir siklus 1 pada siswa. Pada siklus 1 peneliti melakukan kegiatan yang
meliputi : perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan peneliti membuat Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dengan materi jenis-jenis
usaha ekonomi yang dikelola perorangan dan kelompok. Selanjutknya peneliti juga
mempersiapkan bahan ajar, media, serta alat yang akan digunakan saat pelaksanaan
siklus 1. Selain itu peneliti juga mempersiapkan instrumen observasi aktivitas
belajar siswa dan aktivitas mengajar guru yang akan menjadi acuan supervisor 2
dalam melaksanakan kegiatan observasi pada siklus 1 ini.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan pada siklus 1 disesuaikan dengan perencanaan yang telah
disusun oleh peneliti. Adapun tahapan-tahapan pelaksanaan pada perbaikan
pembelajaran adalah sebagai berikut :
30

1. Kegiatan awal (15 Menit)


a) Guru masuk kelas dan menegucapkan salam
b) Guru dan murid berdoa
c) Guru mengabsen siswa
d) Guru menanyakan kesiapan siswa untuk belajar. Guru memberikan acuan
dengan menuliskan judul pelajaran dipapan tulis
e) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan inti (55 Menit)
a) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi satu bagian kartu soal dan
bagian lainnya kartu jawaban.
b) Siswa diberi petunjuk cara melakukan tata cara pelaksanaan kegiatan
Make A Match
c) Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal/jawaban.
d) Tiap siswa memikirkan jawaban/soal yang cocok dari kartu yang
dipegang.
e) Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya.
Misalnya: siswa yang diberi soal tentang Jenis-jenis usaha yang dikelola
sendiri dan kelompok , maka langkah yang diambil siswa tersebut yaitu
mencari teman yang memegang jawaban tentang jenis-jenis usaha yang
dikelola sendiri dan kelompok.
f) Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu (5
menit) diberi poin.
g) Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya
(tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) tidak akan
mendapatkan nilai, seperti yang telah disepakati bersama.
Pertemuan 2 (55 Menit)
a) Guru menjelaskan tentang Jenis-Jenis Usaha Ekonomi berdasarkan
pengelolaaannya
b) Siswa diberi petunjuk dalam melakukan kegiatan Make A Match
c) Siswa diatur dan dibagikan kartu yang bertuliskan soal/jawaban.
31

d) Siswa mencari atau mencocokan soal/jawaban dari kartu yang mereka


dapatkan sebelum batas waktu (5 Menit).
e) Siswa yang tepat mendapatkan poin.
f) Siswa diberi kesempatan menanyakan materi pembelajaran yang belum
dimengerti, sebelum dilaksanakan tes / uji kompetensi.
g) Siswa lain diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan teman yang
masih belum memahami materi dengan bimbingan guru
3. Kegiatan Akhir (15 Menit)
a) Guru menyimpulkan materi pelajaran bersama – sama
b) Guru memberikan acuan tentang materi yang akan dipelajari pada
pertemuan yang akan datang.
c) Guru mengucapkan salam.
c. Observasi
Setelah melakukan pelaksanaan perbaikan pembelajaran peneliti bersama
observer menemukan kinerja guru yang cukup baik yang ditunjukan kinerja guru
baru mencapai 71%. Namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan oleh guru
seperti masih kurang jelas dalam menjelaskan cara metode make a match, dengan
jumlah siswa yang cukup banyak menyulitkan guru untuk membimbing siswa
yang kesulitan dalam pelaksanaan pembelajaran.
Sementara untuk aktivitas siswa selam proses pelaksanaan pembelajaran
masih banyak yang belum serius dan belum paham cara melaksanakan metode
make a match. Hal ini ditunjukan dengan persentase siswa menyimak 17%, untuk
tingkat keaktifan siswa masih kurang dengan persentase 33%. Selain itu masih
ada siswa yang belum mampu mencocokan pertanyaan dengan jawaban karena
tingkat kesungguhan siswa masih sangat kurang dengan persentase 11%. Data
observasi siswa dapat dilihat pada lembar lampiran.
d. Refleksi
Berdasarkan hasil observasi pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran
pada siklus 1 masih banyak kekurangan-kekurangan yang ditemukan sehingga
membuat proses pembelajaran belum maksimal. Ada beberapa yang mengalami
peningkatan setelah diterapkannya metode make a match dalam proses
32

pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes pada siklus 1.

Grafik Hasil Belajar IPS Siklus 1


92
100
90
80 70.42
70
60
50
40
40
30 26
20
10 10
0

Nilai Rata-Nilai Tertinggi Nilai Jumlah Siswa Jumlah Siswa


Rata Kelas Terendah ≤ KKM ≥ KKM

Gambar 4.2 Grafik Hasil Belajar IPS Siklus 1


Berdasarkan data hasil belajar pada siklus 1 dapat terlihat dari 36 siswa
sudah 26 siswa mampu tuntas dalam pembelajaran dengan persentase 72%,
sementara 10 siswa masih belum tuntas dengan persentase 28%.
Bila dibandingakan dengan hasil belajar pada pra siklus, pada siklus 1
menunjukkan adanya peningkatan dalam hasil belajar. Pada pra siklus rata-rata
nilai siswa adalah 66,92 sedangkan pada siklus 1 ada peningkatan rata-rata yaitu
70.42.
Akan tetapi masih ada beberapa kendala yang terjadi pada siklus 1,
yaitu : 1) Keaktifan siswa masih belum optimal, 2) Siswa masih banyak yang
belum paham dalam proses pembelajaran make a match, 3) Guru masih belum
maksimal dalam membimbing siswa saat penerapan make a match , 4) Beberapa
siswa masih kesulitan dalam mencocokan soal dengan jawaban, 5) Penjelasan
guru masih kurang detail.
Berdasarkan hasil refleksi siklus 1 ternyata pembelajaran belum
berjalan maksimal, dengan itu peneliti kembali melanjutkan perbaikan
pembelajaran pada siklus 2.
33

3. Siklus 2
Pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus 2 dilaksanakan dalam
2 pertemuan dengan alokasi wakti 2x35 menit setiap pertemuannya. Pertemuan
pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 10 September 2019. Sementara pertemuan
kedua dilaksanakan pada hari Kamis, 12 September 2019. Dalam pelaksanaan
perbaikan pembelajaran siklus 2 ini melalui 4 tahap yaitu : Perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan refleksi.
a. Perencanaan
Perencanaan perbaikan pembelajaran pada siklus 2 mengacu pada hasil
refleksi pada siklus 1. Pada siklus 2 peneliti mencoba mengurangi kekurangan
pada siklus 1. Pada tahap perencanaan ini peneliti menetapkan materi yang akan
diberikan, lalu menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sudah
diperbaiki dengan acuan dari kendala-kendala pada siklus 1. Setelah itu peneliti
menetapkan media pembelajaran yang akan digunakan pada siklus 2. Peneliti juga
menyiapkan lembar observasi aktifitas siswa dan kinerja guru untuk digunakan
oleh peneliti dan observer pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus 2.
b. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan dilakukan sebanyak 2 pertemuan. Pada tahap
pelaksanaan peneliti melakukan sesuai dengan apa yang sudah direncanakan pada
tahap perencanaan. Adapun tahapan-tahapan pelaksanaan perbaikan pembelajaran
siklus 2 adalah sebagai berikut :
Pertemuan 1
1. Kegiatan awal (15 Menit)
a) Guru masuk kelas dan menegucapkan salam
b) Guru dan murid berdoa
c) Guru mengabsen siswa
d) Guru menanyakan kesiapan siswa untuk belajar. Guru memberikan acuan
dengan menuliskan judul pelajaran dipapan tulis
e) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
34

f) Guru memberikan motivasi kepada siswa yang kurang aktif dalam


pembelajaran siklus 1 agar lebih serius dalam mengikuti pembelajaran,
serta tetap memberikan semangat kepada siswa yang sudah berhasil di
siklus 1.
2. Kegiatan inti (55 Menit)
a) Guru menampilkan video pembelajaran tentang jenis-jenis usaha ekonomi.
b) Siswa menyimak video pembelajaran tentang jenis-jenis usaha ekonomi
c) Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi satu bagian kartu soal dan
bagian lainnya kartu jawaban.
d) Siswa diberi petunjuk cara melakukan tata cara pelaksanaan kegiatan
Make A Match
e) Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal/jawaban.
f) Guru meningkatkan pengawasan agar pembelajaran berjalan dengan lebih
baik , bantuan dapat diberikan kepada siswa yang kesulitan.
g) Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya.
Misalnya: siswa yang diberi soal tentang Jenis-jenis usaha yang dikelola
sendiri dan kelompok , maka langkah yang diambil siswa tersebut yaitu
mencari kelompok yang memegang jawaban tentang jenis-jenis usaha
yang dikelola sendiri dan kelompok.
h) Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu (5
menit) diberi poin.
i) Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya
(tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) tidak akan
mendapatkan nilai, seperti yang telah disepakati bersama.
Pertemuan 2 (55 Menit)
a) Guru menjelaskan materi tentang jenis usaha yang dikelola perorangan dan
kelompok
b) Guru menggunakan video pembelajaran tentang badan usaha yang dikelola
perorangan dan kelompok.
c) Guru menjelaskan kembali tentang make a match
35

d) Kartu dikocok agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari
sebelumnya, demikian seterusnya.
e) Pemantapan materi
f) Siswa diberi kesempatan menanyakan materi pembelajaran yang belum
dimengerti, sebelum dilaksanakan tes / uji kompetensi
g) Siswa lain diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan teman yang
masih belum memahami materi dengan bimbingan guru
3. Kegiatan Akhir (15 Menit)
a) Guru menyimpulkan materi pelajaran bersama – sama
b) Guru memberikan acuan tentang materi yang akan dipelajari pada
pertemuan yang akan datang.
c) Guru mengucapkan salam.
c. Observasi
Hasil observasi pada siklus 2 terhadap aktivitas guru sudah mengalami
peningkatan dibanding siklus 1. Guru juga membimbing siswa yang mengalami
kesulitan dalam proses pembelajaran. Kegiatan pembelajaran berjalan sesuai
dengan yang sudah direncanakan. Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil
observasi untuk kinerja guru meningkat dimana pada siklus 1 sebesar 71% pada
siklus 2 kinerja guru meningkat menjadi 83%.
Siswa sudah mengerti pelaksanaan metode make a match. Secara
keseluruhan siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik ditunjukan dengan
persentase sebesar 33%. Siswa juga menunjukkan keseriusan dalam pembelajaran
sehingga siswa yang mampu mencocokan pertanyaan dan jawaban semakin
meningkat terlihat dari persentase kesungguhan siswa yang sebesar 36%. Untuk
keaktifan siswa meningkat dengan ditunjukan semakin banyak siswa yang aktif
dalam pembelajaran, berdasarkan hasil observasi persentase keaktifan meningkat
menjadi 33%.
d. Refleksi
Dari hasil observasi dan evaluasi siklus 2 dapat terlihat bahwa siswa
lebih baik dalam mengikuti pembelajaran karena dalam pelaksanaan pembelajaran
36

disertain dengan penggunaan metode make a match sehingga pembelajaran


menjadi lebih variatif dan menarik.
Hasil pembelajaran mengalami peningkatan terbukti dengan perolehan
hasil belajar siswa yang tuntas yaitu 86,11%. Jumlah tersebut sudah diatas
indikator keberhasilan yang ditargetkan yaitu minimal 80% dari 31 siswa yang
sudah melampaui KKM sebesar 70.

Grafik Hasil Belajar Siklus 2


95
100
90
75.08
80
70
60
50
40
40
31
30
20
10
5
0

Rata-RataNilai Tertinggi Nilai Jumlah Siswa Jumlah Siswa


Nilai Terendah ≤ KKM ≥ KKM

Gambar 4.3 Grafik Hasil Belajar Siklus 2


B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran.
Penelitian perbaikan pembelajaran ini dilaksanakan sebanyak 2 siklus.
Setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
peneliti dengan menggunakan metode make a match pada pembelajaran IPS
dengan materi jenis-jenis usaha ekonomi yang dikelola perorangan dan kelompok
bahwa penelitian sudah selesai karena sudah sesuai dengan yang ditargetkan
peneliti.
Metode make a match yang sudah dilaksanakan peneliti dalam proses
perbaikan pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Menurut Sudjana
(2004, 22) Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa
setelah menerima pengalaman belajarnya. Setelah dilakukanya pengalaman
belajar melalui metode make a match menunjukan perubahan dalam
37

pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukan
dari hasil belajar siswa kelas V dimana pada siklus 1 persentase ketuntasan hasil
belajar adalah 72 %, sementara pada siklus 2 persentase ketuntasan hasil belajar
adalah 86%.
Tabel 4.1 Perbandingan Hasil Belajar IPS

Tahap Persentase Siswa Tuntas Persentase Siswa Tidak Tuntas


Pra Siklus 39% 61%
Siklus 1 72% 28%
Siklus 2 86% 14%

86
90
80
70 72
60
61
50
40
Pra Siklus
Siklus 1
39 Siklus 2
28
30
20 14
10
0

Siswa Tuntas Siswa Tidak Tuntas

Gambar 4.4 Grafik Perbandingan Hasil Belajar IPS


Kondisi pembelajaran IPS dengan penerapan metode make a match
pada materi jenis-jenis usaha ekonomi yang dikelola perorangan dan kelompok
memberikan peningkatan terhadap hasil belajar siswa. Teknik metode
pembelajaran make a match atau mencari pasangan dikembangkan oleh Lorna
Curran (1994). Salah satu keunggulan tehnik ini adalah siswa mencari pasangan
sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang
menyenangkan. Metode make a match sendiri memiliki keunggulan menurut
Lorna Curran (Lie, 2002:5) yaitu :
38

1. Suasana kegembiraan akan tumbuh dalam proses pembelajaran (Let them


move).
2. Kerjasama antara sesame murid terwujud secara dinamis.
3. Munculnya dinamika gotong royong yang merata diseluruh murid.
4. Murid mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topic
dalam suasana menyenangkan.
Dengan peningkatan hasil belajar IPS siswa kelas V pada materi jenis-
jenis usaha ekonomi yang dikelola perorangan dan kelompok sudah sesuai dengan
indikator keberhasilan yaitu 85%. Peneliti membuat keputusan bahwa penelitian
sudah berhasil dan tidak dilanjutkan ke siklus selanjutnya.
39

BAB V
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A. Simpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan pada siklus 1 dan siklus 2,
membuktikan bahwa penggunaan metode pembelajaran make a match dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas VB SDN Jatibening Baru VI Kota Bekasi.
Hal tersebut terlihat dari data-data hasil penelitian yang dilakukan baik dari hasil
observasi maupun produk siswa.
Dengan menggunakan metode make a match dapat meningkatkan hasil
belajar IPS tentang jenis-jenis usaha ekonomi yang dikelola perorangan dan
kelompok.pada siswa kelas VB SDN Jatibening Baru VI Kota Bekasi pada tahun
ajaran 2019/2020. Berdasarkan persentase peningkatan ketuntasan nilai siswa
yang dinyatakan bahwa peningkatan persentase ketuntasan pra siklus sebesar
39%, pada siklus 1 meningkat menjadi 72% dan meningkat lagi pada siklus 2
sebesar 86%.
Metode make a match tidak hanya meningkatkan hasil belajar tetapi juga
dapat meningkatkan keaktifan siswa selama pembelajaran. Selama pembelajaran
siswa dituntut aktif untuk mencocokan kartu pertanyaan dengan kartu soal.
B. Saran Tindak Lanjut
Dengan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disampaikan
beberapa hal :
1. Bagi guru, penggunaan metode make a match dapat membuat proses
pembelajaran menjadi lebih aktif dan dapat membuat siswa mudah
memahami materi pembelajaran.
2. Bagi sekolah, penggunaan metode make a match perlu dikembangkan
agar menjadi sarana dan pra sarana yang dapat menunjang terwujudnya
pembelajaran yang baik.
3. Bagi peneliti, diharapkan terus mengembangkan penelitian tindakan kelas
agar mampu meningkatkan kualitas pembelajaran. Dan dapat
mempraktekannya saat proses pembelajaran.
40
DAFTAR PUSTAKA

Anitah W, Sri (2014). Strategi Pembelajaran di SD. Tangerang Selatan :


Universitas Terbuka.
Kunandar, (2011). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : PT.
Rajawali Pers.
Lie, Anita. (2002). Cooperative Learning: Mempraktikan Cooperative Learning di
Ruang-Ruang Kelas. Jakarta : Grasindo.
Priyambodo, M.Pd, Panggih, Pramana, Risya, M.Pd (2017). Antingen-Antibodi
Pembelajaran. Yogyakarta : Pustaka Belajar.
Sardjiyo, Sugandi, Ischak (2009) Pendidikan IPS di SD. Jakarta: Universitas
Terbuka
Sudjana, Nana. (2004). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar
Baru Algensido Offset
Suyatno.(2009). Menjelajah Pembelajaran Inovatif. Surabaya: Masmedia Buana
Pustaka.
Wahab, Aziz (2007). Metode dan Model-Model Mengajar IPS. Bandung:
Alfabeta.
Winataputra U S; dkk. (2007) Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta :
Universitas Terbuka.
Wardhani, I G A K; dkk. (2008) Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jakarta :
Universitas Terbuka
https://id.wikipedia.org/wiki/Penelitian_tindakan_kelas
https://slideshare.net/hasil belajar

40
DAFTAR NILAI PEMBELAJARAN IPS
PRA SIKLUS
No. Nama Siswa Pra Siklus KKM Keterangan
1 Adilla Alfiansyah 68 70 Belum Tuntas
2 Afifa Febriana 65 70 Belum Tuntas
3 Aldimas Maulana Alamsyah 80 70 Tuntas
4 Anastasia Ausixmania 65 70 Belum Tuntas
5 Anggita Nur Apriyani 65 70 Belum Tuntas
6 Barraq Ammar Farukh 80 70 Tuntas
7 Chelsea Ramadhani Cahyaningrum 68 70 Belum Tuntas
8 Davi Saputra 68 70 Belum Tuntas
9 Fadil Mubarok 50 70 Belum Tuntas
10 Indah Afriani 73 70 Tuntas
11 Khaira Dian Aulia 68 70 Belum Tuntas
12 Lois Firdaus 76 70 Tuntas
13 Luthfi Amirul Muchtar 45 70 Belum Tuntas
14 Muhammad Aditya 50 70 Belum Tuntas
15 Muhammad Alif Resa Al Rasyid 65 70 Belum Tuntas
16 Muhammad Hafiz Habiburrahman 64 70 Belum Tuntas
17 Muhammad Hardino Riskhy 82 70 Tuntas
18 Muhamad Iqbal Sanusi 78 70 Tuntas
19 Muhamad Reza Saputra 74 70 Tuntas
20 M. Shandy Hidayat Prabowo 67 70 Belum Tuntas
21 Muhammad Fadil 82 70 Tuntas
22 Naufal Rasyad 85 70 Tuntas
23 Putra Adianto 55 70 Belum Tuntas
24 Putri Azizah 45 70 Belum Tuntas
25 Putri Zahira 68 70 Belum Tuntas
26 Raisya Ayudia Naurah 80 70 Tuntas
27 Raysha Dewi Brillian Lestari 83 70 Tuntas
28 Rian Agrivina Rasyid 73 70 Tuntas
29 Rifki Syawal Nurzaman 60 70 Belum Tuntas
30 Salma Naswah Azzarah 30 70 Belum Tuntas
31 Sheyna Nareswari 30 70 Belum Tuntas
32 Syahla Maitsa Nadza 65 70 Belum Tuntas
33 Suci Aulia 68 70 Belum Tuntas
34 Syafa Maulida Zai Azzahra 88 70 Tuntas
35 Tirto Sadewo 45 70 Belum Tuntas
36 Al Mohammad Haekal 75 70 Tuntas
Rata-Rata Nilai 66.94
Nilai Tertinggi 88
Nilai Terendah 30
Jumlah Siswa ≤ KKM 22
Jumlah Siswa ≥ KKM 14

GRAFIK HASIL PRA SIKLUS


100 88
80 66.94
60
40 30
20 22
0 14
Nilai Rata-
Nilai
Rata Kelas Nilai
Tertinggi Jumlah
Terendah Jumlah
Siswa ≤ KKM
Siswa ≥KKM
DAFTAR NILAI PEMBELAJARAN IPS
SIKLUS 1
No. Nama Siswa Siklus 1 KKM Keterangan
1 Adilla Alfiansyah 75 70 Tuntas
2 Afifa Febriana 73 70 Tuntas
3 Aldimas Maulana Alamsyah 82 70 Tuntas
4 Anastasia Ausixmania 74 70 Tuntas
5 Anggita Nur Apriyani 72 70 Tuntas
6 Barraq Ammar Farukh 80 70 Tuntas
7 Chelsea Ramadhani Cahyaningrum 68 70 Belum Tuntas
8 Davi Saputra 75 70 Tuntas
9 Fadil Mubarok 57 70 Belum Tuntas
10 Indah Afriani 73 70 Tuntas
11 Khaira Dian Aulia 75 70 Tuntas
12 Lois Firdaus 80 70 Tuntas
13 Luthfi Amirul Muchtar 30 70 Belum Tuntas
14 Muhammad Aditya 60 70 Belum Tuntas
15 Muhammad Alif Resa Al Rasyid 68 70 Belum Tuntas
16 Muhammad Hafiz Habiburrahman 74 70 Tuntas
17 Muhammad Hardino Riskhy 80 70 Tuntas
18 Muhamad Iqbal Sanusi 81 70 Tuntas
19 Muhamad Reza Saputra 78 70 Tuntas
20 M. Shandy Hidayat Prabowo 65 70 Belum Tuntas
21 Muhammad Fadil 83 70 Tuntas
22 Naufal Rasyad 88 70 Tuntas
23 Putra Adianto 72 70 Tuntas
24 Putri Azizah 40 70 Belum Tuntas
25 Putri Zahira 72 70 Tuntas
26 Raisya Ayudia Naurah 82 70 Tuntas
27 Raysha Dewi Brillian Lestari 85 70 Tuntas
28 Rian Agrivina Rasyid 78 70 Tuntas
29 Rifki Syawal Nurzaman 71 70 Tuntas
30 Salma Naswah Azzarah 40 70 Belum Tuntas
31 Sheyna Nareswari 45 70 Belum Tuntas
32 Syahla Maitsa Nadza 75 70 Tuntas
33 Suci Aulia 72 70 Tuntas
34 Syafa Maulida Zai Azzahra 92 70 Tuntas
35 Tirto Sadewo 40 70 Belum Tuntas
36 Al Mohammad Haekal 80 70 Tuntas
Rata-Rata Nilai 70.42
Nilai Tertinggi 92
Nilai Terendah 40
Jumlah Siswa Tuntas 26
Jumlah Siswa Belum Tuntas 10

GRAFIK NILAI SIKLUS 1

100

80

60
92
40 68.56

20 30
20 16
0
Nilai Rata-Rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah Jumlah Siswa ≤ Jumlah Siswa ≥
Kelas KKM KKM
DAFTAR NILAI PEMBELAJARAN IPS
PRA SIKLUS & SIKLUS 1

No. Nama Siswa Pra Siklus SIKLUS I KKM


1 Adilla Alfiansyah 68 65 70
2 Afifa Febriana 65 73 70
3 Aldimas Maulana Alamsyah 80 82 70
4 Anastasia Ausixmania 65 68 70
5 Anggita Nur Apriyani 65 66 70
6 Barraq Ammar Farukh 80 80 70
7 Chelsea Ramadhani Cahyaningrum 68 68 70
8 Davi Saputra 68 70 70
9 Fadil Mubarok 50 57 70
10 Indah Afriani 73 73 70
11 Khaira Dian Aulia 68 68 70
12 Lois Firdaus 76 80 70
13 Luthfi Amirul Muchtar 45 30 70
14 Muhammad Aditya 50 60 70
15 Muhammad Alif Resa Al Rasyid 65 68 70
16 Muhammad Hafiz Habiburrahman 64 68 70
17 Muhammad Hardino Riskhy 82 80 70
18 Muhamad Iqbal Sanusi 78 81 70
19 Muhamad Reza Saputra 74 78 70
20 M. Shandy Hidayat Prabowo 67 65 70
21 Muhammad Fadil 82 83 70
22 Naufal Rasyad 85 88 70
23 Putra Adianto 55 62 70
24 Putri Azizah 45 40 70
25 Putri Zahira 68 72 70
26 Raisya Ayudia Naurah 80 82 70
27 Raysha Dewi Brillian Lestari 83 85 70
28 Rian Agrivina Rasyid 73 78 70
29 Rifki Syawal Nurzaman 60 65 70
30 Salma Naswah Azzarah 30 40 70
31 Sheyna Nareswari 30 45 70
32 Syahla Maitsa Nadza 65 68 70
33 Suci Aulia 68 68 70
34 Syafa Maulida Zai Azzahra 88 92 70
35 Tirto Sadewo 45 40 70
36 Al Mohammad Haekal 75 80 70

100 92
90
80 68.56
70
60
50
40 88 Pra Siklus
30
30 66.94
20 Siklus 1
20 16
30
10 22 14
0
Rata-Rata Nilai Nilai Jumlah Jumlah
Kelas Tertinggi Terendah Siswa ≤ Siswa ≥
KKM KKM
DAFTAR HASIL BELAJAR IPS
SIKLUS 2
No. Nama Siswa Siklus 1 KKM Keterangan
1 Adilla Alfiansyah 75 70 Tuntas
2 Afifa Febriana 73 70 Tuntas
3 Aldimas Maulana Alamsyah 82 70 Tuntas
4 Anastasia Ausixmania 74 70 Tuntas
5 Anggita Nur Apriyani 72 70 Tuntas
6 Barraq Ammar Farukh 80 70 Tuntas
7 Chelsea Ramadhani Cahyaningrum 75 70 Tuntas
8 Davi Saputra 75 70 Tuntas
9 Fadil Mubarok 73 70 Tuntas
10 Indah Afriani 73 70 Tuntas
11 Khaira Dian Aulia 75 70 Tuntas
12 Lois Firdaus 80 70 Tuntas
13 Luthfi Amirul Muchtar 45 70 Belum Tuntas
14 Muhammad Aditya 71 70 Tuntas
15 Muhammad Alif Resa Al Rasyid 73 70 Tuntas
16 Muhammad Hafiz Habiburrahman 74 70 Tuntas
17 Muhammad Hardino Riskhy 80 70 Tuntas
18 Muhamad Iqbal Sanusi 81 70 Tuntas
19 Muhamad Reza Saputra 78 70 Tuntas
20 M. Shandy Hidayat Prabowo 75 70 Tuntas
21 Muhammad Fadil 83 70 Tuntas
22 Naufal Rasyad 88 70 Tuntas
23 Putra Adianto 72 70 Tuntas
24 Putri Azizah 72 70 Tuntas
25 Putri Zahira 72 70 Tuntas
26 Raisya Ayudia Naurah 82 70 Tuntas
27 Raysha Dewi Brillian Lestari 85 70 Tuntas
28 Rian Agrivina Rasyid 78 70 Tuntas
29 Rifki Syawal Nurzaman 71 70 Tuntas
30 Salma Naswah Azzarah 50 70 Belum Tuntas
31 Sheyna Nareswari 55 70 Belum Tuntas
32 Syahla Maitsa Nadza 75 70 Tuntas
33 Suci Aulia 72 70 Tuntas
34 Syafa Maulida Zai Azzahra 92 70 Tuntas
35 Tirto Sadewo 71 70 Tuntas
36 Al Mohammad Haekal 80 70 Tuntas
Rata-Rata Nilai 75.08
Nilai Tertinggi 95
Nilai Terendah 50
Jumlah Siswa Tuntas 31
Jumlah Siswa Belum Tuntas 5
Grafik Hasil Belajar Siklus 2
100
90
80
70
60
50
40 Grafik Hasil Belajar Siklus 2
30
20
10
0
Rata-Rata Nilai Nilai Jumlah Jumlah
Nilai Tertinggi Terendah Siswa ≤ Siswa ≥
KKM KKM

Perbandingan Hasil Belajar IPS

Tahap Persentase Siswa Tuntas Persentase Siswa Tidak Tuntas


Pra Siklus 61% 39%
Siklus 1 72% 28%
Siklus 2 86% 14%

90

80

70

60

50 Siswa Tuntas

40 Siswa Tidak Tuntas

30

20

10

0
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
PERENCANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN IPS

1. Fakta/data pembelajaran yang terjadi di kelas

Fakta yang terdapat di kelas VB SDN Jatibening Baru VI adalah jumlah


siswa 36 siswa yang terdiri dari 15 siswa perempuan dan 21 siswa laki-laki.
Berdasarkan hasil pengamatan pada saat kegiatan belajar mengajar di kelas VB
SDN Jatibening Baru VI, menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang
mengalami kesulitan dalam memahami pelajaran IPS, ini dibuktikan dengan
rendahnya hasil belajar. Pelajaran IPS dianggap salah satu pelajaran sulit oleh
para siswa. KKM yang ditetapkan guru dipembelajaran IPS adalah 70.

2. Identifikasi Masalah
a) Guru terlalu cepat dalam menyampaikan materi pelajaran, sehingga tidak
memberi kesempatan pada murid untuk bertanya tentang materi yang
belum jelas.
b) Dalam pelaksaan proses pembelajaran tampak kurang interaktif, aktivitas
cenderung terpusat pada guru.
c) Pelaksanaan pembelajaran terkesan membosankan
d) Hasil belajar siswa masih di bawah KKM 70.
e) Dalam proses pembelajaran siswa masih banyak yang belum menyimak.
3. Analisis Masalah
Adapun analisa masalah yang ditemukan dalam pembelajaran adalah:
a) Dalam mengajar guru terlalu banyak melakukan metode ceramah.
b) Siswa kurang memahami konsep tentang jenis - jenis usaha ekonomi yang
dikelola perorangan dan kelompok.
c) Guru tidak melibatkan siswa ketika menjelaskan materi.
d) Guru kurang memberikan kesempatan bertanya kepada siswa.
e) Guru tidak memberikan contoh yang memadai
4. Alternatif dan prioritas pemecahan masalah

Berdasarkan hasil analisis masalah yang di temukan maka peneliti mencari


solusi yang dapat dilaksanakan dalam perbaikan pembelajaran, dalam hal ini
alternatifnya sebagai berikut :
Alternatif dan prioritas pemecahan masalah di atas maka peneliti
menggunakan metode yang sesuai dengan karakteristik siswa maupun materi
pembelajaran yang ada. Yaitu menggunakan metode Make A Match untuk
perbaikan pembelajaran siswa.
5. Rumusan Masalah

a) Apakah pembelajaran Kooperatif dengan metode Make A Match dapat


meningkatkan hasil belajar IPS bila diterapkan pada pokok bahasan jenis-
jenis usaha ekonomi yang dikelola perorangan dan kelompok di Kelas V
SDN Jatibening Baru VI, Kota Bekasi?
b) Bagaimana penerapan metode Make A Match pada siswa kelas V SDN
Jatibening Baru VI dengan pokok bahasan Jenis-Jenis Usaha yang dikelola
perorangan dan kelompok?

6. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, yang menjadi tujuan dilakukannya


penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa dengan menggunakan metode
pembelajaraan Make A Match dapat meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas
V SDN Jatibening Baru VI dalam materi pembelajaran jenis-jenis usaha ekonomi
yang dikelola oleh perorangan dan kelompok pada tahun pelajaran 2019/2020.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Nama Sekolah : SDN Jatibening Baru VI


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas / Semester :V/I
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit

I. Standar Kompetensi : Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh sejarah


yang berskala nasional pada masa Hindu-Budha dan
Islam, keragaman kenampakan alam dan suku
bangsa, serta kegiatan ekonomi di Indonesia.
II. Kompetensi Dasar : Menganalisis peran ekonomi dalam upaya
menyejahterakan kehidupan masyarakat di bidang
sosial dan budaya untuk memperkuat kesatuan dan
persatuan bangsa
III. Indikator : 1. Mengetahui jenis-jenis usaha yang dikelola sendiri
maupun kelompok.
2. Mengidentifikasi perbedaan jenis-jenis usaha
berdasarkan pengelolaanya.
IV. Tujuan Pembelajaran

 Dengan mengamati teks, siswa mampu mengetahui jenis-jenis usaha


yang dikelola sendiri maupun kelompok secara tepat.

Siswa mampu mengidentifikasi perbedaan jenis-jenis usaha berdasarkan



pengelolaannya dengan percaya diri.
V. Materi Ajar
A. Jenis-Jenis Usaha Bidang Ekonomi
Jenis-jenis usaha perekonomian yang ada di masyarakat Indonesia
beraneka ragam, di antaranya adalah pertanian, perdagangan, perikanan,
peternakan, industri kerajinan, dan jasa.
B. Bentuk Usaha Menurut Pemiliknya
Bentuk usaha dalam bidang masyarakat ada yang dikelola sendiri
(milik perorangan) dan ada pula yang dikelola secara kelompok (milik bersama).
Menurut pengelolaan dan kepemilikan usaha, bentuk usaha dibedakan menjadi
dua, yaitu milik perorangan (perusahaan perorangan) dan milik bersama
(perusahaan persekutuan). Perusahaan perorangan adalah usaha yang modalnya
dimiliki satu orang dan kegiatan usahanya dijalankan sendiri oleh pemiliknya.
Bentuk usaha ini banyak ditemukan karena sederhana, mudah cara pendiriannya,
pajaknya ringan, dan modalnya sedikit.
Perusahan perseorangan, di antaranya adalah perusahaan sepatu
(Cibaduyut), perusahaan perak (Kota Gede Yogyakarta), dan perusahaan batik
(Solo). Perusahaan milik bersama dinamakan perusahaan persekutuan.
Anggotanya terdiri atas beberapa orang yang bekerja sama untuk mendapatkan
keuntungan. Setiap anggota bertanggung jawab atas kewajiban-kewajiban usaha
persekutuannya. Usaha persekutuan terdiri atas sebagai berikut :
1. Persekutuan Firma (Fa)
2. Persekutuan Komanditer (CV)
3. Perseroan Terbatas (PT)
4. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
5. Badan Usaha Swasta
6. Koperasi
VI. Metode Pembelajaran
1. Ceramah dan tanya jawab.
VII. Langkah – langkah Kegiatan Pembelajaran
1. Kegiatan awal (10 menit)
a) Guru masuk kelas dan menegucapkan salam
b) Guru dan murid berdoa
c) Guru mengabsen siswa
d) Guru menanyakan kesiapan siswa untuk belajar. Guru memberikan
acuan dengan menuliskan judul pelajaran dipapan tulis
e) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan inti (50 Menit)
a. Eksplorasi
 Guru mengajak siswa bernyanyi lagu “ garuda Pancasila
b. Elaborasi
 Guru menjelaskan tentang arti lambing sila-sila Pancasila
 Guru menyebutkan nilai-nilai sikap pancasila dalam kehidupan sehari-hari
c. Konfirmasi
 Guru meminta siswa untuk menceritakan ulang materi yang sudah dijelaskan.
 Guru menanyakan kembali pemahaman siswa tentang materi yang telah
disampaikan.
3. Kegiatan Akhir (10 Menit)
 Guru menyimpulkan materi pelajaran bersama – sama
 Guru memberikan acuan tentang materi yang akan dipelajari pada pertemuan
yang akan datang.
 Guru mengucapkan salam.
VIII. Alat dan Sumber Belajar
a) Buku Kewarganegaraan kelas 5 SD
b) Spidol dan papan tulis
c) Media kertas karton

IX.. Penilaian
A. Prosedur Tes
1. Penilaian hasil (kemampuan siswa dalam mengerjakan soal evaluasi)
B. Instrumen Penilaian
1. Penilaian Hasil (Terlampir)

Mengetahui, Bekasi, Agustus 2019


Kepala Sekolah Guru Kelas V

Datum, S.PdI. M.MPd Eka Budi


NIP. 197208152008011010 NIP. –
Penilaian Hasil
a. Soal-soal

Kerjakan soal – soal berikut ini dengan baik dan benar !

1. Sebutkan jenis-jenis usaha di bidang ekonomi !

2. Jelasakan perbedaan perusahaan perorangan dan perusahaan persekutuan !

3. Sebutkan 6 Jenis Usaha yang termasuk ke dalam usaha persekutuan !

4. Tuliskan 3 Jenis usaha jasa !

5. Apa yang dimaksud dengan Koperasi!

Kunci jawaban :

N Jawaban
Skor
o
pertanian,
perdagangan,
perikanan,
peternakan,
` industri kerajinan, dan
20
1 jasa.

Perusahaan perorangan adalah usaha yang modalnya dimiliki satu


2 orang dan kegiatan usahanya dijalankan sendiri oleh
pemiliknya.sedangkan perusahaan persekutuan adalah usaha yang 20
.
dibentuk bersama-sama dan modalnya bersama serta kegiatan
usahanya dijalankan bersama-sama anggota

1. Persekutuan Firma (Fa)


2. Persekutuan Komanditer (CV)
3. Perseroan Terbatas (PT)
3 4. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) 20
5. Badan Usaha Swasta
6. Koperasi
1. Dokter
4 2. Guru 20
3. Tukang Pangkas Rambut

sebuah organisasi ekonomi yang dimiliki dan dioperasikan oleh


5 orang-seorang demi kepentingan bersama. Koperasi melandaskan 20
kegiatan berdasarkan prinsip gerakan ekonomi rakyat yang
berdasarkan asas kekeluargaan.
Total 100
RENCANA PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
SIKLUS I
Nama Sekolah : SDN Jatibening Baru VI
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas / Semester :V/I
Pertemuan : 1&2
Alokasi Waktu : 4 x 35 Menit

I. Standar Kompetensi : Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh


sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu-
Budha dan Islam, keragaman kenampakan alam
dan suku bangsa, serta kegiatan ekonomi di
Indonesia.
II. Kompetensi Dasar : Menganalisis peran ekonomi dalam upaya
menyejahterakan kehidupan masyarakat di
bidang sosial dan budaya untuk memperkuat
kesatuan dan persatuan bangsa
III. Indikator : 1. Mengetahui jenis-jenis usaha yang dikelola
sendiri maupun kelompok.
2.Mengidentifikasi perbedaan jenis-jenis usaha
berdasarkan pengelolaanya secara tepat.
IV. Tujuan Pembelajaran

 Dengan mengamati teks, siswa mampu mengetahui jenis-jenis usaha


yang dikelola sendiri maupun kelompok secara tepat.

 Siswa mampu mengidentifikasi perbedaan jenis-jenis usaha berdasarkan


pengelolaannya dengan percaya diri.

V. Tujuan Perbaikan Pembelajaran


Bagi Siswa :
1. Meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa tentang jenis-jenis usaha
yang dikelola sendiri maupun kelompok.
2. Memperbaiki pemahaman siswa tentang perbedaan jenis usaha berdasarkan
pengelolaannya.
Bagi Guru :
1. Meningkatkan kinerja guru dalam penyampaian materi di kelas.
2. Memotivasi guru untuk mengembangkan potensinya penerapan metode yang
bervariasi.

VI. Materi Ajar


A. Jenis-Jenis Usaha Bidang Ekonomi
Jenis-jenis usaha perekonomian yang ada di masyarakat Indonesia
beraneka ragam, di antaranya adalah pertanian, perdagangan, perikanan,
peternakan, industri kerajinan, dan jasa.
B. Bentuk Usaha Menurut Pemiliknya
Bentuk usaha dalam bidang masyarakat ada yang dikelola sendiri
(milik perorangan) dan ada pula yang dikelola secara kelompok (milik bersama).
Menurut pengelolaan dan kepemilikan usaha, bentuk usaha dibedakan menjadi
dua, yaitu milik perorangan (perusahaan perorangan) dan milik bersama
(perusahaan persekutuan). Perusahaan perorangan adalah usaha yang modalnya
dimiliki satu orang dan kegiatan usahanya dijalankan sendiri oleh pemiliknya.
Bentuk usaha ini banyak ditemukan karena sederhana, mudah cara pendiriannya,
pajaknya ringan, dan modalnya sedikit.
Perusahan perseorangan, di antaranya adalah perusahaan sepatu
(Cibaduyut), perusahaan perak (Kota Gede Yogyakarta), dan perusahaan batik
(Solo). Perusahaan milik bersama dinamakan perusahaan persekutuan.
Anggotanya terdiri atas beberapa orang yang bekerja sama untuk mendapatkan
keuntungan. Setiap anggota bertanggung jawab atas kewajiban-kewajiban usaha
persekutuannya. Usaha persekutuan terdiri atas sebagai berikut :
1. Persekutuan Firma (Fa)
2. Persekutuan Komanditer (CV)
3. Perseroan Terbatas (PT)
4. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
5. Badan Usaha Swasta
6. Koperasi

VII. Metode Pembelajaran


1. Make A Match
VIII. Langkah – langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
1. Kegiatan awal (15 Menit)
f) Guru masuk kelas dan menegucapkan salam
g) Guru dan murid berdoa
h) Guru mengabsen siswa
i) Guru menanyakan kesiapan siswa untuk belajar. Guru memberikan
acuan dengan menuliskan judul pelajaran dipapan tulis
j) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
2. Kegiatan inti (55 Menit)
1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi satu bagian kartu soal dan bagian
lainnya kartu jawaban.
2. Siswa diberi petunjuk cara melakukan tata cara pelaksanaan kegiatan Make A
Match
3. Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal/jawaban.
4. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal yang cocok dari kartu yang dipegang.
5. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya. Misalnya:
siswa yang diberi soal tentang Jenis-jenis usaha yang dikelola sendiri dan
kelompok , maka langkah yang diambil siswa tersebut yaitu mencari teman
yang memegang jawaban tentang jenis-jenis usaha yang dikelola sendiri dan
kelompok.
6. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu (5
menit) diberi poin.
7. Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya (tidak
dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) tidak akan mendapatkan
nilai, seperti yang telah disepakati bersama.
Pertemuan 2 (55 Menit)
1. Guru menjelaskan tentang Jenis-Jenis Usaha Ekonomi berdasarkan
pengelolaaannya
2. Siswa diberi petunjuk dalam melakukan kegiatan Make A Match
3. Siswa diatur dan dibagikan kartu yang bertuliskan soal/jawaban.
4. Siswa mencari atau mencocokan soal/jawaban dari kartu yang mereka
dapatkan sebelum batas waktu (5 Menit)
5. Siswa yang tepat mendapatkan poin.
6. Siswa diberi kesempatan menanyakan materi pembelajaran yang belum
dimengerti, sebelum dilaksanakan tes / uji kompetensi
7. Siswa lain diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan teman yang masih
belum memahami materi dengan bimbingan guru
3. Kegiatan Akhir (15 Menit)
 Guru menyimpulkan materi pelajaran bersama – sama
 Guru memberikan acuan tentang materi yang akan dipelajari pada pertemuan
yang akan datang.
 Guru mengucapkan salam.
IX. Alat/ Bahan/Sumber Belajar
1. Alat dan Bahan
d) Kartu soal tentang jenis-jenis usaha yang dikelola sendiri dan kelompok
e) Kartu jawaban tentang jenis-jenis usaha yang dikelola sendiri dan kelompok
f) Media kertas karton
2. Sumber Belajar
a. Buku IPS Kelas V, BSE
b. Buku Tema 2 Kelas V, Rumah Juara Indonesia
X.. Penilaian
a. Prosedur Penilaian
1. Penilaian hasil (kemampuan siswa dalam mengerjakan soal evaluasi)
2. Penilaian proses (keaktifan siswa dalam proses pembelajaran)
b. Instrumen Penilaian
1. Tes tertulis
2. Penilaian Proses

Mengetahui, Bekasi, Agustus 2019


Kepala Sekolah Guru Kelas

Datum, S.PdI, M.MPd Eka Budi


NIP. 197208152008011010 NIP. –
Penilaian Hasil
a. Soal-soal

Kerjakan soal – soal berikut ini dengan baik dan benar !

1. Sebutkan jenis-jenis usaha di bidang ekonomi !

2. Jelasakan perbedaan perusahaan perorangan dan perusahaan persekutuan !

3. Sebutkan Jenis Usaha yang termasuk ke dalam usaha perorangan !

4. Tuliskan jenis-jenis koperasi !

5. Apa yang dimaksud dengan Firma!

Kunci jawaban :

N Jawaban
Skor
o
pertanian,
perdagangan,
` perikanan,
20
1 peternakan,
industri kerajinan, dan
jasa.
Perusahaan perorangan adalah usaha yang modalnya dimiliki satu
2 orang dan kegiatan usahanya dijalankan sendiri oleh
pemiliknya.sedangkan perusahaan persekutuan adalah usaha yang 20
.
dibentuk bersama-sama dan modalnya bersama serta kegiatan
usahanya dijalankan bersama-sama anggota

1. Pertanian
3 2. Bidang Jasa 20
3. Industri Kecil
1. Koperasi Simpan Pinjam
2. Koperasi Unit Desa
4 3. Koperasi Produksi 20
4. Koperasi Konsumsi
sebuah bentuk persekutuan untuk menjalankan usaha antara dua
5 orang atau lebih dengan memakai nama bersama 20

Total 100
Penilaian Proses
Format penilaian proses

Aspek yang Diamati


No Nama
Kelompok Keaktifan Pemahaman Kesungguhan Skor
. Siswa
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1.
2.
3.
1.
4.
5.
6.
Dst
.

Kriteria penilaian proses: 13 – 16 = A (baik sekali)


9 – 12 = B (baik)
5–8 = C (cukup)
0 –4 = D (kurang)
RENCANA PELAKSANAAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
SIKLUS 2
Nama Sekolah : SDN Jatibening Baru VI
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas / Semester :V/I
Pertemuan : 1&2
Alokasi Waktu : 4 x 35 Menit

I. Standar Kompetensi : Menghargai berbagai peninggalan dan tokoh


sejarah yang berskala nasional pada masa Hindu-
Budha dan Islam, keragaman kenampakan alam
dan suku bangsa, serta kegiatan ekonomi di
Indonesia.
II. Kompetensi Dasar : Menganalisis peran ekonomi dalam upaya
menyejahterakan kehidupan masyarakat di
bidang sosial dan budaya untuk memperkuat
kesatuan dan persatuan bangsa
III. Indikator : 1. Mengetahui jenis-jenis usaha yang dikelola
sendiri maupun kelompok.
2.Mengidentifikasi perbedaan jenis-jenis usaha
berdasarkan pengelolaanya secara tepat.
IV. Tujuan Pembelajaran

 Dengan mengamati teks, siswa mampu mengetahui jenis-jenis usaha


yang dikelola sendiri maupun kelompok secara tepat.

 Siswa mampu mengidentifikasi perbedaan jenis-jenis usaha berdasarkan


pengelolaannya dengan percaya diri.

V. Tujuan Perbaikan Pembelajaran


Bagi Siswa :
1. Meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa tentang jenis-jenis usaha
yang dikelola sendiri maupun kelompok.
2. Memperbaiki pemahaman siswa tentang perbedaan jenis usaha berdasarkan
pengelolaannya.
Bagi Guru :
1. Meningkatkan kinerja guru dalam penyampaian materi di kelas.
2. Memotivasi guru untuk mengembangkan potensinya penerapan metode yang
bervariasi.

VI. Materi Ajar


A. Jenis-Jenis Usaha Bidang Ekonomi
Jenis-jenis usaha perekonomian yang ada di masyarakat Indonesia
beraneka ragam, di antaranya adalah pertanian, perdagangan, perikanan,
peternakan, industri kerajinan, dan jasa.
B. Bentuk Usaha Menurut Pemiliknya
Bentuk usaha dalam bidang masyarakat ada yang dikelola sendiri
(milik perorangan) dan ada pula yang dikelola secara kelompok (milik bersama).
Menurut pengelolaan dan kepemilikan usaha, bentuk usaha dibedakan menjadi
dua, yaitu milik perorangan (perusahaan perorangan) dan milik bersama
(perusahaan persekutuan). Perusahaan perorangan adalah usaha yang modalnya
dimiliki satu orang dan kegiatan usahanya dijalankan sendiri oleh pemiliknya.
Bentuk usaha ini banyak ditemukan karena sederhana, mudah cara pendiriannya,
pajaknya ringan, dan modalnya sedikit.
Perusahan perseorangan, di antaranya adalah perusahaan sepatu
(Cibaduyut), perusahaan perak (Kota Gede Yogyakarta), dan perusahaan batik
(Solo). Perusahaan milik bersama dinamakan perusahaan persekutuan.
Anggotanya terdiri atas beberapa orang yang bekerja sama untuk mendapatkan
keuntungan. Setiap anggota bertanggung jawab atas kewajiban-kewajiban usaha
persekutuannya. Usaha persekutuan terdiri atas sebagai berikut :
1. Persekutuan Firma (Fa)
2. Persekutuan Komanditer (CV)
3. Perseroan Terbatas (PT)
4. Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
5. Badan Usaha Swasta
6. Koperasi

VII. Metode Pembelajaran


1. Make A Match
VIII. Langkah – langkah Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan 1
1. Kegiatan awal (15 Menit)
k) Guru masuk kelas dan menegucapkan salam
l) Guru dan murid berdoa
m) Guru mengabsen siswa
n) Guru menanyakan kesiapan siswa untuk belajar. Guru memberikan
acuan dengan menuliskan judul pelajaran dipapan tulis
o) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
p) Guru memberikan motivasi kepada siswa yang kurang aktif dalam
pembelajaran siklus 1 agar lebih serius dalam mengikuti pembelajaran,
serta tetap memberikan semangat kepada siswa yang sudah berhasil di
siklus 1.
2. Kegiatan inti (55 Menit)
8. Guru menampilkan video pembelajaran tentang jenis-jenis usaha ekonomi.
9. Siswa menyimak video pembelajaran tentang jenis-jenis usaha ekonomi
10. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi satu bagian kartu soal dan bagian
lainnya kartu jawaban.
11. Siswa diberi petunjuk cara melakukan tata cara pelaksanaan kegiatan Make A
Match
12. Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal/jawaban.
13. Guru meningkatkan pengawasan agar pembelajaran berjalan dengan lebih baik
, bantuan dapat diberikan kepada siswa yang kesulitan.
14. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya. Misalnya:
siswa yang diberi soal tentang Jenis-jenis usaha yang dikelola sendiri dan
kelompok , maka langkah yang diambil siswa tersebut yaitu mencari
kelompok yang memegang jawaban tentang jenis-jenis usaha yang dikelola
sendiri dan kelompok.
15. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu (5
menit) diberi poin.
16. Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya (tidak
dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) tidak akan mendapatkan
nilai, seperti yang telah disepakati bersama.
Pertemuan 2 (55 Menit)
1. Guru menjelaskan materi tentang jenis usaha yang dikelola perorangan dan
kelompok
2. Guru menggunakan video pembelajaran tentang badan usaha yang dikelola
perorangan dan kelompok.
3. Kartu dikocok agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya,
demikian seterusnya.
4. Pemantapan materi
5. Siswa diberi kesempatan menanyakan materi pembelajaran yang belum
dimengerti, sebelum dilaksanakan tes / uji kompetensi
6. Siswa lain diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan teman yang masih
belum memahami materi dengan bimbingan guru
3. Kegiatan Akhir (15 Menit)
 Guru menyimpulkan materi pelajaran bersama – sama
 Guru memberikan acuan tentang materi yang akan dipelajari pada pertemuan
yang akan datang.
 Guru mengucapkan salam.
IX. Alat/ Bahan/Sumber Belajar
1. Alat dan Bahan
g) Kartu soal tentang jenis-jenis usaha yang dikelola sendiri dan kelompok
h) Kartu jawaban tentang jenis-jenis usaha yang dikelola sendiri dan kelompok
i) Media kertas karton
2. Sumber Belajar
a. Buku IPS Kelas V, BSE
b. Buku Tema 2 Kelas V, Rumah Juara Indonesia
X.. Penilaian
a. Prosedur Penilaian
1. Penilaian hasil (kemampuan siswa dalam mengerjakan soal evaluasi)
2. Penilaian proses (Keaktifan siswa selama proses pembelajaran)
b. Instrumen Penilaian
1. Penilaian Hasil (Terlampir)
2. Penilaian Proses (Terlampir)
Mengetahui, Bekasi, September 2019
Kepala Sekolah Guru Kelas

Datum, S.PdI, M.MPd Eka Budi


NIP. 197208152008011010 NIP. –
Penilaian Hasil
a. Soal-soal

Kerjakan soal – soal berikut ini dengan baik dan benar !

1. Tuliskan pengertian dari Perseroan Terbatas !

2. Jelasakan perbedaan perusahaan perorangan dan perusahaan persekutuan !

3. Sebutkan Jenis Usaha yang termasuk ke dalam usaha Kelompok !

4. Tuliskan jenis-jenis koperasi !

5. Apa yang dimaksud dengan Persekutuan Komanditer!

Kunci jawaban :

N Jawaban
Skor
o
suatu badan hukum untuk menjalankan usaha yang memiliki
`
modal terdiri dari saham-saham, yang pemiliknya memiliki 20
1
bagian sebanyak saham yang dimilikinya
Perusahaan perorangan adalah usaha yang modalnya dimiliki satu
2 orang dan kegiatan usahanya dijalankan sendiri oleh
pemiliknya.sedangkan perusahaan persekutuan adalah usaha yang 20
.
dibentuk bersama-sama dan modalnya bersama serta kegiatan
usahanya dijalankan bersama-sama anggota

1. CV
3 2. PT 20
3. BUMN
1. Koperasi Simpan Pinjam
2. Koperasi Unit Desa
4 3. Koperasi Produksi 20
4. Koperasi Konsumsi
merupakan suatu persekutuan yang didirikan oleh seorang atau
5 beberapa orang yang mempercayakan uang atau barang kepada 20
seorang atau beberapa orang yang menjalankan perusahaan dan
bertindak sebagai pemimpin.
Total 100
Format penilaian proses

Aspek yang Diamati S


No Nama Keaktifan Kerjasama Keberanian Kesungguhan k
Kelompok
. Siswa 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 o
r
1.
2.
3.
1.
4.
5.
6.
Dst
.
Kriteria penilaian proses: 13 – 16 = A (baik sekali)
9 – 12 = B (baik)
5–8 = C (cukup)
0 –4 = D (kurang)
SOAL EVALUASI SIKLUS 2

Nama :
Kelas :

Kerjakan soal – soal berikut ini dengan baik dan benar !

1. Tuliskan pengertian dari Perseroan Terbatas !

2. Jelasakan perbedaan perusahaan perorangan dan perusahaan persekutuan !

3. Sebutkan Jenis Usaha yang termasuk ke dalam usaha Kelompok !

4. Tuliskan jenis-jenis koperasi !

5. Apa yang dimaksud dengan Persekutuan Komanditer!


SOAL EVALUASI SIKLUS 1

Nama :
Kelas :

Kerjakan soal – soal berikut ini dengan baik dan benar !

1. Sebutkan jenis-jenis usaha di bidang ekonomi !

2. Jelasakan perbedaan perusahaan perorangan dan perusahaan persekutuan !

3. Sebutkan Jenis Usaha yang termasuk ke dalam usaha perorangan !

4. Tuliskan jenis-jenis koperasi !

5. Apa yang dimaksud dengan Firma!


SOAL EVALUASI PRA SIKLUS

Nama :
Kelas :

Kerjakan soal – soal berikut ini dengan baik dan benar !

1. Sebutkan jenis-jenis usaha di bidang ekonomi !

2. Jelasakan perbedaan perusahaan perorangan dan perusahaan persekutuan !

3. Sebutkan Jenis Usaha yang termasuk ke dalam usaha perorangan !

4. Tuliskan jenis-jenis koperasi !

5. Apa yang dimaksud dengan Firma!


FOTO PELAKSANAAN SIKLUS 1

Guru Membuka Pelajaran Menerangkan Tujuan Pembelajaran

Guru Menjelaskan Materi dan Metode Make A Match

Guru Membagikan Kartu Soal Dan Kartu Jawaban


Siswa Mencari dan Mencocokan Kartu Soal dan Kartu Jawaban

Guru memberikan penguatan materi


FOTO PELAKSANAAN SIKLUS 2

Guru Membuka Pelajaran dan menjelaskan Tujuan Pembelajaran

Guru Menampilkan Video Pembelajaran

Guru Membagikan Kartu soal dan Kartu Jawaban


Guru Membimbing siswa dalam pelaksanaan Metode Make A Match

Guru memberikan Reward kepada Siswa yang berhasil Mencocokan

Anda mungkin juga menyukai