Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN (PBL)

PUSKESMAS WAWONASA MANADO

Disusun Oleh :

Aulia P. Syahfitri 714840120054


Assyifa Djafar 714840121031
Christoper Tampongangoy 714840121010
Desy Ogoney 714840121091
Inayah A. Hiola 714840120062
Moh. Nofal Abd. Rahim 714840121017
Muhiyar A. Hasanati 714840121058
Mercy Desy Sondakh 714810121056
Magfira Karim 714840121053
Natalia D. Nusa 714840121060
Syahril Paputungan 714840121088
Tesya Balasasa 714840121075
Yuliana Weror 714840121093

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN MANADO

JURUSAN FARMASI

2022
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTEK BELAJAR LAPANGAN (PBL)

PUSKESMAS WAWONASA MANADO

Diajukan Oleh :

Aulia P. Syahfitri 714840120054


Assyifa Dafar 714840121031
Christoper Tampongangoy 714840121010
Desy Ogoney 714840121091
Inayah A. Hiola 714840120062
Moh. Nofal Abd. Rahim 714840121017
Muhiyar A. Hasanati 714840121058
Mercy Desy Sondakh 714810121056
Magfira Karim 714840121053
Natalia D. Nusa 714840121060
Syahril Paputungan 714840121088
Tesya Balasasa 714840121075
Yuliana Weror 714840121093

Disetujui Oleh :

Pembimbing PBL Clinical Instruktur Dosen Pembimbing


(CI)

Laura Noviani Manundu, S.Si, Apt Apt. Resi Yunita, S.Farm


NIP. 198211052009022003 NIP. 198909272010122007

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan berkat-Nya kepada kita semua, sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan
Praktek Belajar Lapangan (PBL) dengan tepat waktu. Laporan ini diajukan untuk
memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Farmasi Poltekkes Kemenkes Manado.
Praktek Belajar Lapangan (PBL) ini diselenggarakan dalam rangka
memberikan bekal pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman kepada
mahasiswa dan mahasiswi program studi D-III Farmasi Poltekkes Kemenkes
Manado.
Atas terlaksana dan selesainya kegiatan Praktek Belajar Lapangan kami
mengucapkan terima kasih atas bantuannya kepada :
1. Syamsu Alam SKM, M.Epid, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Kemenkes
Manado.
2. Jovie M. Dumanauw, S.si, M.Sc, Apt, selaku Ketua Jurusan Farmasi
Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado.
3. Mardy Silvanus Rotinsulu, selaku Kepala Puskesmas Wawonasa Manado.
4. Laura Noviani Manundu, S.Si, Apt, selaku apoteker penanggung jawab apotek
Puskesmas Wawonasa Manado.
5. Apt. Resy Yunita, S.Farm, selaku dosen pembimbing Pratek Belajar Lapangan
di Puskesmas Wawonasa.
6. Segenap pegawai dan staf yang bertugas di Puskesmas Wawonasa Manado
atas bantuan dan kerja samanya selama pelaksanaan PBL berlangsung.
7. Orang Tua yang selalu memberikan dukungan dan motivasi selama Praktek
Belajar Lapangan.

Demikian laporan Praktek Belajar Lapangan (PBL) ini disusun dengan


harapan laporan ini dapat bermanfaat untuk menambah ilmu pengetahuan.

Manado, 19 Mei 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................................................

KATA PENGANTAR................................................................................................................

DAFTAR ISI.............................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................
A. Latar Belakang..........................................................................................................
B. Tujuan ......................................................................................................................
C. Manfaat ....................................................................................................................
D. Ruang Lingkup .........................................................................................................
BAB II TINJAUAN UMUM......................................................................................................
A. Pengertian Puskesmas.....................................................................................................
B. Syarat Pendirian Puskesmas............................................................................................
C. Fungsi Puskesmas...........................................................................................................
D. Kegiatan Pokok Puskesmas............................................................................................
E. Akreditasi Puskesmas.....................................................................................................
BAB III TINJAUAN KHUSUS................................................................................................
A. Sejarah Puskesmas Wawonasa......................................................................................
B. Geografis.......................................................................................................................
C. Visi dan Misi.................................................................................................................
D. Pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai.........................................................
E. Poli-Poli Yang Tersedia di Puskesmas Wawonasa.......................................................
F. Struktur Organisasi Apotek Puskesmas Wawonasa......................................................
BAB IV PEMBAHASAN.........................................................................................................
A. Alur Pelayanan Puskesmas Wawonasa.........................................................................
B. Alur Pelayanan Obat di Puskesmas Wawonasa............................................................
C. Tupoksi Apotek Puskesmas Wawonasa........................................................................
D. Sistem Pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai Di Puskesmas
Wawonasa.....................................................................................................................
E. Prosedur Pemberian Informasi Penggunaan Obat Puskesmas Wawonasa...................

iii
BAB V PENUTUP....................................................................................................................
A. Kesimpulan...................................................................................................................
B. Saran .............................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................
LAMPIRAN..............................................................................................................................

iv
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun
sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial
dan ekonomi (UU RI, 2009). Sehingga kesehatan menjadi salah satu investasi
termahal dalam hidup dan juga merupakan suatu anugerah dari TUHAN yang
tak ternilai harganya. Sebanyak apapun harta yang di miliki oleh seseorang
tentu tidak akan ada artinya apabila orang tersebut tidak mempunyai tubuh
yang sehat. Menjaga kesehatan itu perlu agar tubuh selalu sehat jasmani dan
rohani akan tetapi tidak selamnya orang tersebut selalu berada dalam keadaan
sehat, adakalahnya seseorang harus jatuh sakit. Berbagai cara dilakukan agar
seseorang dapat kembali menjadi sehat selalu, satu cara dilakukan masyarakat
pada umumnya adalah dengan memeriksakan diri ketempat-tempat pelayanan
kesehatan seperti puskesmas.
Berdasarkan Permenkes Nomor 75 tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat, Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif
dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya di wilayah kerjanya.
Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas berperan penting dalam penjaminan
mutu, manfaat, keamanan serta khasiat sediaan farmasi dan bahan medis
habis pakai. Selain itu pelayanan kefarmasian bertujuan untuk melindungi
pasien dan masyarakat dari penggunaan obat yang tidak rasional dalam
rangka keselamatan pasien (patient safety).
Pengalaman belajar merupakan hal yang sangat penting bagi peserta didik
untuk mempunyai keberhasilan dalam tujuan pendidikan yang dapat
diperoleh. Untuk mencapai pengalaman belajar, pada tatanan yang nyata dan
komprehensif sehingga mahasiswa dapat lebih siap dan mandiri, maka

1
dilaksanakan Praktek Belajar Lapangan (PBL) di Puskesmas bagi mahasiswa
Jurusan Farmasi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Manado.
Dengan adanya praktek belajar lapangan para mahasiswa diharapkan dapat
mengetahui langsung kondisi dan situasi pada dunia kerja khususnya di
Puskesmas. Pelaksanaan Praktek Belajar Lapangan di Puskesmas sangat
bermanfaat bagi mahasiswa untuk dapat menambah ilmu pengetahuan,
pengalaman dan agar mahasiswa memiliki etos kerja yang meliputi
kemampuan, motivasi bekerja, inisiatif, disiplin dan tanggung jawab.

B. Tujuan
Tujuan umum dilaksanakannya Praktek Belajar Lapangan (PBL) bagi Ahli
Madya Farmasi di Puskesmas adalah sebagai berikut :
1. Mahasiswa dapat memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
Mata Kuliah Manajemen Farmasi.
2. Menghasilkan tenaga kefarmasiaan yang memiliki keahlian profesional
yaitu memiliki tingkat pengetahuan, keterampilan serta etos kerja.
3. Mengetahui salah satu peran, fungsi, dan kompetensi Ahli Madya Farmasi
yaitu pelayanan kefarmasian di Puskesmas yang meliputi identifikasi
resep, merencanakan dan melaksanakan peracikan obat sesuai dengan
resep dokter dengan benar.
4. Untuk mengetahui perbedaan pelayanan kefarmasian secara teori dan
praktek langsung.

C. Manfaat
1. Mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu-ilmu yang diperoleh selama
perkuliahan.
2. Memiliki kompetensi dan profesionalisme sebagai tenaga kesehatan dalam
hal ini sebagai asisten apoteker dan untuk mengembangkan dirinya secara
berkelanjutan.
3. Dapat menjalin kerja sama antara Puskesmas dengan dunia pendidikan
dalam menyalurkan tenaga kerja professional.

2
4. Menambah pengetahuan, pengalaman dan keterampilan mahasiswa selama
melaksanakan praktek belajar lapangan (PBL) di Puskesmas wawonasa.
5. Mahasiswa mampu menerapkan dan mengembangkan ilmu dan
pengetahuan yang telah didapatkan selama Praktek Belajar Lapangan
(PBL) dalam melaksanakan kegiatan di lapangan kerja nanti.

D. Ruang Lingkup
1. Tempat
Kegiatan Praktek Belajar Lapangan (PBL) dilaksanakan di
Puskesmas Wawonasa, Kec. Singkil, Kota Manado, Sulawesi Utara.
2. Waktu
Rangkaian kegiatan Praktik Belajar Lapangan ini dilaksanakan
selama satu minggu dengan jumlah mahasiswa 13 orang, yang
dilaksanakan mulai dari tanggal 02 Mei s/d 19 Mei 2023. Praktek
Belajar Lapangan dimulai dari jam 08.00 – 14.00 WITA.

3
BAB II
TINJAUAN UMUM

A. Pengertian Puskesmas
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif, untuk mencapai derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya
(Permenkes, 2014).
Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten atau
Kota yang bertanggung jawab melaksanakan pembangunan kesehatan di
wilayah kerja:
1. Unit PelaksanaanTeknis
Sebagai unit pelaksana teknis dinas (UPTD), Puskesmas berperan
menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional Dinas Kesehatan
Kabupaten atau Kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta
ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia.
2. Pelayanan Kesehatan
Pelayanan Kesehatan adalah upaya yang diberikan oleh Puskesmas
kepada masyarakat, mencakup perencanaan, pelaksanaan, evaluasi,
pencatatan, pelaporan, dan dituangkan dalam suatu sistem.
3. Pembangunan Kesehatan
Pembangunan Kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh
bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajad kesehatan
masyarakat yang optimal.
Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas
bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang:
a. Memiliki perilaku sehat yang meliputi kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat;

4
b. Mampumenjangkau pelayanan kesehatan bermutu;
c. Hidup dalam lingkungan sehat; dan
d. Memiliki derajat kesehatan yang optimal, baik individu,
keluarga,kelompok dan masyarakat (Permenkes, 2014).
1. Wilayah Kerja
Berdasarkan karakteristik wilayah kerjanya Puskesmas dikategorikan
menjadi:
a. Puskesmas kawasan perkotaan
Merupakan Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan
yang memenuhi paling sedikit 3 (tiga) dari 4 (empat) kriteria kawasan
perkotaan sebagai berikut:
1) Aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduknya pada
sektor non agraris, terutama industri, perdagangan dan jasa;
2) Memiliki fasilitas perkotaan antara lain sekolah radius 2,5 km,
pasar radius 2 km, memiliki rumah sakit radius kurangdari 5 km,
bioskop, atau hotel;
3) Lebih dari 90% (sembilan puluh persen) rumah tangga memiliki
listrik;
4) Terdapat akses jalan raya dan transportasi menuju fasilitas
perkotaan.
b. Puskesmas kawasan pedesaan
Merupakan Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan
yang memenuhi paling sedikit 3 (tiga) dari 4 (empat) kriteria kawasan
pedesaan sebagai berikut:
1) Aktivitas lebih dari 50% (lima puluh persen) penduduk pada sector
agraris;
2) Memiliki fasilitas antara lain sekolah radius lebih dari 2,5 km,
pasar dan perkotaan radius lebih dari 2 km, rumah sakit radius
lebih dari 5 km, tidak memiliki fasilitas berupa bioskop atau hotel;
3) Rumah tangga dengan listrik kurang dari 90% (Sembilan puluh
persen);

5
4) Terdapat akses jalan dan transportasi menuju fasilitas.
c. Puskesmas kawasan terpencil dan sangat terpencil
Merupakan Puskesmas yang wilayah kerjanya meliputi kawasan
dengan karakteristik sebagai berikut:
1) berada di wilayah yang sulit dijangkau atau rawan bencana, pulau
kecil, gugus pulau, atau pesisir;
2) akses transportasi umum rutin 1 kali dalam 1 minggu, jarak tempuh
pulang pergi dari ibu kota kabupaten memerlukan waktu lebih dari
6 jam, dan transportasi yang ada sewaktu-waktu dapat terhalang
iklim atau cuaca; dan
3) kesulitan pemenuhan bahan pokok dan kondisi keamanan yang
tidak stabil.

B. Syarat Pendirian Puskesmas


1. Persyaratan Umum
a. Puskesmas harus didirikan pada setiap kecamatan.
b. Dalam kondisi tertentu, pada 1 (satu) kecamatan dapat didirikan
lebih dari 1 (satu) Puskesmas.
c. Kondisi tertentu ditetapkan berdasarkan pertimbangan kebutuhan
pelayanan, jumlah penduduk dana ksesibilitas.
d. Pendirian Puskesmas harus memenuhi persyaratan lokasi,
bangunan, prasarana, peralatan kesehatan, ketenagaan, kefarmasian
dan laboratorium.
e. Lokasi pendirian Puskesmas harus memenuhi persyaratan:
1) Geografis;
2) Aksesibilitas untuk jalur transportasi;
3) Konturtanah;
4) Fasilitas parkir;
5) Fasilitas keamanan;
6) Ketersediaan utilitas publik;
7) Pengelolaan kesehatan lingkungan; dan

6
8) Kondisi lainnya.
2. Persyaratan Khusus
a. Luas lahan dan Bangunan
Bangunan Puskesmas harus memenuhi persyaratan yang meliputi:
1) Persyaratan administratif, persyaratan keselamatan dan kesehatan
kerja, serta persyaratan teknis bangunan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
2) Bersifat permanen dan terpisah dengan bangunan lain; dan
3) Menyediakan fungsi, keamanan, kenyamanan, perlindungan
keselamatan dan kesehatan serta kemudahan dalam memberi
pelayanan bagi semua orang termasuk yang berkebutuhan
khusus,anak-anak dan lanjut usia.
b. Peralatan Kesehatan
Peralatan kesehatan di Puskesmas harus memenuhi persyaratan:
1) Standar mutu, keamanan, keselamatan;
2) Memiliki izin edar sesuai ketentuan peraturan perundang
undangan;
3) Diuji dan dikalibrasi secara berkala oleh institusi penguji dan
pengkalibrasi yang berwenang.
c. Sarana dan Prasarana
Puskesmas harus memiliki sarana prasarana yang berfungsi paling
sedikit terdiri atas:
1) Sistem penghawaan (ventilasi);
2) Sistem pencahayaan;
3) Sistem sanitasi;
4) Sistem kelistrikan;
5) Sistem komunikasi;
6) Sistem gas medik;
7) Sistem proteksi petir;
8) Sistem proteksi kebakaran;
9) Sistem pengendalian kebisingan;

7
10) Sistem transportasi vertikal untuk bangunan lebih dari 1 (satu)
lantai;
11) Kendaraan Puskesmas keliling; dan
12) Kendaraan ambulans.

C. Fungsi Puskesmas
Berdasarkan PERMENKES Nomor 75 Tahun 2014 fungsi Puskesmas
yaitu :
1. Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan
2. Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya.

D. Kegiatan Pokok Puskesmas


Sesuai dengan kemampuan tenaga maupun fasilitas yang berbeda-beda,
maka kegiatan pokok yang dapat dilaksanakan oleh sebuah Puskesmas akan
berbeda-beda pula. Namun demikian kegiatan pokok Puskesmas yang
seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut :
1. Kesejahteraan Ibu dan Anak.
2. Keluarga Berencana.
3. Usaha Peningkatan Gizi.
4. Kesehatan Lingkungan.
5. Pengobatan Termasuk Pelayanan Darurat Karena Kecelakaan.
6. Penyuluhan Kesehatan Masyarakat.
7. Kesehatan Lanjut Usia.
8. Pembinaan Pengobatan Tradisional
9. Perawatan Kesehatan Masyarakat

E. Akreditasi Puskesmas
Berdasarkan PERMENKES 2015 dalam upaya meningkatkan mutu
pelayanan, puskesmas wajib di akreditai secara berkala paling sedikit 3 tahun
sekali. Akreditasi di lakukan oleh Lembaga Independen Penyelenggara
Agreditasi yang di tetapkan oleh menteri.
Lembaga Independen penyelenggara Akreditasi befsifat mandiri dalam
proses pelaaksanaan, pengambilan keputusan dan penerbitan sertifikat status

8
akreditasi. Pelaksanaan akreditasi puskesmas dilaksanakan oleh komisi
akreditasi Fasilitas Pelayanan Kesehatan tingkat pertama yang di tetapkan oleh
menteri.
Surveior akreditasi puskesmas terdiri dari :
1. Surveior bidang administrasi dan manajemen
2. Bidang upaya kesehatan masyarakat
3. Bidang upaya kesehatan perorangan.

Penetapan status akreditasi puskesmas terdiri atas :


1. Tidak Terakreditasi
2. Terakreditasi Dasar
3. Terakreditasi Madya
4. Terakreditasi Paripurna

9
BAB III
TINJAUAN KHUSUS

A. Sejarah Puskesmas Wawonasa


Sejarah perkembangan pejalanan UPTD Puskesmas Wawonasa Kecamatan
Singkil Manado, mulainya berdiri satu bangunan yang dikenal oleh masyarakat
sebagai Pusat Training Center (PCT) yang salah satunya pelayanan kesehatan
berada di wilayah kecamatan Manado Utara.
Selanjutnya pada tahun 1985 Kota Manado mengadakan pemekaran
wilayah termaksud di dalamnya dulu kecamatan Manado Utara menjadi
wilayah kecamatan Molas yang membawahi dua puskesmas yaitu Puskesmas
Tuminting dan Puskesmas Kombos.
Bergulirnya perubahan struktur pemerintahan di berbagai bidang, maka
Pusat Training Center tersebut diserahkan ke Pemerintah kota Manado dan
selanjutnya proses pengalihan statusnya menjadi Pusat Kesehatan Masyarakat
(PUSKESMAS) Wawaonasa Kecamatan Singkil.
Tahun 2018 Puskesmas Wawonasa Kecamatan Singkil telah di Akreditasi
karena telah memenuhi persyaratan puskesmas yang telah di tetapkan
pemerintah.

B. Geografis
Kedudukan UPTD Puskesmas Wawonasa Kecamatan Singkil Kota
Manado memiliki wilayah kerja sebagian dari wilayah perintahan Kecamatan
Singkil dengan wilayah terdiri dari empat kelurahan dan dua puluh empat
lingkungan.
Batas-batas wilayah kerja UPTD Puskesmas Wawonasa Kecamatan
Singkil Kota Manado adalah sebagai berikut :
1. Sebelah Utara : Kelurahan Islam
2. Sebelah Selatan : Kelurahan Istiglal dan Kelurahan Komo Luar
3. Sebelah Timur : Kelurahan Singkil II dan Kelurahan Ternate Baru
4. Sebelah Barat : Kelurahan Sindulang IV

10
Keempat kelurahan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Wawonasa
Kecamatan Singkil Kota Manado dengan luas wilayah ±105,5 Ha,masing-
masing sebagai berikut :
1. Kelurahan : 8 Ha
2. Kelurahan : 12,3 Ha
3. Kelurahan : 21 Ha
4. Kelurahan : 64,2 Ha

C. Visi dan Misi


1. Visi
Mewujudkan Kecamatan Singkil Sehat Menuju Manado Cerdas.
2. Misi
a. Meningkatan kualitas pelayanan sesuai standar mutu.
b. Menyelenggaran pelayanan kesehatan masyarakat yang meliputi
kegiatan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitas.
c. Meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan
untuk mencapai masyarakat yang mandiri dan siaga.
d. Menjamin kemitraan dengan pihak-pihak terkait denga lintas
sektor.
e. Menciptakan lingkungan dan suasana yang nyaman dan harmonis.

D. Pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai


Pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai merupakan salah satu
kegiatan kefarmasian yang dimulai dari perencanaan, permintaan, penerimaan,
penyimpanan, pendistribusiaan, pengendalian, pencatatan dan pelaporan, serta
pemantauan dan evaluasi.
1. Perencanaan Kebutuhan
Petugas gudang obat menyediakan data pemakaian obat
menggunakan LPLPO.

2. Permintaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai


Petugas gudang obat telah berkoordinasi dengan Apoteker
mengajukan permintaan obat dan bahan medis habis pakai kepada Depo

11
Farmasi Dinas Kesehatan Kota Manado dengan menggunakan LPLPO
yang ditandatangani oleh Kepala Puskesmas.
3. Penerimaan Obat
Petugas yang menerima wajib melakukan pengecekan terhadap
obat dan bahan medis habis pakai yang diserahkan, mencakup jumlah
kemasan, jenis, jumlah obat, bentuk obat dan tanggal kadaluarsa obat
sesuai dengan isi dokumen. Bila tidak memenuhi syarat maka petugas
penerima dapat mengajukan keberatan.
4. Penyimpanan
Penyimpanan obat dan bahan medis habis pakai
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut.
a. Benttuk dan jenis sediaan.
b. Stabilitas ( suhu, cahaya, kelembaban )
c. Mudah atau tidaknya meledak/terbakar
d. Narkotika dan Psikotropika disimpan dalam lemari khusus
5. Pendistribusian
Pendistribusian ke unit-unit dilakukan tiap awal bulan setelah
Gudang Obat menerima obat dari Depo Farmasi. Proses pendistribusian
dilakukan dengan melihat LPLPO tiap unit yang melakukan permintaan.
6. Pengendalian Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
Tujuan dari pengendalian obat adalah agar tidak terjadi kelebihan
dan kekosongan obat di Puskesmas.
Pengendalian obat terdiri dari :
a. Pengendalian persediaan
b. Pengendalian penggunaan
c. Penanganan obat hilang, rusak dan kadaluarsa
7. Pencatatan, Pelaporan dan Pengarsipan
Tujuannya adalah :
a. Bukti bahwa pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai telah
dilakukan.
b. Sumber data untuk melakukan pengaturan dan pengendalian.

12
c. Sumber data untuk pembuatan laporan.
8. Pemantauan dan Evaluasi Pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
Dilakukan secara periodik dengan tujuan untuk :
a. Mengendalikan dan menghindari terjadinya kesalahan dalam
pengelolaan obat dan bahan medis habis pakai sehingga dapat
menjaga kualitas maupun pemerataan pelayanan.
b. Memperbaiki secara terus menerus pengelolaan obat dan bahan
medis habis pakai
c. Memberikan penilaian terhadap capai kinerja pengelolaan.

E. Poli-Poli Yang Tersedia di Puskesmas Wawonasa


1. Umum 5. KB
2. Lansia 6. Gigi
3. Anak 7. TB / Kusta
4. Imunisasi dan Gizi

13
F. Struktur Organisasi Apotek Puskesmas Wawonasa

KEPALA PUSKESMAS

dr. Mardy Silvanus Rotinsulu


NIP. 197103262007011015

PENANGGUNG JAWAB
FARMASI

Laura N. Manundu, S.Si,Apt


NIP.19821105200902200

PENANGGUNG JAWAB PENANGGUNG JAWAB


APOTEK GUDANG OBAT

Laura N. Manundu, S.Si,Apt Meivan Watupongoh


NIP.198211052009022003 NIP. 198305032005011004

STAF APOTEK

Rafika Basalamah,Amd.Farm
NIP. 198704242009032001

14
BAB IV
PEMBAHASAN

Praktek Belajar Lapangan bertempat di Puskesmas Wawonasa Jl.Pattimura


No.6 Kel.Karame Lingkungan 1 Kec.Singkil Manado. Waktu pelaksanaan
dilakukan pada tanggal 02 Mei sampai 19 Mei 2023, pukul 08.00-14.00 WITA.
Kegiatan yang dilakukan yakni :
1. Menerima Resep dari Pasien
2. Melakukan skrining resep
3. Menyediakan obat dan menulis etiket obat
4. Mengecek kembali kesesuaian obat pada resep
5. Memberikan pelayanan informasi obat kepada pasien
6. Membersihkan ruangan gudang obat dan apotek
7. Mendata obat-obat kadaluarsa (Expired)
8. Melakukan perekapan penggunaan obat harian
9. Mengambil obat dalam Gudang untuk mengisi stok dalam apotek

A. Alur Pelayanan Puskesmas Wawonasa


Pasien datang ke puskesmas mengambil nomor antrian,
pendaftaran dan pasien menunggu panggilan, setelah itu dilakukan
registrasi hingga mendapatkan nomor antrian pemeriksaan, menuju ruang
tunggu pemeriksaan (Poli gigi, Poli KIA/KB, Poli Umum), setelah
konsultasi ke dokter pasien mendapatkan resep dan menebus resep di
apotik, setelah mendapatkan obat pasien pulang. Berikut Alur Pelayanan
Puskesmas Wawonasa :

15
Pasien datang

Pulang

UGD

Rujuk
Ambil nomor antri,
pendaftaran &
tunggu panggilan

Registrasi &
mendapatkan nomor
antri pemeriksaan

Menuju ruang
tunggu pemeriksaan Konsultasi
Sanitasi

Poli Gigi Konsultasi


Gizi
Pemeriksaan
laboratorium Poli KIA/KB
Konsultasi
HIV /AIDS
Poli Umum

Konsultasi
Apotek
TB PARU

Pulang

B. Alur Pelayanan Obat di Apotek Wawonasa


Pasien datang memberikan resep, TTK mengambil resep dan
melakukan skrining resep. Apabila telah sesuai, TTK kemudian menulis
etiket dan menyediakan obat. (Jika ada kekosongan obat TTK
menghubungi dokter untuk mengganti obat), setelah itu obat dikemas dan
diperiksa kembali, kemudian obat diberikan kepada pasien sambal
memberikan PIO, setelah itu pasien pulang.

16
Resep masuk Pasien ambil nomor

Skrining resep

Jika sesuai Jika tidak sesuai

Tulis etiket Hubungi dokter

Sedia Obat dan periksa expire

Obat dikemas dalam plastik beserta etiket

Periksa kesesuaian resep, obat dan etiket

Paraf petugas sedia obat

Serahkan obat (panggil nomor antrian)

PIO

Paraf petugas Paraf pasien

Isi lembar cheklist Pasien pulang


PIO

17
C. Tupoksi Apotek Puskesmas Wawonasa
1. Tupoksi apoteker
a. Tugas
Penanggung jawab farmasi puskesmas meliputi
1) Penanggung jawab farmasi
a. Melaksanakan pelayanan farmasi klinik
b. Pengkajian resep
c. Peracikan obat (obat jadi, puyer, pencampuran sirup kering)
d. Penyerahan obat
e. Pelayanan informasi obat
f. Mengisi formulir cheklist PIO
2) Penanggung jawab obat psikotropika dan narkotika
3) Anggota Tim perencanaan Obat Puskesmas
4) Membuat laporan formulir monitoring indikator peresepan
penggunaan obat yang rasional (POR)
5) Membuat berita acara pengambilan atau pemusnahan obat
karena rusak atau ED
6) Membuat laporan bulanan pelayanan kefarmasian di
puskesmas, Melakukan Tugas lain yang diberikan Pimpinan

- Fungsi
1) Membantu kepala puskesmas dalam melaksanakan kegiatan
kefarmasian.
2) Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Puskesmas.

- Wewenang
1) Melakukan kegiatan kefarmasian di Puskesmas.
2) Memberikan PIO kepada tenaga kesehatan lain di Puskesmas.

18
2. Tupoksi TTK
a. Staf Apotek
- Tugas
1) Melakukan pelayanan resep meliputi :
a) Skrining resep
b) Pembuatan etiket
c) Peracikan (obat jadi, puyer dan campuran sirup
kering)
d) Penyerahan obat
e) Melakukan PIO (bila apoteker berhalangan)
f) Mengisi formulir cheklist PIO
2) Membuat laporan pemakaian obat harian
3) Mengisi kartu stok obat apotek
4) Membuat LPLPO apotek
5) Mendokumentasikan obat rusak atau ED
6) Mengisi buku pengadaan dan pengeluaran obat apotek
7) Melakukan tugas lain yang di berikan oleh pimpinan
8) Membuat LPLPO Puskesmas

- Fungsi
Membantu kepala puskesmas dalam melaksanakan kegiatan
kefarmasian.

- Wewenang
1) Melakukan kegiatan kefarmasian di apotek
2) Memberikan bimbingan teknis kefarmasian kepada asisten
apoteker di bawah jenjang jabatanya.

b. Staf Gudang
- Tugas
1) Membuat perencanaan obat

19
2) Membuat LPLPO
3) Menerima, menyimpan dan menyalurkan obat ke unit kerja
4) Membuat laporan persediaan obat tahunan
5) Mengisi kartu stok Gudang
6) Mendokumentasikan obat rusak atau ED
7) Melakukan tugas lain yang di berikan oleh pimpinan

- Fungsi
1) Membantu Kepala Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan
kefarmasian.
2) Membantu Kepala Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan
lain yang diberikan.

- Wewenang
Melakukan kegiatan kefarmasian di Gudang Obat dan
Apotek.

D. Sistem Pengelolaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai Di Puskesmas


Wawonasa
1. Perencanaan Kebutuhan
Perencanaan merupakan proses kegiatan seleksi Obat dan Bahan
Medis Habis Pakai untuk menentukan jenis dan jumlah Obat dalam
rangka pemenuhan kebutuhan Puskesmas.
Perencanaan kebutuhan obat dan bahan medis habis pakai
dilakukan oleh tim perencanaan yang terdiri dari dokter, dokter gigi,
bidan dan perawat, serta pengelola program yang berkaitan dengan
pengobatan. Proses seleksi Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
dilakukan dengan mempertimbangkan pola penyakit, pola konsumsi
obat periode sebelumnya, data mutasi Obat, dan rencana
pengembangan. Proses seleksi Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
juga harus mengacu pada Daftar Obat Esensial Nasional (DOEN) dan

20
Formularium Nasional. Proses perencanaan kebutuhan Obat per tahun
dilakukan secara berjenjang (bottom-up).
2. Pengadaan Obat dan Bahan Medis Habis Pakai
Pengadaan obat dan perbekalan farmasi rutin/bulan diawali oleh
pembuatan LPLPO oleh Petugas Gudang obat yang telah berkonsultasi
dengan Apoteker kemudian disetujui oleh Kepala Puskesmas. LPLPO
yang telah disetujui kemudian di kirim ke IFK Dinas Kesehatan Kota
Manado melalui E-mail dan membawa Hard Copy langsung ke IFk.
LPLPO dimasukkan paling lambat tanggal 5 bulan berjalan.
3. Penerimaan
Obat akan diantarkan/didistribusikan oleh petugas IFK ke
Puskesmas paling lambat 3 hari sejak LPLPO dimasukkan ke IFk.
Obat dan bahan medis habis pakai akan diterima oleh Petugas Farmasi
di Puskesmas dengan mengecek kembali jumlah obat, nomor batch,
kondisi fisik obat, isi, kemasan dan kekuatan sediaan, kelengkapan
dan kebenaran pengiriman obat, dan expire date kemudian dicocokkan
dengan DBMB (Dokumen Bukti Mutasi Barang) yang diberikan oleh
IFK Dinas Kesehatan Kota Manado kemudian dilakukan pencatatan
kartu stock obat.

21
4. Penyimpanan
PenyimpananObat dan Bahan Medis Habis Pakai dengan
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
a. Bentuk dan jenis sediaan;
b. Stabilitas (suhu, cahaya, kelembaban);
c. Mudah atau tidaknya meledak/terbakar; dan
d. Narkotika dan psikotropika disimpan dalam lemari khusus.
Untuk penyimpanan obat di PuskesmasWawonasa di simpan dalam
gudang obat dan menggunakan system FEFO (First Expire First
Out).
5. Pendistribusian
Obat dan Bahan Medis Habis Pakai yang ada di dalam Gudang
Obat Puskesmas didistribusikan di apotek dan unit pelayanan di
Puskesmas sesuai dengan LPLPO masing-masing unit pelayanan.
6. Pencatatan Dan Pelaporan
Pencatatan di PuskesmasWawonasa meliputi :
a. Pencatatan obat yang masuk dan keluar dari Gudang Obat.
b. Pencatatan penggunaan obat berdasarkan resep yang masuk ke apotek
yang direkap setiap hari dan disalin kelaporan bulanan.
Pelaporan Di Puskesmas Wawonasa meliputi :
a. Laporan pemakaian dan lembar permintaan obat (LPLPO)
b. Laporan penggunaan obat rasional
c. Laporan obat narkotika dan psikotropika

21
E. Prosedur Pemberian Informasi Penggunaan Obat puskesmas
Wawonasa
Prosedur ini menatur tata cara pemberian informasi obat yang
memadai dengan bahasa yang dapat dimengerti oleh pasien/keluarga
pasien.
a. Tujuan
1. Supaya pasien memahami cara penggunaan obat yang baik dan
benar.
2. Sebagai pedoman petugas obat dalam pemberian informasi
penggunaan obat.
b. Langkah-langkah menyiapkan informasi penggunaan obat kepada
pasien meliputi :
1. Jumlah, jenis, dan kegunaan masing-masing obat.
2. Bagaimana cara pemakaian masing-masing obat yang meliputi
bagaimana cara memakai obat, kapan harus
mengonsumsi/menggunakan obat, berapa banyak/dosis
dikonsumsi sebelumnya, waktu sebelum atau sesudah makan,
frekuensi penggunaan obat/rentang jam pengunaan obat.
3. Peringatan atau efek samping obat.
4. Bagaimana mengatasi jika terjadi masalah efek samping obat.
5. Tata cara penyimpanan obat
6. Pentingnya kepatuhan penggunaan obat.
c. Langkah-langkah melakukan PIO
1. Panggil nomor antrian
2. Tanya data pasien (nama, umur, dan alamat)
3. Tanya keluhan sakit (apa yang sudah dijelaskan dokter tentang
obatnya)
4. Jelaskan nama obat, sediaan, dosis, cara pakai, indikasi obat,
stabilitas obat, dan efek samping.
5. Tanya pasien jikalau sudah mengerti (bila perlu minta pasien
mengulang apa yang kita jelaskan)

22
6. Paraf pasien pada resep
7. Isi formulir cheklist PIO

22
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan Tujuan PBL di Puskesmas Wawonasa maka dapat
disimpulkan, antara lain :
1. Setelah melaksanakan PBL di Puskesmas Wawonasa peserta PBL
mendapatkan banyak manfaat baik dari pengalaman ilmu kompetensi
atau keterampilan, pengetahuan tentang etos kerja,
2. Mengetahui peran sebagai Ahli Madya Farmasi atau TTK di
puskesmas yakni melakukan tugas serta tanggung dalam melayani
pasien, selain itu juga sebagai Ahli Madya Farmasi memerlukan
ketelian yang tinggi dalam melayani resep pasien dalam hal ini
dilakukan skrining resep hingga penyerahan obat dan PIO.
3. Sebagai TTK bertanggung jawab dalam mengendalikan ketersediaan
obat di puskesmas Bersama-sama dengan apoteker baik dalam proses
perencanaan obat serta penanggulangan obat expired di puskesmas.

B. Saran
Saran kami untuk penyimpanan obat di Puskesmas lebih tertata
dikarenakan pada saat praktikum kami merasa penyimpanan obat belum
tertata dengan baik dikarenakan ada obat-obat yang belum disusun
berdasarkan alphabet. Juga sebaiknya antrian untuk pengambilan obat
menggunakan nomor antrian sesuai dengan alur yang ada, agar masyarakat
yang menunggu sesuai nomor antrian. Kemudian untuk etiket sebaiknya
menyediakan etiket warna biru untuk pemakaian obat luar dan tidak ditulis
dikemasan obat. Kemudian dalam kardus obat-obatan expired kami
menemukan ada obat-obat yang masih dapat digunakan atau dalam
keadaan belum expired yang mungkin dapat lebih diperhatikan oleh
petugas.

22
Saran bagi Poltekkes Manado agar waktu PBL di dapat lebih
diperpanjang agar mahasiswa dapat lebih memahami dengan baik
bagaimana proses pelayanan kesehatan di Puskesmas Wawonasa.

22
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 43 Tahun 2019 Tentang Pusat


Kesehatan Masyarakat

SIMPEG BPKSDM KOTA MANADO (bkd.manadokota.go.id)

Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 75 tahun 2014 Tentang Kesehatan


Masyarakat

Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 74 tahun 2016 Tentang Standar


Pelayanan Kefarmasian Di Puskesmas. Jakarta :Depkes RI.

Kementerian Kesehatan RI.2010.Materi Pelayanan Manajemen Kefarmasian Di


Puskesmas. Jakarta:menkes RI

22
LAMPIRAN
PUSKESMAS WAWONASA

Gambar 1.1. Bangunan Puskesmas Wawonasa

Gambar 1.2. Gambar Resep

22
Gambar1.3. Tempat Penyimpanan Obat

Gambar1.4. LPLPO

Gambar 1.5. Dokumentasi di Depan Apotek Puakesmas Wawonasa

22

Anda mungkin juga menyukai