Anda di halaman 1dari 19

PENGARUH PENYALURAN KREDIT BANK TERHADAP JUMLAH

VOLUME TRANSAKSI PASAR UANG ANTAR BANK (PUAB)


Makalah ini dususun untuk memenuhi tugas Ujian Akhir Semester (UAS) pada
mata kuliah Ekonometrika
Dosen Pengampu:
Kharisma Rindang Sejati, M.E.

Disusun oleh:
Siti Azwazura (200501090)

KELAS V/C
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM
2022/2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh


Rasa syukur kita panjatkan kepada Allah SWT. yang telah memberikan rahmat dan taupik
hidayahnya kepada kita semua sehingga penulis bisa menyelesaikan tugas makalah Ekonomi
Politik dengan insha Allah baik. Shalawat beserta salam tak lupa pula kita layangkan kepada
nabi besar kita Nabi Muhammad SAW. serta tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada Ibu
Kharisma Rindang Sejati, M. E. selaku dosen mata kuliah Ekonomi Politik. Alhamdulillah
penulis besyukur sekali telah diberikan kesempatan untuk membuat makalah yang berjudul
“Pengaruh Penyaluran Kredit Bank Terhadap Jumlah Volume Transaksi Pasar Uang
Antar Bank (PUAB)” Dimana penulis ingin memberikan penjelasan mengenai latar belakang,
rumusan masalah, tujuan, pengertian dan lain sebagainya yang nantinya akan disampaikan dalam
materi makalah kali ini.

Dalam penulisan makalah ini, kami menyadari masih banyak terdapat kesalahan dan
kekeliruan, baik yang berkenaan dengan materi pembahasan maupun dengan teknik pengetikan,
walaupun demikian, inilah usaha maksimal kami selaku para penulis usahakan.

Dengan adanya makalah ini semoga dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca agar
kedepannya dapat mewujudkan karakter generasi muda bangsa yang beriman, berilmu, taqwa
dan sukses dunia akhirat serta menjadi generasi muda yang berahlak maju dan kompeten
kedepannya aamiin... Sekian dan terimakasi

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Mataram, Oktober 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................i
.............................................................................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................1
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................3
A. Pasar Uang Antar Bank......................................................................................3
1. Pengertian Pasar Uang Antar Bank.......................................................3
2. Peserta PUAB...........................................................................................3
3. Permintaan dan Penawaran...................................................................4
4. Tata Cara Pelaksanaan Transaksi.........................................................4
B. Penyaluran Kredit Bank.....................................................................................5
1. Pengertian Dana Kredit..........................................................................5
2. Prinsip-Prinsip Kegiatan Bank Dalam Menyalurkan Kredit.............5
3. Fungsi Bank Dalam Sistem Hukum Perbankan...................................7
C. Pengaruh Penyaluran Kredit Bank Terhadap Volume Transaksi PUAB.....8
D. Uji Regresi dan Uji T...........................................................................................9
1. Uji Regresi................................................................................................9
2. Uji T........................................................................................................10
E. Uji Asumsi Klasik..............................................................................................11
1. Uji Normalitas........................................................................................11
2. Uji Multikolinierilitas............................................................................11
3. Uji Heteroskedastisitas..........................................................................12
4. Uji Autokorelasi.....................................................................................13
BAB III PENUTUP.......................................................................................................15
A. Kesimpulan.........................................................................................................15
B. Penutup...............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................16

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Fungsi bank sebagai lembaga intermediasi berjalan dengan cara menyalurkan
kredit kepada masyarakat sebagai nasabah. Fungsi tersebut mendukung terjadinya
peningkatan usaha pada level debitor sehingga menggerakkan perekonomian dan
mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara
Pada lembaga perbankan, persoalan likuiditas adalah persoalan pada dua sisi pada
neraca bank. Sebagai lembaga kepercayaan, bank harus sanggup menjalankan fungsinya
sebagai penghimpun dan sebagai penyalur dana untuk memperoleh profit yang wajar.
Pada sisi pasiva, bank harus mampu memenuhi kewajiban kepada nasabah setiap ada
penarikan simpanan nasabah. Pada sisi aktiva bank harus menyanggupi pencariam kredit
yang telah diperjanjikan (Taswan, 2010: 246)
Bila likuiditas minimum yang ditentukan oleh Bank Sentral tidak dapat dipenuhi
oleh bank bank, berarti bank tersebut tidak likuid akibatnya dapat menimbulkan
hilangnya kepercayaan masyarakat dan ini akan merugikan bank itu sendiri. Mayoritas
perbankan mengalami kesulitan likuiditas yang dibuktikan dengan pelanggaran Giro
Wajib Minimum (GWM) dan pelanggaran saldo debet. Pasar Uang Antar Bank (PUAB)
sebagai salah satu sarana untuk mendapatkan sumber dana guna mengatasi likuiditas
bank (Bank Indonesia).
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Pasar Uang Antar Bank (PUAB)?
2. Apa itu Penyaluran Kredit Pada Perbankan
3. Bagaimana pengaruh Penyaluran Kredit Bank Terhadap jumlah
volume transaksi pada PUAB.
4. Bagaimana cara dan hasil uji regresi dan uji T?
5. Bagaimana cara dan hasil dari uji asumsi klasik?
C. Tujuan Penulisan

1
Makalah ini ditulis dengan tujuan untuk menambah wawasan masyarakat
khususnya mahasiswa mengenai bagaimana pengaruh penyaluran kredit oleh perbankan
terhadap jumlah volume transaksi pada Pasar Uang Antar Bank (PUAB) yang dilakukan
melalui uji-uji dalam ekonometrika.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pasar Uang Antar Bank (PUAB)


1. Pengertian Pasar Uang Antar Bank
Menurut Slamet Riyadi, Pasar uang atau atau interbank money market adalah
pinjam meminjam antar bank yang dilakukan oleh bank-bank komersial dalam
rangka memenuhi kebutuhan likuiditas atau untuk memanfaatkan dana agar tidak
terjadi idle fund (Riyadi, 2003 : 90)
Menurut Anwar dkk, PUAB adalah sarana pinjam meminjam yang dilakukan
oleh antar bank. Pada mulanya PUAB diperkenalkan dengan tujuan untuk
mengatasi likuiditas bagi bank yang kalah kliring, namun dalam perekembangannya
PUAB tidak hanya terbatas untuk menutup kekalahan kliring, tetapi juga dapat
dimanaatkan untuk penanaman dana bagi bank yang kelebihan dana (Anwar dkk,
1998 : 5)
Menurut Hakim dkk, faktor-faktor yang berpengaruh dalam penentuan suku
bunga pasar uang antar bank (PUAB) di Indonesia, yaitu: (Hakim dkk, 2000 : 55)
a. Kondisi likuiditas di pasar uang
b. Kondisi likuiditas di bank
c. Kondisi bank countemparty

Kondisi likuiditas likuiditas di pasar dapat kita lihat dari jumlah uang
beredar, nilai tukar, suka bunga SBI, suku bunga pinjaman, dll. Sedangkan
kondisi likuiditas di bank itu sendiri dapat kita lihat dari suku bunga
penghimpunan dana, suku bunga penyalur dana, jumlah penyaluran kredit yang
dilakukan oleh bank, dan penghimpunan dana pihak ketiga oleh bank, dll. Kondisi
bank counterparty (bank pesaing) dapat kita lihat dari pengelompokkan bank oleh
pasar seperti: good name bank, bad name bank, big local bank, dan lainnya.1

2. Peserta PUAB
1
Darwin dkk. Determinan Dan Struktur Pasar Uang Antar Bank (PUAB) di Indonesia Periode 2010-2015.
Jurnal Pembangunan. Vol. 5, No. 2, Oktober 2016

3
Yang ikut dalam pasar uang antarbank adalah Bank-bank umum dan Bank-
bank pembangunan yang menjadi peserta kliring di tempat pasar uang antarbank
diselenggarakan. Setiap bank diwakilili olehnkantor pusat atau cabangnya yang
ditetetapkan oleh dirreksi bank yang bersangkutan.
3. Penawaran dan Permintaan
Penawaran dan permintaaan dapat dilakukan langsung antara masing-masing
pihak. Untuk mempermudah trandaksi, maka baik pihak yang menawarkan
maupun pihak yang melakukan permintaan dana dapat menggunakan Lembaga
Keuangan bukan bank yang telah mendapat izin Menteri Keuangan sebagai
perantara (broker)
Transaksi dalam pasar uang antarbank ini merupakan transaksi yang jagkanya
sangat pendek, yang dibayar kembali setelah lewat beberapa hari dari jangka waktu
paling lama (termasuk perpanjangan) ditetapkan tujuh hari terhitung sejak
penutupan transaksi yang pertama. Apabila setelah melewati hari ketujuh
pinjaman belum juga diseelsaikan, maka pinjaman tersebut harus diperlakukan
sebagai pemberian kredit biasa dan untuk itu harus dipenuhi persyaratan-
persyaratan formal mengenai pemberian kredit antara lain dengan melengkapi: akad
kredit, pembayarakan bea materai kredit, mengikatkan jaminan, dan hal-lal lain
yang lazim berlaku di bidang perkreditan
4. Tata Cara Pelaksanaan Transaksi
Suatu transaksi di pasar uang antarbank dapat terjadi apabila ada dua pihak
yang bersedia melaksananakan transaksi tersebut.
a. Pihak pertama adalah pihak yang mempunyai kelebihan dana disebut pihak
yang meminjamkan (lending bank)
b. Pihak kedua adalah pihak yang membutuhkan dana atau pihak yang
menerims pinjaman, pihak ini disebut borrowing bank

Persetujuan antara kedua belah pihak meliputi

a. Jumlah pinjaman
b. Jangka wakru pinjaman
c. Tignkat diskonto

4
Jika persetujuan ini telah trcapai maka pihak lending bank 30 m3nit setelah
kliring retur selesai harus menyerahkan bilyet giro Bank Indonesia untuk
memindahkan dananya ke rekening peserta yang meminjam (borrowing bank)
mengeluarkan surat aksep/promes yang ditujukan pada lending bank yaitu
pernyataan janji akan membayar Kembali dana transaksi tersebut pada waktu yang
disebutkan dalam surat aksep/promes tersebut.2

B. Penyaluran Kredit Bank


1. Pengertian Penyaluran Kredit
Kredit merupakan fasilitas keuangan yang memungkinkan sessorang atau
badan usaha meminjam uang untuk membeli produk dan membayarnya Kembali
dalam jangka waktu yang ditentukan dengan dikenakan bunga. Berdasarkan
Undang-Undang Perbankan, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
disamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam
antara bank dan pihak lain, yang mewajibkan pihak meminja untuk melunasi
utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Krdit disedaiakan
oleh bsnk umum konvensional, BPR, dan Pegadaian.3
Menyalurkan dana merupakan kegiatan menjual dana yang berhasil dihimpun
dari masyarakat. Kegiatab ini dikenal dengan nama kegaiatan Lending. Penyaluran
dana yang dilakukan oleh bank dilakukan melalui pemberian pinjaman yang dalam
masyarakat lebih dikenal dengan nama kredit (Kasmir, 2007)
Menyalurkan dana dalam bentuk kredit berarti melemparkan Kembali dana
yang telah dihimpun bank melalui simpanan masyarakat kepada masyarakat dalam
bentuk kredit atau pinjaman.4
2. Prinsip-Prinsip Kegiatan Bank Dalam Menyalurkan Perkreditan
Sebelum suatu fasilitas kredit di berikan maka bank harus merasa yakin
bahwa kredit yang di berikan benar-benar akan kembali. Keyakinan tersebut di
peroleh dari hasil penilaian kredit sebelum tersebut di salurkan. Penilaian kredit

2
Thomas Suyanto. Lembaga Perbankan. (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1999) h. 86-87
3
https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Article/316 diakses pada 16 Oktober 2022 pukul 15.24
4
Wiwik Radar Harmayati, Dwi Rahayu. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit Pada Bank
Umum Yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ekonomi Manajemen dan Akuntansi. No. 46, Th.XXVI. April
2019

5
oleh bank dapat dilakukan dengan berbagai cara untuk mendapatkan keyakinan
tentang nasabahnya, seperti melalui prosedur penilaian yang benar. Dalam
melakukan penilaian kriteria-kriteria serta aspek penilaiannya tetap sama. Begitu
pula dengan ukuran-ukuran yang di tetapkan sudah menjadi standar penilaian setiap
bank. Biasanya kriteria penilaian yang harus dilakukan oleh bank untuk
mendapatkan keuntungan dilakukan dengan analisis 6C dan 7P.
Adapun penjelasan untuk analisis dengan 6C kredit adalah sebagai berikut:
a. Character
Suatu keyakinan bahwa, sifat atau watak dari orang-orang yang akan di
berikan kredit benar-benar dapat di percaya, hal ini tercemin dari latar belakang
si nasabah baik yang berlatar belakang pekerjaan maupun yang bersifat pribadi
seperti cara hidup atau gaya hidup yang di anutnya, keadaan keluarga, hoby
dan social standingnya. Ini semua merupakan ukuran kemauan membayar.
b. Capacity
Untuk melihat nasabah dalam kemampuannya dalam bidang yang di
hubungkan dengan pendidikannya, kemampuan bisnis juga di ukur dengan
kemampuannya dalam memahami tentang ketentuan-ketentuan pemerintah.
Begitu pula dengan kemampuan dalam menjalankan usahanya selama ini. Pada
akhirnya akan terlihat kemampuannya dalam mengembalikan dana.
c. Capital
Untuk melihat penggunaan modal apakah efektif, dilihat dari laporan
keuangan (neraca dan laporan rugi laba) dengan melakukan pengukuran seperti
dari segi likuiditas, solvabilitas, rentabilitas dan ukuran lainnya. Capital juga
harus dilihat dari sumber mana saja modal yang ada sekarang ini.
d. Colleteral
Merupakan jaminan yang di berikan calon nasabah bank yang bersifat
fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang di
berikan. Jaminan juga harus di teliti keabsahannya, sehingga jika terjadi suatu
masalah, maka jaminan yang di titipkan akan dapat dipergunakan secepat
mungkin
e. Condition

6
Dalam menilai kredit hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi dan politik
sekarang dan di masa yang akan datang sesuai sektor masing-masing, serta
prospek usaha dari sektor yang ia jalankan. Penilaian prospek bidang usaha
yang di biayai hendaknya benar-benar memiliki prospek yang baik, sehingga
kemungkinan kredit tersebut bermasalah relatif kecil.
f. Competence
Kepastian tentang siapa dari pihak calon debitur yang secara hukum
mempunyai kewenangan untuk meminjam dari bank, diperlukan untuk
menghindari kemungkinan debitur menolak mengembalikan kredit
3. Fungsi Bank Dalam Sistem Hukum Perbankan
Sesuai dengan dinamika perekonomian nasional dan internasional di ikuti
perubahan budaya yang bergerak cepat dengan tantangan yang semakin kompleks
dan meluas, maka Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1967 perlu disusun kembali
dengan mengadakan pembaharuan pada tataran idealistik hukum sehingga mampu
menyahuti realistik hukum. Pembaharuan diawali dengan adanya indikasi
perubahan di bidang perbankan sejak tahun 1983 yang di ikuti kebijakan baru di
bidang moneter dan perbakan yang dikenal dengan tahap awal deregulasi.
Kebijakan selanjutnya di ikuti dengan Paket Juni (Pakjuni) 1983, disusul dengan
Paket Oktober (Pakto) 1988, Pakjun 1990, Paket Februari 1991, dan mencapai
puncaknya pada tahun1992 dengan melahirkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun
1992 tentang Perbankan. Melalui undang-undang ini dinyatakan bahwa perbankan
memiliki fungsi utama sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat. Fungsi
perbankan tersebut pada era reformasi tetap dikukuhkan dan tidak mengalami
perubahan sebagaimana terlihat dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998
tentang Perbankan. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 ini membedakan bank
berdasarkan kegiatan usahanya menjadi dua, yaitu bank yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional dan bank yang melaksanakan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah.
Sebagaimana disebutkan dalam butir 13 Pasal 1 Undang-Undang Nomor 10
Tahun 1998 memberikan batasan pengertian prinsip syariah sebagai aturan
perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan

7
dana dan/atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan usaha lainnya yang
dinyatakan sesuai dengan syariah, antara lain, pembiayaan berdasarkan prinsip bagi
hasil (mudharabah), pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal
(musharakah), prinsip jual beli barang dengan memperoleh keuntungan
(murabahah), atau pembiayaan barang modal berdasarkan prinsip sewa murni tanpa
pilihan (ijarah), atau dengan adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang
yang di sewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah wa iqtina).5
C. Pengaruh Penyaluran Kredit Bank Terhadap Volume Transaksi PUAB
Dalam perbankan terdapat namanya likuiditas, yaitu kemampuan bank untuk
memenuhi kewajiban tunai dan agunannya tanpa mengalami kerugian yang tidak dapat
diterima. Risiko likuiditas mengacu pada bagaimana ketidakmampuan bank untuk
memenuhi kewajibannya (baik yang nyata maupun dipersepsikan) mengancam posisi
keuangan atau keberadaannya.6 Jika bank mengalami likuiditas maka bank tersebut telah
kesulitan membayar kewajiban dalam arti bank sudah tidak dapat menjamin dana bagi
para depositan maupun dana untuk pemberian kredit.
Salah satu komponen faktor permodalan di bank adalah kecukupan modal (Riyadi
2017). Rasio untuk menguji kecukupan modal bank yaitu rasio Capital Adequacy Ratio
(CAR). Menurut (Kasmir 2016) CAR merupakan rasio kewajiban pemenuhan modal
minimum yang harus dimiliki oleh bank. Untuk saat ini minimal CAR sebesar 8 persen
dari Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Capital Adequacy Ratio (CAR) yaitu
ratio minimum perbandingan antara modal risiko dengan aktiva yang mengandung risiko
(Abdullah dan Tantri 2013). Nilai Capital Adequacy Ratio (CAR) yang tinggi maka akan
meningkatkan kemampuan dalam hal finansial bank termasuk mengantisipasi kerugian
yang timbul dari aktivitas penyaluran kredit perbankan (Febrianto dan Muid 2013).
Semakin tinggi Capital Adequacy Ratio (CAR) maka semakin besar pula sumber daya
finansial yang dapat digunakan untuk keperluan pengembangan usaha dan mengantisipasi
potensi kerugian yang diakibatkan oleh penyaluran kredit (Oktaviani 2012). 7 Maka, untuk
5
Andrew Nathanael Saroinsong. Fungsi Bank Dalam Sistem Penyaluran Kredit Perbankan. Lex Privatum, Vol.
2, No. 3, Agustus-Oktober 2014
6
https://www.sas.com/id_id/insights/risk-management/liquidity-risk.html#:~:text=Likuiditas%20adalah
%20kemampuan%20bank%20untuk,mengancam%20posisi%20keuangan%20atau%20keberadaannya Diakses pada
16 Oktober 2020 pukul 22.24
7
Siti Nurmalia Adha dan Hedwigis Esti Riwayati. Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi Penyaluran
Kredit Perbankan (Studi pada Bank Umum Milik Negara). Jurnal Inovasi Bisnis dan Manajemen Indonesia. Vol. 3,

8
tetap menjaga finansialnya maka bank akan melakukan kegiatan Pasar Uang Antar Bank
(PUAB), Dengan adanya kegiatan penyaluran kredit yang dilakukan perbankan maka
harus disediakan finansial, untuk mengatasi masalah itu maka bank akan tetap menjaga
likuiditasnya dengan melakukan transaksi Pasar Uang Antar Bank (PUAB). Maka jika
kredit meningkat PUAB pun akan meningkat.
Berdasarkan yang tercatat di Bank Indonesia (BI), berikut data jumlah volume
transaksi Pasar Uang Antar Bank (PUAB) dan penyaluran kredit bank pada BPS dalam
11 tahun terakhir dari 2010 sampai 2020

No Tahun Volume PUAB Kredit Bank


1 2010 97,432 210.65
2 2011 95,585 206.74
3 2012 71,605 194.98
4 2013 84,601 196.55
5 2014 78,090 204.44
6 2015 81,563 204.29
7 2016 81,344 192.96
8 2017 85,330 178.73
9 2018 114,772 170.98
10 2019 113,327 166.28
11 2020 60,535 154.53
Source : bi.go.id dan bps.go.id

D. Uji Regresi dan Uji T


1. Uji Regresi
Analisis/uji regresi merupakan suatu kajian dari hubungan antara satu
variabel, yaitu variabel yang diterangkan (the explained variabel) dengan satu atau
lebih variabel, yaitu variabel yang menerangkan (the explanatory). Apabila variabel
bebasnya hanya satu, maka analisis regresinya disebut dengan regresi sederhana.

No. 1, Desember 2019

9
Dependent Variable: PUAB
Method: Least Squares
Date: 10/17/22 Time: 14:21
Sample: 2010 2020
Included observations: 11

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

KREDIT -41.65449 294.0921 -0.141638 0.8905


C 95533.86 55886.97 1.709412 0.1215

R-squared 0.002224 Mean dependent var 87653.09


Adjusted R-squared -0.108640 S.D. dependent var 16520.04
S.E. of regression 17394.28 Akaike info criterion 22.52864
Sum squared resid 2.72E+09 Schwarz criterion 22.60098
Log likelihood -121.9075 Hannan-Quinn criter. 22.48303
F-statistic 0.020061 Durbin-Watson stat 1.661805
Prob(F-statistic) 0.890486

Dari hasil data pengolahan data terdapat persamaan regresi dalam bentuk
persamaan ekonometrika sebagai berikut:
 Berapapun kenaikan Kredit, maka akan meningkatkan PUAB sebesar 95533.86
(cetris varibus)
 Peningkatan satu-satuan kredit akan menurunkan -41.65449 satuan PUAB
2. Uji T
Uji T dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel indenpenden terhadap
variabel dependen secara parsial. Untuk menentukan hasil uji-t dari sebuah data
maka kita harus menentukan hipotesisnya terlebih dahulu. Karena uji-t dilakukan
untuk mengetahui pengaruh variable dependen terhadap independen secara parsial /
individu.
 Ha : PUAB berpengaruh signifikan terhadap penyaluran kredit bank
 Ho : PUAB tidak berpengaruh signifikan terhadap Penyaluran kredit bank

Jika nilai prob.t-statistic lebih kecil dari 0,05 maka tingkat volume PUAB
berpengaruh signifikan terhadap kredit bank, namun jika nilai prob.t-statistic lebih
besar dari 0,05 maka volume PUAB tidak berpengaruh signifikan terhadap kredit
bank.

Berdasarkan data di atas dapat dilihat bahwa nilai Prob. 0,8905 > 0,05. Maka
artinya Ho diterima dan Ha ditolak, sehingga kredit tidak berpengaruh signifikan
terhadap volumr PUAB

10
E. Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui distribusi data dalam variabel
yang digunakan dalam penelitian. Data yang baik dan layak digunakan dalam
penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal. Untuk melakukan 7
pengujian asumsi normalitas data tersebut dilakukan menggunakan pengujian
jarque-Bera. Dengan hipotesis sebagai berikut :
 Ho ; Data berdistribusi normal
 Ha ; Data tidak berdistribusi normal
Maka dapat dihasilkan hipotesis sebgai berikut :
 Ho ; jika nilai probability > 0,05 maka data berdistribusi normal
 Ha ; jika nilai probability < 0,05 maka data terdistribusi tidak normal
6
Seri es: Residual s
Sample 2010 2020
5
Obse rvations 11

4
Mean 1.65e-12
Median -2758.948
3 Maximum 26360.23
Minimum -28561.99
2 Std. Dev. 16501.66
Skewness 0.160774
1 Kurtosis 2.390709

0 Jarque-Bera 0.217538
-20000 0 20000 Probability 0.896938

Berdasarkan grafik diatas, dapat dilihat bahwa nilai probability sebesar


0,896938 > 0,5. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persamaan dalam
penelitian ini berdistri normal
2. Uji Multikolinierilitas

11
Uji multikolonialitas dilakukan untuk menguji dan mengetahui apakah
dalam penelitian ini terdapat korelasiyang tinggi atau sempurna antar variabel
indenvenden dengan variabel devenden.
Kriteria dalam pengambilan keputusan :
 Jika niali VIF < 10 maka dinyatakan tidak terjadi multikolonialitas
 Jika nilai VIF > 10 maka dinyatakan terjadi multikolonialita
Variance Inflation Factors
Date: 10/17/22 Time: 14:26
Sample: 2010 2020
Included observations: 11

Coefficient Uncentered Centered


Variable Variance VIF VIF

KREDIT 86490.14 113.5536 1.000000


C 3.12E+09 113.5536 NA

Berdasarkan table diatas menunjukkan bahwa Centered VIF 1.000000 < 10


maka uji ini dinyatakan tidak terdapat masalah multikolinierilitas

3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam regresi
terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Model regresi yang baik tidak terjadi heteroskedastisitas. Untuk mengetahui
apakah data yang di uji terdapat heteroskedastisitas yaitu dengan menggunakan
uji Breusch-pagan-godfrey dengan melihat probability Obs*R-Square. Dengaan
hipotesis sebagai berikut :
 Ho ; probability Obs*R-Square > 0,05 berati tidak ada masalah
heteroskedastisitas
 Ha ; probability Obs*R-Square < 0,05 berarti ada masalah heteroskedastisita

12
Heteroskedasticity Test: Breusch-Pagan-Godfrey
Null hypothesis: Homoskedasticity

F-statistic 21.09535 Prob. F(1,9) 0.0013


Obs*R-squared 7.710455 Prob. Chi-Square(1) 0.0055
Scaled explained SS 3.589104 Prob. Chi-Square(1) 0.0582

Test Equation:
Dependent Variable: RESID^2
Method: Least Squares
Date: 10/17/22 Time: 14:28
Sample: 2010 2020
Included observations: 11

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 2.84E+09 5.67E+08 5.009246 0.0007


KREDIT -13705590 2984038. -4.592967 0.0013

R-squared 0.700950 Mean dependent var 2.48E+08


Adjusted R-squared 0.667723 S.D. dependent var 3.06E+08
S.E. of regression 1.76E+08 Akaike info criterion 40.97843
Sum squared resid 2.80E+17 Schwarz criterion 41.05077
Log likelihood -223.3813 Hannan-Quinn criter. 40.93282
F-statistic 21.09535 Durbin-Watson stat 1.878404
Prob(F-statistic) 0.001304

Berdasarkan hasil uji di atas, nilai Obs*R-square 0,0055 < 0,05 yang
artinya ada masalah heteroskedastisitas. Maka Ho (ditolak) dan Ha (diterima).

4. Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah hubungan residual satu observasi dengan residual
observasi lainnya. Jika nilai probability obs*R-square nya lebih besar dari 0,05
maka tidak ada masalah autokorelasi, namun jika nilai probability obs*R-square
nya lebih kecil dari 0,05 maka ada masalah autokorelasi.
Hipotesa :
Ho = Tidak ada masalah Autokorelasi.
Ha = Ada masalah Autokorelasi.

13
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
Null hypothesis: No serial correlation at up to 2 lags

F-statistic 1.761072 Prob. F(2,7) 0.2401


Obs*R-squared 3.682099 Prob. Chi-Square(2) 0.1587

Test Equation:
Dependent Variable: RESID
Method: Least Squares
Date: 10/17/22 Time: 14:30
Sample: 2010 2020
Included observations: 11
Presample missing value lagged residuals set to zero.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

KREDIT -135.9588 336.4723 -0.404071 0.6982


C 25396.83 64458.47 0.394003 0.7053
RESID(-1) 0.254726 0.474528 0.536798 0.6080
RESID(-2) -0.961009 0.512068 -1.876722 0.1027

R-squared 0.334736 Mean dependent var 1.65E-12


Adjusted R-squared 0.049623 S.D. dependent var 16501.66
S.E. of regression 16087.02 Akaike info criterion 22.48470
Sum squared resid 1.81E+09 Schwarz criterion 22.62939
Log likelihood -119.6659 Hannan-Quinn criter. 22.39349
F-statistic 1.174048 Durbin-Watson stat 1.906568
Prob(F-statistic) 0.385705

Berdasarkan hasil uji di atas, nilai Obs*R-square 0,1587 > 0,05 yang artinya
tidak ada masalah autokorelasi. Maka Ha (ditolak) dan Ho (diterima)

14
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pasar uang atau atau interbank money market adalah pinjam meminjam antar bank
yang dilakukan oleh bank-bank komersial dalam rangka memenuhi kebutuhan likuiditas
atau untuk memanfaatkan dana agar tidak terjadi idle fund.
Kredit merupakan fasilitas keuangan yang memungkinkan sessorang atau badan
usaha meminjam uang untuk membeli produk dan membayarnya Kembali dalam jangka
waktu yang ditentukan dengan dikenakan bunga. Berdasarkan Undang-Undang
Perbankan, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dan pihak lain,
yang mewajibkan pihak meminja untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu
dengan pemberian bunga. Krdit disedaiakan oleh bsnk umum konvensional, BPR, dan
Pegadaian
Berdasarkan hasil output eviews dan analisis dalam penelitian ini diperoleh hasil
bahwa secara parsial PUAB berpengaruh negatif terhadap penyaluran kredit bank satuan
cetris paribus. Dari segi praktik, penelitian ini berguna untuk menambah pengetahuan
kita dalam merespon dampak dari variabel yaitu volume PUAB terhadap penyaluran
kredit bank pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2020. Jika dilihat dari data maka
PUAB pada tahun 2020 mengalami penurunan drastis, ini disebabkan karena adanya
pandemi Covid-19 dimana perbankan tidak terlalu aktif mencari dana di PUAB sebab
dalam situasi pandemi selain perbankan sangat berhati hati dalam menyalurkan kredit,
permintaan kredit dari nasabah terbilang sepi. Alhasil, likuiditas perbankan pun sedang
dalam kondisi yang optimal.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah penelitian ini masih jauh dari
kata sempurna. Masih banyak kekurangan yang harus penulis perbaiki. Untuk itu kiranya

15
para pembaca mau memberikan masukan kritik dan saran yang membangun guna
perbaikan agar kedepannya bisa jauh lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Darwin dkk. Determinan Dan Struktur Pasar Uang Antar Bank (PUAB) di Indonesia Periode
2010-2015. Jurnal Pembangunan. Vol. 5, No. 2, Oktober 2016

Suyanto, Thomas. 1999. Lembaga Perbankan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama


https://sikapiuangmu.ojk.go.id/FrontEnd/CMS/Article/316 diakses pada 16 Oktober 2022 pukul
15.24
Wiwik Radar Harmayati, Dwi Rahayu. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyaluran Kredit
Pada Bank Umum Yang Go Publik di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ekonomi
Manajemen dan Akuntansi. No. 46, Th.XXVI. April 2019
Andrew Nathanael Saroinsong. Fungsi Bank Dalam Sistem Penyaluran Kredit Perbankan. Lex
Privatum, Vol. 2, No. 3, Agustus-Oktober 2014
https://www.sas.com/id_id/insights/risk-management/liquidity-risk.html#:~:text=Likuiditas
%20adalah%20kemampuan%20bank%20untuk,mengancam%20posisi%20keuangan
%20atau%20keberadaannya Diakses pada 16 Oktober 2020 pukul 22.24
Siti Nurmalia Adha dan Hedwigis Esti Riwayati. Analisis Faktor-faktor yang Memengaruhi
Penyaluran Kredit Perbankan (Studi pada Bank Umum Milik Negara). Jurnal Inovasi
Bisnis dan Manajemen Indonesia. Vol. 3, No. 1, Desember 2019

16

Anda mungkin juga menyukai