Anda di halaman 1dari 5

Pasangan Poligami Menurut Pandangan Alkitab

Oleh:

Pendahuluan
Poligami merupakan pernikahan yang melibatkan seorang suami dengan lebih dari
satu istri. Sampai saat ini, poligami masih menjadi topik kontroversial di masyarakat.
Pandangan masyarakat mengenai poligami sangat beragam, ada yang mendukung dan ada
juga yang menentang. Beberapa kalangan, terutama kaum hawa, umumnya menolak poligami
karena tidak ikhlas berbagi pasangan dengan orang lain.
Di Indonesia, poligami diatur dalam UU No. 1 Tahun 1974 pasal 3 ayat 2.
Didalamnya dijelaskan bahwa pengadilan dapat memberi izin kepada suami untuk beristri
lebih dari satu apabila dikehendaki oleh pihak-pihak yang bersangkutan (Miptahudin, 2018).
Meski memperbolehkan poligami, undang-undang sebenarnya berusaha memberikan payung
hukum untuk mengatur poligami yang sebelumnya begitu longgar. Seorang suami yang
hendak poligami dipersulit dengan beberapa syarat seperti kewajiban untuk meminta izin
pengadilan, mampu memenuhi kebutuhan istri-istri, dapat berlaku adil, serta syarat-syarat
tambahan lainnya yang dimaksudkan untuk memperkecil potensi terjadinya poligami (Rizki
et al., 2020).
Fenomena poligami tidak dapat dipahami sepenuhnya hanya melalui perspektif sosial
atau hukum semata. Poligami seharusnya juga dikaitkan dengan ajaran agama. Hal ini karena
manusia senantiasa membutuhkan tuntunan dari Tuhan Yang Maha Esa. Mengingat
perdebatan seputar poligami membutuhkan pemahaman yang cermat dan kontekstual
terhadap teks-teks kitab suci, penelitian ini secara khusus bertujuan untuk mendalami
pandangan Alkitab tentang poligami.

Isi
Poligami secara tegas dilarang dalam agama Kristen. Pernikahan Kristen menganut
dua prinsip utama yaitu monogami dan penolakan terhadap perceraian. Pernikahan
monogami menggambarkan ikatan eksklusif antara seorang laki-laki dengan seorang
perempuan yang saling mencintai. Fondasi monogami dalam Alkitab dapat ditemukan dalam
Matius 19 : 4-6 yang menyebutkan bahwa seorang pria akan meninggalkan ayah dan ibunya
dan akan terus bersatu dengan istrinya, dan keduanya menjadi satu daging (Lucey, 2023).
Pernikahan Kristen dijiwai, diwarnai, dan didasarkan oleh iman Kristen. Pernikahan
Kristen menjunjung tinggi kesatuan dan keutuhan sebagaimana dinyatakan oleh Matius 19:6
bahwa apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia (Marampa, 2021).
Pemisahan suami dan istri merupakan tindakan yang kejam dan bahkan mematikan, karena
mengakibatkan pembelahan satu entitas menjadi dua. Oleh karena itu, sangat jelas bahwa
Allah menghendaki pernikahan monogami yang abadi atau bersifat kekal. Dalam perspektif
ini, pernikahan tidak hanya dipandang sebagai institusi sosial, tetapi juga sebagai ikatan
rohaniah yang diberkati dan dijaga Allah.

Pembahasan
Alasan Terjadinya Poligami
Menurut Rompis et al. (2020), terdapat lima alasan utama seseorang suami melakukan
poligami antara lain:
1. Kebutuhan seksual
Kebutuhan seksual merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia. Namun, seringkali
terdapat ketidaksepakatan atau ketidakcocokan dalam memenuhi kebutuhan seksual. Hal
ini menimbulkan ketidakpuasan dan mendorong seseorang memilih untuk mencari
keintiman seksual dengan orang lain di luar pernikahan, termasuk praktik poligami.
2. Kehadiran wanita lain
Munculnya wanita lain dalam rumah tangga dapat membawa perubahan dinamika
hubungan, konflik, ataupun poligami. Dalam beberapa kasus, menikahi wanita lain
menjadi solusi untuk melanjutkan garis keturunan khususnya bagi pasangan yang
menghadapi masalah kesuburan dan ingin memiliki anak.
3. Istri kurang merawat diri
Ketidakmampuan merawat diri mungkin terjadi karena istri mengalami peningkatan beban
kerja seperti kewajiban mengurus rumah sekaligus anak. Hal ini membuatnya kurang
memiliki waktu dan energi utnuk merawat penampilan dan kesejahteraan diri karena
fokusnya terbagi antara pekerjaan rumah, anak, ataupun tanggung jawab lain. Alhasil,
suami dapat menjadi tidak nyaman dan mulai mencari keintiman atau kepuasan emosional
di luar pernikahan.
4. Miniminya pelayanan istri
Istri yang sibuk bekerja cenderung kurang perhatian terhadap aspek-aspek pernikahan.
Tuntutan pekerjaan atau peran domestik yang berat membuat istri lupa atau terlalu lelah
untuk memberikan perhatian yang cukup kepada suami. Suami yang merasa diabaikan
atau kurang mendapat perhatian emosional akhirnya terdorong mencari keintiman di luar
pernikahan.
5. Pengaruh lingkungan sosial
Lingkungan sosial sebagai medium interaksi antar individu dapat mempengaruhi baik atau
buruknya seseorang. Pengaruh buruk dari lingkungan sosial dapat memicu praktik
poligami, misalnya:
 Perselingkuhan dalam lingkungan pekerjaan
Interaksi yang intens antara suami dengan wanita lain di tempat kerja menciptakan
peluang berselingkuh. Alhasil, suami tergoda untuk menjalin hubungan lebih dari satu.
 Keinginan memperbaiki ekonomi
Kesulitan ekonomi keluarga seringkali mendorong perempuan rela untuk dimadu agar
mampu memberikan nafkah dan makan bagi keluarganya.

Dampak Buruk Poligami Menurut Alkitab


Salah satu kisah poligami yang terkenal adalah Salomo dan para istrinya. Kitab 1
Raja-raja 11:3 menjelaskan bahwa Salomo memiliki tujuh ratus istri dari kaum bangsawan
dan tiga ratus gundik. Hasrat seksual Salomo yang meluap-luap membuat hatinya berpaling
dari Tuhan dan mulai terjerumus bisikan jahat para istrinya untuk melakukan penyembahan
berhala. Dia menyembah dewa-dewa menjijikkan seperti Asytoret, ilah pemberi kesuburan
dan dipuja dengan seks yang liar (University Bible Fellowship, 2009).
Karena tindakan tersebut, Tuhan murka dan berfirman bahwa kerajaan akan direbut
dari keturanannya. Salomo, yang dikenal karena kebijaksanaan dan kecerdasannya, menjadi
buta akan firman Tuhan. Dia lebih mencintai perempuan-perempuan asing ketimbang Tuhan.
Kisah pengkhianatan Salomo memberikan gambaran betapa bahayanya praktik poligami.
Setiap kali poligami terjadi, pasti berakhir dengan kekacauan.
Berdasarkan kisah diatas, Salomo tidak menikahi putri-putri hanya karena ingin
memperkuat bangsa. Salomo menjadikan poligami sebagai tameng untuk perzinahan. Secara
tidak langsung, hal tersebut menyingkap bahwa poligami adalah alat pemuas nafsu seksual.
Mirisnya, banyak orang beranggapan bahwa poligami lebih baik ketimbang berzinah. Padahal
poligami yang tidak didasarkan pada niat yang benar-benar tulus dapat menciptakan
ketidaksetaraan dan ketidakadilan dalam hubungan.
Di beberapa keyakinan seperti Islam, poligami diperbolehkan asalkan menerapkan
prinsip adil. Mereka mengklaim bahwa poligami adalah cara mengatasi ketidakseimbangan
rasio antara pria dan wanita. Selain itu, poligami berusaha mempertahankan dan melindungi
kehormatan perempuan dari status janda (Lucey, 2023). Meskipun demikian, tetap muncul
dilema moral terkait tujuan sebenarnya dari poligami. Pasalnya, berbuat adil merupakan hal
yang sulit mengingat ketidakmampuan manusia untuk sepenuhnya terbebas dari bias,
preferensi, atau pandangan pribadi.

Kesimpulan
Terdapat perbedaan antara konsep poligami dalam hukum gereja Kristen dan hukum
nasional. Hukum gereja Kristen diadopsi berdasarkan firman Tuhan dalam Alkitab, sementara
hukum nasional dipengaruhi oleh norma hukum Islam sebagai agama mayoritas. Menurut
pandangan Alkitab, poligami adalah perbuatan terlarang sebab konsep pernikahan Kristen
bersifat monogami dan kekal. Poligami mengakibatkan kekacauan sebagaimana kisah
Salomo dan para istrinya.
Poligami dan berzinah beda tipis. Kenyataannya, poligami seringkali dimanfaatkan
sebagai alat untuk memuaskan nafsu seksual tanpa memperhatikan prinsip-prinsip moral dan
etika yang kuat. Dengan kata lain, poligami tidak selalu dijalankan dengan niat tulus untuk
meningkatkan derajat kehormatan wanit. Hingga kini, praktik poligami masih menjadi
perdebatan kontroversial di kalangan masyarakat.

Daftar Pustaka
Rizki, S., Rahman, S., & Sampara, S. (2020). Polygamy in The Indonesian Marriage Law
System (Comparative Study Between Saudi Arabia, Indonesia, Malaysia, and
Tunisia). Meraja Journal, 3(3), 335-349.
Rompis, N. H., Kasim, N. M., & Bakung, D. A. (2020). Polygamy in the Perspective of
Christianity. Estudiente Law Journal, 2(1), 180-193.
Lucey, C. (July 11, 2023). Why Is Polygamy Allowed in the Bible?. Christianity.com.
Retrieved 11 January, 2024, from
https://www.christianity.com/wiki/christian-terms/what-is-polygamy-and-what-are-
examples-today.html
Miptahudin. (2018). Poligami dalam Undang - Undang Perkawinan di Indonesia dalam
Perspektif Fiqih Islam [Publikasi Ilmiah]. Universitas Muhammadiyah Surakarta
Repository. https://eprints.ums.ac.id/69529/12/Artikel%20Publikasi%20Ilmiah.pdf
Marampa, E. (2021). Poligami dalam Perspektif Iman Kristen dan Implikasinya bagi
Kekristenan Masa Kini. Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristiani, 1(1), 50-63.
University Bible Fellowship. (February 18, 2009). Solomon's Heart Turned from the Lord;
The Kingdom Divided (1 Ki 11:1-12:24). Ubf.org. Retrieved 11 January, 2024, from
https://ubf.org/resourcedetail/18317?bcode=111

Anda mungkin juga menyukai