Anda di halaman 1dari 4

RITUAL BATIMUNG, KALIMANTAN SELATAN

Vanessa Adelina Salsabila ( 2311204022 )


Prodi Tadris Bahasa Inggris

A. Latar belakang
Filosofi batimung terinspirasi dari kisah putri junjung buih, yang muncul dengan
pesona kecantikannya dari pusaran air yang berbuih dan disambut dengan kain kuning.
Kecantinkan putri junjung buih mempesona pria yang bernama lambung mangkurat yang
pada saat itu sedang bertapa.
Batimung merupakan ritual wajib bagi calon pengantin perempuan banjar. Biasa
dilakukan 3-7 hari menjelang pernikahan. Batimung dipercaya dapat membuat calon
pengantin lebih mempesona atau tampak pangling saat hari pernikahan dengan kulit cerah
yang mempesona dan halus. Adat ini dipakai turun temurun hingga saat ini.
Di zaman modern sekarang batimung juga banyak digunakan sebagai tren baru
kecantikan para wanita ala – ala spa yang masih bersifaf tradisional.

B. Sejarah batimung
Batimung adalah salah satu tradisi masyarakat Banjar dan Dayak di Kalimantan
Selatan yang merupakan proses mandi uap yang dilakukan oleh kaum laki-laki atau
perempuan menjelang hari pernikahan.
Menurut cerita masyarakat setempat, batimung berawal dari kisah Putri Junjung
Buih. Seorang putri kepala suku Dayak yang terkenal sangat cantik jelita. Dalam
kisahnya diceritakan bahwa Junjung Buih ini muncul dari gumpalan busa atau buih
yang menguap ke atas permukaan sungai.
C. Tujuan batimung
Tujuan batimung ialah agar mempelai laki-laki dan perempuan saat acara
berlangsung tidak mengeluarkan bau keringat biasa tetapi berganti menjadi bau keringat
yang harum karena mendapat pengaruh dari uap jerangan Batimung. Selain itu juga,
batimung dapat membuat calon pengantin lebih relax karna aroma rempah rempah yang
wangi. membuang keringat dari badan dengan cara diasapi serta ditambahkan bunga –
bungaan dan ramuan alami untuk memberi keharuman kepada orang yang ditimung.

D. Bahan – bahan batimung


Dalam pelaksanaan batimung, terdapat beberapa proses yang harus dilaksanakan, yaitu:
1. mencari ramuan-ramuan berupa daun lengkuas, daun dilam, pudak, serai
wangi, limau purut, bungabungaan seperti mawar, melati, kenanga,
cempaka, dan lain-lain
2. meracik, yaitu proses memotong rempah-rempah menjadi beberapa bagian
agar memudahkan proses pengadukan
3. maaduk, yaitu proses mencampurkan semua rempah-rempah yang sudah
dipotong kedalam wadah kuantan yang berisi air
4. ba'jajarang, yaitu proses mencampurkan semua ramuan-ramuan ke dalam
wadah yang disebut kuantan tanah yang berisi air secukupnya. Setelah itu,
semua bahan direbus di atas api
5. maurak tikar purun, yaitu kegiatan menyiapkan alat-alat untuk menutup
tubuh yang akan di-timung agar uap air yang di dalam tidak keluar.

Perlengkapannya, yaitu tikar anyam (tikar purun), kain-kain atau sarung, selimut
yang berbahan tebal; keenam, maurai tikar purun, yaitu kegiatan menyiapkan tikar purun
yang dibentuk seperti lingkaran, tujuannya untuk menutupi atau melindungi badan selama
proses batimung dilakukan; ketujuh, maangkut, yaitu proses mengangkat jajarangan
rempah-rempah yang sudah mendidih untuk dimasukkan ke dalam tikar purun yang telah
disiapkan untuk batimung.

E. Cara melakukan batimung


Batimung dilakukan oleh calon penganten untuk membersihkan atau mensucikan
diri dari kotoran yang terdapat pada badan. Adapun tata cara batimung yaitu mula-mula
disediakan air mendidih yang dimasukan dalam panci, calon pengantin dipersilahkan duduk
dihadapan wadah dan kemudian ditutup mengeliling menggunakan tikar. Uapan air
mendidih itu membuat berkeringat yang dipercaya dapat mensucikan diri seseorang.
Biasanya mandi ini dilaksanakan dalam sebuah pagar mayang, suatu bangunan persegi
empat berukuran sekitar 1,5 kali 2 m. Pagar mayang dibangun di depan atau di belakang
rumah yang tidak berdinding dan tidak beratap. Tiangnya terbuat dari batang tebu agar
tegak ditancapkan pada batang pisang, jika perlu diperkuat dengan kayu atau bambu. Pada
tiang-tiang tersebut diikatkan benang lawai yang dicelupkan dengan warna kuning. Pada
lawai ini digantungkan berbagai hiasan, antara lain berbagai jenis penganan termasuk
pisang yang merupakan sajian untuk mandi, dan juga digantung juga mayang pinang,
karena itu dinamakan pagar mayang. Mandi uap ini dilakukan beberapa kali (4 /5)

F. Manfaat batimung
1. Sebagai pengobatan tradisional
2. Perawatan calon pengantin
3. Mengangkat sel kulit mati
4. Meremajakan kulit
5. Memelihara kebugaran
6. Menghilangkan bau tak sedap
7. Melancarkan peredaran darah
G. Kesimpulan
Batimung adalah kebiasaan atau ritual yang selalu digunakan kebanyakan
masyarakat suku banjar untuk calon pengantin menjelang pernikahan. Batimung
memerlukan bahan bahan alami yaitu rerempahan.
Batimung bisa digunakan tidak hanya untuk pengantin, tetapi juga sebagai
pengobatan tradisional masyarakat suku banjar dan suku dayak.
Tujuan batimung tidak lain untuk membuat badan terasa sehat dan lebih relaks, bagi
perempuan ritual batimung juga sangat bermanfaat untuk menjadi salah satu perawatan
bagi wanita.

H. Saran
Penulis berharap informasi yang ditulis ini akan menjadi sebuah pengetahuan besar
bagi pembaca dan menjadi sumber pengetahuan mengenai kebudayaan disuatu daerah
khususnya daerah Kalimantan Selatan yaitu suku Banjar.

Anda mungkin juga menyukai