A. Latar belakang
Filosofi batimung terinspirasi dari kisah putri junjung buih, yang muncul dengan
pesona kecantikannya dari pusaran air yang berbuih dan disambut dengan kain kuning.
Kecantinkan putri junjung buih mempesona pria yang bernama lambung mangkurat yang
pada saat itu sedang bertapa.
Batimung merupakan ritual wajib bagi calon pengantin perempuan banjar. Biasa
dilakukan 3-7 hari menjelang pernikahan. Batimung dipercaya dapat membuat calon
pengantin lebih mempesona atau tampak pangling saat hari pernikahan dengan kulit cerah
yang mempesona dan halus. Adat ini dipakai turun temurun hingga saat ini.
Di zaman modern sekarang batimung juga banyak digunakan sebagai tren baru
kecantikan para wanita ala – ala spa yang masih bersifaf tradisional.
B. Sejarah batimung
Batimung adalah salah satu tradisi masyarakat Banjar dan Dayak di Kalimantan
Selatan yang merupakan proses mandi uap yang dilakukan oleh kaum laki-laki atau
perempuan menjelang hari pernikahan.
Menurut cerita masyarakat setempat, batimung berawal dari kisah Putri Junjung
Buih. Seorang putri kepala suku Dayak yang terkenal sangat cantik jelita. Dalam
kisahnya diceritakan bahwa Junjung Buih ini muncul dari gumpalan busa atau buih
yang menguap ke atas permukaan sungai.
C. Tujuan batimung
Tujuan batimung ialah agar mempelai laki-laki dan perempuan saat acara
berlangsung tidak mengeluarkan bau keringat biasa tetapi berganti menjadi bau keringat
yang harum karena mendapat pengaruh dari uap jerangan Batimung. Selain itu juga,
batimung dapat membuat calon pengantin lebih relax karna aroma rempah rempah yang
wangi. membuang keringat dari badan dengan cara diasapi serta ditambahkan bunga –
bungaan dan ramuan alami untuk memberi keharuman kepada orang yang ditimung.
Perlengkapannya, yaitu tikar anyam (tikar purun), kain-kain atau sarung, selimut
yang berbahan tebal; keenam, maurai tikar purun, yaitu kegiatan menyiapkan tikar purun
yang dibentuk seperti lingkaran, tujuannya untuk menutupi atau melindungi badan selama
proses batimung dilakukan; ketujuh, maangkut, yaitu proses mengangkat jajarangan
rempah-rempah yang sudah mendidih untuk dimasukkan ke dalam tikar purun yang telah
disiapkan untuk batimung.
F. Manfaat batimung
1. Sebagai pengobatan tradisional
2. Perawatan calon pengantin
3. Mengangkat sel kulit mati
4. Meremajakan kulit
5. Memelihara kebugaran
6. Menghilangkan bau tak sedap
7. Melancarkan peredaran darah
G. Kesimpulan
Batimung adalah kebiasaan atau ritual yang selalu digunakan kebanyakan
masyarakat suku banjar untuk calon pengantin menjelang pernikahan. Batimung
memerlukan bahan bahan alami yaitu rerempahan.
Batimung bisa digunakan tidak hanya untuk pengantin, tetapi juga sebagai
pengobatan tradisional masyarakat suku banjar dan suku dayak.
Tujuan batimung tidak lain untuk membuat badan terasa sehat dan lebih relaks, bagi
perempuan ritual batimung juga sangat bermanfaat untuk menjadi salah satu perawatan
bagi wanita.
H. Saran
Penulis berharap informasi yang ditulis ini akan menjadi sebuah pengetahuan besar
bagi pembaca dan menjadi sumber pengetahuan mengenai kebudayaan disuatu daerah
khususnya daerah Kalimantan Selatan yaitu suku Banjar.