Anda di halaman 1dari 2

RESUME VIRTUAL GUEST LECTURE

HR’S CRITICAL ROLE AND LEADERSHIP STYLE IN BUILDING ORGANIZATIONAL


RESILIENCE
Virtual Guest Lecture dengan topik HR’s Critical Role and Leadership Style in Building
Organizational Resilience. Pembahasan pertama membahas mengenai bagaimana membangun
ketahanan dalam organisasi. Melalui video yang ditayangkan sebagai pemantik semangat ini membuat
peserta memahami dengan mudah apa itu resiliensi melalui visualisasi yang ditayangkan dalam
bentuk video. Perlu diketahui bahwa organisasi perlu untuk bisa bertahan dan tetap teguh. Ketekunan
berjalan selaras dengan ketahanan. Dalam setiap perjalanan terdapat hal yang tidak dapat dipungkiri
yaitu membuat kesalahan. Sesuatu yang tidak terduga terjadi atau keadaan menjadi berubah.
Walaupun demikian, kita perlu bisa bangkit dan pulih dari kemunduran dan itulah yang dinamakan
ketahanan. Resiliensi merupakan kemampuan untuk menjadi kuat kembali setelah sesuatu yang buruk
terjadi. Pemimpin tim di sebuah perusahaan pengelola acara perlu bekerja keras untuk menyusun
rencana untuk mengatur ulang timnya. Meskipun terkadang ada beberapa pihak yang dirasa membuat
kita menjadi tidak percaya diri, tetapi kita tetap harus bangkit. Ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan ketika sedang merasa lelah dalam melakukan segala kegiatan atau aktivitas kita, di mana
orang lain menganggap pekerjaan atau apapun yang kita lakukan tidak sesuai dengan ekspektasi.
Pertama adalah perlu untuk meluangkan waktu untuk memahami apa yang terjadi bukan
kesalahannya. Lalu, mencoba untuk berpikiran positif dengan mencoba strategi yang baru. Sikap
seperti inilah yang perlu diterapkan dalam berorganisasi.

Masalah yang muncul di kemudian hari tidak bisa dihindari, untuk itu sebagai upaya
pencegahan perlu untuk mengetahui bagaimana organisasi bisa mengantisipasi ke depan dan
mengidentifikasi masalah yang akan muncul terhadap perubahan yang selalu ada. Terdapat beberapa
faktor yang dapat mengakibatkan keterpurukan seperti teknologi, situasi global seperti perang di
Ukraina yang menyebabkan kekurangan pasokan bahan baku, atau bahkan adanya disrupsi politik
karena dalam beberapa waktu lagi akan ada pemilihan presiden di mana hal ini dapat berakibat
terhadap penjualan atau bagaimana suatu organisasi menjalankan organisasinya. Secara keseluruhan,
hingga saat ini disrupsi yang dialami bersama-sama adalah digitalisasi, hingga Covid-19.

Resiliensi organisasi penting karena itu merupakan suatu cara menuju kesuksesan. Studi
kasus langsung ditunjukkan dan diceritakan oleh narasumber yaitu mengenai Philips, di mana
perusahaan ini bermula dari bohlam lampu yang hingga saat ini masih terus mengikuti perkembangan
zaman dan teknologi supaya keberadaannya bisa tetap berkelanjutan di tengah masyarakat. Hal yang
dapat dijadikan pembelajaran bahwa Philips dapat bertahan hingga saat ini adalah karena perusahaan
mempunyai misi yang kuat untuk melihat inovasi yang dapat mengubah kehidupan manusia.
Untuk membangun ketahanan organisasi di masa depan yang tidak pasti ada kerangka kerja
yang perlu diperhatikan yaitu resolve, communication, agility, dan empowerment. Resolve di sini
mencakup pembicaraan antara para pemimpin dan melakukan diskusi. Para pemimpin harus
menyepakati dalam hal fokus untuk memperbaiki keuntungan, fokus untuk terus berinovasi sesuai
dengan tujuan awal perusahaan, hingga melakukan eksekusi untuk hal-hal berikut seperti berusaha
untuk mencegah dan meminimalisir adanya isu kualitas produk yang dimiliki perusahaan.
Selanjutnya, dalam organisasi yang kompleks perlu untuk mensimplifikasikan model operasi. Ketika
sudah didefinisikan fungsi yang baru, perlu juga untuk memastikan proses implementasinya apakah
sudah efisien atau belum. Selanjutnya yang tidak kalah penting adalah dalam membangun resiliensi
atau ketahanan kembali dalam situasi yang sulit, kita perlu untuk memastikan antara pemimpin
berkolaborasi.

Anda mungkin juga menyukai