EVALUASI PEMBELAJARAN
DI SUSUN OLEH :
BATNIAR ( 210204502022 )
FAKULTAS TEKNIK
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat Rahmat dan karunia-
Nya kami dapat menyusun buku ajar ini dengan baik dan tepat waktu. Dalam buku ajar ini kami
membahas tentang hal-hal yang terkait tentang evaluasi pembelajaran. Kami ucapkan banyak
terima kasih kepada bapak Dr. Iwan Suhardi, S.T., M.T. selaku dosen pengampu mata kuliah
Evaluasi Pembelajaran yang telah membimbing kami dalam penyusunan buku ajar ini.
Kami sangat menyadari bahwa dalam buku ajar ini masih terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan dikarenakan keterbatasan pengetahuan dan kemampuan kami, untuk itu kami mohon
maaf atas semua kekurangan dan kesalahan dalam buku ajar ini. Kami juga sangat
mengharapkan kritik dan saran bagi pembaca. Demi perbaikan buku ajar ini.
Semoga buku ajar ini dapat memberi manfaat bagi siapapun yang membacanya dan juga
bagi kami sebagai penyusunnya, dalam menambah wawasan dan pengetahuan mengenai tutur
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
1. Tes
2. Pengukuran
3. Penilaian
4. Evaluasi
1. Prinsip-prinsip penilaian
PSIKOMOTORIK
1. Ranah kogntif
2. Ranah afektif
3. Ranah psikomotorik
BAB 7 ALAT EVALUASI: BENTUK TES OBJEKTIF, URAIAN DAN BENTUK NON
TES
1. Tes objektif
2. Tes uraian
1. Pengembangan tes
DISTRAKTOR
1. Indek kesulitan
2. Daya beda
3. Disktraktor
1. Validitas
2. Realibilitas
2. Jenis-jenis rubrik
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
Pendahuluan atau kontrak kuliah adalah dokumen yang berisi informasi penting tentang
mata kuliah, tujuan pembelajaran, konten materi, metode evaluasi, dan harapan yang
diharapkan dari mahasiswa. Buku ini menjelaskan pentingnya pendahuluan atau kontrak
kuliah dalam membantu mahasiswa memahami dan mengelola proses pembelajaran, serta
membangun komitmen bersama antara dosen dan mahasiswa. Buku ini juga menguraikan
elemen-elemen yang harus ada dalam pendahuluan atau kontrak kuliah, serta memberikan
beberapa contoh pendahuluan atau kontrak kuliah yang efektif. Dengan memahami dan
menerapkan pendahuluan atau kontrak kuliah dengan baik, perguruan tinggi dapat
meningkatkan kualitas pembelajaran dan memberikan pengalaman yang lebih baik bagi
mahasiswa.
Pendahuluan atau kontrak kuliah adalah dokumen yang dibuat oleh dosen untuk
memberikan informasi kepada mahasiswa tentang mata kuliah yang akan mereka ambil.
Dokumen ini berfungsi sebagai panduan yang mengatur tujuan pembelajaran, konten materi,
metode evaluasi, dan harapan yang diharapkan dari mahasiswa dalam proses pembelajaran.
Pendahuluan atau kontrak kuliah memiliki peran yang penting dalam membantu mahasiswa
memahami dan mengelola proses pembelajaran, serta membangun komitmen bersama antara
pembelajaran yang ingin dicapai dalam mata kuliah tersebut. Dengan mengetahui
Pendahuluan atau kontrak kuliah juga memberikan gambaran tentang konten materi
informasi ini untuk mengatur waktu dan upaya belajar mereka dengan lebih efektif.
Dalam pendahuluan atau kontrak kuliah, metode evaluasi yang akan digunakan juga
dijelaskan. Hal ini membantu mahasiswa untuk mempersiapkan diri dengan baik
dalam menghadapi evaluasi, seperti ujian, tugas, atau proyek yang akan dilakukan.
Pendahuluan atau kontrak kuliah menciptakan komitmen bersama antara dosen dan
termasuk nama mata kuliah, kode mata kuliah, dan informasi mengenai dosen
pengampu.
Tujuan Pembelajaran:
Tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam mata kuliah tersebut harus dijelaskan
secara jelas dan terukur. Tujuan pembelajaran harus mencerminkan kemampuan dan
Konten Materi:
Konten materi yang akan disampaikan dalam mata kuliah harus diuraikan secara
rinci. Topik-topik yang akan dibahas, bahan bacaan yang direkomendasikan, dan
sumber daya yang akan digunakan harus disebutkan dalam pendahuluan atau kontrak
kuliah.
Metode Evaluasi:
Metode evaluasi yang akan digunakan dalam mata kuliah, seperti ujian, tugas,
proyek, atau presentasi, harus dijelaskan dengan jelas. Bobot evaluasi dan kriteria
Pendahuluan atau kontrak kuliah harus mencakup aturan dan kebijakan terkait
mahasiswa.
perilaku manusia.
Konten Materi:
Metode Evaluasi:
b) Tugas individu harus diserahkan sesuai dengan batas waktu yang ditentukan.
kesepahaman antara dosen dan mahasiswa mengenai tujuan, konten, metode, dan evaluasi
pembelajaran. Dokumen ini memberikan panduan yang jelas kepada mahasiswa tentang apa
yang diharapkan dari mereka selama perkuliahan. Selain itu, pendahuluan atau kontrak
proses pembelajaran. Pendahuluan atau kontrak kuliah merupakan komponen penting dalam
dan mengelola proses pembelajaran, serta membangun komitmen bersama antara dosen dan
mahasiswa. Pendahuluan atau kontrak kuliah yang efektif mencakup informasi tentang
tujuan pembelajaran, konten materi, metode evaluasi, dan aturan-aturan yang berlaku.
Dengan memahami dan menerapkan pendahuluan atau kontrak kuliah dengan baik,
Evaluasi merupakan proses penting dalam dunia pendidikan yang digunakan untuk
mengukur pencapaian dan kemajuan siswa serta untuk membuat keputusan yang relevan
terkait pembelajaran. Buku ini menjelaskan secara rinci setiap komponen evaluasi, termasuk
pengertian, tujuan, prinsip, dan peran masing-masing komponen dalam proses evaluasi.
Selain itu, buku ini juga menguraikan beberapa strategi dan metode yang dapat digunakan
dalam implementasi komponen evaluasi. Dengan pemahaman yang baik tentang komponen
evaluasi, pendidik dapat mengembangkan sistem evaluasi yang efektif untuk meningkatkan
Evaluasi merupakan proses yang penting dalam pendidikan yang bertujuan untuk
mengukur pencapaian dan kemajuan siswa serta untuk membuat keputusan terkait
pembelajaran. Evaluasi dilakukan melalui beberapa komponen yang saling terkait, yaitu tes,
pengukuran, penilaian, dan evaluasi. Setiap komponen memiliki peran yang unik dalam
1. Tes
Tes adalah pengukuran terencana yang dipakai guru untuk mencoba menciptakan
kesempatan bagi para siswanya untuk memperlihatkan prestasi mereka dalam kaitannya
dengan tujuan yang telah ditentukan (James S Cangelosi, 1995 : 21). Tes adalah suatu
cara untuk mengadakan penilaian yang berbentuk suatu tugas atau serangkaian tugas
yang harus dikerjakan oleh anak atau sekelompok anak sehingga menghasilkan suatu
nilai tentang tingkah laku atau prestasi anak tersebut, yang dapat dibandingkan dengan
nilai yang dicapai oleh anak-nak lain atau standar yang ditetapkan (Wayan
Nurkencana:25).
Tes merupakan salah satu komponen evaluasi yang digunakan untuk mengukur
pengetahuan, keterampilan, dan kemampuan siswa dalam suatu mata pelajaran atau
bidang tertentu. Tujuan tes adalah untuk mengumpulkan informasi objektif tentang
kemajuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Tes dapat berupa tes tulis, tes
lisan, tes praktik, atau tes proyek, tergantung pada jenis kemampuan yang ingin diukur.
Pengembangan tes yang baik melibatkan pemilihan format yang tepat, penyusunan butir
soal yang valid dan reliabel, serta penentuan skor atau rubrik penilaian yang jelas.
2. Pengukuran
sedemikian rupa sehingga sifat kualitatif dari performance siswa tersebut dinyatakan
terhadap suatu atribut atau karakter tertentu yang dimiliki oleh seseorang, atau suatu
obyek tertentu yang mengacu pada aturan dan formulasi yang jelas. Aturan atau
formulasi tersebut harus disepakati secara umum oleh para ahli (Zainul & Nasution,
melalui penggunaan instrumen yang dirancang secara valid dan reliabel. Instrumen
pengukuran dapat berupa tes, angket, observasi, atau portofolio. Tujuan pengukuran
adalah untuk mengumpulkan data yang akurat dan objektif tentang kemajuan siswa.
3. Penilaian
Menurut Asmawi Zainul dan Noehi Nasution mengartikan penilaian adalah suatu
melalui pengukuran hasil belajar baik yang menggunakan tes maupun nontes. Menurut
hasil pengukuran. Menurut Cangelosi (1995: 21) penilaian adalah keputusan tentang
nilai. Menurut Akhmat Sudrajat penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara
dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh
mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan)
peserta didik.
hasil pengukuran siswa. Penilaian dilakukan berdasarkan kriteria atau standar yang telah
umpan balik dan bimbingan) atau sumatif (untuk mengevaluasi pencapaian akhir siswa).
Penilaian yang baik memerlukan adanya rubrik penilaian yang jelas, obyektif, dan
konsisten.
4. Evaluasi
evaluasi adalah suatu keputusan tentang nilai berdasarkan hasil pengukuran. Sejalan
dengan pengertian tersebut, Zainul dan Nasution (2001) menyatakan bahwa evaluasi
informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar, baik yang menggunakan
Evaluasi merupakan proses analisis dan interpretasi hasil tes, pengukuran, dan
pembandingan antara hasil yang dicapai oleh siswa dengan standar atau tujuan yang
telah ditetapkan. Evaluasi dapat dilakukan pada tingkat individu (siswa) atau tingkat
rekomendasi perbaikan.
bagian integral dalam proses evaluasi pembelajaran. Setiap komponen memiliki peran
yang penting dalam mengukur pencapaian dan kemajuan siswa serta dalam membuat
evaluasi dan menggunakan strategi yang tepat, pendidik dapat mengembangkan sistem
evaluasi yang efektif untuk meningkatkan pembelajaran dan mencapai hasil
belajar yang optimal. Secara keseluruhan, komponen evaluasi saling terkait dan saling
memahami dan menggunakan dengan baik setiap komponen evaluasi, pendidik dapat
Tujuan hasil belajar adalah apa yang diharapkan dicapai oleh siswa setelah mengikuti
proses pembelajaran, sementara fungsi hasil belajar adalah manfaat yang diperoleh dari
pencapaian tersebut. Buku ajar ini menjelaskan berbagai tujuan hasil belajar, termasuk
pengetahuan, pemahaman, keterampilan, sikap, dan nilai. Selain itu, di jelaskan juga tentang
fungsi hasil belajar, seperti memberikan dasar untuk pengembangan diri, meningkatkan
kualitas hidup, dan persiapan untuk kehidupan dan karir di masa depan. Pendidik dapat
menggunakan pemahaman tentang tujuan dan fungsi hasil belajar ini sebagai panduan dalam
Tujuan dan fungsi hasil belajar adalah aspek penting dalam pendidikan. Tujuan hasil
belajar mengacu pada apa yang diharapkan dicapai oleh siswa setelah mengikuti proses
pembelajaran, sementara fungsi hasil belajar adalah manfaat yang diperoleh dari pencapaian
tersebut. Dalam makalah ini, kami akan menjelaskan tujuan dan fungsi hasil belajar dalam
konteks pendidikan.
Pengetahuan:
Tujuan hasil belajar yang paling mendasar adalah memperoleh pengetahuan.
informasi yang relevan dalam suatu bidang studi. Siswa diharapkan dapat menguasai
pengetahuan dasar yang penting untuk pemahaman lebih lanjut dan penerapan dalam
kehidupan sehari-hari.
Pemahaman:
antara mereka.
Keterampilan:
mereka dalam situasi nyata. Ini termasuk keterampilan berpikir kritis, keterampilan
keterampilan kolaborasi.
Sikap:
Tujuan hasil belajar juga melibatkan perkembangan sikap yang positif. Sikap
mencakup nilai-nilai, sikap mental, dan etika yang diadopsi oleh siswa. Tujuan ini
Nilai:
Tujuan hasil belajar juga mencakup pengembangan nilai-nilai yang diinginkan. Ini
melibatkan pengembangan sikap moral, etika, dan nilai-nilai kehidupan yang baik.
Fungsi utama hasil belajar adalah memberikan dasar yang kuat untuk pengembangan
diri siswa. Dengan mencapai tujuan hasil belajar, siswa dapat mengembangkan
Hasil belajar yang baik juga dapat meningkatkan kualitas hidup siswa. Pengetahuan,
pemahaman, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang diperoleh dari hasil belajar
memungkinkan siswa untuk menghadapi tantangan kehidupan dengan lebih baik dan
Tujuan hasil belajar adalah mempersiapkan siswa untuk kehidupan dan karir di masa
depan. Melalui hasil belajar yang baik, siswa akan memiliki pengetahuan,
keterampilan, sikap, dan nilai-nilai yang diperlukan untuk berhasil dalam lingkungan
Tujuan dan fungsi hasil belajar adalah aspek penting dalam pendidikan. Tujuan hasil
itu, fungsi hasil belajar adalah memberikan dasar untuk pengembangan diri, meningkatkan
kualitas hidup, dan persiapan untuk kehidupan dan karir di masa depan. Pendidik perlu
memahami tujuan dan fungsi hasil belajar ini untuk merancang pembelajaran yang efektif
dan relevan bagi siswa. Dengan mencapai tujuan hasil belajar, siswa dapat tumbuh dan
Dalam rangka mencapai tujuan dan fungsi hasil belajar yang optimal, penting bagi
pendidik untuk merancang pengalaman belajar yang relevan, menyediakan umpan balik
yang konstruktif, dan mendorong refleksi dan pengembangan diri siswa. Dengan
pemahaman yang jelas tentang tujuan dan fungsi hasil belajar, pendidik dapat mengarahkan
PRINSIP-PRINSIP PENILAIAN
efektif, adil, dan valid. Buku ajar ini menjelaskan prinsip-prinsip utama, termasuk kejelasan
umpan balik yang konstruktif. Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip penilaian
yang tepat, pendidik dapat meningkatkan keberhasilan dan perkembangan siswa secara
holistik.
Penilaian yang efektif adalah bagian penting dari proses pendidikan yang berfungsi untuk
panduan yang diperlukan untuk melaksanakan penilaian yang akurat dan bermakna. Dalam
makalah ini, kami akan membahas prinsip-prinsip penilaian yang penting dalam pendidikan.
1. Prinsip-prinsip Penilaian
Prinsip ini menekankan pentingnya memiliki tujuan penilaian yang jelas dan
terdefinisi dengan baik. Tujuan penilaian harus relevan dengan materi pembelajaran
yang diajarkan dan memfasilitasi pemahaman siswa. Dengan memiliki tujuan yang
jelas, guru dapat merancang instrumen penilaian yang sesuai dan memberikan umpan
Autentisitas Penilaian:
Prinsip ini menekankan pentingnya keaslian dan relevansi penilaian terhadap konteks
nyata. Penilaian harus mencerminkan situasi yang relevan dan aplikasi nyata dari
melibatkan tugas atau proyek yang mirip dengan apa yang akan dihadapi siswa di
dunia nyata.
Konsistensi:
konsisten memastikan bahwa hasil yang diperoleh dari berbagai sumber penilaian
atau penilai yang berbeda akan sama atau setara. Ini melibatkan penggunaan
instrumen penilaian yang konsisten, prosedur penilaian yang sama, dan kriteria
Kesetaraan:
Prinsip kesetaraan menekankan pentingnya perlakuan yang adil dan setara terhadap
bahwa tidak ada diskriminasi atau bias dalam penilaian. Ini melibatkan penggunaan
instrumen yang tidak memihak dan pengakuan terhadap keunikan dan kemampuan
individu siswa.
Kesempatan Belajar:
Prinsip ini menekankan bahwa penilaian harus berfungsi sebagai alat untuk
pelajari. Penilaian yang dirancang dengan baik harus mencakup konten yang relevan
dan memberikan umpan balik yang konstruktif untuk membantu siswa meningkatkan
Prinsip ini menekankan pentingnya memberikan umpan balik yang informatif dan
konstruktif kepada siswa. Umpan balik harus jelas, spesifik, dan relevan dengan
tujuan penilaian. Hal ini membantu siswa memahami kekuatan dan kelemahan
Prinsip-prinsip penilaian ini dapat diterapkan dalam berbagai bentuk penilaian, termasuk
tes, tugas proyek, dan penilaian formatif. Dalam setiap bentuk penilaian, penting untuk
memastikan bahwa prinsip-prinsip ini dihormati dan diterapkan dengan baik. Guru perlu
merancang instrumen penilaian yang sesuai, memberikan umpan balik yang konstruktif, dan
Prinsip-prinsip penilaian yang efektif, adil, dan valid sangat penting dalam pendidikan.
Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip ini, pendidik dapat memastikan bahwa
penilaian dilakukan dengan baik, memberikan umpan balik yang konstruktif, dan
menciptakan lingkungan pembelajaran yang berpusat pada siswa dan mendorong pencapaian
ACUAN PENILAIAN
Acuan penilaian merujuk pada kerangka atau panduan yang digunakan untuk menilai
prestasi siswa, baik dalam aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Buku ajar ini
menjelaskan pentingnya menggunakan acuan penilaian yang jelas, objektif, dan adil untuk
mengukur kemajuan siswa dalam proses pembelajaran. Penulis menguraikan beberapa jenis
acuan penilaian yang umum digunakan, seperti acuan normatif, acuan kriteria, dan acuan
kinerja. Selain itu, penulis juga membahas penerapan acuan penilaian dalam berbagai
Acuan penilaian adalah panduan atau kerangka yang digunakan dalam proses penilaian
untuk mengukur kemajuan dan prestasi siswa. Tujuan utama acuan penilaian adalah untuk
memberikan pedoman yang jelas dan obyektif dalam menilai prestasi siswa. Acuan penilaian
yang baik membantu menghindari kesenjangan penilaian yang subyektif dan memastikan
Ada beberapa jenis acuan penilaian yang umum digunakan dalam konteks pendidikan:
prestasi siswa lainnya dalam kelompok yang sama. Hasil penilaian siswa dinilai
dalam ujian standar nasional (USBN) yang membandingkan prestasi siswa dengan
ini dapat berupa standar prestasi yang harus dicapai oleh siswa. Contohnya, dalam
Acuan Kinerja: Acuan penilaian kinerja menekankan pada kemampuan siswa untuk
dilakukan melalui observasi langsung terhadap kinerja siswa dalam melakukan tugas
Acuan penilaian dapat diterapkan dalam berbagai konteks pendidikan, antara lain:
menggunakan acuan penilaian untuk memberikan umpan balik kepada siswa tentang
Ujian: Acuan penilaian digunakan dalam pembuatan dan penilaian ujian. Ujian dapat
didesain dengan acuan penilaian yang jelas untuk memastikan bahwa pertanyaan dan
penilaian yang dilakukan adil dan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
diinginkan.
menentukan kriteria penilaian yang relevan dan objektif. Proyek siswa dinilai
berdasarkan pencapaian mereka terhadap kriteria yang telah ditetapkan, seperti
Penggunaan acuan penilaian yang tepat sangat penting dalam pendidikan. Dengan
memiliki acuan yang jelas, guru dapat mengukur dan menilai prestasi siswa secara adil dan
obyektif. Selain itu, acuan penilaian juga membantu siswa dalam memahami standar prestasi
pengembangan belajar mereka. Acuan penilaian memainkan peran penting dalam mengukur
prestasi siswa dalam konteks pendidikan. Penting bagi pendidik untuk menggunakan acuan
penilaian yang jelas, objektif, dan adil untuk memberikan umpan balik yang efektif kepada
penilaian yang tepat, proses pembelajaran dapat lebih terarah dan siswa dapat mencapai
Dalam konteks pendidikan, hasil belajar mencakup berbagai aspek yang mencerminkan
pencapaian siswa dalam proses pembelajaran. Salah satu cara untuk menggambarkan hasil
belajar adalah melalui tiga ranah yang dikenal sebagai ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik. Dalam makalah ini, akan dibahas secara mendalam mengenai aspek hasil
1. Ranah Kognitif
Ranah kognitif berkaitan dengan pemahaman, pengetahuan, dan proses berpikir siswa. Ini
lebih abstrak dan kompleks dalam suatu bidang studi. Siswa mampu
alam.
tersebut, dan mengenal pola atau prinsip yang mendasarinya. Ini berhubungan
dengan pengetahuan tentang langkah-langkah atau prosedur yang harus diikuti untuk
dalam menjawab soal matematika atau mengikuti prosedur dalam eksperimen sains.
masalah, menganalisis informasi yang relevan, memilih strategi yang sesuai, dan
mencari solusi yang efektif. Kemampuan ini melibatkan keterampilan berpikir kritis
dan analitis.
orang lain secara kritis dan objektif. Ini melibatkan kemampuan siswa untuk
kelemahan dalam pemikiran, dan membuat keputusan berdasarkan bukti dan logika.
Siswa diajarkan untuk tidak menerima informasi secara pasif, tetapi untuk
2. Ranah Afektif
Ranah afektif mencakup aspek-aspek emosional, sikap, dan nilai yang dimiliki siswa
terhadap diri sendiri, orang lain, dan lingkungan sekitarnya. Aspek-aspek yang tercakup
Sikap: Ini mencakup pandangan, penilaian, dan evaluasi siswa terhadap diri sendiri,
orang lain, atau topik tertentu. Sikap dapat menjadi faktor penting dalam motivasi
siswa terhadap orang, hal, atau situasi tertentu. Contohnya, sikap positif terhadap
kerja sama, sikap terbuka terhadap perbedaan, atau sikap hormat terhadap hak-hak
orang lain.
Perasaan: Ini melibatkan minat, keinginan, dan dorongan siswa untuk belajar dan
berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Perasaan dapat berasal dari faktor
internal (misalnya, rasa ingin tahu, keinginan untuk mencapai prestasi) dan faktor
Empati: Ini mencakup kemampuan siswa untuk memahami dan merasakan perasaan
orang lain, serta menunjukkan empati dan perhatian terhadap kebutuhan dan
perasaan mereka. Empati penting dalam membangun hubungan sosial yang baik.
Keyakinan atau prinsip yang dipegang oleh siswa sebagai panduan dalam bertindak.
Nilai-nilai dapat berupa etika, moral, tanggung jawab sosial, atau keadilan.
3. Ranah Psikomotorik
Ranah psikomotorik berhubungan dengan keterampilan fisik dan gerakan siswa. Aspek-
Imitasi: Kemampuan siswa untuk meniru gerakan atau tindakan yang ditunjukkan
Adaptasi: Kemampuan siswa untuk mengubah gerakan atau tindakan sesuai dengan
Aspek hasil belajar dalam pendidikan mencakup ranah kognitif, afektif, dan
berpikir siswa. Ranah afektif mencakup aspek emosional, sikap, dan nilai yang dimiliki
gerakan siswa. Penting untuk mengembangkan dan mengevaluasi hasil belajar dalam
ketiga ranah ini secara seimbang untuk memastikan perkembangan siswa secara holistik.
BAB 7
NON TES
Tes objektif, seperti pilihan ganda dan isian singkat, memberikan pengukuran yang
terstandarisasi dan objektif terhadap pengetahuan siswa. Tes uraian, seperti esai,
Selain itu, makalah ini juga menguraikan berbagai bentuk non tes, seperti observasi,
penilaian proyek, dan penugasan praktik, yang memberikan gambaran holistik terhadap
kemampuan siswa di luar aspek kognitif. Penjelasan tentang pengertian, kelebihan, dan
kelemahan masing-masing alat evaluasi ini akan disajikan dalam buku ini.
Alat evaluasi merupakan instrumen yang digunakan untuk mengukur pencapaian siswa
dan memperoleh informasi tentang hasil belajar mereka. Dalam proses evaluasi
pembelajaran, terdapat berbagai jenis alat evaluasi yang digunakan. Makalah ini akan
memfokuskan pada tiga bentuk alat evaluasi yang umum digunakan, yaitu tes objektif, tes
1. Tes Objektif
Tes objektif adalah jenis tes yang memiliki jawaban yang jelas dan terstandarisasi.
Beberapa bentuk tes objektif yang umum digunakan adalah pilihan ganda, isian singkat, dan
pencocokan. Kelebihan dari tes objektif adalah efisiensi waktu dalam pemberian dan
penilaian tes, objektivitas dalam penilaian, dan kemampuan untuk mengukur pengetahuan
secara luas. Namun, tes objektif juga memiliki kelemahan, seperti keterbatasan dalam
mengukur kemampuan berpikir kritis dan kreativitas siswa. Tes obyektif ialah tes tulis yang
itemnya dapat dijawab dengan memilih jawaban yang sudah tersedia sehingga peserta didik
menampilkan keseragaman data, baik bagi yang menjawab benar maupun mereka yang
menjawab salah. Tes obyektif ini menuntut peserta didik untuk memilih jawaban yang benar
diantara kemungkinan jawaban yang telah disediakan, memberi jawaban singkat, dan
melengkapi pertanyaan atau per-nyataan yang belum sempurna. Tes obyektif sangat cocok
untuk mengevaluasi kemampuan yang menuntut proses mental yang tidak begitu tinggi,
2. Tes Uraian
Tes uraian adalah jenis tes yang meminta siswa untuk memberikan jawaban secara
eksplisit dan mendalam. Biasanya berupa esai atau pertanyaan terbuka. Kelebihan dari tes
kemampuan berpikir kritis, dan kreativitas siswa. Tes uraian juga memungkinkan siswa
untuk mengekspresikan pemikiran dan gagasan mereka dengan lebih bebas. Namun, tes
uraian memerlukan waktu yang lebih lama dalam penilaian, dan penilaian dapat menjadi
Selain tes, terdapat juga bentuk-bentuk non tes yang digunakan dalam evaluasi
pembelajaran. Dalam menilai hasil belajar, ada yang bisa diukur dengan menggunakan tes
dan ada pula yang tidak bisa dengan tes. Kalau pengetahuan teoritis dapat diukur dengan
menggunakan tes. Bentuk-bentuk non tes ini memberikan gambaran holistik terhadap
kemampuan siswa di luar aspek kognitif. Beberapa bentuk non tes yang umum digunakan
Penilaian Proyek: Siswa diberi tugas untuk menciptakan, membuat, atau menyajikan
pembelajaran.
Penugasan Praktik: Siswa melakukan kegiatan praktis yang terkait dengan materi
lapangan.
keterampilan praktis, sikap, dan penerapan pengetahuan dalam konteks nyata. Namun,
bentuk-bentuk non tes juga dapat memakan waktu yang lebih lama dalam penilaian dan
pengukuran yang terstandarisasi dan objektif terhadap pengetahuan siswa, sementara tes
Bentuk-bentuk non tes, seperti observasi, penilaian proyek, dan penugasan praktik,
memberikan gambaran holistik terhadap kemampuan siswa di luar aspek kognitif. Dalam
memilih alat evaluasi yang sesuai, penting untuk mempertimbangkan tujuan evaluasi,
karakteristik siswa, dan konteks pembelajaran. Bentuk-bentuk non tes ini memberikan
informasi yang lebih komprehensif tentang kemampuan siswa dalam berbagai aspek, seperti
keterampilan praktis, sikap, dan penerapan pengetahuan dalam situasi dunia nyata. Namun,
penilaian bentuk non tes juga dapat memakan waktu yang lebih lama dalam proses penilaian
Dalam memilih alat evaluasi yang tepat, penting untuk mempertimbangkan tujuan
evaluasi, konteks pembelajaran, karakteristik siswa, serta keterkaitan antara alat evaluasi
dengan kompetensi yang ingin diukur. Dengan memanfaatkan berbagai bentuk alat evaluasi
yang relevan, dapat dihasilkan gambaran yang lebih komprehensif tentang pencapaian siswa
dalam pembelajaran.
BAB 8
Pengembangan tes dan penyusunan non-tes merupakan langkah penting dalam proses
evaluasi pendidikan. Tes adalah instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan
dan pemahaman siswa, sedangkan non-tes adalah metode lain yang digunakan untuk
mengumpulkan informasi tentang prestasi siswa, seperti observasi, wawancara, dan proyek.
Dalam hal ini, akan dibahas secara detail tentang pengembangan tes dan penyusunan non-tes
1. Pengembangan Tes
evaluasi.
Langkah-langkah umum dalam pengembangan tes meliputi:
Langkah pertama dalam pengembangan tes adalah mengidentifikasi tujuan evaluasi yang
ingin dicapai. Menentukan tujuan evaluasi yang ingin dicapai dengan tes, seperti
mengukur pemahaman konsep, keterampilan, atau sikap siswa. Tujuan ini harus jelas dan
terkait dengan kompetensi atau pengetahuan yang ingin diukur. Misalnya, apakah tujuan
tes adalah untuk mengukur pemahaman konsep, keterampilan praktis, atau kemampuan
analitis siswa.
Setelah tujuan evaluasi ditetapkan, langkah berikutnya adalah menyusun spesifikasi tes
yang mencakup aspek-aspek seperti cakupan materi, format soal, skor penilaian, dan
waktu pengerjaan. Rencana tes harus disesuaikan dengan kebutuhan evaluasi dan
karakteristik siswa yang diuji. Menentukan konten dan cakupan materi yang akan diuji,
Pembuatan butir soal merupakan tahap kunci dalam pengembangan tes. Butir soal harus
dirancang dengan hati-hati, mengacu pada tujuan evaluasi dan spesifikasi tes. Berbagai
jenis pertanyaan dapat digunakan, seperti pilihan ganda, isian singkat, benar/salah, atau
uraian terstruktur. Penting untuk memperhatikan kualitas butir soal, termasuk kejelasan,
kesesuaian dengan tujuan, dan tingkat kesulitan yang tepat. Merancang dan menyusun
butir soal yang sesuai dengan tujuan evaluasi dan spesifikasi tes. Butir soal dapat berupa
memastikan bahwa tes memiliki keabsahan dan reliabilitas yang cukup. Hal ini
melibatkan uji coba tes kepada sejumlah siswa, analisis statistik, dan peninjauan oleh ahli
pendidikan. Jika diperlukan, tes direvisi berdasarkan temuan dari validasi. Melakukan
validasi terhadap tes yang dikembangkan untuk memastikan bahwa instrumen tersebut
valid, reliabel, dan sesuai dengan kebutuhan evaluasi. Jika diperlukan, melakukan revisi
Uji Coba:
Setelah tes dinyatakan valid dan reliabel, tes dapat diimplementasikan kepada siswa.
Setelah tes selesai, data yang diperoleh akan di uji coba untuk mendapatkan informasi
tentang kemampuan siswa. Uji coba dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai
metode statistik yang relevan. Melakukan uji coba tes kepada sejumlah siswa untuk
mengumpulkan data dan mengidentifikasi potensi masalah atau kekurangan dalam tes.
2. Penyusunan Non-Tes
Selain tes, penyusunan non-tes juga merupakan komponen penting dalam evaluasi
portofolio.
Metode non-tes yang umum digunakan meliputi observasi, wawancara, proyek, atau
portofolio. Pemilihan metode harus didasarkan pada tujuan evaluasi dan kemampuan
siswa yang ingin diukur. Memilih metode non-tes yang sesuai dengan tujuan evaluasi dan
karakteristik siswa. Misalnya, observasi dapat digunakan untuk mengamati keterampilan
praktis atau perilaku sosial siswa, sedangkan wawancara dapat memberikan pemahaman
Setelah metode non-tes dipilih, langkah selanjutnya adalah menyusun rencana penilaian
yang terperinci. Merancang rencana penilaian yang terstruktur, mencakup indikator, skala
penilaian, dan instrumen pengumpulan data yang akan digunakan. Misalnya, dalam
observasi, menyusun daftar perilaku yang akan diamati dan sistem penilaian yang jelas.
dapat dilakukan dengan mengamati siswa dalam konteks tertentu, wawancara dapat
dilakukan untuk memperoleh pemahaman mendalam tentang siswa, dan proyek atau
portofolio dapat digunakan untuk menampilkan karya siswa. Data dikumpulkan dengan
seksama sesuai dengan rencana evaluasi yang telah disusun. Melakukan proses
pelaksanaan non-tes sesuai dengan rencana yang telah disusun. Mengumpulkan data
penyusunan temuan, dan pengambilan kesimpulan yang sesuai dengan tujuan evaluasi.
Hasil analisis dapat digunakan untuk memberikan umpan balik kepada siswa,
mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan siswa, serta memberikan informasi yang lebih
holistik tentang prestasi siswa. Menganalisis data yang telah dikumpulkan dari metode
non-tes, menginterpretasikan hasil, dan menyusun laporan evaluasi yang jelas dan
informatif.
tujuan evaluasi, penyusunan spesifikasi tes, penyusunan butir soal, validasi, dan uji coba.
Penyusunan non-tes melibatkan pemilihan metode non-tes yang sesuai, penyusunan rencana
penilaian, pelaksanaan dan pengumpulan data, serta analisis dan interpretasi data. Kedua
komponen ini dapat digunakan secara komplementer untuk mendapatkan gambaran yang
BAB 9
Analisis butir soal merupakan langkah penting dalam pengembangan dan penilaian
instrumen tes. Salah satu aspek yang perlu dianalisis adalah indeks kesulitan, daya beda, dan
distraktor. Indeks kesulitan mengukur tingkat kesulitan suatu soal, sedangkan daya beda
mengindikasikan sejauh mana soal dapat membedakan antara siswa yang memiliki
kemampuan tinggi dan rendah. Distraktor adalah pilihan jawaban yang menarik perhatian
siswa, tetapi tidak sesuai dengan jawaban yang benar. Dalam makalah ini, akan dibahas
secara detail tentang analisis butir soal, indeks kesulitan, daya beda, dan distraktor.
1. Indeks Kesulitan
Indeks kesulitan digunakan untuk mengetahui tingkat kesulitan suatu soal. Indeks
Indeks kesulitan memiliki rentang nilai antara 0 hingga 1. Jika nilai indeks kesulitan
mendekati 0, berarti soal tersebut mudah, sedangkan jika mendekati 1, berarti soal tersebut
sulit. Analisis indeks kesulitan dapat membantu mengidentifikasi apakah suatu soal perlu
disempurnakan atau disesuaikan untuk tingkat kesulitan yang diinginkan. Indeks kesukaran
memiliki rentang nilai antara 0 hingga 1. Tujuan dari analisis indeks kesukaran adalah untuk
memastikan bahwa soal-soal dalam tes memiliki tingkat kesulitan yang sesuai dengan
2. Daya Beda
Daya beda mengukur sejauh mana suatu soal dapat membedakan antara siswa yang
memiliki kemampuan tinggi dan rendah. Daya beda dapat membantu mengidentifikasi soal-
soal yang memiliki karakteristik diskriminatif, artinya soal tersebut efektif dalam
membedakan antara siswa yang berprestasi tinggi dengan siswa yang berprestasi rendah.
Daya Beda = (Jumlah siswa yang menjawab benar di kelompok atas) - (Jumlah siswa
Daya beda memiliki rentang nilai antara -1 hingga 1. Jika nilai daya beda mendekati 1,
berarti soal tersebut memiliki daya beda yang tinggi, artinya siswa yang memiliki
kemampuan tinggi cenderung menjawab benar, sedangkan siswa yang memiliki kemampuan
rendah cenderung menjawab salah. Sebaliknya, jika nilai daya beda mendekati -1, berarti
Distraktor merujuk pada pilihan jawaban yang salah atau tidak sesuai dalam suatu soal
pilihan ganda. Distraktor adalah pilihan jawaban yang menarik perhatian siswa, tetapi tidak
sesuai dengan jawaban yang benar. Distraktor digunakan untuk menguji pemahaman siswa
dan membedakan antara siswa yang benar-benar memahami materi dengan siswa yang hanya
menebak. Analisis distraktor melibatkan perhitungan persentase siswa yang memilih masing-
masing pilihan jawaban. Distraktor yang memiliki persentase siswa yang memilihnya tinggi
Analisis butir soal, termasuk indeks kesulitan, daya beda, dan distraktor, penting dalam
mengembangkan dan menilai instrumen tes yang baik. Indeks kesulitan memberikan
informasi tentang tingkat kesulitan suatu soal, sedangkan daya beda mengukur sejauh mana
soal tersebut dapat membedakan antara siswa yang memiliki kemampuan tinggi dan rendah.
mungkin terjadi. Dengan melakukan analisis butir soal secara teliti, pengajar dapat
meningkatkan kualitas tes dan mendapatkan informasi yang lebih akurat tentang pemahaman
Validitas mengacu pada sejauh mana instrumen evaluasi atau pengukuran mengukur apa
yang seharusnya diukur, sedangkan reliabilitas mengacu pada konsistensi dan ketepatan
instrumen tersebut. Buku ini akan menjelaskan pengertian, jenis-jenis, dan metode
pengukuran validitas dan reliabilitas, serta pentingnya validitas dan reliabilitas dalam
Validitas dan reliabilitas adalah dua konsep penting dalam evaluasi dan pengukuran.
Validitas mengacu pada sejauh mana instrumen evaluasi atau pengukuran benar-benar
mengukur apa yang seharusnya diukur, sedangkan reliabilitas mengacu pada konsistensi dan
ketepatan instrumen tersebut dalam memberikan hasil yang serupa dalam situasi yang
berbeda. Makalah ini akan membahas pentingnya validitas dan reliabilitas dalam evaluasi
pendidikan, serta menjelaskan jenis-jenis dan metode pengukuran validitas dan reliabilitas.
1. Validitas
Validitas adalah sutu ukuran yang menunjukkan tingkat ke validan atau kesahihan
suatu instrmen. Suatu instrumen yang valid itu mempunyai validitas yang tinggi dan
sebaliknya bila tingkat validitasnya rendah maka instrumentersebut kurang valid. Sebuah
instrumen dikatakan valid apabla mampu mengukur apa yang hendak diukur/ diinginkan.
Sebuah instrumen dikatan valid apabila bisa mengungkap data dari variabel yang diteliti.
dan validitas isi / contect validity) dan validitas eksternal / empiris. Validitas adalah
ukuran sejauh mana instrumen evaluasi atau pengukuran dapat mengukur secara akurat
apa yang seharusnya diukur. Terdapat beberapa jenis validitas yang perlu
Validitas Konten:
semua aspek penting dari konstruk yang ingin diukur. Hal ini melibatkan pemeriksaan
isi dari instrumen evaluasi dan memastikan bahwa itu mencerminkan secara akurat
Validitas Kriteria:
Validitas kriteria melibatkan hubungan antara hasil instrumen evaluasi dengan kriteria
yang sudah ada. Dalam validitas kriteria, instrumen evaluasi diuji dengan
Validitas Konstruksi:
instrumen evaluasi dan konstruk yang ingin diukur. Hal ini melibatkan pengujian
hipotesis dan analisis statistik untuk memastikan bahwa instrumen evaluasi dapat
2. Reliabilitas
Reabilitas menunjuk pada sesuatu pengertian bahw suatu instrumen dapat dipercaya
untuk dignakan sebagai alat pengumpul data keaena instrumen tersebut sudah dianggap
baik. Intrume yang baik tidak mungkin bersifat tendenslus mengarahkan responden untuk
diandalkan. Sehingga beberapa kali diulang pun hasilnya akan tetap sama ( konsisten).
Pengujian reabilitas dapat dilakukan secara eksternal ( staility / test retest, equivalent atau
gabungan kedunya ) dan secara inernal ( analisis konsistensi butir-butir yang ada pada
instrumen. Reliabilitas mengacu pada konsistensi dan ketepatan instrumen evaluasi atau
pengukuran dalam memberikan hasil yang serupa dalam situasi yang berbeda. Terdapat
Reliabilitas Test-Retest:
yang sama setelah jangka waktu tertentu. Korelasi antara hasil pengujian pertama dan
Reliabilitas Split-Half:
Reliabilitas split-half melibatkan membagi instrumen evaluasi menjadi dua set dan
membandingkan hasil dari kedua set tersebut. Korelasi antara kedua set digunakan
Validitas dan reliabilitas sangat penting dalam evaluasi pendidikan. Dengan memiliki
instrumen evaluasi yang valid, kita dapat yakin bahwa kita mengukur apa yang
seharusnya diukur, sehingga hasil evaluasi dapat digunakan dengan percaya diri dalam
membuat keputusan pendidikan. Reliabilitas yang tinggi juga penting untuk memastikan
Validitas dan reliabilitas adalah dua konsep penting dalam evaluasi dan pengukuran.
Validitas mengacu pada sejauh mana instrumen evaluasi atau pengukuran mengukur apa
yang seharusnya diukur, sedangkan reliabilitas mengacu pada konsistensi dan ketepatan
instrumen tersebut. Validitas dan reliabilitas harus dipertimbangkan dengan cermat dalam
yang valid dan reliabel, kita dapat yakin bahwa hasil evaluasi dapat digunakan dengan
Rubrik (rubrics) adalah instrumen penilaian yang digunakan dosen dalam mengukur
mahasiswa untuk suatu level tertentu pada suatu aspek (Mertler, 2006; Reddy & Andrade,
2010; Stevens & Levi, 2005). Rubrik yang hanya memiliki dua level dalam satu aspek
dikenal sebagai daftar cek (check list) (Mertler, 2006). Rubrik dapat digunakan pada berbagai
metode asesmen, seperti tulisan imiah, esai buku/film, partisipasi diskusi, laporan
Rubrik penilaian adalah kerangka atau skala yang digunakan untuk menilai dan
memberikan skor terhadap kinerja atau produk siswa. Buku ini akan menjelaskan pengertian,
adalah alat yang digunakan untuk mengukur dan menilai kinerja atau produk siswa dalam
proses pembelajaran. Rubrik ini memberikan pedoman yang jelas dan transparan bagi siswa
dan penilai tentang apa yang diharapkan dalam pencapaian dan penilaian. Makalah ini akan
Rubrik penilaian adalah kerangka atau skala yang menggambarkan kriteria-kriteria yang
akan dinilai dan memberikan skor terhadap kinerja atau produk siswa. Tujuan utama rubrik
Rubrik penilaian memberikan pedoman yang jelas kepada siswa tentang apa yang
penilaian dan fokus pada aspek-aspek yang penting dalam kinerja atau produk
mereka.
Meningkatkan objektivitas:
objektif. Rubrik menyediakan kriteria yang jelas dan skala penilaian yang dapat
konkret dan spesifik kepada siswa. Hal ini membantu siswa memahami kekuatan dan
kelemahan kinerja atau produk mereka, serta memberikan arahan untuk perbaikan
selanjutnya.
2. Jenis-jenis rubrik
Berdasarkan isinya, rubrik dapat dibagi menjadi beberapa jenis. Menurut Onong
1. Rubrik Informasi
Jenis rubrik ini berisi informasi umum mengenai berbagai hal terkait kehidupan manusia.
kematian).
umum, organisasi).
2. Rubrik Edukasi
Rubrik jenis ini berisi informasi mengenai pengetahuan dan pendidikan, baik
pengetahuan umum maupun pengetahuan khusus. Beberapa yang termasuk dalam rubrik
Tajuk rencana.
3. Rubrik Rekreasi
Rubrik ini berisi informasi yang bersifat hiburan dan rekreasi untuk menghilangkan
Cerita bergambar
Cerita pendek
Anekdot
Kriteria penilaian:
Merupakan daftar kriteria atau aspek yang akan dinilai dalam kinerja atau produk
siswa. Kriteria ini harus relevan, spesifik, dan terkait langsung dengan tujuan
pembelajaran.
Merupakan deskripsi atau penjelasan tentang setiap tingkat pencapaian dalam kriteria
Bobot penilaian:
Merupakan bobot atau nilai relatif yang diberikan kepada setiap kriteria penilaian.
keseluruhan.
Konsistensi:
Transparansi:
kriteria penilaian dan harapan yang diinginkan. Siswa dapat melihat dengan jelas apa
spesifik dan konstruktif kepada siswa. Siswa dapat melihat di mana mereka telah
Peningkatan Pembelajaran:
Dengan menggunakan rubrik penilaian, siswa dapat melihat bagaimana mereka dapat
strategi perbaikan.
tugas individu, proyek kelompok, presentasi, atau penilaian praktik. Dalam setiap konteks,
rubrik penilaian harus disusun dengan hati-hati, mengikuti prinsip-prinsip yang relevan, dan
kepada pembaca, baik secara tersurat maupun secara tersirat. Penulis menyampaikan pesan-
pesannya di dalam rubrik untuk memberikan nasihat, anjuran, maupun ajakan untuk
Membantu tenaga pendidik dan peserta didik dalam memahami proses pembelajaran
Contoh-contoh rubrik penilaian dapat beragam tergantung pada konteks dan subjek
pembelajaran. Sebagai contoh, rubrik penilaian untuk presentasi bisa mencakup kriteria
Setiap kriteria memiliki deskripsi tingkat pencapaian dan bobot penilaian yang sesuai.
Rubrik penilaian atau penskoran merupakan alat yang penting dalam proses evaluasi
pembelajaran. Dengan menggunakan rubrik penilaian, siswa dapat memahami harapan dan
kriteria penilaian dengan lebih jelas, sementara penilai dapat memberikan umpan balik yang
dan validitas evaluasi. Oleh karena itu, pengembangan rubrik penilaian yang baik sangat
Dalam kesimpulannya, rubrik penilaian atau penskoran adalah alat yang penting dalam
proses evaluasi pembelajaran. Rubrik penilaian memberikan panduan yang jelas dan objektif
dalam mengevaluasi kinerja siswa. Dengan menggunakan rubrik penilaian, siswa dapat
memahami kriteria penilaian, sementara penilai dapat memberikan umpan balik yang
spesifik. Hal ini membantu meningkatkan konsistensi, transparansi, dan kualitas evaluasi
Brown, GT, & Hattie, J. (2012). Asesmen Literasi: Fondasi untuk Meningkatkan
Baru. Corwin.
Popham, WJ (2018). Penilaian Kelas: Yang Perlu Diketahui Guru (Edisi ke-8). Pearson.
Stiggins, RJ, Arter, JA, Chappuis, J., & Chappuis, S. (2012). Penilaian Kelas untuk
ke-2). Pearson.
Asosiasi Riset Pendidikan Amerika, Asosiasi Psikologi Amerika, & Dewan Nasional
Pengukuran Pendidikan. (2014). Standar Tes Pendidikan dan Psikologis. Asosiasi Riset
Pendidikan Amerika.
Downing, SM (2006). Dua Belas Langkah untuk Pengembangan Tes yang Efektif. Dalam
Routledge
Anderson, LW, Krathwohl, DR, Airasian, PW, Cruikshank, KA, Mayer, RE, Pintrich, PR,
& Wittrock, MC (2001). Taksonomi untuk Belajar, Mengajar, dan Menilai: Revisi
Krathwohl, DR, Mekar, BS, & Masia, BB (1964). Taksonomi Tujuan Pendidikan,
Pendidikan.
Haladyna, TM (2019). Mengembangkan dan Memvalidasi Soal Tes Pilihan Ganda (Edisi
ke-4). Routledge.
Rodriguez, MC (2005). Menyusun Tes Prestasi (Edisi ke-2). Pers Universitas Cambridge.
Haladyna, TM, & Downing, SM (2004). Menyusun Soal Tes: Keterampilan Dasar untuk
Crocker, L., & Algina, J. (2008). Pengantar Teori Tes Klasik dan Modern. Belajar
Cengkeh.
Allen, MJ, & Yen, WM (2002). Pengantar Teori Pengukuran. Pers Waveland.
Haladyna, TM, & Downing, SM (2004). Menyusun Soal Tes: Keterampilan Dasar untuk
Brown, GT, & Hudson, S. (2002). Alternatif dalam Penulisan Butir Pilihan Ganda:
Pedoman Pengendalian Mutu. Penilaian dalam Pendidikan: Prinsip, Kebijakan & Praktek,
9(3), 277-292.
DeVellis, RF (2016). Pengembangan Skala: Teori dan Aplikasi (Edisi ke-4). Publikasi
SAGE.
Cook, DA, Beckman, TJ, & Konsep Saat Ini dalam Validitas dan Keandalan untuk
78(8), 783-790.
Streiner, DL, & Norman, GR (2008). Timbangan Pengukuran Kesehatan: Panduan Praktis
Moskal, BM (2000). Rubrik Penilaian: Apa, Kapan dan Bagaimana? Penilaian Praktis,
Popham, WJ (2009). Penilaian Kelas: Yang Perlu Diketahui Guru (Edisi ke-6). Pearson.