Anda di halaman 1dari 162

ASUHAN KEBIDANAN BERKESINAMBUNGAN DAN KOMPREHENSIF

PADA NY. R 28 TAHUN DI TPMB EUIS NURMAWAR,SST


KOTA CIREBON
TAHUN 2023

Disusun Oleh :

ALYATUN ALFASALAM
NIM.2010115010

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH CIREBON
Jl. Kalitanjung Timur No.14/18 A Kel./Kec.Harjamukti
Kota Cirebon
T.A 2022/2023
ASUHAN KEBIDANAN BERKESINAMBUNGAN DAN KOMPREHENSIF
PADA NY.R 28 TAHUN DI TPMB EUIS NURMAWAR,SST
KOTA CIREBON
TAHUN 2023

LAPORAN TUGAS AKHIR ( LTA )

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan


Pendidikan Diploma III Kebidanan pada
STIKes Muhammadiyah Cirebon

Disusun Oleh :

ALYATUN ALFASALAM
NIM.2010115010

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH CIREBON
Jl. Kalitanjung Timur No.14/18 A Kel./Kec.Harjamukti
Kota Cirebon
T.A 2022/2023
ASUHAN KEBIDANAN BERKESINAMBUNGAN DAN KOMPREHENSIF
PADA NY.R 28 TAHUN DI TPMB EUIS NURMAWAR,SST
KOTA CIREBON
TAHUN 2023

LAPORAN TUGAS AKHIR ( LTA )

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan


Pendidikan Diploma III Kebidanan pada
STIKes Muhammadiyah Cirebon

Disusun Oleh :

ALYATUN ALFASALAM
NIM.2010115010

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH CIREBON
Jl. Kalitanjung Timur No.14/18 A Kel./Kec.Harjamukti
Kota Cirebon
T.A 2022/2023
LEMBAR PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN BERKESINAMBUNGAN DAN KOMPREHENSIF


PADA NY.R 28 TAHUN DI TPMB EUIS NURMAWAR,SST
KOTA CIREBON
TAHUN 2023

Laporan Tugas Akhir (LTA) ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan
dalam sidang LTA Program studi Diploma III Kebidanan
STIKes Muhammadiyah Cirebon

Cirebon, 06 Juni 2023

Pembimbing

Erni Ratna Suminar, SST.,M.KM


NIK.12.09.029.

Mengetahui :
STIKes Muhammadiyah Cirebon
Ketua,

Hj.Sri Musfiroh, S.Si.T, M.Kes


NIK. 07.09.009

i
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN BERKESINAMBUNGAN DAN KOMPREHENSIF


PADA NY.R 28 TAHUN DI TPMB EUIS NURMAWAR,SST
KOTA CIREBON
TAHUN 2023

LTA ini telah Diujikan oleh Tim penguji


Dan Disahkan Sesuai Ketentuan

Cirebon, Juni 2023

Nama Mahasiswa : Alyatun Alfasalam


NIM : 2010115010

Disetujui oleh :
Penguji I Penguji II

Hj.Ilah Sursilah.,S.Si.T.,M.Kes Erni Ratna Suminar, SST.,MKM


NIK.06.06.001. NIK.12.09.029.

Disahkan Oleh :
STIKes Muhammadiyah Cirebon
Ketua,

Hj.Sri Musfiroh, S.Si.T., M.Kes


NIK. 07.09.00

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Alhamdulillah segala puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat meyelesaikan
Laporan Tugas Akhir (LTA) yang berjudul “Asuhan kebidanan
Berkesinambungan dan Komprehensif Ny.R 28 tahun pada Masa Adaptasi
kebiasan Baru (AKB) di TPMB Euis Nurmawar,SST Kota Cirebon Tahun
2023.
Penyusunan LTA ini diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan
pendidikan Diploma III Kebidanan di STIKes Muhammadiyah Cirebon serta
mampu melakukan Asuhan kebidanan Kehamilan, Persalinan, BBL, Nifas dan
pelayanan KB.
Dalam penyusunan LTA ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak berupa bimbingan, motivasi, dan saran. Karena itu pada
kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terma kasih kepada :
1. Hj.Sri Musfiroh, S.Si.T.,M.Kes Selaku ketua STIkes Muhammadiyah
Cirebon.
2. Tonasih, SST.,M.Kes selaku Wakil ketua I STIKes Muhammadiyah
Cirebon.
3. Vianty Mutya sari, SST.,M.Kes selaku Wakil ketua II STIKes
Muhammadiyah Cirebon.
4. Eka Ratnasari, SST.,M.Keb selaku Ketua Prodi Diploma III Kebidanan
STIKes Muhammadiyah Cirebon sekaligus Dosen Pembimbing Akademik
yang telah memotivasi dalam penyusunan LTA ini.
5. Nurhasanah, SST.,M.Keb selaku Dosen Pembimbing sekaligus Dosen
penguji I yang telah memberikan bimbingan dan dukungan dalam
penyusunan LTA ini.

iii
6. Erni Ratna Suminar, SST.,M.KM selaku Dosen pembimbing sekaligus
Dosen Penguji II yang telah memberikan bimbingan dan dukungan dalam
penyusunan LTA ini.
7. Bidan Euis Nurmawar, SST selaku Preseptor Lahan Praktik PK III dan
pemilik TPMB yang telah memberikan izin kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan LTA ini.
8. Staf, Dosen dan seluruh karyawan STIKes Muhammadiyah Cirebon.
9. Ny. R beserta keluarga yang bersedia menjadi pasien Asuhan
berkesinambungan dan komprehensif.
10. Rekan-rekan seperjuangan STIKes Muhammadiyah Cirebon Angkaan XV
periode 2020-2021.
11. Kedua Orang tua, Kaka saya, seluruh keluarga tercinta dan semua orang
terdekat sebagai motivatort terbesar yang senantiasa memberikan
dukungan srta selalu mendoakan sehingga penyusunan LTA dapat
terselesaikan.
12. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan dorongan sehingga LTA
ini dapat terselesaikan.
Penulis juga menyadari sepenuhnya jka dalam penulisan LTA ini masih
jauh dari kesempurnaan dan terdapat begitu banyak kekurangan. Oleh karna
itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi
kesempurnaan penulis dimasa yang akan datang. Semoga penyusunan LTA ini
berguna dan bermanfaat bagi penulis khususnya untuk pembaca umumnya
serta bagi perkembangan ilmu kebidanan.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Cirebon, 1 April 2023

Penulis

iv
DAFTAR ISI
Halaman Judul................................................................................................................i
Lembar Persetujuan........................................................................................................ii
Lembar Pengesahan.......................................................................................................iii
Kata Pengantar...............................................................................................................iv
Daftar Isi.........................................................................................................................v
Daftar Singkatan...........................................................................................................vii
Daftar Tabel..................................................................................................................xii
Daftar Gambar..............................................................................................................xiii
Daftar Lampiran...........................................................................................................xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................................1
B. Tujuan..................................................................................................................6
C. Manfaat................................................................................................................6
D. Waktu dan Tempat..............................................................................................7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kehamilan..........................................................................................................8
B. Persalinan & BBL.............................................................................................36
C. Bayi...................................................................................................................49
D. Nifas dan Menyusui..........................................................................................54
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan..................................................................71
B. Asuhan Kebidanan Pada Persalinan & BBL......................................................75
C. Asuhan Kebidanan Pada Bayi............................................................................83
D. Asuhan Kebidanan Nifas & KB.........................................................................93
BAB IV PEMBAHASAN KASUS
A. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan.................................................................103
B. Asuhan Kebidanan Pada Persalinan & BBL.....................................................107
C.Asuhan Kebidanan Pada Bayi............................................................................114
D. Asuhan Kebidanan Nifas & KB........................................................................116

v
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan.......................................................................................................118
B. Saran..................................................................................................................119
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................120
LAMPIRAN

vi
DAFTAR SINGKATAN

AKB : Angka Kematian Bayi


AKI : Angka Kematian Ibu
AKDR : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
ANC : Antenatal Care
APD : Alat Pelindung Diri
APN : Asuhan Persalinan Normal
ASI : Air Susu Ibu
BAB : Buang Air Besar
BAK : Buang Air Kecil
BB : Berat Badan
BBLR : Berat Badan Lahir Rendah
BKKBN : Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
CM : Centimeter
CVAT : Costo Vertebra Angel Tendernes
DINKES : Dinas Kesehatan
DJJ : Denyut jantung Janin
DTT : Desinfektan Tingkat Tinggi
HB : Hemoglobin
HPHT : Hari Pertama Haid Terakhir
HTP : Hari Taksiran Persalinan
IMD : Inisiasi Menyusui Dini
IMT : Indeks Massa Tubuh
IUD : Intra Uterine Device
KB : Keluarga Berencana
KEK : Kurang Energi Kronik
KEMENKES : Kementrian Kesehatan
KH : Kelahiran Hidup
KIA : Kesehatan Ibu dan Anak
KIE : Komunikasi Informasi Edukasi

vii
KG : Kilogram
LILA : Lingkar Lengan Atas
N : Nadi
P : Pernapasan
PAP : Pintu Atas Panggul
PI : Pencegahan Infeksi
PTT : Peregangan Tali Pusat Terkendali
POGI : Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia
S : Suhu
SDKI : Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
SUPAS : Survei Pendudukan Antar Sensus
TB : Tinggi Badan
TBJ : Taksiran Berat Janin
TD : Tekanan Darah
TFU : Tinggi Fundus Uteri
TM : Trimester
TTD : Tablet Tambah Darah
TT : Tetanus Toksoid
UK : Usia Kehamilan
USG : Ultrasonografi
V/v : Vulva / vagina
Vit : Vitamin
WUS : Wanita Usia Subur
WHO : Word Health Organization
WIB : Waktu Indonsia Barat

viii
DAFTAR TABEL

NO. Tabel Halaman


TABEL 1 Kenaikan Berdasarkan BMI atau IMT.........................................32
TABEL 2 Teknik Mengukur TFU................................................................34
TABEL 3 Interval dan Masa Perlindungan..................................................35
TABEL 4 Ketidaknyamanan Pada Kehamilan.............................................45
TABEL 5 Posisi Meneran dan Keuntungan.................................................57
TABEL 6 Jadwal Imunisasi Lengkap...........................................................69
TABEL 7 Perubahan TFU Normal Masa Nifas...........................................73
TABEL 8 Perubahan Lokhea Masa Nifas....................................................74
TABE 9 Frekuensi Kunjungan Masa Nifas..................................................83

ix
DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman


GAMBAR 1 Tanda Resiko Tinggi Kehamilan.................................................47
GAMBAR 2 Posisi Duduk atau setengah Duduk..............................................57
GAMBAR 3 Posisi berdiri atau Jongkok..........................................................58
GAMBAR 4 Posisi Merangkak atau Miring Kiri..............................................58
GAMBAR 5 Mekanisme Persalinan.................................................................60

x
DAFTAR LAMPIRAN
NO Lampiran
Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 2 Informed Consent
Lampiran 3 Foto Copy Buku KIA
Lampiran 4 SOAP Partograf
Lampiran 5 Foto Copy Kartu KB
Lampiran 6 Lembar Konsultasi LTA

xi
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator peningkatan
tersebut derajat kesehatan dan keberhasilan penyelenggaraan pembangunan
kesehatan. Kematian ibu adalah jumlah wanita yang meninggal selama satu
periode disebabkan oleh kehamilan, persalinan dan melahirkan (42 hari setelah
melahirkan). Gangguan kehamilan dan pengobatannya. angka kematian ibu
secara global adalah 100.000 kelahiran hidup. Angka Kematian bayi (AKB)
menunjukan banyaknya angka kematian bayi usia 0 tahun dan juga bayi
meninggal sebelum mencapai usia satu tahun dari setiap 1000 KH (Kementrian
kesehatan republik Indonesia, 2019).
Menurut World Health Organization (WHO, 2019), angka kematian ibu
(AKI) adalah 289.000. Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) 2012, angka kematian ibu (AKI) di Indonesia mencapai 359.100.000
kelahiran hidup (0,359%) . Menurut data 99% kematian ibu akibat komplikasi
kehamilan dan persalinan terjadi di negara berkembang, salah satu penyebab
utama kematian ibu akibat komplikasi kehamilan dan persalinan, yang antara
lain dapat disebabkan oleh perdarahan, infeksi dan eklampsia. persentase
kejadian abortus cukup tinggi yaitu sekitar 14-15% kejadian. Diketahui setiap
tahun hingga 500 juta ibu meninggal di dunia, kasus tersebut terjadi di negara
berkembang, termasuk Indonesia (Kemenkes RI, 2018).
Berdasarkan data profil kesehatan Indonesia tahun 2019, kematian Ibu
(AKI) pada tahun 2014, yaitu 119,97 per orang 100.000 kelahiran hidup pada
tahun 2015 AKI meningkat menjadi 148,81 per 100.000 seperti kelahiran
hidup. Pada 2016, itu terjadi Penurunan AKI sebesar 125,97 per 100.000
kelahiran kehidupan Tapi pada tahun 2017 MMR meningkat lagi, yaitu. 163,51
persen 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan data AKB berdasarkan hasil SDKI
(Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia) tahun 2017 AKB 24/1.000
kelahiran hidup dari target pembangunan berkelanjutan SDGS tahun Angka

1
Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tergolong sangat tinggi, ini jauh dari
target pemerintah Angka kematian ibu dan angka kematian bayi merupakan
salah satu indikator tercapainya derajat Kesehatan di suatu negara (Uherbelau
& Services, 2022).
AKI dan AKB Indonesia masih jauh dari target pembangunan SDG 2015-
2030. Target penurunan AKI sebesar 70/1000 KH dan AKB sebesar 12/1000
KH. Banyak faktor penyebab kematian ibu, seperti perdarahan 30,13%,
tekanan darah tinggi saat hamil 27,1% dan infeksi 7,3%. Penyebab kematian
bayi adalah Intrauterine fetal death (IUFD) 29,5%, berat badan lahir rendah
(BBLR) 11,2%, penyebab tidak diketahui 5,5%, meningitis 5,1%, kelainan
kongenital 4,9%, pneumonia 13,2%, masalah bayi baru lahir 36%. diare 17,2%.
Dampak dari tidak ditanganinya masalah ini semakin meningkatkan kematian
ibu dan bayi baru lahir (Kemenkes, 2020).
Berdasarkan data Dinas kesehatan di Indonesia kematian ibu dan anak
merupakan masalah serius yang memerlukan penanganan yang baik dan
optimal. Berdasarkan informasi Pokja Percepatan Penanganan Covid-19,
hingga 14 September 2020, jumlah pasien terkonfirmasi berdasarkan
rekomendasi persalinan dan juga rekomendasi bayi baru lahir dengan COVID-
19 sebanyak 221.523 orang. , 158.405 pasien sembuh (71,5%). pasien yang
dikonfirmasi) dan 8.841 pasien meninggal (3,9% dari pasien yang
dikonfirmasi). Dari seluruh pasien positif Covid-19, sebanyak 5316 orang
(2,4%) merupakan anak usia 0-5 tahun dan sisanya 1,3 tahun meninggal dunia.
Dari 1.483 ibu hamil yang terdiagnosis positif Covid-19, 4,9% sudah
mengetahui kondisi tersebut. Data tersebut menunjukkan bahwa bayi baru
lahir, ibu hamil dan juga ibu dalam persalinan rentan terhadap infeksi Covid-
19 dan kondisi ini dapat meningkatkan angka kematian ibu dan anak.
(Kemenkes, 2020).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, 479 kematian ibu
menghasilkan rasio kematian ibu sebesar 86,72/100.000. data kematian ibu

2
tahun 2017-2020 hampir selalu mengalami peningkatan yaitu. 20 Tahun 2017
dengan Rasio AKI 46,88/100.000 KH, 18 Tahun 2018 Dengan rasio AKI
sebesar 41,64/100.000 KH, naik menjadi 37 di tahun 2019 dengan rasio AKI
sebesar 84,37/100.000 KH dan naik menjadi 26 pada tahun 2020 dengan rasio
AKI). angka kematian bayi adalah 24.1000 kelahiran hidup. Menurut Komisi
Kesehatan Provinsi, di Provinsi Jawa Barat hingga Juli 2020 Di Jawa Barat,
1.649 bayi meninggal, lebih banyak dari tahun 2019 pada periode yang sama
yaitu 1.575 kasus, total 579.037 kelahiran hidup (Dinas)58,45/100.000 KH
(Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, 2020).
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Jawa Barat, jumlah AKI di Pada tahun
2020 terdapat 416 kasus (Dinkes Jabar, 2021). Jumlah AKI di Kabupaten
Cirebon pada tahun 2020 menjadi 40 kelahiran hidup dari 47.530, satu
Penyebabnya adalah perdarahan pada 7 kasus dan infeksi pada 3 kasus (Dinas
Kesehatan Kabupaten Cirebon, 2020).
Berdasarkan data di TPMB bidan Euis Nurmawar,SST 2022-2023
mencatat bahwa tidak ada kematian ibu dan bayi. Data jumlah persalinan
adalah 150 ibu bersalin. terdapat 140 ibu yang melahirkan normal di TPMB,
dan terdapat 10 kasus yang dirujuk.
Jumlah kematian ibu dikumpulkan dari catatan program Kementerian
Kesehatan Keluarga Kesehatan di tahun 2020 menunjukkan 4.627 kematian
Indonesia. Nomor ini menunjukkan meningkat sepanjang tahun Pada 2019,
4.221 orang meninggal. Sebagian didasarkan pada alasan jumlah kematian ibu
pada tahun 2020 disebabkan oleh perdarahan hingga 1330 kasus, hipertensi
selama kehamilan sampai 1110 insiden dan kegagalan sistem 230 kasus
beredar. Berdasarkan hasil pendataan dari Pusdatin at pada tahun 2021 bayi
meninggal dengan hasil swab/PCR positif hingga 302 orang terdaftar.
Meskipun demikian, AKB diharapkan terus menurun 16 kasus per 1000
kelahiran hidup tahun 2024 (Departemen Kesehatan RI, 2020).
Dalam Upaya peningkatan pelayanan kebidanan asuhan diberikan secara
berkesinambungan dan komprehensif. Berbagai upaya percepatan Penurunan
AKI dan AKB dilakukan dengan menjamin bahwa setiap ibu mendapatkan

3
pelayanan kesehatan yang berkualitas seperti pelayanan kesehatan ibu hamil,
persalinan dibantu petugas kesehatan terlatih dari institusi pelayanan
kesehatan, pengobatan setelah melahirkan untuk ibu dan anak, perawatan
khusus dan rujukan jika komplikasi dan pelayanan keluarga berencana,
termasuk keluarga berencana setelah melahirkan (Departemen Kesehatan RI,
2020).
Asuhan kebidanan adalah proses pengambilan keputusan dan tindakan
yang dilakukan oleh bidan sesuai kewenangan dan ruang lingkup praktiknya
berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan serta penerapan fungsi dan kegiatan yang
menjadi tanggungjawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang
mempunyai kebutuhan atau masalah dalam bidang kesehatan ibu pada masa
hamil, nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana (Depkes RI, 2016).
Asuhan kebidanan komprehensif merupakan asuhan kebidanan yang
diberikan secara menyeluruh dari mulai hamil, bersalin, bayi baru lahir, nifas,
sampai KB Asuhan kebidanan ini dilakukan agar dapat mengetahui hal-hal
yang terjadi pada seorang wanita semenjak hamil, bersalin, nifas, hingga bayi
dilahirkan sampai dengan pemilihan KB, serta melakukan pengkajia, dan
menegakkan diagnosa secara tepat, antisipasi masalah yang mungkin terjadi,
menentukan tindakan segera, melakukan perencanaan dan tindakan sesuai
kebutuhan ibu, serta mampu melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah
dilakukan (Tiofani, 2012).
Proses kehamilan merupakan proses yang normal dan alamiah. Setiap
kehamilan diharapkan dapat berakhir dengan aman dan sejahtera baik bagi Ibu
maupun janin, oleh karena itu, pelayanan maternal sangatlah penting, dan
semua perempuan diharapkan mendapatkan akses terhadap pelayanan
kesehatan tersebut. Perubahan ibu hamil seringkali membawa seorang
perempuan pada perubahan emosional yang sangat signifikan karena menjadi
seorang ibu amatlah sangat membahagiakan terutama saat menunggu kehadiran
dan juga kelahiran bayi. Di sisi lain perempuan juga seringkali merasakan

4
khawatir mengenai kehamilan yang sedang dilaluinya, dimana dia seringkali
merasa takut kehilangan kecantikannya, berat tubuhnya, atau mengenai hal
yang berhubungan dengan kelahiran bayinya nanti, bahkan beberapa
perempuan yang bahkan sangat menghawatirkan mengenai kemungkinan
kematian yang bisa saja terjadi pada dirinya ( Depkes RI, 2020).
Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surah Al-Isra : 82
mengenai ayat yang menjelaskan tentang cemas :
‫َو ُنَنِّز ُل ِم َن اْلُقْر ٰا ِن َم ا ُهَو ِش َفۤا ٌء َّو َر ْح َم ٌة ِّلْلُم ْؤ ِمِنْيَۙن َو اَل َيِز ْيُد الّٰظ ِلِم ْيَن ِااَّل َخ َس اًرا‬
Artinya :"Dan Kami turunkan dari Al-Qur'an (sesuatu) yang menjadi
penawar dan rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang
zalim (Al-Qur'an itu) hanya akan menambah kerugian (Q.S. Al-Isra:82)”.
Ayat ni menjelaskan bahwa Al-Qur’an mengandung daya penawar dan
rahmat bagi kegelisahan manusia. Supaya manusia dapat hidup bahagia yakni
memiliki jiwa yang sehat dari peyakit mental. Agar manusia terhindar dari
kegelisahan dan kecenderungan kepada kebatilan.
Antenatal care adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga profesional untuk
ibu hamil selama masa kehamilan yang dilaksanakan sesuai dengan standar
pelayanan antenatal yang ditetapkan (Kemenkes RI, 2016). Pemeriksaan
Antenatal Care terbaru sesuai dengan standar pelayanan yaitu minimal 6 kali
pemeriksaan selama kehamilan,dan minimal 2 kali pemeriksaan oleh dokter
pada trimester I dan III. 2 kali pada trimester pertama ( kehamilan hingga 12
minggu ) , 1 kali pada trimester kedua ( kehamilan diatas 12 minggu sampai 26
minggu ) , 3 kali pada trimester ketiga ( kehamilan diatas 24 minggu sampai 40
minggu ) (Buku KIA Terbaru Revisi tahun 2020).
Berdasarkan uraian masalah diatas penulis tertarik mengambil judul
“Asuhan berkesinambungan dan komprehensif pada Ny. R 28 tahun di TPMB
Euis Nurmawar, SST tahun 2023.

5
B. Tujuan

1. Tujuan Umum
Penyususnan LTA bertujuan untuk memberikan asuhan kebidanan
berkesinambungan yang komprehensif pada Ny.R 28 tahun di TPMB
Euis Nurmawar, SST.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk memberikan Asuhan kebidanan komprehensif kehamilan
Ny.R 28 tahun di TPMB bidan Euis Nurmawar, SST.
b. Untuk memberikan Asuhan kebidanan komprehensif persalinan
dan BBL Ny.R 28 tahun di TPMB Euis Nurmawar, SST.
c. Untuk memberikan asuhan kebidanan komprehensif Nifas dan
menyususi Ny.R 28 tahun di TPMB Euis Nurmawar, SST.
d. Untuk memberikan asuhan kebidanan komprehensif Bayi Ny.R 29
tahun di TPMB Euis Nurmawar, SST.
C. Manfaat

1. Manfaat Teoritis
Hasil laporan tugas akhir ini unuk meningkatkan
pengalaman,wawasan dan pengetahuan mahasiswi dalam memberikan
asuhan kebidanan secara berkesinambungan dan komprehensif pada ibu
hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan keluarga berencana dapat
mengaplikasikan materi yang telah diberikan dalam proses perkuliahan
serta mampu memberikan asuhan secara berkesinambungan dan
komprehensif yang bermutu dan berkualitas.
2. Manfaat Praktis
Sebagai bahan evaluasi untuk mempertahankan dan meningkatkan
mutu pelayanan kebidanan secara berkesinambungan dan komprehnsif

6
pada ibu hamil sehingga dapat mengatasi masalah yang timbul dalam
pelayann kebidanan.

D. Waktu dan Tempat

1. Waktu
Asuhan ini dilaksanakan mulai tanggal 12 Maret-21 April 2023.
2. Tempat
Asuhan ini dilaksanakan di TPMB Bidan Euis Nurmawar, SST di Jalan
Evakuasi gang sigaran No 7A Rt 04 Rw 02 kelurahan karyamulya kota
Cirebon Jawa Barat.

7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kehamilan
1. Pengertian
Menurut Federasi Obstetri dan Ginekologi Internasional (FOGI),
kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum, dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila
dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan
berlangsung dalam waktu 40 minggu menurut kalendar internasional.
Kehamilan di klasifikasikan dalam 3 semester, yaitu trimester kesatu
dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan (0-12 minggu), trimester kedua dari
bulan keempat sampai 6 bulan (13-27 minggu), trimester ketiga dari bulan
ketujuh sampai 9 bulan (28-40 minggu).((Prawirohardjo, 2017).
Menurut WHO 2016 Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi
atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi
atau implantasi, bila dihitung darisaat fertilisasi hingga lahirnya bayi,
kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10
bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan
terbagi dalam 3 trimester, dimana trimester pertama berlangsung dalam 12
minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27) dan
trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40) (WHO, 2016).
Menurut Walyani 2015 Proses Kehamilan dimulai dari terjadinya
konsepsi. Konsepsi adalah bersatunya sel telur (ovum) dan sperma. Proses
kehamilan (gestasi berlangsung selama 40 minggu atau 280 hari dihitung
dari hari pertama haid yang terakhir. Hamil aterm yaitu kehamilan usia 37-
40 minggu (Walyani,2015)

8
Menuru Homer,2019 Kehamilan ialah suatu proses proses alami
dalam kehidupan terjadinya pembuahan sel telur oleh sel spema di masa
ovulasi yang berproses menjadi janin dan selama kehamilan ibu harus
diberikan perawatan yang penting serta intervensi yang tepat (Homer,
2019; I. K. Sari, 2015; World Health Organization, 2017).
Dari semua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kehamilan
adalah suatu keadaan fisiologis karena adanya pertemuan antara sperma
dan sel telur dan berlangsung sekitar 9 bulan.
2. Perubahan Anatomis Fisiologis dan Pskologis Trimester (TM) III
Kehamilan merupakan hal yang sangat dinantikan oleh sebagian
besar perempuan yang telah mengarungi bahtera rumah tangga.
Perempuan yang mengalami kehamilan pasti mengalami kekhawatiran
yang disebabkan oleh perubahan yang terjadi dalam kurun waktu sembilan
bulan dan peran baru yang akan dimiliki sebagai seorang ibu. Namun
demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa untuk menjadi seorang ibu adalah
peristiwa yang mendebarkan dan juga penuh dengan tantangan
(Evayanti,2016).
Ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang kehamilan sagat
banyak, umumnya terkait dengan tanda-tanda adanya Allah , kebesarandan
kekuasaan-Nya Diantaranya, Al-Qur’an surat Al-mukminun:23 aya 12-14:
‫ ُثَّم َخ َلْقَنا ٱلُّنْط َفَة‬. ‫ ُثَّم َجَع ْلَٰن ُه ُنْط َفًة ِفى َقَر اٍر َّمِكيٍن‬. ‫َو َلَقْد َخ َلْقَنا ٱِإْل نَٰس َن ِم ن ُس َٰل َلٍة ِّم ن ِط يٍن‬
‫َع َلَقًة َفَخ َلْقَنا ٱْلَع َلَقَة ُم ْض َغ ًة َفَخ َلْقَنا ٱْلُم ْض َغ َة ِع َٰظ ًم ا َفَك َس ْو َنا ٱْلِع َٰظ َم َلْح ًم ا ُثَّم َأنَش ْأَٰن ُه َخ ْلًقا‬
َ ‫َء اَخ َر ۚ َفَتَباَر َك ٱُهَّلل َأْح َس ُن ٱْلَٰخ ِلِق‬
‫ين‬
Artinya : “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu
saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air
mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air
mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami
jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang
belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging.

9
Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha
sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik” (QS. al-Mukminun ayat 12-14)

Ayat ini dipahami Muthahhari sebagai keterangan bahwa manusia


diciptakan dengan segala sesuatu yang bersifat material. Ini pula yang
akhirnya menjadi pandangan Muthahhari bahwa setiap manusia yang lahir
ke dunia masih dalam keadaan belum sempurna secara maknawi.
Muthahhari juga mengutip pernyataan Shadr al-Din al-Muta’allihin al-
Syirazi yang dasarnya juga dari ayat tersebut “jusmaniyyat al-hudust wa
ruhaniyat” (jiwa dalam kefanaannya sebagai jasmani dan keabadiannya
sebagai ruhani). Pandangan Muthahhari tentang ketidaksempurnaan
manusia ketika lahir ia jelaskan dengan pertama-tama menyoal perihal ruh.
Masih dengan dasar ayat tersebut, ruh menurut Muthahhari, meskipun ia
mujarrad (tidak bernama dan tidak bersifat) tapi pada hakikatnya ia tetap
berasal dari materi. Muthahhari berpendapat bahwa ruh manusia belumlah
bersifat sempurna dan ketika masuk ke alam lain seperti alam dunia, ia
masih harus berinang pada sesuatu. Sesuatu tersebut adalah dunia dengan
alam materinya.
a. Perubahan Fisiologis Ibu Hamil
Menurut Sofian (2011:29); Prawirohardjo (2016:179) perubahan
anatomi dan fisiologi ibu hamil adalah:
1) Sisem Reproduksi
a) Uterus
Untuk akomodasi pertumbuhan janin, ukuran rahim pada
kehamilan normal atau cukup bulan adalah 30 x 25 x 20 cm
dengan kapasitas lebih dari 4000 cc. Beratnyapun naik dari 30
gram menjadi 1000 gram pada akhir kehamilan (40 minggu).
b) Ovarium

10
Proses ovulasi terhenti, dan masih terdapat luteum
graviditas sampai terbentuknya plasenta yang akan mengambil
alih pengeluaran esterogen dan prodesteron.
c) Vagina dan Vulva
Terjadi perubahan pada vagina dan vulva karena terjadi
hipervasikularisasi oleh hormon esterogen, sehingga pada
bagian tersebut terlihat merah kebiruan, kondisi ini disebut
dengan tanda chedwick.
2) Sistem Kardiovaskuler
Karakteristik yang khas adalah denyut nadi istirahat meningkat
sekitar 10 sampai 15 denyut per menit pada kehamilan. Besar dari
jantung bertambah sekitar 12% dan kapasitas jantung meningkat
sebesar 70-80 ml. Pada trimester III volume darah semakin
meningkat, jumlah serum darah lebih besar dari pertumbuhan sel
darah sehingga terjadi semacam pengenceran darah. Hemodilusi
mencapai puncaknya pada usia kehamilan 32 minggu. Selama
kehamilan, dengan adanya peningkatan volume darah pada hampir
semua organ dalam tubuh, maka akan terliht adanya perubahan
yang signifikan pada sistem kardiovaskuler.
3) SistemUrinaria
Pada bulan pertama kehamilan, kandung kemih tertekan oleh utrus
yang mulai membesar sehingga sering BAK. Keadaan ini akan
hilang seiring bertambahnya usia kehamilan, namun akan muncul
keluhan yang sama pada akhir kehamilan karena kepala janin mulai
turun kebawah pintu atas panggul sehingga menekan kandung
kemih.
4) Sistem Pencernaan
Pada saluran gastrointestinal, hormone esterogen membuat
pengeluaran asam lambung meningkat, yang dapat menyebabkan
pengeluaran air liur yang berlebihan (hipersalivasi),daerah
lambung terasa panas, terjadi mual dan sakit/pusing terutama pada

11
pagi hari yang disebut hyperemesis gravidarum. Pada trimester II
dan III sering terjadi konstipasi karena pengaruh hormon
progesteron yang meningkat yang menimbulkan gerakan usus
berkurang sehingga makanan lebih lama berada didalam lambung.
5) Sistem Metabolisme
Umumnya kehamilan mempunyai efek pada metabolisme, oleh
karena itu wanita hamil perlu mendapat makanan yang bergizi dan
dalam kondisi sehat. Tingkat metabolisme basal pada ibu hamil
meningkat hingga 15-20%, terutama pada trimester akhir.
6) Sistem Muskuloskeletal
Pengaruh dan peningkatan hormon eterogen dan progesteron dalam
kehamilan menyebabkan kelemahan jaringan ikat serta
ketidakseimbangan persendian, hal ini terjadi maksimal pada satu
minggu terakhir kehamilan. Postur tubuh ibu hamil secara bertahap
mengalami perubahan karena janin membesar dalam abdomen,
sehingga bahu lebih tertarik kebelakang dan tulang lebih
melengkung, sendi tulang belakang lebih lentur, dan dapat
menyebabkan nyeri punggung.
7) Sistem Endokrin
Selama kehamilan normal kelenjar hipofisis akan membesar
±135%. Akan tetapi kelenjar ini tidak begitu mempunyai arti
penting dalam kehamilan. Kelenjar tiroid akan mengalami
pembesaran hingga 15,0 ml padasaat persalinan akibat dari
hyperplasia kelenjar dan peningkatan vaskularisasi. Kelenjar
adrenal pada kehamilan normal akan mengecil.
8) Kulit
Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi
kemerahan, kusam, dan terkadang hal tersebut terjadi di payudara
dan paha. Perubahan ini disebut strie gravidarum. Pada banyak

12
perempuan, garis di pertengahan perutnya akan berubah menjadi
hitam kecoklatan yang disebut linea nigra. Kadang-kadang akan
muncul pada wajah yang disebut chloasma gravidarum.
9) Payudara
Pada awal kehamilan, ibu hamil akan merasa payudaranya mejadi
lebih lunak. Setelah bulan kedua, payudara akan bertambah besar
dan vena-vena dibawah kulit akan lebih terlihat, puting payudara
akan lebih besar dan tegak.
b. Perubahan Psiklogis pada Ibu Hamil
Menurut Sulistyawati (2020:76) perubahan psikologi ibu hamil
adalah:
a) Trimester 1 (periode penyesuaian)
Kadar hormon esterogen dan progesteron segera setelah
konsepsi mengalami peningkatan sehingga menyebabkan mual
muntah pada pagi hari, lemas, lelah dan membesarnya payudara.
Hal ini menyebabkan ibu merasa tidak sehat dan terkadang
membenci, kecewa, cemas, sedih dan menolak kehamilannya. Pada
trimester pertama ini, ibu hamil selalu mencari tanda tanda-untuk
meyakinkan bahwa dirinya sedang hamil.
b) Trimester 2 (periode kesehatan yang baik)
Pada trimester ke 2 ini sudah tidak seperti trimester
sebelumnya,ibu sudah merasa lebih sehat. Tubuh ibu sudah
terbiasa dengan kadar hormon yang tinggi, rasa tidak nyaman
dengan kehamilannya sudah berkurang dan menerima
kehamilannya. Ibu merasa lebih stabil, dalam mengatur diri dan
kondisi juga lebih baik dan menyenangkan, ibu mulai terbiasa
dengan perubahan fisik yang terjadi pada dirinya.
c) Trimester 3 (periode penantian dengan penuh kewaspadaan)
Trimester 3 ini sering disebut periode menunggu dan
waspada karena ibu tidak sabar menunggu kelahuran bayinya.
Terkadang ibu khawatir dengan bayinya yang akan lahir sewaktu

13
waktu. Keadaan ini menyebabkan ibu menjadi lebih waspada
terjadinya tanda atau gejalan terjadinya persalinan. Sering terjadi
ibu yang khawatir dengan bayinya apabila lahir dengan keadaan
tidak normal. Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali
pada trimester ini, banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan jelek.
Disamping itu ibu juga merasaa sedih karena akan berpisah dengan
bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterimanya selama
hamil.
3. Standar Pelayanan kebidanan
Terdapat 6 standar dalam standar pelayanan antenatal seperti sebagai
berikut:
1. Standar 3 Identifikasi ibu hamil
Bidan melakukan kunjungan rumah dengan berinteraksi dengan
masyarakat secara berkala untuk memberikan penyuluhan dan
memotivasi ibu, suami dan anggota keluarganya agar mendorong ibu
untuk memeriksakan kehamilannya sejak dini dan secara teratur.
2. Standar 4: Pemeriksaan dan pemantauan antenatal
Bidan memberikan sedikitnya 6x pelayanan antenatal. Pemeriksaan
meliputi anamnesa dan pemantauan ibu dan janin dengan seksama
untuk menilai apakah perkembangan berlangsung normal. Bidan juga
harus mengenal kehamilan risti/ kelainan, khususnya anemia, kurang
gizi, hipertensi, PMS/ infeksi HIV; memberikan pelayanan imunisasi,
nasehat dan penyuluhan kesehtan serta tugas terkait lainnya yang
diberikan oleh puskesmas. Mereka harus mencatat data yang tepat pada
setiap kunjungan. Bila ditemukan kelainan, mereka harus mampu
mengambil tindakan yang diperlukan dan merujuknya untuk tindakan
selanjutnya.
3. Standar 5: Palpasi Abdominal

14
Bidan melakukan pemeriksaan abdominal secara seksama dan
melakukan plapasi untuk memperkirakan usia kehamilan, serta bila
umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian terendah janin
dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari
kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu.
4. Standar 6: pengelolaan anemia pada kehamilan
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan
dan / atau rujukan semua kasus anemia padal kehamilan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
5. Standar 7: Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan daral pada
kehamilan dan mengenali tanda tanda serta gejal preeklamsia lainnya,
seta mengambil tindakan yang tepat da merujuknya.
6. Standar 8: Persiapan Persalinan
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil, suam serta
keluarganya pada trimester ketiga, untuk memastika bahwa persiapan
persalinan yang bersih dan aman sert suasana yang menyenangkan akan
direncanakan dengan bail- disamping persiapan transportasi dan biaya
untuk merujuk bila tiba tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan
hendakny melakukan kunjungan rumah untuk hal ini. (Standar
Pelayanan Kebidanan, IBI, 2002).
4. Standar Pelayanan Antenatal Care
Kunjungan antenatal adalah kontak antara Ibu hamil dan petugas
kesehatan yang memberi pelayanan antenatal untuk mendapatkan
pemeriksaan kehamilan (Kemenkes R1, 2015). Menurut Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 43 Tahun 2016 tentang
Standar Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Kesehatan termasuk
pelayanan kesehatan ibu hamil yaitu pelayanan antenatal sesuai standar
adalah pelayanan yang diberikan kepada ibu hamil minimal 4 kali
selama kehamilan. Minimal 1 kali pada trimester I, minimal 1 kali pada
trimester II dan minimal 2 kali pada trimester III ( Kemenkes,2011 ).

15
Menurut Permenkes No 4 Tahun 2019, penerapan 10T Standar
pelayanan antenatal adalah pelayanan yang dilakukan kepada ibu hamil
dengan memenuhi kriteria 10T yaitu :
a. Pengukuran Tinggi Badan dan Penimbangan Berat Badan
Pengukuran tinggi badan cukup sekali dilakukan pada saat
kunjungan awal ANC saja, untuk penimbangan berat badan
dilakukan setiap kali kunjungan. Untuk pengisian tinggi badan dan
penimbangan berat badan ini diisi pada halaman 2 di kolom
pemeriksaan ibu hamil. Hal ini sangat penting dilakukan untuk
mendeteksi faktor resiko terhadap kehamilan yang sering
berhubungan dengan keadaan rongga panggul. Berat badan ideal
untuk ibu hamil sendiri tergantung dari IMT (Indeks Masa Tubuh)
ibu sebelum hamil. Indeks massa tubuh (IMT) adalah hubungan
antara tinggi badan dan berat badan (Depkes RI, dalam Afriani
2018).
Pemeriksaan antropometri yang biasa dilakukan adalah
penimbangan berat, pengukuran tinggi badan, penentuan berat
ideal dan pola pertambahan berat. Berat pada kunjungan pertama
ditimbang sementara berat sebelumnya jangan terlewat untuk di
tanyakan. Berat sebelum hamil berguna untuk penentuan prognosis
serta keputusan perlu tidaknya dilakukan terapi gizi secara intensif.
Seorang ibu dengan tinggi badan yang lebih tinggi mempunyai
kecenderungan kenaikan BB yang lebih besar pada waktu hamil
dari pada orang yang lebih pendek (Marlina, 2017).
Kenaikan Berat Badan wanita hamil berdasarkan BMI dan
IMT sebelum hamil :

16
Tabel 1
Kenaikan BB berdasarkan BMI atau IMT
Nilai IMT Berat Badan Penambahan BB
Tri I (kg) Tri II
(kg)
Rendah (19.8) 12.5-18.00 2.3 0.49
Normal(19.8- 11.5-16.00 1.6 0.44
26.0) 7.0-11.50 0.9 0.3
Tinggi(26.1-29.0) 6.0
Obes(>29.0)
Sumber : Arisman, MB (2016),Buku Ajar Ilmu Gizi,, Gizi dalam Daur
Kehidupan.penerbit buku kedokteranEGC, Jakarta.
b. Pengukuran Tekanan Darah
Pengukuran tekanan darah dilakukan setiap kali melakukan
kunjungan periksa kehamilan, dicatat pada hamalan 2 di kolom
pemeriksaan ibu. Adapun tekanan darah dalam kehamilan yaitu
pada sistolik 120 dan diastolik 80. Hal ini dilakukan untuk
mendeteksi apakah tekanan darah normal atau tidak, tekanan darah
pada ibu hamil dikatakan tinggi pada tekanan sistolik 140 dan
tekanan diastolik 90 selama beberapa kali.
Tekanan darah tinggi dapat mengakibatkan keterlambatan
pertumbuhan janin dalam kandungan atau Intrauterine Growth
Restriction (IUGR) dan kelahiran mati, hal ini disebabkan karena
preeclampsia dan eklampsia pada ibu akan menyebabkan
pengapuran di daerah plasenta. Sedangkan bayi memperoleh
makanan dan oksigen dari plasenta, dengan adanya pengapuran di
daerah plasenta, suplai makanan dan oksigen yang masuk ke janin
berkurang menyebabkan mekonium bayi yang berwarna hijau
keluar dan membuat air ketuban keruh, sehingga akan
mengakibatkan asfiksia neonatorum .
c. Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)

17
Pengukuran lingkar lengan atas dilakukan pada awal
kunjungan ANC, hasil pengukuran dicatat di halaman 2 pada kolom
pemeriksaan ibu hamil, ini dilakukan untuk mengetahui status gizi
ibu hamil (skrinning KEK) dengan normal > 23,5 cm, jika didapati
kurang dari 23,5 cm maka perlu perhatian khusus tentang asupan
gizi selama kehamilan. Bila ibu hamil kurang gizi maka daya tahan
tubuh untuk melawan kuman akan melemah dan mudah sakit
maupun infeksi,keadaan ini tidak baik bagi pertumbuhan janin yang
dikandung dan juga dapat menyebabkan anemia yang berakibat
buruk pada proses persalinan yang akan memicu terjadinya
perdarahan .
Pengukuran LILA tidak dapat digunakan untuk memantau
perubahan status gizi dalam jangka pendek. LILA merupakan salah
satu pilihan untuk penentuan status gizi ibu hamil.
d. Pengukuran Tinggi Fundus Uteri (TFU)
Pengukuran Tinggi Fundus Uteri (TFU) dilakukan pada
saat usia kehamilan masuk 22-24 minggu dengan menggunakan pita
ukur, ini dilakukan bertujuan mengetahui usia kehamilan dan
tafsiran berat badan janin. Hasil pengukuran TFU ini dicatat pada
halaman 2 pada kolom pemeriksaan ibu hamil, yaitu bagian kolom
yang tertulis periksa tinggi rahim. Tujuan pemeriksaan TFU
menggunakan tehnik Mc. Donald adalah menentukan umur
kehamilan berdasarkan minggu dan hasilnya bisa di bandingkan
dengan hasil anamnesis hari pertama haid terakhir (HPHT) dan
kapan gerakan janin mulai dirasakan. TFU yang normal harus sama
dengan UK dalam minggu yang dicantumkan dalam HPHT (Depkes
RI dalam Afriani 2018).

Tabel 2

18
Teknik mengukur TFU

Usia Kehamilan Tinggi Fundus Uteri


22-28 minggu 24-25 cm diatas simpisis
28 minggu 26,7 cm diatas simpisis
30 minggu 29,5-30 cm diatas simpisis
32 minggu 29,5-30 cm diatas simpisis
34 minggu 31 cm diatas simpisis
36 minggu 32 cm diatas simpisis
38 minggu 33 cm diatas simpisis
40 minggu 37,7 cm diatas simpisis
(Mochtar,2017)
e. Pengukuran Persentasi Janin dan Detak Jantung Janin (DJJ)
Pengukuran Persentasi janin dan DJJ dilakukan setiap
kunjungan pemeriksaan kehamilan, dicatat di halaman 2 pada
kolom yang tertulis periksa letak dan denyut jantung janin. Detak
jantung janin (DJJ)adalah sebuah indikator atau dalam sebuah
pemeriksaan kandungan yang menandakan bahwa ada kehidupan di
dalam kandungan seorang ibu.Untuk memeriksa kesehatan janin di
dalam kandungan ibu hamil, dokter melakukan beberapa hal
pemeriksaan dan denyut jantung bayi yang baru bisa dideteksi
kurang lebihnya pada usia 11 minggu .
Menentukan persentasi janin dilakukan pada akhir trimester
III dengan usia kehamilan 34 sampai 36 minggu keatas, yaitu untuk
menentukan bagian terbawah janin atau mengetahui bagian
terbawah janin sudah masuk panggul atau belum. Pengukuran detak
jantung janin dilakukan menggunakan doppler sebagai acuan untuk
mengetahui kesehatan ibu dan janin khususnya denyut jantung janin
dalam rahim dengan detak jantung janin yang normal nya
120x/menit dilakukan pada ibu hamil pada akhir minggu ke 20.

19
f. Melakukan Skrinning TT (Tetanus Toksoid)
Skrinning TT (Tetanus Toksoid) menanyakan kepada ibu
hamil jumlah vaksin yang telah diperoleh dan sejauh mana ibu
sudah mendapatkan imunisasi TT, secara idealnya WUS (Wanita
Usia Subur) mendapatkan imunisasi TT sebanyak 5 kali, mulai dari
TT1 sampai TT5. Pemberian imunisasi tetanus toksoid (TT) artinya
memberikankekebalanterhadap penyakit tetanus kepada ibu hamil
dan bayi yang dikandungnya .
Pengisian Skrining TT dicatat pada halaman 2 pada kolom
pemeriksaan ibu hamil yang tertulis stuatus dan imunisasi tetanus.
Sesuai dengan WHO, jika seorang ibu yang tidak pernah diberikan
imunisasi tetanus maka ia harus mendapatkan paling sedikitnya dua
kali (suntikan) selama kehamilan (pertama pada saat kunjungan
antenatal dan kedua pada empat minggu kemudian) Jarak pemberian
(interval) imunisasi TT 1 dengan TT 2 minimal
4 minggu .
Tabel 3
Inerval dan masa perlindungan TT

Status Interval minimal Masa perlindungan


Imunisasi pemberian
T1 Awal
T2 4 minggu T1 3 tahun
T3 6 bulan T2 5 tahun
T4 1 tahun T3 10 tahun
(Buk uKIA,
2019) T5 1 tahun T4 ≥ 25 tahun

20
g. Pemberian Tablet Fe
Zat besi merupakan mikro elemen esensial bagi tubuh yang
diperlukan dalam sintesa hemoglobin dimana untuk mengkonsumsi
tablet Fe sangat berkaitan dengan kadar hemoglobin pada ibu hamil
(Latifah, 2020). Pemberian tablet Fe diberikan setiap kunjungan
ANC, setiap pemberian dilakukan pencatatan di buku
KIA halaman 2 pada kolom yang tertulis pemberian tablet tambah
darah. Pemberian tablet besi atau Tablet Tambah Darah (TTD)
diberikan pada ibu hamil sebanyak satu tablet (60mg) setiap hari
berturut-turut selama 90 hari selama masa kehamilan, sebaiknya
memasuki bulan kelima kehamilan, TTD mengandung 200
mg ferro sulfat setara dengan 60 ml besi elemental dan 0,25 mg
asam folat baik diminum dengan air jeruk yang mengandung
vitamin C untuk mempermudah penyerapan (Depkes RI dalam
Afriani 2018).
h. Pemeriksaan Laboratorium (Rutin dan khusus) (T8)
Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk mencegah hal-hal
buruk yangbisa mengancam janin. Hal ini bertujuan untuk
skrinning/mendeteks ijika terdapat kelainan yang perlu dilakukan
lebihlanjut(Depkes RI, dalam Afriani 2018). Hasil pemeriksaan
laboratorium dilengkapi dengan mencatat di buku
KIA halaman 2 pada bagian kolom test lab haemoglobin (HB), test
golongan darah, test lab protein urine, test lab gula darah, PPIA.
Berikut bentuk pemeriksaannya :
a. Pemeriksaan golongan darah
Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak hanya untuk
mengetahui jenis golongan darah ibu melainkan juga untuk
mempersiapkan calon pendonor darah yang sewaktu-waktu
diperlukan apabila terjadi situasi kegawatdaruratan (Afriani
2018).

21
b. Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb)
Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil dilakukan
minimal sekali pada trimester pertama dan sekali pada
trimester ketiga. Pemeriksaan ini ditujukan
untuk mengetahui ibu hamil tersebut menderita anemia atau
tidak selama kehamilannya karena kondisi anemia dapat
mempengaruhi proses tumbuh kembang janin dalam
kandungan (Afriani,2018).
c. Pemeriksaan protein dalam urin
Pemeriksaan protein dalam urin pada ibu hamil dilakukan pada
trimester kedua dan ketiga atas indikasi. Pemeriksaan ini
ditujukan untuk mengetahui adanya proteinuria pada ibu hamil.
Proteinuria merupakan salah satu indikator terjadinya
preeklamsia pada ibu hamil.
d. Pemeriksaan kadar gula darah
Ibu hamil yang dicurigai menderita diabetes melitus harus
dilakukan pemeriksaan gula darah selama kehamilannya
minimal sekali pada trimester pertama,sekali pada trimester
kedua,dan sekali pada trimester ketiga terutama
akhir trimester ketiga.
e. Pemeriksaan tes sifilis
Pemeriksaan tes sifilis dilakukan di daerah dengan resiko
tinggi dan ibu hamil yang diduga sifilis. Pemeriksaan sifilis
sebaiknya dilakukan sedini mungkin pada
kehamilan.
f. Pemeriksaan HIV
Pemeriksaan HIV terutama untuk daerah dengan resiko
tinggi dan ibu hamil yang diduga sifilis. Pemeriksaan sifilis

22
sebaiknya dilakukan sedini mungkin pada
kehamilan.
h. Tatalaksana atau penanganan khusus
Berdasarkan hasil pemeriksaan di atas dan hasil pemeriksaan
laboratorium atau setiap kelainan yang ditemukan pada ibu
hamil harus ditangani sesuai dengan standar kewenangan
tenaga kesehatan. Kasus-kasus yang tidak dapatditangani
dirujuk sesuai dengan sistem rujukan. Pengisian tersebut
dicatat pada halaman 2 dikolom pemeriksaan ibu hamil yang
tertulis tatalaksana kasus (Soebyakto, 2016).
i. Temu wicara (Konseling)
Dilakukan pada setiap kunjungan antenatal, pengisian
tersebut dicatat dibuku KIA hamalan 2 pada kolom
pemeriksaan ibu hamil yang tertulis konseling. Pemberian
konseling yang meliputi, sebagai berikut :
a. Kesehatan Ibu.
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memeriksakan
kehamilannya secara rutin ketenaga kesehatan dan
menganjurkan ibu hamil agar beristirahat yang cukup
selama kehamilannya (sekitar 9 -10 jam per hari) dan
tidak bekerja keras (Afriani2018).
b. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk menjaga kebersihan
badan selama kehamilan misalnya mencuci
tangansebelummakan,mandi dua kali sehari dengan
menggunakan sabun, menggosok gigi setelah sarapan
dan sebelum tidur serta melakukan olah raga ringan
(Afriani, 2018).
c. Peran Suami/Keluarga Dalam Kehamilan.
Setiap ibu hamil perlu mendapatkan dukungan dari
keluarga terutama suamidalam kehamilannya. Suami,

23
keluarga, atau masyarakat perlu menyiapkan biaya
persalinan, kebutuhan bayi, transportasi rujukan, dan
calon donor darah. Hal ini penting apabila terjadi
komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas agar segera
dibawa ke fasilitaskesehatan.
d. Tanda Bahaya Pada Kehamilan
Persalinan dan Nifas Setiap ibuhamil diperkenalkan
mengenal tanda – tanda bahaya baik selama kehamilan,
persalinan, maupun nifas misalnya perdarahan pada
hamil muda maupun hamil tua, keluar cairan berbau pada
jalan lahir saat nifas. Mengenal tanda – tanda bahaya ini
penting agar ibu hamil segera mencari pertolongan ke
tenaga kesehatan (Afriani,2018).
e. Asupan Gizi Seimbang
Selama hamil ibu dianjurkan untuk mendapatkan asupan
makanan yang cukup dengan pola gizi yang seimbang
karena hal ini penting untuk proses tumbuh kembang janin
dan derajat kesehatan ibu. Misalnya ibu hamil disarankan
minum tablet tambah darah secara rutin untuk mencegah
terjadinya anemia pada kehamilannya.
f. Gejala Penyakit Menular dan Tidak Menular
Setiap ibu hamilharustahu mengenai gejala – gejala
penyakit menular dan penyakit tidak menular karena
dapat mempengaruhi pada kesehatan ibu dan janinnya.
Inisiasi MenyusuiDini (IMD) dan Pemberian ASI
Eksklusif. Setiap ibu hamil dianjurkan untuk
memberikan ASI kepada bayinya segera setelah bayi lahir
karena ASI mengandung zat kekebalan tubuh yang penting

24
untuk kesehatan bayi. Pemberian ASI dilanjutkan sampai
bayi berusia 6 bulan.
g. KB (Keluarga Berencana) Paska Persalinan
Ibu hamil diberikan pengarah tentang pentingnya ikut KB
setelah persalinan untuk menjarangkan kehamilan
agar ibu punya waktu merawat kesehatan diri sendiri, anak,
dan Keluarga (Depkes RI, dalam Afriani 2018).

5. Antenatal Care (ANC)


a. Pengertian
Antenatal Care (ANC) merupakan suatu pelayanan yang diberikan
oleh perawat kepada wanita selama hamil, misalnya dengan pemantauan
kesehatan secara fisik, psikologis, termasuk pertumbuhan dan
perkembangan janin serta mempersiapkan proses persalinan dan kelahiran
supaya ibu siap mengahadapi peran baru sebagai orangtua (Wagiyo &
Putrono, 2016).
Menurut Depkes RI ( Rukiah & Yulianti, 2014) mendefinisikan
bahwa pemeriksaan kehamilan merupakan pemeriksaan kesehatan yang
dilakukan untuk memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala yang
diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan.
Pada hakikatnya pemeriksaan kehamilan bersifat preventif care dan
bertujuan mencegah hal-hal yang yang tidak diinginkan bagi ibu dan janin
(Purwaningsih & Fatmawati, 2010).
b. Tujuan ANC
Menurut Rukiah (2016) tujuan ANC sebagai berikut:
1) Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan
ibu dan tumbuh kembang bayi.
2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik,maternal dan
sosial ibu dan bayi.

25
3) Mengenali secara dini ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara
umum, kebidanan dan pembedahan.
4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan
selamat ibu dan bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
5) Mempersiapkan ibu agar nifas berjalan normal dan pemberian
ASI eksklusif.
6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dapat menerima
kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal.
c. Jadwal pemeriksaan ANC
Pemeriksaan kehamilan/ANC (Antenatal Care) sangatlah dibutuhkan guna
memantau kondisi kesahatan ibu dan janinnya. Sehingga diperlukan
pemeriksaan kehamilan secara rutin. Menurut Saifudin (2017, dalam Ai
Yeyeh & Yulianti, 2018) pemeriksaan kehamilan sebaiknya dilakukan dengan
ketentuan sebagai berikut :
1) Minimal 2 kali pada trimester ke-1 (kehamilan < 14 minggu).
2) Minimal 1 kali pada trimester ke-2 (kehamilan 14 – 28 minggu).
3) Minimal 3 kali pada trimester ke-3 ( >28 minggu sampai kelahiran).
6. Kebutuhan Dasar bu Hamil
Menurut Prawirohardjo (2016), kebutuhan dasar ibu hamil adalah:
1. Nutrisi yang adekuat
a. Kalori, jumlah kalori yang diperlukan bagi ibu hamil untuk
setiap harinya adalah 2.500 kalori
b. Protein, jumlah protein yang diperlukan oleh ibu hamil adalah
85 gram per hari.
c. Kalsium, kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1,5 gram per hari.
d. Asam Folat, selain zat besi, sel-sel darah merah juga
memerlukan asam folat bagi pematangan sel. Jumlah asam folat
yang dibutuhkan oleh ibu hamil adalah 400 mikrogram per hari.

26
e. Zat besi, untuk menjaga konsentrasi hemoglobin yang normal,
diperlukan asupan zat besi bagi ibu hamil dengan jumlah 30
mg/hari terutama setelah trimester kedua. Bila tidak ditemukan
anemia pemberian zat besi per minggu cukup adekuat.
2. Perawatan payudara
Payudara perlu dipersiapkan sejak sebelum bayi lahir
sehingga dapat segera berfungsi dengan baik. Pengurutan payudara
untuk mengeluarkan sekresi dan membuka duktus dan sinus
laktiferus, sebaiknya dilakukan secara hati-hati dan benar karena
pengurutan yang salah dapat menimbulkan kontraksi pada rahim
sehingga terjadi kondisi seperti pada uji kesejahteraan janin
menggunakan uterotonika.
Basuhan lembut setiap hari pada areola dan puting susu
akan dapat mengurangi retak dan lecet pada area tersebut. Untuk
sekresi yang mengering pada puting susu, lakukan pembersihan
dengan menggunakan campuran gliserin dan alkohol. Karena
payudara menegang, sensitif, dan menjadi lebih berat, maka
sebaiknya gunakan penopang payudara yang sesuai brassiere
3. Perawatan gigi
Dibutuhkan dua kali pemeriksaan gigi selama kehamilan,
yaitu pada trimester pertama dan ketiga. Pada trimester pertama
terkait dengan hiperemesis dan ptialisme (produksi liur yang
berlebihan) sehingga kebersihan rongga mulut harus selalu terjaga.
Sementara itu, pada trimester ketiga, terkait dengan adanya
kebutuhan kalsium untuk pertumbuhan janin sehingga perlu
diketahui apakah terdapat pengaruh yang merugikan pada gigi ibu
hamil. Dianjurkan untuk selalu menyikat gigi setelah makan karena
ibu hamil sangat rentan terhadap terjadinya carries dan gingivitis.

27
4. Personal Hyigiene
Kebersihan tubuh harus terjaga selama kehamilan.
Perubahan anatomik pada perut, area genetalia/lipat paha, dan
payudara menyebabkan lipatan-lipatan kulit menjadi lebih lembab
dan mudah terinvestasi oleh mikroorganisme. Sebaiknya gunakan
pancuran atau gayung pada saat mandi. Gunakan pakaian yang
longgar, bersih dan nyaman dan hindarkan sepatu hak tinggi dan
alas kaki yang keras serta korset penahan perut.
5. Aktivitas Fisik
Olahraga Terapi latihan gerak untuk mempersiapkan ibu
hamil, secara fisik atau mental, pada persalinan cepat, aman dan
spontan. Jenis olah tubuh yang paling sesuai untuk ibu hamil,
disesuaikan dengan banyaknya perubahan fisik seperti pada organ
genital, perut kian membesar dan lain-lain. Dengan mengikuti
senam hamil secara teratur dan intesif, ibu hamil dapat menjaga
kesehatan tubuh dan janin yang dikandungnya secara optimal.
6. Istirahat Tidur
Dengan adanya perubahan fisik ibu hamil, salah satunya
beban berat pada perut sehingga terjadi perubahan sikap tubuh,
tidak jarang ibu akan mengalami kelelahan, oleh karena itu
istirahat dan tidur sangat penting untuk ibu hamil. Pada trimester
akhir kehamilan sering diiringi dengan bertambahnya ukuran janin,
sehingga terkadang ibu kesulitan untuk menentukan posisi yang
paling baik dan nyaman untuk tidur. Posisi tidur yang nyaman dan
dianjurkan pada ibu hamil adalah miring ke kiri, kaki lurus, kaki
kanan sedikit menekuk dan ganjal dengan menggunakan bantal dan
untuk mengurangi rasa nyeri pada perut, ganjal dengan bantal pada
perut bawah sebelah kiri.

28
7. Senam Hamil
Senam hamil bertujuan mempersiapkan dan melatih otot-
otot sehingga dapat dimanfaatkan untuk berfungsi secara optimal
dalam persalinan normal. Senam hamil dimulai pada usia
kehamilan sekitar 24-28 minggu. Beberapa aktivitas yang dianggap
sebagai senam hamil yaitu jalan-jalan saat hamil terutama pagi
hari(Manuaba, 2014). Jangan melakukan pekerjaan rumah tangga
yang berat dan hindarkan kerja fisik yang dapat menimbulkan
kelelahan yang berlebihan.

29
8. Ketidaknyamanan Kehamilan TM II
No Ketidaknyamanan Cara mengatasi
1. Nyeri punggung bawah 1) Massage daerah pinggang dan
punggung
2) Hindari sepatu hak tinggi
3) Gunakan bantal sewaktu tidur
untuk meluruskan punggung
4) Tekuk kaki daripada membungkuk
ketika mengangkat apapun
5) Lebarkan kedua kaki
2. Edema ekstremitas bawah 1) Meningkatkan periode istirahat dan
berbaring pada posisi miring kiri
2) Meninggikan kaki apabila duduk
serta memakai stoking
3) Meningkatkan asupan protein
4) Menurunkan asupan karbohidrat
5) Menganjurkan untuk minum 6-8
gelas cairan
6) Menganjurkan ibu untuk cukup
berolahraga.
3. Gangguan Tidur 1) Lakukan relaksasi napas dalam
2) Pijat punggung
3) Topang bagian tubuh dengan
bantal
4) Minum air hangat
4. Hiperventilasi dan sesak 1) Bantu cara mengatur pernapasan
Nafas 2) Posisi berbaring dengan semifowler
3) Latihan napas melalui senam hamil
4) Tidur dengan bantal yang tinggi

30
5) Hindari makan terlalu banyak
5. Peningkatan frekuensi 1) Latihan kegel
berkemih 2) Ibu hamil disarankan tidak minum
saat 2-3 jam sebelum tidur
3) Kosongkan kandung kemih sesaat
sebelum tidur
6. Nyeri Ulu Hati 1) Makan dengan porsi kecil tapi
sering.
2) Hindari makanan yang berlemak.
3) Hindari minum bersamaan dengan
makan.
4) Hindari makanan dingin
5) Hindari makanan pedas
7. Kram Kaki 1) melemaskan seluruh tubuh
terutama bagian tubuh yang kram.
2) Pada saat bangun tidur, jari kaki
ditegakkan sejajar dengan tumit
untuk mencegah kram mendadak.
3) Kompres hangat pada kaki 4
4) Banyak minum air putih
5) Istirahat yang cukup
8. Hemoroid 1) Hindari konstipasi
2) Beri rendaman hangat dingin pada
anus
3) Bersihkan anus dengan hati-hati
sesudah defekasi
4) Usahakan BAB yang teratur
5) Ajarkan ibu tidur dengan posisi
knee chest selama 15 menit 7)
Ajarkan latihan kegel
Tabel 4 Ketidaknyamanan pada kehamilan

31
Pada kehamilan trimester III perasaan takut akan muncul pada ibu
hamil. Ibu mungkin akan merasa cemas dengan kehidupan bayi dan
dirinya sendiri. Ibu khawatir bayinya lahir tidak normal, takut akan
persalinan (nyeri, kehilangan kendali, rasa sakit dan bahaya fisik yang
akan timbul pada saat melahirkan (Marni dan Margiyati, 2013).
Selain itu, ibu juga akan merasa tidak sabar menunggu kehadiran
bayinya, khawatir akan bayinya yang akan segera lahir sewaktu-waktu,
dan bersikap lebih melindungi bayinya dan menghindari orang tau benda
yang dianggap membahayakan bayinya (Astuti, dkk, 2017). Pada
perubahan psikologis timbulnya kecemasan pada ibu hamil trimester III
berhubungan dengan kondisi kesejahteraan ibu dan bayi yang akan
dilahirkan, pengalaman keguguran, rasa aman dan nyaman selama
kehamilan, penemuan jati dirinya dan persiapan menjadi orang tua, sikap
memberi dan menerima kehamilan, dan dukungan keluarga (Janiwarty dan
Pieter, 2018).
8. Tanda bahaya kehamilan

gambar 1 Tanda Resiko tinggi kehamilan


sumber: Buku kesehatan ibu dan anak, 2017.

32
Tanda bahaya kehamilan merupakan tanda yang mengindikasikan
adanya bahaya yang terjadi selama kehamilan atau selama periode
antenatal. Dengan dilakukannya pemeriksaan kehamilan, diharapkan ibu
hamil dapat meningkatkan kewaspadaan serta memiliki kesiapan baik
fisik, mental, maupun finansial untuk menghadapi kegawatdaruratan yang
dapat timbul kapan saja (Jannah & Widajaka, 2019).
Berikut merupakan tanda-tanda bahaya kehamilan selama periode
antenatal yang perlu ibu hamil ketahui, yaitu :
1. Perdarahan Pervaginam
Pada awal kehamilan, perdarahan yang tidak normal adalah yang
berwarna merah, pendarahan yang banyak, atau perdarahan dengan
nyeri (Lalage, 2018). Bila menemukan adanya pengeluaran darah pada
trimester awal kehamilan, dapat dicurigai bahwa ibu mengalami
keguguran atau abortus. Selain abortus, perdarahan pervaginam dapat
juga menandakan adanya kehamilan diluar rahim atau kehamilan
anggur (mola hidatidosa).
2. Sakit Kepala Yang Hebat
Sakit kepala yang terjadi selama kehamilan merupakan suatu
ketidaknyamanan yang wajar dalam kehamilan. Keadaan tersebut bisa
terjadi selama kehamilan karena sang ibu tengah mengalami anemia
atau kekurangan darah. Bila hal ini terjadi, diharapkan sang ibu
meningkatkan asupan makanan yang banyak mengandung zat besi
seperti daging sapi, hati sapi, buah bit, dan sayuran hijau. Selain itu
bisa dilanjutkan dengan konsumsi tablet Fe secara rutin.
3. Bengkak Pada Muka dan Tangan
Bengkak bisa menunjukkan adanya masalah serius jika muncul pada
muka dan tangan tidak hilang setelah beristirahat dan diikuti dengan
keluhan fisik yang lai. Hal ini bisa merupakan pertanda anemia, gagal
jantung, atau pre eklamsia. System kerja ginjal yang tidak optimal
pada wanita hamil mempengaruhi system kerja tubuh sehingga
menghasilkan kelebihan cairan dan membuat kulit di kaki bagian

33
bawah meregang, terlihat mengkilat, tegang, dan sangat tertarik. Kram
kaki juga sering terjadi di malam hari ketika tidur. Kram pada kaki
biasanya dihubungkan dengan kadar garam dalam tubuh dan
perubahan sirkulasi.
4. Nyeri Abdomen Yang Hebat
Nyeri abdomen yang mungkin menunjukkan masalah yang
mengancam jiwa keselamatan jiwa adalah nyeri yang hebat, menetap,
dan tidak hilang setelah istirahat. Hal ini bisa berarti appendiksitis,
kehamilan ektopik, aborsi, penyakit radang pelviks, persalinan pre
term, gastritis, penyakit kantong empedu, iritasi uterus, abrupsi
placenta, infeksi saluran kemih atau infeksi lainnya.
5. Bayi Kurang Bergerak
Gerakan janin mulai dapat dirasakan pada usia kehamilan 14-16
minggu. Gerakan yang awalnya terasa seperti getaran, lalu
lamakelamaan semakin terasa seperti tendangan atau sikutan (Lalage,
2017). Jika dalam keadaan tidur maka gerakannya bayi akan
melemah. Selain itu kekurangan oksigen pada bayi di dalam
kandungan juga dapat menyebabkan berkurangnya gerakan dari bayi.
Bayi bergerak minimal 3 kali dalam 1 jam jika ibu berbaring atau
sedang beristirahat. Terdapat sebuah teknik yang memudahkan sang
ibu untuk menghitung pergerakan janin yaitu dengan cara
memasukkan satu koin dalam kaleng setiap kali janin terasa bergerak
(Jannah & Widajaka, 2018).
6. Ketuban Pecah Dini
Ketuban pecah dini merupakan pecahnya ketuban sebelum terdapat
tanda-tanda persalinan. Kejadian ketuban pecah dini bisa disebabkan
karena berkurangnya kekuatan membran atau meningkatnya tekanan
intra uteri, bisa juga berasal dari infeksi pada vagina serviks sehingga
dapat mengakibatkan persalinan pre term dan infeksi pada bayi.

34
Cairan ketuban yang keluar umumnya tidak berwarna dan tidak
berbau pesing.

B. Persalinan
1. Pengertian
Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks, dan janin
turun ke dalam jalan lahir. Proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37 – 42 minggu), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam, tanpa komplikasi baik
pada ibu maupun pada janin (Prawirohardjo, 2016).
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban
keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi
pada usia kehamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa disertai
adanya penyulit (JNPK-KR, 2017).
Persalinan atau melahirkan adalah salah satu peristiwa penting dalam
hidup manusia. Seperti halnya pernikahan yang mendahuluinya. Peristiwa
yang membawa sejuta makna dalam hidup. Persalinan bagi sebuah
keluarga penuh dengan makna. Sebuah pemaknaan yang menyertakan
beberapa persiapan sebelumnya. Bagi seorang perempuan, hamil dan
melahirkan adalah sesuatu yang bersifat alamiah dan kodrati. Bahkan akan
dirasakan ada sesuatu yang kurang jika ada seorang perempuan yang tidak
bisa hamil dan tidak mau melahirkan anak. Namun, hamil dan melahirkan
sesungguhnya bukan sekedar persoalan yang bersifat kodrati, akan tetapi
ia merupakan kelanjutan dari tujuan penciptaan manusia itu sendiri yang
sejak awal telah ditetapkan oleh Allah Swt. sebagai khalifah-Nya
Persalinan normal adalah anugerah bagi perempuan dari Allah Swt.
yang telah terekam di dalam Al-Qur`an melalui pengalaman Siti Maryam
ibu Nabi Isa as., yang tercantum di dalam surat Maryam ayat 22-26 :
‫َفَأَج اَء َها اْلَم َخ اُض ِإَلٰى ِج ْذ ِع الَّنْخ َلِة َقاَلْت َيا َلْيَتِني ِم ُّت َقْب َل َٰه َذ ا َو ُكْنُت َنْس ًيا َم ْنِس ًّيا َفَح َم َلْت ُه َفاْنَتَب َذْت ِب ِه‬
‫َم َكاًنا َقِص ًّيا َفَناَداَها ِم ْن َتْح ِتَها َأاَّل َتْح َز ِني َقْد َجَعَل َر ُّبِك َتْح َتِك َس ِرًّيا َو ُه ِّز ي ِإَلْي ِك ِبِج ْذ ِع الَّنْخ َل ِة ُتَس اِقْط َع َلْي ِك‬
‫ُر َطًبا َج ِنًّيا َفُك ِلي َو اْش َر ِبي َو َقِّري َع ْيًناۖ َفِإَّم ا َتَر ِيَّن ِم َن اْلَبَش ِر َأَح ًدا َفُق وِلي ِإِّني َن َذ ْر ُت ِللَّرْح َٰم ِن َص ْو ًم ا َفَلْن ُأَك ِّلَم‬
‫اْلَيْو َم ِإْنِس ًّيا‬

35
Maka Maryam mengandungnya, lalu ia menyisihkan diri dengan
kandungannya itu ke tempat yang jauh. Maka rasa sakit akan melahirkan
anak memaksa ia (bersandar) pada pangkal pohon kurma, Dia berkata:
"Aduhai, Alangkah baiknya aku mati sebelum ini, dan aku menjadi barang
yang tidak berarti, lagi dilupakan. Maka Jibril menyerunya dari tempat
yang rendah: "Janganlah kamu bersedih hati, Sesungguhnya Tuhanmu
telah menjadikan anak sungai di bawahmu. Dan goyanglah pangkal
pohon kurma itu ke arahmu, niscaya pohon itu akan menggugurkan buah
kurma yang masak kepadamu. Maka makan, minum dan bersenang
hatilah kamu. jika kamu melihat seorang manusia, Maka Katakanlah:
"Sesungguhnya aku telah bernazar berpuasa untuk Tuhan yang Maha
pemurah, Maka aku tidak akan berbicara dengan seorang manusiapun
pada hari ini.” (Q.S. Maryam[19]:22-26).
Bila dipahami isi ayat ini mengandung makna yang sangat dalam
terhadap kebutuhan-kebutuhan menjelang persalinan yang disampaikan
kepada perempuan. Hal yang paling utama dalam ayat ini adalah
bagaimana perempuan mengelola dirinya mengatasi perubahan apapun
yang terjadi pada fisiknya. Persalinan yang aman tidak tergantung pada
kecanggihan teknologi. Sebagai agama yang universal, Islam sangat
mendukung persalinan normal. Karena persalinan normal menawarkan
kebaikan-kebaikan terbaik pada saat hamil hingga persalinan bahkan
setelah nifas, baik pada dirinya bayi yang dilahirkannya maupun keluarga
serta orang-orang disekitarnya. Banyaknya pengalaman perempuan yang
merasakan persalinan normal dari keinginan sehat pada saat hamil
menyatakan bahwa mereka merasakan menjadi ibu sejati setelah
merasakan persalinan normal. Oleh karena persalinan normal mereka
dapat menggunakan kekuatan apapun yang ada di dalam dirinya agar
bayinya terlahir selamat dan mendengar tangisan bayinya pertama kali ke
muka bumi.

36
Menurut Manuaba (2014), bentuk persalinan menurut definisi adalah
sebagia berikut :
1. Persalinan spontan. Bila persalinannya seluruhnya berlangsung
dengan kekuatan ibu sendiri.
2. Persalinan buatan. Bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari
luar.
3. Persalinan anjuran (partus presipitatus).
2. Tahapan persalinan
Menurut Affandi (2017), ada 4 kala dalam persalinan, adalah sebagai berikut:
1. Kala 1
Persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan
meningkat (frekuensi dan kekuatannya) hingga serviks membuka lengkap
(10 cm). Kala satu persalinan terdiri atas dua fase, yaitu fase laten dan fase
aktif:
a. Fase Laten
1) Dimulai sejak awal berkontraksi yang menyebabkan penipisan
dan pembukaan serviks secara bertahap.
2) Berlangsungg hingga servks membuka
kurang dari 4 cm.
3) Pada umumnya, fase laten berlangsung hampir atau hingga 8
jam
b. Fase Aktif
1) Frekuensi dan lama kontraksi uterus akan meningkat secara
bertahap (kontraksi dianggap adekuat/memadai jika terjadi tiga kali
atau lebih dalam waktu 10 menit, dan berlangsung selama 40 detik
atau lebih).
2) Dari pembukaan 4 cm hingga mencapai pembukaan lengkap atau
10 cm, akan terjadi dengan kecepatan rata-rata 1 cm per jam
(nulipara atau primigravida) atau lebih dari 1cm hingga 2 cm
(multipara).
3) Terjadi penurunan bagian terbawah janin.

37
2. Kala II
Persalinan dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap (10
cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala dua juga disebut
sebagai kala pengeluaran bayi. Tanda dan gejala kala dua
persalinan adalah:
a. Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya
kontraksi.
b. Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rectum
dan/atau vaginanya.
c. Perineum menonjol.
d. Vulva-vagina dan sfingter ani membuka.
e. Meningkatnya pengeluaran lender bercampur darah.
Tanda pasti kala II ditentukan melalui periksa dalam yang hasilnya
adalah pembukaan serviks telah lengkap, atau terlihatnya bagian
kepala bayi melalui introitus vagina.
3. Kala III
Persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan
a. Lahirnya plasenta dan selaput ketuban.
1) Tanda-tanda lepasnya plasenta
2) Perubahan bentuk dan tinggi fundus
3) Tali pusat memanjang
4) Semburan darah mendadak dan singkat
b. Manajemen Aktif Kala III (MAK III), terdiri dari tiga langkah
utama yaitu:
1) Pemberian suntikan Oksitosin dalam 1 menit pertama
setelah bayi lahir
2) Melakukan penegangan tali pusat terkendali
3) Masase fundus uteri

38
Keuntungan dari manajemen aktif kala III yaitu persalinan
kala III lebih singkat, mengurangi jumlah kehilangan darah,
dan mengurangi kejadian retensio plasenta.

c. Kala IV
Dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir dua jam setelah itu.
Observasi yang di lakukan pada kala IV adalah:
1) Tingkatkan kesadaran
2) Pemeriksaan tanda–tanda vital, tekanan darah, nadi dan
pernafasan, tali pusat, kontraksi uterus, perdarahan dikatakan
normal jika tidak melebihi 500 cc. Rata-rata perdarahan
normal adalah 250 cc
3) Pengkajian dan penjahitan setiap laserasi atau episiotomi.
3. Standar Pertolongan Persalinan
Menurut Depkes RI (2016), meliputi 24 standar, terdapat 4 standar dalam
standar pertolongan persalinan yang harus ditaati seorang bidan, yaitu :
1. Standar 9 : Asuhan Persalinan Kala I.
Pernyataan standar : Bidan menilai secara tepat bahwa persalinan sudah
mulai, kemudian memberikan asuhan dan pemantauan yang memadai
dengan memperhatikan kebutuhan klien selama proses persalinan
berlangsung.
2. Standar 10 : Persalinan Kala II Yang Aman
Pernyataan standar : Bidan melakukan pertolongan persalinan yang aman,
dengan sikap sopan dan penghargaan terhadap klien serta memperhatikan
tradisi setempat.
3. Standar 11 : Penatalaksanaan Aktif Persalinan Kala III
Pernyataan standar : Bidan melakukan penegangan tali pusat dengan benar
untuk membantu pengeluaran plasenta dan selaput ketuban secara lengkap.
4. Standar 12 : Penanganan kala II dengan gawat janin melalui episiotomi.

39
Pernyataan standar : Bidan mengenali secara tepat tanda-tanda gawat janin
pada kala II yang lama, dan segera melakukan episiotomi dengan aman
untuk memperlancar persalinan, diikuti dengan penjahitan perineum.
4. Tanda-Tanda Persalinan
Menurut (Rosyati, 2017) tanda dan gejala persalinan yaitu sebagai berikut:
a. Tanda Inpartu
1. Penipisan serta adanya pembukaan serviks.
2. Kontraksi uterus yang menyebabkan berubahnya serviks (frekuensi
minimal 2 kali dalam 10 menit).
3. Keluar cairan lendir yang bercampur dengan darah melalui vagina.
b. Tanda Persalinan
1. Ibu merasa ingin meneran atau menahan napas bersamaan dengan
terjadinya kontraksi.
2. Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada bagian rectum dan
vagina.
3. Perineum mulai menonjol.
4. Vagina dan sfingter ani mulai membuka.
5. Pengeluaran lendir yang bercampur darah semakin meningkat
5. Posisi dan Cara Ibu Meneran
Posisi meneran merupakan posisi yang nyaman bagi ibu bersalin. Ibu
bersalin dapat berganti posisi secara teratur selama persalinan kala II karena
hal ini seringkali mempercepat kemajuan persalinan dan ibu mungkin dapat
meneran secara efektif pada posisi tertentu yang dianggap nyaman bagi ibu.
(Saifudin, 2014) (jurnal Sari; dkk,2018).
Posisi persalinan merupakan suatu peristiwa fisiologis tanpa disadari dan
terus berlangsung/ progresif. Penolong persalinan dapat membantu agar ibu
tetap tenang dan rileks, maka penolong persalinan tidak boleh mengatur posisi
meneran. Penolong persalinan harus memfasilitasi ibu dalam memilih sendiri.

40
Tabel 5
posisi meneran dan keuntungan
Posisi Meneran Keuntungan

Miring a. Peredaran darah balik ibu menjadi lancar


b. Kontraksi uterus akan lebih lancar
c.Memudahkan bidan dalam menolong
persalinan
d. Persalinan berlangsung labih nyaman
Jongkok .a. Memperluas rongga panggul
b. Proses persalinan lebih mudah
c. Menggunakan gaya gravitasi
d. Mengurangi trauma pada perineum
Merangkak a.Posisi yang paling baik bagi ibu yang
mengalami nyeri punggung
b. Dapat mengurangi rasa sakit
c. Mengurangi keluhan haemoroid
Setengah duduk a. Memudahkan melahirkan kepala bayi
b. Membuat ib nyaman
c.Jika merasa lelah, ibu bisa beristirahat dengan
mudah
Duduk a. Memanfaatkan gaya gravitasi
b. Memberikan kesempatan untuk istirahat
c. Memudahkan melahirkan kepala
Berdiri a. Memanfaatkan gaya gravitasi
b. Memudahkan melahirkan kepala
c. Memperbesar dorongan untuk meneran
(Rohani,2018)

gambar 2 posisi duduk atau setengah duduk

41
gambar 3 posisi berdiri atau jongkok

gambar 4 posisi merangkak atau berdiri


Menurut Walyani (2015), cara meneran adalah:
1. Anjurkan ibu untuk meneran sesuai dengan dorongan
alamiahnya selama kontraksi.
2. Jangan menganjurkan untuk menahan nafas selama meneran.
3. Anjurkan ibu untuk berhenti meneran dan segera beristirahat di
antara kontraksi
4. Jika ibu berbaring miring atau setengah duduk, ibu mungkin
merasa lebih mudah untuk meneran jika ibu menarik lutut
kearah dada dan menempelkan dagu ke dada
5. Anjurkan ibu untuk tidak mengangkat bokong saat meneran.
6. Jangan melakukan dorongan pada fundus untuk membantu
kelahiran bayi.
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persalinan
Menurut (Saragih, 2017), ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses
persalinan normal yang dikenal dengan istilah 5P, yaitu: Power, Passage,

42
Passenger, Psikis ibu bersalin, dan Penolong persalinan yang dijelaskan dalam
uraian berikut:
1. Power (tenaga)
Power (tenaga) merupakan kekuatan yang mendorong janin untuk lahir.
Dalam proses kelahiran bayi terdiri dari 2 jenis tenaga, yaitu primer dan
sekunder.
a. Primer: berasal dari kekuatan kontraksi uterus (his) yang berlangsung
sejak muncul tanda-tanda persalinan hingga pembukaan lengkap.
b. Sekunder: usaha ibu untuk mengejan yang dibutuhkan setelah
pembukaan lengkap.
2. Pasenger (Janin)
Faktor lain yang berpengaruh terhadap persalinan adalah faktor janin, yang
meliputi berat janin, letak janin, posisi sikap janin (habilitus), serta jumlah
janin. Pada persalinan normal yang berkaitan dengan passenger antara
lain: janin bersikap fleksi dimana kepala, tulang punggung, dan kaki
berada dalam keadaan fleksi, dan lengan bersilang di dada. Taksiran berat
janin normal adalah 2500-3500 gram dan DJJ normal yaitu
120-160x/menit.
3. Passage (Jalan lahir)
Jalan lahir terdiri dari panggul ibu, yaitu bagian tulang padat, dasar
panggul, vagina dan introitus vagina (lubang luar vagina). Meskipun
jaringan lunak, khususnya lapisan-lapisan otot dasar panggul ikut
menunjang keluarnya bayi, tetapi panggul ibu jauh lebih berperan dalam
proses persalinan. Oleh karena itu, ukuran dan bentuk panggul harus
ditentukan sebelum persalinan dimulai.
7. Mekanisme Persalinan
Dalam mekanisme persalinan normal terjadi beberapa gerakan janin ketika
berada dalam posisi belakang kepala gerakan tersebut yaitu sebagai berikut :

43
gambar 5 mekanisme persalinan
a. Engagement
Terjadi ketika diameter biparietal janin telah masuk melalui pintu atas
panggul secara sinklitismus dan sinklitimus(anterior dan posterior)
b. Penurunan kepala
Terjadi bersamaan dengan mekanisme lainnya penurunan kepala merupakan
hasil dari kontraksi otot-otot abdomen,tekanan cairan amnion /air ketuban,
tekanan langsung fundus pada bokong janin, dan ekstensi serta pelurusan
badan atau tulang belakang janin.
c. Fleksi
Terjadi ketika kepala janin bertemu tahanan yaitu serviks kemudian sisi
dari panggul, dan akhirnya dasar panggul.
d. Rotasi
Dalam atau putaran paksi dalam Rotasi dalam atau putaran paksi dalam
merupakan putaran terendah janin dari posisi sebelumnya kearah depan
sampai di bawah simfisis gerakan ini upaya janin untuk menyesuaikan
dengan bidang tengah panggul.
e. Ekstensi
Merupakan ketika ubun –ubun kecil berada dibawah simfisis pubis sehingga
mengarah kedepan sesuai dengan sumbu jalan lahir selanjutnya ubun-ubun

44
kecil akan semakin tampak dan bekerja sebagai hipomoklion atau pusat
gerakan maka akan berangsur-angsur lahir ubun-ubun kecil, ubun-ubun
besar, dahi, mata, hidung, mulut, dan, dagu.
f. Rotasi atau putaran paksi luar
Setelah terjadi putaran paksi luar merupakan gerakan memutar ubunubun
kecil ke arah punggung janin jika ubun-ubun kecil pada awalnya disebelah
kiri akan memutar kearah kiri dan begitu juga sebaliknya.
g. Ekspulsi
Setelah terjadi rotasi luar , bahu anterior berfungsi sebagai hipomoklion
untuk melahirkan bahu belakang bahu depan terlihat pada orifisium vulva
vagina yang menyantuh bagian dibawah simfisis pubis dan bahu postertior
menghubungkan perineum dan lahir dengan fleksi lateral setelah bahu
lahir, bagian badan janin lahir secara keseluruhan mengikuti sumbu jalan
lahir.
8. Lima Benang Merah Dalam Asuhan Persalinan
Lima aspek dasar lima benang merah yang penting dan saling terkait
dalam asuhan persalinan menurut (JNPK-KR, 2017):
1. Membuat keputusan klinik
Membuat keputusan merupakan proses yang menentukan untuk
menyelesaikan masalah dan menentukan asuhan yang diperlukan oleh
pasien. Keputusan ini harus akurat, komprehemsif dan aman, baik bagi
pasien dan keluarganya maupun petugas yang memberikan pertolongan.
2. Asuhan sayang ibu dan sayang bayi
Asuhan sayang ibu adalah asuhan yang menghargai budaya, kepercayaan
dan keinginan sang ibu. Beberapa prinsip dasar asuhan sayang ibu adalah
dengan mengikutsertakan suami dan keluarga selama proses persalinan
dan kelahiran bayi.
3. Pencegahan infeksi
Tindakan pencegahan infeksi (PI) tidak terpisah dari komponenkomponen
lain dalam asuhan selama persalinan dan kelahiran bayi. Tindakan ini
harus diterapkan dalam setiap aspek asuhan untuk melindungi ibu, bayi

45
baru lahir, keluarga, penolong persalinan dan tenaga kesehatan lainnya
dengan mengurangi infeksi karena bakteri, virus dan jamur. Dilakukan
pula upaya untuk menurunkan risiko penularan penyakit-penyakit
berbahaya yang hingga kini belum ditemukan pengobatannya, seperti
HIV/AIDS dan Hepatitis.
4. Pencatatan/dokumentasi
Pencatatan adalah bagian penting dari proses pembuatan keputusan klinik
karena memungkinkan penolong persalinan untuk terus memperhatikan
asuhan yang diberikan selama proses persalinan dan kelahiran bayi. Catat
semua asuhan yang diberikan kepada ibu atau bayinya. Jika asuhan tidak
dicatat, dapat diangggap bahwa hal tersebut tidak dilakukan. Mengkaji
ulang catatan memungkinkan untuk menganalisa data yang telah
dikumpulkan dan dapat lebih efektif dalam merumuskan suatu diagnosis dan
membuat rencana asuhan bagi ibu dan bayinya. Hal yang penting diingat
yaitu identitas ibu, hasil pemeriksaan, diagnosis, dan obat– obatan yang
diberikan dan partograf adalah bagian terpenting dari proses pencatatan
selama persalinan (JNPK-KR, 2017).
5. Rujukan
Rujukan dalam kondisi optimal dan tepat waktu ke fasilitas rujukan atau
fasilitas yang memiliki sarana lebih lengkap, diharapkan mampu
menyelamatkan jiwa para ibu dan bayi baru lahir. Meskipun sebagian besar
ibu akan menjalani persalinan normal namun sekitar 10-15% diantaranya
akan mengalami masalah selama proses persalinan dan kelahiran bayi
sehingga perlu dirujuk ke fasilitas kesehatan rujukan. Sangat sulit menduga
kapan penyulit akan terjadi sehingga kesiapan untuk merujuk ibu dan bayi
ke fasilitas rujukan secara optimal dan tepat waktu menjadi syarat bagi
keberhasilan upaya penyelamatan. Setiap penolong persalinan harus
mengetahui fasilitas rujukan yang mampu untuk menatalaksana kasus
gawatdarurat obstetri dan bayi baru lahir (JNPK-KR, 2017).

46
9. Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin
Asuhan yang mendukung selama persalinan sangat penting dalam
proses persalinan. Tindakan ini mempunyai efek positif baik secara emosional
maupun fisiologis, sehingga persalinan dapat berlangsung secara aman.
Adapun kebutuhan dasar ibu bersalin menurut Saifuddin (2010) adalah :
a. Memberikan dukungan Emosional
Bidan harus melibatkan keluarga khususnya suami dalam memberikan
dukungan emosional. Ajak suami dan keluarga untuk memijat punggung,
menyeka keringat pada wajah ibu dengan tisu serta menciptakan suasana
nyaman, mendampingi selama proses persalinan dan kelahiran bayi.
b. Membantu pengaturan posisi Informasikan dan bimbing ibu untuk
menemukan posisi yang nyaman selama persalinan. Ajak pendamping
untuk membantu dalam pengaturan posisi. Ibu dapat memilih posisi
jongkok, miring kiri atau kanan, atau menungging.
c. Kebutuhan makanan dan cairan Mencukupi
kebutuhan dan kalori dengan makanan dan minuman yang mudah diserap
tubuh.
d. Kebutuhan eliminasi
Menganjurkan ibu bersalin untuk berkemih minimal setiap 2 jam. Kandung
kemih yang penuh dapat menghambat penurunan bagian terendah janin.
e. Mengurangi rasa nyeri
Meredakan ketegangan pada ligament sakroiliaka dapat dilakukan dengan
melakukan penekanan pada kedua sisi pinggul, melakukan kompres
hangat, maupun dengan pemijatan. Dapat juga diberikan aromaterapidi
ruangan ibu bersalin, dan dapat diberikan musik untuk membantu
mengurangi rasa nyeri yang dirasakan oleh ibu bersalin.

C. Bayi
1. Pengertian Neonatus
Bayi baru lahir atau neonatus adalah masa kehidupan (0–28 hari),
dimana terjadi perubahan yang sangat besar dari kehidupan di dalam rahim

47
menuju luar rahim dan terjadi pematangan organ hampir pada semua
sistem. Bayi hingga umur kurang satu bulan merupakan golongan umur
yang memiliki risiko gangguan kesehatan paling tinggi dan berbagai
masalah kesehatan bisa muncul, sehingga tanpa penanganan yang tepat
bisa berakibat fatal (Kemenkes RI, 2020).
2. Ciri-Ciri Bayi Baru Lahir
Menurut Tabdo, 2016 Ciri-ciri bayi baru lahir adalah sebagai berikut:
1. Berat badan 2.500-4.000 gram
2. Panjang badan 48-52cm
3. Lingkar dada 30-35cm
4. Lingkar kepala 33-35cm
5. Frekuensi jantung 120-160x/menit Pernapasan ±40-60x/menit
6. Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup.
7. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah
sempurna.
8. Kuku agak panjang dan lemas
9. Genetalia : pada perempuan, labia mayora sudah menutupi labia
minora , pada laki-laki: testis sudah turun, skrotum sudah ada.
10. Reflek isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
11. Reflek moro atau gerak memeluk jika di kagetkan sudah baik.
12. . Reflek gresp atau menggenggam sudah baik
13. Eliminasi baik, mekonium keluar dalam 24jam petama, mekonium
berwarna hitam kecoklatan.
C. Klasifikasi Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir dibagi dalam beberapa klasifikasi menurut (Manuaba, 2014) :
a. Bayi baru lahir menurut masa gestasinya :
1. Kurang bulan (preterm infant) : 4000 gram
2. Cukup bulan (term infant) : 37-42 minggu
3. Lebih bulan (postterm infant) : 42 minggu atau lebih

48
b. Bayi baru lahir menurut berat badan lahir:
1. Berat lahir rendah : 4000 gram.
2. Berat lahir cukup : 2500-4000 gram .
3. Berat lahir lebih : >4000 gram.
D. Asuhan Bayi Baru Lahir
Menurut Indrayani Asuhan Bayi Baru Lahir sebagai berikut :
a. Pencegahan infeksi
b. Penilaian segera
setelah lahir Penilaian meliputi apakah bayi cukup bulan, apakah air
ketuban jernih dan tidak bercampur mekonium, apakah bayi menangis atau
bernafas/tidak megap-megap, apakah tonus otot bayi baik / bayi bergerak
aktif.
c. Pencegahan kehilangan panas
BBL dapat mengalami kehilangan panas tubuhnya melalui proses
konduksi, konveksi, dan radiasi dan evaporasi. Segera setelah bayi lahir
upayakan untuk mencegah hilangnya panas dari tubuh bayi, hal ini dapat
dilakukan dengan cara mengeringkan tubuh bayi, letakkan bayi di dada
ibu,selimuti bayi terutama bagian kepala dengan kain yang kering, tunggu
minimal hingga 6 jam setelah bayi lahir untuk memandikan bayi, jangan
mandikan bayi sebelum suhu tubuhnya stabil (suhu aksila 36,5 36)
tempatkan bayi dilingkungan yang hangat.
d. Perawatan Tali Pusat
Mengikat tali pusat dengan terlebih dahulu mencelupkan tangan yang
masih menggunakan sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5%, untuk
membersihkan darah dan sekresi tubuh lainya. Bilas tangan dengan air
matang/ desinfeksi tingkat tinggi dan keringkan tangan tersebut dengan
handuk / kain bersih dan kering. Ikat puntung tali pusat sektiar 1 cm dari
pusat bayi dengan menggunakan benang desinfeksi tingkat tinggi / klem
plastik tali pusat. Jika menggunakan benang tali pusat, lingkarkan benang
di sekeliling puntung tali pusat dan lakukan pengikatan ke 2 dengan
simpul kunci dibagian tali pusat pada hasil yang berlawanan. Lepaskan

49
klem penjepit tali pusat dan letakkan didalam larutan klorin 0,5%. Setelah
selesai selimuti ulang bayi dengan kain bersih dan kering. Pastikan bahwa
bagian kepala bayi tertutup dengan baik.
e. Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
Bayi harus mendapatkan kontak kulit dengan kulit ibunya segera
setelah lahir selama kurang lebih 1 jam. Bayi harus menggunakan naluri
alamiahnya untuk melakukan IMD.
f. Pembeian ASI
Pastikan bahwa pemberian ASI dimulai dalam waktu 1 jam setelah
bayi lahir. Jika mungkin, anjurkan ibu untuk memeluk dan mencoba untuk
menyusukan bayinya segera setelah tali pusat diklem dan dipotong
berdukungan dan bantu ibu untuk menyusukan bayinya.
Keuntungan pemberian ASI :
1. Merangsang produksi air susu ibu
2. Memperkuat reflek menghisap bayi
3. Memberikan kekebalan pasif segera kepada bayi melalui colostrum .
4. Merangsang kontraksi uterus.
g. Pencegahan infeksi
mata Salep atau tetes mata untuk pencegahan infeksi mata diberikan
setelah proses IMD dan bayi selesai menyusu. Salep mata atau tetes mata
tersebut mengandung tetrasiklin 1% atau antibiotika lain. Upaya
pencegahan infeksi mata kurang efekyif jika diberikan > 1 jam setelah
kelahiran.
h. Pemberian vitamin K1
Untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi vitamin K
pada bayi baru lahir lakukan hal-hal seperti semua bayi baru lahir normal
dan cukup bulan perlu diberi vitamin K peroral 1mg/hari, bayi resiko
tinggi diberi vitamin K parenteral dengan dosis 0,5-1 mg IM dipaha kiri.
i. Pemberian imunisasi

50
Imunisasi hepatitis B bermafaat untuk mencegah infeksi hepatitis B
terhadap bayi, terutama jalur penularan melalui ibu kepada bayi. Imunisasi
ini diberikan 1 jam setelah pemberian vitamin K1, pada saat bayi baru
berumur 2 jam.
Tabel 6
jadwal imunisasi lengkap

Jenis Usia Dosis/cara Jumlah


Imunisasi pemberian pemberian pemberian
Hepatitis B 0-7 hari 0,5 cc/IM 1
BCG 1 bulan 0,05cc/IM 1
Polio/IVP 1,2,3,4, bulan 2 tetes/IM 4
DPT-HB-HIB 2,3,4,18 bulan 0,5 cc/IM 3
Campak 9,24 bulan 0,5 cc/Sc 2

(KIA, (K(kIA 2015)


j. Pemeriksaan BBL
Pemeriksaan BBL dapat dilakukan 1 jam setelah kontak kulit ke
kulit. Pemeriksaan ini meliputi pemeriksaan antropometri.
E.Pelayanan Kesehatan Bayi Baru Lahir
Berdasarkan PERMENKES No.53 tahun 2014 pasal 2 menjelaskan bahwa
pelayanan kesehatan neonatal esensial bertujuan untuk mengetahui sedini
mungkin kelainan pada bayi, terutama dalam 24 jam pertama kehidupan.
Pelayanan kesehatan neonatal menggunakan pendekatan komprehensif dengan
melakukan pemeliharaan peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan
penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif) dan pemulihan penyakit
(rehabilitatif).
a. Kunjungan neonatal ke satu (KN 1)
Kunjungan neonatal ke satu merupakan kunjungan neonatal yang
dilakukan pertama kali pada hari pertama sampai dengan hari ketujuh,
kunjungan ini dilakukan sejak 6 jam setelah kelahiran
b. Kunjungan neonatal ke dua (KN 2)

51
Kunjungan neonatal ke dua merupakan kunjungan neonatal yang
dilakukan kedua kalinya pada hari ke 3 sampai dengan hari ke 7 kelahiran.
c. Kunjungan neonatal ke tiga (KN 2)
Kunjungan neonatal ke dua merupakan kunjungan neonatal yang
dilakukan kedua kalinya pada hari ke 8 sampai dengan hari ke 28
kelahiran.
F. Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir
Menurut Toro,2019 Tanda bahaya BBL sebagai berikut :
a. Tidak mau menyusu atau memuntahkan semua yang diminum
b. Kejang
c. Bayi lemah,bergerak jika dipegang
d. Sesak Nafas
e. Bayi merintih
f. Pusar kemerahan sampai dinding perut
g. Demam suhu tubuh bayi lebih dari 37,5 atau teraba dingin (suhu tubuh
kurang dari 36.5)
h. Mata bayi bernanah banyak dan dapat menyebabkan bayi buta
i. Bayi diare,mata cekung,tidak sadar,jika kulit perut di cubit akan kembali
lambat
j. Kulit terlihat kuning
k. Bayi lahir ≤1500 gram.

D. Nifas dan KB
1. Pengertian Nifas
Masa nifas (puerpurium) dimulai setelah plasenta lahir dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira 6 minggu (Syaifuddin,
2009).Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya
plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu (Prawirohardjo,
2016). Masa nifas (puerperium) adalah masa pemulihan kembali, mulai

52
dari persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti
prahamil. Lama masa nifas yaitu 6-8 minggu (Mochtar, 2015).
2. Tujuan Nifas
Menurut Rini & Kumala, (2017). Tujuan asuhan kebidanan nifas dan
menyusui sebagai berikut ;
a. Mendeteksi adanya perdarahan masa nifas.
b. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya .
c. Melaksanakan skrining secara komprehensif
d. Memberikan pendidikan kesehatan diri.
3. Tahapan /Perubahan Dalam Masa Nifas
Menurut Indriyani (2018), tahapan dalam masa nifas dibagi menjadi tiga
periode, yaitu :
a. Periode immediate
postpartum atau puerperium dini Periode ini dimulai segera setelah
persalinan sampai 24 jam pertama setelah persalinan. Pada periode ini,
seringkali terjadi masalah seperti perdarahan, sehingga harus
memeriksa kontraksi uterus, pengeluaran lokhea, mengecek tekanan
darah dan suhu secara teratur.
b. Periode intermedial atau early
postpartum Periode ini terhitung sejak setelah 24 jam setelah
persalinan dan berakhir pada satu minggu pertama setelah persalinan.
Pemeriksaan yang harus dilakukan pada periode ini yaitu, memastikan
tidak adanya perdarahan, involusio uteri dalam keadaan normal,
lokhea tidak berbau busuk, tidak demam, dan ibu mengonsumsi
makanan dan cairan yang cukup, serta dapat menyusui bayinya
dengan baik.
c. Periode late postpartum
Periode ini mulai sejak setelah 1 minggu setelah persalinan hingga
sekitar 5 minggu setelah persalinan. Pada fase ini, tetap diperlukan
perawatan dan pemeriksaan sehari-hari dan konseling KB.

53
4. Perubahan Fisiologis Masa Nifas
a. Perubahan Sistem Reproduksi
1. Uterus
Selama masa nifas, alat-alat interna maupun eksterna
berangsur-angsur kembali keadaan sebelum hamil.Perubahan
keseluruhan alat genitalia ini disebut involusi. Pada masa ini terjadi
juga perubahan penting lainnya. Bila uterus tidak mengalami atau
terjadi kegagalan dalam proses involusi disebut dengan
subinvolusi. Subinvolusi dapat disebabkan oleh infeksi dan
tertinggalnya sisa plasenta/perdarahan lanjut.
Tabel 7
perubahan TFU normal masa nifas
Involusi uterus Tinggi fundus Berat Diameter
uteri Uterus Uterus
Plasenta lahir Setinggi pusat 1000 gram 12,5 cm
7 hari (Mnggu 1) Pertengahan 500 gram 7,5 cm
pusat dari
simfisis
14 hari (minggu 2) Tidak teraba 350 gram 5 cm
6 minggu Normal 60 gram 2,5 cm
(Walyani,2017)

2. Lochea
Lochea merupakan ekskresi cairan rahim selama masa
nifas.Lochea berupa darah dimana di dalamnya mengandung
trombosit, sel-sel tua, sisa jaringan desidua yang nekrotik (sel-sel
mati) dari uterus.

54
Tabel 8
perubahan lokhea masa nifas

Lochea Waktu Warna Ciri-ciri


Rubra 1-3 hari Merah kehitaman Terdiri dari sel
desidua, verniks
cariosa, rambut
lanugo, sisa
mekonium dan
sisa darah.
Sangunolenta 3-7 hari Merah kekuningan Sisa darah
bercampur lendir
Serosa 8-14 hari Kekuningan/ Lebih sedikit
kecokelatan darah danlebih
banyak serumen,
juga terdiri dari
robekan laserasi
plasenta
Alba ≥14 hari Putih Menganung
leukosit, selaput
lendir srviks dan
serabut mati.

(Walyani, 2017)
3. Vulva dan Vagina

55
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan
yang sangat besar selama proses melahirkan bayi, dan dalam
beberapa hari pertama sesudah proses tersebut, kedua organ ini
tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu vulva dan
vagina kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam
vagina secara berangsur-angsur akan muncul kembali sementara
labia menjadi lebih menonjol. (Walyani, 2015).
4. Payudara
Pada saat kehamilan sudah terjadi pembesaran payudara
karena pengaruh peningkatan hormon estrogen, untuk
mempersiapkan produksi ASI dan laktasi. Payudara menjadi besar
ukurannya bisa mencapai 800 gr, keras dan menghitam pada areola
mammae di sekitar puting susu, ini menandakan dimulainya proses
menyusui. Segera menyusui bayi segerai setelah melahirkan
melalui proses inisiasi menyusu dini (IMD), walaupun ASI belum
keluar lancar, namun sudah ada pengeluaran kolostrum. Proses
IMD ini dapat mencegah perdarahan dan merangsang produksi
ASI.Pada hari ke 2 hingga ke 3 postpartum sudah mulai diproduksi
ASI matur yaitu ASI berwarna.
b. Perubahan Sistem Endokrin
Setelah melahirkan, sistem endokrin kembali kepada
kondisi seperti sebelum hamil.Hormon kehamilan mulai menurun
segera setelah plasenta lahir. Penurunan hormon estrogen dan
progesteron menyebabkan peningkatan prolaktin dan menstimulasi
air susu. Perubahan fisiologis yang terjadi pada ibu setelah
melahirkan melibatkan perubahan yang progresif atau
pembentukan jaringan- jaringan baru. Selama proses kehamilan
dan persalinan terdapat perubahan pada sistem endokrin, terutama
pada hormon-hormon yang berperan dalam proses tersebut. Berikut

56
ini perubahan hormon dalam sistem endokrin pada masa
postpartum (Wahyuni, 2018).
c. Perubahan Sistem Perkemihan
Diuresis dapat terjadi setelah 2-3 hari postpartum.Dieresis
terjadi karena saluran urinaria mengalami dilatasi. Kondisi ini akan
kembali normal setelah 4 minggu postpartum. Pada awal
postpartum, kandung kemih mengalami edema, kongesti, dan
hipotonik. Hal ini disebabkan oleh adanya overdistensi pada saat
kala dua persalinan dan pengeluaran urine yang tertahan selama
proses persalinan. Sumbatan pada uretra disebabkan oleh adanya
trauma saat persalinan berlangsung dan trauma ini dapat berkurang
setelah 24 jam postpartum (Bahiyatun, 2016).
d. Perubahan Sistem kardiovaskular
Perubahan volume darah bergantung pada beberapa faktor,
misalnya kehilangan darah selama melahirkan dan mobilisasi, serta
pengeluaran cairan ekstravaskular (edema fisiologis). Kehilangan
darah merupakan akibat penurunan volume darah total yang cepat,
tetapi terbatas. Setelah itu terjadi perpindahan normal cairan tubuh
yang menyebabkan volume darah menurun dengan lambat.Pada
minggu ke3 dan ke-4 setelah bayi lahir, volume darah biasanya
menurun sampai mencapai volume darah sebelum hamil.Pada
persalinan pervaginam, ibu kehilangan darah sekitar 300-400 cc.
e. Perubahan Sistem Pencernaan
Sistem pencernaan selama kehamilan dipengaruhi oleh
beberapa hal, diantaranya tingginya kadar progesteron yang dapat
mengganggu keseimbangan cairan tubuh, meningkatkan kolestrol
darah, dan melambatkan kontraksi otot-otot polos. Pasca
melahirkan, kadar progesteron juga mulai menurun. Namun
demikian, faal usus memerlukan waktu 3-4 hari untuk kembali
normal (Wahyuni, 2018).
f. Perubahan Sistem Muskulokeletal

57
Otot-otot uterus berkontraksi segera setelah persalinan.
Pembuluhpembuluh darah yang berada di antara anyaman otot-otot
uterus akan terjepit. Proses ini akan menghentikan perdarahan
setelah placenta dilahirkan. Ligamen-ligamen, diafragma pelvis,
serta fasia yang meregang pada waktu persalinan, secara
berangsur-angsur menjadi pulih kembali ke ukuran normal.Pada
sebagian kecil kasus uterus menjadi retrofleksi karena ligamentum
retundum menjadi kendor.Stabilitasi secara sempurna terjadi pada
6-8 minggu setelah persalinan. Untuk memulihkan kembali
jaringan-jaringan penunjang alat genitalia, serta otot-otot dinding
perut dan dasar panggul, dianjurkan untuk melakukan latihan atau
senam nifas, bisa dilakukan sejak 2 hari post partum (Wahyuni,
2018).
g. Perubahan Sistem Hematologi
Pada akhir kehamilan, kadar fibrinogen dan plasma serta
faktor-faktor pembekuan darah meningkat. Pada hari pertama
postpartum, kadar fibrinogen dan plasma akan sedikit menurun
tetapi darah lebih mengental dengan peningkatan viskositas, dan
juga terjadi peningkatan faktor pembekuan darah serta terjadi
Leukositosis dimana jumlah sel darah putih dapat mencapai 15.000
selama persalinan akan tetap tinggi dalam beberapa hari pertama
dari masa postpartum (Wahyuni, 2018).
5. Perubahan Psikologis Masa Nifas
Menurut Maryunani (2015), fase - fase yang dialami ibu nifas adalah
sebagai berikut :
a. Fase Taking In
1. Periode ketergantungan atau fase dependen.

58
2. Periode yang terjadi pada hari pertama sampai kedua setelah
melahirkan. Dimana ibu baru biasanya bersifat pasif dan bergantung,
energi difokuskan pada perhatian ke tubuhnya atau dirinya.
3. Fase ini merupakan periode ketergantungan dimana ibu
mengharapkan segala kebutuhanya terpenuhi oleh orang lain.
4. Ibu/klien akan mengulang kembali pengalaman persalinan dan
melahirkan.
5. Menunjukkan kebahagian yang sangat dan bercerita tentang
pengalaman melahirkan.
6. Tidur yang tidak terganggu adalah penting jika ibu ingin
menghindari efek gangguan kurang tidur, yang meliputi letih,
iritabilitas dan gangguan dalam proses pemulihan yang normal.
7. Beberapa hari setelah melahirkan akan menangguhkan
keterlibatanya dalam tanggungjawabnya.
8. Nutrisi tambahan mungkin diperlukan karena selera makan ibu
biasanya meningkat.
9. Selera makan yang buruk merupakan tanda bahwa proses pemulihan
tidak berjalan normal.
b. Fase Taking
1. Periode antara ketergantungan dan ketidaktergantungan, atau fase
dependen – independen.
2. Periode yang berlangsung 2 – 4 hari setelah melahirkan, dimana
ibu menaruh perhatian pada kemampuanya menjadi orangtua yang
berhasil dan menerima peningkatan tanggungjawab terhadap
bayinya.
3. Ibu memfokuskan pada pengembalian kontrol terhadap fungsi
tubuhnya, fungsi kandung kemih kekuatan dan daya tahan.
4. Ibu mungkin peka terhadap perasaan–perasaan tidak mampu dan
mungkin cenderung memahami saran–saran bidan sebagai kritik
yang terbuka atau tertutup.

59
5. Bidan seharusnya memperhatikan hal ini sewaktu memberikan
instruksi dan dukungan emosi.
c. Fase Letting Go
1. Periode saling ketergantungan atau fase independen.
2. Periode ini umumnya terjadi setelah ibu baru kembali ke rumah,
dimana ibu melibatkan waktu reorganisasi keluarga.
3. Ibu menerima tanggungjawab untuk perawatan bayi baru lahir.
4. Ibu mengenal bahwa bayi terpisah dari dirinya.
5. Terjadi penyesuaian dalam hubungan keluarga untuk
mengobservasi bayi.
6. Ibu harus beradaptasi terhadap penurunan otonomi, kemandirian
dan khususnya interaksi sosial.
7. Depresi postpartum umumnya terjadi selama periode ini.
6. Kebutuhan Dasar Masa Nifas
Menurut Bidan dan Dosen Kebidanan Indonesia (2017), kebutuhan dasar
pada ibu nifas yaitu sebagai berikut :
1. Nutrisi dan cairan
Pada masa nifas, ibu dianjurkan untuk mengkonsumsi tambahan kalori
sebesar 500 kal/hari, menu makanan gizi seimbang yaitu cukup protein,
mineral dan vitamin. Ibu nifas dianjurkan untuk minum air minimal 3
liter/hari, mengkonsumsi suplemen zat besi minimal selama 3 bulan
postpartum. Segera setelah melahirkan, ibu mengkonsumsi suplemen
vitamin A sebanyak 1 kapsul 200.000 IU.
2. Mobilisasi
Ibu nifas normal dianjurkan untuk melakukan gerakan meski di tempat
tidur dengan miring kanan atau kiri pada posisi tidur, dan lebih banyak
berjalan. Namun pada ibu nifas dengan komplikasi seperti anemia,
penyakit jantung, demam dan keadaan lain yang masih membutuhkan
istirahat tidak dianjurkan untuk melakukan mobilisasi.

60
3. Eliminasi
Segera setelah persalinan, ibu nifas dianjurkan untuk buang air kecil
karena kandung kemih yang penuh dapat menggangu kontraksi uterus, dan
menimbulkan komplikasi yang lain misalnya infeksi. Bidan harus dapat
mengidentifikasi dengan baik penyebab yang terjadi apabila dalam waktu
>4 jam, ibu nifas belum buang air kecil.
4. Kebersihan diri
Ibu nifas dianjurkan untuk menjaga kebersihan dirinya dengan
membiasakan mencuci tangan dengan sabun pada air yang mengalir
sebelum dan sesudah membersihkan bagian genetalianya, mengganti
pembalut minimal 2 kali/ hari atau saat pembalut mulai tampak kotor dan
basah serta menggunakan pakaian dalam yang bersih.
5. Istirahat
Pada umumnya ibu nifas akan mengalami kelelahan setelah proses
persalinan. Motivasi keluarga untuk dapat membantu meringankan
pekerjaan rutin ibu di rumah agar ibu dapat beristirahat dengan baik. Ibu
dianjurkan untuk dapat beristirahat pada siang hari sekitar 2 jam dan di
malam hari sekitar 7-8 jam.
6. Seksual
Hubungan seksual sebaiknya dilakukan setelah masa nifas berakhir yaitu
setelah 6 minggu postpartum. Mengingat bahwa pada masa 6 minggu
postpartum masih terjadi proses pemulihan pada organ reproduksi wanita
khususnya pemulihan pada daerah serviks yang baru menutup sempurna
pada 6 minggu postpartum.
7. Standar Asuhan Masa Nifas
1. Standar pelayanan minimal
Menurut Data Depkes RI (2015), terdapat 3 standar pelayanan nifas, yaitu:
a. STANDAR 13 : Perawatan Bayi Baru Lahir
Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk memastikan
pernafasan spontan, mencegah asfiksia, menemukan kelainan, dan
melakukan tindakan atau merujuk sesuai kebutuhan. Bidan juga harus

61
mencegah atau menangani hipotermi dan mencegah hipoglikemia dan
infeksi.
Tujuannya adalah menilai kondisi bayi baru lahir dan membantu
dimulainya pernafasan serta mencegah hipotermi, hipoglikemi dan
infeksi. Dan hasil yang diharapkan adalah bayi baru lahir menemukan
perawatan dengan segera dan tepat. Bayi baru lahir mendapatkan
perawatan yang tepat untuk dapat memulai pernafasan dengan baik.
b. STANDAR 14 : Penanganan pada dua jam pertama setelah persalinan
Bidan melakukan pemantauan ibu dan bayi terhadap terjadinya
komplikasi paling sedikit selama 2 jam stelah persalinan, serta
melakukan tindakan yang diperlukan. Disamping itu, bidan
memberikan penjelasan tentang hal-hal yang mempercepat pulihnya
kesehatan ibu, dan membantu ibu untuk memulai pemberian ASI.
Tujuannya adalah mempromosikan perawatan ibu dan bayi yang
bersih dan aman selama persalinan kala empat untuk memulihkan
kesehatan ibu dan bayi. Meningkatan asuhan sayang ibu dan sayang
bayi. Memulai pemberian ASI dalam waktu 1 jam pertama setelah
persalinan dan mendukung terjadinya ikatan batin antara ibu dan
bayinya.
c. STANDAR 15 : Pelayanan Bagi Ibu dan Bayi Pada Masa Nifas
Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas di puskesmas dan
rumah sakit atau melakukan kunjungan ke rumah pada hari ketiga,
minggu ke dua dan minggu ke enam setelah persalinan, untuk
membantu proses penatalaksanaan tali pusat yang benar, penemuan
dini, penatalaksanaan atau rujukan komplikasi yang mungkin terjadi
pada masa nifas, serta memberikan penjelasan tentang kesehatan
secara umum, kebersihan perorangan, makanan bergizi, asuhan bayi
baru lahir, pemberian ASI, imunisasi dan KB.

62
Tujuannya adalah memberikan pelayanan kepada ibu dan bayi sampai
42 hari setelah persalinan dan memberikan penyuluhan ASI eksklusif.
2. Kebijakan Pelayanan
Paling sedikit 4 kali kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai
status ibu dan bayi baru lahir, dan untuk mencegah, mendeteksi dan
menangani masalah – masalah yang terjadi.

63
Tabel 9
frekuensi kunjungan masa nifas
Kunjungan Waktu Tujuan
1 6 – 8 jam setelah a. Mencegah perdarahan masa nifaskarena atonia
persalinan uteri.
b. Mendeteksi dan merawat penyebab lain
perdarahanrujuk bila perdarahan berlanjut
Memberikan konseling pada ibu atau salah satu
anggota keluargabagaimanamencegah perdarahan
masa nifas karena atonia uteri.
c. Pemberian ASI awal.
d. Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir.
e. Menjaga bayi tetap sehat dengan
cara mencegah hipotermia. Jika petugas kesehatan
menolong persalinan,ia harus tinggal dengan ibu
dan bayi baru lahir untuk 2 jampertama setelah
kelahiran, atau sampai ibudan bayi dalam keadaan
stabil.
2 6 hari setelah a. Memastikan involusi uterus berjalan
persalinan normal : Uterus berkontraksi, fundus
dibawah umbilikus, tidak ada
perdarahan abnormal, tidak ada bau.
b. Menilaiadanyatanda–tandademam, infeksi,
atau perdarahan abnormal.
c. Memastikanibumendapatkancukupm
akanan, cairan dan Istirahat.
d. Memastikan ibu menyusui dengan
baik dan tidak memperlihatkan
tanda–tanda penyulit.
e. Memberikan konseling pada ibu
mengenai asuhan pada bayi, tali
pusat, menjaga bayi tetap hangat dan
merawat bayi sehari–hari
3 2 minggu setelah a. Memastikan involusi uterus berjalan

64
persalinan normal : Uterus berkontraksi, fundus
dibawah umbilikus, tidak ada
perdarahan abnormal, tidak ada bau.
b. Menilaiadanyatanda–tandademam, infeksi,
atau perdarahan abnormal.
c. Memastikanibumendapatkancukupm
akanan, cairan dan Istirahat.
d. Memastikan ibu menyusui dengan
baik dan tidak memperlihatkan
tanda–tanda penyulit.
e. Memberikan konseling pada ibu
mengenai asuhan pada bayi, tali
pusat, menjaga bayi tetap hangat dan
merawat bayi sehari–hari
4 6 minggu setelah a. Menanyakan pada ibu tentang penyulit–
persalinan penyulit yang ia atau bayi
alami.
b. Memberikan konseling untuk KB
secara dini.
(Syaifudin,2017)
8. Komplikasi Pada Masa Nifas
a. Infeksi nifas
Infeksi nifas adalah peradangan yang terjadi pada organ reproduksi
yang disebabkan oleh masuknya mikroorganisme atau virus ke dalam
organ reproduksi tersebut selama proses persalinan dan masa nifas. Ibu
yang mengalami infeksi nifas biasanya ditandai dengan demam
(peningkatan suhu tubuh di atas 38⁰C) yang terjadi selama 2 hari berturut-
turut. Macam-macam infeksi nifas antara lain:
1. Endometritis
Endometritis adalah peradangan atau infeksi yang terjadi
pada endometrium. Mikroorganisme masuk ke endometrium
melalui luka bekas insersio plasenta dan dalam waktu singkat dapat
menyebar ke seluruh endometrium. Manifestasi klinik atau gejala
yang timbul pada ibu nifas yang mengalami endometritis

65
tergantung dari jenis dan virulensi mikroorganisme, daya tahan
tubuh penderita dan derajat trauma pada jalan lahir. Terkadang
lokhea tertahan oleh darah, sisa-sisa plasenta dan selaput ketuban.
Keadaan ini disebut dengan lokeometra dan dapat menyebabkan
terjadinya peningkatan suhu tubuh.
2. Peritonitis
Peritonitis adalah peradangan atau infeksi yang terjadi
pada peritoneum (selaput dinding perut). Pada masa nifas
peritonitis terjadi akibat menyebarnya atau meluasnya infeksi yang
terjadi pada uterus melalui pembuluh limfe. Berbeda dengan
peritonitis umum, peritonitis ini biasanya hanya terbatas pada
daerah pelvis sehingga gejalanya tidak seberat pada peritonitis
umum.
Gejala pada ibu nifas yang mengalami peritonitis
diantaranya adalah terjadi peningkatan suhu tubuh dan nyeri perut
bagian bawah. Sedangkan pada peritonitis umum, selain kedua
gejala tersebut di atas juga ditambah dengan nadi cepat dan kecil,
perut kembung, muka pucat, mata cekung, kulit muka dan akral
dingin.

3. Masitis
Masitis adalah peradangan atau infeksi yang terjadi pada
payudara atau mammae. Dalam masa nifas dapat terjadi infeksi dan
peradangan pada mammae, terutama pada primipara. Manifestasi
klinik atau tanda-tanda ibu yang mengalami masitis adalah rasa
panas dingin disertai dengan peningkatan suhu tubuh, lesu dan
tidak nafsu makan, mammae membesar dan nyeri lokal, kulit
merah, membengkak dan nyeri pada apabila disentuh. Masitis

66
dapat dicegah dengan melakukan perawatan payudara. Jika tidak
segera ditangani dapat menjadi abses.
4. Thrombophlebitis
Thrombophlebitis adalah penjalaran infeksi melalui vena.
Hal ini terjadi pada masa nifas karena terbukanya vena-vena
selama proses persalinan sehingga memudahkan masuknya
mikroorganisme pathogen. Thrombophlebitis sering menyebabkan
kematian karena mikroorganisme dapat dengan mudah dan cepat
menjalar ke seluruh tubuh melalui sistem peredaran darah dan
menyebabkan infeksi pada organ tertentu.
5. Infeksi luka perineum
Infeksi luka perineum adalah infeksi yang terjadi akibat
masuknya mikroorganisme ke dalam luka perineum. Luka pada
perineum dapat terjadi karena episiotomi atau ruptur/robek pada
saat proses persalinan. Luka perineum yang mengalami infeksi
akan terasa lebih nyeri, merah dan bengkak. Bila tidak segera
ditangani luka tersebut akan melebar, terbuka dan mengeluarkan
getah bernanah.
b. Perdarahan post partum
Perdarahan post partum adalah perdarahan yang terjadi pada jalan
lahir yang volumenya lebih dari 500 ml dan berlangsung dalam 24 jam
setelah bayi lahir.
9. Konsep Keluarga Berencana (KB)
1. Pengertian KB
Kontrasepsi merupakan bagian dari pelayanan kesehatan
reproduksi untuk pengaturan kehamilan, dan merupakan hak setiap
individu sebagai makhluk seksual. Penggunaan kontrasepsi pasca
persalinan diberikan untuk menjarangkan jarak kehamilan berikutnya
setidaknya dalam 2 tahun jika seorang wanita masih merencanakan
memiliki anak. Jenis kontrasepsi yang digunakan sama seperti prioritas
pemilihan kontrasepsi pada masa interval. Prinsip utama penggunaan

67
kontrasepsi pada wanita pascasalin adalah kontrasepsi yaitu tidak
mengganggu proses laktasi (Affandi, 2015).
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan.
Upaya ini dapat bersifat sementara maupun bersifat permanen, dan upaya
ini dapat dilakukan dengan menggunakan cara, alat atau obat–obatan
(Prawirohardjo, 2016).
2. Tujuan KB
Tujuan dilaksanakan program KB yaitu membentuk
keluarga kecil sesuai dengan sosial ekonomi keluarga dengan cara
mengatur kelahiran anak untuk mewujudkan keluarga bahagia,
sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya (Sulistyawati,
2013).
Tujuan program KB lainnya yaitu menjarangkan, menunda
dan 2 menghentikan kehamilan untuk menurunkan angka
kelahiran, menyelamatkan ibu dan bayi akibat melahirkan pada
usia muda, jarak kelahiran yang terlalu dekat dan melahirkan pada
usia tua (Hartanto, 2015).
3. Macam –Macam Alat Kontrasepsi
Macam-macam metode kontrasepsi yang ada di dalam
program KB di Indonesia menurut Affandi (2015), antara lain:
1. Pil
a) Pil Kombinasi
Merupakan kontrasepsi oral yang mengandung
hormon progesteron dan esterogen. Cara kerjanya ialah
Menekan ovulasi, mencegah implantasi, lendir serviks
mengental sehingga sulit dilalui sperma, pergerakan tuba
terganggu sehingga transportasi telur dengan sendirinya
akan terganggu pula.
b) Pil Kombinasi (Minipil)

68
Merupakan kontrasepsi peroral, di konsumsi sebagai
usaha pencegahan kehamilan mengandung hormon
progesterone. Cara kerjanya ialah Menekan sekresi
gonadotropin dan sintesis steroid seks di ovarium,
endometrium mengalami transformasi lebih awal
sehingga implantasi lebih sulit, mengentalkan lendir
serviks, sehingga menghambat penetrasi sperma,
mengubah motilitas tuba transportasi sperma terganggu.
2. Suntikan
a) Suntikan kombinasi
Merupakan kontrasepsi suntik yang mengandung
hormon sintetis progesteron dan estrogen. Cara kerjanya
ialah Mencegah implantasi, menekan ovulasi,
mengentalkan lendir servik, menghambat transportasi
gamet oleh tuba/menggangu motilitas tuba.
b) Sutikan progestin
Merupakan kontrasepsi dengan jalan penyuntikan
sebagai usaha pencegahan kehamilan berupa hormon
progesterone wanita usia subur. Suntikan progestin
seperti depo-provera dan noristerat mengandung hormon
progestin saja. Suntikan ini baik bagi wanita yang
menyusui dan diberikan setiap dua atau tiga bulan sekali.
Cara kerjanya Mencegah ovulasi, mengentalkan lendir
serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi
sperma, menjadikan selaput lender rahim tipis dan atrofi,
menghambat transportasi gamet oleh tuba.
3. Implan
Implan adalah metode kontrasepsi hormonal yang
efektif, tidak permanen dan dapat mencegah terjadinya
kehamilan antara 3 – 5 tahun. Metode ini dikembangkan
oleh The Population Council, yaitu suatu organisasi yang

69
didirikan tahun 1952 untuk mengembangkan teknologi
kontrasepsi. Cara kerjanya ialah Lendir serviks menjadi
kental, mengganggu proses pembentukan endometrium
sehingga sulit terjadi implantasi, mengurangi transportasi
sperma, menekan ovulasi.
4. AKDR (IUD)
AKDR (Alat Kontasepsi Dalam Rahim) merupakan
alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim yang
terbuat dari bahan plastik dan tembaga yang hanya boleh
dipasang oleh dokter atau bidan terlatih dan mencegah
sperma pria bertemu dengan sel telur wanita. Pemakaian
AKDR dapat sampai 10 tahun (tergantung kepada jenisnya)
dan dapat dipakai oleh semua wanita umur. Cara kerjanya
ialah Mencegah terjadinya fertilisasi, tembaga pada AKDR
menyebabkan reaksi inflamasi steril, toksik buat sperma
sehingga tidak mampu untuk fertilisasi.
5. Metode Amenorhea Laktasi ( MAL)
Metode Amenorhea Laktasi (MAL) adalah kontrasepsi
yang mengandalkan pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara ekslusif,
artinya hanya diberikan ASItanpa tambahan makanan atau
minuman apa pun.MAL dapat dipakai sebagai kontrasepsi jika
Menyusui secara penuh full breast feeding lebih efektif bila
pemberian >8x sehari, Belum haid, Harus dilanjutkan dengan
pemakaian metode kontasepsi lainnya. Cara kerjanya Penundaan/
penekanan ovulasi.

70
BAB III
TINJAUAN KASUS

A. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan


Kunjungan I
Hari,Tanggal : Minggu, 12 Maret 2023
Waktu : 19.00 Wib
Tempat : TPMB Euis Nurmawar, SST
Alamat : Jl.Evakuasi Gg Sigaran
1. DATA SUBJEKTIF
a. Biodata
Nama Ibu : Ny. Rinda Nama Suami : Tn.Ahmad
Umur : 28 tahun Umur : 32 tahun
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh
Agama : Islam Agama : Islam
Golongan :B Golongan :A
Darah Darah
Alamat : Jl.Evakuasi
No Hp :0895361682231

b. Riwayat Kehamilan Sekarang


Ibu datang untuk memeriksakan kehamilan diantar oleh suami, Ibu
mengatakan ini merupakan kehamilan kedua tidak pernah
keguguran, dengan keluhan perut kenceng-kenceng dan sudah
keluar lendir berwarna putih. HPHT 20-06-2022, TP 27-03-2023.
Ibu mulai merasakan gerakan janin sejak kehamilan 4 bulan dan
masih dirasakan hingga sekarang. Tidak ada keluhan yang
mengarah pada tanda bahaya kehamilan. Tidak pernah
mengkonsumsi obat-obatan atau jamu-jamuan dari warung. Tablet

71
tambah darah sebanyak ± 15 tablet dari bidan selalu diminum
dengan air putih 1x1 tablet diminum pada malam hari. Tidak ada
kekhawatarin khusus menghadapi kehamilan ini. Status imunisasi
TT3 pada tanggal 19 Agustus 2022.
c. Riwayat Kesehatan
Ibu mengatakan baik ibu, suami dan keluarga tidak memiliki
riwayat penyakit yang dapat mempengaruhi oleh kehamilan seperti
Asma, jantung, hipertensi, malaria, ginjal, diabetes melitus,
Penyakit menular seksual seperti HIV/AIDS, anemia, dan lainya.
d. Riwayat Sosial Ekonomi
Merupakan pernikahan yang petama, lamanya 6 tahun. Respon
keluarga baik dengan banyak memberikan perhatian seperti suami
mengantar disaat akan periksa. Ibu menggunakan KB suntik 3
bulan sebelum kehamilannya. Dukungan suami dan keluarga
terhadap kehamilan ini baik. Pengambilan keputusan diambil
secara bersama-sama antar suami dan istri. Makan sehari 3-4 kali
dengan menu yang bervariasi dan tidak memiliki pantangan atau
alergi terhadap makanan. Minum ± 8-12 gelas perhari. Pola BAK
lancar setiap hari ≥ 10 kali, BAB 2 hari sekali, ibu menjaga
personal hygiene dengan mandi 2 kali sehari, sering mengganti
pakaian dalam setelah BAK dan BAB. Ibu, suami dan keluarga
tidak memiliki kebiasaan merokok, minum obat-obatan terlarang
dan minum-minuman keras. Pekerjaan sehari-hari dibantu oleh
keluarga. Rencana persalinan di TPMB Euis Nurmawar, persiapan
untuk persalinan seperti dana, perlengkapan ibu,bayi , donor darah,
transportasi sudah disiapkan.

72
2. DATA OBJEKTIF

a. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum : Baik
2) Antropometri : TB : 160 cm
BB sebelum hamil : 60 kg
BB setelah Hamil : 71 kg
LILA : 26 cm
3) Tanda-tanda Vital : TD : 120/80 MmHg
Nadi : 80x/menit
Pernapasan : 23x/menit
Suhu : 36,5ºC
4) Wajah : Tidak ada oedema dan tidak pucat.
5) Mata : Konjuntiva an anemis, sklera an ikterik.
6) Hidung : Tidak ada polip.
7) Mulut : Gigi tidak ada karies, gusi tidak bengkak,
bibir berwarna merah muda, tidak ada
stomatitis.
8) Telinga : Tidak ada penumpukan serumen.
9) Leher : Tidak ada pembesaran pembuluh darah
limfe dan pembengkakan kelenjar tyroid.
10) Dada
a) Jantung : Bunyi reguler.
b) Paru-paru : Tidak ada bunyi wheezing dan ronchi
c) Payudara : Bentuk dan ukuran simetris, puting
payudara menonjol, tidak ada dimpling sign
dan retraksi, tidak ada nyeri tekan dan
benjolan. Belum ada pengeluaran kolostrum.
11) Abdomen : Tidak ada bekas luka operasi, TFU 30 cm
Puka, kepala sudah masuk PAP, penurunan
3/5, DJJ 135x/menit, TBJ 2,945 gram.

73
12) Gentalia : Vulva/vagina tidak ada kelainan,tidak ada
Nyeri tekan dan pembengkakan kelenjar
bartholini dan skene.
13) Anus : Tidak ada Haemoroid
14) CVAT : Tidak ada nyeri ketuk dan tekan
15) Ekstremitas
Atas : Simetris, kuku tidak pucat, tidak ada
Oedema
Bawah : Simetris, kuku tidak pucat, tidak ada
Oedema, tidak ada varises, Reflek patella
( +/+ )
b. Data Penunjang
1) HbsAg : Non Reaktif
2) VDRL : Non Reaktif
3) Syphilis : Non Reaktif
4) HB : 14,9 g/dl
5) Protein Urine : Positif
3. ASSESMENT
Ny.R 28 tahun G2P1A0 gravida 37-38 Minggu dengan kehamilan normal,
keadaan ibu dan janin baik.
4. PLANNING
a. Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga, terbina hubungan
baik.
b. Memfasilitasi informed consent sebelum melakukan tindakan, ibu
bersedia diperiksa dan menandatangani lembar informed consent.
c. Memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, ibu dan
keluarga mengetahui bahwa keadaan ibu dan janinnya baik.
d. Memberikan KIE mengenai :

74
1) Menganjurkan ibu untuk mengkonsumsi nutrisi yang banyak
mengandung gizi, ibu bersedia .
2) Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan mengurangi
aktivitas berat, ibu bersedia mengikuti anjuran yang diberikan.
3) Melakukan pijat oksitosin dan mengajarkan cara pijat oksitosin
pada suami , ibu dan suami mengerti.
4) Menganjurkan ibu untuk mempersiapkan segala perlengkapan
bayi dan mempersiapkan kembali dalam satu tas agar dapat
dibawa kapan saja, ibu dan suami sudah mempersiapkannya.
5) Memberitahu ibu mengenai tanda bahaya kehamilan, ibu
mengerti.
6) Memberitahu tanda-tanda persalinan diantaranya perut mulas-
mulas secara teratur, timbulnya semakin sring dan lama, keluar
lendir bercampur darah dari jalan lahir atau keluar cairan ketuban
dari jalan lahir, ibu mengerti dan bisa menyebutkan kembali.
7) Memberikan terapi obat kalsium 1x1 dan tablet tambah darah
1x1, ibu bersedia mengkonsumsi obat yang diberikan.
8) Merencanakan kunjungan ulang 1 minggu kemudian atau jika ibu
merasakan ada tanda-tanda persalinan, ibu mengerti.
9) Mendokumentasikan hasil Asuhan.

A. Asuhan Kebidanan Pada Persalinan

Hari,Tanggal : Senin, 13 Maret 2023


Waktu : 01.40 Wib
Tempat : TPMB Euis Nurmawar, SST
Alamat : Jl.Evakuasi Gg Sigaran
1. DATA SUBJEKTIF
Ibu datang ke TPMB diantar oleh suami dan keluarga, mengeluh mules sejak
pukul 20.00 WIB. Sudah keluar lendir campur darah pukul 20.30 WIB, namun
belum keluar ar-air. Merasa hamil 9 bulan. Gerakan janin masih aktif sampai saat
ini. Selama hamil melakukan pemeriksaan ke bidan/puskesmas 6 kali dan USG 2

75
kali pada tanggal 05 november 2022 dan 5 Januari 2023. Makan dan minum
terakhir pukul 19.00 WIB. BAK terakhir pukul 00.30 WIB. BAB terakhir
kemarin pada tanggal 12 Maret 2023 pukul 08.00 WIB. Ibu memilki jaminan
kesehatan BPJS.

2. DATA OBJEKTIF

a. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum : Baik, kesadaran composmentis
2) Antropometri : TB : 160 cm
BB sebelum hamil : 60 kg
BB setelah Hamil : 71 kg
LILA : 26 cm
3) Tanda-tanda Vital : TD: 120/80 MmHg, N: 90x/menit,
P:23x/menit, S: 36,0ºC
4) Wajah : Tidak ada oedema dan tidak pucat.
5) Mata : Konjungtiva an anemis, sklera an ikterik.
6) Hidung :Tidak ada polip.
7) Mulut :Gigi tidak ada karies, gusi tidak bengkak,
bibir berwarna merah muda, tidak ada
stomatitis.
8) Telinga :Tidak ada penumpukan serumen.
9) Leher :Tidak ada pembesaran pembuluh darah
limfe dan pembengkakan kelenjar tyroid.
10) Dada
a) Jantung :Bunyi reguler.
b) Paru-paru :Tidak ada bunyi wheezing dan ronchi
c) Payudara :Bentuk dan ukuran simetris, puting

76
payudara menonjol, tidak ada dimpling sign
dan retraksi, tidak ada nyeri tekan dan
benjolan. Belum ada pengeluaran kolostrum.
11) Abdomen :Tidak ada bekas luka operasi, terdapat
Streach mark, kandung kemih kosong, TFU
30 cm , TBJ 2,945gram, posisi punggung
kiri, presentasi kepala, penurunan kepala
4/5, DJJ 145x/menit, his 3x/10’/30”
12) Gentalia :Vulva/vagina tidak ada kelainan, portio
Tipis lunak, pembukaan 2 cm, ketuban
utuh, penurunan H- I , ubun-ubun kecil kiri
depan, tidak ada molase, tidak ada
penumbungan.
13) Anus :Tidak ada Haemoroid
14) Ekstremitas
Atas : Simetris, kuku tidak pucat, tidak ada
Oedema
Bawah : Simetris, kuku tidak pucat, tidak ada
Oedema, tidak ada varises, Reflek patella
( +/+ )
3. ASSESMENT
G2P1A0 Parturient aterm kala 1 fase laten, keadaan ibu dan janin baik.
4. PLANNING
a. Membina hubungan baik dengan ibu dan keluarga, terjalin hubunan
baik dengan ibu dan keluarga.
b. Memfasilitasi informed consent, ibu bersedia dilakukan pemeriksaan.
c. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, ibu dan
keluarga mengetahui hasil pemeriksaan.
d. Memberikan dukungan moral dan spiritual, berdo’a agar dapat
mengurangi rasa sakit, ibu membaca do’a

77
e. Mempersilahkan ibu untuk istirahat, memberi minum dan
menganjurkan ibu untuk buang air kecil, ibu tampak tenang dan
semangat, ibu mampu melaksanakan yang dianjurkan BAK ke kamar
mandi, ibu minum ± 100 cc.
f. Menganjurkan ibu untuk tidur miring kiri, ibu bersedia miring kiri.
g. Melakukan pijat oxytosin, ibu tampak nyaman.
h. Menganjurkan ibu untuk bermain gymbal, gerakan berjalan,
jongkok, ibu bersedia dan melakukannya dengan semangat.
i. Menganjurkan ibu untuk teknik relakasi nafas, ibu tampak sediki
lebih tenang.
j. Memberikan kebebasan kepada ibu untuk memilih pendamping
persalinan, ibu didampingi oleh suami.
k. Memantau kondisi janin Denyut jantung Janin (DJJ) dalam
kemajuan persalinan dan kondisi ibu setiap 30 menit, hasil
terlampir dalam partograf.
l. Melakukan Pemeriksaan dalam (PD) ulang setiap 4 jam sekali atau
jika ada indikasi (dorongan meneran dan ketuban pecah ), rencana
PD pukul 05.30 WIB

Pukul 05.40 WIB.

1. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan semakin mulas
2. DATA OBJEKTIF
a. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan Umum : Tampak gelisah
2) Tanda-tanda Vital :TD: 120/80 MmHg, N:90x/menit,
P: 22x/menit, S: 36,0ºC.
b. Pemeriksaan Dalam
1) Pembukaan serviks : 8 cm

78
2) Penurunan/Hodge : H-II
3) Posisi : UUK kidep
4) Molase/penyusupan :0
5) Ketuban : Utuh
6) Warna cairan :-
7) Perdarahan : ± 3cc
3. ASSESMENT
G2P1A0 Parturient aterm kala 1 fase aktif , keadaan ibu dan janin baik
4. PLANNING
a. Memfasilitasi informed consent, ibu bersedia dilakukan pemeriksaan.
b. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, ibu dan
keluarga mengetahui hasil pemeriksaan.
c. Melakukan Pemeriksaan dalam (PD) ulang setiap 4 jam sekali atau
jika ada indikasi (dorongan meneran dan ketuban pecah ), rencana PD
d. Mempersilahkan ibu untuk istirahat, memberi minum dan
menganjurkan ibu untuk buang air kecil, ibu tampak tenang dan
semangat, ibu mampu melaksanakan yang dianjurkan BAK ke kamar
mandi, ibu minum ± 50 cc.
e. Menganjurkan ibu untuk tidur miring kiri, ibu bersedia miring kiri.
f. Melakukan pijat oxytosin, ibu tampak nyaman.
g. Menganjurkan ibu untuk bermain gymbal, gerakan berjalan, jongkok,
ibu bersedia dan melakukannya dengan semangat.
h. Menganjurkan ibu untuk teknik relakasi nafas, ibu tampak sediki lebih
tenang.
i. Memberikan kebebasan kepada ibu untuk memilih pendamping
persalinan, ibu didampingi oleh suami.
j. Memantau kondisi janin Denyut jantung Janin (DJJ) dalam kemajuan
persalinan dan kondisi ibu setiap 30 menit, hasil terlampir dalam
partograf.
Kala II
Pukul 06.30 WIB.

79
1. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan mules semakin kuat dan merasa ingin BAB
2. DATA OBJEKTIF
1) Keadaan Umum : Sedang, Tampak gelisah
2) Kesadaran : Composmentis
3) Tanda-tanda Vital: TD:110/80 MmHg, N:80x/menit,
P: 22x/menit, S: 36,5ºC.
4) Abdomen : His 4x/10’/45”, DJJ 145x/menit, kandung
Kemih kosong, penurunan kepala 1/5.
5) Genitalia : Terdapat tekanan anus, Perineum menonjol
Dan vulva membuka.
6) Pemeriksaan Dalam : Vulva/vagina tidak ada kelainan, portio
Tidak Teraba, pembukaan lengkap, ketuban
pecah spontan, cairan ketuban berwarna
jernih, penurunan kepala H-II, UUK
didepan.
3. ASSESMENT
kala II, keadaan ibu dan janin baik
4. PLANNING
a. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, ibu
dan keluarga mengetahuinya.
b. Memberikan dukungan moral dan spiritual, ibu tampak lebih tenang.
c. Memfasilitasi ibu untuk memlih pendamping persalinan, ibu memilih
didampingi suami.
d. Mmfasilitasi ibu untuk berbaring dengan posisi setengah duduk, ibu
merasa nyaman.
e. Menyapkan dan mendekatkan alat dan obat serta kain ibu dan
bayiuntuk persiapan persalinan, alat dan obat siap dipakai.

80
f. Mengajarkan teknik mengedan dengan baik, ibu dapat mengedan
disaat ada his.
g. Memantau DJJ disela his, hasil terlampir di partograf.
h. Memberikan pujian apabila ibu mengedan dengan baik, ibu tampak
senang.
i. Menganjurkan ibu untuk minum agar tenaga lebih kuat, ibu
melakukannya.
j. Menolong persalinan secara APN, pukul 07.17 WIB bayi lahir
spontan, segera menangis,gerakan aktif, warna kulit kemerahan, jenis
kelamin laki-laki.

Kala III

Pukul 07.17 WIB.


1. DATA SUBJEKTIF
Ibu masih merasa mules.
2. DATA OBJEKTIF
1) Keadaan Umum : Baik, kesadaran Composmentis
2) Tanda-tanda Vital : TD: 100/80 Mmhg, N:80x/menit
P: 22x/menit, S: 36,5ºC.
3) Abdomen : kandung kemih kosong, TFU 2 jari
dibawah Pusat.
4) Genitalia : Tampak tali pusat yang sudah diklem di
Depan vulva dan pengeluaran darah sedikit.
3. ASSESMENT
Kala III, keadaan ibu baik.
4. PLANNING
a. Memberitahu ibu dan keluarga bahwa ibu akan melahirkan plasenta,
ibu mengetahui.
b. Mengecek janin kedua, tidak terdapat janin kedua.
c. Melakukan manajement aktif kala III:

81
a) Memberitahu ibu akan disuntik oksitosin 10 iu pukul 07.18 WIB
secara IM, ibu telah disuntik.
b) Memastikan tanda- tanda pelepasan plasenta yang disertai dengan
adanya semburan darah, uterus membulat, dan tali pusat
memanjang.
c) Melakukan penegangan Tali Pusat terkendali (PTT) dan
melahirkan plasenta, plasenta lahir pukul 07.22 WIB.
d) Memastikan kelengkapan plasenta, plasenta dan selaput lahir
lengkap.
e) Massage fundus uteri selama 15 detik, kontraksi uterus keras.
Kala IV
Pukul 07.22 WIB.
1. DATA SUBJEKTIF
Ibu masih merasa mulas dan merasa senang bayinya sudah lahir.
2. DATA OBJEKTIF
1) Keadaan Umum : Baik, kesadaran Composmentis
2) Tanda-tanda Vital: TD: 100/80 mmhg, N:80x/menit
P: 22x/menit, S: 36,5ºC.
3) Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus
Keras, kandung kemih kosong.
4) Pervaginam : Pengeluaran darah ±100cc, terdapat luka
Robekan derajat II di mukosa vagina,
komisura posterior, kulit an otot perineum.
3. ASSESMENT
Kala IV persalinan, keadaan ibu baik.
4. PLANNING
a) Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, ibu dan
keluarga mengetahui keadaan ibu baik.

82
b) Memeriksa dan mengajarkan ibu cara menilai kontraksi uterus dngan
melakukan massage fundus, ibu mengerti dan mampu melakukannya.
c) Memberitahu ibu bahwa akan dijahit, ibu bersedia untuk dilakukan
penjahitan.
d) Melakaukan penjahitan luka robekan dengan anastesi lidokain 2:1
dengan teknik jelujur, hecting secara jelujur.
e) Membersihkan ibu dengan air DTT dan mengganti ibu degan kain
bersih, ibu sudah merasa nyaman.
f) Melakukan pemrosesan alat bekas pakai (Dekontaminasi,Cuci bilas,
Desnfeksi Tingkat Tinggi), alat sudah siap dipakai.
g) Menganjurkan ibu untuk istirahat selama 2 jam dan makan minum,
ibu istirahat.
h) Melakukan pemantauan kala IV , hasil terlampir di lembar belakang
partograf.

B. Asuhan Kebidan Pada Bayi Baru Lahir


1. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir
Hari/tanggal : Senin, 13 maret 2023
Waktu : 07.17 WIB.
Identitas Bayi
Nama Bayi : By. Ny R
Umur :0 jam
Tanggal/waktu : 13 maret 2023, pukul 07.17 WIB.
Anak : ke-2
Jenis kelamin : Laki-laki.
1. DATA SUBJEKTIF
-
2. DATA OBJEKTIF
a. Pemeriksaan Umum
1) Gerakan : Aktif
2) Warna Kulit : Kemerahan

83
3) Menangis : kuat.
3. ASSESMENT
NCB/SMK Normal, keadaan umum bayi baik.
4. PLANNING
a. Memfasilitasi informed consent bahwa bayinya akan diperiksa,
ibu menyetujui bayinya diperiksa
b. Membaca do’a kelahiran bayi, do’a sudah dibacakan.
c. Meletakkan bayi diatas perut ibu, bayi sudah dileakkan.
d. Mengeringkan bayi dengan rangangan takil dengan kain, bayi
telah dikeringkan.
e. Menghisap mulut dan hidung bayi mengunakan deale, bayi sudah
dihisap.
f. Mengganti kain yang basah dengan kain kering, kain telah
diganti.
g. Menjepit tali pusat dengan klem umbilical 3cm didepan pusat dan
klem 2 cm dari klem yang pertama, tali pusat bay sudah dipotong.
h. Mendekapkan bayi didada ibu untuk IMD, IMD dilakukan selama
1 jam.
i. Memberitahukan hasil pemeriksaan kepada ibu, ibu mengeahui
hasil pemeriksaan.
j. Mendokumentasikan hasil asuhan.

2. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru lahir ( 2 jam)


Hari/Tanggal : Senin, 13 Maret 2023
Waktu : 09.17 WIB
1. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan senang bayinya sudah lahir dan ASI sudah keluar
2. DATA OBJEKIF
a. Pemeriksaan Umum

84
Keadaan : Baik
Gerakan : Aktif
Warna Kulit : Kemerahan
Menangis : Kuat
b. Tanda-tanda Vital
Suhu : 36, 5ᵒ C
Respirasi : 45 kali/menit
Nadi :143 kali/menit
c. Antropometri
Berat badan : 3500 gram
Panjang badan : 49 cm
Lingkar kepala : 33 cm
Kelainan : Tidak ada

d. Pemeriksaan Fisik
1) Kepala : Tidak ada caput succadeneum, tidak
adacephalhaematom, tidak ada
moulage, rambut hitam lebat, dan
lurus.
2) Telinga : Kedua telinga bersih, simetris, tidak
ada pengeluaran sekret, bentuk
sempurna, membalik seketika
3) Mata : Kedua mata tampak simetris, bersih,
konjungtiva merah muda, sclera putih,
tidak ada kelainan dan tidak ada
pengeluaran sekret
4) Hidung : Bentuk normal, terdapat septum nasal
di tengah, tidak ada pengeluaran secret
dari lubang hidung, tidak ada
pernapasan cuping hidung.
5) Mulut : Bibir tidak pucat, lidah kemerahan dan

85
tidak mencucu, tidak ada labioskizis
dan labio phalatoschizis.
6) Dada : Bentuk simetris, bunyi napas
terdengar bersih dan teratur, tidaka
daretraksi dinding dada, bunyi
jantung regular
7) Abdomen : Bentuk normal, tidak buncit, teraba
lembut, tali pusat belum lepas,
penonjolan tali pusat saat menangis
tidak ada, tali pusat segar, tidak ada
perdarahan atau pengeluaran pus,
tidak ada benjolan pada abdomen.
8) Genitalia : Bentuk penis normal, terdapat lubang
uretra, dan testis sudah turun kedalam
skrotum.
9) Anus : Terdapat lubang pada anus.
10) Punggung : Tidak ada benjolan, cekungan dan
tidak ada spina bifida.
11) Ekstrimitas : Atas: Bentuk tangan simetris,
pergerakan aktif, jumlah jari lengkap
10.
Bawah: Bentuk kaki simetris,
pergerakan aktif, jumlah jari lengkap
10
12) Kulit : Lanugo Tipis, verniks caseosa sedikit,
tidak ada ruam, warna kulit
kemerahan, tidak ada bercak-bercak
kehitaman atau tanda lahir.
e. Pemeriksaan Reflek

86
1) Reflek Gabella : Bayi menutup kedua
matanya saat
tangan penolong menyentuh kedua
alisnya dengan jari.
2) Reflek Moro :Bayi terkejut, saat penolong
membunyikan suara keras.
3) Reflek Rooting : Bayi menolehkan kepalanya ke sisi
yang disentuh.
4) Refleks Sucking :Bayi belum dapat menghisap bagian
puting ibu.
5) Refleks Swallowing : Bayi belum dapat menelan ASI.
6) Refleks Palmar :Bayi dapat menggegam jari
penolong dengan baik.
7) Refleks Plantar :Bila meletakkan sesuatu pada
telapak kaki bayi, akan tertutup jari-
jari kaki bayi.
8) Refleks Babinsky : Bila meletakkan sesuatu pada
telapak kaki bayi, akan terbuka jari-
jari kaki bayi.
3. ASSESMENT
NCB/SMK 2 jam Post natal, keadan umum bayi Normal.
4. PLANNING
a. Mencuci tangan sebelum melakukan tindakan.
b. Mengobservasi Tanda-tanda vital, tanda-tanda vital dalam
batas normal.
c. Mengukur panjang bayi, lingkar kepala, dan menimbang bayi,
bayi sudah diukur dan ditimbang.
d. Melakukan injeksi Vitamin K, sudah dilakukan dijam pertama.
e. Memberikan salep mata, sudah diberikan.
f. Menjaga hangat bayi dengan memakaikan pakaian, topi bayi
serta dibedong, bayi merasa hangat dan dibedong.

87
g. Memerikan KIE mengenai cara menyusui yang baik dan benar,
ibu mengerti dan mampu melakukan kembali.
h. Merencanakan memandikan bayi jika suhu bayi sudah stabil,
bayi akan dimandikan pada pemantauan 6 jam.

3. Asuhan Kebidanan pada Bay Baru Lahir ( 6 Jam)


Hari/Tanggal : Senin, 13 Maret 2023
Waktu : 13.17 WIB
1. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan bayinya sudah mulai menghisap puting dan areola
dengan benar, Bayi sudah BAK dan BAB.
2. DATA OBJEKTIF
a. Pemeriksaan Umum
Keadaan : Baik
Gerakan : Aktif
Warna Kulit : Kemerahan
Menangis : Kuat
b. Tanda-tanda vital
Suhu :36, 0ᵒ C
Respirasi : 47 kali/menit
DJA :145 kali/menit
3. ASSESMENT
NCB/SMK 6 jam Post Natal, keadaan umum bayi Normal.
4. PLANNING
a. Mencuci tangan sebelum dan sesudah melkukan tindakan.
b. Mengobservasi Tanda-tanda vital, tanda-tanda vital dalam
batas normal.
c. Memantau tanda bahaya pada bayi, tidak terdapat tanda
bahaya.

88
d. Merencanakan untuk memandikan bayi, bayi dimandikan
pukul 15.00 WIB.
e. Memberikan Imunisasi yang pertama pada bayi yaitu hepatitis
( HB0 ), sudah diberikan paa paha kanan bayi secara IM.
f. Menjaga kehangatan pada bayi, bayi di bedong dan diletakan
dikeranjang bayi.
g. Memberikan Edukasi kepada ibu tentang:
1) Personal hygiene bayi
2) Cara perawatan tali pusat.
3) ASI Eklusif/ ASI perah.
4) Cara menyusui yang baik dan benar.
5) Tanda bahaya pada bayi: bayi tidak mau menyusui, bayi
tampak biru, bayi demam, dan bernafas cepat.
h. Menganjurkan ibu untuk menhemur bayinya setiap hari
dibawah sinar matahari pada pukul 7-8 elama 30 menit, ibu
mengerti dan akan melakukan anjuran yang diberikan.
i. Merencanakan kunjungan ulang berikutya pada tanggal 15
Maret 2023.
j. Merencanakan untuk pulang, mengantar pulang ibu pada pukul
16.00 WIB.
k. Mendokumentasikan hasil Asuhan.

4. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru lahir 3 hari Post natal


Hari/Tanggal : Rabu, 15Maret 2023
Waktu : 16.30 WIB
Tempat : TPMB
1. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan bayinya demam dan rewel dikarenakan ASI nya
keluar sedikit.
2. DATA OBJEKTIF
a. Pemeriksaan Umum

89
Keadaan : Baik
Gerakan : Aktif
Warna Kulit : Kuning
Menangis : Kuat
b. Tanda-tanda vital
Suhu :38,8ᵒ C
Respirasi : 46 kali/menit
DJA :145 kali/menit
c. Berat badan :3100 gram
d. Panjang badan : 49 cm
e. Abdomen : Tali pusat belum lepas dan kering,
Tidak ada perdarahan tali pusat,
tidak ada tanda-tanda infeksi, perut
tidak kembung.
3. ASSESMENT
NCB/SMK 3 Hari Post Natal, keadaan umum bayi Normal.
4. PLANNING
a. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan, ibu mengetahui hasil
pemeriksaan.
b. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin,
ibu mau melakukannya.
c. Mengajarkan kepada ibu cara menyusui yang baik dan benar,
ibu mampu melakukannya.
d. Mengajarkan kepada ibu dan suami cara melakukan pijat
laktasi, ibu dan suami mengerti serta mampu melakukannya.
e. Menganjurkan kepada ibu untuk menjemur bayinya dipagi
hari, ibu mengerti.
f. Memberikan obat sanmol kepada bayi dengan dosis 4x0,3 ml,
ibu mengerti dan mampu melakukannya.

90
g. Menganjurkan ibu untuk cek laboratorium untuk memastikan
tidak ada kelainan pada bayi, ibu menyetujuinya.
h. Melakukan cek Bilirubin indirek dengan petugas laboratorium,
hasil laboratorium 7,44 mg/dl.
i. Menganjurkan ibu kontrol kembali jika demam tidak turun, ibu
mengerti.
j. Menganjurkan ibu kunjungan ulang pada tanggal 18 Maret
2023.
k. Mendokumentasikan hasil Asuhan.
5. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir 6 Hari Post Natal
Hari/Tanggal : Sabtu, 18 Maret 2023
Waktu : 16.00 WIB
Tempat : TPMB
1. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan bayinya tidak ada keluhan, tali pusat sudah
melepas, bayi hanya dibrikan ASI saja, bayi menyusu dengan kuat
dan teratur setiap 2 jam sekali, BAK ± 6 kali sehari, BAB bayinya
lancar setiap hari, ibu memandikan bayinya sehari 2 kali, selalu
menjemur bayinya dipagi hari selama 30 menit.
2. DATA OBJEKTIF
1) Keadaan Umum : Baik
2) Tanda-tanda Vital
a) Denyut jantung : 146x/menit
b) Pernapasan : 52x/menit
c) Suhu : 36,7º C
3) Warna kulit : kemerahan
4) Pergerakan : Aktif
5) Berat Badan : 3600 gram
6) Panjang Badan : 50 cm
7) Abdomen : Tali puat sudah lepas, bersih

91
Tidak ada perdarahan tali pusat
dan tidak ada tanda-tanda infeksi.

3. ASSESMENT
NCB/SMK 6 Hari Post Natal , keadaan bayi Normal.
4. PLANNING
a. Memberitahu ibu hasil pemeriksan, ibu mengetahui hasil
pemeriksaan.
b. Memastikan bayi beraktvitas dngan baik, bayi terlihat aktif.
c. Memastikan kembali ibu menyusui bayinya dengan benar, ibu
dapat menyusui bayinya dengn baik.
d. Mendiskusikan bersama ibu untuk membawa bayinya ke
posyandu/ puskesmas/bidan 1 bulan sekali untuk memantau
tumbuh kembang bayi dan melanjutkan imunisasi berikutnya
sesuai jadwal, ibu mau melakukannya.
e. Mendiskusikan bersama ibu untuk kunjungan ulang
berikutnya, kunjungan ulang berikutnya 4 minggu pada tanggal
15 April 2023.
f. Mendokumentasikan hasil Asuhan.
6. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir 4 Minggu Post Natal
Hari/Tanggal : Selasa, 21 Maret 2023
Waktu : 17.00 WIB
Tempat : TPMB
1. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan tidak ada keluhan pada bayinya, BAB ± 2 kali
sehari dan BAK ± 10 kali sehari. Ibu selalu menyusui bayinya saat
bayi ingin menyusu dan jika sedang tidur selalu dibangunkan untuk
menyusu, ibu memandikan bayinya sehari 2 kali, bayi tidak rewel.
2. DATA OBJEKTIF

92
1) Keadaan Umum : Baik
2) Tanda-tanda Vital
a) Denyut jantung : 148x/menit
b) Pernapasan : 54x/menit
c) Suhu : 36,5º C
3) Warna kulit : kemerahan
4) Pergerakan : Aktif
5) Berat Badan : 3900 gram.
3. ASSESMENT
NCB/SMK 4 Minggu Post Natal ,keadaan umum bayi Normal.
4. PLANNING
a. Memberitahu hasil pemeriksan, ibu mengetahui hasil
pemeriksaan.
b. Memenuhi Kebutuhan nutrisi bayi, ibu menyusui bayi setiap
saat.
c. Memberitahu ibu untuk tetap menjaga hangat bayinya, ibu
sudah melakukannya.
d. Memberitahu ibu untuk memberikan makan pendamping ASI
saat bayinya sudah berusia 6 bulan, ibu mengerti dan akan
melakukannya.
e. Menjadwalkan kepada ibu untuk imunisasi BCG bayinya jika
berusia 1 bulan, ibu menyetujui bayi akan di imunisasi sesuai
jadwal.
f. Mendokumentasikan hasil Asuhan.
C. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas
1. Asuhan Kebidanan Masa Nifas 2 jam postpartum
Hari/tanggal : Senin, 13 Maret 2023
Waktu : 09.17 WIB.
Tempat :TPMB
Alamat : Jl.Evakuasi GG Sigaran.
1. DATA SUBJEKTIF

93
Ibu masih merasa sedikit mulas, sudah minum dan bisa BAK, belum
ingin makan, ibu sudah diberikan obat diminum setelah makan dan
merasa nyaman, bisa melakukan gerakan secara perlahan. Ibu merasa
senang dengan kelahiran bayinya, ASI sudah keluar walaupun sedikit,
sudah bisa miring kanan dan kiri serta sudah bisa berjalan ke kamar
mandi sendiri, tidak ada pantangan dalam masa nifas di lingkungan
sekitar, belum mengetahui tanda-tanda bahaya masa nifas.
2. DATA OBJEKTIF
1) Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan Umum : Baik
b) Tanda-tanda Vital : TD: 100/80 mmhg,N:80x/ menit
P: 22x/menit, S: 36,5ºC.
c) Payudara : Puting menonjol, tidak ada
Pembekakan dan Nyeri tekan, kolostrum (+).
d) Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat,
Kontraksi keras, kandung kemih kosong.
e) Genitalia : Lokhea rubra, pengeluaran
Darah ± 50 cc, tampak jahitan, perineum
bersih, tidaak ada oedema dan peradangan,
tidak ada tanda infeksi
f) Anus : Tidak ada haemoroid
3. ASSESMENT
P1A0 2 Jam Postpartum normal, keadaan ibu umum ibu baik.
4. PLANNING
a. Memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga, ibu
dan keluarga mengetahui keadaannya.
b. Menganjurkan ibu untuk makan dan istirahat, ibu mau
melakukannya.

94
c. Memberitahukan kepada ibu untuk minum obat yang sudah
diberikan, ibu bersedia meminum obat yang sudah diberikan.
d. Mengobservasi kontraksi uterus, perdarahan dan mengingatkan
kembali kepada ibu dan keluarga untuk menilai kontraksi dan
cara melakukan massage fundus yang bak, kontraksi baik, ibu
dan keluarga dapat melakukannya.
e. Membimbing ibu cara menyusui yang benar dan memotivasi
ibu mengenai ASI Ekslusif, ibu mencoba mempraktikannya.
f. Memindahkan ibu keruang perawatan masa nifas, ibu bersedia
untuk pindah.
g. Menganjurkan kepada ibu untuk istirahat dan tidur yang
cukup, ibu mengerti dan mencoba melakukannya.
h. Memberiahu ibu akan diperiksa kembali 4 jam, ibu bersedia
untuk diperiksa.
i. Mendokumentasikan hasil asuhan.
2. Asuhan Kebidanan Masa Nifas 6 Jam Postpartum
Hari/tanggal : Senin, 13 Maret 2023
Waktu : 13.17 WIB.
1. DATA SUBJEKTIF
Ibu merasa badannya sudah lebih baik dan merasa perutnya
masih sedkit mulas, pengeluaran darah pervaginam berwarna
merah muda, sudah bisa BAK, kolostrum sudah keluar dan
bayinya sudah bisa menghisap, ibu sudah mampu ke kamar
mandi dan sudah mandi.
2. DATA OBJEKTIF
1) Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan Umum : Baik
b) Tanda-tanda Vital : TD: 120/90 mmhg,N:80x/
menit P: 22x/menit, S: 36,5ºC.
c) Payudara : Puting menonjol, tidak ada

95
Pembekakan dan Nyeri tekan,
kolostrum (+).
d) Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat,
Kontraksi keras, kandung kemih
kosong.
e) Genitalia : Lokhea rubra, pengeluaran
Darah ± 20 cc, tampak jahitan,
perineum bersih, tidaak ada oedema
dan peradangan, tidak ada tanda
infeksi
f) Anus : Tidak ada haemoroid

3. ASSESMENT
P2A0 6 Jam Postpartum normal, keadaan umum ibu baik.
4. PLANNING
a. Memberitahukan ibu dan keluarga, ibu dan keluarga
mengetahui keadaannya.
b. Mengobservasi kontraksi uterus, perdarahan dan mengingatkan
kembali kepada ibu dan keluarga untuk menilai kontraksi dan
cara melakukan massage fundus dengan baik, ibu dan keluarga
dapat melakukannya.
c. Memberikan konseling tentang perawatan payudara dan
perawatan bayi dirumah, ibu dan keluarga mengerti apa yang
dijelaskan.
d. Membimbing ibu cara menyusui yang benar, ibu dapat
mempraktikannya.
e. Mengingatkan kembali ibu untuk tetap memberikan ASI
Eklusif tidak memberikan makanan dan minuman tambahan
apapun kepada bayinya, ibu mengerti dan bersedia melakukan.

96
f. Memberitahukan kepada ibu bagaimana cara melakukan
perwatan perineum, ibu bersdia an mampu melakukan.
g. Memberitahukan kepada ibu mengenai tanda bahaya masa
nifas, ibu mampu memahaminya.
h. Memberitahukan kepada ibu untuk istirahat saat bayi tidur, ibu
mampu memahami dan mau melakukan.
i. Memberitahukan dan mengajarkan kepada ibu cara merawat
bayi dirumah seperti perawatan tali pusat,pencegahan
hipotermi, dan menjaga kebersihan bayi, ibu mengerti dan
mampu melakukannya.
j. Mendiskusikan bersama ibu untuk kunjungan ulang 3 hari
berikutnya, ibu kunjungan ulang dijadwalkan tanggal 15 Maret
2023.
k. Mengantar ibu untuk pulang ke rumah, ibu akan pulang pada
pukul 16.00 WIB.
l. Mendokumentasikan hasil asuhan.

3. Asuhan Kebidanan Masa Nifas 3 Hari Postpartum


Hari/Tanggal : Rabu, 15 Maret 2023
Waktu : 16.00 WIB
Tempat : TPMB Euis Nurmawar, SST
Alamat : Jl.Evakuasi GG Sigaran
1. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan 3 hari setelah persalinan keadaan nya baik dan
sudah bisa melakukan aktivitas sehari-hari. Pengeluaran ASI
kurang lancar, obat yang diberikan bidan masih ada, ibu belum
BAB, tetapi sering BAK, dukungan suami dan keluarga baik dalam
membantu prawatan bayi dan mngurus anak serta dukungan
pemberian ASI Eklusif. Ibu merasa khawatir terhadap bayinya
karena ASI belum keluar banyak. Ibu makan sehari 3 kali dan
minum 8 gelas sehari, ibu merasa kurang istirahat karena bayinya

97
sering bangun tiap malam, dan didaerah tempat tinggal ibu tidak
ada budaya yang mempengaruhi masa nifas, dan tidak ada
pantangan makan apapun.

98
2. DATA OBJEKTIF
1) Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan Umum : Baik
b) Tanda-tanda Vital : TD: 120/90 mmhg,N:80x/
menit P: 22x/menit, S: 36,5ºC.
c) Mata : Konjungtiva an anemis,
sklera an ikterik.
d) Payudara : Bentuk simetris, puting susu
Tidak lecet, ASI keluar sedikit, tidak
ada, tidak ada bendunga ASI, tidak
ada pembengkakan.
e) Abdomen : TFU 3jari dibawah pusat, kontraksi
keras, kandung kemi kosong.
f) Genitalia : Lokhea rubra, pengeluaran
Darah sedikit, luka jahitan bersih
dan tidak ada tanda infeksi
g) Ekstremitas
Atas : Tidak ada oedema
Bawah : Tidak ada oedema dan
Varises, tanda homan (-).
3. ASSESMENT
P1A0 3 Hari postpartum keadaan umum ibu dengan pengeluaran
ASI sedikit.
4. PLANNING
a. Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga, ibu
dan keluarga mengetahui hasil pemeriksaan.
b. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup, ibu mau
melakukannya.
c. Mengingatkan kepada ibu mengenai tanda bahaya masa nifas,
ibu mampu mengingatnya.

99
d. Menganjurkan kepada ibu untuk makan buah yang berserat,
ibu mampu melakukannya.
e. Menjelaskan dan mengajarkan kepada ibu dan suami mengenai
pijat laktasi, ibu dan suami memahami dan mampu
melakukannya.
f. Memberikan edukasi mengenai nutrisi ibu nifas , ibu mampu
memahaminya.
g. Mendiskusikan kunjungan ulang 3 hari berikutnya, ibu
kunjungan ulang sesuai jadwal pada tanggal 18 Maret 2023.
h. Mendokumentasikan hasil asuhan.

4. Asuhan Kebidanan masa Nifas 6 Hari Postpartum


Hari/tanggal : selasa, 18 maret 2023
Waktu : 16.30 WIB
Tempat : TPMB Euis Nurmawar, SST
1. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan tidak ada keluhan, sudah dapat beraktivitas sehari-
hari biasanya, pengeluaran ASI lancar, ibu menyusui bayinya
setiap 2 jam sekali, obat yang diberikan bidan masih ada, ibu
makan 3 kali sehari, dan minum 8 gelas sehari, sudah bisa BAB
dan BAK. Ibu sudah mengetahui tanda-tanda bahaya masa nifas,
ibu merasa senang dengan kelahiran bayinya, respon dan dukungan
suami serta keluarga baik dalam membantu perawatan bayi dan
mengurus anak serta dukungan pemberian ASI Eklusif, ibu merasa
kurang istirahat karena bayinya sering bangun tiap malam, dan
didaerah tempat tinggal ibu tidak terdapat budaya yang
mempengaruhi masa nifas dan tidak ada pantangan makan apapun.

100
2. DATA OBJEKTIF
1) Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan Umum : Baik
b) Tanda-tanda Vital : TD: 120/80 mmhg,N:80x/ menit
P: 21x/menit, S: 36,5ºC.

c) Mata : Konjungtiva an anemis


sklera an ikterik.
d) Payudara : Bentuk simetris, puting susu
Tidak lecet, ASI keluar lancar, tidak
ada, tidak ada bendungan ASI dan
tidak ada pembengkakan.
e) Abdomen : TFU pertengahan pusat,
Dan Simfisis.
f) Genitalia : Lokhea sangunolenta, lokhea tidak
berbau, luka jahitan sudah kering
dan bersih.
g) Ekstremitas
Atas : Tidak ada oedema
Bawah : Tidak ada oedema dan
Varises, tanda homan (-).
3. ASSESMENT
P1A0 6 Hari Postpartum normal, keadaan umum ibu baik.
4. PLANNING
a. Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga, ibu
dan keluarga mengetahui hasil pemeriksaan.
b. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup, ibu mau
melakukannya.
c. Mengingatkan kepada ibu mengenai tanda bahaya masa nifas,
ibu mampu mengingatnya.

101
d. Memberikan edukasi mengenai nutrisi ibu nifas , ibu mampu
memahaminya.
e. Mengajarkan dan Menganjurkan ibu untuk senam nifas, ibu
memahami dan mampu melakukan.
f. Memberikan konseling tentang alat kontrasepsi dan imunisasi
pada bayinya, ibu memilih untuk menggunakan IUD dan akan
melaksanakan imunisasi pada bayinya.
g. Mendiskusikan bersama ibu untuk kunjungan ulang 4 minggu
berikutnya, kunjungan ulang pada tanggal 22 April 2023.
h. Mendokumentasikan hasil asuhan.

5. Asuhan Kebidanan Masa Nifas 6 Minggu Postpartum


Hari/tanggal : Selasa, 09 April 2023
Waktu : 16.40 WIB
Tempat : TPMB Euis Nurmawar, SST.
Alamat : Jl.Evakuasi GG Sigaran.
1. DATA SUBJEKTIF
Ibu mengatakan tidak ada keluhan, tidak ada pantangan selama
masa nifas, ibu cukup istirahat, pengeluaran ASI lancar dan ibu
dapat menyusui bayinya dengan baik, ibu sudah mengetahui
tentang alat kontrasepsi.
2. DATA OBJEKTIF
1) Pemeriksaan Fisik
a) Keadaan Umum : Baik
b) Tanda-tanda Vital : TD: 120/80 mmhg,N:83x/menit
P: 21x/menit, S: 36,7ºC.
c) Mata : Konjungtiva an anemis,
sklera an ikterik.
d) Payudara : Bentuk simetris, puting susu tidak

102
lecet, ASI keluar lancar, tidak ada
benjolan dan tidak ada
pembengkakan
e) Abdomen : TFU tidak teraba, tidak ada
.masa atau konsistensi diastasis
rektus andominalis (-).
f) Genitalia : sudah tidak keluar darah
Nifas, luka jahitan sudah kering dan
bersih, tidak ada tanda infeksi.
3. ASSESMENT
P1A0 6 Minggu Postpartum Normal, keadaan umum ibu baik.
4. PLANNING
a. Memberitahu hasil pemeriksaan, ibu mengetahui hasil
pemeriksaan.
b. Memastikan ibu untuk cukup istirahat dan makan-makanan
yang bergizi, ibu cukup istirahat dan nutrisi.
c. Memastikan bayi mendapatkan ASI Ekslusif, bayi diberi ASI
saja.
d. Menganjurkan ibu untuk segera menghubungi petugas
kesehatan apabila ada keluhan pada ibu, ibu mengerti.
e. Memberikan motivasi pada ibu untuk berKB dan imunisasi
pada bayi, ibu memutuskan untuk berKB hari ini dengan
pilihan KB IUD dan bayi sudah di imunisasi BCG pada
tanggal 18 April 2023.
f. Memberikan pendidikan kesehatan tentang kebutuhan seksual,
ibu mengerti tentang apa yang dijelaskan.
g. Mendokumentasikan hasil asuhan.

103
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS

Berdasarkan hasil asuhan kebidanan pada Ny.R 28 tahun yang dilakukan


penulis secara sistematis dan berkesinambungan dengan mengkaji data-data yang
ada baik data subjekif, data objektif maupun data penunjang. Penulis menyajikan
pembahasan yang membandingkan antara teori dngan Asuhan Kebidanan
Berkesinambungan pada Ny. R 28 tahun sejak kontak pertama pada tanggal 12
Maret 2023 s.d 09 Mei 2023 dimulai dari masa kehamilan 38 minggu, persalinan,
BBL dan nifas yang dilaksanakan di TPMB Euis Nurmawar,SST jalan Evakuasi
Gang Sigaran No.70A kecamatan kesambi Kota Cirebon dengan pembahasan
sebagai berikut.
A. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan
Dari pengkajian data didapatkan bahwa Ny. R usia 28 tahun
dengan Gravida 37-38 minggu dan hamil kedua HPHT 20-06-2022, HTP
27-03-2023. Pernyataan ini sesuai dengan Manuaba (2015), yang
menyatakan bahwa wanita 20-35 tahun dianggap ideal untuk menjalani
kehamilan dan persalinan. Dimana pada usia tersebut kondisi fisik wanita
dalam keadaan prima. Rahim sudah mampu memberi perlindungan atau
kondisi yang maksimal untuk kehamilan, sedangkan untuk usia ≥ 35 tahun
sebenarnya merupakan masa transisi. Kehamilan pada usia ini masih bisa
diterima asal kondisi tubuh dan kesehatan wanita yang bersangkutan,
termasuk gizi dalam keadaan baik dan sehat.
Pada tinjauan kasus Ny. R melakukan kunjungan antenatal care
sebanyak 7 kali, dilakukan pemeriksaan pada trimester I, 2 kali pada usia
kehamilan 8 minggu dan 9 minggu trimster II , 2 kali yaitu pada usia
kehamilan 13 dan 18 minggu, dan 3 kali pada trimester III yaitu usia
kehamilan 33 minggu, 37 minggu dan 38 minggu. Hal ini sesuai dengan

104
standar yang disebutkan WHO dan Depkes RI (2015), bahwa kunjungan
ibu hamil dalam pelayanan antenatal care minimal 6 kali kunjungan
selama kehamilan, yaiu ANC Ke-1 di trimester I dilakukan skrining faktor
risiko oleh dokter. ANC ke-2 di trimester 1, ANC ke-3 di trimester II,
ANC ke-4 di trimester III, dan ANC ke-5 di trimester III dilakukan tindak
lanjut hasil skrining, ANC ke-6 di trimester III dilakukan skrining faktor
risiko persalinan oleh dokter. Menurut penulis Pelayanan kunjungan
antenatal pada Ny. R tidak ada kesenjangan antara teori dan kasus sesuai
teori dengan kebijakan pemerintah Ny. R teratur memeriksa
kehamilannya.
Berdasarkan asuhan kebidanan berkesinambungan yang penulis
telah berikan kepada Ny. R pada kunjungan I yaitu tanggal 12 Maret 2023
dengan usia kehamilan 38 minggu dengan keluhan kenceng-kenceng
sesuai teori menurut Menurut Prawirohardjo (2017), kontraksi palsu yaitu
berupa nyeri perut yang ringan dan tidak teratur serta hilang saat
beristirahat. Perut kencang saat hamil merupakan kondisi yang umum
terjadi yang dapat disebabkan oleh pergerakan pada janin, perut
kembung/ada gas berlebih dalam perut, kontraksi palsu ataupun kontraksi
persalinan. Berdasarkan data subjektif yang telah didapatkan antara teori
dan di lahan tidak ditemukan kesenjangan.
Ibu sudah mendapatkan imunisasi TT1 dan TT2 pada saat
kehamilan sebelumnya dan mndapatkan TT3 pada kehamilan kedua usia
kehamilan 8-9 minggu pada tanggal 19 Agustus 2022. Sesuai dengan data
diatas status imunisasi TT ibu adalah TT3 yang menunjukkan bahwa ibu
mempunyai anti tetanus selama 5 tahun ( Depkes, 2019).
Selama masa kehamilan Ny. R sudah mendapatkan tablet Fe
(penambah darah) 90 tablet dari bidan selalu diminum, minumnya dengan
air putih 1x1 tablet diminum pada malam hari. Menurut teori Agustina
(2019) pemberian tablet besi minimal 90 tablet selama hamil dan diminum
sehari sekali pada malam hari dengan air putih, hindari teh dan kopi karena
akan menghambat penyerapan zat besi.

105
Berdasarkan data sekunder tekanan darah Ny. R selama hamil
pemeriksaan sebanyak 7 kali antara 110/80mmHg – 120/80 mmHg. Pada
kunjungan I yaitu usia kehamilan 38 minggu Ny. R tekanan darahnya
dalam batas normal yaitu 120/80 mmHg. Hal ini berhubungan dengan
teori javaid (2014), yang mengatakan tekanan darah normal pada ibu
hamil adalah kisaran 120/80 mmHg.
Pengukuran berat badan dan tinggi badan, berdasarkan data
sekunder yang diperoleh di buku KIA yaitu 160 cm, pengukuran tinggi
badan dilakukan untuk menapis adanya faktor risiko pada ibu hamil. Bila
tinggi badan ibu hamil ≤ 145 cm faktor risiko yang akan terjadi panggul
sempit dan memungkinkan sulit untuk melahirkan normal. Berdasarkan
data sekunder dengan membandingkan teori yang ada, tinggi badan Ny. R
dalam keadaan batas normal. Adapun berat badan pada Ny. R dari berat
badan sebelum hamil yaitu 60 kg sampai dengan akhir kehamilan berat
badan ibu 71 kg, total kenaikan berat badan ibu 11 kg. Hal ini sesuai
dengan teori Tyastuti (2016), normalnya penambahan bera badan ibu tiap
minggu adalah 0,50 kg dan penambahan berat badan ibu sampai akhir
kehamilan adalah 6,5 kg sampai 16,5 kg.
Lingkar Lengan Atas (LILA) PADA Ny. R adalah 26 cm, Menurut
teori Supriasa dan Rahmi (2016), normalnya LILA 23,5 cm dan jika LILA
>23,5 cm maka dikatakan KEK (kurang Energi Kronik), faktor risiko yang
akan terjadi apabila ibu hamil KEK yaitu akan melahirkan bayi yang berat
badan lahir rendah (BBLR). Menurut penulis Jika dikaitkan dengan teori
tersebut maka LILA Ny. R dalam batas normal.
Pemeriksaan TFU pada Ny. R 30 cm dalam usia kehamilan 37 dan
38 minggu, apabila dibandingkan dengan teori Saifuddin (2014), pada
usia kehamilan 37 minggu normalnya TFU 34 cm dan usia kehamilan 38
minggu normalnya TFU 36 cm. Dengan begitu, penulis menyimpulkan
bahwa ada kesenjangan antara teori dan praktik dilapangan. Penambahan

106
TFU adalah tolak ukur yang harus diperhatikan untuk mengetahui
kesehatan dan kesejahteraan janin. Dilihat dari taksiran berat badan janin
menggunakan rumus jhonson to sack jika kepala bayi belum masuk PAP
maka rumusnya (TFU-12)x155 gram, apabila sudah masuk PAP rumusna
(TFU-11)x155 gram , taksiran berat janin Ny. R adalah 2,945 gram.
Pemeriksaan auskultasi dilakukan untuk mengetahui denyut
jantung janin. Selama pemeriksaan kehamilan denyut jantung janin dalam
kondisi normal. Pada kunjungan pertama didapatkan 148 x/menit, Hasil
pemeriksaan ini masih sesuai dengan teori yang menyatakan denyut
jantung janin normal ialah 120-160 x/menit. Jika dikaitkan dengan teori
Denyut jantung janin (DJJ) pada Ny. R dalam batas normal (Kementrian
Kesehatan RI, 2016).
Ny. R melakukan pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan Hb
pada tanggal 3 Agustus 2022 di Puskesmas majasem. Pada pemeriksaan
tersebut didapatkan Hb ibu sebesar 14,9 gr/dl. Dari hasil pemeriksaan Hb
klien, klien dapat dikatakan tidak mengalami anemia. Karena batasan
anemia pada ibu hamil yaitu memiliki Hb < 11,8 gr/dl pada trimester III ,
Jika dikaitkan dengan teori hb pada ny. R dalam batas normal (Saifuddin,
2014).
Tujuan pemeriksaan hb untuk mengeahui apakah ibu hamil
tersebut menderita anemia atau tidak selama kehamilannya, karena kondisi
anemia dapat mempengaruhi proses pertumbuhan janin dalam kandungan
(Javaid, 2014). Pemeriksaan protein urine pada tanggal 3 Agustus 2022
dengan hasil negatif, dan dengan golongan darah B, dilakukannya
pemeriksaan urine pada ibu hamil yaitu untuk mengetahui apakah urine
mengandung protein atau tidak bertujuan untuk mendeteksi gejala
preeklampsia (Javaid, 2014). Menurut penulis dapat disimpulkan bahwa
tidak terdapat kesenjangan anara teori dan lahan praktik lapangan.
B. Asuhan Kebidanan Pada Persalinan dan BBL
Ny. R memasuki masa inpartu pada usia kehamilan 38 minggu, Hal
ini menunjukkan kehamilannya cukup bulan (aterm). Menurut teori

107
Kurniarum (2016), usia kehamilan antara 37 -42 minggu. Menurut penulis
Hal ini tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik dilapangan pada
persalinan Ny. R.
Ny. R datang ke klinik pukul 01.40 WIB, mengeluh mules sejak
pukul 20.00 WIB pada tanggal 13 Maret 2023 , sudah keluar lendir
bercampur darah pukul 20.30 WIB dan belum keluar air-air. Mules
semakin sering dan kuat pergerakan janin masih dirasakan dan aktif.
Dilakukan pemeriksaan fisik dalam batas normal, pemeriksaan dalam
hasilnya Vulva/Vagina tidak ada kelainan, portio tipis lunak, pembukaan 2
cm, selaput ketuban utuh, presentasi kepala, penurunan hodge III, posisi
UUK kidep dan molase tidak ada. Kemudian pada pukul 05.00 WIB
dilakukan pemeriksaan dalam kembali, namun pada pukul 06.70 WIB ibu
merasa mulesnya semakin kuat, merasa ingin meneran dan sudah terdapat
tanda-tanda kala II seperti terdapat tekanan anus, perineum tampak
menonjol, dan vulva /vagina membuka dengan hasil pemeriksaan dalam
10 cm, hodge IV, penyusupan molase tidak ada.
Berdasarkan hasil anamnesa Ny. R sudah ada tanda-tanda inpartu
yaitu mules dan keluar lendir darah. Menurut teori JNP-KR (2017), tanda-
tanda inpartu diantaranya adalah adanya his yang teratur , interval makin
pendek dan kekuatan his makin sering sehingga terjadi perubahan pada
serviks, dengan his permulaan. Mulainya persalinan ditandai dengan
penipisan dan pembukaan pada serviks, keluar cairan lendir bercampur
darah (show) lewat vagina, kontraksi rahim yang menyebabkan perubahan
pada serviks. Dengan demikian penulis berpendapat tidak ada
kesenjangan antara teori dan praktik dilapangan.
Kala I persalinan Ny. R berlangsung 6 jam 30 menit, dari ibu
merasakan mules saat pertama ksli datang ke TPMB sampai pembukaan
lengkap yaitu dimana memasuki fase aktif pada pukul 05.40 WIB. Hal ini
sesuai dengan teori Kurniarum (2016), yaitu dimana sejak terjadinya

108
konraksi rahim yang teratur dan meningkat sehingga serviks mencapai
fase laten yang ditandai dengan pembukaan serviks 3 cm yang berkisar 8
jam dan fase aktif dimulai dari pembukaan 4 cm hingga pembukaan
lengkap (10 cm) yang berkisar 6 jam. Kecepatan rata-rata primigravida
perjam 1 cm, multipara lebih dari 1 cm hingga 2 cm dan mules lebih kuat
dan sering selama fase aktif. Menrut penulis dapat disimpulkan tidak ada
kesenjangan antara teori dan praktik dilapangan.
Kala II atau kala pengeluaran dimulain dari pembukaan lengkap
(10 cm) sampai lahirnya bayi (Kurniarum, 2016). Pada pukul 6.30 WIB
ibu mengatakan mulesnya semakin kuat, sering dan merasa seperti ingin
mengedan, pergerakan janin masih dirasakan namun belum keluar air-air
dari kemaluan ibu tetapi sudah terdapat tanda gejala kala II yaitu tekanan
pada anus, perineum menonjol, vulva membuka, his yang adekuat, portio
tidak teraba dan pembukaan serviks lengkap, penurunan kepala hodge IV,
tidak terdapat penyusupan molase, posisi ibu litotomi. Pada kala II Ny. R
berlangsung 47 menit dari pembukaan lengkap pukul 6.30 WIB dan bayi
baru lahir spontan pukul 7.17 WIB. Hal ini sesuai dengan teori Mochtar
(2015), dengan his mengedan yang terpimpin akan lahir kepala dengan
diikuti seluruh badan janin. Dan menurut Kurniarum (2016), proses ini
berlngsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada multigravida.
Menurut kurniarum (2016), kemudian setelah bayi lahir segera menangis,
lakukan pengeringan bayi, letakkan bayi di dada ibu dan lakukan IMD
selama 1 jam bahkan lebih, samai bayi berhasil menemukan puting ibunya
dalam waktu 60 menit.
Kala II Ny. R berlangsung normal, Pertolongan sesuai dengan
standar 60 langkah APN, hal ini sesuai dengan teori JNPK-KR (2017),
asuhan kebidanan kala II dalam buku acuan APN. Menurut penulis dapat
disimpulkan tidak ada kesenjangan antara teori dengan praktik dilapangan
dan tidak terdapat tanda patologis pada Ny. R.
Kala III berlangsung 5 menit dari bayi baru lahir pukul 7.17 WIB.
Setelah bayi lahir kontraksi rahim istirahat sebentar. Dalam waktu 5 menit

109
plasnta terlepas, terdorong ke dalam vagina dan akan lahir dengan spontan,
sedikit adanya dorongan dari atas simfisis atau fundus uteri. Menurut
Mochtar (2015), selama proes pengeluaran biasanya berlangsung 5-30
menit setelah bayi lahir. Pengeluaran pasenta disertai dengan pengeluaran
darah kira-kira 100-200 cc. Asuhan yang diberikan penulis pada kala III
dengan melakukan manajemen aktif kala III dan memastikan janin
tunggal. Asuhan yang diberikan yaitu pemberian oksitosin 10 IU scara IM
1/3 paha kanan bagian luar, penjepitan tali pusat terkendali, dan menilai
adanya tanda pelepasan plasenta. Setelah tanda-tanda pelepasan plasenta
dengan ditandai uterus membulat, tali pusat memanjang dan adanya tanda
semburan darah, lahirkan plasenta kemudian lakukan massase fundus
selama 15 kali dalam waktu 15 detik. Penulis menyimpulkan tidak ada
kesenjangan antara teori dengan praktik dilapangan.
Kala IV dilakukan pemantauan kala IV selama 2 jam pertama yaitu
memantau TTV, TFU, Kontraksi, Kandung kemih dan perdarahan. Pada 1
jam pertama setiap 15 menit sekali, dan pada 1 jam kedua dilakukan setiap
30 menit sekali. Hal ini sesuai dengan teori Kurniarum (2016), Kala IV
adalah masa 2 jam setelah plasenta lahir, dibutuhkan pengawasan yang
intensif terhadap Ny. R. TFU 2 jari dibawah pusat, tekanan darah 100/80
mmHg, kontraksi uerus keras, kandung kemih kosong, terdapat luka
laserasi derajat II, dimukosa vagina, komisura posterior, kulit perineum,
dan otot perineum, jumlah pengeluaran darah ± 100 cc. Menurut Saifuddin
(2017), luka laserasi terdiri dari 4 maam, yaitu derajat I yang mengenai
mukosa vagina hingga jaringan ikat, Derajat II mengenai Mukosa vagina,
komisura posterior, kulit dan otot perineum, Derajat III mengenai spingter
ani, dan derajat IV hingga ke rektum. Jika laserasi berada pada derajat I
dan II maka dapat dilakukan di TPMB olrh bidan , tetapi jika laserasi
derajat III dan IV maka harus dirujuk. Dengan demikian penulis
berpendapat tidak ada kesenjangan antarara teori dan praktik dilapangan.

110
Menurut Walyani (2015), Perdarahan normal jika jumlah darah ibu yang
keluar > 400-500 cc dan jika ibu mengalami syok hipovolemik maka ibu
telah kehilangan darah sampa 50%. Dengan demikianpenulis berpendapat
tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik dilapangan pada persalinan
Ny. R.
Bayi Ny. R lahir spontan pada pukul 7.17 WIB, segera menangis,
warna kulit kemerahan, tonus otot baik, jenis kelamin laki-laki. Pada BBL
dilakukan jaga hangat, setelah tali pusat dijepit dan dipotong lakukan
Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dengan kontak kulit ke kulit ibu dan bayi
selama 1 jam, dengan IMD dapat merangsang uterus berkontraksi dan
mencegah terjadinya perdarahan setelah persalinan. Menurut teori Badan
Pusat Statistik (2017), proses menyusui segera setelah melahirkan dapat
membantu kontraksi uterus sehingga mengurangi perdarahan pada ibu
nifas. Hal ini sesuai dengan teori dari Kemenkes (2015), bahwa IMD
merupakan proses bayi menyusu segera setelah lahir, dimana bayi
dibiarkan mencari puting susu ibunya sendiri tanpa bantuan. IMD
dilakukan pada jam pertama setelah melahirkan dan mengeluarkan hormon
oksitosin yang akan bertanggung jawab terhadap ASI. Dengan demikian
penulis berpendapat tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik
dilapangan karena IMD berlangsung 1 jam.
C. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir lansung dilakukan IMD selama 1 jam di dada ibu.
Bayi harus mendapatkan kontak kulit dengan kulit ibu segera setelah lahir,
selama paling sedikit 1 jam (Sinta et al.,2019). Berat badan bayi 3500
gram, panjang badan 49 cm, lingkar kepal 32 cm. Jika dibandingkan
dengan teori Tando (2015), hal ini sesuai karena bayi baru lahir normalnya
berat badan 2500-4000 gram, panjang badan 48-52 cm, lingkar kepala 33-
35 cm. Bayi Ny. R diberikan vitamin K1 dengan dosis 1 mg yang
disuntkan di 1/3 paha kiri bagian luar secara IM, salep mata oxytetracylin
1% tujuannya untuk mencegah infeksi pada mata saat proses persalinan.
Setelah dilakukan pemeriksaan fisik, pemberian salep mata, pemberian

111
vitamin K1. Hal ini sesuai dengan teori JPNK-KR (2017), bahwa setelah
dilakukan IMD bayi baru lahir diberikan salep mata oxytertracylin 1% dan
vitamin K1. Melakukan pemantauan keadaan umum bayi dengan
mencegah hipotermi, memandikan bayi setelah 6 jam atau suhu bayi stabil.
Berdasarkan teori Lowdemik (2016), asuhan yang diberikan ini sesuai
karena bayi baru lahir menjalani fase tidak stabil 6-8 jam pertama setelah
lahir yang disebut fase transisi. Dengan demikian penulis berpendapat
tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik dilapangan.
Pemeriksaan 2 jam postnatal, penulis melakukan pemeriksaan fisik
pada bayi. Hasil pemeriksaan 2 jam dalam batas normal. Pemeriksaan
tanda-tanda vital respirasi bayi yaitu 48x/menit, frekuensi jantung yaitu
140x/menit. Menurut teori Tando (2015), hal in sesuai karena bayi baru
lahir normal pernapasan kurang lebih 40-60 kali/menit. Dan normalnya
frekuensi janung 120-160 kali/menit. Dengan demikian penulis
berpendapat tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik dilapangan.
Pemeriksaan 6 jam postnatal, dilakukan pemeriksaan dan
anamnesa dengan bertanya pada ibu. Ibu mengatakan bayinya sehat dan
sudah BAK, BAB serta menyusu dengan lancar. Saat sebelum pulang
dilakukan pemeriksaan dan hasil pemeriksaan dalam batas normal maka
pasien diperbolehkan pulang dan diberikan konseling tentang perawatan
BBL.
Kunjungan 1 pasien datang ke TPMB 3 hari postnatal pada tanggal
15 Maret 2023 pukul 16.30 WIB. Berdasarkan hasil pemeriksaan keadaan
umum bayi kurang baik yaitu ditandai dengan demam dan kulit bayi
berwarna kuning, bayi kurang menyusu dan pengeluaran ASI sedikit. Hal
ini sesuai dengan teori Imron (2015), Hiperbilirubinemia adalah keadaan
dimana meningkatnya kadar bilirubin dalam darah secara berlebihan
sehingga dapat menimbulkan perubahan pada bayi baru lahir yaitu warna
kuning pada mata, kulit, dan mata atau biasa disebut dengan jaundice.

112
Hiperbilirubinemia merupakan peningkatan kadar bilirubin serum yang
disebabkan oleh salah satunya yaitu kelainan bawaan sehingga
menyebabkan ikterus (Imron, 2015). Hiperbilirubinemia atau penyakit
kuning adalah penyakit yang disebabkan karena tingginya kadar bilirubin
pada darah sehingga menyebabkan bayi baru lahir berwarna kuning pada
kulit dan pada bagian putih mata (Mendri dan Prayogi, 2017). Dengan
demikian penulis berpendapat bahwa ada kesenjangan antara teori dan
prakik dilapangan.
Kunjungan II pada hari ke 6 tanggal 18 Maret 2023 pukul
16.00WIB, berdasarkan hasil pemeriksaan dan data subjektif Ny. R tidak
terdapat keluhan pada bayinya. Hasil pemeriksaan abdomen normal, tali
pusat sudah lepas, tidak ada perdarahan pada tali pusat dan tidak ada
tanda-tanda infeksi. Hal ini didukung oleh teori Rahardjo (2015), baha
perawatan tali pusat akan putus 5-7 hari tanpa adanya komplikasi,
sedangkan jika perawatan tali pusat tidak bak dan benar akan mnimbulkan
dampak negatif yaitu menyebabkan timbulnya penyakit Tetanus
Neonaturum dan dapat mengakibatkan terjadinya kematian.
Kunjungan III dilakukan 4 minggu postnatal pada tanggal 21
Maret 2023 pukul 17.00 WIB. Dari hasil pemeriksaan keadaan umum bayi
normal, tanda-tanda vital normal, pergerakan aktif, pemeriksaan fisik
didapatkan berat badan bayi 4300 gr dari berat badan saat lahir 3500 gr
penambahan berat badan bayi sebanyak 800 gr, hal ini sesuai dengan teori
Sasmi Irva et al (2016), bahwa pada masa pertumbuhan berat badan bayi
dibagi menjadi dua yaitu usia 0-6 bulan dan usia 6-12 bulan. Pada masa
usia 0-6 bulan berat badan akan mengalami penambahan setiap minggu
sekitar 140-200 gram dan berat badannya akan bertambah menjadi dua
kali berat badan lahir pada akhir bulan ke-6. Sedangkan pada umur 6-12
bulan perambahan berat badan setiap minggu berkisar antara 85-400 gram.
Berat badan akan meningkat sbsar 3 kali berat badan lahir pada akhir
tahun pertam. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak ada
kesenjangan teori dengan penambahan berat badan bayi Ny. R.

113
Menurut penulis tidak terjadi kesenjangan antara teori dengan
asuhan yang diberikan dilahan. Menurut IBI (2016), asuhan yang
diberikan yaitu kebuuhan nutrisi bayi dengan memastikan ibu selalu
memberikan ASI ekslusif, tanpa tambahan makanan atau minuman lain
dan tidak ada penyulit. Menilai adanya tanda-tanda bahaya seperti demam,
infeksi, kelainan pasca persalinan, memastikan involusi sesuai dengan usia
masa nifas yaitu fundus tidak teraba. Memastikan ibu cukup mendapat
nutrisi, cairan dan istirahat.
D. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas
Waktu masa nifas dilakukan pemeriksaan yaitu 2 jam, 6 jam, 3
hari, 6 hari, dan 4 minggu. Hal ini sesuai dengan teori Sari & Tonasih
(2021), bahwa program nasional asuhan yang diberikan sewaktu
melakukan kunjungan masa nifas yaitu 6-8 jam, 6 hari, 2 minggu, dan 6
minggu postpartum. Dengan demikian penulis berpendapat tidak ada
kesenjangan antara teori dan praktik lapangan.
Pada 2 jam postpartum dilakukan pada tanggal 13 Maret 2023
pukul 09.17 WIB di TPMB. Ny. R mengeluh masih terasa mulas, tidak ada
pantangan dalam masa nifas, hasil pemeriksaan keadaan umum baik,
tanda-tanda vital normal, pemeriksaan abdomen TFU 2 jari dibawah pusat,
kontraksi uterus keras, kandung kemih kosong, payudara bentuk dan
ukuran simetris. Tidak ada pembengkakan, puting susu menonjol bersih,
ASI sudah keluar walaupun sedikit, vulva/vagina tidak ada kelainan,
pengeluaran darah lokhea rubra ± 50 cc, tidak berbau, tidak ada
pembengkakan atau peradangan, terdapat robekan laserasi, dan perineum
bersih.
Berdasarkan hasil pemeriksaan ibu mengeluh perutnya masih
terasa mulas hal ini bersifat fisiologis, karena pada saat ini uterus sedang
proses pengecilan (involusi) sehingga akhirnya kembali seperti sebelum
hamil dan mengakibatkan mulas. Ibu mengeluh ASI nya sudah keluar

114
walaupun sedikit, Menurut teori Falikha ( 2015), pada saat pengeluaran
ASI diproduksi atas hasil kerja gabungan antara hormon dan refleks.
Ketka bayi menghisap ASI maka akan terjadi reflsk prlactin dan refleks
pengeluaran ASI. Kuantitas ASI hanya dipengaruhi dua yaitu menyusui
atau memerah seseing mungkin dan sugsti positif dari ib bahwa ASI nya
cukup yang didukung oleh mood ibu yang baik. Ibu bisa makan apapun
yang ibu mau. Kualitas ASI selalu baik karena dalam proses produksinya
ASI akan selalu mengambil zat-zat penting yang ada dalam tubuh ibu.
Kalau makanan ibu kurang, maka nutrisi akan diambil dari cadangan
nutrisi dalam tubuh ibu. Jadi, kategori gizi ibu baik atau sedan, produksi
ASI juga akan selalu baik. Dan Menurut teori Mauliza (2021), Neonatus,
mengalami masalah dalam asupan ASI. Hal ini dikarenakan pada hari
pertama hingga ketiga banyak ibu yang mengeluarkan produksi ASI yang
kurang bahkan tidak keluar sama sekali. Secara teori hari pertama hingga
ketiga merupakan prduksi kolostrum pada ibu dengan volume 150-300
ml/24 jam. Dengan demikian penulis berpendapat tidak ada kesenjangan
antara teori dan prakik dilapangan.
Ny. R diberkan obat table zat besi (Maneza, 2015), anti nyeri
(paracetamol), yang menurut American Academy of Pediatricts
mengklasifikaskan paracetamol sebagai obat yang biasaya aman untuk ibu
menyusui (Norcahyanti et al., 2018). Antibioik (amoxilin) diberikan
karena ada luka jahitan, tetapi jika pada masa menyusui minum antibiotik
maka obat akan merembes di ASI dan bayi akan minum ASI campur obat,
Namun amoxiln termasuk kedalam kaegori A bagi ibu yang menyusui,
artinya termasuk antibiotik yang aman bagi ibu menyusui (Sanpig, 2016).
Pada 2 jam penulis juga memastikan bahwa ibu sudah bisa turun
dari tempat tidur, miring kanan dan kiri. Hal ini sesuai dengan teori Sari &
Tonasih (2021), beberapa jam setelah melahirkan ibu diperbolehkan
miring atau segera bangun dari tempat tidur dan bergerak, agar lebih kuat
dan lebih baik.

115
Pemeriksaan 6 jam setelah persalinan. Hasil pemeriksaan 6 jam
postpartum didapatkan tinggi fundus uteri 2 jari dibawah pusat, kontraksi
uterus keras, kandung kemih kosong, pengeluaran lokhea rubra. Hal ni
sesuai dengan teori Sari & Tonasih (2021), yang bertujuan untuk
mencegah terjadinya perdarahan pada masa nifas, memberikan konseling
kepada ibu keluarga mengenai bagaimana mencegah terjadinya perdarahan
sedini mungkin, mengajarkan cara mempererat hubungan antara ibu dn
bayi serta mencegah terjadinya hipotermi dengan tetap menjaga hangat
bayi, bila terjadi perdarahan segera rujuk ibu. Dan juga pada hasil
pemeriksan bahwa TFU pada 6 jam postpartum adalah 2 jari dibawah
pusat, pengeluaran l0khea rubra sampai 2 hari persalinan. Pada
pemeriksaan 6 jam postpartum ibu cukup istirahat, sudah dapat mobilisasi,
sesuai hasil pemeriksaan dan pemantauan tidak terjadi perdarahan. Dengan
demikan tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik dilapangan.
Kunjungan I ibu datang ke TPMB pada 3 hari postpartum
dilakukan pada tanggal 15 Maret 2023 pukul 16.00 WIB. Ny. R terdapat
keluhan, peneluaran ASI kurang lancar, ibu kurang isirahat karena bayinya
bangun setiap malam. Hal ini sesuai dengan teori Sari & Tonasih (2021),
bahwa perbahan psikologis fase taking hold ketidaknyamanan yang
dialami antara kurang tidur, kelelahan, khawatir akan ketidakmampuan
mengurus bayi, dan rasa nyeri. Asuhan yang diberikan yaitu dengan
menganjurkan ibu untuk cukup istirahat di siang hari di sela-sela aktivitas
ibu, mendiskusikan dengan keluarga untuk bergantian menjaga bayi agar
ibu bisa istirahat dengan cukup, dan menginformasikan asupan nutrisi
yang baik. Dan Menurut teori Mauliza (2021), Neonatus, mengalami
masalah dalam asupan ASI. Hal ini dikarenakan pada hari pertama hingga
ketiga banyak ibu yang mengeluarkan produksi ASI yang kurang bahkan
tidak keluar sama sekali. Secara teori hari pertama hingga ketiga
merupakan produksi kolostrum pada ibu dengan volum 150-300 ml/24

116
jam. Dengan demikian tidak ada kesenjangan antara teori dan prakik
dilapangan.
Jahitan pada Ny. R tampak bersih walaupun belum kering.
Menurut teori Tulas et al.,(2017), bahwa luka perineum yang memiliki
luka tetap kering dan bersih yang memiliki perilaku baik dan perilaku
buruk dengan perawatan luka perineum dengan luka yang tidak bersih dan
tidak kering. Ny. R melakukan perawatan luka perineum yang memiliki
luka bersih serta memiliki perilaku yang baik sangat berpengaruh dalam
menentukan keyakinan dan nilai kesehatan serta dapat menentukan
perawatan luka perineum yang benar. Penulis berpendapat bahwa tidak
ada kesenjangan antara teori dan praktik dilapangan.
Hasil pemeriksaan Ny. R adalah TFU 3 jari dibawah pusat,
kontraksi uterus keras, pengeluaran lokhea rubra. Jika dikaitkan dengan
teori Sari & Tonasih (2021), hal ini sudah sesuai karena pada 3 hari
postpartum uterus 3 jari dibawah pusat, lokhea rubra. Pada pemeriksaan 3
hari pengeluaran ASI tidak lancar, tidak ada pembengkakan, tidak ada
bendungan dan ibu menyusui bayinya sesuai kebutuhan dan sesering
mungkin. Dengan demikian tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik
dilapangan.
Kunjungan II pasien datang ke TPMB pada 6 hari postpartum
dilakukan pada tanggal 18 Maret 2023 pukul 16.30 WIB, dalam
pemeriksaan fisik dalam batas normal, involusi uterus baik, TFU
pertengahan pusat simfisis, lokhea sanguinolenta, tidak ada tanda-tanda
bahaya nifas. Dari asuhan tersebut penulis berpendapat bahwa pada 6 hari
postpartum Ny. R dalam batas normal. Menurut Sari & Tonasih (2021),
ada usia 6 hari potpartum menganjurkan ibu untuk melakukan senam nifas
yaitu dengan cara posisi tidur telentang, kaki lurus dan kedua tangan
disamping badan ibu, kemudian lutut ditekuk kearah perut dengan 90
derajat secara bergantian kaki kiri dengan kaki kanan, lalu jangan
menghentakkan kaki ketika diturunkan, lakukan cara tersebut secara
perlahan tapi dengan tenaga, lakukan sebanyak 8 kali.

117
Kunjungan III datang ke TPMB pada 6 minggu pospartum
dilakukan pada tanggal 09 Apri 2023 pukul 16.40 WIB, bertujuan unuk
konseling untuk KB sedini mungkin. Hasil pemerksaan Ny. R dalam batas
normal, keadaan umum baik, TFU sudah tidak teraba, tidak ada pantangan
selama masa nifas, ibu cukup istirahat, pengeluaran ASI lancar dan ibu
dapat menyusui bayinya dengan baik, ibu sudah mengetahui tentang alat
kontrasepsi kemudian memberikan konseling mengenai alat kontrasepsi
dan ibu memilih untuk mengunakan IUD Tcu 380 A. Menurut teori Dewi,
dkk ( 2017) bahwa Selama penggunaan IUD Ibu merasakan manfaat
karena IUD adalah kontrasepsi yang tidak mengandung hormon maka
tidak mempengaruhi produksi ASI sehingga kebutuhan nutrisi pada bayi
tetap terpenuhi dan proses laktasi pada ibu berjalan dengan baik.. Menurut
Dewi, dkk (2017), ketika masa haid darah yang keluar menjadi lebih
banyak karena ketika haid terjadi peluruhan dinding rahim. Proses ini
menimbulkan perlukaan di daerah rahim, sehingga apabila IUD mengenai
daerah tersebut, maka akan menambah volume darah yang keluar pada
masa haid. Karena IUD ini juga berbahan dasar padat, maka pada saat
dinding rahim bersentuhan dengan IUD bisa saja terjadi perlukan. Hal
inilah yang dapat mengakibatkan keluarnya bercak darah (spotting) di
antara masa haid.
Dengan demikian dapat disimpulkan berdasarkan hasil asuhan
berkesinambungan dan komprehensif pada Ny. R 28 tahun di TPMB Euis
Nurmawar, SST dari masa kehamilan sampai nifas dan KB tidak ada
masalah yang rumit dan ada beberapa hal yang belum sesuai dengan
standar asuhan kebidanan antara teori dan praktik dilapangan.

118
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Asuhan kebidanan berkesinambungan dan komprhensif Ny. R 28 tahun di
TPMB Euis Nurmawar, SST dari tanggal 12 Maret 2023 s.d 21 April 2023
mulai dari masa kehamilan, persalinan dan BBL, bayi dan masa nifas maka
dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Asuhan Kebidanan Berkesinambungan dan komprehensif kehamilan Ny. R
28 tahun di TPMB Euis Nurmawar, SST dengan kehamilan normal.
2. Asuhan Kebidanan Berkesinambungan dan komprehensif Persalinan dan
BBL Ny. R 28 tahun di TPMB Euis Nurmawar, SST dengan persalinan
dan BBL normal.
3. Asuhan Kebidanan dan Berkesinambungan dan Komprehensif Bayi Ny. R
28 tahun di TPMB Euis Nurmawar, SST dengan bayi normal.
4. Asuhan Kebidanan Berkesinambungan dan Komprehensif Nifas dan KB
Ny. R 28 tahun dengan nifas dan KB normal.

B. Saran
1. Bagi Lahan Praktik
Diharapkan lahan praktik dapat terus meningkatkan asuhan sesuai
standar kebidanan dan mempertahankan mutu pelayanan kesehatan secara
berkesinambungan dan komprehensif pada ibu hamil, bersalin, bayi baru
lahir, nifas dan KB sehingga dapat mendeteksi dini dan mencegah
terjadinya komplikasi untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
sekitar.

2. Bagi Institusi Pendidikan


Diharapkan dapat terus memberikan motivasi dn perbaikan pada
mahasiswa dalam memberikan bimbingan baik secara teori maupun

119
praktik agar mahasiswa mampu memberikan pelayanan kebidanan sesuai
standar pelayanan kebidanan yang ditentukan.
3. Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa kebidanan mampu meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan sehingga asuhan kehamilan, persalinan,
BBL, dan nifas yang diberikan pada klien apat sesuai dengan teori dan
kebutuhan klien.

120
DAFTAR PUSTAKA

Astuti Sarimi, R. (2021). ASUHAN KEBIDANAN CONTINUITY OF CARE PADA


NY N MASA HAMIL SAMPAI DENGAN KELUARGA BERENCANA DI
PRAKTEK MANDIRI BIDAN ZULFIANA DYAH INDARWATI SST,.
DESA NAILAN, SLAHUNG, PONOROGO (Doctoral dissertation,
Universitas Muhammadiyah Ponorogo).
Depkes, R.I. 2018. Upaya Percepatan Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi
Baru Lahir. http://www.gizikia.depkes.go.id/artikel/upaya-
percepatanpenurunan-angka-kematian-ibu-dan-bayi-baru-lahir-di-
indonesia/
Dinas Kesehatan kabupaten cirebon.2020.upaya pencegahan AKI.AKB
https://www.lapor.go.id/instansi/dinas-kesehatan-kabupaten-cirebon.
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. 2020. Upaya Sektor Kesehatan
Masyarakat Dalam Tantangan Bonus Demografi Di Jawa Barat. Dinkes
Jabar: Jawa Barat.
DWI CAHYANI, N. I. (2018). ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU" NA" UMUR 24
TAHUN MULTIGRAVIDA DARI UMUR KEHAMILAN 38 MINGGU
SAMPAI 42 HARI MASA NIFAS (Doctoral dissertation, Jurusan
Kebidanan 2018).
Idaningsih, A. (2021). Asuhan Kebidanan Kehamilan; Buku Lovrinz Publishing.
LovRinz Publishing.
Intan Wahyu Nugrahaeni, I. W. N. (2021). ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.
S DENGAN KEHAMILAN TRIMESTER III DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS GAMPING II (Doctoral dissertation, Poltekkes Kemenkes
Yogyakarta).
Irwan, N. A. (2022). Pengaruh Stability Ball Exercise Terhadap Nyeri Pinggang
Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Kota Makassars= The Effect of Stability

121
Ball Exercise on Low Back Pain in Pregnant Mother in Makassar Health
Center (Doctoral dissertation, Universitas Hasanuddin).
Kemenkes RI. Direktorat Jenderal Kesehatan Masya-rakat Pedoman Pelayanan
Antenatal, Persalinan, Nifas dan Bayi Baru Lahir di Era Adaptasi
Kebiasaan Baru. Jakarta : Kementerian Kesehatan RI. 2020.
Kemenkes. (2020). Panduan Pelayanan Keluarga Berencana dan Kesehatan
Reproduksi dalam Situasi Pandemi Covid-19.Jakarta: Kemenkes
Kementrian Kesehatan RI. 2018. Profil Kesehatan Indonesia 2017. Jakarta:
Kemenkes RI.http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil
kesehatanindonesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-tahun-2017.pdf
Kementrian Kesehatan RI. 2018. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Kemenkes RI
http://www.depkes.go.id/resources/download/infoterkini/materi_rakorpop
_20 18/Hasil%20Riskesdas%202018.pdf
Nanda, P. S. W. (2022). GAMBARAN KUNJUNGAN IBU NIFAS PADA MASA
PANDEMI COVID-19 DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS I DENPASAR
SELATAN TAHUN 2022 (Doctoral dissertation, Poltekkes Kemenkes
Denpasar Jurusan Keperawatan 2022).
Neoni, N. K. R. (2021). GAMBARAN TINGKAT SUHU TUBUH PADA BAYI
BARU LAHIR NORMAL DI RSUD KARANGASEMm TAHUN 2021.
Nurwahyuni, M. (2017). HUBUNGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE
DENGAN UPAYA MELAKUKAN PENCEGAHAN BAHAYA DALAM
KEHAMILAN DI PUSKESMAS CANDILAMA SEMARANG (Doctoral
dissertation, Universitas Muhammadiyah Semarang).
Oktarika, D. (2021). PENERAPAN ASUHAN PADA IBU BERSALIN KALA II
DENGAN POSISI MIRING KIRI TERHADAP NY. S DI PMB KOMARIAH
LAMPUNG SELATAN (Doctoral dissertation, Poltekkes Tanjungkarang).
OKTAVIA, B. (2021). ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR
DENGAN ASFIKSIA DI TEMPAT PRAKTIK MANDIRI BIDAN PASIR

122
SAKTI LAMPUNG TIMUR (Doctoral dissertation, Poltekkes
Tanjungkarang).
Parera, A. (2021). ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY.” N”
USIA 23 TAHUN DI BPM SOEMIDYAH IPUNG, Amd. Keb KOTA
MALANG Oleh: Anita Parera 1413.15401. 877.
Prabawani, A. (2021). KARAKTERISTIK IBU HAMIL DAN KEPATUHAN ANC
SELAMA PANDEMI COVID-19 DI PUSKESMAS MINGGIR SLEMAN
TAHUN 2021 (Doctoral dissertation, Poltekkes Kemenkes Yogyakarta).
Primihastuti, D., & Rhomadona, S. W. (2021). PENGGUNAAN PEANUT BALL
UNTUK MENGURANGI KECEMASAN DAN MEMPERLANCAR
PROSES KALA II PADA IBU BERSALIN. Jurnal Kebidanan, 10(1), 40-
51.
PURWASEH, O. E. B. (2019). ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.” N” MASA
HAMIL SAMPAI DENGAN PELAYANAN KELUARGA BERENCANA DI
PMB SUPRAPTI, S. ST., M. Kes DOMAS MENGANTI GRESIK (Doctoral
dissertation, Universitas Muhammadiyah Gresik).
Putri, T. D. A. (2021). SUHAN KEBIDANAN PADA IBU BERSALIN NORMAL
PADA Ny. R UMUR 35 TAHUN G3 P2 A0 USIA KEHAMILAN 40
MINGGU DENGAN KETUBAN PECAH DINI DI PMB HETTY
ENDANG, S. ST., M. Kes SUKOYOSO PRINGSEWU
LAMPUNG (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah
Pringsewu).
Rartri, M. V. Y. (2022). GAMBARAN PENERAPAN 10T BERDASARKAN
KELENGKAPAN BUKU KIA DI PUSKESMAS TEJAKULA I
KABUPATEN BULELENG (Doctoral dissertation, POLTEKKES
KEMENKES DENPASAR JURUSAN KEBIDANAN 2022).
SANTHI WIA, D. K. (2021). GAMBARAN PERSIAPAN PERSALINAN DALAM
UPAYA PENERAPAN PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN
PENCEGAHAN KOMPLIKASI DI MASA PANDEMI COVID-
19 (Doctoral dissertation, POLTEKES).

123
Saraya, Z. A. (2021). Hubungan Tingkat Pengetahuan, Sikap Dan Kecemasan Ibu
Hamil Dengan Tingkat Kepatuhan Kunjungan Antenatal Care Semasa
Pandemi COVID-19 Di Puskesmas Beruntung Raya Kota
Banjarmasin (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah
Malang).
Setiawati, A. (2021). ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU POST PARTUM
DENGAN MASALAH KURANGNYA PENGETAHUANTENTANG
PERAWATAN TALI PUSAT DI PMB NY. YETI KRISTIYANT, S. ST
KABUPATEN PRINGSEWU TAHUN 2021 (Doctoral dissertation,
UMPRI).
Susanti, T. (2021). STUDI LITERATUR IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI KEMATIAN MATERNAL (Doctoral
dissertation, Universitas Muhammadiyah Malang).
Triyani, T. (2021). ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI BARU LAHIR NORMAL
PADA BAYI NY. E UMUR 9 HARI DI PMB ARI SAPTUTI, S. ST
BANYUMAS (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah
Pringsewu).
World Health Organization (WHO). 2018. Deafness and hearing loss.
http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs300/en/
Wulandari, D. A., & Utomo, I. H. (2021). Responsivitas Dinas Kesehatan
Kabupaten Karanganyar dalam Upaya Menurunkan Angka Kematian Ibu
(AKI) Dan Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten
Karanganyar. Jurnal Mahasiswa Wacana Publik, 1(1), 117-127.

124
LAMPIRAN
Lampiran 1
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. DATA PRIBADI
Nama :Alyatun Alfasalam
Tempat, Tanggal lahir :Cirebon, 27 Maret 2002
Jenis Kelamin :Perempuan
Agama :Islam
Status :Mahasiswi
Alamat :Kesunean utara Gang Ayam Rt 04 rw 07
Kel.kesepuhan Kec.Lemahwungkuk, Kota
Cirebon.
B. DATA PENDIDIKAN
1. Tahun 2009-2014 :SDN Tirtawinaya I
2. Tahun 2014-2017 :SMPN 16 Kota Cirebon
3. Tahun 2017-2020 :SMK Kartika XIX-3 Kota Cirebon
4. Tahun 2020- sekarang : STIKes Muhammadiyah Cirebon
Lampiran 2
INFORMED CONSENT
Lampiran 3
BUKU KIA
Lampiran 4
SOAP PARTOGRAF
Lampiran 4

KARTU KB
Lampiran 6
LEMBAR KONSULTASI LTA

Nama Mahasiswa : Alyatun Alfasalam


Nama Pembimbing : Erni Ratna Suminar, SST.,M.KM
Judul LTA : Asuhan Kebidanan Berkesinambungan Dan
Komprehensif Pada Ny. R 28 Tahun di TPMB Euis Nurmawar,
SST Kota Cirebon Tahun 2023.
No Hari/Tanggal Materi yang Saran Pembimbing Paraf
dikonsulkan Pembimbing
1. Senin 03 April 2023 Bab I  *AKI & AKB
*Ayat Al-Quran
 *Tujuan
 *Tambahkan materi
2. Selasa, 18 April BAB II  *Referensi terbaru
2023  *Sesuaikan panduan
3. Jum’at, 19 Mei 2023 BAB III  *Fokus pada diagnosa
 *Kenaikan bb pada
*kehamilan
 *Bayi kuning
 *Pengeluaran ASI
4. Selasa, 30 Mei 2023 BAB IV  *Bayi kuning
 *Laserasi
 *Perawatan perineum

5. Selasa, 30 Mei 2023 BAB IV  *Pendapat peneliti terkait


*laserasi
 *Renana KB
6. Selasa, 30 Mei 2023 BAB V  *Penulisan
 *Spasi
 *penomoran
 *Sesuaikan panduan
7. Selasa, 30 Mei 2023 BAB I-V  *PPT
 *Draf Akhir
8. Senin, 4 Juni 2023 BAB I-V  ACC

Cirebon, 06 Juni 2023


STIKes Muhammadiyah Cirebon
Ketua,

Hj.Sri Musfiroh, S.Si.T, M.kes


NIK.07.09.009

Anda mungkin juga menyukai