BAB II
PEMBAHASAN
a. Riwayat kesehatan
Riwayat kesehatan klien diawali dengan mengumpulkan informasi
tentangdata biografi, yang mencakup nama, usia, jenis kelamin, dan
situasikehidupan klien. Data demografi biasanya dicatat pada formulir
pengkajian rumah sakit atau klinik. Perhatikan usia biologik klien dan
bandingkan dengan penampilannya. Apakah klien tampak sesuai
denganusianya? Kelainan seperti kanker paru dan penyakit paru kronis
seringmembuat klien tampak lebih tua dari usia sebenarnya. Situasi
kehidupan.apakah klien hidup sendiri, dengan anak-anak, atau dengan
orang terdekat(kerabat), penting untuk diketahui sehingga perawat dapat
membuatrencana pemulangan yang sesuai. Riwayat pernapasan
mengandunginformasi tentang kondisi klien saat ini dan masalah-masalah
pernapasan sebelumnya. Wawancarai klien dan keluarga dan fokuskan
padamanifestasi klinik tentang keluhan utama, peristiwa yang mengarah
padakondisi saat ini, riwayat kesehatan terdahulu, riwayat keluarga,
danriwayat psikososial.
b. Keluhan utama
Keluhan utama dikumpulkan untuk menetapkan prioritas
intervensikeperawatan dan untuk mengkaji tingkat pemahaman klien
tentangkondisi kesehatannya saat ini. Keluhan umum penyakit
pernapasanmencakup dispnea, batuk, pembentukan sputum, hemoptisis,
mengi, dannyeri dada. Fokuskan pada manifestasi dan prioritaskan
pertanyaan untukmendapatkan suatu analisis gejala.
1) Dispnea
Dispnea adalah kesulitan bernapas, sering menjadi salah
satumanifestasi klinis dialami klien dengan gangguan pulmonal
dan jantung. Komponen fisiologis dispnea tidak dimengerti dengan
jelas,tetapi tampaknya lebih berkaitan dengan ventilasi pernapasan
daripada pernapasan itu sendiri. Dispnea yang berkaitan dengan
penyakit pernapasan, terjadi akibat perubahan patologi yang
meningkatkantekanan jalan napas, penurunan kompliens pulmonal,
perubahansystem pulmonal, atau melemahnya otot-otot
pernapasan. Bedakandispne dari tanda dan gejala lain.
3) Pembentukan sputum
Sputum secara konstan dikeluarkan ke atas menuju faring oleh
silia paru. Sputum yang terdiri atas lendir, debris selular,
mikroorganisme,darah, pus, dan benda asing akai dikeluarkan dari
paru-paru denganmembatukkan atau membersihkan tenggorok.
Percabangantrakheobronkhial umumnya membentuk sekitar 90 ml
mukus per harisebagai bagian dari mekanisme pembersihan
normal. Namun pembentukan sputum disertai dengan batuk adalah
hal yang tidaknormal. Tanyakan klien tentang warna sputum
(jernih, kuning, hijau,kemerahan, atau mengandung darah), bau,
kualitas (berair, berserabut, berbusa, kental), dan kuantitas (sendok
teh, sendok makan, cangkir).Perubahan warna, bau, kualitas, atau
kuantitas sangat penting untukdidokumentasikan dalam rekam
medik klien. Tanyakan juga apakahsputum hanya dibentuk setelah
klien berbaring dalam posisi tertentu.Beberapa kelainan
meningkatkan pembentukan sputum. Banyaknyasputum yang
dikeluarkan setiap hari dapat menunjukkan bronkhitiskronis.
Warna dari sputum mempunyai makna klinis yang penting.
Sputumyang berwarna kuning menandakan suatuinfeksi. Sputum
berwarnalhijau menandakan adanya pus yang terrgenang, yang
umumditemukan pada bronkhiekstasis. Karakter dan konsistensi
sputum juga penting untuk dicatat.
4) Hemoptisis
Hemoptisis adalah membatukkan darah, atau sputum bercampur
darah.Sumber perdarahan dapat berasal dari jalan napas atas atau
bawah,atau berasal dari parenkim paru. Penyebab pulmonal dari
hemoptisismencakup bronkhitis kronis, bronkhiektasis,
tuberkulosis pulmonal,fibrosis kistik, granuloma nekrotikan jalan
napas atas, embolisme pulmonal, pneumonia, kanker paru, dan
abses paru. Abnormalitaskardiovaskular, antikoagulan, dan obat-
obat imunosupresif yangmenyebabkan perdarahan parenkim
(jaringan paru) juga dapatmenyebabkan hemoptisis.Klien biasanya
mengganggap hemoptisissebagai indikator penyakit serius dan
sering akan tampak gelisah atautakut. Lakukan pengkajian tentang
awitan, durasi, jumlah, dan warna(mis. merah terang atau berbusa).
Kenali perbedaan antara hemoptisisdengan hematemesis. Pada
hemoptisis biasanya darah yang keluar berbusa, pH (darah) basa
sementara pada hematemesis darah yangdikeluarkan tidak berbusa
dan pH (darah) asam.
5) Mengi
Bunyi mengih dihasilkan ketika udara mengalir melalui jalan
napasyang sebagian tersumbat atau menyempit pada saat inspirasi
atauekspirasi. Mengih dapat terdengar hanya dengan
menggunakanstetoskop. Klien mungkin tidak mengeluh tentang
mengih, tetapisebaliknya dapat mengeluh tentang dada yang sesak
atau tidak nyaman pada dada. Minta klien mengidentifikasi kapan
mengi terjadi danapakah hilang dengan sendirinya atau dengan
menggunakan obat-obatan seperti bronkhodilator. Tidak semua
mengi mengacu padaasma. Mengi dapat disebabkan oleh edema
mukosa, sekresi dalam jalan napas, kolaps jalan napas akibat
kehilangan elastisitas jaringan,dan benda asing atau tumor yang
sebagian menyumbat aliran udara.
6) Nyeri dada
Nyeri dada mungkin berkaitan dengan masalah pulmonal dan
jantung,membedakannya satu sama lain memberikan makna klinis
yang berarti. Lakukan analisis gejala yang lengkap pada nyeri
dada. Nyeridada akibat angina (penurunan aliran darah)
merupakan masalah yangmengancam jiwa. Nyeri dada yang
bersumber dari pulmonal dapat berasal dari dinding dada, pleural
parietalis, pleural viseralis, atau parenkim paru.
d. Riwayat psikososial
Dapatkan informasi tentang aspek-aspek psikososial klien yang
mencakuplingkungan, pekerjaan, letak geografi, kebiasaan, pola
olahraga, dannutrisi. Identifikasi semua agens lingkungan yang
mungkin mempengaruhikondisi klien, lingkungan kerja dan hobi.
Tanyakan tentang kondisikehidupan klien, seperti jumlah anggota
keluarga yang tinggal serumah.Kondisi kehidupan yang sumpek
meningkatkan risiko penyakit pernapasan seperti tuberkulosis. Kaji
terhadap bahaya lingkungan sepertisirkulasi udara yang buruk.
Kumpulkan riwayat merokok, berapa banyaksehari dan sudah berapa
lama. Merokok rnenunjukkan hubungan adanya penurunan rungsi
siliaris paru-paru, meningkatkan pernbentukan lendir,dan terjadinya
kanker paru. Tanyakan tentang penggunaan alkohol. Gerakan siliaris
paru diperlambatoleh alkohol, yang mengurangi klirens lendir dari
paru-paru. Penggunaanalkohol berlebih menekan refleks batuk
sehingga berisiko mengalamiaspirasi. Tanyakan apakah toleransi
terhadap aktivitas menurun atau tetapstabil. Minta klien untuk
menggambarkan aktivitas khusus seperti berjalan, pekerjaan rumah
yang ringan, atau berbelanja kebutuhan rumahtangga yang dapat
ditoleransi klien toleransi atau sebaliknya, yangmengakibatkan sesak
napas.