Anda di halaman 1dari 139

PENGARUH RETURN ON EQUITY DAN EARNING PER

SHARE TERHADAP HARGA SAHAM PADA PT ABC, TBK


TAHUN 2014-2023

SKRIPSI

Ditulis Oleh

FULAN
NIM. xx

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2024
PENGARUH RETURN ON EQUITY DAN EARNING PER
SHARE TERHADAP HARGA SAHAM PADA PT ABC, TBK
TAHUN 2014-2023

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Manajemen

Ditulis Oleh

FULAN
NIM. xx

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS PAMULANG
TANGERANG SELATAN
2024
MOTTO

“Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan. Maka apabila engkau


telah selesai (dari suatu urusan), tetaplah bekerja keras (untuk urusan yang lain).
Dan hanya kepada Tuhanmu engkau berharap”
(QS. Al-Insyirah,6-8)

“Aku ini tergantung prasangka hambaKu, bila hambaKu berprasangka Aku ini
baik maka baiklah Aku, bila HambaKu berprasangka Aku ini buruk maka
buruklah Aku padamu”
(Hadist Qudsi)

“Pendidikan merupakan senjata paling ampuh yang bisa kamu gunakan untuk
merubah dunia”
(Nelson Mandela)

14
LEMBAR PERSETUJUAN

PENGARUH RETURN ON EQUITY DAN EARNING PER


SHARE TERHADAP HARGA SAHAM PADA PT ABC, TBK
TAHUN 2014-2023

Oleh:
FULAN
NIM. XX

Skripsi telah disetujui untuk diajukan kepada Majelis penguji skripsi, Program

Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Pamulang,

pada tanggal ................. 2024

Menyetujui Mengetahui
Pembimbing Skripsi a.n. Ketua Program Studi Manajemen
Sekretaris,

....................... Drs. Waluyo Jati, M.M.


NIDN. 0... NIDN. 0421105901
LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH RETURN ON EQUITY DAN EARNING PER


SHARE TERHADAP HARGA SAHAM PADA PT ABC, TBK
TAHUN 2014-2023

Oleh
FULAN
NIM. xx

Skripsi telah dipertahankan di majeis penguji skripsi, Program Studi Manajemen


Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Pamulang,
pada tanggal .................... 2024 dan dinyatakan LULUS

Pembimbing Skripsi

............,………..
NIDN. 0000000

Menyetujui

Dewan Penguji I Dewan Penguji II

............,…….. ...........,……..
NIDN. 000000 NIDN. 00000

Ketua Program Studi Manajemen

Dr. Ali Maddinsyah, S.E., M.M.


NIDN. 0417067101
LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Fulan
NIM : xx
Fakultas/Prodi : Ekonom Dan Bisnis/Manajemen
Konsentrasi Jurusan : Keuangan
Judul Skripsi Pengaruh Return on Equity dan Earning per
Share Terhadap Harga Saham Pada PT abc, Tbk
Tahun 2014-2023
Dengan ini menyatakan bahwa:
1. Skripsi ini ditulis dengan penuh tanggung jawab dan benar-benar hasil
penelitian pribadi.
2. Skripsi ini bukan hasil plagiat dan atau menyalin dari skripsi orang lain.
3. Setiap kutipan, saduran dan atau pernyataan yang terdapat di dalam skripsi
ini, merupakan rujukan yang disebutkan jelas sumbernya dan tercantum
dalam daftar pustaka.
4. Apabila dikemudian hari, terbukti ada pelanggaran mengenai keaslian skripsi
ini, maka saya siap menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenar-benarnya, dan dapat


dipertanggung jawabkan.

Pamulang, ........... 2024

Materai

Fulan
NIM. Xx
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Fulan
Jenis Kelamin : .....
Tempat & Tgl Lahir : .....
Alamat : .....
Telepon : .....
Alamat Email : .....
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : .....

Riwayat Pendidikan
1. Nama sekolah (SLTA) : Lulus tahun ....
2. Nama sekolah (SLTP) : Lulus tahun ....
3. Nama sekolah (SD) : Lulus tahun ....

Demikian daftar riwayat hidup ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Pamulang, ........... 2024

Materai

Fulan
NIM. xx
LEMBAR PERSEMBAHAN

Untukmu calon bintang-bintang dimasanya


Tetaplah tersenyum maka dunia akan tersenyum untukmu
Bermimpilah maka duniamu akan seluas bintang di angkasa sana
Mencobalah karena setengah keberhasilan telah berada digenggamanmu
Jadikanlah harimu selalu semangat pagi
Semangat pagi semuanya
ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh return on equity dan
earning per share terhadap harga saham pada PT abc, Tbk di Jakarta. Metode
yang digunakan adalah metode kuantitatif. Teknik sampling yang digunakan
adalah sampling jenuh berupa laporan keuangan PT abc, Tbk selama 10 tahun
periode tahun 2014-2023. Analisis data menggunakan uji asumsi klasik, analisis
regresi, koefisien korelasi, koefisien determinasi dan uji hipotesis.
Hasil penelitian ini adalah Return on equity berpengaruh negatif namun tidak
signifikan terhadap harga saham dengan nilai koefisien determinasi sebesar 4,0%
dan uji hipotesis diperoleh t hitung < t tabel atau (-0,577 < 2,306). Earning per
share berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham dengan nilai
koefisien determinasi sebesar 84,6% dan uji hipotesis diperoleh t hitung > t tabel
atau (6,635 > 2,306). Return on equity dan earning per share berpengaruh positif
dan signifikan terhadap harga saham dengan persamaan regresi Y = -52,534 +
36,542X1 + 0,050X2. Nilai koefisien determinasi sebesar 84,2% sedangkan
sisanya sebesar 15,8% dipengaruhi faktor lain. Uji hipotesis diperoleh nilai F hitung
< F tabel atau (25,049 > 4,070). Dengan demikian terdapat pengaruh signifikan
antara return on equity dan earning per share terhadap harga saham.

Kata Kunci: Return on Equity, Earning Per Share, Harga Saham.


ABSTRACT

The purpose of this study was to determine the effect of return on equity and
earnings per share on stock prices at PT abc, Tbk in Jakarta. The method used is
a quantitative method. The sampling technique used is saturated sampling in the
form of the financial statements of PT abc, Tbk for the 10 year period 2014-2023.
Data analysis used the classical assumption test, regression analysis, correlation
coefficient, coefficient of determination and hypothesis testing. The results of this
study are that return on equity has a negative but not significant effect on stock
prices with a coefficient of determination of 4.0% and the hypothesis test is
obtained t count < t tabel or (-0.577 < 2.306). Earning per share has a positive
and significant effect on stock prices with a coefficient of determination of 84.6%
and the hypothesis test is obtained t count > t tabel or (6.635 > 2.306). Return on
equity and earnings per share have a positive and significant effect on stock
prices with the regression equation Y = -52.534 + 36.542X1 + 0.050X2. The
coefficient of determination is 84.2% while the remaining 15.8% is influenced by
other factors. Hypothesis testing obtained F count <F tabel or (25.049 > 4.070).
Thus there is a significant influence between return on equity and earnings per
share on stock prices.

Keywords: Return on Equity, Earning Per Share, Stock Price


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan skripsi dengan judul: Pengaruh Return on Equity Dan
Earning per Share Terhadap Harga Saham Pada PT abc, Tbk.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan
Program Studi Manajemen di Universitas Pamulang.
Dengan segala keterbatasan, penulis menyadari pula bahwa skripsi ini
takkan terwujud tanpa bantuan, bimbingan, dan dorongan dari berbagai pihak.
Untuk itu, dengan segala kerendahan hati, penulis menyampaikan ucapan terima
kasih kepada:
1. Bapak Dr. Pranoto, S.E., M.M., selaku Ketua Yayasan Sasmita Jaya.
2. Bapak Dr. E. Nurzaman, AM., M.M., M.Si., selaku Rektor Universitas
Pamulang
3. Bapak Dr. Ubaid Al Faruq, S. Pd., M. Pd., selaku Wakil Rektor I Universitas
Pamulang
4. Bapak Dr. Subarto, M. Pd, selaku Wakil Rektor II Universitas Pamulang
5. Bapak Dr. M. Wildan, S.S., M.A., Selaku Wakil Rektor III Universitas
Pamulang
6. Ibu Dr. RR. Dewi Anggraeni, S.H., M.H., selaku Wakil Rektor IV
Universitas Pamulang.
7. Bapak Dr. H. Endang Ruhiyat, S.E., M.M., C.S.R.A., C.M.A, selaku Dekan
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Pamulang
8. Bapak Dr. Ali Maddinsyah, S.E., M.M., selaku Ketua Program Studi
Manajemen Universitas Pamulang.
9. Bapak Dr. Moh. Sutoro, S.E., M.M., M.H., selaku Wakil Ketua Program
Studi Manajemen Universitas Pamulang.
10. Bapak Drs. Waluyo Jati, M.M., selaku Sekretaris Program Studi Manajemen
Universitas Pamulang.
11. Bapak Iman Syatoto, S.E., M.M., selaku Kepala Staff Program Studi
Manajemen Universitas Pamulang
12. Bapak/Ibu .........., selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak meluangkan
waktu dan tenaga guna memberikan bimbingan, dan arahan, petunjuk dalam
penyelesaian skripsi ini.
13. Bapak/Ibu ........dan ..... selaku dosen penguji skripsi yang dengan keilmuan
telah memberikan masukan demi kesempurnaan skripsi ini
14. Bapak dan Ibu Dosen yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang
telah dengan keikhlasan, ketulusan dan dedikasi yang tinggi mengajarkan
segenap kemampuan akademiknya kepada penulis.
15. Segenap Staf dan Biro Akademik serta Staf Perpustakaan yang dengan santun
dan penuh integritas melayani penulis selama menempuh studi di Universitas
Pamulang.
16. Manajemen perusahaan yang telah banyak membantu penulis dalam
memperoleh data yang diperlukan.
17. Saudara dan sahabat-sahabatku di Fakultas Ekonomi Dan Bisnis yang telah
memberikan dukungan moral untuk terus meyelesaikan tugas akhir ini..
18. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
memberikan segala kebaikan dan bantuannya dalam penulisan ini.
Penulis memahami skripsi ini masih jauh dari sempurna. Karena itu, kritik
dan saran akan senantiasa penulis terima dengan senang hati.
Semoga Allah SWT membalas kebaikan dan selalu mencurahkan hidayah serta
taufik-Nya, Amin Ya Robbal alamin.
Pamulang, ........... 2024

Fulan
NIM. xx
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ..........................................................................................i
LEMBAR MOTTO ..........................................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN ...........................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................iv
LEMBAR PERNYATAAN ..............................................................................v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ........................................................................vi
LEMBAR PERSEMBAHAN ........................................................................vii
KATA PENGANTAR ...................................................................................viii
ABSTRAK ........................................................................................................ix
ABSTRAK ..........................................................................................................x
DAFTAR ISI ....................................................................................................xi
DAFTAR TABEL ..........................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................xvi
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN ...........................................................................1
1.1 Latar Belakang Penelitian .........................................................1
1.2 Perumusan Masalah ..................................................................1
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................1
1.4 Manfaat Penelitian.....................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................1
2.1 Kajian Teori...............................................................................1
2.1.1 Manajemen......................................................................1
2.1.2 Manajemen Keuangan.....................................................1
2.1.3 Return on Equity..............................................................1
2.1.4 Earning per Share...........................................................1
2.1.5 Harga Saham....................................................................1
2.2 Penelitian Terdahulu..................................................................1
2.3 Kerangka Berpikir.....................................................................1
2.4 Pengembangan Hipotesis...........................................................1
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................1
3.1 Jenis Penelitian...........................................................................1
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian....................................................1
3.3 Operasional Variabel Penelitian................................................1
3.4 Populasi Dan Sampel.................................................................1
3.5 Teknik Pengumpulan Data........................................................1
3.6 Teknik Analisis Data.................................................................1
3.6.1 Analisis Deskriptif............................................................1
3.6.2 Uji Asumsi Klasik............................................................1
3.6.3 Analisis Kuantitatif...........................................................1
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..............................1
4.1 Gambaran Umum Perusahaan......................................................1
4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan..............................................1
4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan.................................................1
4.1.3 Struktur Organisasi Perusahaan........................................1
4.2 Hasil Analisis Data......................................................................1
4.2.1 Analisis Deskriptif.............................................................1
4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik...................................................1
4.2.3 Analisis Kuantitatif............................................................1
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian.......................................................1
BAB V PENUTUP .........................................................................................1
5.1 Kesimpulan..................................................................................1
5.2 Keterbatasan Penelitian................................................................1
5.3 Saran............................................................................................1
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................1
LAMPIRAN ......................................................................................................1
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1.1 Data xxx..........................................................................................1
Tabel 1.2 Data xxx..........................................................................................1
Tabel 1.3 Data xxx..........................................................................................1
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu........................................................................1
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian.............................................................................1
Tabel 3.2 Operasional Variabel.......................................................................1
Tabel 3.3 Pedoman Autokorelasi....................................................................1
Tabel 3.4 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi........................................1
Tabel 4.1 Perkembangan Return on Equity.....................................................1
Tabel 4.2 Perkembangan Earning per Share..................................................1
Tabel 4.3 Perkembangan Harga Saham...........................................................1
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas........................................................................1
Tabel 4.5 Hasil Uji Multikolinieritas ..............................................................1
Tabel 4.6 Pedoman Interpretasi Uji Durbin-Watson ......................................1
Tabel 4.7 Hasil Uji Durbin-Watson ...............................................................1
Tabel 4.8 Hasil Uji Heteroskesdastisitas .......................................................1
Tabel 4.9 Hasil Pengujian Regresi Linier Sederhana (X1).............................1
Tabel 4.10 Hasil Pengujian Regresi Linier Sederhana (X2).............................1
Tabel 4.11 Hasil Pengujian Regresi Berganda..................................................1
Tabel 4.12 Hasil Pengujian Koefisien Korelasi Parsial (X1)............................1
Tabel 4.13 Hasil Pengujian Koefisien Korelasi Parsial (X2)............................1
Tabel 4.14 Hasil Pengujian Koefisien Korelasi Simultan.................................1
Tabel 4.15 Hasil Pengujian Koefisien Determinasi Parsial (X1)......................1
Tabel 4.16 Hasil Pengujian Koefisien Determinasi Parsial (X2)......................1
Tabel 4.17 Hasil Pengujian Koefisien Determinasi Simultan...........................1
Tabel 4.18 Hasil Uji t Parsial (X1).....................................................................1
Tabel 4.19 Hasil Uji t Parsial (X2).....................................................................1
Tabel 4.20 Hasil Uji F (Simultan) ....................................................................1
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 2.1 Grafik xx.......................................................................................1
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir........................................................................1
Gambar 4.1 Struktur Organisasi ......................................................................1
Gambar 4.2 Grafik Perkembangan Return on Equity ......................................1
Gambar 4.3 Grafik Perkembangan Earning per Share ...................................1
Gambar 4.4 Grafik Perkembangan Harga Saham ...........................................1
Gambar 4.5 Grafik Probability Plot ................................................................1
Gambar 4.6 Grafik Scater Plot.........................................................................1
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Keterangan Penelitian


Lampiran 2. Laporan Keuangan
Lampiran 3. Hasil Uji Statistik Dengan SPSS
Lampiran 4. Tabel t
Lampiran 5. Tabel F
Lampiran 6. Scan Kartu Bimbingan
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian.

Di era modern saat ini, perkembangan dunia usaha di Indonesia begitu

maju dan pesat, di dukung dengan kemajuan teknologi. Persaingan yang semakin

ketat antar perusahaan dan situasi perkembangan ekonomi yang tidak menentu

menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan bekerja dengan baik

dalam meningkatkan kinerja perusahaan agar mendapatkan hasil yang optimal.

Baik buruknya performa perusahaan akan berakibat terhadap nilai perusahaan di

pasar serta mempengaruhi atensi investor dalam menanam ataupun menarik

sahamnya.

Bagi investor sebelum dia berinvestasi terlebih dahulu akan mengkaji

semua informasi dari perusahaan untuk melakukan valuasi, bukan saja informasi

internal dari hasil laporan keuangan namun juga informasi dari eksternal. Untuk

suatu perusahaan yang telah go publik, mencermati tren harga saham perusahaan

adalah salah satu cara untuk menilai kinerja perusahaan. Hal ini karena, harga

saham akan mencerminkan bagaimana eskpektasi pelaku pasar terhadap nilai

pasar (market value) perusahaan. Dengan demikian, pasar modal merupakan pasar

yang memperjual-belikan sekuritas yang pada umumnya memiliki umur lebih dari

satu tahun. Sekuritas yang diperjualbelikan di pasar mosal seperti saham, obligasi,

dan reksa dana.

Perseroan dikatakan sukses mengelola usahanya, bila harga sahamnya

terus mengalami kenaikan sehingga investor akan dapat memperhitungkan kalau


perusahaan tersebut sukses dalam mengelolah perusahaannya. Harga saham yang

ditawarkan oleh emiten tiap tahunnya tidak bisa ditentukan, sehingga harga saham

bisa naik ataupun turun tiap tahun. Perubahan harga saham juga dialami oleh

perusahaan makanan dan minuman

Harga saham merupakan salah satu indikator pengelolaan perusahaan.

Keberhasilan dalam menghasilkan keuntungan akan memberikan kepuasan bagi

investor yang rasional. Harga saham yang cukup tinggi akan memberikan

keuntungan, yaitu berupa capital gain dan image perusahaan yang lebih baik

sehingga memudahkan bagi manajemen perusahaan untuk mendapatkan dana dari

luar perusahaan. Sebaliknya, jika harga harga saham suatu perusahaan rendah

maka akan merugikan perusahaan yaitu perusahaan akan mengalami capital loss

dan para investor menjadi kurang tertarik pada saham perusahaan tersebut.

Pergerakan harga saham tidak terlepas dari kekuatan permintaan dan

penawaran akan saham tersebut. Apabila permintaan lebih besar dibandingkan

dengan penawaran, maka mengakibatkan harga saham naik, demikian pula

sebaliknya apabila penawaran lebih besar dari permintaan saham akan

mengakibatkan harga saham turun.

Penilaian harga saham merupakan hal yang sangat penting dan mendasar

bagi para investor sebelum melakukan investasi karena penilain saham harus

dilakukan untuk meminimalkan resiko sekaligus membantu investor mendapatkan

keuntungan wajar, mengingat investasi saham di pasar modal merupakan jenis

investasi yang beresiko tinggi meskipun menjanjikan keuntungan yang relatif

besar. Investasi di pasar modal sekurang-kurangnya perlu memperhatikan dua hal,


yaitu keuntungan yang diharapkan dan resiko yang mungkin terjadi. Ini berarti

investasi dalam bentuk saham menjanjikan keuntungan yang besar sekaligus

beresiko.

Adapun objek pada penelitian ini adalah pada PT abc Tbk. dimana

perusahaan tersebut termasuk ke dalam perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (BEI). Perusahaan ini merupakan perusahaan layanan dan perdagangan

dalam sektor makanan dan minuman. Berikut adalah data tabel harga saham pada

PT abc, Tbk Periode 2014-2023.

Tabel 1.1
Harga saham PT abc Tbk. Tahun 2014-2023
Tahun Harga Saham Naik/ Turun
2014 20.850 -
2015 26.000 5.250
2016 32.300 6.300
2017 37.000 5.300
2018 38.800 1.800
2019 55.900 17.100
2020 45.400 10.500
2021 42.000 -3.400
2022 7.350 -34.650
2023 4.110 -3.240
Sumber: PT abc Tbk.

Berdasarkan tabel 1.1 di atas, dapat diketahui bahwa harga saham PT abc

Tbk periode tahun 2014-2023 tidak stabil, hal ini dapat dilihat pada tahun 2014

sampai 2019 mengalami peningkatan, tetapi pada tahun 2020 sampai tahun 2023

mengalami penurunan. Kemudian terlihat pada tahun 2021 harga saham

mengalami penurunan hingga hanya mencapai sebesar 3.400. Selanjutnya tahun

2022 juga Kembali menurun 34.650 dan pada tahun 2023 kembali lagi turun

sebesar 3.240.
Harga saham setiap waktu dapat berubah-ubah tergantung pada besarnya

penawaran dan permintaan investor akan saham tersebut. Harga saham merupakan

harga atau nilai di pasar bursa yang ditentukan oleh para pelaku pasar di pasar

modal yang akan diterima oleh penanam modal di masa yang akan datang. Naik

turunnya harga saham dapat disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya faktor

internal dimana kondisi keuangan perusahaan sangat mempengaruhi harga saham.

Dalam mencari informasi mengenai profit dari berinvestasi saham, biasanya

investor melakukan penilaian secara akurat untuk meminimalkan resiko dan untuk

melihat peluang keuntungan yang baik.

Menurut Zulfikar (2020:91-93), faktor yang mempengaruhi harga saham

dapat berasal dari faktor internal dan eksternal. Faktor internal diantaranya yaitu

pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalan laba sebelum akhir

tahun fiskal dan setelah akhir tahun fiskal, Earning per Share (EPS), Deviden Per

Share (DPS), price earning ratio, net progit margin, return on assets (ROA),

return on equity (ROE), dan lain-lain.

Beberapa teknik yang dapat diterapkan dalam menganalisis data

keuangan untuk mengevaluasi posisi perusahaan diantaranya adalah dengan

teknik analisis rasio. Salah satu rasio yang banyak digunakan untuk pengambilan

keputusan investasi yaitu rasio pengembalian dana terhadap ekuitas atau biasa

disebut dengan rasio Return on Equity (ROE).

Return on Equity (ROE) merupakan salah satu jenis rasio profitabilitas

yang digunakan untuk menunjukkan seberapa seberapa besar keuntungan yang

akan diberikan kepada pemilik perusahaan (pemilik saham) atas modal yang
sudah diinvestasikan. Pentingnya Return on Equity (ROE) yaitu mengukur

pengembalian yang akan diterima oleh pemegang saham dari perusahaan. Return

on Equity (ROE) dihasilkan dari pembagian laba bersih setelah pajak dengan

ekuitas selama setahun terakhir. Semakin tinggi nilai ROE maka semakin baik

dana akan meningkatkan jumlah investor yang ingin menanamkan modalnya.

Tabel 1.2
Indikator Return on equity (ROE)
pada PT abc Tbk. Tahun 2014-2023

No Tahun Laba Bersih Equitas

1 2014 4.839.145 3.968.365


2 2015 5.352.625 4.254.670
3 2016 5.738.532 4.598.782
4 2017 5.851.805 4.827.360
5 2018 6.390.672 4.704.258
6 2019 7.004.562 5.173.388
7 2020 9.109.445 7.578.133
8 2021 7.392.837 5.281.862
9 2012 7.163.536 4.937.368
10 2023 5.758.148 4.321.269
Sumber: PT abc Tbk.

Berdasarkan tabel 1.2 di atas, dapat dilihat bahwa laba bersih pada

Return on Equity mengalami kondisi yang tidak stabil, hal ini dapat dilihat pada

tahun 2014-2020 mengalami peningkatan, kemudian pada tahun 2021-2023

mengalami penurunan. Sedangkan equitas mengalami kenaikan dari tahun 2014-

2017, penurunan terjadi di tahun 2018, kemudian mengalami pengingkatan

kembali di tahun 2019-2020, dan kembali penurunan di tahun 2021-2023. Return

on Equity (ROE) merupakan rasio yang menunjukkan sejauh mana kemampuan

perusahaan dalam mengelola modal yang diperoleh dari investor untuk


menghasilkan laba bersih. Meningkatnya nilai Return on Equity (ROE), harga

saham juga ikut meningkat dan dapat dinyatakan bahwa perusahaan tersebut

mampu mengelola modalnya untuk menghasilkan keuntungan bagi pemegang

saham. Semakin tinggi nilai Return on Equity (ROE), maka suatu perusahaan

dinyatakan mampu menghasilkan laba bersih dengan modal sendiri dengan baik.

Sebaliknya, apabila nilai persentase Return on equity (ROE) semakin rendah,

maka suatu perusahaan dinyatakan kurang baik atau kurang maksimal dalam

menghasilkan laba bersih dengan menggunakan modal perusahaan itu sendiri.

Tujuan menjalankan suatu perusahaan yaitu agar bisa memberi

keuntungan untuk investor atau pemegang saham. Perusahaan yang go public

mempunyai cara dan istilah yang berbeda dengan private company dalam

pembagian keuntungan. Earning Per Share (EPS) merupakan salah satu factor

yang bisa menyebabkan kenaikan atau penurunan harga saham perusahaan.

Dengan adanya perhitungan Earning Per Share (EPS) maka dapat dilihat

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dan mengukur daya

saing dengan perusahaan lain.

Earning Per Share (EPS) merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur tingkat keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan bagi

pemegang saham. Hakikatnya nilai EPS yang meningkat akan meningkatkan

harga saham, hal ini menunjukkan bahwa sebuah perusahaan dapat meningkatkan

taraf kemakmuran investor dalam memperoeh keuntungan. Earning per share

(EPS) dapat menunjukkan tingkat kemakmuran atau kesejahteraan suatu

perusahaan, apabila Earning Per Share (EPS) yang dibagikan kepada para
investor tinggi hal ini menandakan bahwa perusahaan dapat memberikan tingkat

kesejahteraan yang baik bagi para pemegang saham, begitu juga sebaliknya.

Earnings per share dapat mencerminkan pendapatan yang akan diperoleh di masa

depan. Oleh karena itu, jika earnings per share naik dan investor yakin prospek

yang dimiliki perusahaan akan cerah, maka hal ini dapat meningkatkan harga

saham. Selain itu, return investor akan meningkat jika earnings per share tinggi.

Kinerja keuangan emiten barang konsumsi PT abc Tbk (UNVR), sudah dua tahun

berturut-turut mengalami penurunan, baik di 2021 maupun 2022.

Tabel 1.3
Earning Per Share (EPS) Pada PT abc Tbk. Tahun 2014-2023
Dalam Jutaan
No Tahun Laba Sesudah Pajak Jumlah Saham Beredar
(Rp/Juta) (Lembar)
1 2014 4.839.145 7.630
2 2015 5.352.625 7.630
3 2016 5.738.532 7.630
4 2017 5.851.805 7.630
5 2018 6.390.672 7.630
6 2019 7.004.562 7.630
7 2020 9.109.445 7.630
8 2021 7.392.837 7.630
9 2022 7.163.536 38.150
10 2023 5.758.148 38.150
Sumber: PT abc Tbk.

Berdasarkan tabel 1.3 si atas, dapat dilihat bahwa laba sesudah pajak

pada Earning Per Share mengalami kondisi yang tidak stabil, hal ini dapat dilihat

pada tahun 2014-2020 mengalami peningkatan, kemudian pada tahun 2021-2023

mengalami penurunan. Sedangkan jumlah saham beredar pada tahun 2015-2023

mengalami nilai yang tetap yaitu 7.630. Semakin tinggi Earning Per Share (EPS)

semakin baik kinerja perusahaan tersebut karena semakin besar keuntungan yang

dibagikan bagi investor dan harga saham semakin tinggi karena investor berusaha
menanamkan modal semaksimal mungkin terhadap perusahaan itu. Harga saham

yang ada di pasar akan mencerminkan kinerja perusahaan. Tingginya permintaan

investor terhadap suatu saham akan meningkatkan harga saham. Akan tetapi harga

saham sangatlah fluktuatif dan berubah-ubah, padahal investor menginginkan

harga sahamnya selalu tinggi dan tidak pernah turun.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengetahui lebih

dalam mengenai “Return on equity (ROE) dan Earning Per Share (EPS)

Implikasinya terhadap Harga Saham pada PT abc Tbk Periode 2014-2023”

1.2 Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang diatas, untuk memberikan fokus dan

batasan penelitian agar hasil yang diperoleh bisa memberikan kesimpulan yang

baik, penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh Return on Equity (ROE) terhadap harga saham

secara parsial Pada PT abc Tbk Periode 2014-2023?

2. Apakah terdapat pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap harga saham

secara parsial Pada PT abc Tbk Periode 2014-2023?

3. Apakah terdapat pengaruh Return on Equity (ROE) dan Earning Per Share

(EPS secara simultan terhadap harga saham pada PT abc Tbk Periode 2014-

2023?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dan manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh Return on Equity (ROE) terhadap Harga

Saham secara parsial pada PT abc Tbk Periode 2014-2023.


2. Untuk mengetahui pengaruh Earning Per Share (EPS) terhadap Harga Saham

secara parsial pada PT abc Tbk Periode 2014-2023.

3. Untuk mengetahui pengaruh Return on Equity (ROE) dan Earning Per Share

secara simultan terhadap Harga Saham pada PT abc Tbk Periode 2014-2023.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Penulis mendapatkan tambahan ilmu dari materi-materi yang digunakan

bisa dijadikan bahan perbandingan bagi pembaca yang akan datang.

2. Bagi Perusahaan

Hasil yang diperoleh didalam penelitian ini dapat diharapkan dapat

dijadikan sebagai alat evaluasi bagi perusahaan untuk mengukur

keberhasilan mereka dalam menciptakan kinerja keuangan yang sehat.

3. Bagi Akademis

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan tambahan pengetahuan

bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan pembanding atau penunjang

dalam penelitian selanjutnya.

4. Bagi calon investor maupun investor

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan dalam

pengambilan keputusan ketika ingin berinvestasi pada perusahaan ini.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Manajemen

1. Pengertian Manajemen

Ilmu pengetahuan manajemen dapat diterapkan dalam semua

organisasi, perusahaan, pemerintah, pendidikan, sosial, keagamaan dan lain-

lainnya. Dengan mempelajari ilmu manajemen yang baik maka akan mampu

mempelajari cara mengelola sumber daya perusahaan untuk mencapai tujuan

bisnis yang diinginkan.

Pengertian manajemen menurut Rivai (2020: 2) “manajemen adalah

ilmu dan seni mengatur proses pendayagunaan sumber daya lainnya secara

efisien, efektif, dan produktif untuk mencapai suatu tujuan”. Sedangkan

menurut Hasibuan (2020: 9) berpendapat “manajemen adalah ilmu dan seni

mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber lainnya

secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu”.

Kemudian pengertian manajemen menurut Robbins dan Coulter

(2019: 8) mengemukakan bahwa: “manajemen melibatkan koordinasi dan

mengawasi aktivitas kerja lainnya sehingga kegiatan mereka selesai dengan

efektif dan efisien. Arti dari efisien itu sendiri adalah mendapatkan hasil

output terbanyak dari input yang seminimal mungkin, sedangkan efektif


adalah “melakukan hal yang benar”, yaitu melakukan sebuah pekerjaan yang

dapat membantu organisasi mencapai tujuannya”.

Sedangkan pengertian manajemen menurut Fathoni mendefinisikan

“manajemen sebagai proses kegiatan penggerakan sekelompok orang dan

menggerakkan segala fasilitas yang tersedia untuk mencapai tujuan tertentu”.

Selanjutnya menurut Hery (2019: 1) “manajemen merupakan proses kegiatan

pekerjaan secara efesien dan efektif dengan melalui atau perantara orang

lain”.

Selanjutnya menurut Manulang (2019: 2) menyatakan bahwa

“manajemen adalah seni dan ilmu perencanaan, pengorganisasian,

penyusunan, pengarahan, dan pengawasan dari sumber daya, terutama

sumberdaya manusia untuk mencapai tujuan yang sudah dietapkan terlebih

dahulu”.

Dari beberapa pendapat tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan

bahwa manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan

dan pengawasan kegiatan dalam organisasi yang sudah direncanakan dengan

efisien untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

2. Tujuan Manajemen

Tujuan manajemen menurut Siswanto (2019: 11) adalah “sesuatu

yang ingin direalisasikan, yang menggambarkan cakupan tertentu dan

menyarankan pengarahan kepada usaha seorang manajer. Tujuan manajemen

juga dapat diartikan untuk mengefektifkan dan mengefisiensikan


pendayagunaan segala sumber daya yang tersedia guna mencapai tujuan yang

ditetapkan”

Sedangkan menurut Salam (2019: 12) mendefinisikan “tujuan

organisasi, sebagai suatu usaha dari sekelompok orang yang bekerja sama

dalam rangka mencapai tujuan tertentu yang mereka taati sehingga

diharapkan hasil yang akan dicapai sempurna, yaitu efektif dan efisien”.

Selanjutnya menurut Hasibuan (2020: 11) mendefinisikan “manajemen

adalah seni dan ilmu untuk mengatur proses pemanfaatan sumber daya

manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk

mencapai tujuan tertentu”.

Dari beberapa pendapat tersebut disimpulkan bahwa tujuan

manajemen untuk mengefektifkan dan mengefisiensikan pendayagunaan

segala sumber daya yang tersedia guna pencapaian tujuan yang telah

ditetapkan sesuai dengan kemampuan mengatur dalam suatu organisasi.

3. Fungsi Manajemen

Fungsi manajemen sangat berperan penting dalam proses

manajemen dan fungsi manajemen juga sebagai tolak ukur dalam melakukan

tugas masing-masing yang telah diberikan oleh seorang manajer. Untuk

mencapai sebuah tujuan dari organisasi atau perusahaan manajer harus

menerapkan fungsi-fungsi manajemen untuk mengoptimalkan kinerja

karyawan.

Pendapat Robbins dan Coulter (2019: 9), mendefinisikan “fungsi

manajemen meliputi perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing),


pengarahan (actuating) dan pengendalian (controlling). Pendapat serupa

dikemukakan oleh Safroni (2020: 47) “fungsi-fungsi manajemen meliputi

perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian, dan

pengendalian”.

Sedangkan menurut Amirullah (2021: 8) “fungsi manajemen pada

umumnya dibagi menjadi empat fungsi yaitu fungsi perencanaan,

pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan dengan tujuan mencapai hasil

yang dinginkan secara efektif dan efisien”.

Adapun secara umum penjelasan mengenai fungsi-fungsi

manajemen dikemukakan Hasibuan (2020: 38) sebagai berikut :

a. Perencanaan (Planning)

Perencanaan merupakan suatu cara yang sistematis untuk menjalankan

suatu pekerjaan. Perencanaan memiliki hubungan yang sangat erat

dengan pengambilan keputusan

b. Pengorganisasian (Organizing)

Setelah para manajer menetapkan tujuan dan menyusun rencana atau

program untuk mencapainya, maka perlu merancang dan

mengembangkan organisasi agar dapat berjalan dengan baik.

c. Penyusunan personalia (Staffing)

Penyusunan personalia diperlukan untuk menyelesaikan tugas setelah

disusun struktur pekerjaan, dipahami bidang-bidang pekerjaan yang akan

dilakukan dan penempatan tenaga-tenaga yang sesuai.

d. Pengarahan (Directing)
Perencanaan, pengorganisasian dan penyusunan karyawan harus

dijalankan, tetapi harus ada pihak yang memastikan seluruh sumber daya

memang mengerjakan pekerjaan untuk mencapai tujuan organisasi. Oleh

karena itu, perlu adanya pengarahan (directing)

e. Pengendalian (Controlling)

Diantara beberapa fungsi manajemen, pengendalian memiliki peran yang

sangat penting. Pengendalian berfungsi untuk mengevaluasi apakah

tujuan dapat dicapai, dan apabila tidak dapat dicapai dicari faktor

penyebabnya, sehingga dapat dilakukan tindakan perbaikan.

4. Unsur-Unsur Manajemen

Menurut Firmansyah dan Mahardhika (2019: 32) berpendapat bahwa

“ada sejumlah unsur pokok manajemen yang membentuk kegiatan

manajemen, yaitu: unsur man, money, material, machine, method, dan

market. Keenam unsur ini memiliki fungsi masing-masing dan saling

berinteraksi dalam mencapai tujuan organisasi terutama proses pencapaian

tujuan secara efektif dan efisien. Sedangkan menurut Nugroho (2019: 4)

menjelaskan bahwa unsur-unsur manajemen terdiri dari beberapa unsur,

antara lain sebagai berikut:

a. Manusia (Men).

Merupakan sarana penting dari setiap manajer untuk mencapai tujuan

yang telah ditentukan terlebih dahulu. Berbagai macam aktivitas itu dapat

dilihat dari proses, seperti: planning, organizing, staffing, directing, dan

controlling.
b. Uang (Money).

Untuk melakukan berbagai aktivitas diperlukan uang, seperti gaji,

membeli peralatan-peralatan, biaya perawatan, dan lain-lain. Kegagalan

atau ketidak lancaran dalam manajemen banyak dipengaruhi perhitungan

atau ketelitian dalam penggunaan uang.

c. Bahan-bahan (Material).

Dalam proses pelaksanaan kegiatan manusia menggunakan material atau

bahan-bahan, karena dianggap atau sarana manajemen untuk mencapai

tujuan.

d. Mesin (Machines).

Dalam kemajuan teknologi sekarang ini manusia bukan lagi sebagai

pembantu bagi mesin seperti pada masa sebelum revolusi industri, namun

sebaliknya mesin berubah kedudukannya sebagai pembantu manusia.

e. Metode (Methods).

Untuk melakukan kegiatan-kegiatan secara berdaya guna, manusia

dihadapkan pada berbagai alternatif metode atau cara melakukan

pekerjaan.

f. Pasar (Market).

Pasar merupakan sasaran manajemen yang penting, karena merupakan

tujuan proses aktivitas manajemen.

2.1.2 Manajemen Keuangan

1. Pengertian Manajemen Keuangan


Menurut Fahmi (2020:2) “manajemen keuangan merupakan

penggabungan dari ilmu dan seni yang membahas, mengkaji dan menganalisis

tentang bagaimana seorang manajer keuangan dengan mempergunakan seluruh

sumber daya perusahaaan untuk mencari dana, mengelola dana, dan membagi

dana dengan tujuan mampu memberikan profit atau kemakmuran bagi para

pemegang saham dan suistainability (keberlanjutan) usaha bagi perusahaan”.

Menurut Musthafa (2017:3) “manajemen keuangan menjelaskan tentang

beberapa keputusan yang harus dilakukan, yaitu keputusan investasi, keputusan

pendanaan atau keputusan pemenuhan kebutuhan dana, dan keputusan kebijakan

dividen”.

Selanjutnya menurut Astawinetu & Handini (2020:2) manajemen

keuangan adalah manajemen tentang fungsi-fungsi keuangan ialah bagaimana

memperoleh dana (rising of funds) dan bagaimana menggunakan dana (allocation

of funds). Kemudian menurut Irfani (2020:11) mengemukakan bahwa manajemen

keuangan adalah aktivitas pengelolaan keuangan perushaan yang berhubungan

dengan usaha mencari dan menggunakan dana secara efektif dan efisien guna

mewujudkan tujuan dari perusahaan.

Kemudian menurut Anwar (2019:5) manajemen keungan adalah suatu

displin ilmu yang mempelajari tentang pengelolaan keuangan perusahaan dari sisi

pencarian sumber dana, pengalokasian dana, ataupun pembagian hasil keuntungan

perusahaan.

Dengan adanya definisi yang telah dibuat diatas dapat dijelaskan bahwa

manajemen keuangan adalah bagaimana menggunakan sumber daya uang untuk


mencapai sasaran yang telah diterapkan perusahaan dengan efektif yang

menyangkut tentang penanaman modal, pembiyaan usaha serta pembagian

deviden. Sehingga keluar masuknya uang dapat dikontrol dengan baik.

2. Fungsi Manajemen Keuangan

Menurut Sutrisno (2018:05) fungsi manajemen keuangan yang harus

dilakukan oleh perusahaan terdiri dari tiga keputusan utama yaitu:

a. Keputusan Investasi

Seorang manajer keuangan harus mengalokasikan dana dalam bentuk beberapa

investasi yang dapat mendatangkan keuntungan di masa yang akan datang.

b. Keputusan Pendanaan

Pada keputusan pendanaan, manajer keuangan dituntut untuk berhubungan

dengan peningkatan keuangan, mempertimbangkan dan menganalisis dari

berbagai sumber dana yang bertujuan untuk membelanjai beberapa kebutuhan

investasi serta kegiatannya.

c. Keputusan Deviden

Deviden ialah pembagian laba atau hasil yang dibayarkan kepada pemegang

saham berdasarkan jumlah saham yang dimilikinya. Keputusan deviden ialah

keputusan manajemen keuangan untuk menentukan besarnya persentase laba

yang dibagikan kepada para pemegang saham sebagai deviden atau akan

ditahan dalam bentuk laba ditahan.

Berdasarkan definisi fungsi manajemen keuangan diatas, peneliti

berpendapat bahwa seorang manajer keuangan harus menguasai fungsi-fungsi

manajemen keuangan secara maksimal agar dapat mencapai tujuan yang efektif.
3. Tujuan Manajemen Keuangan

Menurut Fahmi (2020:4) ada beberapa tujuan manajemen keuangan yaitu:

a. Memaksimumkan nilai perusahaan.

b. Menjaga stabilitas finansial dalam keadaan yang selalu terkendali.

c. Memperkecil risiko perusahaan di masa sekarang dan yang akan datang.

2.1.3 Laporan Keuangan

Dalam menjalankan kegiatan operasional, perusahaan secara periodik

menyusun laporan keuangan guna untuk memberikan informasi kepada pemegang

kepentingan. Laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan

kondisi keuangan suatu perusahaan, dimana informasi tersebut dapat dijadikan

sebagai gambaran kinerja keuangan suatu perusahaan.

Menurut Kasmir (2019:7) “laporan keuangan adalah laporan yang

menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode

tertentu”. Kemudian menurut Werner R. Murhadi (2019:1) laporan keuangan

merupakan bahasa bisnis. Di dalam laporan keuangan berisi informasi mengenai

kondisi keuangan perusahaan kepada pihak pengguna. Dengan memahami laporan

keuangan suatu perusahaan, maka berbagai pihak yang berkepentingan dapat

melihat kondisi kesehatan keuangan suatu perusahaan.

Selanjutnya menurut Munawir (2019:2) “laporan keuangan menurut

dasarnya merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat

untuk berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan
pihak- pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan

tersebut”.

Dari pengertian para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa laporan

keuangan merupakan suatu hasil kinerja keuangan sebuah perusahaan pada satu

tahun atau periode tertentu yang digunakan sebagai informasi dalam pengambilan

keputusan baik untuk pihak internal perusahaan maupun pihak eksternal yaitu

investor.

1. Sifat Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2019:11) dalam prakteknya sifat laporan keuangan

dibuat sebagai berikut:

a. Bersifat historis, yang artinya bahwa laporan keuangan dibuat dan

disusun dari data masa lalu atau masa yang sudah lewat dari masa

sekarang. Misalnya laporan keuangan disusun berdasarkan data satu atau

dua atau beberapa tahun kebelakang (tahun atau periode sebelumnya).

b. Bersifat menyeluruh, maksudnya laporan keuangan dibuat selengkap

mungkin sesuai denga standar yang telah ditetapkan. Pembuatan atau

penyusunan yang hanya sebagian atau tidak lengkap, tidak akan

memberikan informasi yang lengkap tentang keuangan suatu perusahaan.

2. Tujuan Laporan Keuangan

Dibuatnya laporan keuangan dalam suatu perusahaan, tentunya ada

tujuan dari laporan keuangan tersebut. Menurut Fahmi (2020:5) tujuan

laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi kepada pihak yang


membutuhkan tentang kondisi suatu perusahaan dari sudut angka–angka

dalam satuan moneter.

Sedangkan menurut Kasmir (2019:10) tujuan pembuatan atau

penyusunan laporan keuangan adalah sebagai berikut:

a. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang

dimiliki perusahaan pada saat ini.

b. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal

yang dimiliki perusahaan pada saat ini.

c. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang

diperoleh pada suatu periode tertentu.

d. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang

dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.

e. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi

terhadap aktiva, pasiva dan modal perusahaan.

f. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam

suatu periode.

g. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan dan

informasi keuangan lainnya.

3. Jenis-jenis Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2019:28) secara umum ada lima jenis laporan

keuangan yang biasa disusun yaitu:

a. Balance sheet (Neraca)


Neraca menunjukkan posisi keuangan perusahaan pada periode tertentu.

Arti dari posisi keuangan tersebut adalah posisi jumlah dan jenis aktiva

(harta) dan pasiva (kewajiban dan ekuitas) suatu perusahaan.

b. Income Statement (Laporan Laba Rugi)

Income statement (laporan laba rugi) merupakan laporan yang

menggambarkan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu.

Dalam laporan laba rugi tergambar jumlah biaya dan jenis-jenis yang

dikeluarkan selama periode tertentu.

c. Laporan Perubahan Modal

Laporan perubahan modal merupakan laporan yang berisi jumlah dan

jenis modal yang dimiliki pada saat ini. Kemudian, laporan ini juga

menjelaskan perubahan modal dan sebab-sebab terjadinya perubahan

modal di perusahaan.

d. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas merupakan laporan yang menunjukkan arus kas masuk

dan kas keluar di perusahaan. Arus kas masuk berupa pendapatan atau

pinjaman dari pihak lain, sedangkan arus kas keluar merupakan biaya-

biaya yang telah dikeluarkan perusahaan. Baik arus kas masuk maupun

arus kas keluar dibuat untuk periode tertentu.

e. Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan merupakan laporan yang dibuat berkaitan

dengan laporan keuangan yang disajikan. Laporan ini memberikan

informasi tentang penjelasan yang dianggap perlu atas laporan keuangan


yang ada sehingga menjadi jelas sebab penyebabnya. Tujuannya adalah

agar pengguna laporan keuangan dapat memahami jelas data yang

disajikan

4. Pihak Pengguna Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2019:18) pihak-pihak yang memerlukan laporan

keuangan adalah sebagai berikut:

a. Pemilik, guna melihat perkembangan dan kemajuan perusahaan serta

deviden yang diperolehnya.

b. Manajemen, untuk menilai kinerjanya selama periode tertentu.

c. Kreditor, untuk menilai kelayakan perusahaan dalam memperoleh

pinjaman dan kemampuan membayar pinjaman.

d. Pemerintah, untuk menilai kepatuhan perusahaan untuk membayar

kewajibannya kepada pemerintah.

e. Investor, untuk menilai prospek usaha tersebut ke depan apakah mampu

memberikan deviden dan nilai saham seperti yang diinginkan.


2.1.4 Rasio Keuangan

Rasio keuangan sering digunakan untuk mengetahui aktivitas

keuangan suatu perusahaan pada suatu periode tertentu. Menurut Kasmir

(2019:104) “Rasio keuangan adalah kegiatan membandingkan angka-angka

yang ada dalam laporan keuangan dengan cara membagi satu angka dengan

angka lainnya”. Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponen

dengan komponen dalam suatu laporan keuangan atau antar komponen yang

ada di antara laporan keuangan.

1. Jenis-Jenis Rasio Keuangan

Menurut Kasmir (2019:134) jenis-jenis rasio keuangan sebagai

berikut:

a. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan

perusahaan memenuhi kewajiban (hutang) jangka pendek tepat pada

waktunya dengan menggunakan seleruh aktiva lancar yang dimiliki.

Artinya apabila perusahaan ditagih, maka akan mampu untuk memenuhi

hutang (membayar) tersebut terutama yang sudah jatuh tempo. Rasio-rasio

yang terdapat pada likuiditas di antaranya:

1) Current Ratio/ Rasio Lancar

Menurut Kasmir (2019:134) “rasio lancar (Current Ratio)

merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam

membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh

tempo pada saat ditagih secara keseluruhan”.


Adapun rumus Current Ratio adalah:

Aktiva Lancar
x 100 %
Current Ratio = Hutang Lancar
Sumber: Kasmir (2019:134)

2) Quick Ratio (Acid Test Ratio)/ Rasio Cepat

Rasio Cepat (Quick Ratio) atau Rasio Sangat Lancar (Acid

Test Ratio) Menurut Kasmir (2019:137) “merupakan rasio yang

menunjukan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau

membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan

aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai sediaan (inventory)”.

Adapun rumus quick ratio (acid test ratio) sebagai berikut:

Quick Ratio= X 100%


Sumber: Kasmir (2019:137)

Persediaan terdiri dari persediaan alat-alat kantor, persediaan

bahan baku, persediaan barang dalam proses dan persediaan barang

jadi.

3) Cash Ratio/ Rasio Kas

Menurut Kasmir (2019:136) “rasio kas (cash ratio)

merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang

kas yang tersedia untuk membayar utang”. Ketersediaan uang kas

dapat ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau setara dengan kas

seperti rekening giro atau tabungan di bank (yang dapat ditarik setiap

saat). Dapat dikatakan bahwa rasio ini menunjukkan kemampuan

sesungguhmya bagi perusahaan untuk membayar utang-utang jangka


pendeknya. Rumus untuk mencari cash ratio dapat digunakan sebagai

berikut:

Cash Ratio= X 100%


Sumber: Kasmir (2019:136

4) Working Capital to Total Assets Ratio/ Rasio Modal Kerja

Modal kerja merupakan suatu ukuran dari likuiditas. Menurut

Kasmir (2019:250) “modal kerja merupakan modal kerja yang

digunakan untuk melakukan kegiatan operasi perusahaan”. Modal

kerja juga dapat diartikan sebagai investasi yang ditanamkan dalam

aktiva lancar atau aktiva jangka pendek seperti kas, surat berharga,

piutang, persediaan dan aktiva lancar lainnya. Sumber modal kerja

adalah pendapatan bersih, peningkatan kewajiban yang tidak lancar,

kenaikan ekuitas, pemegang saham, penurunan aktiva yang tidak

lancar. Adapun rumus Working Capital to Total Asset Ratio / Rasio

Modal Kerja adalah:

Rasio Modal Kerja= X 100%


Sumber: Kasmir (2019:250)

b. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh.kewajibannya

baik jangka pendek maupun jangka panjang dengan menggunakan seluruh

aktiva sebagai ukuran tingkat solvabilitas 100% atau 1:1 sudah di anggap
baik. Menurut Kasmir (2019:156) berikut ini merupakan jenis-jenis rasio

yang termasuk dalam rasio solvabilitas diantaranya adalah sebagai berikut:

1) Total Debt to Total Assets Ratio / Rasio Total Hutang

Terhadap Total Aset Total Debt to Total Assets Ratio

merupakan rasio utang yang digunakan untuk mengukur perbandingan

antara total hutang dengan total aktiva. Rasio ini menjelaskan

seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang atau seberapa

besar hutang perusahaan berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva.

Perhitungannya dengan membagi total kewajiban dengan total aktiva.

Secara sistematis dapat dinyatakan dengan rumus sebagai berikut:

Rasio Total Hutang Total Aset=


Sumber: Kasmir (2019:156)

2) Total Debt to Equity Ratio/ Rasio Hutang Ekuitas

Total Debt to Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan

untuk menilai utang dengan ekuitas. Rasio ini dicari dengan cara

membandingkan antara seluruh hutang termasuk hutang lancar dengan

seluruh ekuitas. Semakin tinggi rasio ini, maka modal sendiri akan

semakin sedikit dibandingkan dengan hutangnya. Rumusnya adalah

sebagai berikut:

Rasio Total Hutang Ekuitas=


Sumber: Kasmir (2019:156)

3) Time Interest Earned


Time Interest Eared merupakan rasio yang mengukur

kemampuan perusahaan untuk membayar utang dengan laba sebelum

bunga pajak. Rasio ini menghitung besaran laba sebelum bunga dan

pajak yang tersedia untuk menutup beban tanpa bunga. Rumusnya

adalah sebagai berikut:

Time Interest
Sumber: Earned =
Kasmir (2019:156)

4) Rumus Fixed Change Coverage

Fixed Change Coverage merupakan rasio yang menghitung

kemampuan perusahaan dalam membayar beban tetap total, termasuk

biaya sewa. Rumusnya adalah sebagai berikut:

Fixed Kasmir
Sumber: Change Coverage
(2019:156) =

c. Rasio Aktivitas

Menurut Kasmir (2019:172) “rasio aktivitas merupakan rasio

yang digunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan dalam

menggunakan aktiva yang dimilikinya atau dapat dikatakan rasio ini

digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi (efektivitas) pemanfaatan

sumber daya perusahaan”. Jenis-jenis rasio aktivitas antara lain:

1) Perputaran piutang (Receivable Tornover)

Perputaran piutang merupakan rasio yang digunakan untuk

mengukur berapa lama penagihan piutang selama satu periode atau

berapa kali dana yang ditanam dalam piutang berputar dalam satu
periode. Rumus perputaran piutang dapat dinyatakan sebagai

berikut:

Perputaran Piutang =
Sumber: Kasmir (2019:172)

2) Perputaran Modal Kerja (Working Capital Turnover)

Perputaran modal kerja merupakan salah satu rasio untuk

mengukur atau menilai keefektifan modal kerja perusahaan selama

periode tertentu. Rasio ini menggambarkan seberapa banyak modal

kerja berputar selama suatu periode atau dalam suatu periode. Untuk

mengukur rasio ini dengan cara membandingkan antara penjualan

dengan modal kerja atau rata-rata modal kerja. Rumus perputaran

modal kerja dinyatakan sebagai berikut:

Perputaran
Sumber: KasmirModal Kerja
(2019:172) =

3) Perputaran Persediaan (Inventory Turnover)

Perputaran persediaan merupakan rasio yang digunakan

untuk megukur berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan ini

berputar dalam satu periode. Rumus perputaran persediaan dapat

dinyatakan sebagai berikut:

Perputaran Persediaan =
Sumber: Kasmir (2019:172)

4) Perputaran Total Aset (Total Assets Turnover)


Perputaran total aset (Total Assets Turnover) Perputaran

total aset merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur

perputaran semua aktiva yang dimiliki perusahaan, kemudian

mengukur berapa jumlah penjualan yang diperoleh dari tiap rupiah

aktiva. Rumus perputaran total aset dapat dinyatakan sebagai

berikut:

Perputaran
Sumber: KasmirTotal Aset =
(2019:172)

d. Rasio Profitabilitas

Menurut Kasmir (2019:115) “rasio profitabilitas merupakan

rasio untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mencari keuntungan”.

Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu

perusahaan. Hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan

dan pendapatan investasi. Intinya bahwa penggunaan rasio ini

menunjukkan efesiensi perusahaan.

Rasio profitabilitas secara umum ada 4 (empat), yaitu Gross

Profit Margin (GPM), Net Profit Margin (NPM), Return On Invesment

(ROI), dan Return on equity (ROE).

1) Gross Profit Margin (GPM)

Rasio ini merupakan margin laba kotor yang

memperlihatkan hubungan antara penjualan dan beban pokok

penjualan, mengukur kemampuan sebuah perusahaan untuk


mengendalikan biaya persediaan. Adapun rumus Gross Profit

Margin adalah sebagai berikut:

GPM Kasmir
Sumber: = (2019:115)

2) Net Profit Margin (NPM)

Rasio ini mengukur seberapa besar sumbangan penjualan

terhadap laba bersih perusahaan. Rasio ini semakin besar maka akan

semakin baik.Adapun rumus Net Profit Margin adalah sebagai

berikut:

NPM Kasmir
Sumber: = (2019:115

3) Return on Investment (ROI)

Rasio Return on Invesment (ROI) atau pengembalian

investasi, bahwa di beberapa referensi lainnya rasio ini juga ditulis

dengan Return on total Asset (ROA). Rasio ini melihat sejauh mana

investasi yang telah ditanamkan mampu memberikan pengembalian

keuntungan sesuai dengan yang diharapkan. Dan investasi tersebut

sebenarnya sama dengan aset perusahaan yang ditanamkan atau

ditempatkan. Adapun rumus Return on Investment adalah:

ROI =
Sumber: Kasmir (2019:115)

4) Return on equity (ROE)


Rasio Return on equity disebut juga dengan laba atas equity.

Rasio ini mengkaji sejauh mana sebuah perusahaan mempergunakan

sumber daya yang dimiliki untuk mampu memberikan laba atas

ekuitas. Adapun rumus Return on equity adalah:

ROE =
Sumber: Kasmir (2019:115)

2.1.5 Return on equity (ROE)

Return on equity adalah rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak

dengan modal sendiri. Kasmir (2019:204). Rasio ini menunjukkan daya untuk

menghasilkan laba atas investasi berdasarkan nilai buku para pemegang saham.

Semakin tinggi rasio ini, semakin baik, artinya posisi pemilik perusahaan semakin

kuat.

Menurut Bahri (2016:22) “Return on equity merupakan pengukuran

kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan

dengan jumlah keseluruhan modal yang tersedia didalam perusahaan”.

1. Manfaat Return on equity (ROE)

Menurut Kasmir (2019:198) Manfaat yang diperoleh dari

penggunaan rasio ROE adalah untuk:

a. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.

b. Mengetahui produktivitas dari sesuluh dan perusahaan yang digunakan

baik modal pinjaman maupun modal sendiri

c. Untuk mengetahui efisiensi penggunaan modal sendiri maupun pinjaman.


Sementara itu, menurut Kasmir (2019:197) Tujuan penggunaan rasio

Return on equity bagi perusahaan maupun pihak luar perusahaan, yaitu:

a. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal sendiri.

b. Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan yang digunakan

baik pinjaman maupun modal sendiri.

c. Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang

digunakan baik modal sendiri maupun pinjaman.

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Return on Equity (ROE)

Menurut Eduardus Tandelilin (2019:373) adapun faktor – faktor

yang mempengaruhi Return on equity dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor, yaitu:

a. Margin Laba Bersih / Profit Margin

Besarnya keuntungan yang dinyatakan dalam persentase dan jumlah

penjualan bersih. Profit margin ini mengukur tingkat keuntungan yang

dicapai oleh Perusahaan dihubungkan dengan penjualan

b. Perputaran Total Aktiva / Turn Over dari Operating Assets

Jumlah aktiva yang digunakan dalam operasi perusahaan terhadap jumlah

penjualan yang diperoleh selama periode

c. Rasio Hutang / Debt Ratio

Rasio yang memperlihatkan proporsi antara kewajiban yang dimiliki dan

total kekayaan yang dimiliki.

3. Pengukuran Return on Equity (ROE)

Rasio Return on equity disebut juga dengan laba atas equity. Rasio

ini mengkaji sejauh mana sebuah perusahaan mempergunakan sumber daya


yang dimiliki untuk mampu memberikan laba atas ekuitas. Menurut Kasmir

(2019:204) Rumus untuk mencari Return on equity (ROE) dapat digunakan

sebagai berikut:

ROE =
Laba Setelah Bunga dan Pajak
X 100%
Equity
Sumber: Kasmir (2019:204)

2.1.6 Earning Per Share (EPS)

Earning Per Share merupakan perbandingan antara laba bersih setelah

pajak pada satu tahun buku dengan jumlah saham yang diterbitkan. Kenaikan

Earning Per Share berarti perusahaan sedang dalam tahap pertumbuhan atau

kondisi keuangannya sedang mengalami peningkatan dalam penjualan dan laba.

Menurut Darmadji & Fakhruddin (2019:198) menjelaskan bahwa

“Earning Per Share (EPS) merupakan salah satu jenis rasio keuangan dimana

rasio ini menunjukkan bagian laba untuk setiap saham yang beredar”. EPS

menggambarkan profitabilitas perusahaan yang tergambar pada setiap lembar

saham yang ada di pasaran. Semakin tinggi nilai EPS tentu saja menggembirakan

pemegang saham karena makin besar laba yang disediakan untuk pemegang

saham dan kemungkinan peningkatan jumlah dividen yang diterima pemegang

saham juga akan meningkat. Sedangkan Tandelilin (2016:198) menjelaskan

bahwa EPS (Earning Per Share) merupakan laba bersih dari perusahaan yang siap

dibagikan kepada para pemegang saham yang di bagi dengan jumlah lembar

saham perusahaan yang beredar di pasaran. Earning Per Share yang tinggi

merupakan daya tarik bagi investor. Semakin tinggi EPS, maka kemampuan
perusahaan untuk memberikan pendapatan kepada pemegang sahamnya semakin

tinggi.

1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Earning Per Share (EPS)

Darmadji & Fakhruddin (2019:198) menjelaskan bahwa earning per

share diperoleh dengan membagi laba bersih yang didapatkan oleh

perusahaan terhadap seluruh jumlah saham yang beredar. Hal ini

menunjukkan profitablitas sangat mempengaruhi earning per share

perusahaan. Semakin besar profitabilitas yang dihasilkan perusahaan maka

semakin besar lama perusahaan sehingga earning per share perusahaan juga

meningkat.

Darmadji & Fakhruddin (2019:198) juga menjelaskan bahwa

pinjaman (leverage) yang dilakukan perusahaan pada dasarnya akan

menambah aset yang dapat digunakan sebagai tambahan modal untuk

menghasilkan profitabilitas perusahaan yang akan meningkatkan earning per

share perusahaan walaupun hal ini cukup beresiko bagi perusahaan tidak

disukai investor.

Darmadji & Fakhruddin (2019:198) kembali menjelaskan bahwa

semakin besar aset perusahaan (ukuran perusahaan) maka semakin besar pula

kemungkinan profitabilitas meningkat dan menambah nilai earning per share

perusahaan.

2. Pengukuran Earning Per Share (EPS)

Pengukuran Earning Per Share pada penelitian ini diukur dengan

persamaan berikut:

Laba Bersih
Earning Per Share = X 100%
Jumlah Saham Beredar
Sumber: Darmadji & Fakhruddin (2019:198)

Laba bersih perusahaan merupakan salah satu faktor yang dilihat

investor di pasar modal untuk menentukan pilihan dalam menanamkan

investasinya. Konsep laba bersih adalah selisih antara pendapatan, harga

pokok penjualan, dan beban yang dikeluarkan dalam proses menghasilkan

pendapatan. Sedangkan, Saham beredar (outstanding stocks) adalah saham

yang saat ini dipegang oleh investor, termasuk saham yang dimiliki oleh

eksekutif perusahaan dan masyarakat sebagai investor umum.

2.1.7 Harga Saham

1. Pengertian Saham

Menurut Khaerul dan Hery Sutanto (2017:175) mengemukakan

bahwa “Saham merupakan surat berharga yang merupakan tanda kepemilikan

seseorang atau badan terhadap suatu perusahaan”. Menurut Jogiyanto

Hartono (2016) saham (stock) adalah “Hak kepemilikan perusahaan yang

dijual”. Jika perusahaan hanya mengeluarkan satu kelas saham saja, saham ini

disebut dengan saham biasa (common stock). Untuk menarik investor

potensial lainya, suatu perusahaan mungkin juga mengeluarkan kelas yang

lain dari saham, yaitu yang disebut dengan saham preferen (preferred stock).

Saham (stock) adalah salah satu darisekian banyak instrumen pasar

modal yang paling banyak diminati oleh investor karena memberikan tingkat

keuntungan yang menarik. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda


penyertaan modal seseorang atau sepihak (badan usaha) dalam suatu

perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal, maka pihak

tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim aset perusahaan,

dan berhak hadir dalam rapat umum pemegang saham.

2. Pengertian Harga Saham

Menurut William Hartanto (2018:22), harga saham adalah “Satuan

nilai atau pembukuan dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu pada

bagian kepemilikan sebuah perusahaan atau sebuah bentuk kepemilikan

perusahaan dipasar modal”. Indikator Harga Saham menurut (Mahyus

Ekananda 2019:208-209) Pada penilaian saham investor akan berhadapan

dengan tiga nilai penting yaitu nilai buku (book value), nilai instrinsik dan

nilai pasar yang harus dipahami dengan baik karena berkaitan dan

berhubungan satu sama lain guna mengukur kelayakan harga dari setiap

saham yang ada. Kelayakan harga saham menunjukkan bahwa harga saham

tersebut berada pada tingkat harga yang terbaik, harga yang benar, atau

tingkat harga yang paling tepat. Dengan demikian investor yang memiliki

saham yang bersangkutan akan merasa nyaman untuk memiliki saham

tersebut, karena sesuai dengan kondisi perusahaan yang ada pada saat ini.

Menurut Jogiyanto Hartono (2016) yang mana mengungkapkan harga saham

sebagai nilai saham, mejelasakan bahwa nilai (harga) saham terdiri dari tiga

nilai (harga) saham yang mana sebagai berikut:

a. Nilai Buku (book value)


Nilai buku merupakan nilai saham menurut pembukuan perusahaan

emiten. Yang mana nilai buku sendiri dipengaruhi oleh nilai-nlai lain

seperti nilai nominal (par value), agio saham (additional paid capital atau

in excess of par value), nilai modal yang disetor (paid in capital), dan laba

yang ditahan (retained earnings).

b. Nilai Pasar (market value)

Nilai pasar (market value) berbeda dengan nilai buku. Jika nilai buku

merupakan nilai yang dicatat pada saat saham dijual oleh perusahaan,

maka nilai pasar adalah harga saham yang terjadi di pasar bursa pada saat

tertentu yang ditentukan oleh pelaki pasar. Nilai pasar ini ditentukan oleh

permintaan dan penawaran saham bersangkutan di pasar bursa.

c. Nilai Intrinsik (intrinsic value)

Nilai intrinsik (intrinsic value) atau nilai fundamental (fundamental value)

adalah nilai seharusnya dari suatu saham perusahaan atau nilai sebenarnya

suatu saham perusahaan.

3. Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham

Menurut Zulfikar (2020:91-93), faktor yang mempengaruhi harga

saham dapat berasal dari faktor internal dan eksternal perusahaan, faktor-

faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham yaitu:

a. Faktor Internal

1) Pengumuman tentang pemasaran, produksi, penjualan seperti

pengiklanan, rincian kontrak, perubahan harga, penarikan produk baru,

laporan produksi, laporan keamanan produk, dan laporan penjualan.


2) Pengumuman pendanaan (financing announcements), seperti

pengumuman yang berhubungan dengan ekuitas dan hutang.

3) Pengumuman badan direksi manajemen (management board of director

announcements) seperti perubahan dan pergantian direktur, manajemen,

dan struktur organisasi.

4) Pengumuman pengambilalihan diversifikasi seperti laporan merger,

investasi ekuitas, laporan take over oleh pengakusisian dan diakusisi.

5) Pengumuman investasi (investment announcements), melakukan

ekspansi pabrik, pengembangan riset dan penutupan usaha lainnya.

6) Pengumuman ketenagakerjaan (labour announcements), seperti

negosiasi baru, kontrak baru, dan lainnya.

7) Pengumuman laporan keuangan perusahaan, seperti peramalan laba

sebelum akhir tahun fiskal dan setelah akhir tahun fiskal, Earning per

Share (EPS), Deviden Per Share (DPS), price earning ratio, Harga

Saham, return on assets (ROA), return on equity (ROE), Earning per

Share (EPS), dan lain-lain.

b. Faktor Eksternal

1) Pengumuman dari pemerintah seperti perubahan suku bunga tabungan

dan deposito, kurs valuta asing, inflasi, serta berbagai regulasi dan

deregulasi ekonomi yang dikeluarkan oleh pemerintah.

2) Pengumuman hukum (legal announcements), seperti tuntutan karyawan

terhadap perusahaan atau terhadap manejernya dan tuntutan perusahaan

terhadap manajernya.
3) Pengumuman industri sekuritas (securities announcements), seperti

laporan pertemuan tahunan, insider trading, volume atau harga saham

perdagangan, pembatasan/penundaan trading.

4) Gejolak politik dalam negeri dan fluktuasi nilai tukar juga merupakan

faktor yang berpengaruh signifikan pada terjadinya pergerakan harga

saham di bursa efek suatu negara.

5) Berbagai isu baik dari dalam dan luar negeri.

Jadi harga saham dipengarui oleh 2 faktor yaitu faktor internal dan

faktor eksternal dari perusahaan. Faktor internal merupakan faktor yang

mempengaruhi harga saham disebabkan oleh perusahaan itu sendiri, misalnya

pengumuman-pengumumm yang perusahaan umumkan seperti pengumuman

laporan keuangan. Sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi harga

saham perusahaan yaitu berasal dari luar perusahaan misalnya kenaikan kurs,

gejolak plotik dan peraturan pemerintah.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu adalah upaya peneliti untuk mencari perbandingan

dan selanjutnya untuk menemukan inspirasi baru untuk penelitian selanjutnya di

samping itu kajian terdahulu membantu penelitian dalam memposisikan penelitian

serta menunjukkan orsinalitas dari penelitian. Menurut Sugiyono (2020: 87)

berpendapat “penelitian terdahulu adalah peninjauan kembali mengenai pustaka-

pustaka yang terkait dengan penelitian yang akan dilakukan, karena dengan

adanya penelitian terdahulu maka peneliti akan semakin banyak mengetahui


tentang penelitian-penelitian yang telah dilakukan orang lain yang berkaitan

serta relevansi dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, sehingga

peneliti dapat memahami dan mengetahui permasalahan dalam penelitian

sebelumnya”.

Penelitian terdahulu memiliki fungsi sebagai rujukan yang menjadi salah

satu acuan penulis dalam melakukan penelitian sehingga penulis dapat

memperkaya teori yang digunakan dalam mengkaji penelitian yang dilakukan.

Dari penelitian terdahulu, penulis menemukan penelitian dengan judul yang sama

seperti judul penelitian penulis. Berikut merupakan penelitian terdahulu berupa

beberapa jurnal terkait dengan penelitian yang dilakukan penulis:

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Judul Variabel
No Nama, Tahun Hasil Penelitian
Penelitian Persamaan Perbedaan
1 Indrawati dkk Pengaruh Pengaruh (ROA), dan Hasil penelitian ini
(2016) Earnings Per Earnings Per Harga Saham menunjukkan bahwa
Prosiding SNA Share (EPS), Share (EPS), (NPM) secara parsial (uji t)
MK, 28 Return on Return on variabel EPS dan
hlm.251-268 equity (ROE), equity (ROE) ROA berpengaruh
Return dan Harga signifikan dan positif
on Assets Saham terhadap harga
(ROA), dan saham, dan variabel
Harga Saham ROE berpengaruh
(NPM) signifikan dan negatif
terhadap Harga terhadap harga
Saham saham. Sedangkan
variabel NPM tidak
berpengaruh
signifikan terhadap
harga saham.
Sedangkan secara
simultan (uji F)
menunjukkan bahwa
variabel EPS, ROE,
Judul Variabel
No Nama, Tahun Hasil Penelitian
Penelitian Persamaan Perbedaan
ROA, dan NPM
secara bersama-sama
berpengaruh
signifikan terhadap
harga saham.
2 Lestari (2020) Pengaruh Eps, Earning Per Return On Hasil penelitian ini
Jurnal Per Dan Roe Share (EPS) Asset (ROA) menunjukkan bahwa
Ekonomi Terhadap Harga Harga Saham pada variabel Earning
Mahasiswa Saham (Impact Per Share (EPS)
(JEKMa) ISSN Of EPS, Per berpengaruh positif
2715-9094, And ROE To terhadap Harga
Volume 1 No. Stock Price) saham, Price Earning
4 Ratio (PER)
berpengaruh positif
terhadap Harga
saham dan Return on
equity (ROE)
berpengaruh positif
terhadap Harga
saham.
3 Siregar, dkk Pengaruh Earning Per Return On Hasil penelitian
(2018), Return On Share dan Assets menunjukkan bahwa
“Jurnal Ilmiah Assets Dan Harga Saham Return On Assets
Magister Earning Per (ROA) secara parsial
Manajemen”.V Share Terhadap menunjukkan hasil
ol 1, No. 1, Harga Saham positif dan tidak
September signifikan atau tidak
2018, 81-89, berpengaruh pada
ISSN 2623- Harga Saham,
2634 (online) Earning Per Share
(EPS) secara parsial
menunjukkan nilai
negatif dan tidak
signifikan atau tidak
berpengaruh pada
Harga Saham dan
secara bersamaan
Return On Assets
(ROA) dan Earning
Per Share (EPS) tidak
memiliki pengaruh
yang signifikan
terhadap Harga
Saham pada
Perusahaan Tekstil
dan Garmen yang
terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI).
4 Fransisco, dkk Pengaruh Earning Per Hasil penelitian ini
(2017), “ Earning Per Share, Return menunjukkan bahwa
,ISSN 2203- Share dan on Equity dan secara parsial (uji t)
1174 Return on Harga Saham menunjukkan bahwa
Equity terhadap Earning Per Share
Judul Variabel
No Nama, Tahun Hasil Penelitian
Penelitian Persamaan Perbedaan
harga saham (EPS) dan Return on
pada Industri Equity (ROE)
food & berpengaruh tetapi
beverage yang tidak signifikan
terdaftar di terhadap harga saham
Bursa Efek dan secara simultan
Indonesia variabel EPS dan
periode 2013- ROE tidak
2015 berpengaruh
signifikan terhadap
harga saham pada
industri food &
beverage yang
terdaftar di Bursa
Efek Indonesia
periode 2013-2015.
5 Tristanti Pengaruh Return on - Hasil pengujian
(2019), Return on equity dan hipotesis menunjukan
“Jurnal Buana equity dan Earning Per bahwa secara
Ilmu” Earning Per Share bersama-sama
Vol 4 No 1 Share terhadap terhadap return on equity dan
ISSN : 2541 harga saham harga saham earning per share
6995 E ISSN : pada perusahaan signifikan terhadap
2580-5517 manufaktur sub harga saham. Uji
sektor makanan parsial menunjukan
dan minuman bahwa variabel
yang terdaftar di return on equity dan
bursa efek earning per share
indonesia mempunyai
periode 2012 – pengaruh positif dan
2017 signifikan terhadap
harga saham.
6 Rita Satria Pengaruh Return on - Hasil uji parsial
(2020), Return on equity diperoleh bahwa
“Jurnal equity dan Earning per Return on equity
Illmiah Earning per Share dan tidak pengaruh
Feasible”, Vol Share Terhadap Harga Saham signifikan terhadap
2, No 2, p- Harga Saham terhadap Harga
ISSN : 2655- pada PT Bank Saham. Sedangkan
9811, e-ISSN : Negara Earning Per Share
2656-1964 Indonesia berpengaruh positif
(PERSERO) dan signifikan
Tbk PERIODE terhadap Harga
2009-2017 Saham. Secara
simultan Return on
equity dan Earning
Per Share memiliki
pengaruh positif dan
signifikan terhadap
Harga saham.
7 Asih Pengaruh Earning Per - Berdasarkan hasil
Handayani Earning Per Share (EPS), pengujian tersebut
(2021) “Jurnal Share (EPS) Return on EPS memiliki
Judul Variabel
No Nama, Tahun Hasil Penelitian
Penelitian Persamaan Perbedaan
Sekuritas” Dan Return on equity (ROE) pengaruh terhadap
Vol.4, No.2, equity (ROE) dan Harga harga saham dan
Halaman: 169 Terhadap Harga Saham ROE memiliki
–179, ISSN Saham (Studi pengaruh yang lemah
(online) : 2581- Kasus pada terhadap harga saham
2777 & ISSN Bank BUMN secara parsial. Kedua
(print) : 2581- yang Terdaftar variabel bebas, yaitu
2696 di Bursa Efek EPS dan ROE secara
Indonesia bersama-sama
Periode 2017 – memiliki pengaruh
2019) terhadap harga
saham.
8 Noviyanti Pengaruh Return on Harga Hasil penelitian ini
(2021) “Jurnal Return on equity dan Saham menunjukkan nilai
Ilmiah Prodi equity dan harga saham ROE tidak
Mana jemen Harga Saham berpengaruh
Universitas terhadap harga signifikan terhadap
Pamulang” saham pada pt. Harga Saham secara
Vol. 9 No. 1, ACE Hardware parsial. Dan NPM
(Halaman 20- Indonesia Tbk. berpengaruh positif
26), ISSN : terhadap Harga
2339 – 0689, Saham secara
E-ISSN : 2406- parsial.. Maka dapat
8616 disimpulkan bahwa
variabel ROE dan
NPM terbukti
memiliki pengaruh
positif dan signifikan
secara simultan
terhadap Harga
Saham.
9 Ginsu (2017), Pengaruh Earning Per - Hasil penelitian
“Jurnal Earning Per Share (EPS), menunjukkan bahwa
Emba” Vol.5 Share (EPS) Return on variabel Earning Per
No.2 Juni Dan Return on equity (ROE) Share (EPS) memiliki
2017, Hal. equity (ROE) dan Harga pengaruh positif
1327 –1336, Terhadap Harga Saham tetapi tidak signifikan
ISSN 2303- Saham terhadap harga saham
1174 (Studi Kasus dan variabel Return
pada Industri on equity (ROE)
food & memiliki pengaruh
beverage yang positif tetapi tidak
terdaftar di signifikan terhadap
Bursa Efek harga saham.
Indonesia
periode 2013-
2015)
THE
INFLUENCE
OF EARNING
PER SHARE
(EPS) AND
RETURN ON
Judul Variabel
No Nama, Tahun Hasil Penelitian
Penelitian Persamaan Perbedaan
EQUITY (ROE)
TO STOCK
PRICE
(Case Study on
food &
beverage
industry listed
on Indonesia
Stock Exchange
period 2013-
2015)
Sumber: Penelitian Terdahulu yang Relevan

2.3 Kerangka Berpikir

Menurut Sugiyono (2021:60) “kerangka berfikir merupakan model

konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang

telah diidentifikasi sebagai hal yang penting”. Jadi dengan demikian maka

kerangka berfikir adalah sebuah pemahaman yang melandasi pemahaman-

pemahaman yang lainnya, sebuah pemahaman yang paling mendasar dan menjadi

pondasi bagi setiap pemikiran atau suatu bentuk proses dari keseluruhan dari

penelitian yang akan dilakukan.

2.3.1 Pengaruh Return On Equity Terhadap Harga Saham

Return on equity (ROE) merupakan rasio yang mengukur efektivitas

perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan modal yang

dimiliki perusahaan. Rasio ini menunjukkan kesuksesan manajemen dalam

memaksimalkan tingkat pengembalian pada pemegang saham, Semakin tinggi

rasio ini akan semakin baik karena memberikan tingkat pengembalian yang lebih

besar kepada pemegang saham. Informasi peningkatan ROE akan diterima pasar

sebagai sinyal baik yang akan memberikan masukan positif bagi investor dalam
pengambilan keputusan membeli saham. Hal ini membuat permintaan akan saham

meningkat sehingga harganya pun akan naik. Pernyataan tersebut diperkuat oleh

hasil penelitian Tristanti (2019) yang menemukan bahwa ROE mempunyai

pengaruh positif dan signifikan terhadap harga saham pada perusahaan

manufaktur sub sector makanan dan minuman yang terdaftar di bursa efek

Indonesia.

2.3.2 Pengaruh Earning Per Share Terhadap Harga Saham

Tingkat keuntungan yang dihasilkan per lembar saham yang dimiliki oleh

investor akan mempengaruhi penilaian investor terhadap suatu kinerja perusahaan

emiten. Semakin tinggi nilai EPS maka investor menganggap prospek perusahaan

sangat baik untuk ke depannya sehingga mempengaruhi tingkat permintaan

terhadap saham perusahaan tersebut. Bagi para investor, informasi EPS

merupakan informasi yang dianggap paling mendasar dan bergun, karena bisa

menggambarkan prospek perusahaan dimasa mendatang. Berdasarkan penelitian

terdahulu Rita Satria (2020) menunjukkan bahwa Earning Per Share berpengaruh

positif dan signifikan terhadap Harga Saham pada PT Bank Negara Indonesia

2.3.3 Pengaruh Return On Equity Dan Earning Per Share Terhadap Harga

Saham

Instrumen yang sering digunakan sebagai alat analisa laporan keuangan

adalah earning per share (EPS) dan return on equity (ROE). EPS merupakan

rasio yang dipakai untuk melihat kondisi perolehan keuntungan perusahaan

terhadap keseluruhan jumlah saham yang beredar, sedangkan ROE sendiri

merupakan rasio yang dipakai untuk melihat seberapa mampu entitas


menghasilkan laba. Berdasarkan penelitian terdahulu Rita Satria (2020)

menunjukkan bahwa Return on equity dan Earning Per Share memiliki pengaruh

positif dan signifikan terhadap Harga saham pada PT Bank Negara Indonesia.

Return On Equity (X1)


- Laba Bersih
- Equitas

Sumber: Kasmir (2019:204) H1

H3
Harga Saham (Y)

H2
Earning Per Share (X2)
- Laba Bersih
- Jumlah Saham Beredar
Sumber: Darmadji & Fakhruddin
(2016:198)

Gambar 2.1
Kerangka Berpikir

2.4Pengembangan Hipotesis

Berdasarkan kerangka berfikir sebagaimana telah diuraikan sebelumnya

maka dapat disusun hipotesis penelitian sebagai berikut:

Ho1 : Diduga tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Return on

equity terhadap harga saham secara parsial Pada PT abc, Tbk

Periode 2014-2023.

Ha1 : Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara Return on equity

terhadap harga saham secara parsial Pada PT abc, Tbk Periode 2014-

2023.
Ho2 : Diduga tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara Earning per

share terhadap harga saham secara parsial Pada PT abc, Tbk Periode

2014-2023.

Ha2 : Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara Earning per share

terhadap harga saham secara parsial Pada PT abc, Tbk Periode 2014-

2023.

Ho3 : Diduga tidak terdapat pengaruh yang Signifikan antara Return on

equity dan Earning per share secara simultan terhadap harga saham

pada PT abc Tbk Periode 2014-2023.

Ha3 : Diduga terdapat pengaruh yang signifikan antara Return on equity dan

Earning per share secara simultan terhadap harga saham pada PT abc

Tbk Periode 2014-2023.


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian.

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif, menurut Sugiyono (2021:8)

berpendapat “penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan

pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel

tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian, analisis data

bersifat kuantutatif atau statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang

telah ditetapkan”. Penelitian ini merupakan studi empiris yang bertujuan untuk

menguji pengaruh return on equity dan earning per share terhadap harga saham.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian.

3.2.1 Tempat Penelitian

Menurut Sugiyono (2021:13) berpendapat “tempat penelitian adalah

sasaran ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu

tentang sesuatu hal yang objektif”. Penelitian ini dilaksanakan di PT abc, Tbk di

alamat. ……………………………………..

…………………………………………………………………………

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu Penelitian ini dilaksanakan selama 4 (empat) bulan yang dimulai

dari bulan Nopember 2023 sampai Pebruari 2024. Adapun penelitian dilakukan

secara bertahap disesuaikan dengan tingkat kebutuhan penulis, diawali dengan


penulisan proposal judul penelitian, seminar proposal, penyempurnaan materi

proposal, pembuatan instrumen penelitian, pengumpulan data primer dan skunder,

pengolahan data yang telah didapat oleh penulis dan penyusunan pelaporan

skripsi. Adapun kegiatan penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.1
Jadwal Penelitian
No Jadwal Kegiatan Nop 2023 Des 2023 Jan 2024 Peb 2024
(Minggu) (Minggu) (Minggu) (Minggu)
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Observasi
2 Pengumpulan data
3 Penyusunan proposal
4 Revisi proposal
5 Penyusunan data
6 Pemisahan data
7 Pengolahan data
8 Analisis data
9 Pengambilan kesimpulan
10 Prakiraan Sidang

3.3 Operasional Variabel Penelitian.

Operasional variabel menurut Sugiyono (2021:63) berpendapat

“operasional variabel adalah sebagai berikut: “Suatu atribut atau sifat atau nilai

dari orang objek atau kegiatan yang mempunyai variasi yang tertentu yang

diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Operasionalisasi variabel diperlukan dalam menentukan jenis, indikator, serta

skala dari variabel-variabel yang terkait dalam suatu penelitian, sehingga

pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat dilakukan secara benar.

Dalam penelitian yang dilakukan penulis terdiri dari variabel independen dan

variabel dependen. Adapun penjelasan dari masing-masing variabel itu adalah

sebagai berikut:
3.3.1 Variabel Independen atau Bebas (X1 dan X2)

Menuurut Sugiyono (2021:33) berpendapat “variabel bebas adalah

variabel yang mempengaruhi variabel terikat (dependen)”. Variabel bebas

merupakan variabel stimulus atau variabel yang dapat mempengaruhi variabel

lain. Variabel bebas merupakan variabel yang diukur atau dipilih oleh peneliti

untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang diobservasi. Variabel

bebas yang diteliti dalam penelitian ini meliputi:

1. Return On Equity (X1)

Rasio Return on equity disebut juga dengan laba atas equity. Rasio

ini mengkaji sejauh mana sebuah perusahaan mempergunakan sumber daya

yang dimiliki untuk mampu memberikan laba atas ekuitas. Menurut Kasmir

(2019:204) Rumus untuk mencari Return on equity (ROE) dapat digunakan

sebagai berikut:

ROE =
Laba Setelah Bunga dan Pajak
X 100%
Equity
Sumber: Kasmir (2019:204)

2. Earning Per Share (X2)

Menurut Darmadji & Fakhruddin (2019:198) menjelaskan bahwa

“Earning Per Share (EPS) merupakan salah satu jenis rasio keuangan dimana

rasio ini menunjukkan bagian laba untuk setiap saham yang beredar”. EPS

menggambarkan profitabilitas perusahaan yang tergambar pada setiap lembar

saham yang ada di pasaran. Semakin tinggi nilai EPS tentu saja

menggembirakan pemegang saham karena makin besar laba yang disediakan


untuk pemegang saham dan kemungkinan peningkatan jumlah dividen yang

diterima pemegang saham juga akan meningkat. Pengukuran Earning Per

Share pada penelitian ini diukur dengan persamaan berikut:

Laba Bersih
Earning Per Share = X 100%
Jumlah Saham Beredar
Sumber: Darmadji & Fakhruddin (2019:198)

3.3.2 Variabel Dependen atau Terikat (Y)

Menurut Sugiyono (2021:39) berpendapat “variabel dependen sering

disebut sebagai variabel output, kriteria, konsekuen atau terikat yaitu variabel

yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas”.

Selanjutnya menurut William Hartanto (2018:22), harga saham adalah

“Satuan nilai atau pembukuan dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu

pada bagian kepemilikan sebuah perusahaan atau sebuah bentuk kepemilikan

perusahaan dipasar modal”. Indikator Harga Saham menurut (Mahyus Ekananda

2019:208-209). Pada penilaian saham investor akan berhadapan dengan tiga nilai

penting yaitu nilai buku (book value), nilai instrinsik dan nilai pasar yang harus

dipahami dengan baik karena berkaitan dan berhubungan satu sama lain guna

mengukur kelayakan harga dari setiap saham yang ada.

Tabel 3.2
Operasional Variabel Penelitian
Variabel Konsep Variabel Ukuran Skala
Return On Rasio Return on equity
Equity (ROE) disebut juga dengan ROE =
X1 laba atas equity. Rasio Laba Setelah Bunga dan Pajak
ini mengkaji sejauh X 100%
Equity
mana sebuah
perusahaan
mempergunakan
Rasio
sumber daya yang
dimiliki untuk mampu
memberikan laba atas
ekuitas.

Sumber: Kasmir
(2019:204)
Earning per EPS menggambarkan Rasio
Share (EPS) profitabilitas EPS =
X2 perusahaan yang
tergambar pada setiap
lembar saham yang Laba Bersih
ada di pasaran. X 100%
Jumlah Saham Beredar
Semakin tinggi nilai
EPS tentu saja
menggembirakan
pemegang saham
karena makin besar
laba yang disediakan
untuk pemegang
saham dan
kemungkinan
peningkatan jumlah
dividen yang diterima
pemegang saham juga
akan meningkat.

Sumber: Darmadji &


Fakhruddin
(2019:198)
Harga Saham Harga saham adalah
(Y) Satuan nilai atau Harga Saham Penutupan
pembukuan dalam
berbagai instrumen
finansial yang
mengacu pada bagian
kepemilikan sebuah
perusahaan atau
Rasio
sebuah bentuk
kepemilikan
perusahaan dipasar
modal.

Sumber: William
Hartanto (2018:22)

3.4 Populasi Dan Sampel.

3.4.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2021:215) berpendapat “populasi adalah jumlah

wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek dan karakteristik yang ditetapkan oleh

peneliti dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Sedangkan menurut Arikunto

(2018:173) menyampaikan bahwa “populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian”. Dari pengertian di atas, disimpulkan populasi adalah keseluruhan

karakteristik atau sifat subjek atau objek yang dapat ditarik sebagai sampel.
Dalam penelitian populasinya adalah laporan keuangan PT abc, Tbk selama 10

tahun periode tahun 2014-2023.

3.4.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2021:215) berpendapat “sampel adalah jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. menurut Arikunto (2018:131), “sampel

adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Lebih lanjut masih menurut

Sugiyono (2021:81) bahwa “Tehnik sampling merupakan tehnik pengambilan

sampel untuk digunakan dalam penelitian”.

Dalam pengambilan sampel dapat menggunakan sampling jenuh.

Menurut Sugiyono (2021:82) berpendapat “sampling jenuh adalah teknik

penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel”. Istilah

lain sampel jenuh adalah sensus, dimana anggota populasi di jadikan sampel.

Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah laporan keuangan PT abc,

Tbk sebanyak 10 tahun periode tahun 2014-2023

3.5 Teknik Pengumpulan Data.

Pengumpulan data merupakan upaya untuk mendapatkan informasi yang

akan digunakan dalam pengukuran variabel. Menurut Sugiyono (2021:308)

menyampaikan “metode pengumpulan data adalah cara ilmiah utuk mendapatkan

data yang valid dengan tujuan dapat dibuktikan, dikembangkan suatu pengetahuan

sehingga dapat digunakan memecahkan dan mengantisipasi masalah”.

3.5.1 Observasi
Menurut Sugiyono (2021:141) berpendapat “observasi adalah proses

yang tersusun dari berbagai proses sehingga diperoleh data berdasarkan fakta

mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi”. Dalam hal ini

penulis melaksanakan pengamatan langsung terhadap perusahaan dimana

pengamatan terbatas pada pokok permasalahan sehingga perhatian lebih fokus

kepada data (riil) dan relevan.

3.5.2 Dokumentasi

Menurut Sugiyono (2021:138) berpendapat “dokumen merupakan

catatan peristiwa yang sudah berlalu”. Dokumen bisa berbentuk data, tulisan atau

gambar. Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang dokumen

pendukung yang berkaitan dengan PT abc, Tbk.

3.5.3 Studi Kepustakaan

Menurut Sugiyono (2021:140) berpendapat “studi kepustakaan berkaitan

dengan kajian teoritis dan referensi lain yang berkaitan dengan nilai, budaya dan

norma yang diteliti dan penting dalam melakukan penelitian, hal ini dikarenakan

penelitian tidak akan lepas dari literatur ilmiah”. Dalam penelitian ini studi

kepustakaan dilakukan dengan mencari landasan teoritis yang berhubungan

dengan judul penelitian.

3.6 Teknik Analisis Data.

Menurut Sugiyono (2021:147) “Dalam penelitian kuantitatif analisa

data merupakan kegiatan pengumpulan data dari sumber-sumber yang diperoleh”.

Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel


dan jenisnya, mentabulasi berdasarkan variabel, menyajikan data berdasarkan

variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah,

dan melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan. Adapun

metode analisis data yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah:

3.6.1 Analisis Deskriptif.

Metode diskriptif merupakan data yang digunakan dengan mengadakan

pengumpulan data dan menganalisa sehingga diperoleh deskripsi, gambaran atau

fenomena yang diteliti. Dalam penelitian ini penulis mendeskriptifkan perolehan

masing-masing variable yang digunakan serta memberikan penjeasan agar lebih

komprehensif dan mudah dipahami.

3.6.2 Uji Asumsi Klasik.

Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui ketepatan sebuah data.

Menurut Singgih Santoso (2017:342) berpendapat “sebuah model regresi akan

digunakan untuk melakukan peramalan sebuah model yang baik adalah model

dengan kesalahan peramalan yang seminimal mungkin. Karena itu, sebuah model

sebelum digunakan seharusnya memenuhi beberapa asumsi, yang biasa disebut

asumsi klasik”. Dalam penelitian ini uji asumsi klasik yang digunakan adalah

meliputi: Uji Normalitas, Uji Multikolinearitas, Uji Autokorelasi dan Uji

Heteroskedastisitas.

1. Uji Normalitas.

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah

model regresi, variabel dependen, variabel independen, atau keduanya

mempunyai distribusi normal atau tidak. Menurut Ghozali (2018:160)


berpendapat ”model regresi yang baik adalah berdistribusi normal atau

mendekati normal”. Jadi uji normalitas bukan dilakukan pada masing-masing

variabel tetapi pada nilai residualnya. Dengan demikian uji ini untuk

memeriksa apakah data yang berasal dari populasi terdistribusi normal atau

tidak. Data yang baik dan layak untuk membuktikan model-model penelitian

tersebut adalah data yang berdistribusi normal. Uji Normalitas yang

digunakan antara lain:

a. Metode Uji Kolmogorov Smirnov.

Menurut Sugiyono (2021:257) menjelaskan bahwa uji normalitas dapat

diuji dengan Kolmogorov Smirnov dengan rumus:

Kd=1 ,36 √
n1 + n2
n 1 .n 2

Sumber: Sugiyono (2021:257)

Keterangan:

KD : Jumlah Kolmogorov-Smirnov yang dicari

n1 : Jumlah sampel yang diperoleh

n2 : Jumlah sampel yang diharapkan

Data dikatakan normal dengan ketentuan sebagai berikut:

(a) Jika nilai signifikansi < 0,05, maka data tidak berdistribusi normal.

(b) Jika nilai signifikansi > 0,05, maka data berdistribusi normal.

b. Metode Grafik.

Uji normalitas juga dapat dideteksi dengan melihat penyebaran

pada (titik) pada sumbu diagonal pada grafik Probability Plot. Adapun
menurut Ghozali (2018:164) dasar pengambilan keputusan adalah

sebagai berikut:

(a) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah

garis diagonal, maka model regresi memenuhi normalitas.

(b) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti

arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi

normalitas.

2. Uji Multikolinieritas.

Uji Multikolinieritas ini bertujuan menguji apakah pada model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Menurut Imam

Ghozali (2018:105), berpendapat bahwa “uji multikolineritas bertujuan untuk

menguji apakah pada model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel

bebas (independen)”. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi di antara variabel independen. Jika variabel independen saling

berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal

adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel

independen sama dengan nol. Selanjutnya menurut Singgih Santoso

(2017:234) berpendapat “jika terbukti ada multikolinieritas, sebaiknya salah

satu dari variabel independen yang ada dikeluarkan dari model, lalu

pembuatan model regresi diulang kembali”. Adapun untuk mendeteksi ada

tidaknya multikolinieritas dalam model regresi dapat dilihat dari tolerance

value atau Variance Inflation Factor (VIF) dengan rumus sebagai berikut:
1
VIF= 2
1−R1

Sumber: Singgih Santoso (2017:234)

Atau dapat juga menggunakan rumus dibawah ini:

N ∑ xy - ( ∑ x )( ∑ y )
r xy =
√ { N ∑ x 2− ( ∑ x 2 ) } { N ∑ y 2− ( ∑ y ) 2 }
Sumber: Gozali (2017:43)

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y

X = Skor item

Y = Sskor total

N = Jumlah subjek

∑xy = Jumlah perkalian antara X dan Y

∑x = Jumlah nilai X

∑y = Jumlah nilai Y

∑x2 = Jumlah kuadrat dari X

∑y2 = Jumlah kuadrat dari Y

Dalam penelitian ini ketentuan untuk mendeteksi ada atau tidaknya

multikolonieritas dalam model regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan

lawannya, variance inflation factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan

setiap variabel independen manakala yang dijelaskan oleh variabel

independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen

yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Jadi

nilai tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi (karena VIF =
1/Tolerance). Model Regresi yang baik adalah yang tidak terjadi

multikolinieritas.

Dalam pengujian, digunakan sofware SPSS versi 26. Untuk

mendeteksi hal tersebut pedomannya adalah sebagai berikut:

1) Jika nilai nilai tolerance lebih < 1 dan nilai Variance Inflation Factor

(VIF) < dari 1, maka tidak terjadi multikolinieritas.

2) Jika nilai nilai tolerance lebih > 1 dan nilai Variance Inflation Factor

(VIF) > dari 1, maka terjadi multikolinieritas.

3. Uji Autokorelasi.

Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan asumsi klasik autokorelasi, yaitu adanya korelasi antar

anggota sampel. Menurut Ghozali (2018:110) berpendapat bahwa “uji

autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi liner ada korelasi

antar kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu

pada periode t-1”. Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari

autokorelasi. Cara yang dapat digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya

autokorelasi dalam penelitian ini yaitu dengan uji Durbin-Watson (DW test)

dengan rumus:
n
d=∑ −2=2 ¿ ¿
t

Sumber: Singgih Santoso (2017:234)

Keterangan:

et : adalah residual tahun t


et-1 : adalah residual satu tahun sebelumnya.

Menurut Algifari (2017:88) menyampaikan bahwa “konsekuensi dari

adanya autokorelasi dalam suatu model regresi adalah varian sampel tidak

dapat menjelaskan varian populasinya”. Dalam pengujian ini, digunakan

sofware SPSS versi 26. Selanjutnya untuk mengetahui ada tidaknya

autokorelasi dilakukan uji Durbin-Watson dengan ketentuan:

Tabel 3.3
Pedoman Uji Autokorelasi Dengan Darbin-Watson (DW test)
Kriteria Keterangan
< 1,000 Ada autokorelasi
1,100 – 1,550 Tanpa kesimpulan
1,550 – 2,460 Tidak ada autokorelasi
2,460 – 2,900 Tanpa kesimpulan
> 2,900 Ada autokorelasi
Sumber: Algifari (2017:88).

4. Uji Heteroskedastisitas.

Menurut Ghozali (2018:139) berpendapat “uji heteroskedastisitas

bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan varian dari suatu residual pengamatan ke pengamatan lain”.

Cara menprediksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan

dengan beberapa yaitu:

a. Uji Glejser

Untuk mengetahui ada tidaknya heteroskedastisitas dapat

menggunakan uji Glejser. Rumus yang digunakan sebagai berikut:

Ln=( ε i 2 )=β o + LnX i + μ i


Sumber: Ghozali (2018:125)

Keterangan:
Ln = Regresi

έi2 = Kuadrat nilai undstandarized residual dari uji regresi

βo = Konstanta regresi

βln(X1) = Konstanta regresi variabel independen

µi = Residual test

Ketentuan dalam uji Glejser dapat melihat hasil uji nilai residual

absolut diregresi dengan variabel independen. (Ghozali, 2017:142). Dalam

pengujian ini, digunakan sofware SPSS versi 26. Adapun ketentuan terjadi

atau tidak terjadi gangguan heteroskedastisitas adalah sebagai berikut:

1) Jika variabel independen signifikan secara statistik memiliki nilai

signifikansi (Sig.) < 0,05, maka terjadi gangguan

heteroskedastisitas.

2) Jika variabel independen tidak signifikan secara statistik memiliki

nilai signifikansi (Sig.) > 0,05, maka tidak terjadi gangguan

heteroskedastisitas.

b. Grafik Scater Plot.

Cara lain dalam menguji heteroskedastisitas juga dapat dilakukan

dengan grafik scater plot dapat melihat grafik scatter plot (Ghozali,

2017:125-126), dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Jika penyebaran data pada scatter plot tidak teratur dan tidak

membentuk pola tertentu (naik turun, mengelompok menjadi satu)

maka dapat disimpulkan tidak terjadi problem Heteroskedastisitas


2) Jika penyebaran data pada scatter plot teratur dan membentuk pola

tertentu (naik turun, mengelompok menjadi satu) maka dapat

disimpulkan terjadi problem Heteroskedastisitas.

3.6.3 Analisis Kuantitatif.

Analisis kuatitatif adalah penelitian untuk menilai kondisi dari nilai

pengaruh, dan ignifikansi pengaruh tersebut. Menurut Sugiyono (2021:55)

berpendapat “metode verifikatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk

mengetahui hubungan antara 2 (dua) variabel atau lebih. Dengan demikian dari

hasil dari analisis ini akan memberikan jawaban awal dari rumusan masalah

mengenai pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Adapun

tahapan analisis yang dilakukan adalah:

1. Analisis Regresi Linier Sederhana.

Analisis regresi digunakan untuk mengetahui ada tidaknya

pengaruh antara variabel independen dan dependen. Menurut Sugiyono

(2021:277) berpendapat “Regresi linier sederhana digunakan untuk

mengestimasi besarnya koefisien yang dihasilkan dari persamaan yang

bersifat linier saru variabel bebas untuk digunakan sebagai alat prediksi

besarnya variabel tergantung”. Adapun persamaan regresi linier sederhana

dapat dirumuskan sebagai berikut:

Y = a + bx

Sumber: Sugiyono (2021:277)

Dimana :

Y = Variabel terikat (dependen atau variabel yang diduga)


X = Variabel bebas (independen)

a = Intersep (konstan) (nilai Y bila X = 0 disebut titik intercept

b = Koefisien arah regresi linier untuk mengukur besarnya pengaruh Y

Sedangkan untuk mengetahui besarnya nilai konstanta a dan konstanta b

dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

( ∑ Y . ∑ X 2 )−( ∑ X. ∑ XY ) n ∑ XY - ∑ X ∑ Y
a= b=
n ∑ X 2−(∑ X )2 dan n ∑ X 2 −( ∑ X )2
Sumber: Sugiyono (2021:261)

Variabel X dikatakan mempengaruhi Y jika berubahnya nilai X akan

menyebabkan adanya perubahan nilai Y artinya naik turunnya X akan

membuat nilai Y juga naik turun, namun tidak selalu demikian karena masih

ada faktor lain yang ikut mempengaruhinya.

2. Analisis Regresi Linier Berganda.

Analisis regresi liner berganda merupakan suatu teknik statistika

yang digunakan untuk mencari persamaan regresi yang bermanfaat untuk

meramal nilai variabel dependen berdasarkan nilai-nilai variabel independen

dan mencari kemungkinan kesalahan dan menganalisa hubungan antara satu

variabel dependen dengan variabel independen secara bersama-sama.

Menurut Sugiyono (2021:277) berpendapat “analisis regresi digunakan untuk

melakukan prediksi bagaimana perubahan nilai variabel dependen bila nilai

variabel independen dinaikan/diturunkan”. Model hubungan ini disusun

dalam fungsi atau persamaan regresi ganda sebagai berikut:


Y = a + b1X1 + b2X2 + έ

Sumber: Sugiyono (2021:277)

Keterangan:

Y = Variabel dependen (dalam penelitian ini adalah harga saham)

a = Bilangan konstanta, merupakan nilai terikat yang dalam hal ini

adalah Y pada saat variabel bebasnya adalah konstan atau 0 (X 1, X2

= 0)

b1 = Koefisien regresi berganda X1 terhadap variabel terikat Y, apabila

variabel bebas X2 dianggap konstan

b2 = Koefisien regresi berganda X2 terhadap variabel terikat Y, apabila

variabel bebas X1 dianggap konstan

X1 = Variabel independen (X1) dalam penelitian ini adalah Return On

Equity

X2 = Variabel independen (X2) dalam penelitian ini adalah Earning Per

Share

έ = Disturbance’s error / variabel pengganggu

Regresi linier berganda dengan variabel bebas X 1 dan X2 metode

kuadrat kecil memberikan hasil bahwa koefisien-koefisien a, b1 dan b2 dapat

dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

y = na + b1X1 + b2X2

X1y = aX1 + b1X1 + b2X1X2

X2y = aX2 + b1X1X2 + b2X2X22


Sumber: Sugiyono (2021:279)

Arti koefisien b adalah jika nilai b positif (+), hal tersebut

menunjukkan adanya hubungan yang searah antara variabel bebas dengan

variabel terikat. Dengan kata lain peningkatan atau penurunan besarnya

variabel bebas akan diikuti oleh peningkatan atau penurunan besarnya

variabel terikat. Sedangkan jika nilai b negatif (-), maka hal ini

menunjukkan adanya hubungan yang berlawanan antara variabel bebas

dengan variabel terikat. Dengan kata lain setiap peningkatan besarnya nilai

variabel bebas akan diikuti oleh penurunan besarnya nilai veriabel terikat,

dan sebaliknya.

3. Analisis Koefisien Korelasi.

Analisis koefisien korelasi dimaksudkan untuk mengetahui tingkat

hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen baik secara

parsial maupun simultan. Menurut Sugiyono (2021:274) persamaan

correlation pearson dinyatakan dalam rumus sebagai berikut:

r=
n ∑ XY - ∑ X ∑ Y
√ ¿¿ ¿
Sumber: Sugiyono (2021:183)

Keterangan:

r : Korelasi antara variabel independen dan variabel dependen

n : Banyaknya sampel

X : Nilai variabel independen (bebas)

Y : Nilai variabel dependen (terikat)

Dengan ketentuan sebagai berikut:


1) Apabila nilai r > 0, maka hubungan antara variabel bebas dengan

variabel terikat merupakan hubungan yang positif yaitu semakin besar

nilai variabel bebas, maka semakin besar pula pengaruh terhadap nilai

variabel terikat.

2) Apabila nilai r < 0, maka hubungan antara variabel bebas dengan

variabel terikat merupakan hubungan negatif, yaitu semakin kecil

variabel bebas, maka semakin kecil nilai variabel terikat.

3) Apabila nilai r = 0, maka antara variabel bebas dengan variabel terikat

tidak ada hubungan sama sekali.

4) Apabila r = 1 berarti terdapat hubungan positif yang sempurna antara

variabel bebas dengan variabel terikat.

5) Apabila nilai r = -1, maka telah terjadi hubungan negatif yang sempurna

antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Dalam pengujian ini, digunakan sofware SPSS versi 26. Lebih lanjut

menurut Sugiyono (2021:184) untuk menginterpretasikan hasil koefisien

korelasi dapat berpedoman pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3.4
Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Nilai Koefisien Korelasi Tingkat Hubungan
0,000 – 0,199 Sangat Rendah
0,200 – 0,399 Rendah
0,400 – 0,599 Sedang
0,600 – 0,799 Kuat
0,800 – 1,000 Sangat kuat
Sumber: Sugiyono (2021:184)

4. Analisis Koefisien Determinasi


Analisis koefisien determinasi dimaksudkan untuk mengetahui

besarnya pengaruh antara variabel independen terhadap variabel dependen

baik secara parsial maupun simultan. Menurut Andi Supangat (2017:350)

berpendapat “koefisien determinasi merupakan besaran untuk menunjukkan

tingkat kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih dalam bentuk

persen” Berdasarkan dari pengertian ini maka koefisien determinasi

merupakan bagian dari keragaman total dari variabel terikat yang dapat

diperhitungkan oleh keragaman variabel bebas dihitung dengan koefisien

determinasi dengan asumsi dasar faktor-faktor lain di luar variabel dianggap

konstan.

Rumus yang digunakan dalam analisis ini menurut Sugiyono

(2021:350) untuk mengetahui besarnya kontribusi dari variabel bebas

terhadap variabel terikat yang dapat dihitung suatu koefisien yang disebut

koefisien penentuan, yang dirumuskan sebagai berikut:


Kd = r2 x 100%

Sumber: Sugiyono (2021:350)

Keterangan:

Kd : Koefisien Determinasi

r : Koefisien Korelasi antara variabel bebas dan terikat (yang

dikuadratkan)

100% : Pengalian yang diprosentasikan


Dalam pengujian ini, digunakan sofware SPSS versi 26. Adapun ketentuan

besarnya nilai koefisien determinasi (Kd) antara 0 (nol) sampai dengan 1

(satu) dimana interpretasinya adalah :

1) Jika determinasi bernilai 0 = berarti tidak ada hubungan antara variabel

X1 dan X2 (bebas) dengan variabel Y (terikat).

2) Jika determinasi bernilai 1 = berarti ada kecocokan yang sempurna dari

ketepatan perkiraan model.

5. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dimaksudkan untuk menentukan apakah suatu

hipotesis sebaiknya diterima atau ditolak. Menurut Sugiyono (2021:213)

berpendapat “hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan

masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya

disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan.”

Dengan demikian hipotesis penelitian dapat diartikan sebagai

jawaban yang bersifat sementara terhadap masalah penelitian, sampai terbukti

melalui data yang terkumpul dan harus diuji secara empiris. Maka pengujian

hipotesis dilakukan melalui:

a. Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t)

Uji t atau uji parsial dimaksudkan untuk menguji bagaimana

pengaruh masing-masing variabel bebasnya secara sendiri-sendiri

terhadap variabel terikatnya. Menurut Sugiyono (2021:251) bahwa “Uji t

digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi varibel

independen (X) secara parsial berpengaruh terhadap variabel dependen


(Y) pada tingkat kepercayaan 95%”. Dalam penelitian ini rumusan

hipotesis yang dibuat adalah sebagai berikut:

1) Uji Hipotesis Variabel Return On Equity (X1)

H0 : ρ1 = 0 Diduga tidak terdapat pengaruh return on equity

terhadap harga saham pada PT abc, Tbk.

Ha : ρ1  0 Diduga tidak terdapat pengaruh return on equity

terhadap harga saham pada PT abc, Tbk.

2) Uji Hipotesis Variabel Earning Per Share (X2)

H0 : ρ1 = 0 Diduga tidak terdapat pengaruh earning per share

terhadap harga saham pada PT abc, Tbk.

Ha : ρ1  0 Diduga tidak terdapat pengaruh earning per share

terhadap harga saham pada PT abc, Tbk.

Rumus yang digunakan dalam pengujian hipotesis (uji t) ini,

menurut Sugiyono (2021:184) dapat menggunakan dengan mencari nilai

t hitung dengan rumus sebagai berikut:

r 1 √ n-2
t=
√(¿ 1−r 1
2
)¿

Sumber: Sugiyono (2021:184)

Keterangan:

t = Probabilitas

r = Koefisien korelasi parsial

n = Jumlah sampel.
Taraf signifikansi yang digunakan α = 0,05 (5%) artinya kemungkinan

hasil penarikan kesimpulan mempunyai probabilitas 95%.

Dalam pengujian ini, hipotesis diterima atau ditolak dicari dengan cara

membandingkan antara nilai t hitung dengan t tabel dengan kriteria

sebagai berikut:

(a) Jika nilai t hitung > t tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima.

(b) Jika nilai t hitung > t tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak.

Pengujian hipotesis juga dapat dilakukan dengan cara membandingkan

antara nilai signifikansi dengan 0,05, dengan ketentuan sebagai berikut:

(a) Jika nilai signifikansi < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima.

(b) Jika nilai signifikansi > 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak.

Kriteria dikatakan signifikan jika nilai t hitung > t tabel atau probability

signifikansi < 0,05.

b. Uji Hipotesis Secara Simultan (Uji F)

Uji F atau simultan dimaksudkan untuk menguji pengaruh

semua variabel bebas secara simultan terhadap variabel terikat. Menurut

Sugiyono (2021:252) bahwa “Uji F digunakan untuk mengetahui

pengaruh secara simultan (bersama-sama) antara variabel independen

terhadap variabel dependen”. Dalam penelitian ini rumusan hipotesis

yang dibuat, sebagai berikut:

H0 : ρ3 = 0 Diduga tidak terdapat pengaruh yang signifikan return

on equity dan earning per share terhadap harga saham

secara simultan pada PT abc, Tbk


Ha : ρ3  0 Diduga terdapat pengaruh yang signifikan return on

equity dan earning per share terhadap harga saham

secara simultan pada PT abc, Tbk

Rumus yang digunakan menurut Sugiyono (2021:252) “uji F

digunakan untuk mengetahui pengaruh secara simultan (bersama-sama)

antara variabel independen terhadap variabel dependen”. Untuk mencari

nilai F hitung digunakan rumus sebagai berikut:


2
r /k
F h itung= 2
(1−r )/(n−k −1)
Sumber: Sugiyono (2021:252)

Keterangan:

r2 = Koefisien korelasi ganda

k = Jumlah variabel independen

n = Jumlah data (sampel responden).

Dalam pengujian ini, digunakan sofware SPSS versi 26. Kriteria

hipotesis diterima atau ditolak yaitu dengan mebandingkan antara nilai F

hitung dengan F tabel dengan kriteria sebagai berikut:

a) Jika nilai F hitung > F tabel, maka H0 ditolak dan Ha diterima.

b) Jika nilai F hitung < F tabel, maka H0 diterima dan Ha ditolak.

Pengujian hipotesis juga dapat dilakukan dengan cara membandingkan

antara nilai signifikansi dengan 0,05, dengan ketentuan sebagai berikut:

a) Jika nilai signifikansi < 0,05, maka H0 ditolak dan Ha diterima.

b) Jika nilai signifikansi > 0,05, maka H0 diterima dan Ha ditolak.


Kriteria dikatakan signifikan jika nilai F hitung > F tabel atau probability

signifikansi < 0,05.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian

4.1.1 Sejarah Singkat PT abc, Tbk

Sejak 5 Desember 1933, PT abc telah tumbuh menjadi salah satu

perusahaan Fast Moving Consumer Goods (FMCG) terkemuka di Indonesia yang

senantiasa menemani keseharian masyarakat melalui beragam produknya, seperti

Pepsodent, Lux, Lifebuoy, Dove, Sunsilk, Clear, Rexona, Vaseline, Rinso, Molto,

Sunlight, Wall’s, Royco, Bango, dan masih banyak lagi.

PT abc pertama kali menawarkan sahamnya kepada publik pada 1981

dan terdaftar di Bursa Efek Indonesia sejak 11 Januari 1982. Saat ini, PT abc yang

berkantor pusat di Tangerang memiliki lebih dari 40 brand dan juga 9 pabrik yang

bertempat di area industri Jababeka, Cikarang dan Rungkut, Surabaya. Pabrik

serta produk-produk kami juga telah mendapatkan sertifikasi halal dari Majelis

Ulama Indonesia (MUI). Lebih dari 4.000 karyawan turut berkontribusi dalam

perkembangan bisnis kami. Bagi kami, karyawan merupakan aset penting bagi

Perusahaan, dan kami percaya peningkatan kapasitas para karyawan secara

berkelanjutan dapat mendukung Perusahaan agar tetap kompetitif.

PT abc adalah perusahaan yang dibangun atas dasar purpose (tujuan

mulia). Purpose merupakan ‘jantung’ dari segala yang kami lakukan – baik

sebagai karyawan, brand, maupun perusahaan. Setelah lebih dari 87 tahun purpose

kami tidak pernah berubah, kami ingin menjadikan kehidupan berkelanjutan


sebagai hal yang lumrah untuk dimiliki. Kami selalu berupaya menciptakan masa

depan yang lebih baik setiap harinya melalui produk-produk dan kampanye kami.

Kami juga menginspirasi masyarakat untuk mengambil tindakan kecil dalam

kehidupan sehari-hari agar dapat membuat perubahan bagi dunia. Kami bertekad

untuk mengelola dan menerapkan bisnis secara bertanggung jawab dan

berkelanjutan agar dapat terus berkembang seraya mengurangi dampak

lingkungan, dan meningkatkan dampak sosial positif bagi masyarakat.

Sejak 2010, komitmen keberlanjutan PT abc yang tercantum pada

strategi PT abc Sustainable Living Plan (USLP) telah memberikan manfaat

signifikan bagi masyarakat serta lingkungan. Kini, setelah lebih dari 10 tahun

penerapan USLP di Indonesia, Perusahaan memperkuat komitmen untuk

menunmbuhkan bisnis yang berkelanjutan yang berlandaskan pada tujuan mulia

(purpose-led) dan relevan serta mampu bersaing di masa depan (future-fit),

strategi ini dinamakan The PT abc Compass. Kami memiliki tiga kepercayaan

bahwa brand dengan tujuan mulia akan bertumbuh (brand with purpose grow),

perusahaan dengan tujuan mulia akan bertahan (company with purpose last) dan

individu dengan tujuan mulia akan berkembang (people with purpose thrive).

The PT abc Compass memiliki 3 fokus utama yaitu: (1) Membangun

planet yang lebih lestari, (2) Meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan

masyarakat, dan (3) Berkontribusi pada masyarakat yang lebih adil dan inklusif.

Kami percaya keberadaan kami akan bisa membantu membangun masa depan

yang lebih cerah, karena bagi kami bisnis seharusnya mampu menjadi bagian dari

solusi atas berbagai permasalahan yang dihadapi dunia.


PT abc pertama kali didirikan pada 5 Desember 1933 dengan nama

“Lever’s Zeepfabrieken N.V.” yang bertempat di daerah Angke, Jakarta Utara

berdasarkan akta No. 23 dari Mr. A.H. van Ophuijsen, notaris di Batavia. Akta ini

disetujui oleh Jenderal Geoual van Nederlandsch-Indie berdasarkan surat No. 14

pada 16 Desember 1933, terdaftar di Raad van Justitie, Batavia No. 302 pada 22

Desember 1933 dan diterbitkan dalam Javasche Courant pada 9 Januari 1934,

tambahan No. 3.

Pada 22 Juli 1980, Perusahaan berganti nama menjadi “PT abc” dengan

akta No. 171 dari notaris Ny. Kartini Muljadi SH. Perubahan nama pun kembali

terjadi pada 30 Juni 1997 menjadi “PT abc, Tbk.” dengan akta No. 92 notaris

publik Bp. Mudofir Hadi SH. Akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dengan

surat keputusan No.C2-1.049HT.01.04 TH.98 tanggal 23 Februari 1998 dan

diumumkan dalam Berita Negara No. 2620 tanggal 15 Mei 1998, tambahan No.

39.

Pada 22 November 2000, PT abc mengadakan perjanjian dengan PT

Anugrah Indah Pelangi, untuk mendirikan perusahaan baru yaitu PT Anugrah

Lever (PT AL) yang bergerak di bidang manufaktur, pengembangan, pemasaran

dan penjualan dari kecap, saus cabai serta saus lainnya seperti Bango dan merek

lain di bawah lisensi perusahaan untuk PT AL.

Berselang dua tahun, tepatnya pada 3 Juli 2002, PT abc kembali

mengadakan perjanjian dengan Texchem Resources Berhad untuk mendirikan

perusahaan baru yaitu PT Technopia Lever yang bergerak di bidang distribusi,

ekspor dan impor barang-barang dengan merek dagang Domestos Nomos. Pada 7
November 2003, Texchem Resources Berhad menandatangani perjanjian jual beli

saham dengan Technopia Singapore Pte. Ltd, di mana Texchem Resources Berhad

setuju untuk menjual semua sahamnya di PT Technopia Lever ke Technopia

Singapore Pte. Ltd.

Dalam Rapat Umum Luar Biasa Perusahaan pada 8 Desember 2003, PT

abc menerima persetujuan dari pemegang saham minoritasnya untuk mengakuisisi

saham PT Knorr Indonesia (PT KI) dari PT abc Overseas Holdings Limited (pihak

terkait). Akuisisi ini efektif berjalan pada tanggal penandatanganan perjanjian jual

beli saham antara perusahaan dan PT abc Overseas Holdings Limited pada 21

Januari 2004.

Pada 30 Juli 2004, PT abc bergabung dengan PT KI. Merger dicatat

dengan menggunakan metode yang mirip dengan metode penyatuan kepemilikan.

Perusahaan adalah perusahaan yang bertahan dan setelah merger PT KI tidak lagi

sebagai badan hukum yang terpisah. Penggabungan ini sesuai dengan persetujuan

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam surat No. 740 / III / PMA /

2004 tanggal 9 Juli 2004.

Pada 2007, Perusahaan menandatangani perjanjian bersyarat untuk

membeli merek "Buavita" dan "Gogo" minuman Vitality berbasis buah dari Ultra.

Transaksi selesai pada Januari 2008.

4.1.2 Visi Dan Misi PT abc, Tbk

1. Visi Perusahaan

Untuk meraih rasa cinta dari masyarakat Indonesia dengan menyentuh

kehidupan setiap orang Indonesia setiap harinya.


2. Misi Perusahaan

a. Kami bekerja untuk menciptakan masa depan yang lebih b aik setiap

hari.

b. Kami membantu konsumen merasa nyaman, berpenampilan baik dan

lebih menikmati hidup melalui brand dan layanan yang baik bagi mereka

dan orang lain.

c. Kami menginspirasikan masyarakat untuk melakukan langkah kecil

setiap harinya yang bila digabungkan bisa mewujudkan perubahan besar

bagi dunia.

d. Kami senantiasa mengembangkan cara baru dalam berbisnis yang

memungkinkan kami untuk terus bertumbuh seraya mengurangi dampah

terhadap lingkungan.

4.1.3 Struktur Organisasi PT abc, Tbk

Berikut ini struktur organisasi yang ada di PT abc, Tbk adalah sebagai

berikut:

Sumber: PT abc, Tbk, 2022


Gambar 4.1
Struktur Organisasi PT abc, Tbk

Tugas dan Wewenang dari Struktur Organisasi

a. Chief Financial Officer: Bagian yang bertugas mengatur segala kegiatan

yang berkaitan dengan keuangan, keputusan investasi dan pembiayaan

perusahaan yang berpengaruh terhadap laju pertumbuhan perusahaan.

Peran Finance dibagi menjadi:

1) Finance Business Partner bekerja sama dengan departemen untuk

membantu mereka membuat keputusan keuangan yang sehat dan inisiatif

drive.

2) Controller menerapkan proses informasi manajemen untuk menciptakan.

3) Expertise Services bekerja di segala bidang mulai dari asuransi dan

risiko, audit internal, treasury sampai ke hubungan investor dan pensiun.

Dengan mengembangkan pemahaman yang mendalam mengenai strategi

yang mendorong pertumbuhan dan profitabilitas, anda akan berada di

garis depan dalam evolusi perusahaan untuk memenuhi tujuan.

b. Director Home and Personal Care: Bagian yang bertugas mengurus semua

yang ada di dalam perusahaan yang berkaitan dengan para pegawai

perusahaan.

c. Supply Chain: Bagian yang bertugas untuk mengatasi bagian permasalahan

bahan baku.

d. Costumer Development: Bagian yang bertugas untuk mengatasi masalah

kostumer dan bertugas merangkul kostumer sebanyak-banyaknya. Baik itu

manajemen kategori, mengembangkan dan menerapkan solusi dan aktivasi


brand / kategori, atau manajemen account yang berfokus pada omset,

keuntungan dan pangsa pasar, peran Customer Development di PT abc akan

mengarahkan anda untuk menyediakan keunggulan pada tren, kebiasaan dan

perilaku pembelanja (shopper).

e. Human Resources and comporate Relation Business Partner Bekerja sama

dengan para pemimpin bisnis untuk memberikan agenda bisnis melalui

strategi terintegrasi. Mereka memastikan bahwa bakat, organisasi,

keterampilan, kemampuan dan budaya yang tepat terbangun untuk membina

hubungan kerja yang positif.

f. Expertise Team Sumber solusi HR & saran (kebijakan, proses, sistem dan

alat-alat) di bidang kepemimpinan, pengembangan efektivitas, pembelajaran

organisasi dan reward. Expertise Team menjadi bagian dari pengembangan

solusi baru, sistem dan Best Practices yang akan diluncurkan dalam

wilayah, negara, atau bahkan global.

g. HR Services Menyampaikan dan terus meningkatkan proses end-to-end HR

seperti rekrutmen, learning, reward, dan administrasi tenaga kerja. mereka

juga melacak, memantau dan secara aggresive mengelola kinerja pelayanan

untuk memastikan bahwa pelayanan disampaikan dengan kualitas yang

ditentukan dan dengan biaya yang optimal.

h. Director Food: Bagian yang mengatur segala kegiatan berkaitan dengan

produk makanan yang dihasilkan oleh PT abc.

i. Director Ice Cream: Bagian yang mengatur segala kegiatan berkaitan

dengan produk Ice cream yang dihasilkan oleh PT abc.


4.1 Hasil Penelitian

Pada hasil penelitian ini, disajikan analisis deskriptif yang

menggambarkan kondisi perkembangan nilai variabel yang diteliti per tahunnya,

Hasil pengujian asumsi klasik dan hasil pengujian statistik. Adapun hasil

pengujian sebagai berikut:

4.2.1 Analisis Deskriptif

Menurut Imam Ghozali (2018:19) “statistik deskriptif memberikan

gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar

deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness

(kemencengan distribusi).

Metode diskriptif merupakan data yang digunakan dengan mengadakan

pengumpulan data dan menganalisa sehingga diperoleh deskripsi, gambaran atau

fenomena yang diteliti. Berikut adalah hasil analisis deskriptif yang telah diolah:

Tabel 4.1
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Return on Equity (X1) 10 1.20 1.45 1.3030 .08693
Earning Per Share (X2) 10 151 1194 711.19 326.062
Harga Saham (Y) 10 4.11 55.90 30.9810 16.53348
Valid N (listwise) 10
Sumber: Data diolah, 2024.

Berdasarkan tabel 4.1, Harga saham memiliki rata-rata sebesar 30,98

dengan standar deviasi 16,53348 dan nilai tertinggi harga saham adalah 55,90

sedangkan nilai terendah 4,11. Kemudian variabel EPS memiliki rata-rata sebesar

711,19 dengan standar deviasi 326,062 dan nilai tertinggi EPS adalah 1,194

sedangkan nilai terendah 0,151. Selanjutnya variabel ROE memiliki rata-rata


sebesar 1,30 dengan standar deviasi 0,08693 dan nilai tertinggi ROE adalah 1,45

sedangkan nilai terendah 1,20.

1. Perkembangan Capaian Return On Equity Tahun 2014-2023

Return on Equity digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan

memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Rasio ini

menunjukkan daya untuk menghasilkan laba atas investasi berdasarkan nilai

buku para pemegang saham. Semakin tinggi Return on Equity maka semakin

baik, artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat. Return on Equity dapat

dihitung dengan rumus:

ROE =
Laba Setelah Bunga dan Pajak
X 100%
Equity

Tabel 4.2
Perkembangan Return On Equity PT abc, Tbk
Tahun 2014-2023
Laba Bersih Equitas Return on Equity
Tahun
(dalam jutaan) (dalam jutaan) (%)
2014 4,839,145 3,968,365 1.22
2015 5,352,625 4,254,670 1.26
2016 5,738,532 4,598,782 1.25
2017 5,851,805 4,827,360 1.21
2018 6,390,672 4,704,258 1.36
2019 7,004,562 5,173,388 1.35
2020 9,109,445 7,578,133 1.20
2021 7,392,837 5,281,862 1.40
2022 7,163,536 4,937,368 1.45
2023 5,758,148 4,321,269 1.33
Rata-rata 1.30
Sumber: Data diolah, PT abc, Tbk, 2024

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel di atas, dapat dilihat

perhitungan Return On Equity periode 2014-2023 mengalami perkembangan

yang fluktuatif dengan rata-rata pertahun sebesar 1,30%. Kondisi yang


ditampilkan dalam tabel di atas, jika dibuat grafik maka akan terlihat fluktuasi

sebagai berikut:

2
Return On Equity

1.40 1.45
1.36 1.35 1.33
1.22 1.26 1.25 1.21 1.20

0
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023
Sumber:

Data diolah, PT abc, Tbk, 2024

Gambar 4.2
Grafik Perkembangan Return on Equity Tahun 2014-2023

2. Perkembangan Nilai Earning Per Share Tahun 2014-2023.

Menurut Darmadji & Fakhruddin (2019:198) menjelaskan bahwa

“Earning Per Share (EPS) merupakan salah satu jenis rasio keuangan dimana

rasio ini menunjukkan bagian laba untuk setiap saham yang beredar”. EPS

menggambarkan profitabilitas perusahaan yang tergambar pada setiap lembar

saham yang ada di pasaran. Semakin tinggi nilai EPS tentu saja

menggembirakan pemegang saham karena makin besar laba yang disediakan

untuk pemegang saham dan kemungkinan peningkatan jumlah dividen yang

diterima pemegang saham juga akan meningkat. Earning Per Share dapat

dihitung dengan rumus:

Laba Bersih
Earning Per Share = X 100%
Jumlah Saham Beredar
Tabel 4.3
Perkembangan Earning Per Share PT abc, Tbk
Tahun 2014-2023
Laba Sesudah Pajak Jumlah Saham Beredar Earning Per
Tahun
(dalam jutaan) (Lembar) Share (%)
2014 4,839,145 7,630 634.23
2015 5,352,625 7,630 701.52
2016 5,738,532 7,630 752.10
2017 5,851,805 7,630 766.95
2018 6,390,672 7,630 837.57
2019 7,004,562 7,630 918.03
2020 9,109,445 7,630 1,193.90
2021 7,392,837 7,630 968.92
2022 7,163,536 38,150 187.77
2023 5,758,148 38,150 150.93
Rata-rata 711,19
Sumber: Data diolah, PT abc, Tbk, 2024

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel di atas, perhitungan Earning

Per Share periode 2014-2023 mengalami perkembangan yang fluktuatif

dengan rata-rata pertahun sebesar 711,19%. Kondisi yang ditampilkan dalam

tabel di atas, jika dibuat grafik maka akan terlihat fluktuasi sebagai berikut:

1400 Earning Per Share


1193.9
1200
968.92
1000 918.03
837.57
800 752.1 766.95
701.52
634.23
600
400
187.77 150.93
200
0
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023

Sumber: Data diolah, PT abc, Tbk, 2024

Gambar 4.3
Grafik Perkembangan Earning per Share PT abc, Tbk Tahun 2014-2023

3. Perkembangan Nilai Harga Saham Tahun 2014-2023.

Menurut William Hartanto (2018:22), harga saham adalah “Satuan

nilai atau pembukuan dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu pada

bagian kepemilikan sebuah perusahaan atau sebuah bentuk kepemilikan

perusahaan dipasar modal”. Dari hasil perhitungan yang diperoleh gambaran

harga saham tahun 2014-2023 sebagai berikut:

Tabel 4.4
Perkembangan Harga Saham PT abc, Tbk
Tahun 2014-2023
Tahun Harga Saham
2014 20,850
2015 26,000
2016 32,300
2017 37,000
2018 38,800
2019 55,900
2020 45,400
2021 42,000
2022 7,350
2023 4,110
Rata-rata 30,98
Sumber: Data diolah, PT abc, Tbk, 2024

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel di atas, dapat dilihat

perhitungan harga saham periode 2014-2023 mengalami perkembangan yang

fluktuatif dengan rata-rata pertahun sebesar 30.98. Kondisi yang ditampilkan

dalam tabel di atas, jika dibuat grafik maka akan terlihat fluktuasi sebagai

berikut:
Harga Saham
60 55.9

50 45.5
42
40 38.8
37
32.3
30 26
20.85
20

10 7.35
4.11
0
2014 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023

Sumber: Data diolah, PT abc, Tbk, 2024

Gambar 4.4
Grafik Perkembangan Harga Saham PT abc, Tbk Tahun 2014-2023

4.2.2 Uji Asumsi Klasik.

Uji asumsi klasik digunakan untuk mengetahui ketepatan data, atau

keberartian hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen

sehingga hasil analisis dapat diinterpretasikan dengan lebih akurat, efisien, dan

terhindar dari kelemahan-kelemahan yang terjadi karena masih adanya gejala-

gejala asumsi klasik atau layak atau tidak data yang dipakai dilanjutkan sebagai

data penelitian. Pengujian dilakukan dengan menggunakan program SPSS Versi

26. Dalam penelitian ini uji asumsi klasik yang dilakukan adalah terdiri dari uji

normalitas, uji multikolinearitas, uji autokorelasi, dan uji heterokedastisitas.

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel dependen dan variabel independen berdistribusi normal atau


berdistribusi tidak normal. Model regresi yang baik adalah distribusi data

normal atau mendekati normal. Untuk memastikan asumsi bahwa persamaan

tersebut berdistribusi normal dilakukan melalui pendekatan alat ukur

perhitungan residual variabel dependen.

Uji Normalitas dalam penelitian ini menggunakan Kolmogorov-

Smirnov Test dengan syarat significancy α > 0.050. Adapun hasil uji

normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov sebagai berikut:

Tabel 4.5
Hasil Uji Normalitas Dengan Kolmogorov-Smirnov Test

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
*
Harga Saham (Y) .142 10 .200 .958 10 .767
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Sumber: Data diolah, 2024

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel di atas, diperoleh nilai

signifikansi 0,200 > 0,050. Dengan demikian maka asumsi distribusi

persamaan pada uji ini adalah normal.

Uji normalitas juga dilakukan dengan menggunakan grafik

probability plot dimana residual variabel dapat dideteksi dengan melihat

penyebaran titik-titik residual mengikuti arah garis diagonal, dan hal itu

sesuai dengan hasil diagram penyebaran yang diolah dengan SPSS Versi 26

seperti pada gambar dibawah ini:


Sumber: Data diolah, 2024

Gambar 4.5
Grafik P-P Plot Uji Normalitas

Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa grafik normal probability

plot menunjukkan pola grafik yang normal. Hal ini terlihat dari titik yang

menyebar disekitar garis diagonal dan penyebarannya mengikuti garis

diagonal. Oleh karena ini dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi

asumsi normalitas.

2. Uji Multikolinearitas

Uji mutlikolinearitas dilakukan untuk meyakini bahwa antar variabel

bebas tidak memiliki multikolinearitas atau tidak memiliki hubungan korelasi

antara variabel independen. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi di antara variabel independen. Uji ini dapat dilakukan dengan melihat

nilai Tolerance Value dan Variance Inflation Factor (VIF). Adapun sebagai

prasyarat adalah sebagai berikut:

a. Jika nilai VIF > 10 dan nilai tolerance value > 1 maka terjadi gejala

multikoliniearitas
b. Jika nilai VIF < 10 dan nilai tolerance value < 1 maka tidak terjadi gejala

multikoliniearitas.

Adapun hasil uji dengan menggunakan SPSS Versi 26 sebagai berikut:

Tabel 4.6
Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Std.
Model B Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -52.534 38.078 -1.380 .210
Return On Equity (X1) 36.542 27.381 .192 1.335 .224 .845 1.183
Earning Per Share (X2) .050 .007 .996 6.915 .000 .845 1.183
a. Dependent Variable: Harga Saham (Y)
Sumber: Data diolah, 2024

Berdasarkan hasil pengujian multikolinieritas pada tabel di atas

diperoleh nilai tolerance variabel Return on Equity sebesar 0,845 dan Earning

per Share sebesar 0,845, dimana kedua nilai tersebut kurang dari 1, dan nilai

Variance Inflation Factor (VIF) variabel Return on Equity sebesar 1,183 serta

Earning per Share sebesar 1,183 dimana nilai tersebut kurang dari 10. Dengan

demikian model regresi ini tidak ada gangguan multikolinearitas.

3. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dimaksudkan untuk mengetahui ada atau tidaknya

penyimpangan korelasi antar anggota sampel. Untuk mengetahui adanya

autokorelasi dilakukan pengujian Durbin-Watson (DW) dengan

membandingkan antara nilai Durbin-Watson dengan kriteria atau pedoman


dalam interpretasi. Adapun kriteria pedoman Uji Darbin-Watson (DW test) yang

menjadi acuannya adalah sebagai berikut ini:

Tabel 4.7
Pedoman Interpretasi Uji Durbin-Watson
Kriteria Keterangan
< 1,000 Ada gangguan autokorelasi
1,100 – 1,550 Tanpa kesimpulan
1,550 – 2,460 Tidak ada gangguan autokorelasi
2,460 – 2,900 Tanpa kesimpulan
> 2,900 Ada gangguan autokorelasi
Sumber: Sugiyono (2021:184)

Adapun hasil pengujian autokorelasi adalah sebagai berikut:

Tabel 4.8
Hasil Uji Autokorelasi Dengan Durbin-Watson

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
a
1 .937 .877 .842 6.56411 2.160
a. Predictors: (Constant), Earning Per Share (X2), Return On Equity (X1)
b. Dependent Variable: Harga Saham (Y)
Sumber: Data diolah, 2024

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel di atas, model regresi ini tidak

ada autokorelasi, hal ini dibuktikan dengan nilai Durbin-Watson sebesar 2,160

yang berada diantara interval 1.550 – 2.460.

4. Uji Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas dimaksudkan untuk menguji apakah

dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians residual. Salah satu

cara untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan uji

Glejser dimana hasil uji ini dapat dilihat apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan varian dari suatu residual pengamatan ke pengamatan lain.


Adapun ketentuan terjadi dan tidak terjadi gangguan heteroskedastisitas adalah

sebagai berikut:

a. Jika variabel independen (X) memiliki nilai signifikansi (Sig.) < 0,05,

maka terjadi gangguan heteroskedastisitas.

b. Jika variabel independent (X) memiliki nilai signifikansi (Sig.) > 0,05,

maka tidak terjadi gangguan heteroskedastisitas.

Adapun hasil uji heteroskedastisitas adalah sebagai berikut:

Tabel 4.9
Hasil Pengujian Heteroskesdastisitas Dengan Uji Glejser

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -11.012 20.649 -.533 .610
Return On Equity (X1) 7.997 14.848 .186 .539 .607
Earning Per Share (X2) .007 .004 .588 1.700 .133
a. Dependent Variable: RES2
Sumber: Data diolah, 2024

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel di atas, glejser test model

pada variabel Return on Equity (X1) diperoleh nilai probability signifikansi

(Sig.) sebesar 0,607 dan Earning per Share (X2) diperoleh nilai probability

signifikansi (Sig.) sebesar 0,133 dimana keduanya nilai signifikansi (Sig.) >

0,05. Dengan demikian regression model pada data ini tidak ada gangguan

heteroskesdastisitas, sehingga model regresi ini layak dipakai sebagai data

penelitian.
Pengujian juga dapat dilakukan dengan melihat grafik scatter plot

antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dan nilai residualnya (SRESID)

dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Jika titik-titik membentuk pola tertentu seperti gelombang besar melebar

dan menyempit maka telah terjadi gangguan heteroskedastisitas.

b. Jika titik-titik menyebar tanpa membentuk pola tertentu, maka tidak terjadi

gangguan heteroskedastisitas.

Adapun hasil uji heteroskedastisitas adalah sebagai berikut

Sumber: Data diolah, 2024

Gambar 4.6
Grafik Scatter Plot Hasil Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan hasil gambar di atas, titik-titik pada grafik scatterplot

tidak mempunyai pola penyebaran yang jelas atau tidak membentuk pola-pola

tertentu, dengan demikian tidak terdapat gangguan heteroskedastisitas pada

model regresi sehingga model regresi ini layak dipakai.


4.2.3 Analisis Kuantitatif.

Analisis verifikatif dimaksudkan untuk mengetahui besaran pengaruh dan

menganalisis signifikansi dari perngaruh tersebut. Pada analisis ini dilakukan

terhadap pengaruh dari 2 variabel bebas terhadap variabel terikat.

1. Analisis Regresi Linier

Uji regresi ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh variabel X1 dan X2 terhadap variabel Y. Dalam penelitian ini adalah

Return On Equity (X1) dan Earning Per Share (X2) terhadap Harga Saham

(Y) baik secara parsial maupun secara simultan. Berikut ini hasil pengolahan

regresi dengan SPSS Versi 26 yang dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.10
Hasil Uji Regresi Linier Sederhana Return On Equity (X1) Terhadap
Harga Saham (Y)

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 80.481 86.025 .936 .377
Return on Equity (X1) -37.989 65.889 -.200 -.577 .580
a. Dependent Variable: Harga Saham (Y)
Sumber: Data diolah, 2024

Berdasarkan hasil perhitungan regresi pada tabel di atas, maka dapat

diperoleh persamaan regresi Y = 80,481 - 37,989X1. Dari persamaan di atas

maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Nilai konstanta sebesar 80,481 diartikan bahwa jika variabel return on

equity (X1) tidak ada maka telah terdapat nilai harga saham (Y) sebesar

80,481 poin.
b. Nilai koefisien regresi return on equity (X1) sebesar -37,989 bertanda

negatif diartikan apabila konstanta tetap dan tidak ada perubahan pada

variabel earning per share (X2), maka setiap kenaikan satu satuan pada

variabel return on equity (X1) akan mengakibatkan terjadinya penurunan

pada harga saham (Y) sebesar -37,989 poin.

Tabel 4.11
Hasil Uji Regresi Linier Sederhana Earning per Share (X2) Terhadap
Harga Saham (Y)

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -2.192 5.452 -.402 .698
Earning per Share (X2) .047 .007 .920 6.635 .000
a. Dependent Variable: Harga Saham (Y)
Sumber: Data diolah, 2024

Berdasarkan hasil perhitungan regresi pada tabel di atas, maka dapat

diperoleh persamaan regresi Y = -2,192 + 0,047X2. Dari persamaan di atas

maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Nilai konstanta sebesar -2,192 diartikan bahwa jika variabel earning

per share (X2) tidak ada, maka telah terdapat nilai harga saham (Y)

sebesar -2,192 poin.

b. Nilai koefisien regresi earning per share (X2) sebesar 0,047 bertanda

positif, diartikan apabila konstanta tetap dan tidak ada perubahan pada

variabel return on equity (X1), maka setiap kenaikan satu satuan pada

variabel earning per share (X2) akan mengakibatkan terjadinya

kenaikan pada harga saham (Y) sebesar 0,047 poin.


Tabel 4.12
Hasil Uji Regresi Berganda Return On Equity (X1) dan Earning Per
Share (X2) Terhadap Harga Saham (Y)

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -52.534 38.078 -1.380 .210
Return on Equity (X1) 36.542 27.381 .192 1.335 .224
Earning per Share (X2) .050 .007 .996 6.915 .000
a. Dependent Variable: Harga Saham (Y)
Sumber: Data diolah, 2024

Berdasarkan hasil analisis perhitungan regresi pada tabel di atas, maka

dapat diperoleh persamaan regresi Y = -52,534 + 36,542X1 + 0,050X2. Dari

persamaan di atas maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Nilai konstanta sebesar -52,534 diartikan bahwa jika variabel return on

equity (X1) dan earning per share (X2) tidak dipertimbangkan maka

harga saham (Y) hanya akan bernilai sebesar -52,534 poin.

b. Nilai koefisien regresi Return on Equity (X1) sebesar 36,542 bertanda

positif, diartikan apabila konstanta tetap dan tidak ada perubahan pada

variabel earning per share (X2), maka setiap kenaikan satu satuan pada

variabel return on equity (X1) akan mengakibatkan terjadinya kenaikan

pada harga saham (Y) sebesar 36,542 poin.

c. Nilai koefisien regresi earning per share (X2) sebesar 0,050 bertanda

positif, diartikan apabila konstanta tetap dan tidak ada perubahan pada

variabel return on equity (X1), maka setiap kenaikan satu satuan pada

variabel earning per share (X2) akan mengakibatkan terjadinya kenaikan

pada harga saham (Y) sebesar 0,050 poin.


2. Analisis Koefisien Korelasi.

Analisis koefisien korelasi dimaksudkan untuk mengetahui nilai

kekuatan hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen.

Dalam memberikan interpretasi hasil koefisien korelasi, dapat berpedoman

pada tabel berikut ini:

Tabel 4.13
Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Nilai Koefisien Korelasi Tingkat Hubungan
0,000 s/d 0,199 Sangat Rendah
0,200 s/d 0,399 Rendah
0,400 s/d 0,599 Sedang
0,600 s/d 0,799 Kuat
0,800 s/d 1,000 Sangat kuat
Sumber: Sugiyono (2021:184)

Adapun hasil pengolahan data sebagai berikut:

Tabel 4.14
Hasil Uji Koefisien Korelasi Secara Parsial Return On Equity (X1)
Terhadap Harga Saham (Y)

Correlationsa
Return On Equity (X1) Harga Saham (Y)
Return On Equity (X1) Pearson Correlation 1 -.200
Sig. (2-tailed) .580
Harga Saham (Y) Pearson Correlation -.200 1
Sig. (2-tailed) .580
a. Listwise N=10
Sumber: Data diolah, 2024

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel di atas, diperoleh nilai

koefisien korelasi sebesar -0,200 dimana nilai tersebut berada pada interval

0,200 s/d 0,399 artinya kedua variabel memiliki tingkat hubungan yang

negatif rendah.
Tabel 4.15
Hasil Uji Koefisien Korelasi Secara Parsial Earning Per Share (X2)
Terhadap Harga Saham (Y)

Correlationsb
Earning Per Share
(X2) Harga Saham (Y)
Earning Per Share (X2) Pearson Correlation 1 .920**
Sig. (2-tailed) .000
**
Harga Saham (Y) Pearson Correlation .920 1
Sig. (2-tailed) .000
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
b. Listwise N=10
Sumber: Data diolah, 2024

Berdasarkan pada hasil pengujian pada tabel di atas, diperoleh nilai

koefisien korelasi sebesar 0,920 dimana nilai tersebut berada pada interval

0,800 s/d 1,000 artinya kedua variabel memiliki tingkat hubungan yang

sangat kuat

Tabel 4.16
Hasil Uji Koefisien Korelasi Secara Simultan Return On Equity (X1) Dan
Earning Per Share (X2) Terhadap Harga Saham (Y)

Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
a
1 .937 .877 .842 6.56411
a. Predictors: (Constant), Earning Per Share (X2), Return On Equity (X1)
Sumber: Data diolah, 2024

Berdasarkan pada hasil pengujian pada tabel di atas, diperoleh nilai

koefisien korelasi sebesar 0,937 dimana nilai tersebut berada pada interval

0,800 s/d 1,000 artinya variabel return on equity dan earning per share

mempunyai tingkat hubungan yang sangat kuat terhadap harga saham.

3. Analisis Koefisien Determinasi.


Analisis koefisien determinasi dimaksudkan untuk mengetahui

persentase kekuatan hubungan antara variabel independen terhadap variabel

dependen baik secara parsial maupun simultan), dalam penelitian ini adalah

variabel Return On Equity (X1) dan Earning Per Share (X2) Terhadap Harga

Saham (Y). Berikut ini hasil perhitungan koefisien determinasi yang diolah

dengan program SPSS Versi 26, sebagai berikut:

Tabel 4.17
Hasil Uji Koefisien Determinasi Secara Parsial Return On Equity (X1)
Terhadap Harga Saham (Y)

Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
a
1 .200 .040 -.080 17.18304
a. Predictors: (Constant), Return on Equity (X1)
Sumber: Data diolah, 2024

Berdasarkan hasil pengujian pada tabel di atas, diperoleh nilai

Koefisien determinasi sebesar 0,040 maka dapat disimpulkan bahwa variabel

return on equity berpengaruh terhadap variabel harga saham sebesar 4,0%

sedangkan sisanya sebesar (100-4,0%) = 96,0% dipengaruhi faktor lain.

Tabel 4.18
Hasil Uji Koefisien Determinasi Secara Parsial Earning Per Share (X2)
Terhadap Harga Saham (Y)

Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 .920a .846 .827 6.87712
a. Predictors: (Constant), Earning per Share (X2)
Sumber: Data diolah, 2024

Berdasarkan pada hasil pengujian pada tabel di atas, diperoleh nilai

Koefisien determinasi sebesar 0,846 maka dapat disimpulkan bahwa variabel


earning per share berpengaruh terhadap variabel harga saham sebesar 84,6%

sedangkan sisanya sebesar (100-84,6%) = 15,4% dipengaruhi faktor lain.

Tabel 4.19
Hasil Uji Koefisien Determinasi Secara Simultan Return On Equity (X1)
Dan Earning Per Share (X2) Terhadap Harga Saham (Y)

Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
a
1 .937 .877 .842 6.56411
a. Predictors: (Constant), Earning Per Share (X2), Return On Equity (X1)
Sumber: Data diolah, 2024

Berdasarkan pada hasil pengujian pada tabel di atas, diperoleh nilai

Koefisien determinasi sebesar 0,877 maka dapat disimpulkan bahwa variabel

return on equity dan earning per share berpengaruh terhadap variabel harga

saham sebesar 87,7% sedangkan sisanya sebesar (100-87,7%) = 12,3%

dipengaruhi faktor lain yang tidak dilakukan penelitian.

2. Pengujian Hipotesis.

a. Pengujian Hipotesis Secara Parsial (Uji t).

Pengujian hipotesis variabel Return On Equity (X1) dan Earning

Per Share (X2) terhadap Harga Saham (Y) dilakukan dengan uji t (uji

secara parsial). Dalam penelitian ini digunakan kriteria signifikansi 5%

(0,05) dengan membandingkan antara nilai t hitung dengan t tabel yaitu

sebagai berikut:

1) Jika nilai t hitung < t tabel : berarti H0 diterima dan H1 ditolak

2) Jika nilai t hitung > t tabel : berarti H0 ditolak dan H1 diterima

Uji hipotesis juga dapat membandingkan antara nilai signifikansi

dengan 0,05, dengan ketentuan sebagai berikut:


1) Jika nilai ρ value > Sig.0,05: berarti H0 diterima dan H1 ditolak

2) Jika nilai ρ value < Sig.0,05: berarti H0 ditolak dan H1 diterima

Pengujian hipotesis juga dapat dilakukan dengan membandingkan

antara nilai signifikansi dengan 0,05, dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Jika nilai signifikansi > 0,05, berarti H0 diterima dan H1 ditolak

2) Jika nilai signifikansi < 0,05, berarti H0 ditolak dan H1 diterima

Adapun untuk menentukan besarnya nilai t tabel dicari dengan

menggunakan rumus sebagai berikut:

ttabel = tα.df (Taraf Alpha x Degree of Freedom)

α = tarif nyata 5%

df = (n-2), maka diperoleh (10-2) = 8, maka ttabel = 2,306 (t tabel

terlampir)

Kriteria dikatakan signifikan jika nilai t hitung > t tabel atau ρ value <

Sig.0,05.

1) Pengaruh Return On Equity (X1) Terhadap Harga Saham (Y)

Menentukan rumusan hipotesisnya adalah:

H0 : ρ1 = 0 Diduga tidak terdapat pengaruh yang signifikan return

on equity terhadap harga saham pada PT abc, Tbk

H1 : ρ1 ≠ 0 Diduga terdapat pengaruh yang signifikan return on

equity terhadap harga saham pada PT abc, Tbk

Adapun hasil pengolahan data menggunakan program SPSS Versi 26,

dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.20
Hasil Uji Hipotesis (Uji t) Return On Equity (X1) Terhadap Harga
Saham (Y)

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 80.481 86.025 .936 .377
Return On Equity (X1) -37.989 65.889 -.200 -.577 .580
a. Dependent Variable: Harga Saham (Y)
Sumber: Data diolah, 2024

Berdasarkan pada hasil pengujian pada tabel di atas diperoleh nilai

t hitung <t tabel atau (-0,577 < -2,306) Hal tersebut juga diperkuat dengan

nilai ρ value > Sig.0,05 atau (0,580 > 0,05). Dengan demikian maka H0

diterima dan H1 ditolak, hal ini menunjukkan bahwa tidak terdapat

pengaruh yang negatif signifikan antara return on equity terhadap harga

saham pada PT abc, Tbk

2) Pengaruh Earning Per Share (X2) Terhadap Harga Saham (Y)

Menentukan rumusan hipotesisnya adalah:

H0 : ρ2= 0 Diduga tidak terdapat pengaruh yang signifikan earning

per share terhadap harga saham pada PT abc, Tbk

H1 : ρ2 ≠ 0 Diduga terdapat pengaruh yang signifikan earning per

share terhadap harga saham pada PT abc, Tbk

Adapun hasil pengolahan data menggunakan program SPSS Versi 26,

dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 4.21
Hasil Uji Hipotesis (Uji t) Earning Per Share (X2) Terhadap Harga
Saham (Y)
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -2.192 5.452 -.402 .698
Earning per Share (X2) .047 .007 .920 6.635 .000
a. Dependent Variable: Harga Saham (Y)
Sumber: Data diolah, 2024

Berdasarkan pada hasil pengujian pada tabel di atas diperoleh nilai

t hitung >t tabel atau (6,635 > 2,306). Hal tersebut juga diperkuat dengan

nilai ρ value < Sig.0,05 atau (0,000 < 0,05). Dengan demikian maka H0

ditolak dan H2 diterima, hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh

yang signifikan antara earning per share terhadap harga saham pada PT

abc, Tbk.

b. Pengujian Hipotesis Secara Simultan (Uji F).

Untuk pengujian pengaruh variabel Return On Equity dan

Earning Per Share secara simultan terhadap Harga Saham dilakukan

dengan uji statistik F (uji simultan) dengan signifikansi 5%. Dalam

penelitian ini digunakan kriteria signifikansi 5% (0,05) yaitu

membandingkan antara nilai F hitung dengan F tabel dengan ketentuan

sebagai berikut:

1) Jika nilai F hitung < F tabel: berarti H0 diterima dan H3 ditolak

2) Jika nilai F hitung > F tabel: berarti H0 ditolak dan H3 diterima

Uji hipotesis juga dapat membandingkan antara nilai signifikansi

dengan 0,05, dengan ketentuan sebagai berikut:


1) Jika nilai ρ value > Sig.0,05: berarti H0 diterima dan H1 ditolak

2) Jika nilai ρ value < Sig.0,05: berarti H0 ditolak dan H1 diterima

Pengujian hipotesis juga dapat dilakukan dengan membandingkan

antara nilai signifikansi dengan 0,05, dengan ketentuan sebagai berikut:

1) Jika nilai signifikansi > 0,05, berarti H0 diterima dan H1 ditolak

2) Jika nilai signifikansi < 0,05, berarti H0 ditolak dan H1 diterima

Untuk menentukan besarnya Ftabel dicari dengan ketentuan df = (n-k-1),

maka diperoleh (10-2-1) = 7, jadi Ftabel = 4,350 (F tabel terlampir).

Kriteria dikatakan signifikan jika nilai F hitung > F tabel atau ρ value <

Sig.0,05.

Rumusan hipotesisnya adalah sebagai berikut:

H0 : ρ1,2 = 0 Diduga tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara

simultan return on equity dan earning per share

terhadap harga saham pada PT abc, Tbk.

H3 : ρ1,2 ≠ 0 Diduga terdapat pengaruh yang signifikan secara

simultan return on equity dan earning per share

terhadap harga saham pada PT abc, Tbk

Tabel 4.22
Hasil Uji Hipotesis (Uji F) Secara Simultan Return On Equity (X1)
Dan Earning Per Share (X2) Terhadap Harga Saham (Y)

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 2158.591 2 1079.295 25.049 .001b
Residual 301.613 7 43.088
Total 2460.203 9
a. Dependent Variable: Harga Saham (Y)
b. Predictors: (Constant), Earning Per Share (X2), Return On Equity (X1)
Sumber: Data diolah, 2024

Berdasarkan pada hasil pengujian pada tabel di atas diperoleh

nilai F hitung > F tabel atau (25,049 > 4,350), hal ini juga diperkuat dengan

ρ value < Sig.0,05 atau (0,001 < 0,05). Dengan demikian maka H0

ditolak dan H3 diterima, hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh

yang signifikan secara simultan antara Return on Equity dan Earning

per Share terhadap Harga Saham pada PT abc, Tbk.

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian

4.3.1 Pengaruh Return on Equity (X1) Terhadap Harga Saham (Y)

Berdasarkan hasil analisis, diperoleh nilai persamaan regresi Y = 80,481

- 37,989X1, koefisien korelasi sebesar -0,200 artinya kedua variabel mempunyai

tingkat hubungan yang negatif lemah. Nilai determinasi atau kontribusi pengaruh

sebesar 0,040 atau sebesar 4,0% sedangkan sisanya sebesar 96,0% dipengaruhi

oleh faktor lain. Uji hipotesis diperoleh nilai t hitung < t tabel atau (-0,577 <

2,306). Dengan demikian H0 diterima dan H1 ditolak artinya tidak terdapat

pengaruh yang negatif signifikan antara return on equity terhadap harga saham

pada PT abc, Tbk.

Hasil penelitian yang penulis lakukan ini, mendukung hasil penelitian

yang telah dilakukan oleh Noviyanti (2021) dengan judul Pengaruh Return On

Equity dan Net Profit Margin terhadap Harga Saham pada PT. ACE Hardware

Indonesia Tbk., dimana dalam penelitiannya menghasilkan kesimpulan bahwa


Return on Equity tidak berpengaruh signifikan terhadap Harga Saham secara

parsial.

Namun hasil penelitian ini bertolak belakang dengan hasil penelitian

terdahulu oleh Lestari (2020) yang menyatakan bahwa Return On Equity

berpengaruh positif terhadap Harga saham.

4.3.2 Pengaruh Earning Per Share (X2) Terhadap Harga Saham (Y)

Berdasarkan hasil pengujian, diperoleh nilai persamaan regresi Y = -

2,192 + 0,047X2, koefisien korelasi sebesar 0,920 artinya kedua variabel

mempunyai tingkat hubungan yang sangat kuat. Nilai determinasi atau kontribusi

pengaruh sebesar 0,846 atau sebesar 84,6% sedangkan sisanya sebesar 15,4%

dipengaruhi oleh faktor lain. Uji hipotesis diperoleh nilai t hitung > t tabel atau

(6,635 > 2,306). Dengan demikian H0 ditolak dan H2 diterima artinya terdapat

pengaruh yang signifikan antara earning per share terhadap harga saham pada PT

abc, Tbk.

Hasil penelitian yang penulis lakukan ini, selaras dengan hasil penelitian

yang dilakukan oleh Rita Satria (2020) dimana dalam penelitiannya menghasilkan

kesimpulan bahwa Earning Per Share berpengaruh positif dan signifikan terhadap

Harga Saham.

Namun hasil penelitian yang penulis lakukan bertolak belakang dengan

hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Siregar dkk (2018) dengan judul

Pengaruh Return On Assets Dan Earning Per Share terhadap Harga Saham pada

Perusahaan Tekstil dan Garmen yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI),

dimana dalam penelitiannya menghasilkan kesimpulan bahwa Earning Per Share


secara parsial menunjukkan nilai negatif dan tidak signifikan atau tidak

berpengaruh pada Harga Saham.

4.3.3 Pengaruh Return on Equity (X1) dan Earning per Share (X2) Terhadap

Harga Saham (Y).

Berdasarkan hasil penelitian, menunjukkan bahwa Return On Equity

(X1) dan Earning Per Share (X2) berpengaruh positif terhadap Harga Saham

dengan diperoleh persamaan regresi Y = -52,534 + 36,542X1 + 0,050X2. Nlai

koefisien korelasi atau nilai pengaruh antara variabel bebas dengan variabel

terikat diperoleh sebesar 0,937 artinya memiliki memiliki hubungan yang sangat

kuat. Nilai koefisien determinasi atau kontribusi pengaruh secara simutan sebesar

87,7% sedangkan sisanya sebesar 12,3% dipengaruhi oleh faktor lain. Uji

hipotesis diperoleh nilai F hitung > Ftabel atau (25,049 > 4,350). Dengan demikian H0

ditolak dan H3 diterima. Artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara

simultan antara return on equity dan earning per share terhadap harga saham pada

PT abc, Tbk.

Hasil penelitian yang penulis lakukan ini, mendukung hasil penelitian

yang telah dilakukan oleh Rita Satria (2020) yang menyatakan bahwa secara

simultan Return on Equity dan Earning Per Share memiliki pengaruh positif dan

signifikan terhadap Harga Saham.

Namun hasil penelitian ini bertolak belakang dengan hasil penelitian

terdahulu oleh Fransisco, dkk (2017) dengan judul Pengaruh Earning Per Share

dan Return on Equity terhadap harga saham pada Industri food & beverage yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015, dimana dalam penelitiannya


menghasilkan kesimpulan bahwa secara simultan variabel Earning Per Share dan

Return on Equity tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham.


BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bab-bab sebelumnya, dan dari hasil analisis

serta pembahasan mengenai pengaruh Return on Equity dan Earning per Share

terhadap Harga Saham pada PT abc, Tbk, sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil analisis diperoleh hasil bahwa return on equity

berpengaruh signifikan terhadap harga saham dengan persamaan regresi Y =

80,481 - 37,989X1, nilai korelasi sebesar -0,200 artinya kedua variabel

memiliki tingkat hubungan yang negatif lemah dengan koefisien determinasi

sebesar 4,0% dan uji hipotesis diperoleh t hitung < t tabel atau (-0,577 < -

2,306). Dengan demikian H0 diterima dan H1 ditolak artinya tidak terdapat

pengaruh negatif signifikan antara return on equity terhadap harga saham PT

abc, Tbk.

2. Berdasarkan hasil analisis diperoleh hasil bahwa earning per share

berpengaruh signifikan terhadap harga saham dengan persamaan regresi Y = -

2,192 + 0,047X2 nilai korelasi sebesar 0,920 artinya kedua memiliki tingkat

hubungan yang sangat kuat dengan koefisien determinasi sebesar 84,6% dan

uji hipotesis diperoleh t hitung > t tabel atau (6,635 > 2,306). Dengan

demikian H0 ditolak dan H2 diterima artinya terdapat pengaruh signifikan

antara earning per share terhadap harga saham PT abc, Tbk.


3. Berdasarkan hasil analisis diperoleh hasil bahwa return on equity dan earning

per share berpengaruh signifikan terhadap harga saham dengan persamaan

regresi Y = -52,534 + 36,542X1 + 0,050X2. Nilai korelasi sebesar 0,937

artinya variabel bebas dengan variabel terikat memiliki tingkat hubungan

yang sangat kuat dengan koefisien determinasi sebesar 87,7% sedangkan

sisanya sebesar 12,3% dipengaruhi faktor lain. Uji hipotesis diperoleh nilai F

hitung > F tabel atau (25,049 > 4,350). Dengan demikian H0 ditolak dan H3

diterima. Artinya terdapat pengaruh signifikan secara simultan antara return

on equity dan earning per share terhadap harga saham PT abc, Tbk.

5.2 Keterbatasan Penelitian

Penelitian yang dilakukan saai ini masih banyak kekurangan dan

keterbatasan, diantaranya sebagai berikut:

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi Harga Saham dalam penelitian ini hanya

terdiri dari variabel bebas yaitu Return on Equity dan Earning per Share.

Sementara tentu masih banyak faktor lainnya yang turut serta memberikan

kontribusi.

2. Penelitian hanya memfokuskan pada Harga Saham pada PT abc, Tbk saja.

3. Sampel yang digunakan hanya sebanyak 10 tahun saja. Untuk penelitian

selanjutnya alangkah lebih komprehensif lagi jika ditambahkan beberapa

tahun lagi

5.3 Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan di atas, maka penulis memberikan saran

sebagai berikut:
1. Pengaruh Return on Equity terhadap Harga Saham sebesar 4,0%. Nilai ini

masih bisa tingkatkan dengan cara perusahaan berusaha untuk meningkatkan

total ekuitas dan laba bersih, oleh karena itu diperlukan pengelolaan yang

efektif dan efisien seluruh ekuitas sehingga laba yang dihasilkan menjadi

lebih besar. Sedangkan untuk meningkatkan laba bersih salah satunya dapat

diupayakan dengan meningkatkan penjualan.

2. Pengaruh Earning Per Share terhadap Harga Saham sebesar 84,6%. Nilai ini

masih bisa tingkatkan dengan cara perusahaan meningkatkan permintaan atas

saham perusahaan dari calon investor. Dengan meningkatkan harga saham

tersebut, maka return saham yang diperoleh investor juga semakin tinggi.

3. Pengaruh Return on Equity dan Earning Per Share terhadap Harga Saham

sebesar 84,2%. Nilai ini masih bisa tingkatkan dengan cara perusahaan

meningkatkan penjualan guna untuk meningkatkan laba.


DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Ashari, D. (2018) Pedoman Praktis Memahami Laporan Keuangan. Managerial


Finance, doi:10.1108/MF-08-2017-0303.

Fahmi, I. (2016) Pengantar Manajemen Keuangan. Bandung: Alfabeta, CV.

Ghozali, I. (2018) Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 25.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Hanafi, M.H (2016) Analisis Laporan Keuangan Edisi ke 5. Yogyakarta: UPP


STIM YKPN.

Harahap, S.S. (2015) Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Edisi 1-10. Jakarta:
Rajawali Pers.

Hery. (2016) Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana


Indonesia.

Kasmir. (2015) Analisis Laporan Keuangan. Edisi1-8. Jakarta: Rajawali Pers.

Kasmir. (2016) Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Raja Grafindo Persada

Kasmir. (2017) Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Musthafa. (2017) Manajemen Keuangan. Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Prastowo, D. (2015) Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi.


Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

Sugiyono. (2021) Panduan Praktis Dasar Analisa Laporan Keuangan. Jakarta:


PT Gramedia.

Sugiyono (2021) In Metode Penelitian Kuantitaif, Kualitatif dan R & D (p. 394).
Bandung: Alfabeta.

Sujarweni, V. W. (2017) Analisis Laporan Keuangan: Teori, Aplikasi, & Hasil


Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Sutrisno. (2017) Manajemen Keuangan Teori, Konsep dan Aplikasi, Cetakan ke 2.


Penerbit Ekonesia, Yogyakarta.
Yaya Ruyatnasih, Lia Megawati (2018) Pengantar Manajemen Edisi 2.
Yogyakarta: CV. Absolute Media.

Jurnal:

Asih Handayani (2021) Jurnal Sekuritas Vol.4, No.2, Halaman: 169 –179, ISSN
(online): 2581-2777 & ISSN (print) : 2581-2696.

Farisi, dkk (2018) Jurnal Ilmiah Magister Manajemen. Vol 1, No. 1, September
2018, 81-89, ISSN 2623-2634 (online).

Ginsu (2017) Jurnal Emba Vol.5 No.2 Juni 2017, Hal. 1327 –1336, ISSN 2303-
1174

Indrawati dkk (2016) Prosiding SNA MK, 28 hlm.251-268.

Lestari (2020), "Jurnal Ekonomi Mahasiswa (JEKMa)" ISSN 2715-9094, Volume


1 No. 4

Munadiya, dkk (2021) Jurnal Sekuritas, Vol.4, No.2, Januari 2021 Halaman: 180
– 194, ISSN (online): 2581-2777 & ISSN (print): 2581-2696

Noviyanti (2021) Jurnal Ilmiah Prodi Mana jemen Universitas Pamulang Vol. 9
No. 1, (Halaman 20-26), ISSN: 2339 – 0689, E-ISSN: 2406-8616

Rita Satria (2020) Jurnal Illmiah Feasible, Vol 2, No 2, p-ISSN: 2655-9811, e-


ISSN: 2656-1964

Tristanti (2019) Jurnal Buana Ilmu Vol 4 No 1 ISSN: 2541 6995 E ISSN: 2580-
5517

Website:

………………………………………………………………………………………
………………..
LAMPIRAN
Lampiran 1: Laporan Keuangan

Ambil intisarinya saja


Lampiran 2: Hasil Uji Statistik Menggunakan SPSS

Hasil Uji Normalitas

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Harga Saham (Y) .142 10 .200* .958 10 .767
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Harga Saham (Y)
N 10
Normal Parametersa,b Mean 30.9810
Std. Deviation 16.53348
Most Extreme Differences Absolute .142
Positive .124
Negative -.142
Test Statistic .142
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Hasil Uji Multikolinieritas

Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -52.534 38.078 -1.380 .210
Return On Equity (X1) 36.542 27.381 .192 1.335 .224 .845 1.183
Earning Per Share (X2) .050 .007 .996 6.915 .000 .845 1.183
a. Dependent Variable: Harga Saham (Y)

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
1 .937a .877 .842 6.56411 2.160
a. Predictors: (Constant), Earning Per Share (X2), Return On Equity (X1)
b. Dependent Variable: Harga Saham (Y)

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -11.012 20.649 -.533 .610
Return On Equity (X1) 7.997 14.848 .186 .539 .607
Earning Per Share (X2) .007 .004 .588 1.700 .133
a. Dependent Variable: RES2
Hasil Pengujian Regresi dan Uji Hipotesis

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) 80.481 86.025 .936 .377
Return On Equity (X1) -37.989 65.889 -.200 -.577 .580
a. Dependent Variable: Harga Saham (Y)

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -2.192 5.452 -.402 .698
Earning Per Share (X2) .047 .007 .920 6.635 .000
a. Dependent Variable: Harga Saham (Y)

Coefficientsa
Standardized
Unstandardized Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig.
1 (Constant) -52.534 38.078 -1.380 .210
Return On Equity (X1) 36.542 27.381 .192 1.335 .224
Earning Per Share (X2) .050 .007 .996 6.915 .000
a. Dependent Variable: Harga Saham (Y)

ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 2158.591 2 1079.295 25.049 .001b
Residual 301.613 7 43.088
Total 2460.203 9
a. Dependent Variable: Harga Saham (Y)
b. Predictors: (Constant), Earning Per Share (X2), Return On Equity (X1)

Hasil Pengujian Analisis Koefisien Korelasi

Correlationsa
Return On Harga Saham
Equity (X1) (Y)
Return On Equity (X1) Pearson Correlation 1 -.200
Sig. (2-tailed) .580
Harga Saham (Y) Pearson Correlation -.200 1
Sig. (2-tailed) .580
a. Listwise N=10
Correlationsb
Earning Per Harga Saham
Share (X2) (Y)
Earning Per Share (X2) Pearson Correlation 1 .920**
Sig. (2-tailed) .000
Harga Saham (Y) Pearson Correlation .920** 1
Sig. (2-tailed) .000
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
b. Listwise N=10

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .937a .877 .842 6.56411
a. Predictors: (Constant), Earning Per Share (X2), Return On Equity (X1)

Hasil Pengujian Koefisien Determinasi

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .200a .040 -.080 17.18304
a. Predictors: (Constant), Return On Equity (X1)

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .920a .846 .827 6.87712
a. Predictors: (Constant), Earning Per Share (X2)

Model Summary
Adjusted R Std. Error of the
Model R R Square Square Estimate
1 .937a .877 .842 6.56411
a. Predictors: (Constant), Earning Per Share (X2), Return On Equity (X1)
Lampiran 3: Tabel t

TABEL NILAI-NILAI DALAM DISTRIBUSI t


DF = n-2
n 0.50 0.20 0.10 0.05 0.02 0.01 0.002
1 1.000 3.078 6.314 12.706 31.821 63.657 318.309
2 0.816 1.886 2.920 4.303 6.965 9.925 22.327
3 0.765 1.638 2.353 3.182 4.541 5.841 10.215
4 0.741 1.533 2.132 2.776 3.747 4.604 7.173
5 0.727 1.476 2.015 2.571 3.365 4.032 5.893
6 0.718 1.440 1.943 2.447 3.143 3.707 5.208
7 0.711 1.415 1.895 2.365 2.998 3.499 4.785
8 0.706 1.397 1.860 2.306 2.896 3.355 4.501
9 0.703 1.383 1.833 2.262 2.821 3.250 4.297
10 0.700 1.372 1.812 2.228 2.764 3.169 4.144
Lampiran 4: Tabel F

Titik Persentase Nilai Distribusi F Untuk Probabilitas 0,05


df untuk df untuk penyebut (N1)
penyebut
(N2) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 19.100 19.900 21.600 22.500 23.000 23.400 23.700 23.900 24.100 24.220
2 18.510 19.000 19.160 19.250 19.300 19.330 19.350 19.370 19.380 19.400
3 10.130 9.550 9.280 9.120 9.010 8.940 8.890 8.850 8.810 8.790
4 7.710 6.940 6.590 6.390 6.260 6.160 6.090 6.040 6.000 5.960
5 6.610 5.790 5.410 5.190 5.050 4.950 4.880 4.820 4.770 4.740
6 5.990 5.140 4.760 4.530 4.390 4.280 4.210 4.150 4.100 4.060
7 5.590 4.740 4.350 4.120 3.970 3.870 3.790 3.730 3.680 3.640
8 5.320 4.460 4.070 3.840 3.690 3.580 3.500 3.440 3.390 3.350
9 5.120 4.260 3.860 3.630 3.480 3.370 3.290 3.230 3.180 3.140
10 4.960 4.100 3.710 3.480 3.330 3.220 3.140 3.070 3.020 2.980
Lampiran 5: Scan Kartu Bimbingan

Anda mungkin juga menyukai