HADIST SYADZ
Dosen Pembimbing:
Rahman, S.Ag.,M.Ag.
Disusun oleh:
Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, Bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa
mendatang.
Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat
untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................................
1.1Latar Belakang...........................................................................................................1
1.2 Rumusan Maasalah..................................................................................................1
1.3 Tujuan Laporan.........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................................................
2.1 Pengertian Hadist Syadz...........................................................................................2
2.2 Tanda-Tanda Hadist Syadz........................................................................................4
2.3 Hukum Hadist Syadz.................................................................................................5
2.4 Macam-Macam Hadits Syadz...................................................................................5
BAB III PENUTUP..............................................................................................................................
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................................
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Hadist ditinjau dari segi kualitas terbagi menjadi tiga macam,yaitu hadist
shahih,hadist hasan,hadist dha’if.Dalam hadist dha’if terdapat dua macam yaitu
hadist dha’if ditinjau dari segi gugurnya sanad dan hadist dhai’if ditinjau dari segi
cacat perawinya.Di antara hadist dha’if ditinjau dari segi cacat perawinya adalah
hadist syadz.Dalam hal ini akan lebih dijelaskan mengenai pengertian hadist
syadz,contoh hadist syadz,serta hukum menggunakan hadist syadz.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Hadist Syadz
Syadz Secara Bahasa adalah dari segi bahasa, kata ‘ الَّش اُّذSyadz’ berarti : ،المنفرد
ةFFارج عن الجماعFF‘ أو الخyang sendirian atau keluar dari kelompok. Makna lainnya
adalah – ما خالف القاعدة أو القياسapa saja yang menyelisihi kaidah atau qiyas.
Sedangkan Syaikh Mana’ Qathan mengatakan الَّش اُّذsecara bahasa adalah isim
fa’il dari kata kerja َش َّذyang berarti ‘ انفردmenyendiri’. Jadi الَّش اُّذberarti رد عنFانف
– الجمهورmenyendiri dari kebanyakan (mayoritas) orang.
Pengertian hadits syadz dari tinjauan istilah dalam ilmu hadits adalah sebagai
berikut:
“ما رواُه المْقبوُل ُم خاِلًفا ِلَم ْن ُهو َأولى ِم نُه: هو:قال ابن حجر رحمه هللا
Ibnu Hajar rahimahullah mengatakan, ”Apa yang diriwayatkan oleh (rawi) yang
maqbul yang menyelisihi (rawi) yang lebih utama dari dirinya.” [Nuzhatun
Nazahr(72)].
2
Terkadang keunggulannya adalah dari sisi jumlah, artinya, rawi yang
tsiqah ini menyelisihi orang-orang yang jumlahnya lebih banyak daripada dirinya
sehingga riwayat yang lebih banyak ini diunggulkan daripada yang lebih sedikit,
meskipun seluruh perawi tadi sama -sama tsiqah.
Ulama berbeda pendapat tentang pengertian syadz suatu hadist.Dari pendapat-
pendapat yang berbeda itu,ada tiga pendapat yang menonjol,yakni bahwa yang
dimaksud dengan hadis syadz ialah:
3.Hadist yang sanadnya hanya satu buah saja,baik periayatnta bersifat siqah
maupun tidak bersifat siqah.Pendapat ini dikemukakan oleh Abu Ya’la al-
Khalili(wafat 446 H).
Sedangkan yang dimaksud dengan rawi yang lebih utama adalah yang
lebih rajih (lebih unggul) dibandingkan dirinya baik karena kedhabitannya lebih
tinggi atau lebih banyak jumlahnya atau hal-hal lain yang termasuk dalam
aspek tarjih.
3
Maka dapat disimpulkan bahwa hadist syadz adalah hadist yang ganji
hanya karena hanya dia sendiri yang meriwayatkannya atau bertentangan dengan
Riwayat orang-orang yang memiliki Tingkat validitas lebih tinggi,menurut
pendapat yang di akui oleh para ahli hadist.
Dapat dipahami bahwa hadist syadz diriwayatkan oleh seorang rawi yang
terpercaya,yang berbeda dalam matan atau sanadnya dengan riwayat rawi-rawi
yang relatif lebih terpercaya,dan tidak mungkin di kompromikan antara
keduanya.Untuk menentukan syadz tidaknya suatu hadist memerlukan kejelian
para peneliti.Karena sering sekali terjadi
kekeliruan dalam menentukan apakah hadist ini syadz atau munkar,karena
perbedaan keduanya sangatlah mirip.Hadist munkar ialah hadist yang rawinya
lemah lagi menyalahi orang-orang yang terpercaya,sedangkan hadist syadz ialah
hadis yang rawinya menyendiri menyalahi orang-orang tsiqah.
4
7) Kandungan pernyataanya berada di luar kewajaran diukur dari petunjuk
umum ajaran islam.`
2.3 Hukum Hadist Syadz
Menurut Syaikh Manna’ Qathan, hukum dari hadits syadz adalah mardud
yaitu tertolak.Karena hadits mardud secara hukum tidak boleh digunakan sebagai
hujah dan dalil penyokong.Dengan demikian hadits Syadz tidak bisa digunakan
sebagai hujah dan dalil penguat.
Pembagian Hadits Syadz Sanad dan Syadz Matan Macam Macam Syadz
Dalam Hadits.Asy-Syadz berdasarkan kedudukannya dalam hadits dibagi menjadi
dua bagian yaitu syadz pada sanad dan syadz dalam matan. Berikut ini pengertian
setiap bagian tersebut:
1.Hadits Syadz Pada Sanad
pertentangan seorang perawi tsiqah dalam mengisnadkan suatu hadits dengan
apa yang masyhur di sisi perawi-perawi tsiqah yang lain. Contoh Hadits Syadz
Sanad;
Hadits yang diriwayatkan oleh At-Tirmidzi, An-Nasa’i dan Ibnu Majah
dari jalur Ibnu ‘Uyainah dari ‘Amr bin Dinar, dari ‘Ausajah dari Ibnu ‘Abbas,
ولى هوFدع وارًث ا إال مF ولم ي،لمFه وسFأن رجاًل توفي على عهد رسول هللا صلى هللا علي
أعتقه فدفع رسول هللا صلي هللا عليه وسلم ميراثه إليه
Bahwa seorang pria meninggal dunia di masa Rasulullah ﷺdan tidak
meninggalkan seorang pewaris kecuali seorang bekas budak yang telah ia
merdekakan maka Rasulullah ﷺmenyerahkan warisannya kepada dia.”Dan
yang mengikuti Ibnu ‘Uyainah dalam ketersambungan adalah Ibnu Juraij dan
yang lainnya.
5
Mahfuzh (termasuk hadits maqbul) adalah hadits Ibnu ‘Uyainah.”Hammad bin
Zaid adalah orang yang adil (memiliki ‘adalah) dan orang yang dhabith. Namun
demikian Abu Hatim merajihkan (mengunggulkan) riwayat mereka yang lebih
banyak jumlahnya dari dirinya.”
Dikeluarkan oleh At-Tirmidzi melalui sanad: Sufyan bin ‘Uyainah dari ‘Amr
bin Dinar, dari Ausajah dari Ibnu ‘Abbas radhiyallahu ‘anhuma,” Seorang lelaki
meninggal dunia pada zaman Rasulullah ﷺ. Orang tersebut tidak
meninggalkan seorang pun pewaris kecuali seorang hamba yang telah
dimerdekakan, maka Nabi ﷺmenyerahkan harta pusaka peninggalannya
kepadanya.”[Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dalam Abwab Al-Faraidh, Bab Mirats
Maula Al-Asfal, no. 206]
Hadits ini diriwayatkan juga oleh An-Nasa’i melalui sanad Ibnu Juraij dari
‘Amr bin Dinar dari ‘Ausajah dari Ibnu ‘Abbas,”Sesungguhnya seorang
lelaki….dst.” [Diriwayatkan oleh An-Nasa’i dalam As-Sunan Al-Kubra dalam
kitab Al-Faraidh. no 6406]
Maka, Sufyan bin ‘Uyainah dan Ibnu Juraij meriwayatkan hadits ini secara
bersambung dan marfu’ (disandarkan kepada Nabi ) ﷺyang disandarkan
kepada baginda Nabi ﷺoleh Abdullah bin ‘Abbas radhiyallahu
‘anhuma.Tetapi Hammad bin Zaid(seorang perawi tsiqah) meriwayatkannya
secara mursal (digugurkan nama Ibnu ‘Abbas) di mana beliau berkata dalam
riwayatnya,”Dari ‘Amr bin Dinar, dari ‘Ausajah,”Sesungguhnya seorang lelaki
…. “ [Diriwayatkan oleh An-Nasa’i dalam Kitab Al-faraidh. no. 6410]Maka
dengan ini jelas bahwa riwayat Hammad bin Zaid dihukumkan sebagai Syadz,
sedangkan riwayat ‘Abdul Malik bin Juraij dan Sufyan bin ‘Uyainah dihukumkan
sebagai mahfuzh (terpelihara).
6
,”Sesungguhnya Nabi ﷺberwudhu dan menyapu di atas kedua khufnya
(sepatu).”
Riwayat ini dikeluarkan oleh sejumlah besar perawi hadits. Mereka adalah
Urwah dan Hamzah yang keduanya merupakan anak Al-Mughirah, Masruq bin
Al-Ajda’, Az-Zuhri, Al-Aswad bin Hilal, Rawwad Katib (penulis) Al-Mughirah
dan selain mereka.Semua dari Al-Mughirah bin Syu’bah. [Hadits ini dikeluarkan
oleh penyusun Kutubus Sittah kecuali AnNasa’i]
Hudzail bin Syurahbil meriwayatkan dengan cara yang bertentangan
dengan seluruh perawi yang ada. Hudzail meriwayatkan dari Al-Mughirah dengan
lafazh,”Sesungguhnya Rasulullah ﷺmenyapu di atas dua kaus kakinya dan
dua sandalnya.” [Diriwayatkan oleh Abu Dawud dalam Sunannya no.
159.Penambahan ini dianggap sebagai penambahan syadz dalam matan, maka
dihukumkan riwayat Huzail sebagai Syadz.
7
Berikut juga ada contoh hadist lain;
Contoh hadist syadz pada sanad
ِإَذ ا َص َّلى َأَح ُد ُك ْم َر ْك َع َتِي اْلَفْج ِر َفْلَيْض َطِج ْع َع َلى َيِم ْيِنِه: َقاَل َر ُسْو ُل ِهّٰللا َص َّلى ُهّٰللا َع َلْيِه َو َس َّلَم
Nabi Saw. bersabda: “Bila salah seorang di antara kalian selesai
melaksanakan shalat dua rakaat fajar, maka hendaklah dia berbaring dengan badan
posisi miring ke kanan“. (HR. Tirmidzi)
Contoh Hadits Syadz Matan
Untuk contoh dari hadits Syadz Matan adalah hadits yang diriwayatkan
oleh Ibnu Majah di dalam Sunan-nya, dia berkata,
“Telah menceritakan kepada kami ‘Utsman Abi Syaibah, dia
berkata,’Telah menceritakan kepada kami Mu’awiyah bin Hisyam, dia
berkata,’Telah menceritakan kepada kami Sufyan dari Usamah bin Zaid dari
Utsman bin ‘Amr dari ‘Urwah dari Aisyah dia berkata, ”Rasulullah ﷺ
bersabda,
”ِإَّن َهَّللا َو َم َالِئَكَت ُه ُيَص ُّلوَن َع َلى َم َي اِم ِن الُّص ُفوِفSesungguhnya Allah dan para
malaikat-Nya bershalawat untuk shaf-shaf bagian kanan…”
Para perawinya tsiqah dan zhahirnya adalah shahih akan tetapi Usamah bin Zaid
keliru dalam matannya. Dia meriwayatkan dengan lafazh:
َع َلى َم َياِم ِن الُّص ُفوِف
“untuk shaf-shaf bagian kanan…”sementara sekelompok perawi yang tsiqah
meriwayatkan dengan lafazh:
على الذين يصلون الصفوف
“kepada orang-orang yang shalat dalam barisan-barisan..” [Lihat Misykatul
Mashabih (1/342) dan Sunan Al-Baihaqi (3/103)
Demikianlah ulasan singkat tentang hadits syadz. Semoga menambah
sedikit wawasan tentang hadts syadz. Bila ada kebenaran dalam tulisan ini maka
itu dari Allah Ta’ala semata karena rahmat dan karunia-Nya.
Dan bila ada kesalahan di dalamnya maka dari kami dan setan. Semoga
Allah Ta’ala mengampuni semua kesalahan kami dan kaum Muslimin.
Contoh lain yaitu hadist syadz pada matan:
8
، ُدَنا َأْه َل اِإْل ْس اَل ِمFF َو َأَّي اُم الَّتْش ِريِق ِع ي، َو َيْو ُم الَّنْح ِر،َيْو ُم َع َر َفَة: َقاَل َر ُسوُل ِهَّللا َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم
َوِهَي َأَّياُم َأْك ٍل َو ُش ْر ٍب
Rasulullah Saw. bersabda:
“Hari Arafah, Hari Nahr, dan Hari Tasyriq bagi kita orang Islam adalah hari
makan dan minum.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hadist syadz adalah hadist yang memiliki sanad atau rantai perawi yang
lemah atau tidak dapat dipercaya.Kesimpulannya hadist syadz tidak dapat
dijadikan sebagai sumber hukum atau pedoman islam karena kelemahan atau
ketidakandalannya.
Hukum hadist syadz dalam islam adalah lemah atau tidak sah sebagai
sumber hukum aau pedoman agama.Dalam penelitian hadist,kelemahan dalam
sanad atau perawi hadist syadz membuatnya tidak dapat di andalkan untuk
menetapkan hukum agama.Oleh karena itu,dalam praktiknya hadist syadz tidak
digunakan sebagai dasar hukum atau petunjuk dalam kehidupan beragama.
9
DAFTAR PUSTAKA
10
11