Anda di halaman 1dari 51

ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS

SISWA PADA MATERI BANGUN DATAR


SEGI EMPAT PADA SISWA KELAS VII
MTS NAHDLATUL KHAIRAAT

OLEH
SRI WAHYUNI LAKAMATI
G8420003

PROPOSAL PENELITIAN

PROGRAM SARJANA
PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS POHUWATO
TAHUN 2023

i
ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS
SISWA PADA MATERI BANGUN DATAR
SEGI EMPAT PADA SISWA KELAS VII
MTS NAHDLATUL KHAIRAAT

OLEH
SRI WAHYUNI LAKAMATI
G8420003

PROPOSAL PENELITIAN

PROGRAM SARJANA
PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS POHUWATO
TAHUN 2023

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

ANALISIS PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS


SISWA PADA MATERI BANGUN DATAR
SEGI EMPAT PADA SISWA KELAS VII
MTS NAHDLATUL KHAIRAAT

Oleh
SRI WAHYUNI LAKAMATI
G8420003

USULAN PENELITIAN

Telah disetujui dan siap untuk diseminarkan


Pohuwato, Desember 2023

Pembimbing I Pembimbing II

Arini Sakinah, S.Pd., M.Pd Muliani, S.Pd., M.Pd


NIDN : 0928109004 NIDN : 0902128906

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena atas berk

at dan Rahmatnya peneliti dapat menyelesaikan usulan penelitian ini dengan judul

Analisis pemahaman konsep matematis Siswa pada materi bangun datar

segiempat pada siswa kelas VII MTs Nahdlatul Khairaat.

Sesuai dengan yang di rencanakan usulan penelitian ini dibuat untuk memenu

hi salah satu syarat untuk mengikuti ujian skripsi. Peneliti menyadari bahwa tanpa

bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, usulan penelitian ini tidak dapat penel

iti selesaikan.

Oleh karena itu peneliti menyampaikan terima kasih kepada:

1. Dra Hj. Juriko Abdussamad, M.Si, selaku ketua yayasan pengembangan d

an teknologi (YPIPT) Ichsan Gorontalo

2. Bapak Jorry Karim, S.Kom., M.Kom, selaku Rektor Universitas Pohuwato

3. Ibu Dr. Rusni Djafar, M.PA, selaku Dekan Fakultas Keguruan Dan Ilmu P

endidikan Universitas Pohuwato

4. Ibu Muliani S.Pd., M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika

dan juga selaku pembimbing 2, yang telah membimbing selama peneliti m

engerjakan usulan penelitian ini

5. Ibu Arini Sakinah S.Pd., M.Pd selaku pembimbing 1 yang telah

membimbing selama mengerjakan usulan penelitian ini.

6. Bapak Arfan Saripi S.Pd.I selaku Kepala Sekolah MTs Nadhatul Khairat y

ang telah membantu peneliti selama pengambilan data

iv
7. Bapak dan ibu dosen yang telah mendidik dan membimbing peneliti dalam

mengerjakan usulan penelitian ini

8. Ucapan terima kasih kepada kedua orang tua dan keluarga yang telah men

dukung peneliti dalam pembuatan penelitian ini

9. Semua pihak yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan usulan p

enelitian ini

Saran dan kritik, peneliti harapkan dari dewan penguji dan semua pihak untuk

menyempurnakan penulisan skripsi lebih lanjut. Semoga usulan penelitian ini dap

at bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.

Pohuwato, Desember 2023


Peneliti

Sri Wahyuni Lakamati


Nim: G8420003

v
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL.............................................................................................i
HALAMAN JUDUL...............................................................................................ii
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................................iii
KATA PENGANTAR............................................................................................iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR............................................................................................viii
DAFTAR TABEL...................................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................6
1.3 Batasan Masalah.............................................................................................6
1.4 Tujuan Penelitian............................................................................................6
1.5 Manfaat Penelitian..........................................................................................6
BAB II KAJIAN TEORI.........................................................................................8
2.1 Tinjauan Study...............................................................................................8
2.2 Penelitian yang relevan................................................................................31
2.3 Kerangka Berfikir.........................................................................................33
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................34
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian......................................................................34
3.2 Jenis dan Metode Penelitian.........................................................................34
3.3 Desain Penelitian..........................................................................................35
3.4 Populasi dan Sampel....................................................................................36
3.5 Teknik Pengumpulan Data...........................................................................37
3.6 Metode Analisis Data...................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1...........................................................................................................21
Gambar 2.2...........................................................................................................23
Gambar 2.3...........................................................................................................25
Gambar 2.4...........................................................................................................26
Gambar 2.5...........................................................................................................27
Gambar 2.6...........................................................................................................28

vii
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1...............................................................................................................25
Tabel 3.1...............................................................................................................50

viii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ernawati dalam Ambarwati (2019: 298) mengemukakan, “Pemahama

n adalah kemampuan mengungkapkan suatu materi yang disajikan dalam bent

uk lain yang dapat dipahami, mampumemberi interpretasi dan mampu mengk

lasifikasikannya”. Agar mencapai pemahaman yang bermakna maka pembela

jaran matematika harus diarahkan pada pengembangan kemampuan koneksi

matematis antar berbagai ide, memahami bagaimana ide ide, memahami baga

imana ide ide matematik saling terkait satu sama lain sehinga terbangun pema

haman menyeluruh dan mengunakan matematis dalam konteks di luar matem

atika. (Ike, F., & Suhendri, H. 2021)

Sesuai tujuan pembelajaran matematika dapat ditarik kesimpulan bahw

a memahami suatu konsep matematika merupakan tujuan utama atau awal dari

pembelajaran matematika. Berdasarkan hal ini maka dapat dibuktikan bahwa p

entingnya kemampuan pemahaman konsep matematis dalam pembelajaran ma

tematika. Hal ini sejalan dengan Sari (Hanifah dan Abadi 2018: 02) kemampu

an pemahaman konsep sangatlah penting, karena dalam matematika konsep sa

tu dengan konsep lainnya memiliki hubungan yang erat. Hal ini mengandung s

uatu makna bahwa dengan mempelajari matematika itu memerlukan pemaham

an konsep secara runtut dan berkesinambungan, karena konsep matematika ya

1
ng satu akan berkaitan dengan yang lainnya. Maka dari itu mengharuskan sisw

a lebih memahami konsep sebelumnya yang telah dipelajari.

Realita yang terjadi Nadilla, Z. (2019) di dalam pembelajaran matemat

ika kemampuan pemahaman konsep siswa masih rendah. Indikasi rendahnya k

emampuan pemahaman konsep ditandai oleh beberapa gejala yaitu sebagian si

swa belum bisa memilih prosedur yang sesuai untuk menyelesaikan soal, sisw

a belum bisa mengaplikasikan konsep yang telah diajarkan jika diberikan soal

cerita, siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal yang modelnya s

edikit berbeda dari contoh dan siswa kurang paham dalam menentukan data ya

ng diketahui pada soal cerita.

Matematika merupakan ratunya ilmu dalam kehidupan sehari hari ma

upun dalam membantu di bidang ilmu lainnya. Matematika memiliki peranan

yang penting baik dalam ilmu pengetahuan maupun dalam kehidupan sehari h

ari yang perlu dipelajari dan dipahami oleh semua siswa dari tingkat Sekolah d

asar hingga perguruan tinggi. Salah satu faktor keberhasilan yang membuat sis

wa mampu menguasai materi matematika dan mencapai tujuan dari pembelaja

ran yaitu terletak pada kemampuan guru dan melaksanakan proses pembelajar

an.

Pembelajaran matematika sendiri masih menjadi salah satu pelajaran y

ang dihindari dan disegani oleh banyak siswa, karena masih banyak siswa yan

g beranggapan bahwa pembelajaran matematika merupakan pembelajaran yan

g sulit untuk dipahami dan sifatnya yang abstrak. Menurut Vidiyanti dkk. (201
7: 60) kualitas pendidikan yang baik yaitu dengan menerapkan semua ranah k

ognitif dalam pembelajaran. Kemampuan kognitif merupakan kemampuan akt

ivitas otak, dalam ranah kognitif ada enam tingkatan ranah kognitif yaitu peng

etahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi (Suhaida dan

Rahana, 2018: 60) maka dari itu kemampuan kognitif dalam pembelajaran mat

ematika diperlukan guna untuk mencapai tujuan dari pembelajaran matematik

a.

Menurut Ramlah dan Hanifah (2017: 61) menyatakan bahwa tujuan da

ri pembelajaran matematika yaitu untuk meningkatkan kompetensi matematik

siswa, salah satu kompetensi matematik yang perlu dikuasai oleh siswa yaitu k

emampuan kognitif salah satunya pemahaman. Adapun salah satu tujuan pemb

elajaran matematika di sekolah menurut peraturan pemerintah Republik Indon

esia nomor 22 tahun 2006 yaitu memahami konsep matematis menjelaskan ket

erkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep secara benar, akurat, efisie

n, dan tepat, dalam pemecahan masalah. Mengacu pada hal tersebut, maka dap

at disimpulkan bahwa tujuan dari pembelajaran matematika yang utama yaitu

memahami sebuah konsep dari setiap materi matematika.

Kemampuan pemahaman konsep matematis merupakan suatu kemamp

uan yang perlu diperhatikan selama proses pembelajaran matematika, guna unt

uk memperoleh pengetahuan matematika yang bermakna, dimana siswa dapat

menerjemahkan, menafsirkan, dan menyimpulkan suatu konsep matematika b

erdasarkan pembentukan pengetahuannya sendiri (Hendriyawan, dkk. 2018: 6

2).
Berdasarkan hasil temuan dari Putra dkk (2018: 61) bahwa pemahama

n konsep matematis siswa masih tergolong rendah karena saat dilakukan penel

itian mengenai soal pemahaman konsep matematis, di peroleh hasil presentasi

kemampuan pemahaman konsep matematis siswa yaitu, 1 siswa termasuk dala

m level kognitif tinggi, 15 siswa termasuk dalam level kognitif rendah, 11 sis

wa termasuk dalam level kognitif sedang. Berdasarkan hasil penelitian Ramla

dan Hanifah (2018: 61) bahwa rataan kemampuan pemahaman matematis kela

s eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol, karena diperoleh nilai ra

taan kelas kontrol 1,92 sedangkan nilai rataan kelas eksperimen 6,58. Dan ber

dasarkan hasil penelitian Dinda dan Ramlah (2020: 61) bahwa kemampuan pe

mahaman matematis siswa SMP masih tergolong rendah yaitu dengan present

asi 42,31%.

Rendahnya kemampuan pemahaman matematis menjadi suatu permasa

lahan yang masih menjadi perbincangan, terutama pada materi bangun datar se

giempat. Materi bangun datar ini perlu dipahami oleh siswa SMP yang dimana

siswa harus memahami konsep dasar dari bangun datar yaitu salah satunya pad

a materi bangun datar segi empat. Karena konsep segi empat perlu dipahami o

leh siswa agar konsep konsep dari bangun datar lainnya maupun bangun ruang

yang didasari dari konsep bangun datar segi empat dapat dipahami dengan ben

ar oleh siswa. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa konsep bangun datar seg

i empat merupakan konsep dasar untuk memahami bangun datar lainnya serta

untuk menunjang pemahaman dalam materi bangun ruang ungkapan (Yulia 20

19: 61)
Level kognitif dengan kemampuan pemahaman konsep matematis yan

g saling berkaitan, karena untuk memahami sebuah konsep matematis diperluk

an kemampuan kognitif yang baik. Maka kemampuan kognitif semakin baik a

kan menghasilkan pemahaman konsep yang baik pula. Berdasarkan permasala

han yang telah diuraikan di atas, maka peneliti bertujuan untuk mendeskripsik

an kemampuan pemahaman matematis dalam materi bangun datar segi empat

pada siswa MTs Nadhatuk Khairaat Popayato Timur.

Setelah peneliti melakukan observasi awal di sekolah MTs Nahdlatul

Khairaat Popayato timur ditemukan informasi hasil belajar siswa kelas VII ter

dapat 10 dari 12 siswa atau 83% tidak mencapai KKM pada materi bangun dat

ar segi empat. Menurut informasi guru mata pelajaran dan Siswa kelas VII, re

ndahnya hasil belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni kurangnya

media buku cetak dan alat peraga matematika sehingga terjadi kurangnya pem

ahaman konsep matematis siswa, Berkaitan dengan hal yang telah dijelaskan

diatas, maka peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian dengan judul

“Analisis Pemahaman Konsep Matematis Siswa pada Materi Bangun Datar

Segi empat Kelas VII MTs Nahdlatul Khairaat”

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merumuskan masalah dalam pe

nelitian ini adalah bagaimana kemampuan pemahaman konsep matematis siswa pa

da materi bangun datar segi empat di kelas VII MTs Nadhatul Khairat

1.3 Batasan Masalah

Agar peneliti ini lebih terfokus dan mendalam sehingga membatasi masala

hnya tentang kemampuan pemahaman konsep matematis siswa pada materi bangu

n datar segi empat.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan batasan masalah yang diuraikan sebelumnya, maka yang men

jadi tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui kemampuan pemahaman konse

p matematis siswa pada materi bangun datar segi empat di kelas VII MTs

Nahdlatul Khairaat.

1.5 Manfaat penelitian

Setelah melakukan penelitian diharapkan hasil penelitian dapat memberika

n manfaat yaitu:

1. Manfaat terhadap siswa

Memberikan semangat kepada siswa dalam mengikuti pembelajara

n dalam kelas, serta meningkatkan kemampuan pemahaman Konsep mate

matis dalam materi bangun datar segiempat.

2. Manfaat Terhadap Sekolah


Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat dijadikan masukan

bagi pihak sekolah sebagai salah satu alternatif dapat meningkatkan m

utu pada mata pelajaran matematika

3. Manfaat Terhadap Guru

Bagi guru diharapkan dapat menjadi pedoman untuk kegiatan pem

belajaran berikutnya, dapat menjadi rujukan dalam pembelajaran mate

matika untuk meningkatkan pemahaman konsep matematis siswa pada

materi bangun datar seg iempat.

4. Manfaat Bagi Peneliti

Bagi peneliti pelaksanaan penenelitian ini diharapkan dapat menjad

i proses belajar bagi peneliti sebagai calon guru matematika yang mem

iliki inovasi dan kreativitas dalam menggembangkan pembelajaran


BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Tinjauan Studi

2.1.1 Pemahaman Konsep Matematis

1. Pengertian Pemahaman

Beberapa definisi tentang pemahaman telah diungkapkan oleh para ahli. Menu

rut Sudjana, pemahaman adalah hasil belajar, misalnya peserta didik dapat menjelask

an dengan susunan kalimatnya sendiri atas apa yang dibacanya atau didengarnya, me

mberi contoh lain dari yang telah dicontohkan guru dan menggunakan petunjuk pener

apan pada kasus lain. Menurut Bloom pemahaman dalam ranah kognitif adalah kema

mpuan memperoleh makna dari materi pembelajaran dengan kata lain seseorang dikat

akan memahami sesuatu jika telah dapat mengorganisasikan dan mengutarakan kemb

ali apa yang dipelajarinya dengan menggunakan kalimatnya sendiri. Siswa tidak lagi

mengingat dan menghafal informasi yang diperolehnya, melainkan harus dapat memil

ih dan mengorganisasikan informasi tersebut. Hal tersebut sesuai dengan yang ditulis

kan Sanjaya bahwa pemahaman bukan hanya sekedar mengingat fakta, akan tetapi be

rkenaan kemampuan menjelaskan, menerangkan, menafsirkan atau kemampuan mena

ngkap makna atau arti suatu konsep.

9
10

Pemahaman adalah kemampuan untuk memahami suatu objek atau subjek pe

mbelajaran. Kemampuan untuk memahami akan mungkin terjadi manakala didahului

oleh sejumlah pengetahuan (knowledge). Oleh sebab itu, pemahaman lebih tinggi ting

katannya dari pengetahuan.

Menurut Ernest ada enam ciri dari belajar yang mengandung pemaham

an, yaitu :

1. Dipengaruhi oleh kemampuan dasar, memang kemampuan dasar atau kemampua

n potensial (intelegensi dan bakat) seseorang berbeda-beda satu sama lain. Tidak

ada individu mempunyai intelegensi ataupun bakat yang sama dalam berbagai bi

dang. Meskipun kita terima pengelompokan siswa berdasarkan kategori prestasi t

inggi, sedang dan rendah, itu hanyalah pendekatan saja. Pada intinya setiap siswa

berbeda secara secara individual, baik dalam hal prestasi belajar maupun kemam

puan potensialnya.

2. Dipengaruhi pengalaman belajar yang lalu yang relevan. Pembelajaran merupaka

n rangkaian kompetensi yang dikembangkan berdasarkan kompetensi sebelumny

a. Oleh karena itu, semua pengalaman pembelajaran perlu dimulai dari apa yang

sudah diketahui, dapat dilakukan oleh siswa dan mengembangkannya.

3. Tergantung pada pengaturan situasi, sebab pemahaman hanya mungkin apabila si

tuasi belajar itu diatur sedemikian rupa sehingga segala aspek yang perlu diamati

bisa tercapai.
11

4. Didahului oleh usaha-usaha coba-coba, sebab pemahaman bukanlah hal yang dap

at jatuh dari langit dengan sendirinya, melainkan adalah hal yang harus dicari ata

u diusahakan.

5. Belajar dengan pemahaman dapat diulangi, jika suatu masalah yang yang telah di

pecahkan dengan pemahaman, ketika pada kesempatan lain diberikan kembali m

asalah yang sama atau serupa, maka siswa akan dapat memecahkan kembali mas

alah tersebut. Oleh karena itu materi pembelajaran harus memiliki makna bagi sis

wa, dengan kebermaknaan materi pembelajaran yang dipelajari dapat memungki

nkan seseorang mengingat dalam waktu yang lama.

6. Suatu pemahaman dapat diaplikasikan atau dipergunakan bagi pemahaman situas

i lain, tidak terpaku hanya pada satu situasi permasalahan.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa seorang siswa dik

atakan memahami sesuatu apabila ia dapat menjelaskan atau menguraikan kembali ap

a yang dipelajarinya ke dalam bahasanya sendiri, atau dengan kata lan dapat menyim

pulkan dan bahkan siswa dapat mengaplikasikannya ke dalam permasalahan yang rel

evan dengan yang siswa pahami tersebut dan dapat mengulanginya jika ada permasal

ahan yang serupa

2. Pengertian Konsep

Pembelajaran selalu berkaitan dengan apa yang disebut dengan konsep. Karen

a konsep secara umum adalah sebagai garis besar dari apa yang akan dipahami se

cara mendalam dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) konsep adalah ide
12

atau pengertian yang diabstrakkan dari peristiwa konkret.Konsep adalah suatu ab

straksi yang mewakili suatu kelas objek-objek, kejadian-kejadian, kegiatankegiat

an, atau hubungan-hubungan yang memiliki atribut yang sama. Menurut Hamalik

konsep adalah suatu kelas stimuli yang memiliki sifat-sifat (atributatribut) umum.

Menurut Gagne bahwa bila seorang dapat menghadapi benda atau peristiwa seba

gai suatu kelompok, golongan, kelas, atau kategori, maka ia telah belajar konsep.

Konsep sebagai gagasan yang bersifat abstrak, dipahami oleh peserta didik melal

ui beberapa pengalaman dan melalui definisi atau pengamatan langsung.

Konsep dengan begitu dapat ditarik kesimpulan bahwa merupakan objekobje

k atau kegiatan-kegiatan atau gambaran-gambaran abstrak yang mewakili hubun

gan-hubungan atau sifat-sifat yang sama, yang dapat dipahami melalui beberapa

pengalaman dan melalui definisi atau pengamatan langsung.

Menurut Suherman ditinjau dari fungsinya, konsep dapat dikelompokkan ke d

alam tiga golongan yaitu konsep klasifikasional, konsep korelasional dan konsep

teoritik.12

1. Konsep klasifikasional memungkinkan kita dapat mengklasifikasikan konsepkon

sep. Misalnya konsep segitiga, segiempat, kubus, balok, himpunan dan sebagainy

a. Kita mengetahui bahwa segitiga, segiempat, kubus dan balok itu kita dapat bua

t dengan berbagai ukuran sehingga luas dan volumenya berbeda. Tetapi apabila k

ita dihadapkan kepada objek-objek tersebut tidak akan keliru menentukannya me

nurut kelompoknya masing-masing. Dalam konsep klasifikasional terdapat pula k

onsep yang menunjukan variabel kuantitatif seperti panjang, luas dan volume.
13

2. Konsep korelasional memungkinkan kita menghubungkan konsep yang satu deng

an yang lainnya, dua atau lebih objek. Misalnya konsep jarak sebagai hasil kali w

aktu dan kecepatan, konsep segitiga dengan kurva tertutup sederhana yang merup

akan gabungan tiga buah garis

3. Konsep teoritik adalah yang memungkinkan kita dapat menjelaskan fakta, misaln

ya konsep titik, bilangan dan himpunan.

Uraian di atas memperlihatkan bahwa konsep merupakan sesuatu hal abstrak yang di

konkritkan. Untuk memahami konsep yang abstrak siswa memerlukan halhal/pengala

man atau benda-benda konkrit (riil) sebagai perantara atau visualisasinya, karena itu l

ebih dapat dipahami dan dimengerti.

1) Pemahaman Konsep Matematika

Pemahaman berasal dari kata paham yang berarti pengertian, pendapat; pikira

n, aliran; haluan; pandangan, mengerti benar (akan); tahu benar (akan), pandai dan m

engeri benar (tentang suatu hal). Beberapa ahli berpendapat tentang pengertian dari p

ehamanan. Menurut Purwanto dalam Maryati (2017 : 10), “Pemahaman adalah tingka

t kemampuan yang mengharapkan siswa mampu memahami arti atau konsep, situasi s

erta fakta yang diketahuinya”. Ernawati dalam Ambarwati (2019 : 298) mengemukak

an, “Pemahaman adalah kemampuan mengungkapkan suatu materi yang disajikan dal

am bentuk lain yang dapat dipahami, mampu memberi interpretasi dan mampu meng

klasifikasikannya”. Susanto (2014 : 208), “Pemahaman adalah suatu proses yang terdi

ri dari kemampuan untuk menerangkan dan menginterpretasikan sesuatu, mampu me


14

mberikan gambaran, contoh, dan penjelasan yang lebih luas dan memadai serta mamp

u memberikan uraiandan penjelasan yang lebih kreatif”. Berdasarkan pengertian pem

ahaman diatas, dapat disimpulkan bahwa pemahaman adalah suatu cara yang sistemat

is dalam memahami dan mengemukakan tentang sesuatu yang diperolehnya. Oleh kar

ena itu kegiatan pembelajaran perlu menyediakan pengalaman belajar bermakna yang

dikaitkan dengan pengetahuan awal mereka agar mereka bisa mengonstruk hasil pemi

kiran mereka sendiri.

Pemahaman konsep merupakan dasar utama dalam pembelajaran matematika.

Peraturan Dirjen Dikdasmen No. 506/C/PP/2004 tanggal 11 November 2004 tentang

Penilaian Perkembangan Anak Didik Sekolah menengah Pertama (SMP), Depdiknas

(2004) menyatakan bahwa aspek penilaian matematika dalam rapor dikelompokkan

menjadi tiga aspek, yaitu:

1. Pemahaman konsep

2. Penalaran dan komunikasi

3. Pemecahan masalah

Dijelaskan pula bahwa pemahaman konsep dalam pembelajaran matematika

merupakan kompetensi yang ditunjukkan siswa dalam memahami konsep dan dalam

melakukan prosedur (algoritma) secara luwes, akurat, efisien, dan tepat. Pemahaman

konsep sangatlah penting dalam proses pembelajaran matematika. Hal ini sesuai deng

an “NCTM 2000 disebutkan bahwa pemahaman matematik merupakan aspek yang sa

ngat penting dalam prinsip pembelajaran matematika”.Hiebert dan Carpenter menge


15

mukakan sejumlah konsekuensi positif terhadap pengetahuan yang diperoleh dalam b

elajar matematika dengan pemahaman, yaitu sebagai berikut:

1. Bersifat generatif, merupakan pengetahuan yang terbentuk dari hasil belajar denga

n pengertian, sewaktu-waktu dapat dimunculkan kembali (distimulasi). Penstimula

sian terjadi karena diterimanya informasi baru yang bergabung dengan pengetahua

n lama. Memahami tentang informasi baru yang diperoleh dari hasil belajar melahi

rkan pengetahuan baru. Proses seperti ini akan berlansung secara terus menerus ap

abila setiap informasi baru dari hasil belajar selalu dipahami atau dengan kata lain

selalu belajar dengan pemahaman.

2. Bermakna, merupakan penyesuaian antara tugas-tugas belajar dengan kemampuan

berpikir siswa dapat menunjang pencapaian pemahaman yang akan dibangun oleh

siswa dalam belajar matematika.

3. Memperkuat ingatan dan mengurangi jumlah informasi yang harus dihapal. Penget

ahuan dari hasil belajar dengan pemahaman selalu dapat dimunculkan kembali den

gan baik karena pengetahuan dalam struktur kognitif tersebut diperoleh secara ber

makna. Jika suatu pengetahuan diperoleh dengan pemahaman maka akan semakin

tertanam pengetahuan tersebut dalam struktur kognitif. hal ini menunjukkan semak

in sedikitnya informasiinformasi dalam pengetahuan yang harus dihapal. Di sampi

ng itu kebermaknaan pemahaman yang dicapai dalam belajar memungkinkan infor

masi-informasi yang telah dipelajari mudah dimunculkan kembali setiap kali diper

lukan.
16

4. Memudahkan transfer belajar. Terjadinya transfer dalam belajar dengan pengertian

atau pemahaman karena adanya persamaan-persamaan konteks antara pengetahuan

baru yang akan dipelajari dengan pengetahuan lama yang dengan cepat dapat dimu

nculkan kembali.

5. Mempengaruhi kepercayaan. Siswa yang belajar dengan pemahaman selalu akan m

emunculkan pengetahuan-pengetahuan yang saling berhubungan secara sistematis

dalam struktur kognitif. Pengetahuan-pengetahuan lama yang terbentuk dalam stru

ktur kognitif diperlukan untuk memahami informasi yang baru diterima dari hasil

belajar.

Kemampuan memahami konsep menjadi landasan untuk berpikir dan menyele

saikan masalah atau persoalan, konsep-konsep itu akan melahirkan teorema atau rum

us dan kemudian agar konsep-konsep dan teorema-teorema dapat diaplikasikan ke sit

uasi yang lain, perlu adanya keterampilan menggunakan konsep-konsep dan teorema-

teorema tersebut. Oleh karena itu, pembelajaran matematika harus ditekankan ke arah

pemahaman konsep. Suatu konsep yang dikuasai siswa semakin baik apabila disertai

dengan pengaplikasian. Siswa dikatakan telah memahami konsep apabila ia telah ma

mpu mengabstraksikan sifat yang sama, yang merupakan ciri khas dari konsep yang d

ipelajari, dan telah mampu membuat generalisasi terhadap konsep tersebut dalam setti

ng pembelajaran, siswa dianggap dapat mengkonstruksi makna mereka sendiri berdas

arkan pengetahuan mereka sebelumnya, aktivitas kognitif dan metakognitif mereka, d

an kesempatan serta hambatan yang mereka temui dalam setting pembelajaran terseb

ut, termasuk informasi yang tersedia bagi mereka.


17

Dari uraian tersebut dapat dipahami bahwa kemampuan pemahaman konsep

matematika menginginkan siswa mampu memanfaatkan atau mengaplikasikan apa ya

ng telah dipahaminya ke dalam kegiatan belajar. Jika siswa telah memiliki pemahama

n yang baik, maka siswa tersebut siap memberi jawaban yang pasti atas pernyataan-p

ernyataan atau masalah-masalah dalam belajar.

Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang memiliki karakteristik

yang mengalami berbagai kesulitan dalam mempelajari matematika, terutama dalam

memahami dan menyelesaikan masalah matematika. Akibatnya siswa kurang mengha

yati atau memahami konsep-konsep matematika dan mengalami kesulitan dalam men

gaplikasikan matematika dalam kehidupan seharihari. Hal ini berakibat pada pemaha

man matematika yang semakin berkurang. Oleh karena itu, diperlukan perbaikan pem

belajaran matematika untuk meningkatkan pemahaman matematika siswa. Matematik

a terdiri dari berbagai konsep yang tersusun secara hierarkis, sehingga pemahaman m

atematis menjadi sangat penting. Belajar konsep merupakan hal yang paling mendasa

r dalam proses belajar matematika, oleh karena itu seorang guru dalam mengajarkan s

ebuah konsep harus beracuan pada sebuah tujuan yang harus dicapai. Konsep matema

tika yang sangat kompleks cukup sulit bahkan tidak bisa dipahami jika pemahaman k

onsep yang lebih sederhana belum memadai. Akan sangat sulit bagi siswa untuk men

uju ke proses pembelajaran yang lebih tinggi jika belum memahami konsep. Oleh kar

ena itu, kemampuan pemahaman konsep matematis adalah salah satu tujuan penting d

alam pembelajaran matematika.


18

2.1.2 Bangun Datar Segi Empat

1. Pengertian Bangun Datar

Bangun datar adalah bangun dua dimensi yang hanya memiliki panjang dan le

bar, yang dibatasi oleh garis lurus atau lengkung. Bangun datar dapat didefinisikan se

bagai bangun datar yang rata yang mempunyai dua dimensi yaitu panjang dan lebar te

tapi tidak mempunyai tinggi dan tebal.

Bangun datar disebut juga bangun dua dimensi yang termasuk dalam pembaha

san saat pembelajaran ilmu geometri. Bangun datar terdiri dari segitiga, persegi, perse

gi panjang, jajargenjang, trapesium, belah ketupat, layang layang, dan lingkaran deng

an segala sifat sifatnya. Pada dasarnya bangun datar adalah himpunan titik titik yang

keseluruhan terletak dalam satu bidang bidang, jika bangun datar diputar terhadap pus

atnya dan dalam satu putaran dapat menepati bingkainya sebanyak n kali, maka bang

un datar tersebut dikatakan mempunyai simetri putaran tingkat n. Jika sudut bangun d

atar diputar dan dapat menempati bingkainnya kembali, bangun datar tersebut dikatak

an mempunyai simetri putaran. Sri Bintang, dkk 2021)

Bangun datar segi empat adalah suatu bidang datar yang debentuk oleh empat

garis lurus. Oleh karena itu, bangun datar segi empat mempunyai 4 sisi. Masing masi

ng jenis bangun datar segi empat punya karakter atau sifat sifat yang berbeda. Nah, ka

rena bentuknya bangun datar kita juga bisa menghitung luas dan kelilingnya.
19

Secara definisi, segi empat merupakan suatu bidang datar yang dibentuk oleh

empat garis lurus. Bangun datar segi empat yang akan dibahas pada kelas VII ini meli

puti jajar genjang, persegi panjang, persegi, belah ketupat, layang layang dan trapesiu

m. Bentuk bangun datar segiempat sering dijumpai dilingkungan sekitar kita, seperti

meja yang berbentuk persegi panjang, figura yang berbentuk persegi, permainan laya

ng layang yang berbentuk bangun datar layang layang.

2. Jenis Jenis bangun datar segi empat

1. Jajar genjang

Jagar genjang merupakan salah satu bangun datar jajar genjang sering disebut

juga jajar genjang. Menurut Mulyana AZ(20018:92) jajar genjang ialah bangun segie

mpat yang sisi sisinya berhadapan sejajar sama panjang serta sudut sudut yang berhad

ap-hadapan sama besar, selain itu ada juga pendapat lain tentang pengertian jajar genj

ang sebagai berikut:

 Menurut Suparti, dkk.2009:82) jajar genjang adalah bangun datar segiempat yang

sisi sisi saling berhadapan sejajar dan sama panjang

 Menurut P.Sarjuman (2001:36), jajar genjang adalah segiempat yang mempunyai

kedua pasang sisi yang berhadapan sejajar

 Menurut Suwandi (2010: 10), ada empat definisi jajar genjang yakni sebagai berik

ut. (1) Jajar genjang adalah bangun segi empat yang dibentuk dari sebuah segitiga

dan bayangannya yang diputar setengan putaran (180°). (2) Jajar genjang adalah se
20

gi empat yang sisi sisi berhadapannya sama panjang. (3) Jajar genjang adalah segi

empat yang sudut sudut berhadapannya sama besar. (4) Jajar genjang adalah segi e

mpat yang kedua diagonalnya saling membagi menjadi dua bagian sama panjang

Dari berbagai pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa jajar genjang adala

h bangun datar segiempat yang mempunyai dua pasang sisi yang saling sejajar dan sa

ma panjang. Segi empat ABCD pada jajar genjang berikut.

1. Persegi panjang

Persegi panjang merupakan bangun datar yang memiliki dua pasang sisi sama

panjang dan sejajar serta besar semua sudutnya adalah 90° atau berbentuk siku siku.

Ada beberapa benda yang berbentuk persegi panjang, contohnya pintu, meja, buku tul

is, penggaris, kertas, hingga lapangan.

Persegi panjang termasuk kedalam sebuah bentuk geometri dua dimensi yang

terdiri dari empat sisi. Dua sisi yang berlawanan memiliki panjang yang sama, sedang

kan dua sisi lainnya juga memiliki panjang yang sama, tetapi panjangnnya berbeda de

ngan dua sisi pertama. Dengan kata lain, persegi panjang memiliki dua pasang sisi sej

ajar yang panjangnya berbeda.(Sapta Hari 2019; 1)

2. Persegi

Persegi adalah segiempat yang keempat sisinya sama panjang dan keempat su

dutnya siku siku atau 90°. Persegi juga bisa disebut bujur sangkar(Sapta Hari 2019;

12)
21

3. Belah ketupat

Belah ketupat adalah bangun datar yang memiliki empat sisi yang sama panja

ng dengan sisi sisi berhadapan saling sejajar dantidak saling tegak lurus. Keempat sisi

belah ketupat memiliki panjang yang sama karena belah ketupat dibentuk dari dua se

gitiga sama kaki yang kongruen. (Sapta Hari 2019; 24)

4. Layang layang

Bangun layang layang adalah bangun datar dua dimensi, memiliki dua pasang

sisi sama panjang namun tidak sejajar, serta saling membentuk sudut yang berbeda.

(Sapta Hari 2019; 29)

5. Trapesium

Trapesium adalah bangun segi empat yang memiliki sepasang sisi berhadapan

yang sejajar tetapi tidak sama panjang. Dikehidupan sehari hari, bangun datar ini mud

ah sekali kita jumpai, misalnnya bentuk meja, tas, dan sebagainya.(Sapta Hari

2019;20)

3. Sifat sifat yang dimiliki oleh bangun datar

A. Bangun datar persegi panjang

D C
22

A B
Gambar 2.1 Bangun Datar Persegi Panjang

1. Sifat bangun datar persegi panjang

Sifat sifat persegi panjang dapat dapat kita tuliskan sebagai berikut:

a) Memiliki dua buah sumbuh simetris

b) Memiliki simetris putar tingkat 2

c) Dapat menempati bingkainya dengan 4 cara

d) Sisi sisi yang berhadapan sama panjang (AB = DC dan AD = BC)

e) Sisi sisi yang berhadapan sejajar (AB//DC dan AD//BC)

f) Tiap tiap sudutnya sama besar (<A = <B = <C = <D 90°)

g) Diangonal diagonalnya sama panjang (AC = BD)

h) Diagonal diagonalnya saling berpotongan dan membagi dua sama panjang

2. Keliling bangun persegi panjang

Perhatikan persegi panjang ABCD pada gambar 2.1. misalkan seorang anak m

elintasi jalan dari A menuju B, dari B menuju C, dari C menuju D dan dari D kembali

ke A. Anak tersebut dapat dikatakan mengelilingi persegi panjang ABCD. Panjang lin

tasan yang dilaluinya adalah AB+BC+CD+DA. Berarti keliling persegi panjang adala

h jumlah panjang sisi yang membentuk persegi panjang tersebut.Jika persegi panjang
23

kita sebut dengan p dan lebar persegi panjang kita sebut dengan l, keliling persegi pan

jang adalah:

K=AB+BC+CD+DA

=p+l+p+l

=2p+2l

=2(p+l)

Jadi,

K=2(p+l)

3. Luas bangun persegi panjang

Luas pesegi panjang ABCD=(6 x 4) satuan luas=24 satuan luas. Secara umum

jika panjang persegi panjang dinyatakan dengan p dan lebarnya dinyatakan dengan l

maka luas persegi panjang dinyatakan dengan persamaan berikut:

L=p x l

Ket:L : Luas

p : Panjang

l : Luas

B. Bangun datar persegi

D C
24

A B
Gambar 2.2 Bangun Datar Persegi

1) Sifat sifat bangun datar persegi: (i) Memiliki empat buah sumbu simetri; (ii)

Memiliki simetri putar tingkat 4; (iii) Dapat menempati bingkainya dengan 8 c

ara; (vi) Keempat sisinya sama panjang(AB = BC = CD = AD); (v) Sisi sisi ya

ng berhadapan sejajar(AB//CD//dan BC//AD); (vi) Tiap tiap sudutnya sama be

sar(<A = <B = <C = <D 90°); (vii) Diagonal diagonalnya sama panjang (BD

= AC); (viii) Diagonal diagonalnya saling berpotongan tegak lurusdan memba

gi dua sama panjang.

2) Keliling bangun persegi

Sisi sisi suatu persegi adalah sama panjang. Jika panjang sisi persegi adala

h s maka keliling persegi dinyatakan dengan

K = 4s

Ket : K : Keliling

s : Sisi

3) Luas bangun persegi

Jika panjang sisi persegi kita nyatakan dengan s, luas persegi dinyatak

an dengan persamaan berikut:


25

L=sxs

Ket : L : luas

s : sisi

C. Bangun ruang jajar genjang

D C

A B
Gambar 2.3 Bangun Datar Jajar Genjang

1. Sifat-sifat jajar genjang: (i) Sisi-sisi yang berhadapan sama panjang dan sejajar;

(ii) Kedua diagonalnya saling membagi dua sama panjang (berpotongan di titik ten

gah); (iii) Sudut-sudut yang berhadapan sama besar; (iv) Sudut- sudut berdekatan s

aling berpelurus; (v) Jajargenjang dapat menempati bingkainya dengan tepat setela

h diputar setengah putaran pada titik potong diaogonalnya.

2. Keliling dan luas jajargenjang

 Keliling jajargenjang adalah jumlah panjang sisi-sisinya. Secara matematis:

K = AB + BC + CD + AD

 Luas suatu jajargenjang adalah sama dengan panjang atas dikalikan tinggi Atau, se

cara matematis :

L=axt
26

Ket : L = luas

a = alas (setiap sisi dapat dipandang sebagai alas)

t = tinggi (jarak antara dua sisi sejajar) (Hari Sapta Bayu 2019)

D. Bangun datar trapezium

D C

A B
Gambar 2.4 Bangun Datar Trapesium

1. Sifat Sifat Trapesium

Secara umum, sifat sifat trapesium adalah sebagai berikut: (i) Sepasan

g sisi yang berhadapan adalah sejajar; (ii) Pada trapesium sama kaki, sudut su

dut alasnya sama besar; (iii) Pada trapesium siku siku salah satu sudutnya 90°.

2. Keliling dan luas bangun trapesium

 Keliling trapesium:

K=AB+BC+CD+AD

 Luas bangun trapesium

L=½t x (a+b)

Ket : L : luas
27

t : tinggi

E. Bangun datar belah ketupat

Gambar 2.5 Bangun Datar Belah Ketupat

1. Sifat sifat bangun datar belah ketupat: (i) Semua sisinya sama panjang; (ii) Sisi

yang berhadapan sejajar; (iii) Diagonal diagonalnya merupakan sumbu simetri (iv)

Sudut sudut yang berhadapan sama besar dan dibagi dua oleh diagonalnya; (v)

Kedua diagonalnya saling membagi dua sama panjang dan saling tegak lurus.

2. Keliling bangun belah ketupat

Belah ketupat mempunyai empat buah sisi yang sama panjang. Keliling dari

belah ketupat adalah jumlah panjang sisi sisi belah ketupat itu.sehingga keliling

ABCD adalah:

K=4AB

Jika panjang sisinya= s, kelilingnya adalah:

K=4s (Hari Sapta Bayu 2019)

3. Luas belah ketupat


28

Dengan demikian, luas belah ketupat ABCD adalah:

1
L= xd ₁ xd ₂
2

F. Bangun datar layang layang


B

A C

D
Gambar 2.6 Bangun Datar Layang Layang

1. Sifat sifat bangun layamg layang dapat dituliskan sebagai berikut: (i) Sisinya

sepasang sepasang sama panjang; (ii) Sepasang sudut yang berhadapan sama

besar; (iii) Salah satu diagonalnya adalah sumbuh simetris; (iv) Salah satu

diagonalnya membagi dua sama panjang dan tegak lurus diagonal yang lain; (v)

Keliling bangun layang layang

Keliling layang layang ABCD adalah jumlah membentuk layang

layang ABCD. (Hari Sapta Bayu 2019)

K=AB+BC+CD+AD

4. Luas bangun layang layang

Luas layang layang dinyatakan dengan

1
L= xd ₁ xd ₂
2
29

2.2 Penelitian yang Relevan

Tabel 2.1 Penelitian Yang Relevan

Nama/ Judul Jenis Hasil Penelitian Kersamaan


Tahun penelitia
n

Ernawat Analisis Kemampuan Deskripti Hasil dari penelitian ini adalah pemahaman ko Kesamaan dengan peneliti ini
i (2016) Pemahaman Konsep f adalah sama tujuannya untuk
Matematika Siswa nsep matematika masih kurang dipahami oleh mengetahui bagaimana
MTs Negeri Parung kemampuan pemahaman konsep
Kelas VII dalam siswa sekolah. matematis setiap kelas VII pada
Materi Segitiga dan materi bangun dtar segiempat.
Segi empat

Sakinah Analisis Kesulitan Pe Deskripti Hasil dari penelitian ini adalah siswa kesulitan Kesamaan dengan peneliti ini
Candra mahaman Konsep Pad f adalah sama tujuannya untuk
Dewi a Materi Segitiga dan dalam operasi hitung bangun datar segiempat, mengetahui bagaimana
(2017) Segiempat di Kelas V kemampuan pemahaman konsep
II SMP Negeri 2 Kem membedakan macam-macam segiempat, serta matematis setiap kelas VII pada
bang Tahun Ajar 2016 materi bangun dtar segiempat
/2017 mengungkapkan suatu pemahaman mengenai

segiempat. Sedangkan pada aspek menerapkan

siswa mampu dalam menerapkan soal yang su

dah familier, namun terhambat perihal

kesulitan dalam mengejarkan tugas bangun

datar segiempat.

Ivan S Analisis Kemampuan Deskrifti Hasil dari penelitian ini adalah tingginya jumla Kesamaan dengan peneliti ini
ada Re Pemahaman Konsep S p adalah sama tujuannya untuk
egiempat Siswa Kelas h siswa yang tidak mampu indikator mengapli mengetahui bagaimana
gi, Suk VIII SMP Negeri 1 L kemampuan pemahaman konsep
asno, ubuklinggau Tahun P kasikan konsep atau algoritma pada pemecaha matematis setiap kelas VII pada
Yufitri elajaran 2017/2018 materi bangun dtar segiempat
Yanto n masalah disebabkan oleh siswa yang belum
(2018)
mempelajari konsep phytagoras, hal ini menga

kibatkan 15 siswa kesulitan dalam menyelesai


30

kan soal yang diberikan sehingga tidak dapat i

ndikator mengaplikasikan konsep atau algorit

ma pada pemecahan masalah dengan tepat

2.3 Kerangka Berfikir

OBSERVASI

Buat Kuisioner
Pemahamankonsep sisiwa
31

Validasi ahli Tidak valid

Pembuatan kuesioner

Wawancara Siswa yang level kognitif


rendah

Hasil
BAB III

METODE PENELITIAN

1.1 Waktu dan tempat penelitian

A. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan selama kurang lebih 1 bulan pada

bulan maret pada semester II Tahun Pelajaran 2023/2024

B. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MTs Nadhatul Khairat berlokasi di

Jl. Mootinelo, Desa Tahele Kecamatan Popayato Timur Kabupaten

Pohuwato Provinsi Gorontalo pada Tahun Ajaran 2023/2024.

1.2 Jenis dan Metode Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dimana penelitian

deskriptif menurut (Sukmadinata, 2006 : 72) adalah, “suatu bentuk

penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena

yang ada, baik fenomena alamiah maupun fenomena buatan manusia”.

Fenomena itu bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, perubahan,

hubungan, kesamaan, dan perbedaan antara fenomena yang satu dengan

fenomena lainnya.

Metode penelitian yang digunakan yaitu penelitian kuantitatif dan

kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Penelitian ini bertuj

uan untuk menganalisis bagaimana kemampuan pemahaman konsep mate

matis siswa kelas VII MTs Nadhatul khairat pada meteri bangun datar segi
32

empat yang memenuhi atau tidak indikator-indikator pada kemampuan pe

mahaman konsep.

1.3 Desain Penelitian

Desain penelitian ini bersifat kuantitatif, penelitian kuantitatif

pendidikan terbagi atas dua jenis, yaitu penelitian survei dan penelitian

eksperimen. Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah survei.

Menurut Sugiyono (Rahayu 2015 : 41), ”Metode survei digunakan untuk

mendapatkan data dari populasi tertentu yang bersifat alamiah, tetapi

peneliti melakukan pengumpulan data dengan mengedarkan kuesioner

dimana peneliti tidak memberikan perlakuan seperti pada eksperimen”.

3.4 Populasi Dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian dalam suatu ruang lin

gkup dan waktu yang akan ditentukan. Menurut Sugiyono (dalam Pradana, 2018 :

4) bahwa “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek ya

ng mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti unt

uk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”. Berdasarkan pengertian di atas,

maka populasi penelitian yang akan digunakan adalah seluruh peserta didik kelas

VII di MTs Se-Kecamatan Popayato, tahun pelajaran 2023/2024.

2. Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (Pradana 2018 : 4), “Sampel adalah bagian dari jumlah

dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Artinya setiap kelas memp
33

unyai peluang yang sama untuk dijadikan sampel. Apa yang dipelajari dari sampel

kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Sampel dalam penelitian

ini dipilih secara acak dari dua MTs di Kecamatan Popayato sehinga sampel

dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII MTs Nadhatul Khairat yang berjumla

h 1 kelas. Untuk menentukan jumlah sampel pada penelitian digunakan teknik tota

l sampling yaitu jumlah sampel yang digunakan sama dengan jumlah populasi.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data mengacu pada metode yang digunakan untuk

mengumpulkan informasi dan data dalam suatu penelitian. Tujuan dari teknik ini

adalah untuk memperoleh data yang relevan, akurat, dan dapat diandalkan sesuai

dengan pertanyaan penelitian yang diajukan. Berikut adalah beberapa teknik

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini:

a. Tes kemampuan pemecahan masalah matematika siswa

Tes kemampuan pemecahan masalah matematika siswa dapat

dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut.

1. Kisi-kisi soal tes kemampuan pemecahan masalah matematika siswa

Kisi-kisi soal tes kemampuan pemecahan masalah matematika

siswa berupa soal-soal yang berkaitan dengan materi Sistem Persama

an Linear Tiga Variabel tes tersebut berupa tes tertulis yang berbentu

k uraian. Tes yang diberikan berjumlah 8 soal yang akan diuji cobak

an kesiswa tes ini diberikan pada saat kegiatan tes awal (pre-test) da
34

n tes akhir (post-test). Perhitungan skor dalam tes ini dapat dilihat da

lam tabel berikut ini.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa

Karakteristik Pemecahan
No Materi Masalah Total
Rutin Non Rutin

Menyelesaikan Pemahan Konsep


1 Matematis pada materi BangunDatar Segi 1 (Mudah) 2 (Sedang), 2
Empat

Menyelesaikan masalah berkaitan materi 3 (Sedang),


2 2
SPLTV dengan metode eliminasi 4 (Sulit)
Menyelesaikan masalah berkaitan materi 5 (Sulit),
3 SPLTV dengan metode gabungan 2
eliminasi dan subtitusi 6 (Sedang)

Menyelesaikan masalah berkaitan materi 7 (mudah)


4 SPLTV dengan metode determinan 2
matriks 8 (Sedang)

1 7 8

2. Soal tes kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.

Soal pemecahan masalah matematika merupakan bentuk pertany

aan atau tugas yang diciptakan untuk menguji keterampilan siswa dal

am mengaplikasikan konsep matematika guna menyelesaikan perma

salahan dunia nyata. Lebih dari itu, soal ini tidak hanya menguji pem

ahaman konsep matematika, melainkan juga kemampuan siswa dala

m menerapkan pengetahuan tersebut untuk merumuskan serta menye

lesaikan permasalahan yang bersifat kompleks.


35

3. Rubrik Penilaian Indikator Pemecahan Masalah

Rubrik penilaian indikator pemecahan masalah adalah suatu alat

evaluasi yang digunakan untuk memberikan penilaian atau skor terha

dap kemampuan siswa dalam memecahkan masalah.

Berikut adalah tabel rubrik penilaian indikator pemecahan masalah

dari polya:

Tabel 3.3 Rubrik Penilaian Indikator Pemecahan Masalah Dari Polya

Aspek yang Skor soal


Rubrik terhadap soal dan masalah
dinilai Mudah Sedang Sulit
Tidak memahami soal dan tidak
menuliskan yang diketahui dan 0 0 0
ditanya
Menuliskan yang diketahui dan
1 1 1
ditanya tapi tidak tepat
Memahami
Masalah Menuliskan yang diketahui dan
2 2 2
ditanya tapi tidak lengkap
3
Menuliskan yang diketahui dan
3 3
ditanya dengan lengkap dan tepat

Tidak ada rencana strategi yang


digunakan untuk menyelesaikan 0 0 0
masalah
Membuat rencana strategi
1 2 3
penyelesaian yang tidak relevan
Merencanakan
penyelesaian Membuat rencana strategi
2 4 6
penyelesaian tapi tidak lengkap
Membuat rencana strategi
penyelesaian yang benar untuk 3 6 9
Jawaban yang benar
36

Tidak menuliskan penyelesaian soal 0 0 0


Ada penyelesaian tetapi prosedur
1 2 3
tidak jelas
Menyelesaikan
masalah Melakukan prosedur penyelesaian
2 4 6
yang benar tetapi kuranglengkap
Melakukan prosedur penyelesaian
3 6 9
dan hasilyang benar
Tidak ada pemeriksaan jawaban 0 0 0
Pemeriksaan jawaban hanya pada
1 1 1
hasil akhir
Memeriksa
kembali Pemeriksaan tuntas hanya pada
2 2 2
proses
Pemeriksaan jawaban tuntas untuk
3 3 3
melihat kebenaran proses dan hasil
Skor Maksimal 12 18 24
Total Skor Maksimal 228

Rumus perhitungan skor pada tes adalah sebagai berikut

R
NP = x 100
SM

Keterangan:

NP : Nilai persen yang dicari atau diharapkan

R : Skor perolehan siswa

SM : Skor maksimum ideal dari tes yang sudah ditentukan

100 : bilangan tetap

(Fitriana; 41-43 2019)

3.7 Metode Analisis Data


37

Data yang diperoleh dari hasil tes kemampuan pemahaman konsep

matematis dari sampel dengan pemberian tes berbentuk uraian kemudian

dianalisis. Metode analisis data yang digunakan penelitian ini adalah metode

analisis kuantitatif menggunakan statistik deskriptif. Statistik deskriptif dalam

penelitian ini digunakan untuk mendeskripsikan data perolehan hasil nilai

kemampuan pemahaman konsep matematis peserta didik dalam penelitian ini

seperti nilai rata-rata(Mean), nilai tengah data (Median), nilai modus (Mode),

simpangan baku (Standard Deviation). Dari uraian tersebut, penjelasan teknik

analisis sebagai berikut:

1. Mean
Mean merupakan nilai rata-rata yang bisa mewakili sekumpulan

data yang repsentatif. Menghitung mean ditentukan dengan rumus menurut

(Sugiyono, 2009:54) sebagai berikut tergolong yang tersusun dalam tabel

distribusi frekuensi, rumusnya adalah:

∑f𝑥
i i
𝑀e =
∑ fi
Keterangan :

𝑀e = rata-rata (mean)

∑ fi = jumlah data atau sampel


fixi = perkalian antara fi pada tiap interval data dengan tanda kelas (𝑥i)

pada tabel distribusi frekuensi.

2. Median

Median adalah salah satu cara teknik penjelasan kelompok yang

didasarkan atas nilai tengah kelompok data yang telah disusun urutannya dari
38

yang terkecil sampai yang terbesar, atau sebaliknya. Untuk menghitung

median data bergolong yang tersusun dalam tabel distribusi frekuensi,

ditentukan dengan rumus menurut (Sugiyono, 2009:53) sebagai berikut:


1
𝑛−𝐹
2
Md = b + p ( )
f
Keterangan:

Md = median

b = batas bawah, dimana median akan terletak

n = banyak data atau jumlah sampel

F = jumlah semua frekuensi sebelum kelas median

f = Frekuensi kelas median

3. Modus

Modus merupakan teknis penjelasan kelompok yang didasarkan atas

nilai yang sering muncul dalam kelompok tersebut. Untuk mengitung modus

data bergolong yang tersusun dalam tabel distribusi frekuensi, ditentukan

dengan rumus menurut (Sugiyono, 2009 : 52) sebagai berikut: (Sihombing

R. Emelya 2021)

Mo = b + p ( b1 )
b1 +b2
Keterangan:

Mo = modus
b = batas kelas interval dengan frekuensi terbanyak

p = panjang kelas interval

𝑏1 = frekuensi pada kelas modus (frekuensi pada

kelas interval yang terbanyak – frekuensi


39

kelas interval terdekat sebelumnya

b2 = frekuensi kelas modus dikurangi

frekuensi kelas interval Berikutnya

4. Simpangan Baku

Simpangan baku atau standar deviasi dari data yang telah disusun dalam

tabel frekuensi, ditentukan dengan rumus menurut (Sugiyono, 2009:57) sebagai

berikut: (Sihombing R. Emelya 2021)

s=
√ ∑(xi−x) ²
n−1

Keterangan:

s = simpangan baku

n = jumlah sampel

xi = Nilai 1 ke i sampai ke n

𝑥̅ = Nilai rata-rata

Modifikasi Interval dan kriteria kemampuan pemahaman konsep


40

matematis siswa (Sudijono, 2011:329) sebagai berikut.

Tabel 3.2
Interval dan kriteria kemampuan pemahaman konsep matematis
Interval Kriteria Kemampuan

X > X̅7 + 1,8 𝑆𝑏i Sangat Tinggi

X̅7 + 0,6 𝑆𝑏i < X ≤ X̅7 + 1,8 𝑆 Tinggi


𝑏i

X̅7 − 0,6 𝑆𝑏i < X ≤ X̅7 + 0,6 𝑆 Sedang


𝑏i

X̅7 − 1,8 𝑆𝑏i < X ≤ X̅7 − 0,6 𝑆 Rendah


𝑏i

X ≤ X̅7 − 1,8 𝑆𝑏i Sangat Rendah

Keterangan:

X = skor aktual (skor yang dicapai)

Xi = rata-rata

Sbi = simpangan baku (Nadilla, Z. (2019)


41

DAFTARPUSTAKA

Sri Bintang, R., Sutarjo, & Ramlah. (2021). Kemampuan pemahaman matematis b

angun datar segiempat siswa SMP berdasarkan level kognitif di masa pand

emi covid-19. Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika, 7(1), 60–75.

Hakim, I. D. (2020). Analisis Kemampuan Pemahaman Konsep Materi Segitiga d

an Segiempat pada Siswa SMP. Prosiding Sesiomadika, 2(1), 1015–1026. htt

ps://journal.unsika.ac.id/index.php/sesiomadika/article/view/2443

Nadilla, Z. (2019) perbedaan kemampuan pemecahan masalah dan komunikasi m

atematis siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe thi

nk pair share (TPS) dan teams games tournament (TGT) pada materi siste

m persamaan linier tiga variabel kelas X SMA Dharma Patra Pangkalan

Branda [Unpublished undergraduate thesis]. UIN Sumatera Selatan.

Sihombing R. Emelya (2021) Analisis Kemampuan Pemahaman Konsep

Matematis Siswa Pada Materi Bangun Datar Segi Empat di Kelas VII

SMP Gajah Mada Medan [Unpublished undergraduate thesis]

Ike, F., & Suhendri, H. (2021). Analisis Kemampuan Pemahaman Konsep Matem

atis Siswa Kelas V Pada Materi Kubus Dan Balok. International Journal of

Progressive Mathematics Education, 1(2), 161–183. https://doi.org/10.22236/

ijopme.v1i2.7308

Hari Sapta Bayu (2019) Mengenal Bangun Datar Penerbit Duta

Hanifah, & Abadi, A. P. (2018). Analisis Pemahaman Konsep Matematika


42

Mahasiswa dalam Menyelesaikan Soal Teori Grup kemampuan yang

mengharapkan siswa mahasiswa pada program sarjana dan mahasiswa

yang akan melanjutkan studi teori-teori dasar dan pembuktian

menyebabkan mahasiswa senantiasa. Jurnal of Medives, 2(2), 235–244.

Putra, H. D., Setiawan, H., Nurdianti, D., Retta, I., & Desi, A. (2018).

Kemampuan Pemahaman Matematis Siswa SMP di Bandung Barat.

jurnal Penelitian dan Pembelajaran Matematika. Vol. 11 No.1, 23

Anda mungkin juga menyukai