Anda di halaman 1dari 2

Muhammad Zikri Nauvalliado

(2313411021)
RESUME PANCASILA
PANCASILA DAN UUD 1946
Persatuan Indonesia
Nilai yang terkandung pada sila ketiga yakni Persatuan Indonesia adalah bahwa
negara merupakan sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia yang monodualis (makhluk
individu dan sosial). Negara adalah suatu perseketuan hidup bersama di antara elemen-
elemen yang berbeda membentuk sebuah negara berupa suku, ras, kelompok, golongan
maupun agama. Maka dari itu perbedaan merupakan sebuah kodrat manusia serta merupakan
ciri khas elemen-elemen yang membentuk sebuah negara. Bhinneka Tunggal ika merupakan
sebuah solusi dari perbedaan beragam elemen sebuah negara, bhinneka Tunggal ika sendiri
memiliki makna beraneka ragam tetapi satu, seloka inilah yang membuat rakyat Indonesia
menghargai perbedaan. Perbedaan sendiri bukan untuk diruncingkan menjadi konflik
permusuhan melainkan diarahkan pada suatu sintesa yang saling menguntungkan yaitu
persatuan dalam kehidupan bersama untuk mewujudkan tujuan bersama serta melengkapi
satu sama lain.

Negara mengatasi segala paham golongan, etnis, suku, ras, individu maupun golongan
agama,. Mengatasi dalam artian memberikan wahana atas tercapainya harkat dan martabat
seluruh warganya. Negara juga memberikan kebebasan atas individu, golongan, suku. Ras
maupun golongan agama untuk merealisasikan seluruh potensi dalam kehidupan bersama
yang bersifat integral.

Persatuan Indonesia merupakan faktor kunci didalam perjuangan kemerdekaan.


Tujuan Negara untuk melindungi seluruh tumpah darah Indonesia barang sekiranya tiada lain
daripada mengandung arti bahwa seluruh bangsa Indonesia termasuk didalam suatu
kesimpulan yang dapat diambil dari maksud ini daripada naskah penjelmaan proklamasi
kemerdekaan kita.

Nilai persatuan Indonesia didasari dan dijiwai oleh ketuhanan Yang Maha Esa dan
kemanusiaan adil yang beradab, hal ini terkandung nilai bahwa nasionalisme yang bermoral
ketuhanan Yang Maha Esa, Nasionalisme yang humanistic yang menjunjung tinggi harkat
dan martabat manusia sebagai mahkluk Tuhan, Oleh karena itu nilai-nilai nasionalise ini
harus tercermin dalam segala aspek penyelenggaraan negara termasuk dalam era reformasi
dewasa ini, proses reformasi tanpa mendasarkan pada moral ketuhanan, kemanusiaan dan
memegang teguh persatuan dan kesatuan, maka bukan tidak mungkin akan membawa
kehancuran bagi bangsa Indonesia seperti halnya yang terbukti pada bangsa lain.

Apabila kita melihat kepada susunan bangsa kita dan wilayah negara kita, maka kesatuan
kebangsaan kita adalah kesatuan yang harus terus menerus dipelihara secara positif, tidak berwujud
suatu sifat yang seluruhnya berlangsung dengan sendirinya, namun sambung-menyambung keadaan
yang masing masing berturut merupakan hasil dari proses penyatuan yang tidak berakhir, proses-
proses ini pada waktu proklamasi kemerdekaan kita terjadi dalam hakikatnya. Demikianlah mengapa
sila persatuan Indonesia mempunyai peranan historis sebagai faktor kunci dari perjuangan
kemerdekaan kita. Dalam keadaan hakikatnya sifat kesatuan kebangsaan dan wilayah negara kita pada
saat proklamasi menjadi mutlak, yang selanjutnya dalam keadaan senyatanya harus diamalkan. Sebab
Susunan wilayah Indonesia atas kepulauan yang sangat besar jumlah dan luasnya, juga karena
susunan bangsa atas suku bangsa, yang meskipun memiliki dasar corak yang saman, beraneka warna
bentuk sifat dari susunan keluarga dan Masyarakat, adat, kesusilaannya, kebudayaannya, hukum
adatnya dan Tingkat hidupnya. Keadaan yang telah seperti itu ditambah dengan terdapat golongan
bangsa keturunan asing dan kemungkinan kewarnegaraan orang asing tulen, dengan seperti itu maka
makin menjadi besar perbedaan yang terdapat didalam Masyarakat dan bangsanya.

Sebagai penjelmaan dari sila ketiga yakni Persatuan Indonesia ada hal penting yang harus
dikemukakan, sebab apabila hal ini disadari, maka akan merupakan suatu dasar bagi tercapainya
realisasi sifat kesatuan sari negara.

Anda mungkin juga menyukai