Kelompok 2
Puji syukur kepada Allah SWT karena berkat taufik dan hidayah- Nya, ma
kalah ini dapat diselesaikan. Makalah ini merupakan sebuah pengetahuan bagi par
a mahasiswa/i keperawatan maupun bagi para pembaca di bidang lainnya. Tidak l
upa kami ucapkan terima kasih kepada dosen pengajar dan pembimbing.
Makalah ini di buat guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah
Keperawatan Paliatif dengan judul “Makalah PPOK”. Dalam penulisan makalah i
ni penulis menyajikan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti oleh para pe
mbaca.
Penulis
PAGE \* MERGEFORMAT 2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................
A. Latar belakang......................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................
C. Tujuan Penulisan..................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..................................................................................
A. Definisi PPOK...................................................................................................
B. Etiologi...............................................................................................................
C. Tanda Dan Gejala PPOK....................................................................................
D. Patofisiologi.......................................................................................................
E. Terapi Komplomenter.........................................................................................
F. SOAP..................................................................................................................
PAGE \* MERGEFORMAT 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara definisi Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) adalah pe
nyakit pernafasan yang bersifat kronis progresif. PPOK merupakan perma
salahan global yang terjadi di masyarakat hingga sekarang yang disebabka
n oleh karena angka kejadian serta angka kematian yang terus meningkat d
ari tahun ke tahun di seluruh dunia.1 PPOK saat ini berada di urutan ke em
pat penyebab kematian terbanyak di dunia setelah penyakit jantung, kanke
r, serta penyakit serebrovaskular, dan memiliki potensi untuk naik ke uruta
n ke tiga terbanyak
Pada tahun 2020 pada pria maupun wanita.2 Pada tahun 2012 angk
a kematian yang disebabkan PPOK mencapai 3 juta jiwa atau secara propo
rsi sekitar 6% dari angka seluruh kematian dunia.3 Selama tahun 2000, in
siden PPOK di instalasi gawat darurat seluruh rumah sakit di Amerika me
ncapai 1,5 juta kasus, 726.000 kasus diantaranya memerlukan perawatan d
i rumah sakit dan 119.000 diantaranya meninggal. Total estimasi biaya unt
uk pengobatan penyakit PPOK sediri diperkirakan mencapai $ 24 milyar p
er tahunnya.
Di Indonesia, data mengenai insiden dan prevalensi PPOK secara a
kurat belum dapat ditentukan, hal ini dikarenakan masih banyak penderita
yang tidak tercatat maupun tidak terdiagnosa dikarenakan kurangnya fasili
tas. Berdasarkan survei kesehatan rumah tangga (SKRT) Depkes. RI tahun
2004 angka kejadian PPOK sebesar 13 dari 1000 orang penduduk, dimana
angka ini menempati urutan ke -5 terbesar sebagai penyebab kesakitan dar
i 10 penyebab kesakitan terbanyak (Depkes RI, 2005).
Menurut Riset Kesehatan Dasar 2007, PPOK bersama asma bronki
al menduduki peringkat ke enam sebagai penyakit penyebab tersering kem
atian di Indonesia. Secara global, angka kejadian PPOK akan terus mening
PAGE \* MERGEFORMAT 2
kat setiap tahunnya dikarenakan tingginya peningkatan faktor risiko PPOK,
diantaranya disebabkan meningkatnya jumlah perokok, perkembangan da
erah industri dan polusi udara baik dari pabrik maupun kendaraan bermoto
r, terutama di kota-kota besar dan lokasi industri serta pertambangan. Selai
n itu, peningkatan usia harapan hidup menyebabkan peningkatan jumlah p
enduduk usia tua yang ikut berperan terhadap peningkatan insiden PPOK.
Kejadian PPOK sendiri lebih sering terjadi pada penduduk usia menengah
hingga lanjut, lebih sering pada laki-laki dari pada perempuan, serta kondi
si sosial ekonomi yang rendah dan pemukiman yang padat.
PPOK yang merupakan penyakit kronis gangguan aliran udara mer
upakan penyakit yang tidak sepenuhnya dapat disembuhkan. Gangguan ali
ran udara ini umumnya bersifat progresif dan persisten serta berkaitan den
gan respon radang yang tidak normal dari paru akibat gas atau partikel yan
g bersifat merusak. Namun serangan akut PPOK dapat dicegah dengan me
nghindari faktor-faktor pemicu serangan akut tersebut.
Berdasarkan latar belakang yang ada, diharapkan tulisan ini dapat
digunakan untuk mempelajari hal-hal yang berhubungan dengan PPOK pa
da pasien, baik dalam faktor pengendalian serangan akut PPOK, hingga pe
nanganan PPOK berulang. Diharapkan pengetahuan tentang penyakit PPO
K dapat membantu menekan angka kematian dan kekambuhan penderita
PPOK pada masyarakat luas.
B. Rumusan Masalah
PAGE \* MERGEFORMAT 2
1. Pengertian PPOK
2. Penyebab PPOK
3. Tanda dan Gejala PPOK
4. Patofisiologi PPOK
5. Terapi komplementer PPO
6. SOAP
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian PPOK
2. Untuk Mengetahui Penyebab PPOK
3. Untuk Mengetahui Tanda dan Gejala PPOK
4. Untuk Mengetahui Patofisolgi PPOK
5. Untuk Mengetahui Terapi Komplementer PPOK
6. Untuk Mengetahui SOAP Terapi Komplementer PPOK
BAB II
PAGE \* MERGEFORMAT 2
PEMBAHASAN
A. Definisi PPOK
PAGE \* MERGEFORMAT 2
B. Etiologi
PPOK mempunyai progresivitas yang lambat, diselingi dengan
fase eksaserbasi akut yang timbul secara periodik. Pada fase eksaserbasi
akut terjadi perburukan yang mendadak dari perjalanan penyakitnya yang
disebabkan oleh suatu faktor pencetus dan ditandai dengan suatu
manifestasi klinis yang memberat. Secara umum resiko terjadinya PPOK
terkait dengan jumlah partikel gas yang dihirup oleh seorang individu
selama hidupnya serta berbagai faktor dalam individu itu sendiri.
1. Asap Rokok
Dari berbagai partikel gas yang noxius atau berbahaya, asap rokok
merupakan salah satu penyebab utama, kebiasaan merokok merupakan
faktor resiko utama dalam terjadinya PPOK. Asap rokok yang dihirup
serta merokok saut kehamilan juga berpengaruh pada kejadian PPOK
karena mempengaruhi tumbuh kembang paru janin dalam uterus. Sejak
lama telah disimpulkan bahwa asap rokok merupakan faktor risiko
utama dari bronkitis kronis dan emfisema.
Serangkaian penelitian telah menunjukkan terjadinya percepatan
penurunan volume udara yang dihembuskan dalam detik pertama dari
manuver ekspirasi paksa (FEV₁) dalam hubungan reaksi dan dosis
terhadap intensitas merokok, yang ditunjukkan secara spesifik dalam
bungkus-tahun (rata-rata jumlah bungkus rokok yang dihisap per hari
dikalikan dengan jumlah total tahun merokok).
Walaupun hubungan sebab akibat antara merokok dan
perkembangan PPOK telah benar-benar terbukti, namun reaksi dari
merokok ini masih sangat bervariasi. Merokok merupakan prediktor
signifikan yang paling besar pada FEV, hanya 15% dari variasi FEV,
yang dapat dijelaskan dalam hubungan bungkus-tahun. Temuan ini
mendukung bahwa terdapat faktor tambahan dan atau faktor genetik
sebagai kontributor terhadap dampak merokok pada perkembangan
obstruksi jalan nafas.
PAGE \* MERGEFORMAT 2
2. Paparan Pekerjaan
Meningkatnya gejala-gejala respirasi dan obstruksi aliran udara
dapat diakibatkan oleh paparan debu di tempat kerja. Beberapa paparan
pekerjaan yang khas termasuk penambangan batu baru, panambangan
emas, dan debu kapas tekstil telah diketahui sebagai faktor risiko
obstruksi aliran udara kronis.
3. Polusi Udara
Beberapa peneliti melaporkan meningkatnya gejala respirasi pada
orang-orang yang tinggal di daerah padat perkotaan dibandingkan
dengan mereka yang tinggal di daerah pedesaan, yang berhubungan
dengan meningkatnya polusi di daerah padat perkotaan. Pada wanita
bukan perokok di banyak negara berkembang, adanya polusi udara di
dalam ruangan yang biasanya dihubungkan dengan memasak, telah
dikatakan sebagai kontributor yang potensial.
4. Infeksi Berulang Saluran Respirasi
Infeksi saluran respirasi telah diteliti sebagai faktor risiko potensial
dalam perkembangan dan progresivitas PPOK pada orang dewasa,
terutama infeksi saluran nafas bawah berulang. Infeksi saluran respirasi
pada masa anak-anak juga telah dinyatakan sebagai faktor predisposisi
potensial pada perkembangan akhir PPOK.
1. Sesak Nafas
2. Batuk dengan produksi sputum
3. Dada terasa berat
4. Wheezing
5. Tampak Lelah
6. Penurunan Berat Badan
7. Anoreksia
PAGE \* MERGEFORMAT 2
D. Patofisiologi
PAGE \* MERGEFORMAT 2
produksi mucus serta inaktivasi antiprotease, yang menyebabkan adanya
ketidakseimbangan protease antiprotease. Stres oksidatif juga dapat
menimbulkan amplifikasi inflamasi dengan mengaktifkan berbagai jalur
interselular. Perubahan-perubahan patologis yang terjadi menyebabkan
abnormalitas fisiologis, diantaranya: hipersekresi mukus, disfungsi silia,
gangguan aliran udara, abnormalitas pertukaran udara, hipertensi
pulmoner, dan efek sistemik.
Dilihat dari sudut pandang fisiologi, volume paru dibedakan
menjadi volume dinamis dan statis. Kedua sub-kelas tersebut dinilai
dengan derajat inspirasi dan ekspirasi yang berbeda. Volume/kapasitas
statis paru dibagi menjadi empat volume standar (tidal/TV, komplementer/
IRV, suplementer/ERV, dan volume residual/RV) dan empat kapasitas
standar (inspirasi, residual fungsional, vital, dan kapasitas total paru)
sedangkan, volume dinamis paru kebanyakan berasal dari kapasitas vital.
keseluruhan volume kapasitas paru mengalami gangguan akibat perubahan
patologis yang terjadi. Oleh karena itu volume dinamis paru dinilai
bersifat esensial dalam diagnosis dan follow-up PPOK, dan volume udara
statis bersifat sama penting baik untuk evaluasi obstruktivitas maupun
penilaian kerusakan. restriktif pernapasan.
Adanya hambatan aliran udara merupakan prinsip kerusakan
fisiologis dari PPOK. Faktor intrinsik yang menyebabkan kondisi ini
diantaranya: inflamasi dinding bronkus termasuk inflamasi/edema
mukosa, perubahan bentuk/fibrosis dinding bronkus, dan peningkatan
sekresi mukosa. Faktor ekstrinsik meliputi: hilangnya elastisitas jaringan
penunjang dan adanya kompresi ekspirasi. Faktor lainnya seperti disfungsi
otot-otot pernapasan dapat memperparah kondisi hambatan aliran udara
pada pasien. hiperinflasi juga dapat terjadi pada pasien PPOK,
menyebabkan peningkatan kapasitas residu fungsional akibat adanya
udara yang terperangkap (Satryasa et al., 2018).
PAGE \* MERGEFORMAT 2
BAGAN PPOK
Asma
Emfisema
Bronkhial
Penurunan kemampuan
Peningkatan produksi mokus
batuk efektif
BAB III
PENUTUPAN
A. KESIMPULAN
PAGE \* MERGEFORMAT 2
Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) didefinisikan sebagai penyakit paru k
ronik berupa obstruksi saluran pernapasan yang bersifat progresif dan tidak se
penuhnya reversible yang diasosiasikan dengan respon inflamsi abnormal paru
terhadap gas berbahaya ataupun partikel asing.
Faktor resiko yang berkaitan dengan PPOK adalah faktor herediter yaitu defisi
ensi alpha-1 antitripsin, kebiasaan merokok, riwayat terpapar polusi udara di li
ngkungan dan tempat kerja, hipereaktivitas bronkus, riwayat infeksi saluran na
pas bawah berulang. Manifestasi klinis pasien PPOK adalah batuk kronis, berd
ahak kronis, dan sesak nafas.
Tujuan penatalaksaan PPOK adalah untuk mengurangi gejala, mencegah eksas
erbasi berulang memperbaiki dan mencegah penurunan faal paru dan meningk
atkan kualitas hidup penderita.
B. SARAN
Semoga makalah yang sederhana ini dapat menjadi bacaan dan acuan untuk
meningkatkan pengetahuan dan kreatifitas dalam pemberian asuhan keperawatan
pada klien dengan gangguan sistem pernapasan, khususnya penyakit paru
obstruksi kronik.
DAFTAR PUSTAKA
PAGE \* MERGEFORMAT 2