Anda di halaman 1dari 9

LK 1.

2 Eksplorasi Penyebab Masalah


Nama Mahasiswa : Sri Haryanti
Asal Institusi : SMAN 8 Tasikmalaya
No UKG : 201502105891

Tabel Hasil Eksplorasi Penyebab Masalah

No Masalah yang Hasil eksplorasi penyebab masalah Analisis eksplorasi


telah penyebab masalah
diidentifikasi

1 Pembelajaran di kelas Sumber Kajian Literatur Jurnal /Artikel : Setelah dilakukan analisis
belum benar-benar dari kajian literatur dan
1. Menurut Abdul Rahman Tibahary dan Muliana
menarik karena guru wawancara, penyebab
(2018),
belum menggunakan pembelajaran di kelas belum
https://media.neliti.com/media/publications/32209
model pembelajaran benar-benar menarik karena
3-model-model-pembelajaran-inovatif-
yang variatif dan guru belum menggunakan
0b0c9f0f.pdf
inovatif model pembelajaran yang
Keberhasilan belajar peserta didik dipengaruhi oleh
inovatif, karena :
faktor internal dan eksternal.
1. Adanya faktor internal
 Faktor internal, yaitu kondisi dalam proses
dan faktor eksternal yang
belajar yang berasal dari dalam diri sendiri,
menyebabkan guru
sehingga terjadi perubahan tingkah laku. Ada
belum maksimal dalam
beberapa hal yang termasuk faktor internal,
penggunaan model
yaitu: kecerdasan, bakat (aptitude),
pembelajaran yang
keterampilan (kecakapan), minat, motivasi,
variatif dan inovatif.
kondisi fisik, dan mental.
2. Dalam memilih model
 Faktor eksternal, adalah kondisi di luar
pembelajaran yang tepat
individu peserta didik yang mempengaruhi
haruslah memperhatikan
belajarnya. Adapun yang termasuk faktor
kondisi siswa/kelas, sifat
eksternal adalah: lingkungan sekolah,
materi ajar, sarana dan
keluarga dan masyarakat (keadaan sosio-
prasarana, serta tujuan
ekonomis, sosio kultural, dan keadaan
pembelajaran.
masyarakat).
3. Penerapan model
2. Menurut Isti Qomah (2013),
pembelajaran inovatif,
https://lib.unnes.ac.id/19899/1/3101409097.pdf
yang berpusat pada siswa
Dalam memilih model pembelajaran yang tepat
seperti Problem Based
haruslah memperhatikan kondisi siswa/kelas, sifat
Learning (PBL),
materi ajar, sarana dan prasarana, serta tujuan
sehingga siswa lebih
pembelajaran. Model pembelajaran yang cocok
aktif berinteraksi dan
dapat membuat siswa lebih aktif serta termotivasi
berkolaborasi dalam
dalam belajar yang akhirnya dapat berimbas pada
proses pembelajaran.
hasil belajarnya.
4. Guru kurang menguasai
model, metode dan media
3. Menurut ANENGRUM (2023), pembelajaran serta
https://files1.simpkb.id/guruberbagi/rpp/666147- kurang lengkapnya
1674400135.pdf sarana dan prasarana
 Penerapan metode pembelajaran yang kreatif, sekolah
inovatif, menarik dan menyenangkan sehingga
5. Guru yang cenderung
siswa tertarik, berminat, serta antusias dalam melakukan pembelajaran
mengikuti kegiatan pembelajaran. satu arah dan
 Penerapan model pembelajaran inovatif, yang mendominasi ( teacher
berpusat pada siswa seperti Problem Based centred) dan kurang
Learning (PBL), sehingga siswa lebih aktif kompetibel
berinteraksi dan berkolaborasi dalam proses
pembelajaran.
 Penggunaan media pembelajaran yang tepat dan
bervariasi agar dapat merangsang keaktifan dan
minat siswa dalam belajar.
4. Menurut Rasma Kasrisma (2019),
http://eprints.unm.ac.id/15115/1/Artikel%20Rasm
a_1351042026_PBSI.pdf
Berbagai kegiatan guru dalam melakukan inovasi
pembelajaran inovatif menurut Moh. Ansyar dan
H. Nurtain yang dikutip Hermanto (1999: 4)
meliputi:
 mengetahui dan menemukan masalah
 mengidentifikasi dan menyeleksi alternatif
pemecahan masalah
 penentuan alternatif pemecahan masalah
 melaksanakan
 menilai
5. Menurut Encep Supriatna (2019),
https://sejarah.upi.edu/artikel/dosen/pembelajaran-
sejarah-yang-berbasis-masalah-dalam-konteks-
sosial-budaya-siswa-2/
Untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil
belajar, para ahli pembelajaran telah menyarankan
penggunaan paradigma pembelajaran
konstruktivistik untuk kegiatan belajar-mengajar di
kelas. ketika mengajar di kelas, guru harus
berupaya menciptakan kondisi lingkungan belajar
yang dapat membelajarkan siswa, dapat
mendorong siswa belajar, atau memberi
kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif
mengkonstruksi konsep-konsep yang dipelajarinya.
Kondisi belajar dimana siswa atau mahasiswa
hanya menerima materi dari pengajar, mencatat,
dan menghafalkannya harus diubah menjadi
sharing pengetahuan, mencari (inkuiri),
menemukan pengetahuan secara aktif sehingga
terjadi peningkatan pemahaman (bukan ingatan).
Untuk mencapai tujuan tersebut, pengajar dapat
menggunakan pendekatan, strategi, model, atau
metode pembelajaran inovatif salah satunya adalah
model pembelajajan PBL (Problem Base
Learning). Dengan model PBL dimulai oleh adanya
masalah (dapat dimunculkan oleh siswa atau guru),
kemudian siswa memperdalam pengetahuannya
tentang apa yang mereka telah ketahui dan apa
yang mereka perlu ketahui untuk memecahkan
masalah tersebut. Siswa dapat memilih masalah
yang dianggap menarik untuk dipecahkan sehingga
mereka terdorong berperan aktif dalam belajar.

Hasil Wawancara :
1. Ace Sudrajat, S.Pd.,M.Pd.(56)
 Kurang penguasaan model, metode dan media
pembelajaran oleh guru
 Kurang lengkapnya sarana dan prasarana
sekolah

2. Sutiana, S.Pd. (41)


 Pembelajaran yang belum dipahami
 Metode pembelajaran yang kurang dimengerti
dan kurang variatif

3. Acep Kurnia, S.Pd.,M.Pd. (56)


 Guru sejarah dalam mengajar hanya
menggunakan metode ceramah sehingga siswa
jenuh dan ngantuk
 Siswa menganggap bahwa sejarah identik
dengan dongeng
 Pembelajaran yang berpusat satu arah (teacher
oriented) seharusnya pembelajaran berpusat
pada siswa

2 Kemampuan Sumber Kajian Literatur Jurnal /Artikel : Setelah dilakukan analisis


menyimak peserta dari kajian literatur dan
1. Menurut SRI NURHAYATI INDAH RAHAYU wawancara, penyebab
didik rendah.
dan AGUS SUPRIJONO (2020), rendahnya kemampuan
https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/avatara/arti menyimak peserta didik,
cle/view/36340: karena :
 Peserta didik saat ini lebih sering menghabiskan 1. Gadget merupakan
waktunya dengan gadget dan sosial media penyebab kurangnya
daripada bermain dan menghabiskan waktu sosialisasi dengan teman
dengan teman-temannya sehingga kemampuan dan lingkungan sekitar.
mendengar dan menyimaknya rendah 2. Akibat dari kurang
2. Menurut Kurniawan Adi Santoso, S.Pd. (2022), menyimak menyebabkan
kesulitan menangkap
https://badanbahasa.kemdikbud.go.id/artikel-
informasi terjadi karena
detail/3641/meningkatkan-kemampuan-menyimak-
salah satunya karena
dengan-talking-stick : guru tidak memberikan
 Siswa yang tidak cakap dalam menyimak akan arahan tujuan dari
kesulitan menangkap informasi. Akibatnya, ia menyimak dan dalam
tidak paham dengan materi yang diajarkan. Ia pun pembelajaran sejarah
tidak dapat menginformasikan pemahamannya metode menyimak tidak
dalam bahasa tulis dan lisan. bervariasi.
 guru tidak memberi arahan dan tidak 3. Adanya faktor dari
menyampaikan tujuan menyimak dalam dan dari luar siswa
 teknik pembelajaran menyimak yang dipakai sehingga berdampak
guru kurang bervariasi negatif kepada
3. Menurut Euis Intan Massitoh (2021 pemahaman siswa.
https://prosiding.unma.ac.id/index.php/semnasfkip
/article/view/614:
 Rendahnya keterampilan menyimak terdapat
dari faktor dalam dan luar lingkungan sekolah.
 Rendahnya keterampilan menyimak berdampak
negatif kepada pemahaman siswa dan prestasi
siswa di sekolah.
 Motivasi dan peran guru sangatlah berpengaruh
terhadap peningkatan menyimak.

Hasil Wawancara :
1. Hj.Iis Rostiwati, S.Pd.,M.Pd. (58)
 Metode pembelajaran guru yang monoton
karena masih menggunakan metode ceramah
dan guru sejarah harus bisa mengaitkan kejadian
jaman dulu diaplikasikan dengan kehidupan
masa kini, sehingga anak tidak jenuh.
 Saran prasarana yang masih kurang terhadap
mata pelajaran sejarah
 Minat baca masih rendah.

2. Drs. Engkos Koswara (60)


 Ada dua faktor yaitu faktor internal dan faktor
ekternal,
 Faktor internal diantaranya: tidak bisa
konsentrasi, malas, tidak mempunyai
kemampuan menyimak.
 Faktor eksternal diantaranya: materi tidak
menarik dan tidak jelas, guru kurang
menarik dalam berpenampilan, kemampuan
bahasanya kurang dan pengucapan yang
tidak jelas.
3 Minat membaca siswa Sumber Kajian Literatur Jurnal /Artikel : Setelah dilakukan analisis
masih rendah sehingga dari kajian literatur dan
1. Menurut Cici Mei Lani (2017) wawancara, penyebab
sulit memahami
https://digilib.unila.ac.id/26379/3/SKRIPSI%20TA rendahnya minat baca
pembelajaran NPA%20BAB%20PEMBAHASAN.pdf peserta didik karena :
 Membaca merupakan kegiatan yang 1. Membaca merupakan
membosankan, sehingga membuat siswa kegiatan yang
enggan untuk mencari buku bacaan dan membosankan dan
membacanya. kurang menarik
2. Menurut Nurul Hikmah (2020) dibandingkan dengan
https://repository.uir.ac.id/12758/ bermain gadget atau
 faktor yang mempengaruhi rendahnya minat mencari jawaban yang
membaca pada siswa adalah faktor internal dan sudah tersedia di google.
2. Adanya faktor internal
faktor eksternal.
dan eksternal yang
 Belum tersedianya bahan bacaan di mempengaruhi
perpustakaan yang sesuai dengan bakat minat rendahnya minat baca
siswa. peserta didik
3. Menurut Citra Pratama Sari (2018) : 3. Sumber bacaan yang ada
https://journal.student.uny.ac.id/index.php/pgsd/ di perpustakaan kurang
article/view/13875 menarik minat siswa
 faktor internal penyebab rendahnya minat terutama buku pelajaran
membaca siswa terdiri dari: a) kemampuan sejarah
membaca.siswa masih mengalami kesulitan
dalam memahami makna bacaan. b)
kurangnya kebiasaan membaca yaitu tidak
meluangkan waktu untuk membaca, siswa
jarang mengunjungi perpustakaan, dan belum
memiliki insiatif untuk mencari bacaan.
 Faktor eksternal penyebab rendahnya minat
membaca terdiri dari:
a) lingkungan sekolah kurang mendukung
yaitu budaya membaca di sekolah masih
rendah, program literasi belum berjalan
maksimal, kurangnya slogan membaca,
dan mading jarang diperbarui.
b) peran perpustakaan belum maksimal yaitu
kondisi perpustakaan kurang terawat,
pelayanan perpustakaan kurang maksimal,
dan tata ruang perpustakaan kurang rapi.
c) lingkungan keluarga kurang mendukung
yaitu budaya membaca di keluarga masih
rendah dan sebagian besar orang tua jarang
mengajak siswa ke toko buku karena latar
belakang pendidikan dan ekonomi yang
rendah.
d) pengaruh menonton televisi dan bermain
handphone meliputi siswa menggunakan
waktu luang di rumah untuk menonton
televisi dan untuk bermain games di
handphone.

Hasil Wawancara :
1. Sutiana, S.Pd. (41)
 Bacaan manual/teks book kurang menarik
daripada bacaan yang yang ada di gadget

2. Astri Lestari, S.Sos. (44)


 Kurang adanya motivasi dari guru
 Adanya mesin pencari ( google ) membuat siswa bisa
langsug mendapat jawaban dari pertanyaan-
pertanyaan yang didapat tanpa perlu lama-lama
membaca.
4 Guru kurang Sumber Kajian Literatur Jurnal /Artikel : Setelah dilakukan analisis
mengembangkan dari kajian literatur dan
1. Menurut Nur Aini Khasanah dan Arif Purnomo wawancara, penyebab guru
teknologi/inovasi
(2023), kurang mengembangkan
dalam
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/hp/article teknologi/inovasi dalam
pembelajaran pembelajaran, karena :
/view/58931/25035
Dalam penggunaan media pembelajaran, kendala 1. Adanya kendala terkait
yang dialami adalah sarana prasarana di mana dengan sarana prasarana
setiap kelas berbeda-beda, yaitu terkait LCD, di mana setiap kelas
kemudian terkendala handphone yang tidak semua berbeda-beda, yaitu
siswa membawa saat pembelajaran di sekolah, terkait LCD, kemudian
terkendala kuota, wifi sekolah yang koneksinya terkendala handphone
tidak menjangkau semua smartphone peserta yang tidak semua siswa
didik, dan jaringan. Sedangkan dalam membawa saat
pengembangan media mengalami kendala di pembelajaran di sekolah,
antaranya waktu (waktu mengajar dan terkendala kuota, wifi
pengembangan media), penyesuaian media dengan sekolah yang koneksinya
karakteristik siswa, dan faktor keterbatasan tidak menjangkau semua
penggunaan teknologi. smartphone peserta
2. Menurut Bastudin (2021), didik, dan jaringan.
https://bpmpsumsel.kemdikbud.go.id/site/blog/20 2. Adanya kendala waktu
20/hambatan-utama-penggunaan-tik-dalam- (waktu mengajar dan
pembelajaran-dan-strategi-mengatasinya/ pengembangan media),
 Kendala utama dalam pemanfaatan TIK dalam penyesuaian media
pembelajaran yang dihadapi guru di sekolah dengan karakteristik
adalah sarana dan prasarana pendukung yang siswa, dan faktor
terbatas. Sarana dan prasarana yang dimaksud keterbatasan penggunaan
teknologi.
adalah komputer, laptop, dan infokus, jaringan 3. Pengetahuan teknis guru
internet dan sinyal, tentang teknologi
 Pengetahuan teknis guru tentang teknologi informasi dan
informasi dan komunikasi yang terbatas komunikasi yang terbatas
menjadi kendala berikutnya dalam pemanfaatan menjadi kendala
TIK untuk pembelajaran di kelas. berikutnya dalam
 Kurangnya waktu, kurangnya pelatihan TIK, pemanfaatan TIK untuk
kurangnya kesempatan mengembang diri dan pembelajaran di kela
lain sebagainya. Tantangan yang paling umum 4. Kemampuan guru yang
lainya dilaporkan oleh para guru, misalnya, kurang komunikatif dan
kurangnya waktu mereka miliki. Mereka tidak inovatif misalnya guru
punya cukup waktu untuk merencanakan belum menguasai
rencana pelajaran teknologi yang luar biasa, penggunaan aplikasi
atau menjelajahi berbagai aspek world wide kecerdasan buatan (chat
web (www) atau perangkat lunak. Sebagian GPT, aplikasi Android
guru berkomentar bahwa dibutuhkan lebih berbasis AI) dan Canva.
banyak waktu untuk merancang proyek yang 5. Kurang penguasaan
mencakup penggunaan teknologi baru daripada metode dan media
menyiapkan pelajaran untuk mengajar dengan pembelajaran yang
cara tradisional dengan buku dan lembar kerja. inovatif oleh guru.
 Nikolopoulou dan Gialamas (2016)
mengelompokkan tantangan penggunaan TIK
dalam proses pembelajaran dari tiga aspek,
yaitu: kurangnya dukungan (lack of support),
kurangnya kepercayaan (lack of confidence),
dan kurangnya perlengkapan (lack of
equipment).
3. Menurut Sri Lestari (2015),
https://jurnalkwangsan.kemdikbud.go.id/index.ph
p/jurnalkwangsan/article/view/29#:~:text=Kendal
a%20pemanfaatan%20TIK%20oleh%20guru,kem
auan%20guru%20untuk%20memanfaatkan%20TI
K.
Belum semua guru memanfaatkan TIK dalam
menyelenggarakan kegiatan pembelajaran yang
diampunya walaupun mereka telah memahami
bahwa strategi pembelajaran yang demikian ini
sangat menunjang atau membantu tingkat
penguasaan peserta didik terhadap materi
pelajaran. Kendala pemanfaatan TIK oleh guru
adalah: tidak adanya akses, tidak adaanya sarana
TIK, pembelajaran tidak mengintegrasikan TIK,
guru tidak memiliki pengetahuan tentang TIK, dan
tidak adanya kemauan guru untuk memanfaatkan
TIK. Sehingga solusi dari kendala pemanfaaatan
TIK adalah: dilakukan sosialisasi yang
terusmenerus tentang potensi, manfaat, dan
pentingnya TIK di dalam kegiatan pembelajaran
sehingga ada dukungan kebijakan, tidak hanya dari
pemerintah pusat, pemerintah daerah, instansi
swasta tetapi juga dari kepala sekolah,
dilaksanakan pelatihan yang lebih intensif dengan
waktu yang lebih longgar atau memadai sehingga
dimungkinkan bagi guru untuk mempraktekkan
hasil pelatihan di dalam kelas, para guru
merespons kemajuan TIK secara positif dengan
tindakan nyata melalui pemanfaatan TIK di dalam
kegiatan pembelajaran yang menjadi tugas
profesionalnya, dan dilaksanakan pengadaan
perangkat TIK di sekolah secara bertahap dan
berkelajutan, baik melalui pemerintah, pihak
swasta maupun masyarakat.
4. Menurut Ngadimin (2023),
https://smp1lada.sch.id/berita/detail/pentingnya-
teknologi-informasi-dalam-
pendidikan#:~:text=1.,memaksimalkan%20SDM
%20di%20berbagai%20sektor.
Perkembangan teknologi informasi dalam
beberapa tahun terakhir telah membawa dampak
positif dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk
dalam bidang pendidikan. Peran teknologi
informasi dalam meningkatkan efektivitas
pembelajaran sangat penting, terutama di masa
pandemi seperti saat ini di mana pembelajaran
online menjadi pilihan utama. Tantangan dalam
penerapan Teknologi Informasi (TI) dalam
pendidikan semakin nyata terasa seiring dengan
semakin pesatnya perkembangan TI di era
globalisasi ini. Meskipun penerapan TI sudah
dilakukan sejak beberapa tahun terakhir dalam
sistem pendidikan di Indonesia , namun masih
banyak tantangan yang harus dihadapi. Salah
satunya adalah bagaimana menyeimbangkan
penggunaan TI dan TIK dengan pendekatan
konvensional dalam kurikulum, sehingga ruang
kelas dapat dioptimalkan dengan baik. Dalam era
digital saat ini, teknologi informasi telah menjadi
hal yang tidak terpisahkan dari kehidupan sehari-
hari. Oleh karena itu, dibutuhkan tenaga pengajar
yang tidak hanya memiliki keahlian dalam
pendidikan, tetapi juga memiliki keterampilan
dalam penggunaan teknologi informasi. Melihat
perkembangan pesat teknologi informasi,
diperlukan permintaan untuk pengembangan
tenaga pengajar yang mampu mengintegrasikan
teknologi informasi dalam proses pembelajaran.
Hal ini akan memberikan dampak positif pada para
siswa, karena mereka akan lebih terampil dalam
memanfaatkan teknologi informasi di era digital
ini. Oleh karena itu, pengembangan tenaga
pengajar yang memiliki keterampilan teknologi
informasi perlu menjadi perhatian dan fokus untuk
terus meningkatkan kualitas pendidikan di masa
depan.

Hasil Wawancara :
1. Mahendra Nugraha, S.Kom.(42)
 Kemampuan guru yang kurang komunikatif
dan inovatif misalnya guru belum menguasai
penggunaan aplikasi kecerdasan buatan (chat
GPT, aplikasi Android berbasis AI)
 Tidak ada inovasi dalam pembelajaran
 Guru tidak mau belajar untuk menggunakan
media pembelajaran dengan teknologi yang
maju misalnya canva, chat GPT, dan lain-lain.

2. Ace Sudrajat, S.Pd.,M.Pd.(56)


 Kurang penguasaan metode dan media
pembelajaran oleh guru
 Kurang lengkapnya sarana dan prasarana
sekolah
 Tingkat kepuasan siswa dengan prestasi belajar yang
masih rendah misalnya tidak ada keinginan untuk
menjadi yang terbaik di kelas.

Anda mungkin juga menyukai