LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - Umum
LK 1.2 Eksplorasi Penyebab Masalah - Umum
1 Pembelajaran di kelas Sumber Kajian Literatur Jurnal /Artikel : Setelah dilakukan analisis
belum benar-benar dari kajian literatur dan
1. Menurut Abdul Rahman Tibahary dan Muliana
menarik karena guru wawancara, penyebab
(2018),
belum menggunakan pembelajaran di kelas belum
https://media.neliti.com/media/publications/32209
model pembelajaran benar-benar menarik karena
3-model-model-pembelajaran-inovatif-
yang variatif dan guru belum menggunakan
0b0c9f0f.pdf
inovatif model pembelajaran yang
Keberhasilan belajar peserta didik dipengaruhi oleh
inovatif, karena :
faktor internal dan eksternal.
1. Adanya faktor internal
Faktor internal, yaitu kondisi dalam proses
dan faktor eksternal yang
belajar yang berasal dari dalam diri sendiri,
menyebabkan guru
sehingga terjadi perubahan tingkah laku. Ada
belum maksimal dalam
beberapa hal yang termasuk faktor internal,
penggunaan model
yaitu: kecerdasan, bakat (aptitude),
pembelajaran yang
keterampilan (kecakapan), minat, motivasi,
variatif dan inovatif.
kondisi fisik, dan mental.
2. Dalam memilih model
Faktor eksternal, adalah kondisi di luar
pembelajaran yang tepat
individu peserta didik yang mempengaruhi
haruslah memperhatikan
belajarnya. Adapun yang termasuk faktor
kondisi siswa/kelas, sifat
eksternal adalah: lingkungan sekolah,
materi ajar, sarana dan
keluarga dan masyarakat (keadaan sosio-
prasarana, serta tujuan
ekonomis, sosio kultural, dan keadaan
pembelajaran.
masyarakat).
3. Penerapan model
2. Menurut Isti Qomah (2013),
pembelajaran inovatif,
https://lib.unnes.ac.id/19899/1/3101409097.pdf
yang berpusat pada siswa
Dalam memilih model pembelajaran yang tepat
seperti Problem Based
haruslah memperhatikan kondisi siswa/kelas, sifat
Learning (PBL),
materi ajar, sarana dan prasarana, serta tujuan
sehingga siswa lebih
pembelajaran. Model pembelajaran yang cocok
aktif berinteraksi dan
dapat membuat siswa lebih aktif serta termotivasi
berkolaborasi dalam
dalam belajar yang akhirnya dapat berimbas pada
proses pembelajaran.
hasil belajarnya.
4. Guru kurang menguasai
model, metode dan media
3. Menurut ANENGRUM (2023), pembelajaran serta
https://files1.simpkb.id/guruberbagi/rpp/666147- kurang lengkapnya
1674400135.pdf sarana dan prasarana
Penerapan metode pembelajaran yang kreatif, sekolah
inovatif, menarik dan menyenangkan sehingga
5. Guru yang cenderung
siswa tertarik, berminat, serta antusias dalam melakukan pembelajaran
mengikuti kegiatan pembelajaran. satu arah dan
Penerapan model pembelajaran inovatif, yang mendominasi ( teacher
berpusat pada siswa seperti Problem Based centred) dan kurang
Learning (PBL), sehingga siswa lebih aktif kompetibel
berinteraksi dan berkolaborasi dalam proses
pembelajaran.
Penggunaan media pembelajaran yang tepat dan
bervariasi agar dapat merangsang keaktifan dan
minat siswa dalam belajar.
4. Menurut Rasma Kasrisma (2019),
http://eprints.unm.ac.id/15115/1/Artikel%20Rasm
a_1351042026_PBSI.pdf
Berbagai kegiatan guru dalam melakukan inovasi
pembelajaran inovatif menurut Moh. Ansyar dan
H. Nurtain yang dikutip Hermanto (1999: 4)
meliputi:
mengetahui dan menemukan masalah
mengidentifikasi dan menyeleksi alternatif
pemecahan masalah
penentuan alternatif pemecahan masalah
melaksanakan
menilai
5. Menurut Encep Supriatna (2019),
https://sejarah.upi.edu/artikel/dosen/pembelajaran-
sejarah-yang-berbasis-masalah-dalam-konteks-
sosial-budaya-siswa-2/
Untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil
belajar, para ahli pembelajaran telah menyarankan
penggunaan paradigma pembelajaran
konstruktivistik untuk kegiatan belajar-mengajar di
kelas. ketika mengajar di kelas, guru harus
berupaya menciptakan kondisi lingkungan belajar
yang dapat membelajarkan siswa, dapat
mendorong siswa belajar, atau memberi
kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif
mengkonstruksi konsep-konsep yang dipelajarinya.
Kondisi belajar dimana siswa atau mahasiswa
hanya menerima materi dari pengajar, mencatat,
dan menghafalkannya harus diubah menjadi
sharing pengetahuan, mencari (inkuiri),
menemukan pengetahuan secara aktif sehingga
terjadi peningkatan pemahaman (bukan ingatan).
Untuk mencapai tujuan tersebut, pengajar dapat
menggunakan pendekatan, strategi, model, atau
metode pembelajaran inovatif salah satunya adalah
model pembelajajan PBL (Problem Base
Learning). Dengan model PBL dimulai oleh adanya
masalah (dapat dimunculkan oleh siswa atau guru),
kemudian siswa memperdalam pengetahuannya
tentang apa yang mereka telah ketahui dan apa
yang mereka perlu ketahui untuk memecahkan
masalah tersebut. Siswa dapat memilih masalah
yang dianggap menarik untuk dipecahkan sehingga
mereka terdorong berperan aktif dalam belajar.
Hasil Wawancara :
1. Ace Sudrajat, S.Pd.,M.Pd.(56)
Kurang penguasaan model, metode dan media
pembelajaran oleh guru
Kurang lengkapnya sarana dan prasarana
sekolah
Hasil Wawancara :
1. Hj.Iis Rostiwati, S.Pd.,M.Pd. (58)
Metode pembelajaran guru yang monoton
karena masih menggunakan metode ceramah
dan guru sejarah harus bisa mengaitkan kejadian
jaman dulu diaplikasikan dengan kehidupan
masa kini, sehingga anak tidak jenuh.
Saran prasarana yang masih kurang terhadap
mata pelajaran sejarah
Minat baca masih rendah.
Hasil Wawancara :
1. Sutiana, S.Pd. (41)
Bacaan manual/teks book kurang menarik
daripada bacaan yang yang ada di gadget
Hasil Wawancara :
1. Mahendra Nugraha, S.Kom.(42)
Kemampuan guru yang kurang komunikatif
dan inovatif misalnya guru belum menguasai
penggunaan aplikasi kecerdasan buatan (chat
GPT, aplikasi Android berbasis AI)
Tidak ada inovasi dalam pembelajaran
Guru tidak mau belajar untuk menggunakan
media pembelajaran dengan teknologi yang
maju misalnya canva, chat GPT, dan lain-lain.