Laporan Haccp Snack Panas
Laporan Haccp Snack Panas
DOSEN PENGAMPU :
Karera Aryatika, S.Gz., M. Gizi
Disusun Oleh :
Nabilla Putri Nastiti (2111016078)
Sri Shinta Awalinda (2111016101)
Essy Febriyola (2111016104)
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................2
DAFTAR ISI....................................................................................................................3
DAFTAR TABEL............................................................................................................4
DAFTAR BAGAN............................................................................................................5
A. Pengertian HACCP..............................................................................................5
B. Prinsip HACCP....................................................................................................6
C. Deskripsi Produk..................................................................................................7
D. Diagram Alir.........................................................................................................8
E. Analisis Bahaya....................................................................................................9
F. Critical Control Point (CCP) dan Batas Kritis................................................22
G. Tindakan Koreksi...........................................................................................23
H. Penetapan HACCP.........................................................................................27
I. Penetapan Prosedur Verifikasi..........................................................................39
J. Dokumentasi dan Pencatatan............................................................................39
K. Pembahasan....................................................................................................41
PENUTUP.......................................................................................................................44
A. Kesimpulan.........................................................................................................44
B. Saran...................................................................................................................44
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................45
LAMPIRAN...................................................................................................................46
DAFTAR TABEL
D. Diagram Alir
Spesifikasi bahan
Penerimaan batagor dan bumbu di CCP
timbang
Virus: Hepatitis A
Parasit: Cryptospordium
sp
Spora bakteri:
Clostridium Botulinum,
Bacillus cereus
2. Karakteristik Bahaya
Bahaya pada tahapan ini di identifikasi bahaya-bahaya potensial
yang berhubungan dengan produksi makanan pada setiap tahap
mulai dari pemeliharaan, penerimaan, pengolahan, distribusi
sampai konsumsi, kemudian diteliti kemungkinan terjadi bahaya
tersebut dan mengidentifikasi ar acara pencegahan dan
mengendalikannya.
3. Penetapan Risiko
Istilah Resiko dalam HACCP yang digunakan dalam hal ini adalah
sebagai peluang kemungkinan suatu bahaya akan terjadi.
Penentuan Resiko atau peluang terjadinya suatu bahaya dapat
dilakukan dengan penetapan kategori resiko. Banyaknya bahaya
yang dimiliki oleh suatu bahan baku maka dapat diterapkan
kategori resiko I sampai VI.
Produk
1 Batagor Bandung + + - + + + V
Bahan Mentah
1 Minyak - + - + - - II
5 Telur + + - + + - IV
6 Daun Bawang - + - - + - II
7 Kulit Pangsit + + - + + - IV
8 Tahu - + - + + - III
9 Bawang Putih - + - - - - I
10 Bawang Merah - + - - - - I
11 Garam + + - + - - III
14 Air - + - + + - III
15 Cabai + + - + + - IV
16 Asam Jawa + + - + + - IV
17 Daun Jeruk + + - - - - II
Peralatan
1 Pisau - + - + - - II
2 Talenan + + - + - - III
3 Wadah - + - + + - III
4 Spatula - + - + - - II
5 Wajan - + - + - - II
6 Kompor - + - + - - II
7 Saringan Minyak + + - + + - IV
8 Gunting + + - + + - IV
Proses
4 Pencampuran Adonan + + - + + - IV
5 Pembuatan Batagor + + - + + - IV
6 Pengemasan - + - + + - III
Biologis :
Menemp
elnya
mikroorg
anisme
pada
bahan
baku
Pencucian Fisik : Mengguna Tingkat Pencucia Setiap kali Mencuci Mengganti Dokumentasi
bahan Rusakny kan air standar n yang waktu dengan air yang penilaian dan
a bagian mengalir, pada dilakuka pencucian benar digunakan Rekaman
ikan dan bersih, air n dengan alat yang sampai saat secara
ayam dan tidak yang air yang digunakan bersih mencuci langsung,
karena berbau diguna tidak Pemantauan menggun alat dan bahan baku
tercuci yang kan dan mengalir terhadap akan air mengguna serta kondisi
Kimia : terjamin berapa dan kualitas air mengalir kan air sanitasi
Kontami kualitasny kali menggun yang mengalir pekerja
nasi a pencuci akan air digunakan
dengan an cucian Pemantauan
kotoran dilakuk yang berapa kali
dari air an sama pencucian
Biologi : secara pada bahan
Menemp terus baku
elnya menerus
mikroorg
anisme
yang ada
di air
pada
bahan
baku
Penghalus Fisik : Memastik Kebersi Kurangn Setiap kali Alat Memastik Dokumentasi
an daging Terkena an alat han alat ya proses yang an alat penilaian dan
kotoran penggiling dan kebersih penggilinga digunaka penggiling Rekaman
pada saat bersih lingkun an n n untuk bersih secara
proses Mengguna gan lingkung Pemantauan pengolah Mengguna langsung,
penghalu kan APD sekita an terhadap an kan APD bahan baku
san yang Keterti sekitar kondisi daging yang serta kondisi
Kimia : diperlukan ban Tidak lingkungan harus diperlukan sanitasi
Tercamp dan penggu menggun saat dipastika saat pekerja
urnya melepas naan akan penggilinga n bersih penghalus
dengan aksesoris APD APD n an daging
kotoran/ pada yang Pemantauan ikan
mikroorg tubuh diperluka penggunaan
anisme n APD
yang
berbahay
a
Biologis :
Aktivitas
mikroba
merugik
an pada
saat
penghalu
san
Pencampu Fisik : Mengguna Keterti Tidak Setiap kali Dianjurk Memastik Dokumentasi
ran adonan Terkena kan APD ban menggun melakukan an untuk an standar penilaian dan
kotoran yang penggu akan pencampuran Menggu pemakaian Rekaman
yang ada diperlukan naan APD adonan nakan APD secara
dan Pemantauan langsung,
di alat APD yang apd agar Tidak
melepas penggunaan
pencamp Kebersi diperluka tidak ada mengobrol bahan baku
aksesoris APD
uran pada tubuh han alat n zat zat tanpa serta kondisi
Pemantauan
adonan Tidak yang berbahay mengguna sanitasi
terhadap
Kimia : menambah diguna kondisi a yang kan pekerja
Kontami kan bahan kan lingkungan masuk masker
nasi pengawet Penggu sekitar pada saat proses
dengan saat naan tahap pencampu
lingkung pencampur bahan pencamp ran
an an adonan pengaw uran Tidak
sekitar et adonan mengelap
Biologis : keringat
Menyeba mengguna
rkan kan baju
mikroorg yang
anisme dipakai,
berbahay Menjaga
a kebersihan
lingkunga
n sekitar
Pembuata Fisik : Mengikuti Keterti Kurangn Setiap kali Dianjurk Pemenuha Dokumentasi
n batagor Terkena prosedur ban ya melakukan an untuk n prosedur penilaian dan
kotoran pembuata prosedu mengikut pembuatan Menggu pembuata Rekaman
pada n dengan r i batagor nakan n yang secara
wadah baik dan pembua prosedur Pemantauan apd agar baik dan langsung,
pembuat benar tan pembuat prosedur tidak ada benar bahan baku
an atau Memperha batagor an pembuatan zat zat Mengguna serta kondisi
lingkung tikan Keterti batagor, yang baik berbahay kan APD sanitasi
an kebersihan ban lingkung dan benar a yang yang pekerja
sekitar lingkunga penggu an yang Pemantauan masuk diperlukan
Kimia : n sekitar naan agak lingkungan pada saat
Kontami Menghind APD kotor sekitar tahap pembuata
nasi ari Kebersi Tidak Pemantauan pencamp n batagor
dengan kontamina han alat memakai penggunaan uran
lingkung si dari maupu APD APD adonan
an kotoran/ba n yang
sekitar kteri jahat lingkun diperluka
Biologis : Pengguna gan n
Menemp an APD sekitar
elnya yang
bakteri diperlukan
pada
produk
Penggoren Fisik : Pengendali Suhu Suhu Pemantauan Menggan Mengganti Dokumentasi
gan Terkena an kondisi dan optimum minyak ti minyak penilaian dan
batagor kotoran suhu pada lama pada yang minyak goreng Rekaman
pada saat penggo penggore digunakan goreng bukan secara
wadah penggoreng rengan ngan, Pemantauan maksima menamba langsung,
penggore an Kondisi penggun terhadap l hkannya bahan baku
ngan Pengendali an pemakai jika warna serta kondisi
atau suhu dan
an kondisi
atau oleh minyak minyak lama an 2-3 berubah sanitasi
minyak
lingkung goreng goreng yang jika penggoreng kali dan pekerja
an yang yang minyakn an tercium
sekitar digunakan diguna ya Dan bau
Kimia : Pengendali kan berkuran pemantauan Mencuci
Kontami an alat Kebersi g akan terhadap alat
nasi penggoreng han ditambah lingkungan penggoren
dengan an yang lingkun kan lagi sekitar gan
lingkung baik dan gan dan setidaknya
an benar sekitar hanya pada saat
sekitar dan alat mencuci mengganti
Biologis : yang sekali minyak
Menemp diguna alat gorengny
elnya kan penggore Menggore
bakteri ngan ng pada
pada Lingkun ruangan
produk gan yang yang jauh
terbuka dari polusi
(pinggir kendaraan
jalan
yang
memiliki
banyak
polusi
dan
bakteri)
Penyajian Fisik : Pengendali Kebersi Adanya Pemantauan Dianjurk Mengguna Dokumentasi
Terkena an alat han alat kompone prosedur an untuk kan sarung penilaian dan
kotoran yang dan n kecil penyajian menggun tangan Rekaman
pada digunakan lingkun yang yang baik akan Mencuci secara
saat berpotens langsung,
wadah gan dan benar sarung alat yang
penyajian i
penyajia sekitar Pemantauan tangan digunakan bahan baku
Pengendali membaha
n/oleh Keterti yakan alat yang Menjaga serta kondisi
an
lingkung lingkungan ban (stupples digunakan kebersih sanitasi
an sekitar penggu Tidak Pemantauan an pekerja
sekitar Pengendalian APD naan mencuci penggunaan peralatan
Kimia : yang digunakan APD alat yang APD
Terkena digunaka
zat n seperti
berbahay gunting,
a dari garpu, dll,
alat yang Tidak
menggun
digunaka
akan
n/kemas sarung
an yang tangan
digunaka
n dan
polusi
akibat
kendaraa
n yang
lalu
Lalang
Biologis :
Menemp
elnya
bakteri
pada
produk
Pengemas Fisik : Pengendali Suhu Suhu Pemantuan Dianjurk Mungkin Dokumentasi
an Adanya an pada optimum suhu pada an untuk lebih ke penilaian dan
kerusaka penggunaa saat pada saat lebih lingkunga Rekaman
n fisik n plastic pengem pengemas pengemasan memperh n sekitar secara
Pengendali an agar langsung,
Menemp asan Pemantuan atikan yang
an suhu plastic
elnya Kondisi penggunaan proses terdapat bahan baku
saat mika
kotoran plastic tidak plastic pengema banyak serta kondisi
pengemasa
Kimia : n yang meleleh sekali pakai san polusi sanitasi
Terkena diguna dan Pemantuan mulai sehingga pekerja
zat kan digunaka terhadap dari disarankan
berbahay n hanya lingkungan aspek pengemas
a dari sekali sekitar lingkung an
alat yang pakai an dan dilakukan
digunaka alat yang jauh dari
n/kemas digunaka daerah
an yang n polusi
digunaka tersebut
n
Biologis :
Hinggap
nya
mikroorg
anisme
pembusu
k yang
merugik
an
Tabel . 12
HAACP Data Sheets
Raw Material Bahan Baku Batagor
Raw Material Hazards Control CCP Critical Monitoring Corrective Verification Record
Measures Limits Procedures Actions Keeping
Bahan Baku Segar
1. Daging Biologi : Biologi: Biologi: Suhu Biologi: Biologi: ikan, Biologi: Apabila Biologi: Dokumentasi
Ayam Salmonella sp, Pencucian penyimpanan Mencuci ayam masih bahan baku yang Mencuci penilaian dan
2. Ikan Staphylococcus yang tidak bahan baku dalam digunakan masih bahan baku Rekaman
Tenggiri aureus sesuai sampai kondisi terasa licin dapat sampai secara
3. Tahu bersih segar, tahu dicuci ulang bersih langsung,
4. Telur dengan air dalam bahan baku
mengalir kondisi tidak serta kondisi
hancur sanitasi
pekerja
Fisika: tekstur Fisika: Fisik: Waktu Fisika: Fisika: Bahan Fisika: Fisik: Dokumentasi
sudah tidak baik Memilih yang sudah Lebih teliti baku yang Mengganti Mengganti penilaian dan
tekstur lama, tidak dalam hendak Supplier supplier lain Rekaman
bahan disimpan di memilih digunakan secara
secara teliti temperature bahan baku dalam kedaan langsung,
yang masih suhuyang yang hendak baik, mulai bahan baku
layak sesuai dibuat dari segi serta kondisi
dikonsumsi warna, sanitasi
tekstur pekerja
Kimia: Logam Kimia: Kimia: Kimia: Kimia: Tidak Kimia: Kimia: Dokumentasi
Berat, Formalin Pencucian Lingkungan Mencuci merusak Mengganti Mengganti penilaian dan
yang tidak bahan baku tesktur bahan supplier Supplier lain Rekaman
bersih sampai baku yang secara
bersih digunakan langsung,
dengan air bahan baku
mengalir serta kondisi
sanitasi
pekerja
Bahan Baku Basah
1. Gula Biologi: Jamur Biologi: Biologi: Biologi: Biologi: Gula Biologi: Cek Biologi: Dokumentasi
Merah Control Waktu Membeli di dalam kedaan lama waktu Mengannti penilaian dan
2. Minyak Supplier distribusi supplier kering, distribusi supplier lain, Rekaman
3. Bawang terpercaya bawang tidak kemudian secara
Merah berjamur lebih teliti langsung,
4. Bawang dalam bahan baku
Putih mengecek serta kondisi
5. Daun masa sanitasi
Bawang produksi pekerja
6. Cabai bahan baku
7. Asam
Jawa
8. Air
Fisik: Debu, Fisik: Fisik: Tempat Fisik: Fisik: Gula Fisik:Mengganti Fisik: Dokumentasi
Pasir, serangga, Control Penyimpanan Kemasan dalam kedaan Supplier Mengannti penilaian dan
rusak, expired Supplier masih baikkering tidak supplier lain, Rekaman
date atau tidakmencair, kemudian secara
rusak minyak tidak lebih teliti langsung,
membeku, dalam bahan baku
bawang mengecek serta kondisi
merah dan masa sanitasi
bawang putih produksi pekerja
daun bawang bahan baku
tidak
membusuk
Bahan Baku Kering
1. Tepung Fisik: Batu Fisik: Fisik: Suhu, Fisik: Fisik: Aroma Fisik: Mengganti Fisik: Dokumentasi
Kanji kerikil, warna, Control tempat Menyimpan dan warna Supplier Mengannti penilaian dan
2. Garam aroma Supplier penyimpanan di tempat tepung tidak supplier lain, Rekaman
atau wadah berubah, kemudian secara
yang kedap garam tidak lebih teliti langsung,
udara menggumpal dalam bahan baku
mengecek serta kondisi
masa sanitasi
produksi pekerja
bahan baku
I. Penetapan Prosedur Verifikasi
Kegiatan pada tahap verifikasi adalah:
1. Penetapan jadwal verifikasi yang tepat
2. Pemeriksaan kembali rencana HACCP
3. Pemeriksaan/penyesuaian catatan HACCP
4. Pemeriksaan penyimpangan terhadap CCP dan prosedur koreksi
5. Pengamatan visual selama produksi untuk mengendalikan CCP
6. Catatan tertulis mengenai kesesuaian dengan rencana HACCP
J. Dokumentasi dan Pencatatan
Dokumentasi merupakan bagian penting pada HACCP. Dokumentasi
dilakukan terhadap beberapa hal yaitu definisi CCP, prosedur
pengendalian verifikasi data dan catatan penyimpangan dari prosedur
normal. Dokumentasi dapat mempermudah pelaksanaan dan pengoreksian
apabila terjadi kasus penyimpangan.
d. Pencampuran adonan
Pemantauan pada proses dan waktu pengolahan
e. Pembuatan batagor
Pemantauan suhu yang digunakan pada saat
penggorengan
f. Pengemasan
Pemantauan pada alat dan higiene personal dalam
proses pengemasan
Pentingnya melakukan pencatatan karena untuk mengantisipasi
jika suatu saat ada pengaduan dari konsumen, pihak produsen akan lebih
mudah dan dalam waktu singkat dapat mendeteksi kapan dan pada tahap
apa terjadinya penyimpangan. Makin cepat sumber penyimpangan
terdeteksi, semakin cepat proses evaluasi, tindakan perbaikan dan
verifikasi dilakukan.
K. Pembahasan
Dalam proses produksi pembuatan batagor bandung yang berada di
kawasan jalan pramuka ini ada beberapa hal yang harus diperhatikan mulai
dari proses penerimaan bahan makanan hingga proses pengemasan. Proses
penerimaan bahan baku yang berupa ikan, ayam, tahu diterima di pagi hari
sehingga bahan baku makanan masih segar dan hanya melewati
penyimpanan sementara kemudian langsung dibersihkan dan dilakukan
proses selanjutnya yaitu pengolahan produk.
Untuk penerimaan bahan baku pembuatan bumbu diterima apabila
pasokan bahan baku habis kemudian pedagang menghubungi supplier
yang biasanya berlangganan. Kemudian disimpan di gudang kering
dengan suhu yang sesuai kondisi bahan tersebut. Untuk penerimaan
bumbu kering dilakukan selama 1 bulan sekali, kemudian bumbu kering
tersebut disimpan di tempat atau suhu ruangan yang sesuai dengan
karakteristik bahan atau bumbu tersebut. Untuk penerimaan bumbu basah
sebelum dilakukan pengolahan langkah selanjutnya adalah dikupas dan
dicuci terlebih dahulu.
Untuk proses pencucian daging ayam dan daging ikan tenggiri
dilakukan setelah menerima bahan makanan tersebut, proses tersebut
dilakukan di ruangan yang sudah dikhususkan untuk membersihkan
daging - daging yang hendak diolah. Selain mencuci daging yang hendak
diolah, bahan - bahan yang diperlukan tidak luput untuk dicuci untuk
menghilangkan hazard dari mikroorganisme yang tidak terlihat. Pencucian
tersebut dilakukan dengan mencuci bahan baku sampai bersih dengan air
yang mengalir. Pada tahap selanjutnya, pengolahan daging dilakukan
dengan cara menghaluskan daging dengan blender/chopper, pada tahap ini
diharapkan untuk memperhatikan kebersihan peralatan yang digunakan.
Pada tahap selanjutnya pencampuran adonan yang hendaknya dilakukan
dengan peralatan yang steril apabila sudah selesai digunakan harus
langsung dicuci agar dapat digunakan kembali. Selain alat pada pembuat
pencampuran adonan ini hendaknya menggunakan Alat pelindung diri
(APD) seperti masker, penutup rambut, celemek, selain itu pastikan tangan
bersih, tidak menggunakan perhiasan.
Untuk tahap selanjutnya pembuatan batagor yang dimulai dari
memasukkan campuran adonan ke dalam kulit pangsit hingga pada proses
penggorengan. Pada proses pembuatan batagor ini diperlukan kehigienisan
pembuat produk agar tidak ada kontaminasi mikroorganisme yang
tercampur ke produk. Kehigienisan tersebut meliputi peralatan yang
digunakan maupun kebersihan dari pembuat produk tersebut. Untuk
proses penggorengan sendiri batagor digoreng dengan minyak banyak
(deep frying) agar batagor matang dengan sempurna dengan suhu 170
derajat - 200 derajat celcius. Proses pemasakan tersebut masuk ke dalam
titik kendali kritis (CCP) yang artinya proses ini harus benar - benar
diperhatikan mengenai waktu dan suhu pemasakan. Proses pemasakan ini
seharusnya dilakukan dalam waktu yang sesuai dengan tingkat
kematangan batagor dan suhu yang sesuai, dengan peralatan pemasakan
yang bersih serta penjamah makanan yang dilengkapi dengan alat
pelindung diri (APD) meliputi penutup kepala, sarung tangan, masker, dan
celemek. Namun pada kenyataannya di lapangan, alat pelindung diri yang
digunakan tidak sesuai dengan standar. Akan tetapi, para pembuat batagor
ini tidak memperhatikan kehigienisan produk yang dibuat seperti tidak
menggunakan sarung tangan, tidak memakai penutup kepala, tidak
menggunakan masker, masih menggunakan perhiasan kemudian ada pula
yang sambil merokok. Setelah itu proses pemasakan juga belum
memperhatikan waktu dan suhu sesuai standar, hanya sebatas perkiraan
matang atau tidaknya produk tersebut. Sedangkan untuk kebersihan alat,
sebagian besar alat yang digunakan hanya dicuci menggunakan sabun dan
dibilas dengan air mengalir. Dan masih banyak peralatan yang tidak dicuci
setelah digunakan dan sudah dihinggapi oleh lalat akan tetapi masih
digunakan kembali.
Pada proses penyajian ini perlu diperhatikan kehigienisannya
seperti ruang penyajian, kebersihan alat serta penggunaan APD oleh
penjamah. Hal ini harus dikendalikan untuk menghindari terjadinya
kontaminasi silang antara makanan dengan peralatan maupun dengan
penjamah makanan. Akan tetapi, pembuat produk ini kurang
memperhatikan kebersihan peralatan yang digunakan, perilaku higiene
personal serta penggunaan APD lengkap yang masih belum dilakukan
dengan maksimal. Lalu, untuk proses selanjutnya adalah proses
pengemasan yang tidak dilakukan dengan memperhatikan kehigienisan
mulai dari lingkungan yang berada di pinggir jalan sehingga banyak debu,
kemudian asap kendaraan bermotor yang tidak baik untuk kesehatan,
kemudian apabila terjadi human error isi staples bisa saja masuk ke dalam
produk pengemasan.
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Hasil pengamatan HACCP yang dilakukan pada produk batagor
bandung, terdapat potensi bahaya meliputi bahaya fisik, biologi, dan
kimia. Produk Batagor ini termasuk dalam risiko bahaya A yaitu
makanan non steril untuk golongan yang beresiko tinggi.
2. Tahap pengendalian untuk menghilangkan atau mengurangi potensi
bahaya pada produk batagor yaitu meliputi penerimaan bahan baku,
pencucian, pengolahan, penggorengan, penyajia, dan pengemasan.
Batas kritis yang harus dicapai dalam proses pembuatan produk ini
adalah kebersihan ruangan, kebersihan peralatan yang digunakan,
penggunaan APD lengkap, kemudian proses pencucian bahan
makanan batas kritis ialah menggunakan air mengalir dan dicuci
sampai bersih. Pada proses penyajian dan pengemasan batas kritis
ialah wadah yang digunakan yaitu wadah tertutup dan tidak mudah
dijamah oleh hewan penyebar penyakit.
3. Monitoring yang dilakukan setelah menentukan batas kritis adalah
memeriksa suhu ruangan dan tempat penyimpanan bahan baku yang
digunakan. Memeriksa kebersihan tempat membuat produk sehingga
tidak ada partikel berbahaya yang dapat tercemar, peralatan yang
digunakan. Memeriksa suhu kematangan hingga tepat.
B. Saran
1. Sebaiknya pada proses masing - masing kendali kritis (CCP) perlu
pemantauan lebih ketat
2. Kemudian kedisiplinan penggunaan APD seperti celemek, penutup kepala,
masker dan sarung tangan perlu ditingkatkan. Apabila pramumasak dan
pramusaji tidak menggunakan APD lengkap maka perlu diberi teguran.
DAFTAR PUSTAKA
Arisandi KD, Trianasari T, Parma PG. Implementasi Hazard Analysis and Critical Control
Point (HACCP) dalam Penyimpanan Bahan Baku Makanan di Hotel Discovery
Kartika Plaza Hotel. J Manaj Perhotelan dan Pariwisata. 2019;2(1):55.
Ponda H, Fatma NF, Yusuf A. Penerapan Haccp (Hazard Analysis and Critical Control
Point) Pada Proses Produksi Suklat Mocachino Dan Choco Granule Di Pt. Mayora
Indah Tbk. Heuristic. 2020;17(1):1–10.