Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PAUD DI SINGAPURA

DOSEN PENGAMPUH: HARTATI, S.Pd., M.Pd

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 1 :

1. HAPPY SRI HASRIANTI (142201003)


2. SRI ANGGUN (142201004)
3. NURSILFIANI (142201005)
4. WA LISNA BUTON (142201009)

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON

BAUBAU
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah Swt., yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah kami yang berjudul “PAUD DI
SINGAPURA” ini dapat di selesaikan dengan baik. Tidak lupa pula shalawat serta
salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Saw., keluarganya, sahabatnya, dan
kepada kita selaku umatnya.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan serta bimbinganya selama ini sehingga penyusunan makalah
dapat di buat dengan sebaik-baiknya dan akan kami presentasikan pada hari kamis
tanggal 30 Maret 2023. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan
makalah ini sehinnga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi penyempurnaan makalah ini.

Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah Swt.,
dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.

Baubau, 29 Maret 2023

Kelompok 1
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..........................................................................................i

KATA PENGANTAR ........................................................................................ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................iii

BAB I PENDHULUAN ......................................................................................1

A. Latar Belakang ......................................................................................1


B. Rumusan masalah...................................................................................2
C. Tujuan dan Manfaat ...............................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................3

A. ................................................................................................................3
B. ................................................................................................................4
C. ................................................................................................................7

BAB III PENUTUP ............................................................................................9

A. Kesimpulan ............................................................................................9
B. Saran ......................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................10


BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Singapura merupakan barometer penyelenggaraan program Pendidikan Anak


Usia Dini (PAUD) di kawasan Asia Pasific. Berbagai lembaga PAUD dari
berbagai negara sering menjadikan Singapura sebagai rujukan penyelenggaraan
pembelajaran. Dalam penyelenggaraannya, program PAUD di Singapura
dikordinasikan oleh dua departemen/kementerian yang berbeda. Ministry of
Community Youth and Sport (MCYS) menaungi
program childcare dan infant/toddler care. Sedangkan Ministry of
Education (MOE) menaungi program nursery, kindergarten one (K1), dan
kindergarten two (K2).

Sebagai salah satu barometer program PAUD, Pemerintah Singapura merasa


terganggu dengan adanya anak usia dini yang drop out (DO) dari kelas awal di
jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD). Berdasarkan data kependudukan yang
ada, setiap tahun ada sekitar 400- 500 anak yang DO dari SD pada kelas 1-3
(jumlah penduduk Singapura sekitar 4.5 juta jiwa).

Faktor utama terjadinya DO tersebut karena mereka tidak memperoleh


layanan PAUD sehingga tidak mempunyai kesiapan dan kemampuan seperti
siswa-siswi lainnya. Untuk mengatasinya, MOE menyelenggarakan The Bridging
Program to Help Young Children For School Readiness. Tujuan utama program
ini antara lain: 1) anak dapat memahami orang lain dan mengekspresikan dirinya
sendiri, 2) anak dapat mengikuti arahan sederhana, 3) pengembangan kemampuan
terhadap huruf dan kesadaran terhadap fonologi, 4) memiliki konsep tentang
angka, dan 5) memperkenalkan anak tentang rutinitas sehari-hari dalam
berinteraksi di kelas.

Materi pembelajaran mengacu pada kurikulum di Taman Kanak-Kanak yang


disederhanakan. Pembelajaran singkat semacam shortcourse tersebut dilaksanakan
dengan menerapkan metode pembelajaran Reggio Emilia, dengan memberikan
stimulasi pembelajaran pada anak usia dini, pengetahuan pada orang tua, dan
peningkatan peran serta masyarakat sekitar. Anak perlu diberi bekal kesiapan
kemampuan untuk menyesuaikan dengan kehidupannya. Karena itu materi yang
disampaikan pada selama mengikuti pembelajaran singkat tersebut lebih
ditekankan pada aspek perkembangan Psikis, Intelligency, Language, Emosional,
and Social (PILES). Dengan adanya stimulasi aspek PILES tersebut, diharapkan
anak mempunyai kesiapan dan kemampuan untuk mengikuti pembelajaran di SD.

Keterlibatan orang tua dalam dalam aktivitas belajar anak di rumah


merupakan keharusan agar suasana anak belajar di sekolah di dukung dan
diperkuat oleh suasana belajar di rumah. Untuk itu parenting education merupakan
hal yang penting dilakukan dalam pendidikan anak usia dini sehingga orang tua
terlibat secara aktif dalam perkembangan anak. Untuk bisa memerankannya, orang
tua juga diberi pengetahuan dan kemampuan melalui proses pembelajaran yang
bersamaan dengan pembelajaran yang diberikan kepada anak-anaknya.
Selanjutnya orang tua dituntut untuk mendampingi dan membimbing pendidikan
anak-anaknya, sehingga anak mempunyai kemampuan yang hampir sama dengan
teman-temannya ketika masuk SD.

2. Rumusan Masalah

Dari beberapa ulasan di atas, dapat di rumuskan permasalahannya:

1. Bagaimana dan seperti apa masyarakat Singapura itu?


2. Seperti apakah pendidikan di Singapura?
3. Dan seperti apa sistem pendidikan yang diterapkan di Singapura?

3. Tujuan

Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk belajar dari negara Singapura
mengenai sistem pendidikannya dan untuk kemajuan bagi Pendidikan Anak Usia
Dini di Indonesia.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Seputar Singapura

Ekonomi yang Stabil dengan pendapatan pertahun mencapai S$ 160 juta di


tahun 2002, negara kepulauan yang walaupun kecil dalam ukuran dan populasi (4
juta orang) ini telah menjadi pusat finansial yang mempunyai nama baik, sebuah
pedoman pusat perdagangan daerah, pelabuhan terpadat di dunia dan merupakan
lokasi utama untuk berinvestasi. Kadang-kadang disebut sebagai teladan dalam hal
keterbukaan, politik tepatguna dan mantap. Singapura telah mendapat pengakuan
dari dunia.

Survey terakhir di tahun 2002 yang dilakukan oleh unit intelejen ahli ekonomi
(EIU) yang mencakup 60 perekonomian, memberikan pengakuan kepada
Singapura sebagai lingkungan bisnis terbaik di Asia. Forum ekonomi dunia Swiss-
based (WEF) juga menilai Singapura sebagai pelaku Ekonomi yang paling
kompetitif yang memiliki kemampuan pembaharuan yang hebat dan makro
ekonomi yang solid di seluruh dunia. Bahkan pada masa sekarang ini ketika dunia
sedang berjuang melawan SARS, kecerdasan Singapura dan pendekatan dengan
melakukan penanganan langsung mendapat pengakuan tersendiri dari organisasi
kesehatan dunia (WHO).Infrastruktur dan Kemudahan.

Sebuah Bangsa Multikultur Dengan Kualitas Hidup Yang Baik. Warisan


kebudayaan bangsa yang sangat beragam dapat dilihat melalui bermacam-macam
kelompok etnis (Cina, Melayu, India dan kaum Indonesia), hidup bersama secara
harmonis yang sedikit demi sedikit menerima identitas yang jelas sebagai orang
Singapura walaupun masih mempertahankan kebiasaan tradisional, ras, budaya
dan festival mereka masing-masing. Sebagai tambahan, dengan adanya lebih dari
90.000 ekspatriat profesional yang tinggal dan bekerja di Singapura, yang juga
membawa budaya dan cara pandang mereka yang unik, menambah warna dan
semangat pada Singapura sebagai kota Internasional.

Standar kehidupan di Singapura yang tinggi juga merupakan sesuatu yang


dapat diyakini oleh para siswa. Pada sebuah survei yang diberitakan dalam The
Economist pada bulan Maret 2002, kualitas kehidupan di Singapura telah melewati
London dan New York. Tiga puluh sembilan faktor telah di pertimbangkan,
termasuk stabilitas ekonomi, kebebasan pribadi, polusi udara dan kualitas
pemeliharaan kesehatan, sekolah, restoran dan teater.

Gaya Hidup Perkotaan Yang Penuh semangat Singapura mungkin hanya


seperti titik kecil di dalam peta dunia, tetapi merupakan negara kepulauan yang
sibuk dengan berbagai atraksi dan aktivitas. Makan malam dan berbelanja adalah
dua aktivitas lokal yang berada dalam urutan teratas. Tak perlu disebutkan lagi, hal
ini tergambar dalam jajaran tempat makan yang tersebar di seluruh pulau, seperti
halnya perkembangan toko-toko di pusat kota dan di daerah pinggiran.

Terlebih lagi pada suasana kesenian dan kebudayaan yang sedang


berkembang pesat, khususnya dengan pembukaan Esplanade - Theatres on the
Bay, menampilkan seniman-seniman papan atas dari seluruh dunia. Kawasan-
kawasan etnis seperti Little India, Chinatown, Perkampungan Melayu juga
memberi rasa pada kebudayaan dan sejarah Singapura. Banyak kejadian
menyenangkan dan mengasyikkan seperti Great Singapore Sale, Singapore Arts
Festival, Festival light-up dan banyak lagi acara lainnya yang membuat Singapura
menjadi sebuah tempat yang paling banyak diminati untuk dikunjungi. Singapura
juga terletak di tempat yang strategis yaitu di pusat Asia dan dapat menjadi pusat
untuk pengembangan daerah Asia tenggara.

B. Pendidikan Singapura

Pendidikan selalu menjadi kunci dari pertumbuhan dan perkembangan


masyarakat Singapura, terutama pada tahun 1965 ketika Singapura menjadi
negara republik yang merdeka. Saat ini di abad ke-21, dimana ekonomi yang
berdasarkan ilmu pengetahuan berfungsi sebagai pengendali dalam komunitas
secara mendunia, pengetahuan menjadi hal yang lebih mendesak dalam
membentuk masa depan negara kami. Pada saat yang sama, melalui pendidikan,
setiap individu dapat mengeluarkan potensi mereka untuk memberi keuntungan
bagi masyarakat, bangsa, dan membina sebuah kehidupan yang berkecukupan.

Sistem pendidikan Singapura didasarkan pada pemikiran bahwa setiap


siswa memiliki bakat dan minat yang unik. Singapura memakai pendekatan yang
fleksibel untuk membantu perkembangan potensi para siswa. Pusat Keunggulan
Pendidikan - Singapura, Pusat Pendidikan Dunia Selama bertahun-tahun,
Singapura telah berkembang dari sistem pendidikan ala Inggris yang tradisional
menjadi sistem pendidikan yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan individual
dan mengembangkan bakat.
Keunggulan sistem pendidikan di Singapura terletak pada kebijakan dua-
bahasa (Bahasa Inggris/Melayu/Mandarin/Tamil) dan kurikulumnya yang lengkap
dimana inovasi dan semangat kewiraswastaan menjadi hal yang sangat
diutamakan. Para individu menunjukkan bakat-bakat yang berkaitan satu sama
lain dan kemampuan untuk bertahan dalam lingkungan yang penuh dengan
persaingan, dipersiapkan untuk sebuah masa depan yang lebih cerah.

Sekolah-sekolah di Singapura terkenal dengan standarnya yang tinggi


dalam hal kegiatan belajar mengajar, terbukti melalui perbandingan lokakarya
Internasional seperti Third Internasional Matemathics and Science Study
(TIMSS) yang menunjukkan bahwa mayoritas siswa sekolah Singapura yang
terkemuka telah mempunyai standar internasional dalam mata pelajaran
matematika dan ilmu pengetahuan.

Departemen Pendidikan Singapura (Ministry of Education) tampaknya


lebih banyak bekerja dan memberi perhatian besar pada pengembangan
pendidikan ketimbang memanfaatkan pendidikan sebagai sumber rezeki bagi
oknum atau pegawai-pegawai departemen itu.

Dari sekolah dasar hingga universitas, misalnya, siswa sudah dipantau dan
diarahkan untuk mendapatkan pendidikan yang cocok untuknya. Jadi, tidak semua
warga layak atau bebas masuk universitas di Singapura. Bagi mereka yang tidak
layak masuk universitas di Singapura, memang bebas memilih kuliah di luar
negeri sesuai dengan kemampuan orangtua, tetapi tidak bebas masuk universitas
di Singapura jika tidak melewati tes tertentu.

Dengan pendapatan per kapita lebih dari 24.000 dollar AS per tahun,
Singapura termasuk paling kaya di dunia. Namun, Singapura tidak
menyamaratakan bahwa semua warga pasti mampu. Biaya sekolah di Singapura
relatif murah. Yang diperlukan adalah biaya di luar uang sekolah seperti
penunjang kelancaran sekolah, transportasi, buku-buku, dan lainnya.

Untuk keluarga yang tidak mampu, pemerintah menyediakan beasiswa


jika perlu. Itu disediakan untuk memastikan bahwa kemiskinan bukan hambatan
untuk mengenyam pendidikan.

Meski mobil bukan persoalan bagi kebanyakan warga di Singapura, untuk


kelancaran transportasi anak-anaknya tersedia berbagai mode transportasi, mulai
dari MRT, dipadu dengan rangkaian bus kota yang memiliki akses ke semua
sekolah. Untuk transportasi ke dan dari Nanyang Technological University
(NTU), misalnya, tersedia berbagai jalur bus yang membelah masuk ke kompleks
universitas di Jurong.

Apa lagi? Ruang kelas, perpustakaan, kantin sekolah, dan tempat bersantai
juga tersedia. Ruang kelas ditata secara bersih dan membuat murid bisa melihat
guru atau dosen dan sebaliknya dosen atau guru bisa memantau semua anak
didiknya. Kelas diperlengkapi dengan peralatan yang memudahkan guru
melakukan presentasi lewat slide yang sudah melekat di setiap ruang sekolah
sehingga tidak perlu repot setiap kali melakukan presentasi. Janganlah segan
makan di kantin-kantin sekolah, jenisnya cukup banyak, relatif sehat, dan murah
lagi.

Akses internet hingga ke ruang-ruang kelas juga tersedia dan gratis hanya
dengan mendaftar untuk mendapatkan ID dari sekolah dan universitas. Hal itu
memang sengaja dilakukan untuk membuat murid memiliki akses yang mudah
mendapatkan informasi. Terkadang bahan pelajaran juga sudah dipajang di situs
internet yang membuat mahasiswa bisa mengakses secara on-line.

Guru di Singapura juga tidak kalah profesionalnya. Dengan gaji yang tergolong
memadai, orang- orang terangsang menjadi guru. Tidak semua guru berasal dari
Singapura sendiri.

Dengan jumlah penduduk yang sedikit, hanya 4 juta jiwa lebih, Singapura
memerlukan pasokan guru. Untuk itu terkadang guru didatangkan dari negara
lain. Untuk level universitas, misalnya, NTU dan National University of
Singapore (NUS) tak segan menawarkan gaji yang tinggi menyamai gaji di
Harvard Business School. “Kami memang harus bersaing dan menawarkan
rangsangan yang lumayan untuk bisa menarik orang-orang yang punya talenta
dunia,” demikian dosen di NTU, Ang Poo Wah.

C. Sistem Pendidikan AUD di Singapura

Pendidikan Anak Usian Dini di Singapura, yang juga di kenal sebagai


pendidikan pra-sekolah, merupakan bagian integral dari system pendidikan negara
tersebut. Di Singapura, anak-anak mulai menghadiri PAUD ketika mereka berusia
3 tahun hingga mereka siap untuk memasuki Sekolah Dasar pada usia 6 tahun.
Program PAUD di Singapura diselenggarakan oleh lembaga-lembaga seperti
sekolah negri, sekolah swasta, dan organisasi nirlaba.
Kebanyakan dari Taman kanak-kanak menyelenggarakan dua sesi sehari
dengan tiap sesi pelatihan dari 2, 5 sampai 4 jam, 5-hari setiap minggunya. Pada
umumnya kurikulum program PAUD di Singapura biasanya dilakukan dalam
bahasa inggris, namun ada juga program yang diselenggarakan dalam bahasa
Melayu dan Mandarin. Kurikulum PAUD di Singapura didasarkan pada standar
kurikulum nasional yang ditetapkan oleh kementrian pendidikan Singapura.

Selain itu, pemerintah Singapura juga menyediakan berbagai macam


dukungan dan program untuk membantu orang tua membiayai pendidikan anak-
anak mereka, termasuk tunjangan dan bantuan keuangan untuk keluarga dengan
pendapatan rendah. Hal ini memastikan bahwa semua anak-anak memiliki
kesempatan yang sama untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas dan
mempersiapkan diri mereka untuk masa depan yang sukses.

Materi pembelajaran mengacu pada kurikulum di Taman Kanak-Kanak yang


disederhanakan. Pembelajaran singkat semacam shortcourse tersebut dilaksanakan
dengan menerapkan metode pembelajaran Reggio Emilia, dengan memberikan
stimulasi pembelajaran pada anak usia dini, pengetahuan pada orang tua, dan
peningkatan peran serta masyarakat sekitar.

Anak perlu diberi bekal kesiapan kemampuan untuk menyesuaikan dengan


kehidupannya. Karena itu materi yang disampaikan pada selama mengikuti
pembelajaran singkat tersebut lebih ditekankan pada aspek perkembangan Psikis,
Intelligency, Languange, Emosional, and Social (PILES). Dengan adanya
stimulasi aspek PILES tersebut, diharapkan anak mempunyai kesiapan dan
kemampuan untuk mengikuti pembelajaran di SD.

D. Perbedaan Pendidikan di Indonesia dan Singapura

Di Indonesia jenjang pendidikan dibagi menjadi:

1. Kelompok bermain (2 tahun)


2. Taman Kanak-Kanak(2 tahun)
3. Sekolah Dasar (6 tahun)
4. Sekolah Menengah Pertama (3 tahun)
5. Sekolah Menengah Atas/ Sekolah Menengah Kejuruan (3 tahun)
6. Kuliah (4 tahun)

Di Singapura jenjang pendidikannya terdiri dari:

1. Pra Sekolah/ Pre-School (3 tahun)


2. Sekolah Dasar/ Primary (6 tahun, 4 tahun pendidikan dasar dan 2 tahun masa
orientasi)
3. Sekolah lanjutan/ Secondary (5 tahun)
4. Persiapan Pendidikan Tinggi/ Pre-collage (3 tahun)
5. Kuliah (4 tahun)
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Singapura merupakan barometer penyelenggaraan program pendidikan anak


usia dini (PAUD) di kawasan asia pasific. Berbagai lembaga PAUD dari
berbagai negara sering menjadikan singapura sebagai rujukan penyelenggaraan
pembelajaran. Dalam penyelenggaraannya, program PAUD di singapura di
koordinasikan oleh dua departemen / kementerian yang berbeda. Sebagai salah
satu barometer program PAUD, pemerintah singapura merasa terganggu dengan
adanya anak usia dini yang droup out (DO) dari kelas awal di jenjang
pendidikan sekolah dasar (SD).

Kurikulum PAUD di singapura di dasarkan pada standar kurikulum nasional


yang di tetapkan oleh kementerian pendidikan singapura. Selain itu, pemerintah
singapura juga menyediakan berbagai macam dukungan dan program untuk
membantu orang tua membiayai pendidikan anak anak mereka, termaksud
tunjangan dan bantuan keuangan untuk keluarga dengan pendapatan rendah. Hal
ini memastikan bahwa semua anak anak memiliki kesempatan yang sama untuk
mendapatkan pendidikan yang berkualitas dan mempersiapkan diri untuk masa
depan yang sukses.

Anak perlu di beri bekal kesiapan kemampuan unuk menyesuaikan


kehidupannya. Karna itu materi yang di sampaikan pada selama mengikuti
pembelajaran singkat tersebut lebih di tekankan pada aspek perkembangan
psikis, intelligency, language, emosionl and social (PILES). Dengan adanya
stimulasi aspek PILES tersebut, di harapkan anak anak mempunyai kesiapan dan
kemampuan untuk mengikuti pembelajaran di sekolah dasar (SD).

B. Saran

Demikianlah makalah ini disusun semoga bermanfaat dalam menambah


wawasan kita semua. Demi kesempurnaan makalah ini, kami berharap kritik dan
saran dari pembaca yang sifatnya membangun agar makalh ini lebih baik lagi
kedepannya.

Anda mungkin juga menyukai