Anda di halaman 1dari 13

REFLEKSI MKWK PADA MATA KULIAH AGAMA ISLAM

DOSEN PENGAMPU : Iis Solihat,M.PD


DISUSUN OLEH :

NAMA : NAJWA CHOVI ANINDITHA


KELAS : AGAMA ISLAM 11
FAKULTAS : KESEHATAN MASYARAKAT
PRODI : ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


MEDAN
2023

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI............................................................................................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................................................................3
PENDAHULUAN................................................................................................................................................ 3
1. 1 LATAR BELAKANG.................................................................................................................................3
1.2 TUJUAN................................................................................................................................................3
BAB II......................................................................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................................................................4
2.1 KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM.........................................................................................................4
2.2 KEIMANAN DAN KETAQWAAN...................................................................................................................5
2.3 HAKEKAT MANUSIA MENURUT PROSPEKTIF ISLAM..................................................................................6
2.4 AGAMA, SYARAT-SYARAT AGAMA,KLASIFIKASI,CIRI-CIRI AGAMA DAN AGAMA ISLAM..........................6
2.5 SUMBER AJARAN ISLAM DAN METODE-METODE BERIJTIHAD..................................................................7
2.6 HAM Demokrasi dan Korupsi dalam Prespektif Islam...............................................................................7
2.7 Akhlak, Etika Akhlak, Etika dan Moral.......................................................................................................8
2.8 Iptek dan Seni dalam Islam........................................................................................................................8
2.9 KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA DAN MASYARAKAT MADANI....................................................9
2.10 ekonomi dan kesejahteraan umat...........................................................................................................9
2.11 sejarah kebudayaan kebudayaan Islam.................................................................................................10
2.12 Sistem politik Islam................................................................................................................................10
BAB III...................................................................................................................................................................11
HASIL REFLEKSI...............................................................................................................................................11
3.1. Pengetahuan......................................................................................................................................11
3.2 Cara Pandang............................................................................................................................................11
3.3 Perubahan Perilaku..................................................................................................................................11
3.4 Keterampilan Komunikasi........................................................................................................................12
3.5. Subtansi mata kuliah sesuai dengan karakter BINTANG Universitas Sumatera Utara..........................12
BAB IV..................................................................................................................................................................13
KESIMPULAN DAN SARAN..............................................................................................................................13
4.1 Kesimpulan...............................................................................................................................................13
4.2 saran......................................................................................................................................................... 13
Daftar Pustaka........................................................................................................................................................14

2
BAB I
PENDAHULUAN

1. 1 LATAR BELAKANG
Refleksi merupakan suatu kegiatan evaluasi yang dilakukan dalam proses belajar-men
gajar, baik dalam bentuk tulisan maupun lisan, yang dilakukan oleh guru untuk mengekspresi
kan pandangan konstruktif, harapan, pesan, dan kritik terhadap pembelajaran yang telah diteri
ma siswa. Pada kesempatan ini, saya akan mengungkapkan pengalaman pembelajaran saya d
alam Mata Kuliah Wajib Kurikulum (MKWK), khususnya pada pelajaran Agama Islam.
Mata kuliah Agama Islam memiliki relevansi yang besar, bukan hanya bagi mahasiswa
di tingkat perguruan tinggi, tetapi juga sejak awal pendidikan di Sekolah Dasar. Konsep-kons
ep dalam Agama Islam tidak hanya membangun pemahaman keagamaan, tetapi juga memben
tuk karakter dan moralitas. Sejak dini, kita diajarkan nilai-nilai moral, etika, dan norma-norm
a dalam ajaran Islam. Belajar Agama Islam bukan hanya mengenai pemahaman teks keagama
an, tetapi juga berkaitan erat dengan pengembangan diri secara holistik. Seiring berjalannya
waktu, pemahaman tentang agama menjadi landasan untuk pengambilan keputusan dan tinda
kan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, penting bagi kurikulum untuk terus mempr
ioritaskan dan memperkuat mata kuliah Agama Islam sebagai bagian integral dari pembentuk
an karakter siswa.
Dalam refleksi ini, saya mengakui bahwa pembelajaran Agama Islam memberikan fon
dasi moral dan spiritual yang kuat, memberikan pandangan holistik tentang kehidupan, dan m
embantu membentuk identitas saya secara positif. Sebagai mahasiswa, saya merasa tanggung
jawab untuk terus mengembangkan pemahaman ini dan menerapkannya dalam kehidupan seh
ari-hari.

1.2 TUJUAN
1. Menjelaskan materi yang mencakup dari awal sampai akhir pertemuan.
2. Melaksanakan Tugas Akhir sebagai bagian dari kewajiban.
3. Mengukur sejauh mana pemahaman refleksi yang saya peroleh selama pembelaj
aran Mata Kuliah Wajib Kurikulum (MKWK).

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

3
2.1 KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM
• Pentingnya Iman kepada Allah Swt

Iman kepada Allah SWT memiliki signifikansi besar dalam kehidupan seorang Muslim. Sebagai dasar
bagi seluruh amal perbuatan, iman menjadi prasyarat agar amal perbuatan seseorang dianggap sah
dan diterima.

• Tuhan menurut Agama-agama Wahyu

Agama-agama Wahyu mengajarkan konsep tentang Tuhan yang berkaitan dengan keesaan,
ketuhanan yang mutlak, dan ketidakmungkinan Tuhan untuk disertai atau setara dengan yang lain.
Informasi tentang Tuhan dalam agama-agama Wahyu, seperti Islam, diperoleh melalui wahyu ilahi
dan diungkapkan dalam kitab suci masing-masing agama. Contohnya, dalam Islam, konsep tentang
Tuhan ditegaskan dalam tauhid, menekankan keesaan Allah, sebagaimana dijelaskan dalam ayat-
ayat seperti Al-Anbiya 92, Al-Maidah 72, dan Al-Ikhlas 1-4.

• Sejarah Pemikiran Manusia tentang Tuhan

Sejarah pemikiran manusia tentang Tuhan dalam Islam melibatkan konsep-konsep seperti keesaan
Tuhan (tawhid), kenabian, kitab suci, hari kiamat, dan qada serta qadar. Islam, sebagai agama
monoteis, menekankan keesaan Tuhan (Allah) dan mengakui Muhammad sebagai utusan terakhir-
Nya. Pemikiran tentang Tuhan dalam Islam mencakup pula praktik ibadah yang terorganisir melalui
Lima Pilar Islam, yakni Syahadat, Salat, Puasa, Zakat, dan Haji, yang menjadi landasan keyakinan dan
praktik umat Islam.

• Pembuktian Wujud Tuhan Melalui Ciptaannya

Pembuktian wujud Tuhan melalui ciptaannya adalah argumen umum dalam pemikiran agama,
dikenal sebagai "ayat-ayat Allah" atau tanda-tanda kebesaran Allah yang tampak dalam alam
semesta dan makhluk ciptaan-Nya. Al-Quran menekankan pentingnya memperhatikan ciptaan Allah
sebagai bukti keberadaan-Nya. Selain itu, dalam Islam, terdapat argumen-argumen rasional seperti
argumen kosmologi, ontologi, dan teleologi yang digunakan untuk membuktikan keberadaan Tuhan.
Penting untuk diingat bahwa pembuktian wujud Tuhan melalui ciptaannya bukan satu-satunya
argumen dalam pemikiran agama, karena terdapat berbagai argumen lain yang digunakan untuk
memperkuat keyakinan akan keberadaan Tuhan.

2.2 KEIMANAN DAN KETAQWAAN


Istilah iman, secara etimologis, merujuk pada kata-kata "aamana" dan "yukminu," yang
mengandung makna dasar percaya. Dalam konteks syar'i, iman diartikan sebagai keyakinan y
ang diterima sepenuh hati dan tercermin dalam kata-kata serta tindakan. Iman, sebagai konse
p abstrak, mencerminkan sikap mental seseorang dalam dimensi spiritualnya, menjadi landas
an utama dalam agama Islam. Proses pembentukan iman dimulai dari pengenalan dan berlanj
ut ke tahap penerimaan atau penolakan. Setiap individu mulai mengenal ajaran Allah bahkan
sejak dalam kandungan, dengan pengaruh lingkungan sekitar yang berperan dalam proses pe
mbentukan iman. Orang beriman memiliki ciri-ciri yang terpancar tidak hanya melalui perbua
tan dan perkataannya, tetapi juga melalui jiwa dan nuraninya. Mereka tidak fatalis dan uzlah
dalam hidup, nilai hidupnya bersumber dari al-Quran dan hadis, menjaga ibadah serta hubung
annya dengan Allah, serta berjihad di jalan-Nya.

4
Hubungan antara iman dan takwa merupakan relasi sebab akibat yang mutlak, di mana
takwa menjadi konsekuensi nyata dari keberadaan orang beriman. Dalam kehidupan yang se
makin kompleks, iman dan takwa menjadi landasan utama dalam perilaku, memberikan petun
juk tentang tindakan yang seharusnya dilakukan. Tantangan bagi orang beriman kini mencak
up kemungkinan bentrokan dengan berbagai pemikiran, ideologi, sistem, dan nilai hidup.
 Dalil Aqli & Naqli

Dalil Aqli Pengertian Iman


‫َاَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا َو َلْم َيْلِبُس ْۤو ا ِاْيَم ا َنُهْم ِبُظْلٍم ُاوٰٓلِئَك َلُهُم اَاْل ْم ُن َو ُهْم ُّم ْهَتُد ْو َن‬
“Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan syiri
k, mereka itulah orang-orang yang mendapat rasa aman dan mereka mendapat petunju
k.“
(QS. Al-An'am 6: Ayat 82)
Tafsir :
82. Hanya orang-orang yang beriman kepada Allah dan mengikuti syariat-Nya, serta t
idak mencampur iman mereka dengan syirik sajalah yang akan mendapatkan kedamai
an dan keselamatan, bukan golongan yang lain. Mereka adalah orang-orang yang men
dapatkan bimbingan. Mereka dibimbing oleh Rabb mereka ke jalan yang benar.
Rujukan Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Sh
alih bin Abdullah bin Humaid, Imam Masjidil Haram
Dalil Naqli Wujud Iman
QS. Al-Baqarah Ayat 285

‫َّرِّبٖه َو اۡل ُم ۡؤ ِم ُنۡو َنؕ‌ ُك ٌّل ٰا َم َن ِباِهّٰلل َو َم ٰٓلِٕٮَك ِتٖه َو ُكُتِبٖه َو ُرُس ِلٖه ۚ اَل ُنَفِّر ُق َبۡي َن َاَحٍد ِّم ۡن ُّر ُس ِلٖه‌ۚ َو َق اُلۡو ا َس ِم ۡع َنا َو َاَطۡع َن ا‌ۖ ُغ ۡف َر اَن َك‬
‫َر َّبَنا َوِاَلۡي َك اۡل َم ِص ۡي ُر‬
Rasul (Muhammad) beriman kepada apa yang diturunkan kepadanya (Al-Qur'an) dari
Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka berkata), "Kam
i tidak membeda-bedakan seorang pun dari rasul-rasul-Nya." Dan mereka berkata, "K
ami dengar dan kami taat. Ampunilah kami Ya Tuhan kami, dan kepada-Mu tempat
(kami) kembali
Dalil Naqli Proses Terbentuk Iman
Ali imran ayat 102
‫ٰٓيَاُّيَها اَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنوا اَّتُقوا َهّٰللا َح َّق ُتٰق ىِتٖه َو اَل َتُم ْو ُتَّن ِااَّل َو َاْنُتْم ُّم ْس ِلُم ْو َن‬
Terjemah : Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan seb
enar-benar takwa kepada-Nya dan janganlah kamu mati kecuali dalam keadaan musli
m.
Dalil Naqli Kriteria Orang Beriman
‫“َاَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا َو َع ِم ُلوا الّٰص ِلٰح ِت ُطْو ٰب ى َلُهْم َو ُح ْسُن َم ٰا ٍب‬
Orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka mendapat kebahagiaa
n dan tempat kembali yang baik."(QS. Ar-Ra'd 13: Ayat 29)
Dalil Naqli Hubungan Iman & Takwa
‫َو َلْو َاَّن َاْهَل اْلُقٰۤر ى ٰا َم ُنْو ا َو ا َّتَقْو ا َلـَفَتْح َنا َع َلْيِهْم َب َر ٰك ٍت ِّم َن الَّس َم ٓاِء َو ا َاْل ْر ِض َو ٰل ـِكْن َك َّذ ُبْو ا َف َا َخ ْذٰن ُهْم ِبَم ا َك ا ُن ْو ا‬
‫َيْك ِس ُبْو َن‬

5
"Dan sekiranya penduduk negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahka
n kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi ternyata mereka mendustakan (ay
at-ayat Kami), maka Kami siksa mereka sesuai dengan apa yang telah mereka kerjaka
n."(QS. Al-A'raf 7: Ayat 96)
Dalil Naqli Problematika dalam di Kehidupan
QS. An-Nisa Ayat 136
‫ٰۤي‬
‫َاُّيَها اَّلِذ ۡي َن ٰا َم ُنۤۡو ا ٰا ِم ُنۡو ا ِباِهّٰلل َو َر ُس ۡو ِلٖه َو اۡل ِكٰت ِب اَّل ِذ ۡى َن َّز َل َع ٰل ى َر ُس ۡو ِلٖه َو اۡل ِكٰت ِب اَّل ِذ ۤۡى َاۡن َز َل ِم ۡن َقۡب ُلؕ‌ َو َم ۡن َّيۡك ُف ۡر ِباِهّٰلل‬
‫َو َم ٰٓلِٕٮَك ِتٖه َو ُكُتِبٖه َو ُرُس ِلٖه َو اۡل َيۡو ِم اٰاۡل ِخ ِر َفَقۡد َض َّل‬
‫َض ٰل ۢاًل َبِع ۡي ًدا‬
Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya (M
uhammad) dan kepada Kitab (Al-Qur'an) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, serta kit
ab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah, malaikat-malaikat-
Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sungguh, orang itu te
lah tersesat sangat jauh.

2.3 HAKEKAT MANUSIA MENURUT PROSPEKTIF ISLAM


Hakikat manusia dalam perspektif Islam mengemukakan bahwa setiap individu diberik
an tanggung jawab oleh Allah untuk menjaga dan merawat bumi beserta segala isinya. Tiap
manusia memiliki tujuan hidup yang unik, disesuaikan dengan kemampuan dan keterampila
nnya, dan harus dicapai dengan menjalani kehidupan sesuai dengan ajaran Allah. Seluruh in
dividu, pada akhirnya, hanya akan meninggalkan harta benda di dunia ini, dan akan meneri
ma balasan berdasarkan perbuatan yang telah dilakukannya.

2.4 AGAMA, SYARAT-SYARAT AGAMA,KLASIFIKASI,CIRI-CIRI AGAMA DAN


AGAMA ISLAM
Agama, yang berasal dari bahasa Sanskerta dengan awalan "a" dan akhiran "a" pada
kata "gam," memiliki arti dasar sebagai suatu jalan atau tata cara. Dalam konteks ini, agama
diartikan sebagai satu jalur yang harus diikuti untuk mencapai nirwana atau syurga. Menurut
Ilmu Perbandingan Agama, suatu aliran kepercayaan dapat disebut agama apabila memenuhi
tiga syarat utama. Pertama, adanya doktrin kepercayaan (aqidah) yang menjadi fondasi
keyakinan. Kedua, terdapat doktrin pemujaan (ibadah) sebagai bentuk pengabdian kepada
sesuatu yang dianggap absolut. Dan ketiga, adanya aturan-aturan (Syari'ah) yang mengatur
hubungan dengan Tuhan dan sesama manusia.
Dalam mengklasifikasikan agama, dapat dilihat dari sumber, sifat, dan tempatnya,
menghasilkan tiga kategori utama. Pertama, agama dapat dibedakan menjadi wahyu dan
bukan wahyu. Kedua, ada agama misionari yang aktif dalam menyebarkan ajarannya. Dan
ketiga, agama dapat dikategorikan sebagai ras geografis atau universal, tergantung pada
sejauh mana penyebarannya di wilayah geografis tertentu.
Ciri-ciri umum agama melibatkan aspek sistem tahu hit atau sistem keimanan terhadap
eksistensi yang mutlak di luar diri manusia, menjadi pangkal pertama dari segala sesuatu,
termasuk dunia dan isinya. Agama juga merupakan suatu sistem ritual atau peribadatan yang
menghubungkan manusia dengan sesuatu yang dianggap absolut. Selain itu, agama mencakup
sistem nilai atau norma yang menjadi landasan dalam hubungan antarmanusia dan hubungan

6
dengan ciptaan lainnya dari yang dianggap sebagai yang mutlak. Ini menggambarkan
kompleksitas agama sebagai suatu sistem yang mencakup aspek keyakinan, ibadah, dan etika
yang membentuk landasan spiritual dan moral bagi penganutnya.

2.5 SUMBER AJARAN ISLAM DAN METODE-METODE BERIJTIHAD


Ajaran Islam merujuk pada petunjuk agama yang bersumber dari Al Quran dan Hadis,
yakni dokumentasi tentang perkataan, tindakan, dan persetujuan Nabi Muhammad SAW. Aja
ran ini melibatkan pengajaran mengenai keyakinan kepada Allah, praktik ibadah, norma etika,
sistem hukum, serta panduan hidup bagi komunitas Muslim. Konsep-konsep dalam ajaran Isl
am mencakup iman, shalat, zakat, puasa, haji, dan berbagai aspek kehidupan sosial, moral, da
n spiritual.
Ajaran Islam merupakan petunjuk keagamaan yang bersumber dari Al Quran dan Hadi
s, yaitu catatan tentang perkataan, perbuatan, dan persetujuan Nabi Muhammad SAW. Ajaran
ini membahas keyakinan kepada Allah, aktivitas ibadah, nilai etika, prinsip hukum, serta ped
oman hidup bagi umat Islam. Selain itu, konsep-konsep seperti iman, shalat, zakat, puasa, haj
i, dan berbagai aspek kehidupan sosial, moral, dan spiritual juga tercakup dalam ajaran Islam.
2.6 HAM Demokrasi dan Korupsi dalam Prespektif Islam
Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan hak-hak dasar yang melekat pada setiap individ
u sejak lahir, dianugerahkan oleh Tuhan Yang Maha Esa. Hak-hak ini berperan sebagai pandu
an moral, melindungi kebebasan, memberikan kekebalan, serta menjamin peluang bagi man
usia untuk menjaga martabatnya. Setiap individu, tanpa kecuali, memegang hak dan kewajib
an yang setara. Dalam ajaran Islam, konsep "hablum minallah" (hubungan vertikal dengan Al
lah) dan "hablum minannas" (hubungan horizontal dengan sesama) membentuk dasar bagi
hak-hak manusia. Interaksi ini melahirkan dua konsep hak yang saling berkaitan: hak Allah y
ang menjadi landasan bagi hak manusia, dan sebaliknya. Pemahaman Islam tentang kehidup
an manusia didasarkan pada pendekatan teosentris, di mana Allah dan syariat-Nya menjadi t
olok ukur moral dalam menentukan kualitas hidup individu maupun sebagai anggota masyar
akat atau warga negara.
Dalam perspektif Islam, Hak Asasi Manusia (HAM) merupakan anugerah Tuhan yang m
elekat pada setiap individu sejak lahir. Hak-hak ini berfungsi sebagai pedoman etika, melind
ungi kebebasan, memberikan kekebalan, serta menjamin kesempatan bagi manusia untuk
memelihara martabatnya. Prinsip ini menegaskan bahwa setiap individu memiliki hak dan ke
wajiban yang setara di hadapan Tuhan. Ajaran Islam juga menguraikan konsep "hablum min
allah" (hubungan vertikal dengan Allah) dan "hablum minannas" (hubungan horizontal deng
an sesama), yang membentuk dasar hak-hak manusia. Dari interaksi ini timbul dua konsep h
ak yang saling melengkapi: hak Allah yang menjadi pijakan bagi hak manusia, dan sebaliknya.
Perspektif Islam terhadap kehidupan manusia didasarkan pada pendekatan teosentris, di m
ana Allah dan syariat-Nya menjadi standar moral untuk menilai kebaikan dan keburukan dal
am kehidupan individu maupun sebagai bagian dari masyarakat atau negara.

7
2.7 Akhlak, Etika Akhlak, Etika dan Moral
Akhlak, yang berasal dari bahasa Arab "khuluqun," merujuk pada budi pekerti, peranga
i, dan tingkah laku seseorang. Etika, pada dasarnya, adalah konsep yang terkait dengan nilai
dan norma yang digunakan untuk menilai perbuatan manusia apakah baik atau buruk. Seda
ngkan moral, yang berakar dari bahasa Latin "Mores," mencakup adat kebiasaan, dan dalam
konteks bahasa Indonesia, disebut sebagai Susila.
Ketiganya, yakni akhlak, etika, dan moral, merupakan aspek-aspek penting yang memb
entuk karakter dan perilaku manusia. Akhlak mencerminkan sifat budi pekerti dan tingkah la
ku sehari-hari, sementara etika menyoroti konsep nilai dan norma yang membimbing perbu
atan manusia. Moral, sebagai aspek kebiasaan dan adat, turut membentuk landasan perilak
u yang sesuai dengan nilai-nilai yang dijunjung tinggi dalam masyarakat.
Dalam perspektif bahasa dan konsep asal katanya, terlihat bahwa akhlak, etika, dan m
oral memiliki keterkaitan dan pengaruh yang signifikan dalam membentuk karakter dan inte
gritas individu. Sebagai panduan dalam kehidupan sehari-hari, pemahaman yang komprehe
nsif tentang akhlak, etika, dan moral menjadi penting untuk mencapai kehidupan yang berm
akna dan bermoral.

2.8 Iptek dan Seni dalam Islam


Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) mengkaji kemajuan teknologi berdasarkan lan
dasan ilmu pengetahuan, berperan sebagai instrumen untuk mengatasi masalah dan memp
ermudah kehidupan. Islam secara tegas mendukung umatnya untuk menggali dan mengemb
angkan IPTEK, sebuah dukungan yang ditegaskan dalam banyak ayat Al-Qur'an yang memba
has tentang ilmu pengetahuan dan teknologi.
Dalam konteks seni dalam Islam, istilah seni dihubungkan dengan kata "SANI," yang m
erujuk pada Jiwa Yang Luhur" atau "Ketulusan Jiwa." Di Eropa, kajian ilmiah mengaitkan seni
dengan istilah "ART" (artivisial), yang mencakup barang atau karya dari suatu kegiatan. Dala
m pandangan Islam, seni dianggap sebagai ekspresi keindahan, yang merupakan salah satu s
ifat yang ditanamkan Allah pada penciptaan jagat raya. Al-Qur'an sendiri mengajak manusia
untuk memandang jagat raya dengan penuh keharmonisan dan keindahan yang tercermin d
ari ciptaan Allah. Sebagai hasilnya, seni dalam Islam dipandang sebagai bentuk ekspresi yang
mencerminkan keindahan yang Allah wujudkan dalam penciptaan-Nya.

2.9 KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA DAN MASYARAKAT


MADANI
Asal kata "kerukunan" berasal dari bahasa Arab, yakni "ruknun," yang memiliki arti tia
ng, dasar, atau sila. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kerukunan merujuk pada keada
an hidup rukun atau perkumpulan yang didasarkan pada tolong-menolong dan persahabatan.
Dengan demikian, kerukunan antar umat dapat didefinisikan sebagai kondisi hubungan
harmonis antar umat beragama, di mana mereka hidup berdampingan, saling bahu-membahu,

8
dan menghargai satu sama lain meskipun memiliki perbedaan agama. Tercapainya kerukunan
antar umat beragama bergantung pada sikap yang dimiliki oleh masyarakat.
Sikap tersebut mencakup rasa saling menghormati, toleransi, dan kepedulian terhadap k
eberagaman. Untuk mencapai kerukunan, penting bagi masyarakat untuk memiliki pemaham
an yang mendalam tentang perbedaan agama, serta mengembangkan sikap terbuka dan peneri
maan terhadap pluralitas. Dengan adanya sikap-sikap positif ini, kerukunan antar umat beraga
ma dapat diwujudkan sebagai pondasi masyarakat yang berdampingan dengan damai dan sali
ng mendukung.

2.10 ekonomi dan kesejahteraan umat


Sistem ekonomi Islam, yang sering disebut sebagai sistem ekonomi syariah, merupakan
kerangka ekonomi yang didasarkan pada prinsip-prinsip dan norma-norma yang terdapat dala
m ajaran agama Islam. Dengan kata lain, sistem ini mengakar pada syariat Islam yang terdapa
t dalam Alquran dan Hadis. Setiap kegiatan ekonomi dalam konteks ini diatur dan dipandu ol
eh ajaran-ajaran agama Islam, menciptakan suatu kerangka kerja ekonomi yang terkait erat de
ngan nilai-nilai Islam.

Prinsip-prinsip dasar dalam sistem ekonomi Islam mencakup transparansi, keadilan, da


n distribusi kekayaan yang merata. Sistem ini menekankan pentingnya mematuhi hukum-huk
um Islam dalam setiap aspek ekonomi, mulai dari perniagaan hingga sistem keuangan. Denga
n demikian, sistem ekonomi Islam tidak hanya menjadi suatu rangkaian aturan ekonomi, tetap
i juga mencerminkan visi keseluruhan tentang keadilan, keseimbangan, dan kesejahteraan ma
syarakat dalam perspektif agama Islam.

2.11 sejarah kebudayaan kebudayaan Islam


Islam, sebagai agama yang mengusung ajaran integral dan komprehensif, tidak hanya
bersifat sebagai Syari'ah semata. Selain mengandung ajaran utama yang ditetapkan sebagai
Syari'ah, Islam juga mendorong umatnya untuk aktif dalam pengembangan kebudayaan Isla
m. Kebudayaan Islam yang diupayakan merupakan suatu wujud kebudayaan yang merefleks
ikan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Islam.
Pandangan Islam tentang kebudayaan tidak sekadar membatasi diri pada dimensi huk
um atau ritual keagamaan. Sebaliknya, Islam memberikan dorongan dan motivasi bagi umat
nya untuk mengembangkan kebudayaan yang selaras dengan nilai-nilai agama. Kebudayaan
Islam diartikan sebagai manifestasi dari penghayatan ajaran Islam dalam setiap aspek kehid
upan sehari-hari. Oleh karena itu, umat Islam diharapkan tidak hanya menjalankan aspek rit
ual, tetapi juga aktif berkontribusi dalam membentuk budaya yang mencerminkan kearifan
dan moralitas Islam.

2.12 Sistem politik Islam


Dalam Islam, dimensi politik mendapatkan posisi yang signifikan dan memiliki implik
asi hukum yang dapat dianggap sebagai kewajiban. Ulama-ulama terdahulu telah menyampai
kan pandangan mengenai nilai dan keutamaan politik dalam konteks kehidupan umat Islam.

9
Hujjatul Islam Imam Al-Ghazali, salah satu tokoh ulama, menyatakan bahwa dunia ini bukan
hanya tempat kehidupan materi yang sesaat, melainkan juga ladang yang dapat memengaruhi
akhirat.
Imam Al-Ghazali memandang dunia sebagai panggung perbuatan, tempat di mana tind
akan politik dapat membentuk takdir kehidupan sesudah mati. Dengan kata lain, partisipasi d
alam politik bukan hanya menjadi tanggung jawab sosial, tetapi juga memiliki dampak spiritu
al yang mendalam. Pandangan ini menggambarkan pentingnya memahami politik sebagai sua
tu amanah yang harus diemban dengan penuh tanggung jawab, mengingat dampaknya tidak h
anya terbatas pada kehidupan dunia, melainkan juga membentuk bekal kehidupan akhirat.

BAB III
HASIL REFLEKSI

3.1. Pengetahuan
Selama semester ini banyak ilmu yang saya dapatkan di mata kuliah pendidikan agama
Islamyaitu di ajarkan mulai dari tentang visi dan misi pendidikan Agama Kristen di Pergurua
n Tinggi, konsep ke-Tuhanan dalam Agama Islam, konsep manusia menurut Al-Quran dan P
andangan lain, tentang moralitas dan etika, tentang pergaulan, IPTEK, kerukunan antar umat
beragama, gereja dan pertumbuhannya serta perannya dalam masyarakat, hubungan agama da
n budaya dari segi etika Kristen juga tantangan sosial politik dan tanggung jawab orang musli
m. Dari kegiatan pembelajaran mkwk selama ini, saya sebagai mahasiswa muslim harus taat
yang benar kepada Allah melalui kasih terhadap sesama manusia dan tanggung jawab terhada
p alam semesta dan lingkungan. Jika dikaitkan dengan proyek yang telah saya jalankan bersa
ma teman kelompok saya, saya harus dapat menghargai sesama manusia tanpa membeda-bed
akan berdasarkan agama,ras,budaya,ataupun latar belakang mereka. Seperti halnya dalam pro
yek, saya turut andil memberikan pengetahuan yang saya miliki kepada anak-anak yang ada d
i sekolah menengah pertama.

10
3.2 Cara Pandang
Melalui proyek ini juga membuat cara pandang saya menjadi lebih baik. Ternyata mesk
ipun terdapat perbedaan agama, hal ini tidak menjadi penghalang untuk saling membantu ses
ama. Sesuai dengan materi pembelajaran pada pertemuan ke 12, yaitu tentang kerukunan anta
r umat beragama. Saya sebagai mahasiswa Islam haruslah mengesampingkan sikap-sikap pri
mordial dan mengedepankan semangat nasionalisme agar kerukunan antar sesama tetap terjag
a. Selain itu, pendidikan agama Islam ini juga mengajarkan saya bahwa menolong sesama itu
perlu tanpa harus memandang latar belakang mereka, suku, ras, dan budaya. Seperti halnya pr
oyek yang kelompok kami kerjakan, memberikan sosialisasi mengenai intoleransi kepada sis
wa-siswi yang brada di sekolah menengah pertama. Saya melakukan proyek ini tanpa mema
ndang agama mereka dan berusaha untuk menjadi contoh yang baik sebagaimana mahasiswa
Islam di tengah-tengah kemajemukan tersebut.

3.3 Perubahan Perilaku


Sejak mempelajari Agama Islam, saya mengalami perubahan perilaku yang signifikan s
ebagai dampak dari materi-materi yang disajikan dalam mata kuliah tersebut. Saya, sebagai m
ahasiswa, menjadi lebih disiplin dalam menjalani kehidupan sehari-hari, mengintegrasikan aj
aran-ajaran agama Islam ke dalam tindakan sehari-hari.
Pembelajaran Agama Islam tidak hanya berdampak pada pengetahuan keagamaan, teta
pi juga membentuk karakter dan etika. Perubahan perilaku drastis ini mencakup aspek kedisip
linan pribadi, mengakibatkan sikap lebih bertanggung jawab terhadap tindakan dan keputusan
Saya merasa lebih terbimbing dalam menjalani kehidupan akademik dan sosial.
Pentingnya disiplin dan ketaatan dalam ajaran Agama Islam tercermin dalam keseharia
n saya, memotivasi untuk menjadi individu yang lebih baik. Kesadaran akan nilai-nilai moral
dan etika agama turut membentuk sikap positif dalam interaksi dengan sesama dan dalam me
nghadapi berbagai situasi. Sebagai mahasiswa yang mempraktikkan nilai-nilai tersebut, saya
yakin bahwa perubahan perilaku ini memberikan dampak positif tidak hanya pada diri sendiri
tetapi juga pada lingkungan sekitar.

3.4 Keterampilan Komunikasi


Partisipasi dalam perkuliahan Pendidikan Islam telah memajukan kemampuan komunik
asi saya, memungkinkan saya berkomunikasi dengan lancar dan efektif dengan lawan bicara.
Materi yang diajarkan oleh dosen memiliki peran krusial dalam pengembangan keterampilan
komunikasi saya, khususnya dalam konteks Pendidikan Agama. Dosen kami memberikan kes
empatan dan dorongan untuk bertanya pada setiap pertemuan, yang secara signifikan mening
katkan keterampilan komunikasi interaktif.
Berkaitan dengan Pendidikan Agama, pengalaman memimpin ibadah sebelum dan sesu
dah perkuliahan memberikan tambahan nilai pada tingkat kepercayaan diri saya. Kesempatan
untuk memimpin ibadah ini tidak hanya memperdalam pemahaman keagamaan tetapi juga m
elatih kemampuan komunikasi verbal di hadapan sekelompok orang. Dengan demikian, kesel

11
uruhan pengalaman perkuliahan Pendidikan Islam memberikan kontribusi positif pada perke
mbangan keterampilan komunikasi saya.

3.5. Subtansi mata kuliah sesuai dengan karakter BINTANG Universitas Sumatera Uta
ra
Mata kuliah Pendidikan Islam menjadi dasar penting bagi mahasiswa Universitas Suma
tera Utara dalam membentuk karakter BINTANG, yang mencakup:
1. Beriman: Dalam konteks perkuliahan, ungkapan puji syukur kepada Tuhan Yang
Maha Esa melalui doa saat memulai pertemuan mencerminkan nilai-nilai keimana
n. Kehadiran bersama untuk belajar di ruangan perkuliahan diawali dengan penga
kuan atas berkat Tuhan.

2. Inovatif: Mahasiswa diharapkan menjadi inovator yang berintegritas. Pendidikan I


slam mengajarkan bahwa inovasi dapat dicapai dengan tetap berpedoman pada nil
ai-nilai Alkitab, menunjukkan bahwa kreativitas harus bersumber dari integritas d
an kearifan.

3. Arif dan Tangguh: Karakter arif dan tangguh dicita-citakan sebagai bagian dari id
entitas mahasiswa. Memberikan kontribusi positif terhadap Indonesia dengan sem
angat yang pantang menyerah, tidak mudah putus asa, dan bersikap arif dan tangg
uh dalam menghadapi tantangan merupakan nilai yang ditanamkan melalui pendid
ikan Islam

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Indonesia mengakui enam agama, dan di antaranya, agama Islam mengalami pertumbu
han yang signifikan. Pendidikan agama Islam menyediakan wawasan yang beragam untuk me
nghadapi realitas kehidupan sehari-hari. Salah satu aspek penting yang diajarkan adalah keru
kunan antar umat beragama, termasuk bagaimana mahasiswa Islam seharusnya bersikap di te
ngah-tengah keragaman di Indonesia.
Mahasiswa Islam diajarkan untuk menjaga kerukunan antar umat beragama, sebuah nil
ai yang terkait erat dengan moral dan etika yang saya pelajari selama proses pendidikan. Proy
ek yang saya dan kelompok jalankan di bidang pendidikan juga memiliki harapan khusus, yai
tu menciptakan harmonisasi dan toleransi antar umat beragama, seperti yang kami lakukan da
lam memberikan sosialisasi kepada siswa-siswi di sekolah menengah pertama. Tujuannya ada
lah agar perbedaan tidak menjadi penghalang untuk terus belajar bersama tanpa memandang l
atar belakang agama atau kepercayaan masing-masing.

12
4.2 saran
Saran yang ingin saya sampaikan kepada sesama mahasiswa sebagai agen perubahan m
elalui proyek MKWK adalah menjadikan proyek ini sebagai panduan untuk membangun keru
kunan dan tali persaudaraan antar umat beragama di segala tempat. Pentingnya menghargai a
gama orang lain tanpa memandang ras, agama, dan etnis yang berbeda-beda harus menjadi la
ndasan bagi kita dalam menciptakan lingkungan yang inklusif dan saling menghormati.

Daftar Pustaka

1. Anwar, R. N., & Muhayati, S. (2021). "Upaya membangun sikap moderasi beragama melalui pendi
dikan agama Islam pada mahasiswa perguruan tinggi umum." Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam,
12(1), 1-15.

2. Hariyanto, T. (2021). "Kontribusi program MKWK Pendidikan Islam dalam upaya deradikalisasi di U
GM." Skripsi. Yogayakarta: Program Studi Manajemen Pendidikan Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.

3. Juliantari, N. K. (2023). "Pembelajaran berdiferensiasi untuk penguatan moderasi beragama dalam


MKWK bahasa Indonesia pada PTKH." KEMBARA: Jurnal Keilmuan Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya,
9(1), 189-203.

13

Anda mungkin juga menyukai