Anda di halaman 1dari 13

A.

Model Pembelajaran Course Review Horay

1. Pengertian
Menurut Berlin Sani, (2015:80) menyatakan bahwa model pembelajaran Course Review
Horay merupakan model pembelajaran yang dapat menciptakan suasana kelas menjadi
meriah dan menyenangkan karen asetiap siswa yang dapat menjawab benar maka siswa
tersebut diwajibkan berteriak “hore” atau yel-yel lainnya yang disepakati.
Model pembelajaran Course Review Horay juga merupakan suaru metode pembelajaran
dengan pengujian pemahaman siswa menggunakan soal dimana jawaban soal dituliskan pada
kartu atau kotak yang telah dilengkapi nomor dan untuk siswa atau kelompok yang
mendapatkan jawaban atau tanda dari jawaban yang benar terlebih dahulu harus langsung
berteriak “horay” atau menyanyikan yel-yel kelompoknya (Imas Kurniasih, 2015:81).
2. Prinsip
Model pembelajaran Course Review Horay (CRH) adalah salah satu model pembelajaran
kooperatif yang bersifat menyenangkan dan meningkatkan kemampuan siswa dalam
berkompetisi secara positif dalam pembelajaran, selain itu juga dapat mengembangkan
kemampuan berpikir kritis siswa, serta membantu siswa untuk mengingat konsep yang
dipelajari secara mudah. Pembelajaran Course Review Horay menekankan aktivitas belajar
lebih banyak berpusat pada siswa. Dalam hal ini guru hanya bertindak sebagai penyampai
informasi, fasilitator, dan pembimbing pada proses pembelajaran.
3. Tujuan
Tujuan pembelajaran menggunakan metode course review horay adalah untuk merangsang
siswa untuk ikut partisipasi dan aktif dalam proses pembelajaran di kelas, perhatian siswa
dalam proses belajar mengajar juga sangat penting karena sangat menentukan pemahaman
materi yang disampaikan oleh guru, model pembelajaran bervariatif juga dapat meningkatkan
motivasi dan minat belajar siswa, ketika keduanya sudah dimiliki oleh siswa maka akan
tercapainya tujuan pembelajaran, kemudian yang tidak kalah penting lagi ketika guru akan
melaksanakan atau melakukan model pembelajaran siswa harus mengetahui langkah-langkah
model pembelajaran tersebut.

Sedangkan menurut Susanto (2016), tujuan model pembelajaran Course Review Horay
(CRH), adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan kinerja siswa dalam menyelesaikan tugas akademik.


2. Siswa dapat aktif dalam belajar.
3. Agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai macam
perbedaan latar belakang dan perbedaan latar belakang dan perbedaan cara pandang
penyelesaian masalah.
4. Mengetahui langkah-langkah yang akan digunakan guru ketika menggunakan model
pembelajaran Course Review Horay
4. Aspek-aspek

Menurut Jajah (1996), terdapat beberapa aspek yang berkembang pada saat menggunakan
model pembelajaran Course Review Horay (CRH), yaitu sebagai berikut:

a. Motorik, dalam model tersebut adanya perkembangan motorik yang terjadi pada
siswa melalui ekspresi dan respon dari siswa. Dengan mencoba untuk menjawab
pertanyaan atau kuis dari guru. Dan adanya gerakan yang membuat siswa merasa
lebih rileks melakukan mengangkat tangan dan berteriak seperti "Horay".
b. Kognitif, dapat mengevaluasi materi yang telah diberikan guru terhadap siswa,
membuat siswa lebih berpikir dan konsentrasi serta menyimak pertanyaan yang
diberikan. Pengetahuan siswa lebih berkembang untuk mencari tahu tentang hal-hal
yang bersangkutan dengan materi tersebut.
c. Bahasa, dalam model ini siswa masih menggunakan bahasa yang belum terlalu
formal dan masih menggunakan gaya bahasa sehari-sehari layaknya berbicara dengan
teman sebaya.
d. Afektif, suasana belajar dan interaksi yang menyenangkan membuat siswa lebih
menikmati pelajaran sehingga menjadikan suasana kelas lebih akrab. Rasa gembira
dan percaya diri secara tidak langsung akan terlihat dalam diri siswa. Penerapan
model ini juga dapat mempererat kedekatan antar siswa maupun dengan guru, karena
komunikasi yang terjadi saat penerapan model ini merupakan komunikasi dua arah.
Dimana guru memberikan pertanyaan, dan siswa memberikan umpan balik dengan
berteriak "horay".

5. Langkah-langkah

Menurut Hamid (2013) dan Aqib (2014), langkah-langkah yang dilakukan dalam pelaksanaan
model pembelajaran Course Review Horay (CRH) adalah sebagai berikut:

a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai

Pada kegiatan awal yaitu tahap orientasi guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai yaitu memahami mengenai energi panas dan energi bunyi. Kompetensi yang harus
dikuasai oleh siswa telah disampaikan oleh guru sejak kegiatan awal pembelajaran supaya
siswa memahami arah kegiatan pembelajarannya.

b. Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi

Guru mendemonstrasikan atau menyajikan materi energi panas dan energi bunyi pada
kegiatan inti yaitu tahap ekplorasi. Pada siklus I guru menyajikan materi menggunakan media
power point sebagai bekal awal penanaman konsep dan teori untuk siswa. Pada siklus II guru
menyajikan materi dengan video pembelajaran tentang energi panas dan energi bunyi,
tujuannya yaitu untuk menarik perhatian siswa dan menghindari kejenuhan siswa. Pada siklus
III guru menggunakan percobaan sederhana mengenai energi panas dan energi bunyi yang
dilakukan oleh siswa dalam kegiatan secara berkelompok.
c. Memberikan kesempatan siswa tanya jawab

Setelah guru menyajikan materi, di akhir kegiatan inti pada tahap eksplorasi guru
memberikan kesempatan kepada siswa tanya jawab. Kegiatan ini dilakukan untuk
menegaskan kembali pengetahuan dan konsep yang telah dimiliki siswa dan meluruskan jika
ada kekeliruan konsep tentang energi panas dan energi bunyi pada siswa.

d. Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai dengan
kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing-masing siswa

Pada kegiatan inti tahap elaborasi untuk memperdalam lagi pemahaman konsep siswa, siswa
dibuat secara berkelompok. Namun pada siklus II dan III pengelompokkan siswa dilakukan
sebelum kegiatan pembelajaran dimulai karena sebagai perbaikan hasil dari refleksi siklus I.
Kelas dibagi ke dalam tujuh kelompok dengan anggota masing-masing kelompok yaitu lima
siswa. Masing-masing kelompok diminta untuk membuat kotak dengan pola tertentu. Ada
perbedaan kotak pada masing-maising siklus, pada siklus I siswa diminta untuk membuat
kotak dengan pola 9, siklus II dengan pola 16, dan pada siklus III dengan pola 25. Setelah
masing-masing kelompok membuat kotak dengan pola tertentu, guru meminta untuk
memberikan nomor sejumlah kotak pada masing-masing kotak secara acak.

e. Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban di dalam kotak yang
nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar diisi tanda benar
(v) dan salah diiisi tanda silang (x)

Guru lalu membacakan soal yang telah dipersiapkan sebelumnya secara acak. Setelah guru
membacakan soal tentang energi panas dan energi bunyi, masing-masing kelompok
berdiskusi untuk menentukan jawaban yang paling tepat. Ketika semua kelompok selesai
menjawab kemudian guru membacakan jawabannya dengan pembahasan seperlunya. Bagi
kelompok yang berhasil menjawab dengan benar maka harus memberi tanda benar (v) kotak
tersebut dan jika salah diisi tanda silang (x).

f. Siswa yang sudah mendapat tanda (v) vertikal, horizontal atau diagonal harus
berteriak horay atau yel-yel lainnya

Setelah guru membacakan beberapa soal kemudian jawaban benar kelompok siswa telah
membentuk pola vertikal, horizontal atau diagonal maka kelompok tersebut harus berteriak
horay atau menyanyikan yel-yel kelompoknya. Dalam implementasinya di siklus I siswa
teriak horay pada siklus II pertemuan satu dicoba untuk menyanyikan yel-yel kelompoknya
namun kurang berhasil sehingga selama tindakan berlangsung hampir semuanya
menggunakan teriakan horay.

g. Nilai siswa dihitung dari jawaban benar jumlah horay yang diperoleh

Nilai masing-masing kelompok dihitung dari berapa banyak kelompok tersebut berteriak
horay yaitu dibuktikan dengan jumlah jawaban benar yang telah kelompok siswa beri garis
secara vertikal, horizontal atau diagonal. Pada masing-masing pertemuan diperoleh dua
kelompok terbaik yang memenangkan permainan Course Review Horay (CRH).
h. Penutup

Pada kegiatan penutup yaitu tahap akhir pembelajaran guru bersama siswa membuat
rangkuman atas materi pelajaran energi panas dan energi bunyi yang telah dipelajari.
Kemudian guru memberikan soal evaluasi kepada masing-masing siswa untuk menguji
pemahaman konsep energi panas dan energi bunyi siswa secara individu dan setelah selesai
soal dikumpulkan kembali kepada guru.

6. Kelebihan dan kekurangan

a. Kelebihan Course Review Horay (CRH)

Menurut Supijono (2010), kelebihan atau keunggulan model Course Review Horay (CRH)
dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Pembelajaran lebih menarik. Artinya, dengan menggunakan model pembelajaran


CRH siswa akan lebih bersemangat dalam menerima materi yang akan disampaikan
oleh guru karena banyak diselingi dengan games ataupun simulasi lainnya.
2. Mendorong siswa untuk dapat terjun kedalam situasi pembelajaran. Artinya, siswa
diajak ikut serta dalam melakukan suatu games atau simulasi yang diberikan guru
kepada peserta didiknya yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan guru.
3. Pembelajaran tidak monoton karena diselingi dengan hiburan atau game, dengan
begitu siswa tidak akan merasakan jenuh yang bisa menjadikannya tidak
berkonsentrasi terhadap apa yang dijelaskan oleh guru.
4. Siswa lebih semangat belajar karena suasana belajar lebih menyenangkan. Artinya,
kebanyakan dari siswa mudah merasakan jenuh apabila metode yang digunakan oleh
guru adalah metode ceramah. Oleh karena itu, dengan menggunakan model
pembelajaran course review horay (CRH) mampu membangkitkan semangat belajar
terutama anak Sekolah Dasar yang notabene masih ingin bermain-main.
5. Adanya komunikasi dua arah. Artinya, siswa dengan guru akan mampu
berkomunikasi dengan baik, dapat melatih siswa agar dapat berbicara secara kritis,
kreatif dan inovatif. Sehingga tidak akan menutup kemungkinan bahwa akan semakin
banyak terjadi interaksi diantara guru dan siswa.

b. Kekurangan Course Review Horay (CRH)

Menurut Supijono (2010), kekurangan atau kelemahan model Course Review Horay (CRH)
dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Siswa aktif dan siswa yang tidak aktif nilai disamakan. Artinya, guru hanya akan
menilai kelompok yang banyak mengatakan horey. Oleh karena itu, nilai yang
diberikan guru dalam satu kelompok tersebut sama tanpa bisa membedakan mana
siswa yang aktif dan yang tidak aktif.
2. Adanya peluang untuk berlaku curang. Artinya, guru tidak akan dapat mengontrol
siswanya dengan baik apakah ia menyontek ataupun tidak. Guru akan memperhatikan
per-kelompok yang menjawab horey, sehingga peluang adanya kecurangan sangat
besar.
7. Contoh Model Pembelajaran Course Review Horay (CRH)

Berikut adalah beberapa contoh model pembelajaran Course Review Horay (CRH) yang
dapat Anda terapkan:
1. Kotak Soal:
Guru menyiapkan kotak soal yang berisi pertanyaan-pertanyaan terkait materi yang telah
dipelajari. Siswa kemudian diminta untuk menjawab pertanyaan tersebut dengan menuliskan
jawaban pada selembar kertas. Siswa yang paling cepat menyelesaikan dan mendapatkan
tanda benar diwajibkan berteriak “ hore!” atau yel-yel meriah lainnya.
2. Kuis Kelompok:
Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan diminta untuk menjawab pertanyaan-
pertanyaan terkait materi yang telah dipelajari. Kelompok yang berhasil menjawab
pertanyaan dengan benar akan mendapatkan poin. Kelompok dengan poin tertinggi akan
mendapatkan hadiah.
3. Kuis Individu:
Siswa diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan terkait materi yang telah dipelajari
secara individu. Siswa yang berhasil menjawab pertanyaan dengan benar akan mendapatkan
poin. Siswa dengan poin tertinggi akan mendapatkan hadiah.

Model Pembelajaran Course Review Horay (CRH) - KajianPustaka


Model Pembelajaran Course Review Horay | EduChannel Indonesia
Pengertian Model Pembelajaran Course Review Horay dan Langkah - langkah Pembelajaran
Course Review Horay - Dewan Pendidikan
Model Pembelajaran Course Review Horay – Anasah Channel
STRATEGI PEMBELAJARAN KOGNITIF
1. Pengertian

Teori pembelajaran kognitif adalah satu teori yang memberi tumpuan kepada bagaimana
pelajar memproses maklumat dalam minda mereka. Teori ini menganggap bahawa
pembelajaran adalah satu proses mental yang melibatkan pemprosesan maklumat,
penyimpanan dan pengambilan semula maklumat. Teori pembelajaran kognitif juga
menganggap bahawa pelajar mempunyai keupayaan untuk mengatur dan mengawal proses
pembelajaran mereka sendiri.

Dalam teori pembelajaran kognitif, terdapat beberapa konsep penting seperti skema,
pengaturcaraan semula dan pemprosesan maklumat. Skema merujuk kepada struktur mental
yang digunakan oleh pelajar untuk memahami maklumat. Pengaturcaraan semula pula
merujuk kepada proses di mana pelajar mengubah skema mereka untuk memasukkan
maklumat baru. Pemprosesan maklumat pula merujuk kepada proses di mana pelajar
memproses maklumat dalam minda mereka.

Kesimpulannya, teori pembelajaran kognitif adalah satu teori yang penting dalam
pendidikan. Ia membantu guru untuk merancang pengajaran yang lebih efektif dan membantu
pelajar untuk memahami bagaimana mereka belajar. Dengan memahami teori pembelajaran
kognitif, pelajar dapat meningkatkan cara mereka belajar dan mencapai matlamat
pembelajaran mereka.

2. Prinsip

Teori pembelajaran kognitif memiliki prinsip umum yakni:

 Aktivitas belajar merupakan perubahan pada sistem mental individu (perilaku).


 Belajar merupakan aktivitas untuk menguasai materi dari catatan.
 Lebih fokus pada proses daripada hasil.
 Sudut pandang (persepsi) adalah perangkat yang paling berperan dalam tindakan
seseorang.
 Belajar merupakan aktivitas private yang meliputi pengumpulan data, menghafal,
memahami data dsb.
 Kegiatan belajar adalah rangkaian berpikir kompleks.
 Dalam rangkaian belajar sebaiknya tersusun berdasarkan dari urutan yang paling simpel
hingga paling rumit (kompleks).
 Hal paling esensial dalam pembelajaran adalah pada keaktifan guru dan inisiatif siswa
dalam belajar mandiri.
 Guru harus memahami latar belakang siswa yang berbeda-beda karena akan sangat
menentukan dalam langkah selanjutnya.

3. Tujuan

Tujuan dari strategi pembelajaran kognitif adalah untuk membantu siswa memahami dan
mengingat informasi dengan lebih baik. Strategi ini berfokus pada penggunaan unsur kognitif
dalam proses belajar, seperti penggunaan peta konsep, latihan mengulang, pertanyaan, dan
simulasi. Selain itu, strategi pembelajaran kognitif juga bertujuan untuk meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa dan membantu siswa untuk menerapkan informasi atau
keterampilan baru dalam berbagai situasi di kehidupannya.

4. Aspek

Strategi pembelajaran kognitif memiliki beberapa aspek yang dapat membantu siswa
memahami dan mengingat informasi dengan lebih baik. Berikut adalah beberapa aspek
strategi pembelajaran kognitif yang umum digunakan:

1. Persepsi dan Ingatan: Aspek ini melibatkan penggunaan persepsi dan ingatan dalam
proses belajar. Siswa diajarkan untuk memperhatikan dan mengingat informasi yang
diberikan oleh guru.
2. Pemrosesan Informasi: Aspek ini melibatkan penggunaan pemrosesan informasi
dalam proses belajar. Siswa diajarkan untuk memproses informasi yang diberikan
oleh guru dengan cara yang sistematis dan terstruktur.
3. Pembentukan Konsep: Aspek ini melibatkan pembentukan konsep-konsep baru
dalam proses belajar. Siswa diajarkan untuk memahami konsep-konsep baru dengan
cara yang sistematis dan terstruktur.
4. Pemecahan Masalah: Aspek ini melibatkan penggunaan pemecahan masalah dalam
proses belajar. Siswa diajarkan untuk memecahkan masalah dengan cara yang
sistematis dan terstruktur.

5. Langkah-langkah

Strategi pembelajaran kognitif melibatkan beberapa aspek yang dapat membantu siswa
memahami dan mengingat informasi dengan lebih baik. Berikut adalah beberapa langkah-
langkah strategi pembelajaran kognitif yang umum digunakan:
 Menyajikan Materi: Guru menyajikan materi pembelajaran secara sistematis dan
terstruktur. Materi pembelajaran disajikan dengan cara yang mudah dipahami oleh
siswa.
 Mengaktifkan Siswa: Siswa diajak untuk aktif dalam proses pembelajaran. Guru
memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya, berdiskusi, dan berpartisipasi
dalam kegiatan pembelajaran.
 Menggunakan Peta Konsep: Peta konsep digunakan untuk membantu siswa
memahami hubungan antara konsep-konsep yang berbeda. Peta konsep membantu
siswa untuk memahami bagaimana konsep-konsep tersebut saling terkait dan
membentuk suatu kesatuan.
 Menggunakan Latihan Mengulang: Latihan mengulang digunakan untuk membantu
siswa mengingat informasi dengan lebih baik. Latihan mengulang melibatkan
pengulangan informasi yang telah dipelajari.
 Menggunakan Pertanyaan: Pertanyaan digunakan untuk membantu siswa
memahami konsep-konsep yang sulit dan meningkatkan kemampuan berpikir
kritis. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan terkait materi yang telah dipelajari.

6. Kelebihan dan kekurangan

Dalam teori Belajar Kognitif, pengetahuan didapatkan dari hasil interaksi antara peserta
didik dengan lingkungan, yang meliputi perolehan keterampilan dan pengalaman baru.
Menurut Piaget, kedua hal tersebut memungkinkan anak menjadi semakin kritis dalam
berpikir. Selain itu, ada beberapa keutamaan lain dari teori Belajar Kognitif, antara lain:

 Dengan menerapkan teori Belajar Kognitif, pemahaman peserta didik untuk memperoleh
informasi baru akan meningkat.

 Secara tidak langsung, teori ini juga bantu meningkatkan kepercayaan diri peserta didik
dalam melaksanakan sebuah tugas.

 Meningkatkan kemampuan belajar seumur hidup. Di tahap pembelajaran selanjutnya,


peserta didik bisa membangun ide-ide dan menerapkan konsep-konsep baru untuk
pengetahuan yang sudah ada.

 Peserta didik memiliki bekal keterampilan yang mereka butuhkan untuk belajar secara
efektif. Dengan begitu, peserta didik mampu mengembangkan kemampuannya dalam
memecahkan masalah.

 Melalui teori Belajar Kognitif, peserta didik memiliki kemampuan untuk mempelajari
hal-hal baru secara lebih cepat dengan memaksimalkan ingatan.

 Penerapannya dapat membantu peserta didik dalam mengkreasikan hal-hal baru atau
menginovasi hal-hal yang sudah ada menjadi lebih baik.

Dibalik berbagai kelebihannya, penerapan teori Belajar Kognitif tentunya punya beberapa
kekurangan, di antaranya:

 Teori Belajar Kognitif menekankan pada kemampuan memori peserta didik, sehingga
kapasitas daya ingat mereka disamaratakan.

 Cara peserta didik dalam mengembangkan pengetahuannya tidak terlalu diperhatikan


karena pada dasarnya masing-masing dari mereka memiliki cara yang berbeda-beda.

 Jika kegiatan belajar mengajar hanya menerapkan metode kognitif, kemungkinan besar
peserta didik tidak akan mengerti sepenuhnya tentang materi yang diberikan. Penerapan
metode ini bisa digabungkan dengan teori belajar lainnya.

7. Contoh Strategi Pembelajaran Kognitif

Meskipun teori ini seperti tes atau eksperimen psikologi yang sulit dipakai dan diterapkan.
Namun berdasarkan fakta dan penelitian manfaat yang akan bisa dicapai jika teori ini
diterapkan bisa berdampak langsung kepada siswa untuk membantu mereka dalam belajar
dan mendapatkan prestasi yang maksimal.

Berikut merupakan contoh dan cara yang bisa digunakan agar strategi belajar kognitif
dapat berlangsung maksimal adalah:

 Membuat permainan untuk menghafalkan sebuah puisi, lagu atau fakta.


 Minta siswa untuk membuat jurnal tentang apa saja yang telah mereka lakukan dan
pelajari dari hari ke hari atau minggu ke minggu.
 Siswa bisa mendemonstrasikan proyeknya di depan kelas.
 Minta siswa untuk memuat permainan belajar mereka sendiri, ketika mereka sedang akan
memahami sebuah fakta atau subjek.
 Minat siswa untuk menjabarkan teori atau masalah pembelajaran kepada siswa lain dan
mengajarkan teori atau masalah tersebut kepada mereka.
 Buat daftar pertanyaan di papan tulis lalu minta siswa untuk menjawab dan mempelajari
mengenai cara berpikir mereka.

Teori Belajar Kognitif: Pengertian, Contoh dan Strategi (tripven.com)

Penerapan Teori Belajar Kognitif di Kelas - Zenius untuk Guru

√ Teori Pembelajaran Kognitif: Memahami Proses Belajar dan Mengajar (cerdika.com)


MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI

1. Pengertian

Model pembelajaran demonstrasi, sebagaimana namanya, memadukan antara demonstrasi


visual dan keterlibatan aktif peserta didik. Metode ini difokuskan pada pemberian contoh
nyata atau demonstrasi oleh pendidik, yang kemudian diikuti oleh aktivitas peserta didik
dalam menerapkan apa yang telah mereka pelajari.

Salah satu keunggulan utama dari model pembelajaran demonstrasi adalah kemampuannya
dalam membangkitkan minat belajar peserta didik. Dengan melihat demonstrasi yang
menarik dan melibatkan mereka secara aktif, peserta didik cenderung lebih antusias dan
bersemangat untuk belajar.

Selain itu, model pembelajaran demonstrasi juga memungkinkan peserta didik untuk
memperoleh pemahaman mendalam tentang topik yang sedang dipelajari. Melalui
pengamatan dan praktik langsung, peserta didik dapat melihat dan merasakan konsep tersebut
dengan jelas, sehingga memperkuat proses pembelajaran.

Jadi, Model pembelajaran demonstrasi adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus


pada aktivitas fisik atau demonstrasi langsung dari konsep atau keterampilan yang diajarkan
kepada siswa. Guru bertindak sebagai pemimpin dalam demonstrasi tersebut sementara siswa
diberi kesempatan untuk mengobservasi, belajar, dan mengasimilasi informasi yang
disajikan. Model pembelajaran ini sangat populer dalam pendidikan karena dapat
meningkatkan pemahaman siswa dan membantu mereka mengembangkan keterampilan
praktis.

2. Prinsip

Prinsip utama dari model pembelajaran demonstrasi adalah pembelajaran melalui


pengamatan dan pengalaman langsung. Siswa akan lebih mudah memahami konsep atau
keterampilan yang diajarkan melalui demonstrasi ini. Model pembelajaran demonstrasi
adalah salah satu metode pembelajaran yang mengedepankan penggunaan contoh-contoh
nyata atau demonstrasi fisik dalam proses pengajaran.
Dalam model ini, guru atau instruktur akan menunjukkan secara langsung atau melalui
video bagaimana suatu tugas atau konsep harus dilakukan atau dipahami oleh siswa. Model
ini efektif dalam meningkatkan pemahaman siswa dan membantu mereka mengembangkan
keterampilan praktis. Namun, perlu diingat bahwa model pembelajaran demonstrasi
memerlukan persiapan yang lebih lama dan tidak cocok untuk materi abstrak
3. Tujuan

Tujuan model demonstrasi dalam proses ngajar mengajar adalah untuk memperjelas
pengertian konsep dan memperlihatkan cara melakukan sesuatu atau proses terjadinya
sesuatu. Selain itu, demonstrasi juga bertujuan untuk menunjukkan atau memperagakan suatu
keterampilan yang akan dipelajari siswa. Sejalan dengan itu juga metode demonstrasi
digunakan untuk memperlihatkan terhadap anak didik bagaimana sesuatu harus terjadi
dengan cara yang paling baik.

Selain itu tujuan daripada model pembelajaran demonstrasi ialah:

 Untuk memudahkan seseorang dalam menjelaskan dengan penggunaan bahasa yang


lebih terbatas.
 Untuk membantu anak dalam memahami dengan jelas jalannya dengan penuh
perhatian.
 Untuk menghindari verbalisme
 Cocok digunakan apabila memberikan suatu keterampilan tertentu.

4. Aspek

Model ini efektif dalam meningkatkan pemahaman siswa dan membantu mereka
mengembangkan keterampilan praktis. Namun, perlu diingat bahwa model pembelajaran
demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih lama dan tidak cocok untuk materi abstrak.
Berikut adalah beberapa aspek penting dari model pembelajaran demonstrasi.

1. Visual dan Auditif yang Mengagumkan: Keunggulan metode belajar demonstrasi


terletak pada kemampuannya untuk menggabungkan penglihatan dengan pendengaran
dalam proses belajar. Ketika siswa dapat melihat tindakan atau proses secara nyata
dan juga mendengar penjelasan yang mendalam, maka pemahaman mereka terhadap
materi akan meningkat pesat.
2. Aksi Nyata dan Aktif: Metode belajar demonstrasi memberikan kesempatan kepada
siswa untuk terlibat secara langsung dalam tindakan atau proses yang sedang
ditunjukkan. Dengan melakukan eksperimen atau mencoba sendiri, siswa dapat
memperdalam pemahaman mereka dalam cara yang lebih praktis dan langsung.
3. Keceriaan dan Keasyikan: Salah satu aspek menarik dari metode belajar
demonstrasi adalah kegembiraan yang dihadirkan dalam proses belajar siswa. Dengan
memperlihatkan proses atau tindakan nyata, siswa akan merasa tertarik dan ingin tahu
untuk mengikuti serta mengeksplorasi lebih lanjut.
4. Pemecahan Masalah Secara Kreatif: Metode belajar demonstrasi melatih siswa
dalam mengembangkan kemampuan analitis dan kreatif. Dengan melihat contoh
nyata, siswa dihadapkan pada berbagai situasi dan tantangan yang mendorong mereka
untuk berpikir secara kritis dan mencari solusi yang inovatif
5. Langkah-langkah

Berikut adalah langkah-langkah model pembelajaran demonstrasi:

 Orientasi: Guru memberikan tujuan dari pembelajaran kepada siswa. Tujuannya


supaya persepsi siswa dalam kegiatan belajar kedepannya sama. Fase orientasi sangat
penting. Di fase ini jadi titik penting untuk menumbuhkan minat siswa. Jika gagal,
maka akan memberikan efek tidak baik pada fase selanjutnya. Oleh karena itu,
buatlah pembukaan orientasi yang yang mearik dan menumbuhkan minat siswa.
 Menyaji: Guru memberikan gambaran singkat materi. Fase menyaji ini memberikan
bekal pengetahuan awal bagi siswa. Penayangan sedikit video ilustrasi atau demo
kecil dari guru sudah cukup. Jika ada petunjuk kegiatan demo yang akan dilakukan,
teman-teman bisa jelaskan. Supaya siswa mendapatkan gambaran kegiatan yang akan
dilakukan.
 Mempersiapkan Alat / Bahan: Fase ini penting banget. Ketersediaan alat dan bahan
yang akan digunakan dalam demonstrasi memiliki andil sangat penting. Siswa
dibelajarkan untuk teliti. Mendaftar alat dan bahan yang akan digunakan. Pastikan
teman-teman membantu dengan memberikan daftar ceklis alat dan bahan yang akan
digunakan.
 Demonstrasi Siswa: Berbekal informasi yang diperoleh sebelumnya dan buku
panduan demonstrasi yang disediakan, siswa sudah bisa mulai melakukan
demonstrasi. Pastikan teman-teman mengawasi kegiatan. Sembari mengawasi
kegiatan demonstrasi yang dilakukan siswa, teman-teman bisa melakukan kegiatan
penilaian aktifitas.
 Presentasi Siswa: Tiap siswa atau kelompok mengemukakan hasil analisanya dan juga
pengalaman siswa didemonstrasikan.
 Kesimpulan: Guru memberikan kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilakukan.

6. Kelebihan dan kekurangan

Kelebihan Model Pembelajaran Demonstrasi

Model pembelajaran demonstrasi memiliki beberapa kelebihan, antara lain:

 Meningkatkan pemahaman siswa melalui pengalaman langsung dan praktik nyata.


 Membantu siswa untuk mengembangkan keterampilan praktik yang dibutuhkan dalam
kehidupan sehari-hari.
 Mempermudah siswa dalam mengamati dan memahami konsep atau tugas yang sulit
dipahami hanya melalui teori.
 Mendorong siswa untuk aktif dalam pembelajaran dan berpartisipasi secara langsung
dalam proses pembelajaran.

Kekurangan Model Pembelajaran Demonstrasi

Di sisi lain, model pembelajaran demonstrasi juga memiliki beberapa kekurangan, antara
lain:
 Memerlukan persiapan dan waktu yang lebih banyak dari guru atau instruktur dalam
mempersiapkan dan melaksanakan demonstrasi.
 Memerlukan ketersediaan alat dan bahan yang diperlukan untuk demonstrasi.
 Tidak semua konsep atau keterampilan dapat diajarkan dengan efektif melalui
demonstrasi. Beberapa konsep yang abstrak mungkin lebih baik dipahami melalui
pendekatan lain.
 Siswa dengan gaya belajar yang berbeda mungkin tidak selalu merespon dengan baik
terhadap model pembelajaran demonstrasi.

7. Contoh model pembelajaran Demonstrasi

Salah satu contoh penggunaan model pembelajaran demonstrasi adalah pada pembelajaran
fisika tentang kekuatan listrik. Guru dapat melakukan demonstrasi dengan menggunakan alat-
alat dan bahan yang diperlukan, seperti kawat, baterai, dan bola lampu. Guru dapat
menunjukkan bagaimana sirkuit listrik dibuat dan bagaimana bola lampu menyala ketika
sirkuit terhubung dengan benar. Setelah demonstrasi, guru dapat mengajak siswa untuk
mencoba membuat sirkuit listrik sendiri dan mengamati bagaimana bola lampu bereaksi
terhadap perubahan dalam sirkuit.

Contoh lainnya adalah pada pembelajaran seni lukis. Guru dapat melakukan demonstrasi
tentang teknik melukis dengan menggunakan cat air. Guru dapat memperagakan langkah-
langkah dalam mencampur warna, melukis gradasi, dan menggunakan kuas dengan tepat.
Setelah demonstrasi, siswa dapat mencoba melukis dengan teknik yang telah mereka pelajari
melalui demonstrasi dan guru dapat memberikan umpan balik serta saran perbaikan.

Model Pembelajaran Demonstrasi Adalah Alternatif Menarik dalam Berbagai Konteks


Pendidikan - PerpusTeknik.com

Pengertian Metode Demonstrasi, Tujuan, Kelebihan dan Kekurangannya (studinews.co.id)

SINTAK MODEL PEMBELAJARAN DEMONSTRASI Oke Guru

Aspek Aspek Metode Belajar Demonstrasi: Menjadi Ahli dengan Gaya Baru yang Santai -
Tak Terlihat

Anda mungkin juga menyukai