Anda di halaman 1dari 33

PENGARUH LITERASI DAN SIKAP KEUANGAN

TERHADAP PENGELOLAAN KEUANGAN


MAHASISWA AKUNTANSI UNIVERSITAS
BENGKULU

RISET AKUNTANSI
OLEH:
Fina Dwita Manda Sari
C1C021030

UNIVERSITAS BENGKULU
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
JURUSAN S1 AKUNTANSI
2024
i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................i
DAFTAR TABEL..................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................9
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................................9
1.4 Manfaat Penelitian...................................................................................10
1.4.1 Manfaat Praktis................................................................................10
1.4.2 Manfaat Teoritis...............................................................................10
1.5 Ruang Lingkup Penelitian.......................................................................10
BAB II KAJIAN PUSTAKA.................................................................................11
2.1 Landasan Teori........................................................................................11
2.1.1 Pengelolaan Dana Desa....................................................................11
2.2 Laporan Keuangan..................................................................................13
2.2.1 Kualitas Laporan Keuangan.............................................................15
2.3 Literasi Keuangan....................................................................................15
2.3.1 Tujuan Literasi Keuangan................................................................18
2.3.2 Strategi Mengukur Literasi Keuangan.............................................19
2.3.3 Penafsiran Kompetensi Sumber Daya Manusia...............................20
2.4 Akuntabilitas...........................................................................................20
2.5 Penelitian Terdahulu................................................................................22
2.6 Pengembangan Hipotesis........................................................................25
2.7 Kerangka Penelitian................................................................................25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..............................................................29
3.1 Jenis dan Desain Penelitian.....................................................................29
3.2 Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel.......................29
ii

3.2.1 Kualitas Laporan Keuangan.............................................................29


3.2.2 Literasi Keuangan............................................................................31
3.2.3 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Desa.....................................32
3.3 Populasi dan Metode Pengumpulan Sampel...........................................34
3.4 Jenis, Sumber dan Metode Pengumpulan Data.......................................38
3.4.1 Jenis dan Sumber Data.....................................................................38
3.4.2 Metode Pengumpulan Data..............................................................38
3.5 Metode Analisis Data..............................................................................38
3.5.1 Analisis Statistik Deskriptif.............................................................38
3.5.2 Uji Kualitas Data..............................................................................39
3.5.3 Uji Asumsi Klasik............................................................................39
3.5.4 Uji Hipotesis....................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................43
iii

DAFTAR TABEL

Table 2.1 Penelitian Terdahulu..............................................................................................23


Table 3.1 Daftar Desa dan Kecamatan di Kabupaten Mukomuko.........................................31
iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Penelitian............................................................................................28


BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Mahasiswa akuntansi, sebagai calon profesional di bidang keuangan,

dihadapkan pada tanggung jawab untuk mengelola keuangan mereka sendiri

secara efektif. Hal ini menjadi penting karena pengelolaan keuangan yang baik

akan membantu mereka mencapai tujuan finansial di masa depan. Masa

perkuliahan merupakan masa transisi bagi banyak orang. Bagi mahasiswa, mereka

dihadapkan dengan berbagai tanggung jawab baru, salah satunya adalah

mengelola keuangan pribadi. Hal ini menjadi penting karena pengelolaan

keuangan yang baik akan membantu mereka mencapai tujuan finansial di masa

depan.

Namun, banyak mahasiswa yang masih memiliki tingkat literasi keuangan

yang rendah. Literasi keuangan didefinisikan sebagai pengetahuan, keterampilan,

dan keyakinan seseorang untuk memahami dan menggunakan produk dan layanan

keuangan secara efektif (Otoritas Jasa Keuangan, 2023). Tingkat literasi keuangan

yang rendah dapat menyebabkan berbagai masalah keuangan, seperti pengeluaran

berlebihan, hutang yang tidak terkendali, dan kesulitan mencapai tujuan finansial

(Lusardi & Mitchell, 2014).

Dalam menghasilkan laporan keuangan yang berkualitas, diperlukan juga

pemahaman mengenai literasi keuangan mengenai pengelolaan dana desa.

Menurut Otoritas Jasa Keuangan, literasi keuangan didefinisikan sebagai

rangkaian proses atau aktivitas untuk meningkatkan pengetahuan (knowledge),

1
2

keyakinan (competence), keterampilan (skill) konsumen dan masyarakat luas

sehingga mereka mampu mengelola keuangan dengan lebih baik (OJK, 2021).

Literasi keuangan didefinisikan sebagai pengetahuan, keterampilan, dan

keyakinan seseorang untuk memahami dan menggunakan produk dan layanan

keuangan secara efektif (Otoritas Jasa Keuangan, 2023). Tingkat literasi keuangan

yang rendah dapat menyebabkan berbagai masalah keuangan, seperti pengeluaran

berlebihan, hutang yang tidak terkendali, dan kesulitan mencapai tujuan finansial

(Lusardi & Mitchell, 2014).

Penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa umumnya memiliki tingkat

literasi keuangan yang rendah (Kementerian Keuangan Republik Indonesia,

2020). Hal ini dapat dilihat dari fenomena pengelolaan keuangan yang kurang

baik, seperti: pengeluaran berlebihan dimana banyak mahasiswa yang

menghabiskan uang mereka untuk hal-hal yang tidak penting, seperti gaya hidup

dan konsumerisme; hutang yang tidak terkendali saat penggunaan kartu kredit dan

pinjaman online yang tidak bertanggung jawab dapat menyebabkan mahasiswa

terjerat hutang yang sulit dilunasi; dan kesulitan mencapai tujuan finansial yang

disebabkan kurangnya pengetahuan dan perencanaan keuangan membuat

mahasiswa sulit mencapai tujuan finansial mereka, seperti membeli rumah atau

melanjutkan pendidikan.

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang

positif antara literasi keuangan dan pengelolaan keuangan (Lusardi & Mitchell,

2014; Sabri & Solikhah, 2018). Mahasiswa dengan tingkat literasi keuangan yang
3

tinggi lebih cenderung memiliki kebiasaan dan perilaku pengelolaan keuangan

yang baik.

Meskipun penelitian tentang pengaruh literasi keuangan terhadap

pengelolaan keuangan mahasiswa telah banyak dilakukan, masih terdapat

beberapa research gap yang perlu diteliti lebih lanjut. Pertama, penelitian yang

menguji pengaruh literasi keuangan terhadap pengelolaan keuangan mahasiswa

akuntansi masih terbilang sedikit. Kedua, penelitian yang dilakukan di Indonesia

masih terbatas dan belum banyak yang menggunakan metode penelitian yang

komprehensif.

Berdasarkan penilaian literasi keuangan terdapat fenomena yang

ditemukan oleh peneliti yaitu berupa: Indeks Literasi Keuangan (ILK) Provinsi

Bengkulu 30,39 persen, menurut laporan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK)

Bengkulu. Sedangkan ILK nasional sebesar 49,68 persen. Indeks Inklusi

Keuangan (IIK) nasional 85,10 persen, sedangkan Provinsi Bengkulu IIK sebesar

88,05 persen (www.ojk.go.id).


4

I.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya,


maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana tingkat dari kualitas laporan keuangan pemerintah desa di

Kabupaten Mukomuko?

2. Bagaimana peta kemampuan dan pemahaman literasi keuangan pemerintah

desa di Kabupaten Mukomuko?

3. Bagaimana kualitas laporan keuangan desa dan tingkat literasi keuangan

pemerintah desa yang digunakan sebagai dasar dalam pengambilan

kebijakan pada pemerintah desa di Kabupaten Mukomuko?

I.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan yang ingin dicapai

dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui tingkat kualitas laporan keuangan pemerintah desa di

wilayah Kabupaten Mukomuko

2. Memetakan kemampuan dan pemahaman literasi keuangan pemerintah desa

sehingga dapat disimpulkan kemampuan apa yang harus ditingkatkan oleh

pengelola keuangan desa agar laporan keuangan desa yang dibuat sesuai

dengan standar yang ditentukan.

3. Menjelaskan kualitas laporan keuangan desa dan tingkat literasi keuangan

pemerintah desa yang digunakan sebagai dasar bagi pemerintah dalam

pengambilan keputusan.
5

I.4 Manfaat Penelitian

I.4.1 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pemerintah

Kabupaten Mukomuko khususnya pemerintah desa yang ada pada kabupaten

tersebut dalam upaya meningkatkan literasi keuangan dalam mewujudkan laporan

keuangan yang berkualitas. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan memberikan

saran bagi pemerintah desa di Kabupaten Mukomuko dalam menerapkan literasi

keuangan dan laporan keuangan sebagai dasar dalam pengambilan kebijakan

pemerintah.

I.4.2 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dan menambah pengetahuan,

wawasan, informasi, literatur dan menjadi referensi terkait dengan ilmu akuntansi,

khususnya akuntansi sektor publik mengenai literasi dan kualitas laporan

keuangan pemerintah desa.

I.5 Ruang Lingkup Penelitian

Dalam penelitian ini ruang lingkup yang diambil dibatasi dan hanya fokus

pada hal yang berkaitan dengan tingkat literasi dan kualitas laporan keuangan

Pemerintah Desa di Wilayah Pemerintah Kabupaten Mukomuko.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

II.1 Landasan Teori

II.2 Literasi Keuangan

Lusardi & Mitchell, (2014) mendefinisikan literasi keuangan sebagai

pengetahuan keuangan dan kemampuan untuk mengaplikasikannya (knowledge

and ability). Sementara itu, CHEN, (1998) mengartikan Literasi keuangan sebagai

kemampuan untuk membaca, menganalisis, mengelola dan mengkomunikasikan

tentang kondisi keuangan yang mempengaruhi kesejahteraan material.

Menurut Sakti et al., (2022) pengertian dari literasi keuangan adalah

sejumlah kompetensi yang mengharuskan seorang individu untuk mengambil

keputusan terbaik dengan sumber daya keuangan yang dimiliki. Untuk

meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan kualitas pengelolaan keuangan

dalam rangka mencapai kesejahteraan maka dibutuhkan keterampilan dan

kemampuan literasi keuangan (Bahiyu, E. L. U., Saerang. I. S., & Untu, 2021).

Literasi keuangan sangat mempengaruhi kualitas keuangan karena yang dimaksud

dengan literasi keuangan adalah kemampuan dan keterampilan yang dimiliki

dalam pengelolaan keuangan.

Menurut Huston, (2010) menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan

literasi keuangan ialah sekumpulan sumber daya manusia yang bisa difungsikan

untuk kesejahteraan individu. Menurut (Yushita, 2017) mendefinisikan literasi

keuangan sebagai sebuah kompetensi membaca, menganalisis, mengelola

11
12

keuangan, dan mengkomunikasikan mengenai kondisi keuangan individu untuk

kesejahteraan keuangan individu tersebut. Literasi keuangan menurut Baiq Fitri

Arianti, (2021) adalah tingkat pemahaman seorang individu tentang pengetahuan

dasar keuangan, kompetensi untuk mengelola keuangan pribadi untuk

kepentingan jangka pendek maupun jangka panjang dan mempunyai kesadaran

tentang finansial yang berubah. Lusardi & Mitchell, (2014) mendefiniskan literasi

keuangan sebagai sebuah pengetahuan keuangan yang berfungsi untuk mencapai

kemakmuran. (Kewal Anastasia Sri, 2013) menyebutkan bahwa individu

membutuhkan literasi keuangan sebagai solusi dari problematika finansial. (Mike

& Pandu, 2022).

Menurut Otoritas Jasa Keuangan, literasi keuangan didefinisikan sebagai

rangkaian proses atau aktivitas untuk meningkatkan pengetahuan (knowledge),

keyakinan (competence), keterampilan (skill) konsumen dan masyarakat luas

sehingga mereka mampu mengelola keuangan dengan lebih baik (OJK, 2021).

Otoritas Jasa Keuangan menyatakan Literasi Keuangan harus memiliki 3

perspektif berikut:

a. Pengetahuan, artinya seseorang harus mempunyai pengetahun dan

informasi terkait keuangan dan lembaga keuangan

b. Keterampilan, artinya seseorang bisa menerapkan pengetahuan yang

dimiliki untuk eksekusi mengelola keuangan

c. Keyakinan, artinya adanya rasa percaya terkait uang yang disalurkan ke

lembaga
13

Otoritas Jasa Keuangan juga membagi literasi keuangan ke dalam empat

jenis yakni sebagai berikut:

a. Well literate, artinya individu mempunyai keterampilan serta

pengetahuan yang mumpuni mengenai keuangan sehinga mampu

mengelola keuangan dengan baik

b. Sufficient Literate, artinya individu percaya kepada lembaga jasa

keuangan yang mengelola keuangan dan percaya kepada produk

keuangan yang ada

c. Lees Literate, artinya seorang individu hanya mengetahui produk

keuangan, jasa keuangan dan lembaga jasa keuangan saja namun

belum mengerti bagaimana tata cara mengelola dan menggunakan

produk keuangan dengan baik

d. Not Literate, artinya seseorang yang tidak mempunyai pengetahuan

mengenai produk keuangan, jasa keuangan dan lembaga keuangan

II.2.1 Tujuan Literasi Keuangan

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2016) tujuan laporan keuangan

adalah membuka informasi terkait posisi keuangan, kinerja keuangan, dan laporan

arus kas sebuah entitas tertentu yang berguna bagi pengguna laporan keuangan

untuk pengambilan keputusan bagi siapapun yang tidak dalam posisi dapat

meminta laporan keuangan terutama untuk memenuhi kebutuhan informasi

tertentu. Sedangkan menurut APB Statement Nomor 4 tujuan laporan keuangan

adalah menampilkan terkait posisi keuangan, hasil usaha entitas, dan perubahan
14

posisi keuangan lainnya yang ditampilkan secara wajar dan sesuai dengan prinsip

yang berkalu umum.

Menurut Otoritas Jasa Keuangan tujuan dari literasi keuangan adalah

sebagai berikut:

a. Untuk meningkatkan kualitas literasi keuangan yang awalnya masih di

tahap Not literate (tidak paham keuangan) dan Less Literate (hanya

tahu produk keuangan namun belum tahu cara menggunakannya)

diharapkan akan meningkat ke tahap selanjutnya yaitu Sufficient

Literate (percaya kepada lembaga keuangan) hingga ke tahap puncak

yaitu Well Literate (mampu mengelola keuangan).

b. Untuk meningkatkan jumlah pengguna produk keuangan, dimana

ketika individu memahami literasi keuangan maka akan meningkatkan

kualitas dari keputusan yang diambil sesuai dengan kebutuhan. Selain

itu individu dengan literasi keuangan yang tinggi akan mampu

mengelola risiko yang ada, mengerti bagaimana hak dan kewajiban

serta memiliki pemahaman keyakinan bahwa keputusan penggunaan

produk dan jasa keuangan akan meningkatkan kesejahteraan.

II.2.2 Strategi Mengukur Literasi Keuangan


Beragam jenis cara yang bisa digunakan untuk mengukur literasi keuangan

disebabkan oleh banyaknya definisi mengenai litarasi keuangan itu sendiri. (OJK,

2021) Ada dua strategi yang bisa digunakan untuk mengukur literasi keuangan

yakni:
15

a. Self Assessment Responden, adalah teknik yang dilakukan untuk

mengukur tingkat literasi keuangan dengan keyakinan pengetahuan

individu mengenai keuangan sebagai indikatornya serta dengan

menggunakan pertanyaan-pertanyaan “berapa banyak anda pikir anda

tahu?” untuk menemukan jawaban dari responden.

b. Performance Test, adalah teknik mengukur literasi keuangan yang

berbasis pengetahuan. Teknik ini sudah banyak dilakukan oleh para

peneliti dan teknik yang paling banyak digunakan adalah teknik yang

dikembangkan oleh Lusuardi yang menggunakan dasar pemahaman

(inflasi, bunga majemuk dan disersifikasi risiko). Teknik ini dinilai

lebih baik daripada teknik self assessment responden karena responden

menilai bahwa individu lebih tahu apa yang mereka lakukan.

II.3 Sikap Keuangan

Sikap keuangan merupakan keadaan pikiran yang menggambarkan

seseorang ketika membuat keputusan keuangan untuk sumber daya keuangan

langsung maupun tidak langsung (Triani & Wahdiniwaty, 2020). Dengan

pengertian itu, dapat diartikan sebagai keberhasilan dan kegagalan keuangan

seseorang tergantung pada sikap keuangan seseorang. Sikap keuangan dapat

membantu seseorang dalam mengelola keuangan, dimana jika sikap keuangan

baik maka seseorang juga akan pandai dalam mengambil keputusan dan

mengelola keuangannya akan baik; atau sebaliknya, jika sikap keuangan

seseorang tidak baik maka ia bisa ceroboh dalam mengambil keputusan dan

mengelola keuangannya menjadi buruk (Nuryana & Rahmawati, 2020). Sikap


16

keuangan dapat mencerminkan seseorang bagaimana seseorang berpikiran tentang

uang. Sikap keuangan juga akan mempengaruhi saat seseorang mengelola

keuangannya (Islamia et al., 2022; Yusufina et al., 2022).

Hasil empiris dari penelitian milik Saskia & Yulhendri (2020), Khasanah

& Irawati (2022) serta Amelia (2022) juga menyimpulkan bahwa sikap keuangan

berpengaruh terhadap pengelolaan keuangan UMKM. Dengan demikian, sikap

keuangan atau financial attitude dipandang menjadi faktor yang berpengaruh saat

mengelola keuangan, dimana apabila seseorang tidak memiliki sikap keuangan

yang baik maka bisa berpengaruh buruk saat seseorang mengambil keputusan

untuk menggunakan produk keuangan dan mengelola keuangan.

II.4 Penelitian Terdahulu

Sebelum dilakukan penelitian ini, ada beberapa penelitian serupa

mengenai literasi dan kualitas laporan keuangan yang dilakukan oleh para peneliti

sebelumnya. Berikut adalah beberapa penelitian terdahulu yang akan dijelaskan

dalam tabel 2.1

Table 2.1
Penelitian Terdahulu
No Peneliti, Tahun Judul Penelitian Hasil Penelitian

1. (Aprilla et al., Dimensi Literasi Hasil penelitian tentang pengaruh


2023) Keuangan Dengan keterkaitan dimensi literasi keuangan
Senjangan Anggaran di (pengetahuan keuangan, perilaku
Kabupaten Bengkulu keuangan, sikap keuangan) terhadap
Tengah senjangan anggaran, maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa,
Pengetahuan keuangan memiliki
pengaruh terhadap senjangan
anggaran di Kabupaten Bengkulu
Tengah. Hal ini menunjukan bahwa
jika pengetahuan keuangan semakin
17

baik, maka senjangan anggaran


semakin tinggi. Perilaku keuangan
memiliki pengaruh terhadap
senjangan anggaran di Kabupaten
Bengkulu Tengah. Hal ini
menunjukan bahwa jika perilaku
keuangan semakin baik, maka
senjangan anggaran semakin tinggi.
Sikap keuangan memiliki pengaruh
terhadap senjangan anggaran di
Kabupaten Bengkulu Tengah. Hal
ini menunjukan bahwa jika perilaku
keuangan semakin baik, maka
senjangan anggaran semakin tinggi.

2 (Bahiyu, E. L. Pengaruh Literasi Hasil penelitian menunjukan bahwa


U., Saerang. I. Keuangan, Pengelolaan literasi keuangan tidak berpengaruh
S., & Untu, Keuangan Terhadap positif terhadap keuangan UMKM
2021) Keuangan UMKM di sedangkan pengelolaan keuangan
Desa Gemeh Kabupaten berpengaruh positif terhadap
Kepulauan Talaud keuangan UMKM.

3 (Malikah & Analisis Kualitas SDM, Hasil dari penelitian ini adalah
Rani, 2021) Pengelolaan Keuangan, menunjukkan bahwa sumber daya
dan Kualitas Laporan manusia sudah andal dan tepat waktu
Keuangan Di dalam pelaporan keuangan dimana
DINPERKIM Kota sumber daya manusianya sudah
Magelang menerapkan SAP yang sudah cukup
baik. Selain itu juga pada proses
pengelolaan dan pelaporan keuangan
di Dinas Perumahan dan Kawasan
Permukiman Kota Magelang sudah
menggunakan E-Buggeting dan
aplikasi SIMDA.

4. (Nuryakin, Desa Digital dan Tingkat Hasil penelitian ini menunjukkan


2021) Literasi Keuangan bahwa hasil survey tingkat literasi
Aparatur Desa: Studi keuangan aparatur desa di
Kasus Kabupaten Aceh Kabupaten Aceh Tamiang masih
Tamiang rendah bahkan masih kurang. Secara
umum kemampuan literasi keuangan
aparatur tidak mencukupi di era
digital dan secara khusus nilai
tingkat literasi keuangan aparatur
yang masih buruk, sikap dan
tindakan adaptasi dengan
pengetahuan keuangan yang masih
negatif serta belum mampu
memanfaatkan teknologi digital.
Sehingga ini menjadi penyebab nilai
literasi keuangan aparatur desa
18

masih kurang. Dimana penelitian ini


menemukan tiga faktor penyebab
yang mempengaruhi tingkat literasi
keuangan aparatur desa di
Kabupaten Aceh Tamiang yaitu
faktor usia, tingkat pendidikan dan
akses keuangan digital.

5 (Irman et al., Faktor Sosiodemografi Hasil penelitian menunjukkan bahwa


2020) terhadap Literasi di Perguruan Tinggi akan
Keuangan Universitas mempertahankan tingkat literasi
Pelajar di Pekanbaru, keuangan mahasiswanya tetap tinggi
Indonesia bagi yang sudah bekerja sama
dengan Bursa Efek Indonesia.
Didapati pula hasil bahwa dari
pengujian faktor yang
mempengaruhi tingkat literasi
keuangan mahasiswa adalah IPK dan
pengalaman kerja sedangkan jenis
kelamin dan usia tidak
mempengaruhi literasi keuangan
mahasiswa di Pekanbaru. Mahasiswa
yang mempunyai IPK diatas 3,00
tingkat literasi keuangannya lebih
tinggi dibandingkan dengan
mahasiswa yang mempunyai IPK
kurang dari 3,00 dan mahasiswa
yang mempunyai pengalaman kerja
dan familiar dengan lingkungan
kerja terkait dengan produk
keuangan dan pengetahuan keuangan
maka literasi keuangannya tinggi dan
sebaliknya.

6. (Lakoro, 2011) Literasi dan Modal Hasil penelitian menunjukkan bahwa


Manajemen Keuangan rata-rata UMKM di Kabupaten
UMKM Berbasis Digital Boalamo belum sepenuhnya paham
Pada UMKM-UMKM di dalam penggunaan literasi keuangan
Kabupaten Boalamo dan masih menggunakan pencatatan
Provinsi Gorontalo manual. Selanjutnya untuk model
manajemen keuangan dimana
UMKM di Kabupaten Boalamo
belum sesuai dengan target dan
tujuan yang ditetapkan yang
dibuktikan dengan pelaku UMKM
belum bisa membuat laporan
keuangan. UMKM di Kabupaten
Boalamo juga belum bisa
memanfaatkan teknologi khususnya
pemanfaatan media sosial. Sehingga
masih diperlukan optimalisasi
19

literasi keuangan dan pendampingan


dari aparat pemerintah Kabupaten
Boalamo.

7 (Latifiana, Studi Literasi Keuangan Hasil penelitian ini menunjukkan


2016) Pengelola Usaha Kecil bahwa kemampuan pengelola UKM
Menengah (UKM) masih pada tingkat rata-rata. Studi
ini juga menemukan bahwa
perbedaan tingkat finansial literasi
hanya berdasarkan tingkat
pendidikan dan lama usaha yang
digeluti, tetapi tidak ditemukan pada
faktor-faktor lain (jenis kelamin dan
usia).

Sumber: Penelitian terdahulu

II.5 Kerangka Penelitian

Kerangka penelitian ini ditampilkan dalam gambar 2.1 berikut:

Gambar 2.1
Kerangka Penelitian

Literasi Keuangan

Kualitas laporan
Akuntabilitas keuangan
Pengelolaan Dana
Desa
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

III.1 Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan

kuantitatif. Menurut Sugiyono, (2021), penelitian deskriptif digunakan untuk

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang sudah terkumpul sebagaimana

adanya. Analisis data berupa statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang

telah ditentukan. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif, untuk

mengetahui pengaruh dari variabel independent pada variabel dependent.

Penelitian ini menguji apakah variabel literasi keuangan dan akuntabilitas

berpengaruh terhadap kualitas laporan keuangan desa di Kabupaten Muko-muko.

III.2 Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel

Menurut (Sugiyono, 2019) , definisi operasional variabel adalah segala

sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut kemudian ditarik

kesimpulannya. Variabel-variabel yang digunakan dalam peneliti ini adalah satu

variabel dependen (variabel terikat) dan dua variabel independen (variabel bebas).

III.2.1 Literasi Keuangan

Literasi keuangan adalah kemampuan untuk membaca, menganalisis,

mengkomunikasikan, dan mengelola kondisi keuangan yang berdampak pada

kesejahteraan mereka dan mampu membedakan pilihan keuangan (Dewi et al.,

2022). Hal tersebut senada dengan pernyataan OJK bahwa literasi keuangan

merupakan pengetahuan, keterampilan, dan keyakinan, yang mempengaruhi sikap

29
30

dan perilaku untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan dan

pengelolaan keuangan dalam rangka mencapai kesejahteraan (OJK, 2017).

Indikator dalam variabel ini adalah:

1. Pengetahuan keuangan, merupakan penguasaan individu terkait semua

hal mengenai keuangan yang digunakan dalam kehidupan

bermasyarakat. Dalam pengetahuan keuangan ada 3 indikator yaitu

dasar-dasar keuangan, faktor keuangan, dan investasi. Data

dikumpulkan menggunakan kuesioner dengan banyak intrumen

pernyataan sebanyak 4 pernyataan yang diukur dengan menggunakan

skala likert 1-5.

2. Perilaku keuangan, merupakan perilaku manusia dalam hubungannya

dengan pengelolaan uang. Dalam perilaku keuangan ada 4 indikator

yaitu perilaku mengorganisasi, perilaku pengeluaran, dan perilaku

pemborosan. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dengan banyak

intrumen pernyataan sebanyak 4 pernyataan yang diukur dengan

menggunakan skala likert 1-5.

III.2.2 Sikap Keuangan


Sikap keuangan, merupakan keadaan pikiran, pendapat, dan penilaian

terhadap keuangan. Dalam sikap keuangan ada 4 indikator yaitu orientasi terhadap

keuangan pribadi, filsafat utang, keamanan keuangan, dan menilai keuangan

pribadi. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dengan banyak intrumen

pernyataan sebanyak 4 pernyataan yang diukur dengan menggunakan skala likert

1-5.
31

III.3 Populasi dan Metode Pengumpulan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek,

sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari lalu diambil

kesimpulan (Ikhsan et al., 2018:150). Seluruh 151 desa di 14 Kecamatan di

Kabupaten Mukomuko diikutsertakan dalam penelitian ini. Berikut adalah daftar

desa yang menjadi populasi pada penelitian ini, sebagai berikut:

Table 3.2
Daftar Desa dan Kecamatan di Kabupaten Mukomuko

No Kecamatan Desa No Kecamatan Desa


1 Ipuh Medan Jaya 77 Penarik Penarik
2 Pasar Ipuh 78 Lubuk Mukti
3 Pulau Baru 79 Wonosobo
Tanjung
4 80 Bumi Mulya
Harapan
5 Sibak 81 Mekar Mulya
6 Air Buluh 82 Suka Maju
7 Tanjung Jaya 83 Bukit Makmur
Manunggal
8 84 Sido Mulyo
Jaya
Sumber
9 Retak Ilir 85
Mulya
10 Semundam 86 Marga Mukti
11 Pulai Payung 87 Sido Dadi
Tanjung
12 88 Maju Makmur
Medan
Sendang
13 Tirta Mulya 89
Mulyo
Marga Mulya
14 Pasar Baru 90
Sakti
15 Pulau Makmur 91 Selagan Raya Sungai Ipuh
Mundam
16 92 Lubuk Sahung
Marap
Surian
17 Air Rami Arga Jaya 93
Bungkal
18 Air Rami 94 Sungai
32

No Kecamatan Desa No Kecamatan Desa


Gading
19 Rami Mulya 95 Pondok Baru
Sungai
20 Talang Rio 96
Jerinjing
21 Makmur Jaya 97 Talang Buai
Lubuk
22 Marga Mulia 98
Bangko
23 Mekar Jaya 99 Aur Cina
Sungai Ipuh
24 Dusun Pulau 100
Satu
Sungai Ipuh
25 Bukit Harapan 101
Dua
26 Tirta Kencana 102 Talang Medan
Kota Pasar
27 Bukit Mulya 103
Mukomuko Mukomuko
28 Cinta Asih 104 Bandar Ratu
29 Malin Deman Talang Arah 105 Koto Jaya
30 Serami Baru 106 Ujung Padang
31 Lubuk Talang 107 Tanah Rekah
32 Gajah Makmur 108 Pondok Batu
Semambang
33 109 Pasar Sebelah
Makmur
34 Talang Baru 110 Selagan Jaya
Tanah
35 Air Merah 111
Harapan
Dusun Baru V
36 Pondok Suguh Pondok Suguh 112 Air Dikit
Koto
37 Air Berau 113 Air Dikit
Pondok
38 Air Hitam 114
Lunang
39 Tunggang 115 Sari Bulan
40 Air Bikuk 116 Sari Makmur
Pondok
41 117 Sumber Sari
Kandang
Bumi Mekar
42 118 Air Kasai
Jaya
43 Lubuk Bento 119 XIV Koto Lubuk Sanai
44 Sinar Laut 120 Rawa Mulya
45 Karya Mulya 121 Rawa Bangun
Tanjung
46 Teluk Bakung 122
Mulya
33

No Kecamatan Desa No Kecamatan Desa


47 Sungai Rumbai Gajah Mati 123 Pauh Terenja
Dusun Baru
48 Mekar Sari 124
Pelokan
Lubuk Sanai
49 Padang Gading 125
II
Lubuk Sanai
50 Retak Mudik 126
III
51 Talang Gading 127 Lubuk Pinang Lubuk Pinang
52 Sido Dadi 128 Ranah Karya
Sumber
53 129 Tanjung Alai
Makmur
54 Gading Jaya 130 Lubuk Gedang
55 Banjar Sari 131 Arah Tiga
56 Teramang Jaya Pasar Bantal 132 Suka Pindah
Sumber
57 Nenggalo 133
Makmur
Pondok
58 Pondok Baru 134
Makmur
59 Bunga Tanjung 135 Manjunto Jaya
60 Teramang Jaya 136 Sinar Jaya
61 Sido Makmur 137 Tirta Makmur
Lubuk
62 138 Tirta Mulya
Selandak
63 Bandar Jaya 139 Agung Jaya
Mandi Angin
64 140 Kota Praja
Jaya
65 Nelan Indah 141 Sido Makmur
66 Pernyah 142 V Koto Lalang Luas
67 Batu Ejung 143 Resno
Pondok
68 Brangan Mulya 144
Panjang
Teras Teras
69 145 Talang Petai
Terunjam Terunjam
Sungai
70 Pondok Kopi 146
Lintang
Pondok
71 Setia Budi 147
Tengah
72 Tunggal Jaya 148 Talang Sakti
Talang
73 Mekar Jaya 149
Sepakat
74 Karang Jaya 150 Lubuk Cabau
34

No Kecamatan Desa No Kecamatan Desa


75 Teruntung 151 Sungai Rengas
76 Talang Kuning
Sumber: www.bps.go.id

Metode pengumpulan sampel dengan teknik purpose sampling, sehingga

sampel dalam penelitian ini memiliki kriteria yakni pemerintah desa di Kabupaten

Mukomuko yang menyampaikan Laporan Realisasi Anggaran Desa, Neraca dan

Catatan Atas Laporan Keuangan kepada Dinas PMD Mukomuko selama tahun

2021-2022.

III.4 Jenis, Sumber dan Metode Pengumpulan Data

III.4.1 Jenis dan Sumber Data

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Objek penelitian yang

dipilih penulis adalah desa-desa di wilayah Kabupaten Rejang Lebong, dengan

menggunakan variabel independen yakni literasi keuangan dan akuntabilitas

pengelolaan dana desa dan variabel dependen kualitas laporan keuangan desa.

Dalam penelitian ini, sumber data yang digunakan yakni data primer.

III.4.2 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

menggunakan teknik survey dengan cara membagikan kuisioner sebagai

instrumen pengambilan data, dan kuisioner berisi informasi yang akan diukur

pada penelitian ini yang akan memberikan jawaban dari masalah dalam penelitian

ini.
35

III.5 Metode Analisis Data

III.5.1 Uji Kualitas Data

III.5.1.1 Uji Validitas

Uji validitas berguna untuk mendeteksi kevalidan suatu kuisioner atau

angket yang digunakan oleh peneliti untuk memperoleh data dari para responden

atau sampel penelitian. Kuisioner dianggap valid apabila pertanyaan dalam

kuisioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner

tersebut. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan analisis faktor dengan

metode KMO dan Bartlett’s Test. Kriteria pengambilan keputusan dalam KMO

dan Bartlett’s Test yaitu nilai sig. Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling

Adequacy > 0,050, dan nilai sig. Bartlett’s Test of Sphericity < 0,050, maka dapat

dianalisis lebih lanjut (Ghozali, 2018).

III.5.1.2 Uji reliabilitas

Uji realibilitas (Cronbach’s Alpha) digunakan untuk mengukur sejauh

mana pengukuran dari suatu tes tetap konsisten dan terbebas dari galat

pengukuran (measurement error) setelah dilakukan berulang-ulang terhadap

subjek dan dalam kondisi yang sama. Uji realibilitas instrumen bertujuan untuk

mengetahui seberapa andal atau realibel data yang dihasilkan. Nilai koefisien

realibilitas dianggap memuaskan jika koefisien Cronchbach’s Alpha ≥ 0,70

(Darma, 2021).
36

III.5.2 Uji Asumsi Klasik

III.5.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas ditujukan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal. Pada penelitian

ini, uji normalitas menggunakan metode One Sample Kolmogorov-smirnov test.

Dasar pengambilan keputusan dalam uji normalitas K-S yaitu jika nilai asymp

signifikansi (Sig.) lebih besar dari 0,05 maka data penelitian berdistribusi normal.

Sebaliknya, jika nilai asymp signifikansi (Sig.) lebih kecil dari 0,05 maka data

penelitian tidak berdistribusi normal (Suryani & Suprasto, 2021)

III.5.2.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikoloniaritas digunakan untuk menguji ada atau tidaknya korelasi

yang tinggi atau sempurna antar variabel independen dalam model regresi. model

regresi yang baik adalah yang tidak ditemukan masalah multikoloniaritas. Deteksi

multikoloniaritas pada penelitian ini dilakukan dengan melihat nilai tolerance dan

Variance Inflation Factor (VIF). Dasar pengambilan keputusan pengujian

multikoloniaritas yaitu apabila nilai tolerance > 0,1 dan VIF < 10, maka dapat

dikatakan tidak terbukti adanya multikoloniaritas antar variabel independen dalam

model regresi (Suryani & Suprasto, 2021)

III.5.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah ada atau

tidaknya kesamaan varian dari residual dalam model regresi. Syarat model regresi

yang baik yaitu tidak adanya masalah heteroskedastisitas. Pada penelitian ini jenis

uji heterokedastisitas dilakukan dengan metode grafik atau scatterplots, yaitu


37

melihat grafik plot atau pola titik-titik antara nilai prediksi variabel dependen

dengan residualnya pada scatterplots. Dasar pengambilan keputusan uji

heteroskedatisitas yaitu dengan melihat tampilan grafik scatterplots. Apabila titik-

titik tidak menyebar secara acak dan tidak membentuk pola yang jelas, baik di

atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka dapat disimpulkan bahwa

tidak terjadi heterokedaktisitas (Putri, 2021)

III.5.3 Uji Hipotesis

III.5.3.1 Uji Koefisien Determinasi ( R2)

Uji R Square atau koefisien determinasi yaitu hasil uji yang menunjukkan

seberapa besar kemampuan variabel independen (variabel terikat) dalam

menjelaskan variabel dependen (variabel bebas). Koefisien determinasi bernilai

antara 0 sampai dengan 1. Pada penelitian ini akan menggunakan nilai Adjusted R

Square. Semakin tinggi hasil dari Adjusted R Square (mendekati 1) atau semakin

besar persentasenya, maka kemampuan menjelaskan variabel independen terhadap

variabel dependen semakin besar. Sedangkan sisanya dipengaruhi atau dijelaskan

oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian. (Ghozali, 2018)

III.5.3.2 Uji Statistik F (Model)

Uji F digunakan untuk menguji apakah model yang diusulkan dalam

penelitian memenuhi kelayakan (goodness of fit) atau tidak (Ghozali, 2018) .Uji F

merupakan pengujian hipotesis koefisien regresi berganda dengan TR, AK, PM,

KD, BO secara bersama-sama mempengaruhi PD. Jika nilai sig < 0, maka

terdapat pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen (H0 ditolak;


38

Ha diterima). Jika nilai sig > 0,05, maka tidak terdapat pengaruh variabel

independen terhadap variabel dependen (H0 diterima; Ha ditolak).

III.5.3.3 Uji Statistik t (t-test)

Uji statistik t ini digunakan untuk menguji signifikansi koefisien variabel

independen dalam memprediksi variabel dependen. Pengujian ini pada dasarnya

menunjukkan seberapa jauh satu variabel independen secara individual dalam

menerangkan variabel dependen (Ghozali, 2018). Uji statistik t digunakan untuk

melihat signifikansi dari pengaruh variabel independen secara individu terhadap

variabel dependen dengan menganggap variabel lain bersifat konstan. Dalam

penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi sebesar 0,05 (α = 5%). Kriteria

penerimaan dan penolakan hipotesis:

a. Jika nilai signifikansi (sig.) lebih besar dari 0,05 maka hipotesis ditolak. Jika

nilai signifikansi (sig.) lebih kecil atau sama dengan 0,05 maka hipotesis

diterima.

b. Jika nilai koefesien regresi (β) lebih besar dari nol maka arahnya positif maka

hipotesis diterima. Jika nilai koefisien regresi (β) lebih kecil dari nol maka

aranya negatif maka hipotesis ditolak.


39

DAFTAR PUSTAKA

Agusti, U. F. (2017). Analisis Rasio Keuangan Pada Pt Rismaida Eka


Palembang. 8–23. http://eprints.polsri.ac.id/id/eprint/4803
Amanah, E., Iradianty, A., & Rahardian, D. (2021). The Influence of Financial
Knowledge, Financial Attitude and External Locus of Control on Personal
Financial Management Behavior Case Study of Bachelor Degree Student in
Telkom University. E-Proceeding of Management, 3(2), 1228–1235.
Anwar, S. (2014). Metodologi penelitian bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Aprilla, N., Bengkulu, U., Indriani, R., & Bengkulu, U. (2023). BAB X
KETERKAITAN DIMENSI LITERASI KEUANGAN DENGAN SENJANGAN
(Issue May 2020).
Bahiyu, E. L. U., Saerang. I. S., & Untu, V. N. (2021). Pengaruh Literasi
Keuangan, Pengelolaan Keuangan Terhadap Keuangan UMKM di desa
Gemeh Kabupaten Kepualauan Talaud. Jurnal EMBA, 9(3), 1819–1828.
Baiq Fitri Arianti. (2021). Literasi Keuangan (Teori Dan Implementasinya) Baiq
Fitri Arianti Penerbit Cv. Pena Persada. Thesis Common, 251.
https://doi.org/10.31237/osf.io/t9szm
CHEN, H. (1998). An analysis of personal financial literacy among college
students. Financial Services Review, 7(2), 107–128.
https://doi.org/10.1016/s1057-0810(99)80006-7
Chinen, K., & Endo, H. (2012). Effects of Attitude and Background on Personal
Financial Ability : A Student Survey in the United States. International
Journal of Management, 29(1), 33–46.
Dewi, A. K., Dwinaya, L., Mulyana, A. R., Maulana, M. I., Hakim, R., &
Surahman, A. (2022). Pentingnya Literasi Keuangan Bagi Remaja Sebagai
Upaya Preventif Menghadapi Pasca Pandemi Covid19 Melalui Edutalkshow.
Al-Khidmat, 5(2), 137–147. https://doi.org/10.15575/jak.v5i2.14843
Djiko, R., & Subardi, B. (2019). Akuntabilitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Di
Desa Pitu Dan Lina Ino Kecamatan Tobelo Tengah Kabupaten Halmahera
Utara. Publikauma : Jurnal Administrasi Publik Universitas Medan Area,
7(1), 1. https://doi.org/10.31289/publika.v7i1.1992
Garza-Reyes, J. A. (2012). Table of Contents Table of Contents ‫ی ﺮ ﺘ ﮐ د ﻪ ﺒ ﺣ ﺎ ﺼ ﻣ‬
‫ز ﺎ ﯿ ﭘ ﺎ ﺗ ﺮ ﯿ ﺳ ز ا‬. European University Institute, 2(2), 2–5. https://eur-
lex.europa.eu/legal-content/PT/TXT/PDF/?
uri=CELEX:32016R0679&from=PT%0Ahttp://eur-lex.europa.eu/
LexUriServ/LexUriServ.do?uri=CELEX:52012PC0011:pt:NOT
40

Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 21


(7th ed.). Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Herdjiono, I., Damanik, L. A., & Musamus, U. (2016). Pen Gar Uh Fi Na Nci Al a
Tti Tu De , Fi N Anc Ial K Now Le Dge , Par Ent Al in Co Me Te Rh Ada P
Fin a Nci Al Ma Nag Em Ent. Manajemen Teori Dan Terapan, 1(3), 226–
241.
Humaira, I., & Sagoro, E. M. (2018). Pengaruh Pengetahuan Keuangan, Sikap
Keuangan, Dan Kepribadian Terhadap Perilaku Manajemen Keuangan Pada
Pelaku Umkm Sentra Kerajinan Batik Kabupaten Bantul. Nominal,
Barometer Riset Akuntansi Dan Manajemen, 7(1).
https://doi.org/10.21831/nominal.v7i1.19363
Huston, S. J. (2010). Measuring Financial Literacy. Journal of Consumer Affairs,
44(2), 296–316. https://doi.org/10.1111/j.1745-6606.2010.01170.x
Ikhsan, A., Azizah, N., Hayat, A., Lesmana, S., Albra, W., Khaddafi, M., &
Oktaviani, A. (2018). Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Skripsi, Thesis dan
Disertasi. Medan : Madenatera.
Irman, M., Suwitho, S., & Fadrul, F. (2020). Sociodemographic Factors on
Financial Literacy of University Students in Pekanbaru, Indonesia.
International Journal of Economics Development Research (IJEDR), 1(3),
225–242. https://doi.org/10.37385/ijedr.v1i3.120
Kewal Anastasia Sri, S. S. M. (2013). Tingkat Literasi Keuangan Di Kalangan
Mahasiswa Stie Musi (Financial Literacy Level among Students Stie Musi).
Jurnal Economia, Vol 9, No 2 (2013), 130–140.
http://journal.uny.ac.id/index.php/economia/article/view/1804
Lakoro, fibriyanti S. (2011). Literasi dan Model Manajemen Keuangan UMKM
Berbasis Digital pada UMKM-UMKM di Kabupaten Boalemo Provinsi
Gorontalo. SpringerReference, 3(2), 409–420.
https://doi.org/10.1007/springerreference_1459
Latifiana, D. (2016). Studi Literasi Keuangan Pengelola Usaha Kecil Menengah
( UKM). African Journal of Economy and Management Studies, 5(1), 5.
Lusardi, A., & Mitchell, O. S. (2014). The economic importance of financial
literacy: Theory and evidence. Journal of Economic Literature, 52(1), 5–44.
https://doi.org/10.1257/jel.52.1.5
Malikah, N., & Rani, U. (2021). Analisis Kualitas SDM, Pengelolaan Keuangan,
dan Kualitas Laporan Keuangan Di DINPERKIM Kota Magelang. Jurnal
Penelitian Ekonomi Dan Akuntansi JPENSI, 6(1), 50.
https://doi.org/10.30736/jpensi.v6i1.502
Nordiawan, D., & Hertianti, A. (2010). Public sector accounting. Jakarta,
41

Salemba Empat.
Nuryakin, C. (2021). Desa Digital dan Tingkat Literasi Keuangan Aparatur Desa:
Studi Kasus Kabupaten Aceh Tamiang Digital Village and Financial Literacy
of the Village Officials: Evidence from Aceh Tamiang. Jurnal Ekonomi Dan
Pembangunan Indonesia, 21(2), 220–234.
https://doi.org/10.21002/jepi.2021.14
OJK. (2017). Salinan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 30
/Seojk.07/2017. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9),
1689–1699.
OJK. (2021). Strategi Nasional Literasi Keuangan Indonesia (SNLKI) 2021 -
2025. Ojk.Go.Id, 1–130.
https://www.ojk.go.id/id/berita-dan-kegiatan/publikasi/Pages/Strategi-
Nasional-Literasi-Keuangan-Indonesia-2021-2025.aspx
Pancawati Hardiningsih. (2010). PENGARUH INDEPENDENSI, CORPORATE
GOVERNANCE, DAN KUALITAS AUDIT TERHADAP INTEGRITAS
LAPORAN KEUANGAN Influence. Kajian Akuntansi, 2(1), 61–76.
Parulian, H., & Nurianna Thoha. (2008). Kompetensi Plus: Teori.
PP Nomor 60 Tahun. (2014). Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014
Tentang Dana Desa yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (pp. 1–25).
Sakti, F. R., Rahmawati, R., & Hamid, R. S. (2022). Pengaruh Pengendalian
Internal Dan Gaya Kepemipinan Terhadap Kecenderungan Kecurangan
(Fraud). Owner, 6(3), 3077–3084. https://doi.org/10.33395/owner.v6i3.932
Setiawan, A. B., Program, H., & Akuntansi, S. (2022). Pengaruh Kompetensi
Sumber Daya Manusia (Sdm), Moralitas Individu Dan Sistem Pengendalian
Internal Terhadap Pencegahan Kecurangan Dana Desa Berdasarkan
Perspektif Aparatur Desa Effect of the Human Resource Competency,
Individual Morality and Internal Cont. Karimah Tauhid, 1(1), 115–134.
http://www.sukabumiupdate.com
Setiawati, A. N. (2017). Testing the dimensions of the financial literacy of
undergraduates. Economic Education Analysis Journal, 3(1), 727–736.
Sugiyono. (2021). metode penelitian kuantitatif dan kualitatif dan R&D (sutopo
(ed); 2nd ed.). ALFABETA, cv.
Sukmawati, A. (2017). Pengaruh pemahaman standar akuntansi pemerintahan,
tingkat pendidikan, masa kerja dan pelatihan terhadap kualitas laporan
keuangan (studi pada satker kanwil kementerian agama propinsi sulawesi
tengah). Jurnal Katalogis, 5(5), 157–168.
42

Vinet, L., & Zhedanov, A. (2011). A “missing” family of classical orthogonal


polynomials. Journal of Physics A: Mathematical and Theoretical, 44(8), 1–
13. https://doi.org/10.1088/1751-8113/44/8/085201
Yushita, A. N. (2017). JURNAL NOMINAL / VOLUME VI NOMOR 1 /
TAHUN 2017 PENTINGNYA LITERASI KEUANGAN BAGI
PENGELOLAAN KEUANGAN PRIBADI Amanita Novi Yushita. Nominal,
VI(1), 11–26.

Anda mungkin juga menyukai