Dosen Pengampu :
Putri Yunita Pane, SKM., M.Kes.
Disusun :
Kelompok 2
Jenni Tampubolon 213313010101
Denada Br Tarigan 213313010017
Fitri Fatmala Br Tarigan 213313010068
Ratu Julia Syahputri 213313010099
Yemima Valentine Br Surbakti 213313010042
Tiara Lorensia Br Surbakti 213313010075
Nadia Syahfitri 213313010062
Vivi Suvina 213313010102
Sayulita Lestari Br Tambunan 213313010041
Fhatiha Rani Agustini Tarigan 213313010085
Renita Tri Fany Br Tarigan 213313010047
a. Definisi ................................................................................................... 3
b. Model Informasi .................................................................................... 3
c. Pengukuran ............................................................................................ 4
d. Metode dan Cara .................................................................................... 4
e. Pengolahan Data .................................................................................... 7
LATAR BELAKANG
covid-19
a. DEFINISI
b. MODEL INFORMASI.
Menurut Wickens dan Hollands (2000) serta Wickens dkk (2004), model HIP
tersebut diawali oleh proses sensasi atas stimulus fisik yang datang dari
lingkungan. Stimulus fisik ini membangkitkan aktivitas saraf, yang bisa maupun
tidak bisa diproses lebih lanjut. proses selanjutnya bersifat kognitif, proses ini
mencakup persepsi dan pengambilan keputusan, yang dibantu oleh proses
penyimpanan informasi. Proses persepsi (memahami apa yang terjadi) merupakan
gabungan antara proses top-down, dimana stimulus dirasakan oleh indra kita, serta
proses bottom-up dimana ingatan jangka panjang (pengetahuan dan pengalaman)
membantu memberi arti atas stimulus yang diperoleh.
Akhir dari proses HIP ini adalah proses eksekusi atas keputusan yang dipilih.
Efektivitas proses-proses tersebut dibatasi oleh attention resources, yang
menunjukkan kapasitas berbagai proses mental yang dapat dilakukan secara
bersamaan. Terakhir, respons yang dipilih dan dilakukan oleh manusia akan
menghasilkan masukan (feedback), yang bersama-sama dengan stimulus dari
lingkungan dirasakan kembali oleh indra dan bermanfaat dalam menentukan
apakah tujuan aktivitas yang dilakukan telah tercapai.
c. PENGUKURAN
1. Alokasi fungsi dan tugas antara manusia dan mesin berdasarkan prediksi beban
kerja mental.
2. Untuk mengetahui batas minimal kemampuan perfomansi pekerja.
3. Untuk mengetahui perfomansi paling besar yang dapat dilakukan pekerja.
4. Pemantauan operator pada peralatan kompleks untuk beradapatasi dengan tugas
yang sulit atau alokasi fungsi sebagai respons terhadap bertambah dan berkurang
beban kerja mental.
5. Memilih operator yang memiliki kapasitas beban kerja mental yang lebih tinggi
untuk tugas terntentu.
6. Pengukuran subjektif.
d. METODE/CARA
Di dalam pengukuran ini, operator dianggap sebagai hakim terbaik untuk beban
kerja. Contoh metode nya adalah NASA-TLX, SWAT.
A. NASA-TLX
e. PENGOLAHAN DATA
1. Perhitungan National Aeronautics and Space Administration Task Load Index
(NASA-TLX)
a. Menghitung Nilai Produk Menghitung nilai untuk tiap-tiap faktor dengan cara
mengalikan rating dengan bobot faktor untuk masing-masing deskriptor. Dengan
demikian dihasilkan 6 nilai dan 6 indikator (KM, KF, KW, P, TU, F) (Erisanna,
2012). 𝑷𝒓𝒐𝒅𝒖𝒌 = 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒏𝒈 × 𝑩𝒐𝒃𝒐𝒕 𝑭𝒂𝒌𝒕𝒐𝒓
b. Menghitung WWL (Weighted Workload ) Weighted Workload (WWL)
diperoleh dengan menjumlahkan keenam nilai produk. 𝑾𝑾𝑳 = ∑ 𝑷𝒓𝒐𝒅𝒖𝒌
c. Menghitung rata-rata WWL (Weighted Workload ) Diperoleh dengan membagi
rata-rata Weighted Workload (WWL) dengan jumlah bobot total. 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑵𝑨𝑺𝑨 −
𝑻𝑳𝑿 = ∑(𝑹𝒂𝒕𝒊𝒏𝒈 ×𝑩𝒐𝒃𝒐𝒕) 𝟏𝟓
d. Interpretasi Skor Langkah selanjutnya adalah mengklasifikasi hasil skor ke
dalam tabel kategori beban kerja mental. Teori NASA-TLX, skor beban kerja yang
diperoleh terbagi dalam tiga bagian (Hart dan Staveland, 2006)
2. Perhitungan Cardiovascular Load (CVL) Setelah didapatkan nilai dari
pengukuran denyut nadi maksimum, denyut nadi kerja dan denyut nadi istirahat
pada pekerja kemudian dilakukan perhitungan nilai % CVL dengan menggunakan
rumus sebagai berikut (Hakim dkk, 2018): %𝐂𝐕𝐋 = 𝑫𝑵𝑲−𝑫𝑵𝑰 𝑫𝑵𝒎𝒂𝒙−𝑫𝑵𝑰 𝒙
𝟏𝟎𝟎%
BAB III
KESIMPULAN
Dalam mengambil suatu keputusan untuk menerima pekerjaan atau beban kerja,
pekerja akan menimbang untung dan ruginya, begitu juga dengan perusahaan. Di
samping itu, model pengolahan informasi pada manusia diawali oleh proses sensasi
atas stimulus fisik yang datang dari lingkungan dilanjutkan proses kognitif yang
mencakup persepsi dan pengambilan keputusan, yang dibantu oleh proses
penyimpanan informasi. Terakhir yaitu proses eksekusi atas keputusan yang
dipilih, dimana respons yang dipilih dan dilakukan oleh manusia akan
menghasilkan masukan (feedback).
DAFTAR PUSTAKA
Tambun, M. S., & Patrisia, Y. (2022). Beban Kerja Mental Pada Mahasiswa Selama Mengikuti
Perkuliahan Daring. Journal of Humanities and Social Sciences, 4(1), 14-21
Al Fahdli, K., & Muslimah, I. E. (2021). Evaluasi Beban Kerja Mental Dan Fisik Divisi Processing
Dengan Metode NASA-TLX Dan CVL (Studi Kasus: PT. Pos Indonesia (Persero) Kantor
Pos Solo 57100) (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).