Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“Human Information Processing dan Kerja Mental”

Dosen Pengampu :
Putri Yunita Pane, SKM., M.Kes.

Disusun :
Kelompok 2
Jenni Tampubolon 213313010101
Denada Br Tarigan 213313010017
Fitri Fatmala Br Tarigan 213313010068
Ratu Julia Syahputri 213313010099
Yemima Valentine Br Surbakti 213313010042
Tiara Lorensia Br Surbakti 213313010075
Nadia Syahfitri 213313010062
Vivi Suvina 213313010102
Sayulita Lestari Br Tambunan 213313010041
Fhatiha Rani Agustini Tarigan 213313010085
Renita Tri Fany Br Tarigan 213313010047

FAKULTAS KEDOKTERAN, KEDOKTERAN GIGI, DAN ILMU


KESEHATAN
UNIVERSITAS PRIMA INDONESIA
TAHUN 2021/2022
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

a. Latar Belakang ....................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3

a. Definisi ................................................................................................... 3
b. Model Informasi .................................................................................... 3
c. Pengukuran ............................................................................................ 4
d. Metode dan Cara .................................................................................... 4
e. Pengolahan Data .................................................................................... 7

BAB III PENUTUP ......................................................................................... 9

3.1 Kesimpulan ........................................................................................... 9

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 10


BAB I

LATAR BELAKANG

covid-19

Pandemi COVID-19 yang mewabah di seluruh dunia memberikan dampak


pada semua sektor kesehatan termasuk dunia pendidikan. Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia mengeluarkan Surat Edaran Mendikbud
Nomor 4 tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa
Darurat Penyebaran Penyakit Coronavirus (COVID-19) untuk mencegah
penyebaran lebih banyak lagi maka diberlakukan proses pembelajaran jarak jauh
(daring). Pembelajaran daring adalah sistem pendidikan jarak jauh dengan
seperangkat metode pengajaran dimana kegiatan mengajar dilakukan secara
terpisah dari kegiatan belajar. Pembelajaran daring diselenggarakan dengan
mengakses internet untuk mengakses modul perkuliahan, rekaman video dan
audio. Media pembelajaran daring yang biasanya dimanfaatkan adalah Zoom,
Google Meet, Google Classroom, Cloud, Whatssapp, Youtube. dampak negatif
yang dimiliki oleh pembelajaran daring adalah mahasiswa merasa kesulitan dalam
manajemen waktu, meningkatnya kecemasan dan rasa lelah akibat banyaknya
tugas. dampak negatif selama pembelajaran daring dan masa pandemi COVID-19
yang berlangsung tahunan, menimbulkan masalah kesehatan mental yang
berpotensi menimbulkan beban sosial bagi mahasiswa itu sendiri. Kesehatan
mental merupakan aspek penting untuk mencapai kesehatan holistik. Namun, di
sebagian besar negara berkembang, masalah kesehatan mental tidak diprioritaskan
dibandingkan dengan penyakit menular. Kesehatan mental merupakan salah satu
bidang kesehatan masyarakat yang paling terabaikan sebagai salah satu bidang
yang paling terdampak oleh pandemic. Beban kerja mental dapat dilihat sebagai
variabel independen eksternal dalam tuntutan tugas, dan beban kerja mental
didefinisikan sebagai interaksi antara tuntutan tugas dan kemampuan atau sumber
daya manusia.
BAB II
PEMBAHASAN

a. DEFINISI

Pengolahan informasi manusia adalah sebuah pendekatan untuk mempelajari


pemikiran dan perilaku manusia yang dikembangkan mulai tahun 1950-an sebagai
alternatif untuk pendekatan perilaku yang populer pada waktu itu.ini adalah
pendakatan yang kognitif yang sering disamakan dengan psikologi kognitif
kontemporer.

b. MODEL INFORMASI.

Menurut Wickens dan Hollands (2000) serta Wickens dkk (2004), model HIP
tersebut diawali oleh proses sensasi atas stimulus fisik yang datang dari
lingkungan. Stimulus fisik ini membangkitkan aktivitas saraf, yang bisa maupun
tidak bisa diproses lebih lanjut. proses selanjutnya bersifat kognitif, proses ini
mencakup persepsi dan pengambilan keputusan, yang dibantu oleh proses
penyimpanan informasi. Proses persepsi (memahami apa yang terjadi) merupakan
gabungan antara proses top-down, dimana stimulus dirasakan oleh indra kita, serta
proses bottom-up dimana ingatan jangka panjang (pengetahuan dan pengalaman)
membantu memberi arti atas stimulus yang diperoleh.

Akhir dari proses HIP ini adalah proses eksekusi atas keputusan yang dipilih.
Efektivitas proses-proses tersebut dibatasi oleh attention resources, yang
menunjukkan kapasitas berbagai proses mental yang dapat dilakukan secara
bersamaan. Terakhir, respons yang dipilih dan dilakukan oleh manusia akan
menghasilkan masukan (feedback), yang bersama-sama dengan stimulus dari
lingkungan dirasakan kembali oleh indra dan bermanfaat dalam menentukan
apakah tujuan aktivitas yang dilakukan telah tercapai.

c. PENGUKURAN

Tujuan dilakukannya pengukuran beban kerja mental adalah :

1. Alokasi fungsi dan tugas antara manusia dan mesin berdasarkan prediksi beban
kerja mental.
2. Untuk mengetahui batas minimal kemampuan perfomansi pekerja.
3. Untuk mengetahui perfomansi paling besar yang dapat dilakukan pekerja.
4. Pemantauan operator pada peralatan kompleks untuk beradapatasi dengan tugas
yang sulit atau alokasi fungsi sebagai respons terhadap bertambah dan berkurang
beban kerja mental.
5. Memilih operator yang memiliki kapasitas beban kerja mental yang lebih tinggi
untuk tugas terntentu.
6. Pengukuran subjektif.

d. METODE/CARA
Di dalam pengukuran ini, operator dianggap sebagai hakim terbaik untuk beban
kerja. Contoh metode nya adalah NASA-TLX, SWAT.

A. NASA-TLX

Dalam pengukuran beban kerja mental dengan menggunakan metode


NASA TLX, langkah-langkah yang harus dilakukan adalah :
1) Pemberian rating
Pada bagian pertama responden diminta memberi rating terhadap keenam
indikator beban mental. Indikator tersebut terlihat pada Tabel di bawah ini.
SKALA RATING KETERANGAN
MENTAL Rendah,Tinggi Seberapa besar aktivitas
DEMAND (MD) mental dan perceptual
yang dibutuhkan untuk
melihat, mengingat dan
mencari. Apakah
pekerjaan tsb mudah atau
sulit, sederhana atau
kompleks, longgar atau
ketat .
PHYSICAL Rendah, Tinggi Jumlah aktivitas fisik
DEMAND (PD) yang dibutuhkan
(mis.mendorong,
menarik, mengontrol
putaran, dll)
TEMPORAL Rendah, tinggi Jumlah tekanan yang
DEMAND (TD) berkaitan dengan waktu
yang dirasakan selama
elemen pekerjaan
berlangsung. Apakah
pekerjaan perlahan atau
santai atau cepat dan
melelahkan
PERFORMANCE Tidak tepat, Sempurna Seberapa besar
(OP) keberhasilan seseorang di
dalam pekerjaannya dan
seberapa puas dengan
hasil kerjanya
FRUSTATION Rendah,tinggi Seberapa tidak aman,
LEVEL (FR) putus asa, tersinggung,
terganggu, dibandingkan
dengan perasaan aman,
puas, nyaman, dan
kepuasan diri yang
dirasakan
EFFORT (EF) Rendah,tinggi Seberapa keras kerja
mental dan fisik yang
dibutuhkan untuk
menyelesaikan pekerjaan

B. SWAT (Subjective Workload Assesment Tehnique)


Metode SWAT (Subjective Workload Assesment Tehnique) merupakan salah
satu cara untuk mengukur beban kerja mental yang dikembangkan oleh Harry G.
Armstrong, Aerospace Medical Research Laboratory, Wright-Petterson Air Force
Base, Ohio, USA untuk menjawab pertanyaan bagaimana cara mengukur beban
kerja mental dalam lingkungan yang sebenarnya (Real World Environtment) secara
alamiah dan obyektif dari sumber data yang bersifat kualitatif.
Meskipun teknik penilaian subjektif beban kerja SWAT telah secara luas
digunakan, itu memiliki dua masalah utama: sangat tidak sensitif untuk beban kerja
mental yang rendah dan itu memerlukan waktu penyortiran serta memakan tugas
pra prosedur.
SWAT menyediakan metode penskalaan admistrasi subjektif yang mudah
dikelola untuk digunakan dalam kokpit atau stasiun kru lain untuk menghitung
beban kerja yang terkait dengan berbagai kegiatan. SWAT memiliki 3 faktor yaitu
:
waktu beban
beban usaha mental
beban stress psikologis
Metode ini meliputi dua langkah. Pada langkah pertama, fase pembangunan
skala, kegiatan hipotetis peringkat disusun berdasarkan beban kerja yang
dirasakan. Setiap kegiatan yang ditetapkan dalam hal tertentu beban distribusi di
tiga dimensi. Data-data ini diubah, dengan cara berkumpul pengukuran, menjadi
skala interval beban kerja berkisar dari 0 hingga 100. Pada langkah kedua, acara
skor fase, sebuah aktivitas atau kejadian dinilai dengan memberikan nilai 1 sampai
3 di masing-masing dari tiga dimensi. Nilai skala yang terkait dengan kombinasi
ini (diperoleh dari tahap pengembangan skala) kemudian ditetapkan sebagai nilai
beban kerja untuk kegiatan itu.

e. PENGOLAHAN DATA
1. Perhitungan National Aeronautics and Space Administration Task Load Index
(NASA-TLX)
a. Menghitung Nilai Produk Menghitung nilai untuk tiap-tiap faktor dengan cara
mengalikan rating dengan bobot faktor untuk masing-masing deskriptor. Dengan
demikian dihasilkan 6 nilai dan 6 indikator (KM, KF, KW, P, TU, F) (Erisanna,
2012). 𝑷𝒓𝒐𝒅𝒖𝒌 = 𝑹𝒂𝒕𝒊𝒏𝒈 × 𝑩𝒐𝒃𝒐𝒕 𝑭𝒂𝒌𝒕𝒐𝒓
b. Menghitung WWL (Weighted Workload ) Weighted Workload (WWL)
diperoleh dengan menjumlahkan keenam nilai produk. 𝑾𝑾𝑳 = ∑ 𝑷𝒓𝒐𝒅𝒖𝒌
c. Menghitung rata-rata WWL (Weighted Workload ) Diperoleh dengan membagi
rata-rata Weighted Workload (WWL) dengan jumlah bobot total. 𝑺𝒌𝒐𝒓 𝑵𝑨𝑺𝑨 −
𝑻𝑳𝑿 = ∑(𝑹𝒂𝒕𝒊𝒏𝒈 ×𝑩𝒐𝒃𝒐𝒕) 𝟏𝟓
d. Interpretasi Skor Langkah selanjutnya adalah mengklasifikasi hasil skor ke
dalam tabel kategori beban kerja mental. Teori NASA-TLX, skor beban kerja yang
diperoleh terbagi dalam tiga bagian (Hart dan Staveland, 2006)
2. Perhitungan Cardiovascular Load (CVL) Setelah didapatkan nilai dari
pengukuran denyut nadi maksimum, denyut nadi kerja dan denyut nadi istirahat
pada pekerja kemudian dilakukan perhitungan nilai % CVL dengan menggunakan
rumus sebagai berikut (Hakim dkk, 2018): %𝐂𝐕𝐋 = 𝑫𝑵𝑲−𝑫𝑵𝑰 𝑫𝑵𝒎𝒂𝒙−𝑫𝑵𝑰 𝒙
𝟏𝟎𝟎%
BAB III

KESIMPULAN

Dalam mengambil suatu keputusan untuk menerima pekerjaan atau beban kerja,
pekerja akan menimbang untung dan ruginya, begitu juga dengan perusahaan. Di
samping itu, model pengolahan informasi pada manusia diawali oleh proses sensasi
atas stimulus fisik yang datang dari lingkungan dilanjutkan proses kognitif yang
mencakup persepsi dan pengambilan keputusan, yang dibantu oleh proses
penyimpanan informasi. Terakhir yaitu proses eksekusi atas keputusan yang
dipilih, dimana respons yang dipilih dan dilakukan oleh manusia akan
menghasilkan masukan (feedback).
DAFTAR PUSTAKA

Tambun, M. S., & Patrisia, Y. (2022). Beban Kerja Mental Pada Mahasiswa Selama Mengikuti
Perkuliahan Daring. Journal of Humanities and Social Sciences, 4(1), 14-21

Al Fahdli, K., & Muslimah, I. E. (2021). Evaluasi Beban Kerja Mental Dan Fisik Divisi Processing
Dengan Metode NASA-TLX Dan CVL (Studi Kasus: PT. Pos Indonesia (Persero) Kantor
Pos Solo 57100) (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah Surakarta).

Anda mungkin juga menyukai