Anda di halaman 1dari 3

Sebagai lembaga layanan informasi perpustakaan mempunyai prospek yang cukup luas dalam

pembangunan. Perpustakaan sebagai sumber informasi diharapkan tidak hanya sekedar


melayani masyarakat untuk mendapatkan informasi ilmu pengetahuan saja, akan tetapi
perpustakaan diharapkan dapat mempertahankan eksistensinya sebagai lembaga pelayanan
informasi serta dapat meningkatkan kualitas layanan yang ada. Hal tersebut akan dapat
terlaksana apabila dudukung oleh pustakawan-pustakawan yang handal, yang tidak saja
profesional dalam bidang ilmu perpustakaan tetapi juga trampil dalam bidang ilmu
pengetahuan lain yang dapat meningkatkan jati diri pustakawan dan tentunya untuk
peningkatan kualitas layanan perpustakaan.

Di jaman yang semua bergerak dengan cepat ini, maka layanan yang harus diberikan
perpustakaan kepada penggunanya masih perlu belajar dan menengok lembaga lain seperti
bank, hotel, remah sakit dan biro-biro jasa lain yang sama-sama memberikan jasa layanan
kepada masyarakat. Untuk itu perlunya diusahakan langkah-langkah perbaikan untuk
peningkatan kualitas layanan perpustakaan.

1. Menurut pendapat saudara, bagaimana hakikat perilaku pencarian informasi


pemustaka dalam mengumpulkan informasi digital di era perpustakaan digital seperti
saat ini?
2. Jelaskan tentang aspek etis layanan perpustakan digital?

JAWAB ;

Informasi digital adalah wujud konkret dari pemanfataan intelektualitas manusia dan
selanjutnya menjadi karya intelektual. Menurut Edmond Makarim dan Brian Amy Prastyo
dalam Pendit (2007: 157), HKI adalah hak khusus yang dimiliki pihak tertentu untuk
mengeksploitasi karya intelektual yang dihasilkan dan untuk menghalangi pihak lain
mengeksploitasi karya intelektualnya tanpa izin. Perilaku pencarian pemustaka pada era
perpustakaan digital saat ini mencerminkan perubahan signifikan dalam orang mengakses,
mencari, dan menggunakan informasi. Perpustakaan digital mengelola informasi digital dalam
berbagai bentuk (buku, pamphlet, lagu, drama musical, kaligrafi, seni dll). Oleh karena itu,
perpustakaan digital memiliki peran sangat penting dalam menghargai dan menegakkan
aturan pemerintah tentang HKI, Bersama dengan seluruh pihak yang terkait. Pustakawan yang
bekerja di perpustakaan digital perlu mengetahui dan memahami berbagai perilaku informasi
pemustaka dalam mencari, mendapatkan dan mengumpulkan informasi digital. Berikut
beberapa perilaku pencarian informasi yang sering dilakukan pemustaka di perpustakaan dan
perlu diperhatiakan serta disikapi (Edmon Makarim dan Brian Amy Prastyo dalam Pendit
(2007:164).
1. Penggunaan berbagai situs pencarian (search Engine), mesin pencarian memudahkan
pemustaka mencari informasi digital yang dibutuhkannya. Namun, dengan cara kerjs
yang mengeluarkan semua informasi digital yang ada, memberikan hasil penelusuran
yang tidak akurat serta validasi keilmiahan yang kurang.
2. Melakukan uploading, yaitu Tindakan memuat informasi digital ke internet untuk
dapat diakses oleh para pengguna internet. Tidak semua informasi digital dilindungi
hukum. Ada beberapa informasi yang tidak dilindungi dan bahkan dapat dikenaka
sanksi hukum, antara lain :
a. Informasi yang mengandung unsur pornografi, porno aksi, atau yang
melanggar rasa kesusilaan.
b. Informasi yang bertentangan dengan ketertiban umum, termasuk informasi
yang berisi hasutan untuk melakukan kekerasan, fitnah, pernyataan kebencian
terhadap suatu suku, agama, rasa tau golongan.

3. Melakukan downloading, yaitu Tindakan mengambil suatu isi digital dari internet.
4. Menggunakan berbagai program computer yang memungkinkan kita melakukan
upload dan download
5. Menggunakn email
6. Menggunakan jejaring sosial.
2. Berikut tiga kaidah etis yang perlu diketahui pustakawan dalam layanan digital :
1. Kaidah penggandaan (copynorms), yaitu suatu aturan sosial yang bersifat informal
terkait dengan etika penggandaan materi-materi yang dilindungi hak cipta.
Penggandaan materi yang dilindungi hak cipta tanpa izin dari pemegang hak yang sah
dipandang sebagai suatu perbuatan yang tidak etis. Jika pelaanggran hak cipta
memiliki sanksi hukun yang jelas, maka pelanggran kaidah penggandaan hanya
memiliki sanksi yang bersifat informal.
2. Kaidah PAPA; privacy (kerahasiaan), accuracy (keakurasian), property
(kepemilikan), dan accessibility (keteraksessan)
a. Privacy : kaidah ini menyatakan bahwa suatu informasi digital pada dasarnya
bersifat rahasia bila pemiliknya menyatakan demikian. Setiap orang harus
menghormati kerahasiaan tersebut, dengan jalan menjaganya apabila rahasia
itu dipercayakan padanya.
b. Accuracy : suatu informasi digital layak dipercaya bila isi yang disampaikan
sam dengan yang sesungguhnya terjadi.
c. Property ; suatu informasi digital merupakan kepemilikkan. Oleh karenanya,
tata cara penggunaannya sangat ditentukan oleh keputusan pemiliknya.
d. Accessibility : suatu informasi digital harus diupayakan dapat diakses oleh
setiap orang untuk mendorong kemajuan pengetahuan dan meningkatkan
kualitas kehidupan manusia.

3. Kaidah fair use doctrine dalam dunia digital. Kaidah ini memungkinkan seseorang
menggunakan suatu informasi digital sepanjang tidak merugikan kepentingan wajar
dari pencipta informasi. Terkait kaidah ini, ada beberapa kegiatan yang dianggap
tidak melanggar hak cipta, yaitu ;
a. Penggunaan informasi untuk kepentingan akademik, penelitian, penulisan
karya ilmiah, kritik atau tinjauan dan penyusunan laporan asal tidak
merugikan kepentingan wajar dari pemilik hak cipta,
b. Mengambil ciptaan orang lain, baik seluruhnya maupun Sebagian, guna
keperluan pembelaan di dalam atau diluar pengadilan.
c. Mengambil ciptaan orang lain, baik Sebagian atau seluruhnya untuk
keperluan ceramah yang semata-mata untuk tujuan Pendidikan dan
pengembangan ilmu pengetahuan dan untuk pertunjukkna atau pementasan
yang tidak dipungut bayaran asal tidak merugikan kepentingan wajar dari
pemegang hak cipta;
d. Memperbanyak ciptaan orang lain di bidang ilmu pengetahuan, seni dan
sastra dalam huruf braille untuk kepentingan tunanetra;
e. Memperbanyak ciptaan orang lain secara terbatas, selain program computer,
dengan cara, alat atau proses apa pun oleh perpustakaan umum, Lembaga
ilmu pengetahuan, Lembaga Pendidikan, pusat dokumentasi nonkomersial,
semata-mata untuk keperluan aktivitas internalnya saja,
f. Mengubah ciptaan orang lain berdasarkan pertimbangan pelaksanaan teknis
dari ciptaan tersebut, seperti karya arsitektur;
g. Membuat Salinan cadangan suatu program computer oleh pemiliknya sendiri
semata-mata untuk digunakan sendiri.

Sumber referensi :

Rahayu, Lisda. (2020). Buku materi pokok PUST4104/3 SKS/MODUL 1-9. Universitas Terbuka

Anda mungkin juga menyukai