Anda di halaman 1dari 17

MANFAAT MENGKONSUMSI MAKANAN TINGGI ZAT BESI PADA

PASIEN ANEMIA

Ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan mata kuliah Keperawatan Dewasa

KELOMPOK 1
Ananta Febrina Yozha ( 221211984)
Aurum Hade Salsabila (221211988)
Chelsa Yuliana Putri (221211991)
Cinta Angela (221211993)
Dina Lorenza (221211996)
Giva Aulia (221212002)
Putri Oktaviani (221212023)

Dosen Pengampu
Ns. Lenni Sastra, S.kep. M.S

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
2024
KATA PENGANTAR

1
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha
Esa, karena kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal
penyuluhan ini yang berjudul “Manfaat Mengkonsumsi Makanan Tinggi Zat Besi
Pada Pasien Anemia ”. Proposal penyuluhan ini disusun untuk memenuhi salah satu
syarat memenuhi mata kuliah keperawatan dewasa
Dalam penyusunan proposal penyuluhan ini, penulis mengalami kesulitan dan
penulis menyadari dalam penulisan proposal penyuluhan ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan proposal penyuluhan ini.
Maka, dalam kesempatan ini pula penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada Ibu Lenni Sastra, S.Kep. M.S selaku dosen pengampu
yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis selama proses
penyelesaian proposal penyuluhan ini. Penulis sangat berharap semoga proposal
penyuluhan ini bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata, penulis mengucapkan terima
kasih.

Padang, 19 Januari 2019

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
BAB II SOSLUSI PERMASALAHAN
BAB III METODE PELAKSANAAN
1. Metode
2. Peroganisasian
3. Uraian tugas
4. Rencana kegiatan
LAMPIRAN MATERI
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anemia merupakan suatu kondisi dimana terjadi penurunan jumlah
massa eritrosit (Red Cell Mass) sehingga tidak dapat memenuhi fungsinya
untuk membawa oksigen ke jaringan tubuh. Anemia ditunjukkan oleh
penurunan kadar hemoglobin, hematokrit atau hitung eritrosit (Bakta, 2009).
Dewasa ini, Anemia utamanya anemia defisiensi zat besi merupakan salah
satu masalah gizi utama di Indonesia yang cukup menonjol pada usia remaja
dan dewasa awal. Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT) pada tahun 2001 menunjukkan 26,5% remaja putri; 40% WUS dan
47% anak usia 0-5 tahun menderita anemia (Bambang Tri. S, 2007)
Anemia defisiensi zat besi disebabkan berbagai faktor dapat
mempengaruhi antara lain pola makan, pola haid, pengetahuan tentang anemia
defisiensi besi, pengetahuan tentang zat-zat yang memicu dan menghambat
absorpsi besi (vitamin C dan teh), konsumsi obat-obatan tertentu seperti
antibiotik, aspirin, sulfonamide, obat malaria, kebiasaan merokok, kehilangan
darah keluar tubuh (pendarahan), luka bakar, diare, dan gangguan fungsi
ginjal (Bakta, 2006).
Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan di seluruh dunia
terutama negara berkembang yang diperkirakan 30% penduduk dunia
menderita anemia. Anemia banyak terjadi pada masyarakat terutama pada
remaja dan ibu hamil. Anemia pada remaja putri sampai saat ini masih cukup
tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia
dunia berkisar 40-88%. Jumlah penduduk usia remaja (10-19 tahun) di
Indonesia sebesar 26,2% yang terdiri dari 50,9% laki-laki dan 49,1%
perempuan(Kemenkes RI, 2013).
Menurut data hasil Riskesdas tahun 2013, prevalensi anemia di
Indonesia yaitu 21,7% dengan penderita anemia berumur 5-14 tahun
sebesar26,4% dan 18,4% penderita berumur 15-24 tahun (Kemenkes R1,
2014). Data Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 2012
menyatakan bahwa prevalensi anemia pada balita sebesar 40,5%, ibu hamil
sebesar 50,5%, ibu nifas sebesar 45,1%, remaja putri usia 10-18 tahun sebesar
57,1% dan usia 19- 45 tahun sebesar 39,5%. Wanita mempunyai risiko
terkena anemia paling tinggi terutama pada remaja putri (Kemenkes RI,
2013).

4
B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Pengertian anemia?
2. Apa Penyebab anemia?
3. Apa Pencegahan anemia?
4. Apa Manfaat mengkonsumsi makanan tinggi zat besi?
5. Apa Macam macam makanan tinggi zat besi?

C. Tujuan
1. tujuan umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan Tn.S terutama penyakit
anemia mengerti tentang pencegahan dan tanda tanda gejala
2. Tujuan khusus
- Untuk Mengetahui pengertian anemia
- Untuk Mengetahui penyebab terjadinya anemia
- Untuk Mengetahui cara pencegahan anemia
- Untuk Memberitahukan manfaat mengkonsumsi makanan tinggi zat besi
- Untuk Memberitahukan macam macam makanan tinggi zat besi

5
BAB II
SOLUSI PERMASALAHAN

Penanggulangan dan pencegahan anemia pada pasien anemia dapat dilakukan


dengan beberapa hal berikut:
1. Meningkatkan asupan makanan sumber zat besi
2. Suplementasi zat besi dengan mengkonsumsi tablet tambah darah
(TTD)
3. Meningkatkan konsumsi buah dan sayur sebagai sumber vitamin C
4. Meningkatkan konsumsi sumber protein hewani
5. Menghindari konsumsi teh dan kopi saat makan atau saat
mengkonsumsi TTD
6. Berolahraga atau beraktifitas fisik secara rutin (Kemenkes, 2018 dan
Wouthuyzen et al., 2015)
Dalam mencegah dan menanggulangi kondisi anemia diperlukan kerjasama
dari pihak pemerintah dan masyarakat. Oleh karena itu, remaja diharapkan dapat
menerapkan langkah-langkah pencegahan anemia dalam kehidupan sehari-hari.

6
BAB III
METODE PELAKSANAAN

1. Metode
1. Penyuluhan
2. Peragaan/simulasi
3. Tanya jawab, diskusi

2. Pengorganisasian
a. Penanggung Jawab : Aurum Hade Salsabila
b. Moderator : Giva Aulia
c. Penyaji : Ananta Febrina Yoza
d. Fasilitator : - Dina Lorenza
- Chelsa Yuliana Putri
- Putri Oktaviani
e. Observer : Cinta Angela

3. Waktu dan Tempat


Hari/Tanggal :
Tempat : STIKes Mercubakti Jaya Padang

4. Uraian Tugas
a. Penanngung Jawab
- Bertanggung jawab atas perjalanan nya SAP

b. Moderator
- Bertanggung jawab dalam kelancaran diskusi pada penyuluhan
- Memperkenalkan anggota kelompok dan pembimbing
- Menyepakati bahasa yang akan digunakan selama penyuluhan dengan
audien
- Menyampaikan kontrak waktu
- Merangkum semua audien sesuai kontrak
- Mengarahkan diskusi pada hal yang terkait pada tujuan diskusi
- Menganalisis penyajian

c. Penyaji
- Bertangung jawab memberikan penyuluhan

7
- Memahami topik penyuluhan
- Meexplore pengetahuan audien tentang anemia
- Menjelaskan pengertian, penyebab, tanda gejala, klasifikasi anemia
- Menjelaskan manfaat mengkonsumsi makanan tinggi zat besi
- Memberikan reinforcement positif atas partisipasi aktif audien

d. Fasilitator
- Menjalankan absensi audien dan mengawasi langsung pengisian di awal
acara.
-Memperhatikan presentasi dari penyaji dan memberi kode pada
moderator jika ada ketidaksesuaian dengan dibantu oleh observer.
-Memotivasi peserta untuk aktif berperan dalam diskusi, baik dalam
mengajukan pertanyaan maupun menjawab pertanyaan.
e. Observer
- Mengoreksi kesesuaian penyuluhan dengan jadwal dan target
- Mengamati jalannya kegiatan penyuluhan
- Memberikan laporan evaluasi penyuluhan dengan merujuk ke SAP

5. Rancangan Kegiatan

No waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan peserta


1. 5 menit Pembukaan : Memnjawab salam,
- Memberi salam mendengar,
- Memperkenalkan diri memperhatikan dan
- Menjelaskan tujuan mengemukanan
penyuluhaan pendapat
- Menyebut materi/pokok
bahasan yang ingin
disampaikan
2. 15 menit Pelaksanaan : Menyimak dan
- Pengertian anemia mendengarkan
- Penyebab anemia
- Klasifikasi anemia
- Tanda dan akibat anemia
pada remaja
- Pengobatan anemia
- Manfaat mengkonsumsi
makanan tinggi zat besi
- macam macam makanan

8
tinggi zat besi
3. 5 menit Evaluasi : Menyimak, berbicara
- Memberikan kesempatan dan mendengarkan
kepada responden untuk
bertanya.
- Memberikan pujian atas
keberhasilan ibu
menjelaskan pertanyaan
dan memperbaiki
kesalahan.
- Merespon dan bertanya
- Menjawab salam
Mendengarkan dan
memperhatikan
- Menyimak dan
memperhatikan materi
yang disampaikan
- Merespon dan menjelaskan
4. 5 menit Penutup : Menjawab salam
- Menyimpulkan materi
yang telah di sampaikan.
- Mengucapkan terima
kasih atas perhatian dan
waktu yang telah diberikan
kepada responden.
- Mengucapkan salam.

6. Setting Tempat

:Penanggung Jawab
:Moderator

9
:Penyuluhan
:Peserta penyuluhan/audiens
:Fasilator
:observer

7. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Peserta penyuluhan hadir 90% dari jumlah sasaran penyuluhan
b. Media dan alat tersedia dan berfungsi dengan baik
c. Tempat penyuluhan memadai dengan jumlah peserta penyuluhan
2. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan penyuluhan tepat waktu dan sesuai dengan alokasi waktu
yang direncanakan
b. Peserta antusias dan termotivasi mengikuti peyuluhan
c. Peserta tidak keluar masuk, tenang dan tertib pada saat penyuluhan
d. Peserta penyuluhan mengikuti penyuluhan sampai selesai dan tidak
meninggalkan ruangan sebelum kegiatan penyuluhan selesai
3. Evaluasi Hasil Setelah dilakukan penyuluhan selama 20 menit diharapkan
a. 85% peserta penyuluhan mampu menjelaskan pengertian Anemia
b. 85% peserta penyuluhan mampu menjelaskan Penyebab Anemia

10
Lampiran Materi
ANEMIA

A. Pengertian Anemia
Anemia adalah suatu keadaan dimana kadar hemoglobin, hematokrit dan sel
darah merah lebih rendah dari nilai normal sebagai akibat dari defisiensi salah
satu atau beberapa unsur makanan esensial (Arisman, 2010). Anemia
dikatakan sebagai suatu kondisi tidak mencukupinya cadangan zat besi
sehingga terjadi kekurangan penyaluran zat besi ke jaringan tubuh. Tingkat
kekurangan zat besi yang lebih parah dihubungkan dengan anemia yang
secara klinis ditentukan dengan turunnya kadar hemoglobin sampai kurang
dari 11,5 gr/dl. (Miller, 2008). Anemia defisiensi besi merupakan penyakit
darah yang paling sering pada bayi dan anak, serta wanita hamil. Secara
sederhana dapatlah dikatakan bahwa, defisiensi besi dapat terjadi bila jumlah
yang diserap untuk memenuhi kebutuhan tubuh terlalu sedikit,
ketidakcukupan besi ini dapat diakibatkan oleh kurangnya pemasukan zat
besi, berkurangnya zat besi dalam makanan, meningkatnya kebutuhan akan
zat besi. Bila hal tersebut berlangsung lama maka defisiensi zat besi akan.
menimbulkan anemia.

B. Penyebab Anemia
Anemia umumnya disebabkan oleh perdarahan kronik, gizi yang
buruk atau gangguan penyerapan nutrisi oleh usus. Juga dapat menyebabkan
seseorang mengalami kekurangan darah. Faktor risiko terjadinya anemia
memang lebih besar pada perempuan di bandingkan kaum pria. Cadangan besi
dalam tubuh perempuan lebih sedikit daripada pria sedangkan kebutuhan per
harinya justru lebih tinggi. Seorang wanita atau remaja putri akan kehilangan
sekitar 1-2 mg zat besi melalui ekskresi secara normal pada saat mentruasi.
Berikut ini tiga kemungkinan dasar penyebab anemia:
1. Penghancuran sel darah merah yang berlebihan
Hal ini bisa disebut sebagai anemia hemolitik yang muncul saat sel
darah merah dihancurkan lebih cepat dari normal (umur sel darah merah
normalnya 120 hari). Sehingga sumsum tulang penghasil sel darah merah
tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan sel darah merah.
2. Kehilangan darah
Kehilangan darah dapat menyebabkan anemia disebabkan oleh
perdarahan berlebihan, pembedahan atau permasalahan dengan
pembekuan darah. Kehilangan darah yang banyak karena menstruasi pada
remaja atau perempuan juga dapat menyebabkan anemia. Semua faktor ini

11
akan meningkatkan kebutuhan tubuh akan zat besi, karena zat besi
dibutuhkan untuk membuat sel darah merah baru.
3. Produksi sel darah merah yang tidak optimal
Hal ini terjadi saat sumsum tulang tidak dapat membentuk sel darah
merah dalam jumlah cukup yang dapat diakibatkan infeksi virus, paparan
terhadap kimia beracun atau obat-obatan (antibiotik, antikejang atau obat
kanker). Penyebab anemia gizi besi pada remaja putri dapat juga terjadi
karena asupan besi yang tidak cukup, adanya gangguan absorbsi besi,
kehilangan darah yang menetap,penyakit dan kebutuhan meningkat, yaitu
sebagai berikut:
a. Asupan zat besi yang tidak cukup
Masa remaja merupakan masa penting dalam pertumbuhan.
Apabila, makanan yang dikonsumsi tidak mengandung zat besi
dalam jumlah cukup, maka kebutuhan tubuh terhadap zat besi
tidak terpenuhi, ini dikarenakan rendahnya kualitas dan kuantitas
zat besi pada makanan yang kita konsumsi. Kurangnya konsumsi
sayuran dan buahbuahaan serta lauk pauk akan meningkatnya
risiko terjadinya anemia zat besi. Remaja yang belum sepenuhnya
matang baik secara fisik, kognitif, dan masih dalam masa
pencarian identitas diri, cepat dipengaruhi lingkungan. Keinginan
memiliki tubuh yang langsing, membuat remaja membatasi makan.
Aktivitas remaja yang padat menyebabkan mereka makan di luar
rumah atau hanya makan makanan ringan, yang sedikit
mengandung zat besi, selain itu dapat menggangu atau
menghilangkan nafsu makan (Almatsier,2009).
b. Defisiensi asam folat
Pemberian asam folat sebesar 35% menurunkan risiko anemia.
Defisiensi asam folat terutama menyebab kangangguan
metabolisme DNA, akibatnya terjadi perubahan morfologi inti sel
terutama sel-sel yang sangat cepat membelah seperti sel darah
merah, sel darah putih serta sel epitel lambung dan usus, vagina
dan serviks. Kekurangan asam folat menghambat pertumbuhan,
menyebabkan anemia megaloblastik dan gangguan darah lainnya,
peradangan lidah (glositis) dan gangguan saluran cerna (Almatsier,
2009).
c. Gangguan absorbs
Zat besi yang berasal dari makanan dan masuk kedalam tubuh
diperlukan proses absorbsi. Proses tersebut dipengaruhi oleh jenis
makanan, dimana zat besi terdapat. Absorbsi zat besi dapat lebih
ditingkatkan dengan pemberian vitamin C, hal ini dikarenakan
karena faktor reduksi dari vitamin C. Zat besi diangkut melalui

12
dinding usus dalam senyawa dengan asam amino atau dengan
vitamin C. Karena itu, sayuran segar dan buah-buahan baik
dikonsumsi untuk mencegah anemia. Hal ini dikarenakan bukan
bahan makanannya yang mengandung gizi besi, tetapi karena
kandungan vitamin C yang mempermudah absorbsi zat besi.
Vitamin C dapat meningkatkan absorbsi zat besi non hemesampai
4 kali lipat. Tidak hanya vitamin C saja yang dapat mempermudah
absorbi zat besi, protein juga ikut mempermudah absorbsi zat besi.
Kadang faktor yang menentukan absorbsi pada umumnya lebih
penting dari jumlah zat besi dalam makanan. Tanin yang terdapat
pada teh dapat menurunkan absorbsi zat besi sampai dengan 80%.
Minum teh satu jam setelah makan dapat menurunkan absorbsi
hingga 85%. Hasil survei anemia pada remaja putri di Kabupaten
Sleman tahun 2008 menunjukkan bahwa siswa yang terbiasa
minum teh, mempunyai risiko lebih tinggi menderita anemia,
dengan persentase lebih dari 50% dibandingkan dengan yang
kadangkadang atau tidak terbiasa minum teh. Kafein di dalam kopi
juga juga dapat menurunkan absorbsi zat besi. Kafein merupakan
Kristal Xantin putih, pahit, dan larut dalam air.Efek negatif kopi
antara lain: menggangu absorbsi besi, menyebabkan anemia
defisiensi besi, ulkus peptikum, esophagitis erosif,
gastroesophageal refluks, meningkatkan risiko osteoporosis.
Konsumsi teh dan kopi satu jam setelah makan akan menurunkan
absorbsi dari zat besi sampai 40% untuk kopi dan 85% untuk teh,
karena terdapat zat polyphenol seperti tannin yang terdapat dalam
teh
d. Perdarahan
Perdarahan atau kehilangan darah dapat menyebabkan anemia
yang disebabkan oleh perdarahan saluran cerna yang lambat
karena polip, neoplasma, gastritis, varises esophagus dan
hemoroid. Selain itu perdarahan juga dapat berasal dari saluran
kemih seperti hematuri, perdarahan pada saluran napas seperti
hemaptoe. Perdarahan yang terjadi membuat hilangnya darah
dalam tubuh, biasanya setelah mengalami perdarahan, maka tubuh
akan mengganti cairan plasma dalam waktu 1 sampai 3 hari,
akibatnya konsentrasi sel darah merah menjadi rendah. Jika tidak
ada perdarahan kedua konsentrasi sel darah merah menjadi stabil
dalam waktu 3-6 minggu. Saat kehilangan darah kronis, proses
absorbsi zat besi dari usus halus untuk membentuk hemoglobin
dalam darah terhambat. Sehingga, terbentuk sel darah merah yang

13
mengandung sedikit hemoglobin yang menimbulkan keadaan
anemia.
e. Kecacingan
Infeksi cacing tambang menyebabkan perdarahan pada dinding
usus, akibatnya sebagian darah akan hilang dan akan dikeluarkan
dari tubuh bersama tinja. Setiap hari satu ekor cacing tambang
akan menghisap 0,03 sampai 0,15 ml darah dan terjadi terus-
menerus sehingga kita akan kehilangan darah setiap harinya, hal
ini yang menyebabkan anemia.
f. Peningkatan kebutuhan zat besi
Kebutuhan zat besi wanita lebih tinggi dari pada pria karena
terjadi menstruasi dengan perdarahan sebanyak 50-80 cc setiap
bulan dan kehilangan zat besi sebesar 30-40 mg. Pada masa
kehamilan wanita memerlukan tambahan zat besi untuk
meningkatkan sel darah merah dan membentuk sel darah merah
janin dan plasenta serta untuk kebutuhan ibu sendiri. Remaja yang
anemia dan kurang berat badan lebih banyak melahirkan bayi
dengan berat badan lahir rendah (BBLR) dibandingkan dengan
wanita dengan usia reproduksi aman untuk hamil. Penambahan
berat badan yang tidak adekut lebih sering terjadi pada orang yang
ingin kurus, ingin menyembunyikan kehamilannya, tidak
mencukupi sumber makanannya.
4. Pencegahan dan Penanggulangan Anemia
Tindakan penting yang dilakukan untuk mencegah kekurangan besi
antara lain:
a. Konseling untuk membantu memilih badan makanan dengan kadar
besi yang cukup secara rutin pada usia remaja
b. Meningkatkan konsumsi besi dari sumber hewani seperti daging,
ikan, unggas, makanan laut disertai minum sari buah yang
mengandung vitamin C (asam askorbat) untuk meningkatkan
abssorbsi besi dan menghindari atau mengurangi minum kopi, teh
es, minuman ringan yang mengandung karbonat dan minum susu
pada saat makan.
c. Suplementasi besi, merupakan cara untuk menanggulangi ADB di
daerah dengan prevalensi tinggi. Pemberian suplementasi besi ada
remaja dosis 1 mg/kgBB/hari
d. Untuk meningkatkan absobsi besi, sebaiknya suplementasi besi
tidak diberi bersama susu, kopi, teh, minuman ringan yang
mengandung karbonat, multivitamin yang mengandung phosphate
dan kalsium.

14
e. Skrining anemia, pemeriksaan hemoglobin dan hematokrit masih
merupakan pilihan untuk skrining anemia defisiensi besi.
C. Pencegahan Anemia
Tindakan penting yang dilakukan untuk mencegah kekurangan besi
antara lain:
1. Konseling untuk membantu memilih badan makanan dengan kadar
besi yang cukup secara rutin pada usia remaja
2. Meningkatkan konsumsi besi dari sumber hewani seperti daging,
ikan, unggas, makanan laut disertai minum sari buah yang
mengandung vitamin C (asam askorbat) untuk meningkatkan
abssorbsi besi dan menghindari atau mengurangi minum kopi, teh
es, minuman ringan yang mengandung karbonat dan minum susu
pada saat makan.
3. Suplementasi besi, merupakan cara untuk menanggulangi ADB di
daerah dengan prevalensi tinggi. Pemberian suplementasi besi ada
remaja dosis 1 mg/kgBB/hari.
4. Untuk meningkatkan absobsi besi, sebaiknya suplementasi besi
tidak diberi bersama susu, kopi, teh, minuman ringan yang
mengandung karbonat, multivitamin yang mengandung phosphate
dan kalsium.
5. Skrining anemia, pemeriksaan hemoglobin dan hematokrit masih
merupakan pilihan untuk skrining anemia defisiensi besi.
D. Manfaat Mengosumsi Makanan Tinggi Zat Besi
Zat besi merupakan mineral yang berperan penting dalam
pembentukan hemoglobin. Hemoglobin adalah bagian dari sel darah merah
yang bertugas untuk mengantarkan oksigen ke seluruh jaringan tubuh.
Makanan yang mengandung zat besi diantaranya adalah daging, sayuran, roti,
kacang-kacangan dan oatmeal. Manfaat Zat Besi sebagai berikut:
1. menjaga daya tahan tubuh
2. meningkatkan kadar oksigen dalam tubuh
3. mencegah anemia
4. meningkatkan konsentrasi
D. Macam-Macam Makanan Tinggi Zat Besi
1. Daging Merah
Dalam satu porsi 100 gram daging merah, terkandung sekitar 2,7 miligram
zat besi. Selain itu, daging merah juga kaya akan protein, seng, selenium,
dan beberapa vitamin B.
2. Hati dan Jeroan Lainnya
Semua daging organ, terutama hati, menyimpan banyak gizi yang
dibutuhkan tubuh, termasuk zat besi. Dalam satu porsi 100 gram hati sapi
mengandung 6,5 miligram zat besi.

15
3. Ikan
Ikan adalah makanan yang sangat bergizi, dan jenis tertentu seperti tuna
sangat tinggi zat besinya. Dalam 85 gram tuna kalengan, mengandung
sekitar 1,4 miligram zat besi. Selain tuna, haddock, mackerel, dan sarden
adalah beberapa contoh ikan kaya zat besi lainnya yang juga bisa
dikonsumsi.
4. Kerang
Semua jenis kerang mengandung zat besi yang tinggi, tetapi kerang, tiram,
dan remis adalah sumber yang sangat baik. Dalam 100 gram kerang dapat
terkandung hingga 3 miligram zat besi. Namun, kandungan sumber zat
besi dalam setiap jenis kerang bisa bervariasi.
5. Bayam
Dalam sekitar 100 gram bayam mentah, terkandung 2,7 miligram zat besi.
Meskipun ini adalah zat besi non-heme, yang tidak dapat diserap sebaik
yang heme, bayam juga kaya akan vitamin C. Hal ini penting karena
vitamin C secara signifikan meningkatkan penyerapan zat besi.
6. Brokoli
Dalam satu cangkir brokoli yang dimasak mengandung 1 miligram zat
besi. Sama seperti bayam, brokoli juga tinggi vitamin C, sehingga bisa
membantu penyerapan zat besi.
7. Cokelat Hitam
Selain enak, cokelat hitam juga menyehatkan, lho. Salah satu nutrisi
penting yang terkandung dalam makanan ini adalah zat besi, yaitu sekitar
3,4 miligram dalam 28 gramnya.
8. Kacang-kacangan
Kacang-kacangan sarat akan nutrisi, termasuk zat besi. Dalam satu cangkir
lentil yang dimasak mengandung 6,6 miligram zat besi. Sementara itu,
dalam setengah cangkir kacang hitam, terkandung sekitar 1,8 gram zat
besi.
9. Quinoa
Quinoa adalah biji-bijian populer yang dikenal sebagai pseudocereal. Satu
cangkir (185 gram) quinoa matang menyediakan 2,8 miligram zat besi.

16
DAFTAR PUSTAKA

ANEMIA DEFISIENSI BESI Fitriany | AVERROUS: Jurnal Kedokteran dan


Kesehatan Malikussaleh. (n.d). Retrieved March 28, 2021
Anemia Tanda dan Gejala, Penyebab, Cara Mengobati, Cara Mencegah. (n.d.).
Retrieved April 10, 2021,
Ainun, I. N. (2019). DASAR DASAR PENENTUAN DIAGNOSA DALAM
ASUHAN KEPERAWATAN.
Hidayat, A. Aziz Alimul. (2008). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika
Kementerian Kesehatan RI. 2018. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018.
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian RI.
Kementerian Kesehatan RI. 2018. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018.
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian RI.
Tim Pokja SDKI, DPP, P. (2017). No Title. Edisi 1 Cetakan Lll
Rahayu, Atikah .dkk (2019).METODE ORKES-KU (RAPORT KESEHATANKU)
DALAM MENGIDENTIFIKASI POTENSI KEJADIAN ANEMIA GIZI
PADA REMAJA PUTRI

17

Anda mungkin juga menyukai