Anda di halaman 1dari 17

TUGAS MANDIRI

MATERI
REPORT
“SIKLUS HIDROLOGI DAN
DAERAH ALIRAN SUNGAI

(DAS)”

Di Susun Oleh :
Nama : Virza Arisandy
Npm : 2107210123
Kelas : 6 C1-PAGI T.Sipil
Matkul : Pengelolaan Suber Daya Air

Dosen Pengasuh :
Erin Chaniago,ST,MSc

FAKULTAS TEKNIK
PRODI TEKNIK
SIPIL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATRA
UTARA MEDAN
2024
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya saya tidak
akan sanggup untuk menyelesaikan tugas ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita
nanti- nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.

Pada kesempatan ini saya mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Pengelolaan
Sumber Daya Air yang telah memberikan tugas kepada kami.

Dalam penulisan tugas ini saya masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknik
penulisan maupun materi, mengingat kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan
saran dari semua pihak sangat saya harapkan demi penyempurnaan makalah ini.

Medan, 01 Maret 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................1
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I.........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................2
1.3 Tujuan..........................................................................................................................2
1.4 Manfaat.............................................................................................................................2
BAB II........................................................................................................................................3
DASAR TEORI..........................................................................................................................3
2.1 Siklus Hidrologi...........................................................................................................3
1. Evaporasi......................................................................................................................................4
2. Transpirasi....................................................................................................................................4
3. Evapotranspirasi...........................................................................................................................4
4. Sublimasi......................................................................................................................................4
5. Kondensasi...................................................................................................................................4
6. Adveksi........................................................................................................................................5
7. Presipitasi.....................................................................................................................................5
8. Run Off.........................................................................................................................................5
9. Infiltrasi........................................................................................................................................5
2.2 Daerah Aliran Sungai ( DAS )....................................................................................8
BAB III.....................................................................................................................................13
KESIMPULAN........................................................................................................................13
3.1. Kesimpulan................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Oktafiani Catur Pratiwi (2007). Secara garis besar aliran siklus hidrologi diawali
dari air permkaan air laut menguap yang disebut proses evaporasi. Siklus hidrologi tersebut
berjalan secara continue. Air berevaporasi kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk
curah hujan, salju, hujan batu, hujan es dan salju kemudian jatuh kepermukaan tanah. Secara
keselurahan jumlah air di planet bumi relatife tetap dari masa ke masa. Peristiwa yang
berlangsung terus menurus dan tidak tahu kapan berakhirnya yang dikenal dengan siklus
hidrologi. Menurut A. Halim Hasmar (2011:09) siklus hidrologi adalah proses yang diawali oleh
evaporation (penguapan) kemudian terjadi kondensasi dari awan hasil evaporation, selanjutnya
awan terus terproses, sehingga terjadi salju atau hujan yang jatuh ke permukaan tanah.
DAS adalah salah satu batas proses didalam siklus hidrologi. Menjadi salah satu batas
dalam suatu siklus, DAS mempunyai masukkan (hujan dan air tanah) serta keluaran (aliran
sungai). Proses pada DAS untuk mengkonversi masukkan menjadi keluaran dikontol oleh
banyak aspek, antara lain yaitu pemanfaatan lahan serta keadaan tanah (Muma, 2011).
Keberagaman aspek yang mempengaruhi proses pada DAS tidak hanya berlangsung dalam
cakupan antar DAS namun juga di dalam DAS, sebab keadaan fisik pada lingkungan DAS juga
memiliki kondisi yang bermacam-macam. Keadaan fisik pada DAS yang tidak sama tentunya
menimbulkan reaksi yang bermacam pada area-area dalam DAS tersebut, sehingga diperlukan
kajian respon hidrologi pada cakupan yang lebih sedikit dari DAS guna memastikan titik
prioritas pada pengelolaan DAS supaya lebih baik.

1
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Bagaimanakah tahapan tahapan dalam siklus hidrologi?
1.2.2 Apasajakah jenis jenis DAS ?
1.2.3 Bagaimanakah proses pembuatan DAS ?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui tahapan tahapan dalam siklus hidrologi
1.3.2 Untuk mengetahi apa saja jenis jenis DAS
1.3.3 Untuk mengetahui proses pembuatan DAS

1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan tugas ini adalah sebagai berikut:
1.4.1 Untuk memenuhi tugas pada mata kuliah pengelolaan sumber daya air.
1.4.2 Untuk menambah pengetahuan mengenai pengelolaan sumber daya air.

2
BAB II

DASAR TEORI

2.1 Siklus Hidrologi


1. Tahap tahap siklus hidrologi

Secara sederhana, proses siklus air akan melalui tahap pertama yaitu air mengalami
penguapan ke atmosfer. Kemudian, air dalam bentuk gas tersebut akan membentuk awan.
Setelah itu, air dalam bentuk awan akan kembali turun ke bumi, dimana kita mengenalnya
sebagai hujan, baik berbentuk hujan air, hujan salju atau hujan es. Setelah air kembali ke
bumi, maka air akan masuk atau meresap ke dalam tanah dengan arah vertikal maupun
horisontal. Dilanjutkan dengan kembali munculnya air ke permukaan, seperti sungai atau
danau.

3
Siklus hidrologi memiliki 9 tahap, sebagai berikut :

1. Evaporasi

Siklus air yang pertama dimulai dengan proses evaporasi atau pengupan. Penguapan adalah
proses perubahan molekul cair menjadi molekul gas. Proses penguapan ini dibantu secara
alami oleh panas matahari. Sinar matahari yang menyinari tanah, sungai, danau, dan laut akan
menyebabkan air menjadi uap air dan menguap ke atmosfer.

2. Transpirasi

Selain penguapan air secara langsung, tumbuhan dan hewan juga melangsungkan penguapan.
Proses ini dinamakan transpirasi. Tumbuhan menyerap air melalui akar, kemudian digunakan
untuk proses fotosintesis, lalu uap air dikeluarkan melalui stomata.

Sedangkan pada hewan, penguapan dapat terjadi ketika hewan mengonsumsi air kemudian
melakukan pernapasan yang menghasilkan uap air.

3. Evapotranspirasi

Gabungan antara evaporasi dan transpirasi disebut evapotranspirasi. Jadi, evepotranspirasi


adalah penguapan air yang terjadi di permukaan bumi.

4. Sublimasi

Di wilayah kutub, baik kutub utara dan selatan, serta wilayah yang banyak terdapat lapisan es
akan mengalami proses sublimasi. Sublimasi ialah peristiwa berubahnya es menjadi uap air
tanpa menjadi zat cair terlebih dahulu.

5. Kondensasi

Kondensasi adalah proses berubahnya uap air menjadi cairan. Fase ini terjadi apabila uap air
yang naik menuju atmosfer berada pada titik tertentu, kemudian berubah menjadi titik-titik
air. Titik-titik air inilah yang menjadi awan jika berkumpul di udara. Semakin banyak
kumpulan titik-titik air, maka akan menyebabkan awan tebal dan hitam.

4
6. Adveksi

Awan yang telah terbentuk pada fase sebelumnya akan berpindah menuju lokasi lain karena
pengaruh angin dan perbedaan tekanan udara. Jadi, adveksi ini adalah proses berpindahnya
awan. Adveksi menjadikan awan-awan menyebar dan berpindah tempat. Misalnya awan di
wilayah lautan berpindah ke wilayah daratan.

7. Presipitasi

Awan yang terbuat dari titi-titik air dan telah melawati fase adveksi, kemudian akan
mengalamki fase presipitasi. Presipitasi adalah proses turunnya hujan atau proses mencairnya
awan akibat suhu udara yang tinggi.

8. Run Off

Peristiwa hujan yang jatuh ke permukaan bumi dan terjadi di wilayah dataran tinggi,
misalnya hujan di daerah hulu sungai. Akan menyebabkan air mengalir ke daratan yang lebih
rendah, sehingga proses Run Off dapat diartikan adalah proses bergeraknya air.

9. Infiltrasi

Air hujan yang jatuh ke permukaan bumi tidak seluruhnya langsung menuju ke danau,
sungai, dan lautan. Maka dari itu, air yang masuk ke dalam pori-pori tanah dan menjadi air
tanah ini disebut fase infiltrasi. Kemudian setelah itu, air akan kembali ke siklus awal
hidrologi yaitu evaporasi dan seterusnya.

Siklus hidrologi terdiri dari tiga macam , yaitu :

1. Siklus Pendek

Pada siklus pendek ini, hujan terjadi dipermukaan laut dan prosesnya hanya
melibatkan laut saja.

1. Penguapan air laut karena pemanasan matahari di permukaan laut.

2. Air laut mengalami perubahan bentuk menjadi gas

3. Terjadi kondensasi atau pengembunan

4. Pembentukan awan

5. Awan yang tertiup angin menyebabkan turun hujan

5
6. Hujan jatuh diwilayah laut

2. Siklus Sedang

Siklus sedang melibatkan wilayah darat dan laut, siklus ini yang biasa terjadi di
Indonesia.

1. Penguapan air laut karena pemanasan matahari di permukaan laut

2. Terjadi kondensasi atau pengembunan

3. Uap bergerak oleh tiupan angin kedarat

4. Pembentukan awan

5. Turun hujan dipermukaan daratan

6. Air mengalir disungai dan selanjutnya menuju laut Kembali

6
3. Siklus Panjang

1. Penguapan air laut karna pemanasan matahari dipermukaan laut

2. Uap air mengalami sublimasi

3. Pembentukan awan yang menganduk kristal es

4. Awan bergerak oleh tiupan angin kedarat

5. Pembentukan awan

6. Turun salju didaerah kutub

7. Pembentukan gletser

8. Gletser mencair membentuk aliran Sungai

9. Air mengalir di Sungai menuju darat kemudian kelaut

7
2.2 Daerah Aliran Sungai ( DAS )
1. Pengertian DAS
Berikut pengertian DAS dari beberapa sumber :
 Menurut Dharmawan, dkk (2005), DAS adalah bentang lahan yang dibatasi
oleh topografi pemisah aliran (topographic divide), yaitu punggung bukit atau
gunung yang menangkap curah hujan, menyimpan dan kemudian
mengalirkannya melalui saluran-saluran pengaliran ke suatu titik (outlet) yang
umumnya berada di muara sungai biasa atau danau.
 Menurut Asdak (2010), DAS adalah suatu wilayah daratan yang secara
topografik dibatasi punggung-punggung gunung yang menampung dan
menyimpan air hujan untuk kemudian menyalurkannya ke laut melalui sungai
utama.
 Menurut Suripin (2002), DAS adalah suatu wilayah yang dibatasi oleh batas
alam, seperti punggung bukit-bukit atau gunung, maupun batas batuan, seperti
jalan atau tanggul, dimana air hujan turun di wilayah tersebut memberi
kontribusi aliran ke titik kontrol (outlet).
 Menurut Kodoatie dan Sugiyanto (2002), DAS adalah suatu kesatuan
daerah/wilayah/kawasan tata air yang terbentuk secara alamiah dimana air
tertangkap (berasal dari curah hujan), dan akan mengalir dari
daerah/wilayah/kawasan tersebut menuju ke arah sungai dan sungai yang
bersangkutan.
 Menurut Sugiharto (2001), DAS adalah suatu daerah yang dibatasi oleh
pemisah topografi yang menerima air hujan, menampung, menyimpan, dan
mengalirkan ke sungai dan seterusnya ke danau atau ke laut.

2. Jenis Jenis Bentuk DAS


 Bentuk bulu burung
Bentuk bulu burung adalah istilah yang umumnya digunakan untuk
menggambarkan pola aliran sungai yang menyerupai jaringan atau rantai bulu
burung. Dalam konteks daerah aliran sungai (DAS), bentuk bulu burung
mengacu pada pola aliran sungai yang memiliki sungai-sungai kecil yang
bermuara ke sungai utama seperti helai-helai bulu burung yang tersebar.

8
Pola ini biasanya terbentuk di daerah dengan batuan yang keras dan tahan
erosi, di mana aliran sungai kecil membentuk lekukan-lekukan yang saling
terhubung dan mengalir ke sungai utama. Pola ini dapat memengaruhi cara
aliran air dan sedimentasi di DAS tersebut, serta mempengaruhi ekosistem dan
kehidupan di sekitarnya.

 Bentuk radial (menyebar)


Dalam konteks daerah aliran sungai, "bentuk radial" mengacu pada pola aliran
sungai di mana sungai-sungai bermuara ke satu titik pusat seperti jari-jari roda.
Dalam sistem ini, sungai-sungai kecil atau anak sungai mengalir dari berbagai
arah menuju sungai utama atau sungai utama yang kemudian mengalir ke titik
pusat tersebut. Hal ini sering terjadi di lereng gunung atau gunung berapi di
mana erosi oleh air hujan atau aliran lava menciptakan pola aliran seperti ini.
Bentuk radial dapat ditemukan di banyak gunung berapi aktif di seluruh dunia.

 Bentuk paralel
DAS paralel adalah salah satu bentuk pola sungai dalam sistem drainase yang
terbentuk di atas batuan yang relatif keras dan tidak mudah tererosi. Ciri
khasnya adalah sungai-sungai yang mengalir sejajar satu sama lain dengan
arah aliran yang relatif konstan. memiliki karakteristik dimana dua aliran
sungai yang sejajar bersatu di bagian hilir, banjir terjadi di pertemuan anak
sungai (Ramdan, 2004). Pola ini terjadi karena resistensi erosi yang
seragam di seluruh wilayah, sehingga sungai-sungai cenderung mengikuti
jalur yang sama dalam proses erosi. DAS paralel sering terlihat seperti
jaringan sungai yang teratur dan seragam.

3. Proses Pembentukan DAS


Proses pembentukan Daerah Aliran Sungai (DAS) melibatkan serangkaian tahapan
yang kompleks dan memerlukan waktu yang cukup lama. Berikut adalah tahapan-
tahapan umum dalam pembentukan DAS:
1. Hujan dan Pelarutan: Air hujan pertama-tama akan meresap ke dalam tanah,
melarutkan mineral-mineral dari batuan, dan membentuk air tanah.

9
2. Aliran Permukaan Awal: Air hujan yang tidak dapat meresap ke dalam tanah akan
membentuk aliran permukaan yang membawa material-material erosi.
3. Erosi: Air hujan dan aliran permukaan akan merusak lapisan tanah dan batuan
yang lebih lunak, membentuk alur-alur awal sungai.
4. Pengangkutan Material: Air sungai akan mengangkut material-material erosi
seperti batu, pasir, dan lumpur dari hulu ke hilir.
5. Pembentukan Alur Sungai: Proses erosi dan pengendapan material erosi akan
membentuk alur sungai yang semakin dalam dan lebar.
6. Pembentukan DAS: Selama proses ini, aliran sungai akan membentuk jaringan
sungai yang terdiri dari sungai-sungai utama dan anak sungai yang membentuk
Daerah Aliran Sungai (DAS).
7. Perubahan Pola Aliran: Pola aliran sungai dalam DAS dapat mengalami
perubahan seiring waktu karena faktor-faktor seperti perubahan iklim, pergerakan
lempeng bumi, atau aktivitas manusia.

Setiap tahapan dalam pembentukan DAS ini dapat berlangsung dalam rentang
waktu yang sangat panjang, tergantung pada kondisi geologis, iklim, dan topografi
di suatu wilayah. Parameter-parameter morfometri dan morfologi yang menjadi
nilai
dan angka koefisien karakteristik DAS untuk memprediksi besarnya aliran
permukaan terdiri dari beberapa faktor, yaitu:

1. Kondisi topografi yang menggambarkan kondisi fisiografi ataupun relief permukaan


yang dapat diwakili sebagai ukuran kemiringan lereng permukaan lahan, menjadi
faktor dominan dalam menentukan besar kecilnya curah hujan yang jatuh kemudian
menjadi limpasan permukaan setelah dipertimbangkan besarnya kapasitas infiltrasi.
2. Kondisi tanah dan batuan yang menentukan besarnya bagian curah hujan yang
mengalami peresapan ke dalam lapisan tanah dan batuan yang dikenal dengan
infiltrasi tanah.
3. Kondisi tutupan vegetasi dan jenis tanaman semusim yang berfungsi untuk menerima
atau menangkap dan menyimpan air hujan yang jatuh di permukaan lahan tersebut
tergantung pada jenis dan kerapatan penutupan vegetasi dan tanaman semusim
lainnya.

10
4. Kondisi timbunan permukaan lahan (surface storage, surface detention) yang mampu
menangkap air hujan yang jatuh sehingga berfungsi untuk menghalangi laju aliran
limpasan permukaan, yang berarti pula bahwa permukaan lahan tersebut menjadi
tergenang ataupun mengalami pengatusan cepat.

4. Contoh DAS yang telah terbentuk pada peta


Beberapa contoh DAS yang telah terbentuk pada peta , yaitu :

DAS di Sumatera Utara

DAS di Gorontalo

11
DAS Keduang

DAS di Papua Barat

12
BAB III

KESIMPULA

3.1.Kesimpulan

Secara garis besar aliran siklus hidrologi diawali dari air permkaan air laut menguap
yang disebut proses evaporasi. Siklus hidrologi tersebut berjalan secara continue. Air
berevaporasi kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk curah hujan, salju, hujan batu,
hujan es dan salju kemudian jatuh kepermukaan tanah. Siklus hidrologi memiliki 9 tahap
yaitu , evaporasi, transpirasi, evapotranspirasi, sublimasi, kondensasi, adveksi, presipitasi,
run off, dan infiltrasi.
DAS adalah salah satu batas proses didalam siklus hidrologi. Menjadi salah satu batas
dalam suatu siklus, DAS mempunyai masukkan (hujan dan air tanah) serta keluaran (aliran
sungai). Proses pada DAS untuk mengkonversi masukkan menjadi keluaran dikontol oleh
banyak aspek, antara lain yaitu pemanfaatan lahan serta keadaan tanah (Muma, 2011).

13
DAFTAR PUSTAKA

Dharmawan, Agus. 2005. Ekologi Hewan. Malang: Universitas Negeri Malang.

Asdak, Chay. 2010. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Air Sungai.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Suripin. 2002. Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Yogyakarta: Andi.

Kodoatie, R.J. dan Sugiyanto. 2002. Banjir, Beberapa Penyebab dan Metode
Pengendaliannya dalam Perspektif Lingkungan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sugiharto. 2001. Dasar-dasar Pengolahan Air Limbah. Jakarta: Universitas

Indonesia. Ramdan H. (2004). Prinsip dasar Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.

Jatinangor:
Laboratorium Ekologi Hutan, Fakultas Kehutanan Universitas Winaya Mukti.

Halim Hasmar. (2011). Drainase Terapan Universitas Islam Indonesia Press. Yogyakarta.

Pratiwi, O. C. (2007). Banjir Kolektif Pengelolaan Bumi. jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Volume 11, Nomor 2, 249.

Rianto, D. J. (2021). Penentuan Intensitas Curah Hujan Dalam Menentukan Debit


Limpasan Untuk Rekomendasi Pembuatan Saluran Air Terhadap Tipe Dinding
Saluran
Air Yang Berbeda. Jurnal Inovasi Penelitian, 1795-1804.

14

Anda mungkin juga menyukai