Siti Nuraisiah
NIM S131608009
email : nuraisiah@gmail.com
PENDAHULUAN
PENERJEMAHAN
1. Pengertian Penerjemahan
Penerjemahan merupakan sebuah kajian yang melibatkan dua bahasa
yang berbeda. Beberapa ahli telah memiliki pendapat yang berbeda dalam
mendeskripsikan penerjemahan. Cattford (1965) mendefinisikan penerjemahan
sebagai proses penggantian suatu teks bahasa sumber dengan teks bahasa
sasaran (Nababan, 2008:19). Pendapat ini dinilai kurang kuat karena
bagaimanapun struktur bahasa sumber dan bahasa sasaran berbeda sehingga
tidak cukup hanya sekedar penggantian teks, penggantian struktur juga harus
diperhatikan.
Berbeda dengan Cattford, Brislin (1976) mengatakan bahwa
penerjemahan adalah istilah umum yang mengacu pada pengalihan pikiran atau
gagasan dari suatu bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran (Nababan,
2008:19). Pendapat ini juga masih kurang kuat karena hanya terpaku pada
pengalihan pesan saja, sedangkan gaya bahasa sumber yang dialihkan kedalam
bahasa sasaran masih belum menjadi pertimbangan.
Melengkapi pernyataan Brislin (1976), Kridalaksana (1985)
menyatakan penerjemahan sebagai pemindahan suatu amanat dari BSu ke
dalam BSa dengan pertama-tama mengungkapkan maknanya dan kemudian
gaya bahasanya (Nababan, 2008:19-20). Namun Kridalaksana masih belum
mempertimbangkan pembaca, sehingga untuk melengkapinya Duff (1981)
menyatakan bahwa penerjemah berurusan dengan gaya bahasa, untuk siapa
karya tersebut, dan tingkat kemampuan khusus para pembaca (Nababan,
2008;21).
Dapat disimpulkan bahwa penerjemahan adalah proses pengalihan
pesan dari bahasa sumber ke bahasa sasaran dengan memperhatikan struktur
bahasa, gaya bahasa dan tingkat kemampuan khusus pembaca.
2. Proses Penerjemahan
Proses penerjemahan merupakan proses batin yang ada dalam pikiran
manusia. Adapun tahap proses penerjemahan terdiri dari tiga tahap, yaitu
analisis teks bahasa sumber, pengalihan pesan dan restrukturisasi (Nababan,
2008:25).
Analisis teks bahasa sumber diwujudkan dalam membaca dan
memahami isi teks (unsur linguistik/unsur kebahasaan dan unsur
ekstralinguistik/unsur yang berada di luar kebahasaan/sosio budaya).
Sedangkan, proses pengalihan isi, makna dan pesan merupakan proses batin
yang berlangsung dalam pikiran penerjemah, dan kemudian diungkapkan dalam
BSa secara lisan atau tulisan. Terakhir, penyelarasan/restrukturisasi adalah
pengubahan proses pengalihan menjadi stilistik yang cocok dengan BSa,
pembaca atau pendengar (Nababan, 2008:25-28)
KECAP PANGANTEUR
Kecap panganter merupakan salah satu jenis kecap panambah atau lebih
dikenal dengan kata keterangan (adverbial). Kecap panganteur merujuk pada
pengantar. Kecap panganteur memiliki fungsi untuk mengantarkan kata kerja, kata
sipat dan memiliki arti ‘aspék inkoatif’ – aspek yang menyatakan berlangsungnya
awal kejadian (Sudaryat, 2007:77 dan 90). Sudaryat juga menambahkan bahwa
kecap panganteur berada sebelum kata kerja, kata benda atau kadang-kadang
mewakili kata kerja atau benda itu sendiri.
Contoh :
Kata belecet yang dicetak tebal dalam kalimat di atas merupakan kecap panganteur
dari kata lumpat yang berarti ‘lari’ dalam bahasa Indonesia. Kata belecet lumpat
merupakan sebuah kolokasi endosentris – kolokasi yang mempunyai unsur
inti/head dan unsur penjelas/modifier dan arti dari kata tersebut masih terbawa
(Nababan : 2008:106). Kolokasi ini merupakan sebuah kolokasi tetap, dalam artian
bahwa kata belecet pasti diikuti oleh kata lumpat (lih. contoh : 1.a dan 1.b). Namun,
kata belecet dapat berdiri sendiri juga (tidak berkolokasi) dan mewakili lumpat itu
sendiri (lih. contoh : 1.c).
Contoh:
Kata barakatak dan blug merupakan bentuk suara dari seuri (tertawa) dan labuh
(jatuh). Jika diterjemahkan kedalam bahasa Inggris maka akan menjadi
Contoh:
Kata jung dan plong merupakan binomial dari kata nangtung (berdiri) dan
ngemplong (lega). Jika diterjemahkan maka akan menjadi
Contoh:
4.a Harita basa Ema nyarékan si Nyai, manéhna langsung segruk ceurik
gera.
Kata segruk dan kuniang merupakan kata yang menerangkan kata ceurik
(menangis) dan hudang (bangun). Jika diterjemahkan akan menjadi
4.a When mother was angry, immediately, Nyai was crying uncontrollably
SIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Sudaryat, Yayat dkk. 2007. Tata Basa Sunda Kiwari. Bandung: Yrama Widya .
Oxford Advance Learner’s Dictionary New 8th Edition. 2010. Oxford: Oxford
University Press
Sumber Internet
https://manuskripkesunyian.wordpress.com/2008/10/06/kecap-panganteur/ diakses
pada tanggal 21 November 2016
http://bambang-share1.blogspot.co.id/2010/11/kamus-sunda-lengkap.html diakses
pada tanggal 14 November 2016