Kelompok VII
DI SUSUN OLEH :
1. Raden Winda Indah Fatmayanti (231010201425)
2. Rizky Ramadhani Aryantono (231010200380)
3. Rosa Febrian Ginting (231010201333)
4. Suci Aulia Ramadanti (231010201911)
5. Wiratmadi Adityo Sunutomo (231010200442)
Jl. Raya Puspitek, Buaran , Kec. Pamulang, Kota. Tangerang Selatan Banten 15310
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami bisa menyelesaikan karya ilmiah tentang "
SELAYANG PANDANG BAHASA INDONESIA DAN CONTOH KASUS
HUKUM DI INDONESIA".
Tidak lupa juga kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
turut memberikan kontribusi dalam penyusunan karya ilmiah ini. Tentunya, tidak
akan bisa maksimal jika tidak mendapat dukungan dari berbagai pihak.
Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam karya ilmiah ini. Oleh karena
itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki karya ilmiah ini.
Kami berharap semoga karya ilmiah yang kami susun ini memberikan manfaat dan
juga inspirasi untuk pembaca.
Kelompok VII
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………1
DAFTAR ISI………………………………………………………………………..2
BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………..3
1. 1. Latar Belakang Masalah…………………………………………………...3
1. 2. Rumusan Masalah…………………………………………………………3
1. 3. Tujuan Masalah……………………………………………………………3
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………...4
2. 1. Sejarah Bahasa Indonesia………………………………………………….4
2. 2. Ciri Khas Bahasa Indonesia……………………………………………….6
2. 3. Pentingnya Bahasa Indonesia dalam Konteks Hukum di Indonesia……...8
2. 4. Contoh Kasus Hukum terkait Bahasa Indonesia…………………………..9
2. 5. Hambatan dalam Implementasi Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Sistem
Hukum…………………………………………………………………………11
2. 6.Upaya Meningkatkan Penggunaan Bahasa Indonesia dalam Sistem
Hukum…………………………………………………………………………12
BAB III KESIMPULAN…………………………………………………………..13
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………...14
BAB I
PENDAHULUAN
2. Penjajahan Belanda:
• Selama masa penjajahan Belanda, sistem hukum kolonial diterapkan
di Indonesia. Hukum perdata dan hukum pidana Belanda
mempengaruhi struktur hukum Indonesia. Pengenalan hukum tanah
dan pemberlakuan hukuman mati oleh pemerintah kolonial Belanda
adalah contoh pengaruhnya.
4. Proklamasi Kemerdekaan:
• Pada 17 Agustus 1945, Indonesia memproklamasikan
kemerdekaannya. Periode awal kemerdekaan diwarnai oleh upaya
membentuk negara dan pemerintahan baru, termasuk pembentukan
hukum dan kebijakan nasional.
5. Undang-Undang Dasar 1945:
• Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945) menjadi landasan hukum
tertinggi dan diakui sebagai konstitusi Indonesia. UUD 1945
mengatur dasar-dasar negara, hak asasi manusia, dan pembagian
kekuasaan antara lembaga-lembaga negara.
7. Orde Baru:
• Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto
mendeklarasikan stabilitas dan pembangunan ekonomi sebagai
prioritas utama. Selama masa ini, terdapat juga kendali politik yang
ketat dan pembatasan terhadap kebebasan sipil.
3. Struktur Kalimat:
• Struktur kalimat bahasa Indonesia cenderung sederhana. Subjek-
predikat-objek (SPO) adalah urutan umum dalam kalimat, meskipun
variasi urutan kata sering terjadi untuk memberikan penekanan atau
nuansa tertentu.
4. Kemiskinan Morfologi:
• Morfologi bahasa Indonesia relatif sederhana jika dibandingkan
dengan beberapa bahasa lain. Pembentukan kata-kata dan morfem
(unit makna terkecil) biasanya jelas dan tidak kompleks.
5. Pembentukan Kata:
• Bahasa Indonesia memiliki fleksibilitas dalam pembentukan kata
baru. Kebijakan kebahasaan yang mendorong penggunaan kata baku
dan upaya mengakomodasi perkembangan zaman telah
memungkinkan kemudahan dalam memasukkan kata-kata baru.
6. Kemapanan Leksikal:
• Bahasa Indonesia memiliki kemapanan leksikal yang kuat, dengan
banyak kata yang berasal dari bahasa Melayu dan memiliki padanan
yang jelas dengan bahasa-bahasa daerah di Indonesia.
7. Kemapanan Gramatikal:
• Struktur tata bahasa (gramatika) bahasa Indonesia relatif mudah untuk
dipelajari. Tidak ada perubahan bentuk kata berdasarkan waktu atau
ketegangan seperti dalam beberapa bahasa lainnya.
9. Pola Reduplikasi:
• Reduplikasi (pengulangan suku kata atau seluruh kata) sering
digunakan dalam bahasa Indonesia untuk memberikan nuansa atau
intensitas. Contoh umumnya adalah kata "makan" menjadi "makan-
makan."
Bahasa Indonesia memiliki peran yang sangat penting dalam konteks hukum
di Indonesia. Beberapa hal yang menunjukkan pentingnya bahasa Indonesia
dalam ranah hukum meliputi:
1. Bahasa Resmi Sistem Peradilan:
• Bahasa Indonesia diakui sebagai bahasa resmi dalam sistem peradilan
di Indonesia. Segala proses hukum, termasuk persidangan, pembacaan
putusan, dan pendaftaran perkara, dilakukan dalam bahasa Indonesia.
Ini memastikan keseragaman dan pemahaman yang sama di semua
tingkat peradilan.
7. Penerjemahan Hukum:
• Dalam kasus-kasus tertentu yang melibatkan pihak yang tidak berasal
dari Indonesia, penerjemahan hukum dari bahasa asing ke bahasa
Indonesia atau sebaliknya menjadi penting agar semua pihak dapat
memahami dan berpartisipasi dalam proses hukum.
Pentingnya bahasa Indonesia dalam konteks hukum di Indonesia menciptakan
landasan yang stabil untuk sistem peradilan yang efektif, keadilan yang inklusif,
dan penerapan hukum yang sesuai dengan konteks budaya dan nilai-nilai
masyarakat Indonesia. Bahasa adalah alat yang penting untuk memastikan bahwa
hukum dapat diakses dan dipahami oleh semua warga negara.
3. Sengketa Penerjemahan:
• Kasus: Sebuah perusahaan Indonesia terlibat dalam sengketa bisnis
dengan mitra asing. Sengketa tersebut melibatkan interpretasi
penerjemahan dokumen-dokumen kontrak dari bahasa Indonesia ke
bahasa asing. Kedua belah pihak menyewa ahli bahasa dan
memasukkan masalah ini dalam proses peradilan.