Anda di halaman 1dari 4

Kerusakan transportasi perkotaan

Contoh kedua adalah meningkatnya kerusakan transportasi umum perkotaan. Sebagai tanggapan
terhadap perpindahan penduduk pinggiran kota dan peningkatan kepemilikan mobil setelah
Perang Dunia Kedua, kebijakan publik yang sangat bertanggung jawab dari perencana kota
terlihat dengan memperbaiki jaringan jalan dan fasilitas parkir pusat kota. Sayangnya, hal itu
juga mengakibatkan penurunan penggunaan fasilitas transportasi umum. Hal tersebut kemudian
menyebabkan kenaikan tarif dan pemangkasan frekuensi dan cakupan layanan, yang
mempercepat pergeseran dari transportasi umum ke transportasi pribadi, dan cerita tersebut
berlanjut. Hasil akhirnya adalah hampir punahnya transportasi umum di banyak kota dan
kemacetan lalu lintas yang semakin serius di jalan akses yang digunakan oleh para pekerja.
Sekali lagi kita melihat bahwa pengambilan keputusan yang tampaknya baik dan bertanggung
jawab menghasilkan hasil yang tidak terduga yang hanya sementara meningkatkan akses ke
pusat kota. Menarik untuk berspekulasi apa yang akan terjadi jika walikota kota memilih untuk
meningkatkan transportasi umum untuk membawa orang-orang dari pinggiran kota ke dalam
kota, daripada meningkatkan jaringan jalan.

Permasalahan:
Kerusakan Transportasi Umum: Kenaikan tarif dan pemangkasan frekuensi dan cakupan layanan
transportasi umum mengakibatkan penurunan penggunaan fasilitas tersebut.

Tujuan Awal:
Meningkatkan Aksesibilitas ke Pusat Kota: Tujuan awal kebijakan perencana kota adalah untuk
meningkatkan aksesibilitas ke pusat kota dengan memperbaiki jaringan jalan dan fasilitas parkir.

Dampak:

1. Peningkatan Ketergantungan pada Transportasi Pribadi: Kebijakan tersebut menghasilkan


peningkatan ketergantungan masyarakat pada transportasi pribadi, seperti mobil, yang
pada gilirannya meningkatkan kemacetan lalu lintas.
2. Kemacetan Lalu Lintas: Kurangnya alternatif transportasi umum yang memadai
menyebabkan kemacetan lalu lintas yang semakin serius di jalan akses yang digunakan
oleh para pekerja.
3. Penurunan Ketersediaan Transportasi Umum: Kebijakan yang menyebabkan penurunan
penggunaan transportasi umum dapat mengancam keberlanjutan layanan tersebut, bahkan
menyebabkan hampir punahnya transportasi umum di banyak kota.

Potensi Solusi Alternatif


Meningkatkan Transportasi Umum: Walikota dapat memilih untuk fokus pada meningkatkan
transportasi umum, misalnya dengan meningkatkan jaringan, frekuensi, dan cakupan layanan,
sebagai alternatif untuk membawa orang-orang dari pinggiran kota ke dalam kota, yang dapat
mengurangi ketergantungan pada transportasi pribadi dan mengurangi kemacetan lalu lintas.
Dampak yang tidak direncanakan dan kontra-intuitif

Dalam semua kasus ini, kita melihat tema umum: keputusan yang tampaknya rasional dibuat
dengan asumsi bahwa 'Tindakan A akan menyebabkan hasil yang diinginkan B terwujud.' Tetapi
selain B, keputusan juga menyebabkan C, D, dan E. Beberapa dari hasil ini tidak disengaja dan
tidak terduga, dan dapat sebagian atau sepenuhnya meredam manfaat ekonomi atau sosial yang
dicari dari hasil yang dimaksudkan B.
Pengambilan keputusan yang bertanggung jawab jelas harus mempertimbangkan efek tidak
diinginkan dan/atau tambahan yang bermanfaat dari hasil yang tidak direncanakan pada sistem
secara keseluruhan. Pertimbangan terhadap hasil semacam itu mungkin sangat mempengaruhi
keputusan. Analisis sistem komprehensif lebih mungkin untuk mengungkapkan sebagian besar
hasil yang tidak direncanakan daripada analisis sebab-akibat yang sempit (lihat Bagian 2.4 untuk
pemikiran sebab-akibat). Beberapa hasil yang benar-benar tercapai, baik yang direncanakan
maupun tidak direncanakan, mungkin 'kontra-intuitif' - apa yang terjadi pada pandangan pertama
terlihat bertentangan dengan apa yang akal sehat dan intuisi katakan seharusnya terjadi. Berikut
adalah dua contoh.

Tujuan Awal:
Tujuan awalnya mungkin adalah untuk meningkatkan aksesibilitas, mobilitas, dan konektivitas di
perkotaan. Mungkin juga tujuan awalnya adalah untuk mengurangi kemacetan, meningkatkan
efisiensi transportasi, dan memperbaiki infrastruktur transportasi yang sudah ada.

Dampak Tidak Direncanakan:


Salah satu dampak tidak direncanakan yang disebutkan adalah adanya efek-efek samping yang
tidak terduga dari keputusan yang diambil. Ini bisa termasuk peningkatan polusi udara, degradasi
lingkungan, atau peningkatan ketegangan sosial akibat konflik antara berbagai pihak yang
terpengaruh.
Dampak-dampak ini mungkin meredam manfaat ekonomi atau sosial yang diharapkan dari
pembangunan transportasi perkotaan.
Dampak Kontra-intuitif:
Beberapa dampak yang terjadi mungkin bertentangan dengan intuisi atau harapan awal.
Contohnya bisa berupa peningkatan kemacetan setelah pembangunan jalan baru, karena
meningkatnya jumlah kendaraan yang digunakan sebagai akibat langsung dari perbaikan
aksesibilitas.
Dampak kontra-intuitif seperti ini membutuhkan analisis yang mendalam dan mungkin perlu
diantisipasi dengan lebih baik dalam perencanaan transportasi.

Pertimbangan Pengambilan Keputusan:


Diperlukan pertimbangan yang lebih komprehensif dalam pengambilan keputusan terkait
transportasi perkotaan. Ini mencakup mempertimbangkan tidak hanya dampak yang diinginkan
(misalnya, peningkatan mobilitas), tetapi juga dampak tidak direncanakan dan kontra-intuitif.
Analisis sistem yang lebih holistik dan lebih luas mungkin diperlukan untuk memahami dampak
keseluruhan dari keputusan transportasi tersebut.

Anda mungkin juga menyukai