Anda di halaman 1dari 5

Analisis Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian Desa Canggu Menjadi

Kawasan Wisata

file:///C:/Users/Acer/Downloads/28318-Article%20Text-32989-1-10-20190626.pdf
http://ejournal.kemenparekraf.go.id/index.php/jki/article/view/160/48
https://ejournal.ppb.ac.id/index.php/jpar/article/view/609/553
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/JISH/article/view/45696/23722
http://e-journal.uajy.ac.id/22235/4/TA%20315869.pdf
file:///C:/Users/Acer/Downloads/Jurnal_DesaCangguBalisebuahbasecampdigitalnomad.pdf
https://ojs.unud.ac.id/index.php/destinasipar/article/view/74965/40132
file:///C:/Users/Acer/Downloads/236-Article%20Text-733-1-10-20230601.pdf

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1KAJIAN PUSTAKA

Tanggapan masyarakat terhadap pengalihan fungsi lahan pertanian desa canggu menjadi
kawasan wisata

Pembahasan topik mengenai sampah memang jumlahnya sudah sangat melimpah, namun
belum ditemukan penelitian tentang sampah yang cara penanggulangannya dilakukan
secara CSC (Collecting, Sorting and Cleaning Up). Penelitian terdahulu tentang topik 3R
(Reduse, Reuse, Recycle) sangat membantu penulis dalam perumusan metode CSC
(Collecting, Sorting, Cleaning Up) dalam penelitian ini. Metode Pengelolaan Sampah:
Pengelolaan Sampah 3R (Reduce, Reuse, Recycle), Jurnal Pendidikan Islam, 2018.
Penelitian ini menjelaskan tentang metode pengolahan sampah dengan cara Reduce,
Reuse dan Recycle untuk menumbuhkan karakter peduli lingkungan.

Sistem Pengelolaan dan Upaya penanggulangan sampah di Kel.Dufa Dufa Kota Ternate,
Jurnal BIOeduKASI, 2016. Penelitian ini menegaskan bahwa penanggulangan sampah
berkaitan erat dengan kebiasaan masyarakat itu sendiri, sehingga membutuhkan kesadaran
masyarakat juga dalam memecahkan masalah tersebut. Jurnal ini juga membahas tentang
terbatasnya lahan TPA yang mendorong masyarakat untuk membuang sampah secara
sembarangan dan terlebih lagi mereka tidak memisahkan antara sampah organik ataupun
sampah non organik di kawasan tersebut.

Hal ini memacu penulis untuk melakukan penelitian guna mengetahui lebih dalam perihal
alasan mengapa masyarakat di Banjar Abiantimbul, Desa Pemecutan Kelod, Denpasar juga
melakukan hal yang sama, yaitu membuang sampah mereka secara sembarangan di
Sungai yang ada disana. Disisi lain penulis juga terdorong untuk mengimplementasikan
metode penanggulangan sampah secara CSC (Collecting, Sorting, Cleaning Up) karena ini
dapat mengedukasi masyarakat perihal tata cara penanggulangan sampah agar ini tidak
menjadi sebuah persoalan lagi.
Desa Canggu, Bali sangat terkenal di kalangan wisatawan kini. Tujuan penelitian ini untuk
mengidentifikasi produk wisata ditinjau dari 4A untuk menunjang kebutuhan wisatawan
dalam berwisata dan bagaimanakah persepsi wisatawan terhadap desa canggu, bali.

2.4KERANGKA PEMIKIRAN

Mengunjungi destinasi wisata sebagai masyarakat merupakan tujuan terciptanya


pariwisata. Jika semakin banyak atraksi yang dibangun maka semakin banyak
pula kunjungan yang diterima masyarakat. Perubahan alih fungsi lahan terjadinya
suatu proses perubahan lahan dimana pada awalnya berfungsi sebagai lahan
pertanian dan beralih menjadi lahan industri maupun wisata. Lahan pertanian
berpotensi menipis karena kebutuhan akan lahan untuk perumahan, industri,
pariwisata. Konversi lahan pertanian merupakan perubahan penggunaan seluruh
lahan dari penggunaan semula ke penggunaan lain yang menimbulkan dampak
positif atau negatif terhadap lingkungan dan masyarakat. Pertanian merupakan
sektor yang dibutuhkan oleh seluruh kehidupan dan masyarakat. Konversi lahan
pertanian ke penggunaan lain mempunyai beberapa resiko terhadap masa depan
pertanian. Lahan pertanian di Kabupaten Badung yang diberikan lahan adalah
Desa Canggu, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali.

Mengacu tentang topik tersebut, penulis beranggapan bahwa dampak fungsi lahan
hadir dengan potensi pesat bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. Pentingnya
menganalisis suatu perubahan kepada masyarakat khususnya bagi wisatawan.
Terinspirasi oleh potensi risiko yang terkait dengan pengalihan lahan pertanian menjadi
kawasan wisata di Desa Canggu, penulis memutuskan meneliti perubahan tersebut
untuk menciptakan sebuah analisa. Membidik sebuah hasil yang bermanfaat dan
bersumber daya.

Berpacu pada masalah tersebut, penulis beranggapan bahwa masalah


sampah dapat terjadi karena kurangnya edukasi yang diberikan kepada
masyarakat dalam mengelola sampah mereka dengan benar serta
terampil. Terinspirasi dari metode 3R (Reduce, Reuse, Recycle) yang
sudah banyak diteliti sebelumnya, penulis memutuskan untuk
menciptakan sebuah metode baru yaitu CSC (Collecting, Sorting,
Cleaning Up). Penulis beranggapan bahwa metode CSC akan lebih
efektif dari 3R.

Sampah merupakan hasil akhir dari berbagai kegiatan, baik itu di rumah
tangga hingga masyarakat luas. Semakin banyaknya kegiatan yang
manusia lakukan, berarti semakin banyak pula sampah yang akan
mereka hasilkan. Namun jika kita melihat apa yang sedang terjadi hari
ini, sampah masih merupakan masalah tanpa solusi yang masih
senantiasa menjadi persoalan umum diberbagai kalangan masyarakat.
Salah satunya dapat kita perhatikan pada kondisi sungai yang terdapat
pada Banjar Abiantimbul, Desa Pemecutan Kelod, Kota Denpasar.
Masyarakat setempat yang tinggal disana masih kesusahan dalam
mengelola sampah yang dihasilkan, sehingga mendorong mereka untuk
membuangnya secara sembarangan di sungai daerah sana yang
mengakibatkan polusi air hingga meluapnya air sungai ke daratan.

Berpacu pada masalah tersebut, penulis beranggapan bahwa masalah


sampah dapat terjadi karena kurangnya edukasi yang diberikan kepada
masyarakat dalam mengelola sampah mereka dengan benar serta
terampil. Terinspirasi dari metode 3R (Reduce, Reuse, Recycle) yang
sudah banyak diteliti sebelumnya, penulis memutuskan untuk
menciptakan sebuah metode baru yaitu CSC (Collecting, Sorting,
Cleaning Up). Penulis beranggapan bahwa metode CSC akan lebih
efektif dari 3R.

Desa Canggu saat ini sudah menjadi destinasi pariwisata karena sesuai
dengan Undang-Undang No.10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan,Desa
Canggu memiliki letak administratif dan daya tarik wisata alam dan buatan
seperti pantai dan man made attraction berupa beach club, untuk fasilitas
umum di Desa Canggu juga sudah tersedia seperti klinik umum, kepolisian
daerah, pasar, dan masih banyak lagi.
Artikel ini membahas transformasi Desa Canggu dari sebuah desa nelayan
dan petani menjadi sebuah kawasan berkarakteristik perkotaan dengan
kegiatan ekonomi utama berbasis pariwisata. Masuknya investor kapitalis
dan penetapan kawasan pariwisata oleh pemerintah memberikan peluang
yang lebih besar terhadap perubahan ini. Penelitian ini melihat bagaimana
transformasi ruang untuk kepentingan pariwisata menyebabkan perubahan
kondisi sosial pada ruang-ruang publik di Desa Canggu. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif melalui wawancara mendalam dengan
beberapa informan, seperti kepala Desa Canggu, pemilik akomodasi
pariwisata, dan petani Canggu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Desa Canggu telah mengalami turisme yang ditandai dengan berdirinya
akomodasi yang dibangun oleh investor yang didukung oleh pemerintah
daerah dengan menetapkan desa ini sebagai kawasan pariwisata untuk
meningkatkan pendapatan asli daerah. Ruang-ruang yang berubah dengan
mendukung kegiatan pariwisata pada akhirnya mengubah tatanan sosial
ekonomi masyarakat dari kegiatan non-industri menjadi kegiatan ekonomi
berbasis pariwisata. Iklim pariwisata yang baru di Desa Canggu kemudian
mengooptasi masyarakat lokal, ditandai dengan munculnya akomodasi
yang dibangun oleh masyarakat lokal, seperti villa, homestay, dan
guesthouse, sebagai bagian dari perubahan cara pandang masyarakat
lokal terhadap perubahan ekonomi di Desa Canggu.

Sampah merupakan hasil akhir dari berbagai kegiatan, baik itu di rumah
tangga hingga masyarakat luas. Semakin banyaknya kegiatan yang
manusia lakukan, berarti semakin banyak pula sampah yang akan
mereka hasilkan. Namun jika kita melihat apa yang sedang terjadi hari
ini, sampah masih merupakan masalah tanpa solusi yang masih
senantiasa menjadi persoalan umum diberbagai kalangan masyarakat.
Salah satunya dapat kita perhatikan pada kondisi sungai yang terdapat
pada Banjar Abiantimbul, Desa Pemecutan Kelod, Kota Denpasar.
Masyarakat setempat yang tinggal disana masih kesusahan dalam
mengelola sampah yang dihasilkan, sehingga mendorong mereka untuk
membuangnya secara sembarangan di sungai daerah sana yang
mengakibatkan polusi air hingga meluapnya air sungai ke daratan.
Berpacu pada masalah tersebut, penulis beranggapan bahwa masalah
sampah dapat terjadi karena kurangnya edukasi yang diberikan kepada
masyarakat dalam mengelola sampah mereka dengan benar serta
terampil. Terinspirasi dari metode 3R (Reduce, Reuse, Recycle) yang
sudah banyak diteliti sebelumnya, penulis memutuskan untuk
menciptakan sebuah metode baru yaitu CSC (Collecting, Sorting,
Cleaning Up). Penulis beranggapan bahwa metode CSC akan lebih
efektif dari 3R.

Anda mungkin juga menyukai