Jaksa : Baiklah silakan anda menyampaikan kesaksian dan kronologi dari kejadian tersebut..
Saksi : pada saat itu sedang ada acara keluarga dikediaman rumah saya yang jaraknya tak
jauh dari rumah saudara Aris, sekitar pukul 21.00 wib, Saya mengunjungi rumah beliau untuk
mengantarkan bingkisan. Saya mengetuk-ngetuk pintu rumah beliau, namun, tidak kunjung
ada sahutan dari dalam, saya pikir beliau tidak dengar karena terlalu berisiknya suara
kendaraan dari luar, akhirnya saya memutuskan untuk memanggil beliau dari arah pintu
belakang, saya cukup yakin bahwa penerangan lampu belakang rumah beliau cukup terang
hingga saya bisa melihat ada banyak tanaman yang tumbuh lebat yang dibatasi oleh pagar
yang tinggi.
Saksi : Awalnya saya tidak merasa curiga sama sekali. Saya pikir itu hanya sejenis tanaman
singkong dengan bentuk daun yang tidak seperti pada umumnya kebanyakan daun singkong,
namun saya hanya merasa aneh dengan lahannya yang cukup tertutup.
Saksi : Saya hanya mengamati tanaman itu sekilas saja, dan kembali mengetuk pintu
belakang untuk memberikan bingkisan, tak ada jawaban dari dalam saya pikir bahwa beliau
sudah tidur, akhirnya saya memutuskan untuk memberikan bingkisannya pada keesokan hari.
Hakim : Jaksa penuntut umum apakah ada barang bukti yang menguatkan kesaksiannya?
Jika ada silakan ditunjukkan.
Jaksa : Iya ada yang mulia ini bukti berupa foto dan video ladang ganja di belakang rumah
terdakwa Aris (jaksa maju menunjukkan bukti ).
Hakim : Pengacara mewakili saudara Aris silakan menanggapi keterangan dari jaksa
penuntut umum.
Pengacara : Iya yang mulia Saudara Aris memang memiliki ladang ganja, akan tetapi
tanaman itu semata-mata untuk kepentingan kebutuhan medis. Tanah yang ditempati untuk
menanam ganja ini memang digunakan secara sepihak namun fungsinya hanya sebagai
kebutuhan medis.
Jaksa : Walau tujuannya hanya sebagai kepentingan medis tapi tetap saja tanah yang
digunakan ilegal dan tidak adanya surat izin dari pihak kepolisian. Itu bisa menjadi bukti
bahwa saudara Aris juga turut andil dalam pembuatan narkoba.
Pengacara : Tanaman itu memang ada di kebun belakang rumah saudara Aris, namun bukan
berarti ia adalah dalang dibalik pembuatan narkoba. Dalam medis penggunaan zat adiktif
cukup diperlukan sebagai pereda nyeri dan kesakitan berlebih dengan dosis yang disesuaikan.
Hakim : Baiklah saya akan menampung keterangan dari pengacara dan jaksa..
Jaksa : Ada yang mulia, kesaksian dari saudara Hanafi akan kami lanjutkan kembali.
Jaksa : Kepada saudara Hanafi, kesaksian anda berlanjut di keesokan harinya ketika anda
kembali ingin mengantarkan bingkisan ke rumah saudara Aris, bisa dilanjutkan kembali
kronologi kejadiannya?.
Saksi : Baik, keesokan harinya sekitar pukul 10 pagi, saya kembali mengantarkan bingkisan
kerumah saudara Aris, pada saat itu pintu rumahnya sudah terbuka dan saat saya panggil
tidak ada sahutan dari dalam, karena pada saat itu saya tengah buru-buru, saya akhirnya
masuk ke dalam rumah beliau sambil meletakkan bingkisannya diatas meja ruang tamu,
namun, saat saya hendak pulang, kaki saya tersandung sebuah kotak yang terletak dibawah
meja, saya bisa melihat isi dibagian dalamya karena kotak itu terbuka dengan bau menyengat
yang khas.
Saksi : saya perhatikan di dalam kotak itu ada setidaknya sepack jarum suntik dan bubuk
putih yang tersusun rapi.
Pengacara : Selanjutnya apa yang Anda lakukan setelah melihat kotak itu?
Saksi : Saya tidak melakukan tindakan apa-apa, karena saya tidak tahu bila itu sebenarnya
adalah narkoba. Saya hanya menduganya saja, namun tak lama setelah saya mengamati kotak
itu, saudara Aris tiba-tiba datang, saya pikir kami sama-sama terkejut.
Pengacara : Maaf menyela pembicaraan, tapi saudara Aris tidak merasa anda memanggil
namanya dari luar rumah, anda masuk ke dalam rumahnya tanpa seizin pemiliknya bukankah
itu bisa dijerat tindak pidana ?
Jaksa : Apapun pendapat anda, biarkan saksi menyelesaikan pembicaraannya terlebih dulu,
tolong lanjutkan apa yang tadi anda lewatkan saudara Hanafi
Saksi : Ekhem, ketika itu saya mengira bahwa saudara Aris tengah menyuntikkan narkoba
ditangannya, mengingat saat itu ia tengah membawa suntikan ditangannya, saudara Aris pun
seketika mendorong saya keluar rumah dengan kasar, saya tidak yakin beliau ingat kejadian
itu atau tidak, karena tampaknya beliau dalam keadaan setengah sadar.
Hakim : Kepada terdakwa saudara Aris, bisa perlihatkan kedua tangan anda untuk
memastikan kesaksian dari saudara Hanafi ?
Jaksa : Benar apa yang disampaikan oleh saksi yang mulia, bahwa terdapat bekas suntikan di
lengan kiri terdakwa Aris.
Pengacara : Izin yang mulia, kami mempunyai sejumlah bukti dari hasil pemeriksaan uji
laboratorium terkait penggunaan narkoba bahwasannya saudara Aris terbukti bersih dari
konsumsi narkotika. Adapun suntikan itu bukanlah narkoba melainkan suntikan insulin, yang
berfungsi untuk menjaga kestabilan kadar gula dalam tubuh.
Hakim : Apakah anda bisa menunjukkan hasil tes dari uji laboratorium tersebut ?
Pengacara : Iya yang mulia [berjalan menunjukkan bukti hasil tes ke depan hakim]
[hakim melihat dengan seksama hasil tes yang diberikan oleh pengacara]
Hakim : Dari hasil penyelidikan, benar bahwasannya terdakwa Aris bersih dari mengonsumsi
narkoba, silahkan kembali ketempat dan dilanjutkan !
Jaksa : Dari kesaksian saudara Hanafi, beliau menyampaikan bahwa terdakwa Aris dalam
kondisi setengah sadar, apa benar terdakwa Aris tidak mengingat kejadian pada saat itu ?
Terdakwa : Itu tidak benar pak Hakim, pada saat itu saya sepenuhnya dalam kondisi sadar,
saya sangat jelas melihat saudara Hanafi menyelinap masuk ke dalam rumah saya. Bahkan
saya ingat pakaian yang ia kenakan pada saat itu, terlebih ia menggunakan sarung tangan,
saya pikir ia akan menjarah barang-barang yang ada dirumah saya, makanya saya mulai
tersulut emosi dan menyuruhnya keluar dari rumah saya.
Saksi : Apa anda menuduh saya yang tidak-tidak karena telah melaporkan anda kepengadilan
ini ?, anda hanya tinggal mengaku saja bahwa kepemilikan narkoba itu ialah kepunyaan anda.
Terdakwa : Bagaimana saya bisa menerima begitu saja bahwa itu barang saya, sedangkan
saya saja baru tau ada barang itu dirumah saya. Seharusnya saya yang curiga kepada anda.
Hakim : Harap tenang semua !, sidang tidak akan dilanjutkan jika kedua belah pihak mencari
keributan.
Hakim : Baiklah sidang akan kembali dilanjutkan !, kepada pengacara terdakwa silahkan
memberikan tanggapan untuk mewakili terdakwa Aris
Pengacara : Baik yang mulia, sebelumnya mohon izin kepada saksi, saudara Hanafi, apakah
anda bisa membacakan tulisan yang terpampang dilayar proyektor ?
Pengacara : Tepat sekali, anda punya permasalahan dengan mata anda, tapi anda mampu
dengan jelas mendeskripsikan tentang tanaman ganja di malam hari yang tentu saja jarak
pandang terbatas karena gelap.
Saksi : Apa anda juga mencurigai saya, saya tidak habis pikir disini saya berperan sebagai
saksi mata atau tersangka ?. Saya tidak akan melanjutkan kesaksian saya lagi, saya akan
berhenti sampai disini
Pengacara : Anda tidak bisa mengakhiri kesaksian anda begitu saja saudara Hanafi, anda
harus menyelesaikan kesaksian itu secara rinci, agar kami bisa menemukan titik terang dari
segala kerancuan yang anda ceritakan, status anda kini tergantung pada kebenaran dan
keakuratan kesaksian anda.
Hakim : Kepada saudara Hanafi mohon tenang dan tetap duduk kembali dikursi interogasi
Jaksa : Mohon izin yang mulia, berkaitan dengan barang bukti, pihak kepolisian
mengkonfirmasi adanya sidik jari terdakwa Aris pada 250 gram serbuk ganja di dapurnya dan
beberapa peralatan yang diduga kuat sebagai alat untuk membuat narkoba.
Pengacara : yang mulia dari pihak kepolisian juga mengidentifikasi kotak yang dilihat oleh
saksi saudara Hanafi, dari hasil penyelidikan tidak ada sama sekali sidik jari saudara Aris
pada kotak yang dikatakan saudara Hanafi berisikan jarum suntik dan serbuk putih.
Bagaimana saudara Hanafi bisa tau kalau memang yang sebenarnya kotak itu ialah miliknya
sendiri. Saudara Aris menambahkan kalau memang pada saat itu Saudara Hanafi
menggunakan sarung tangan. Apa itu siasatnya agar sidik jarinya tidak teridentifikasi ?.
Saksi : Omong kosong apa yang anda katakan itu, disini saya hanya membuat kesaksian dari
apa yang saya lihat, bukan malah dicurigai sebagai pelaku.
Pengacara : yang mulia dari sini sudah jelas bahwa saudara Hanafi memberikan kesaksian
palsu terkait pernyataannya tentang kepemilikan dan pemakaian narkoba oleh saudara Aris.
Mohon pertimbangan dan kebijaksanaan dari anda selaku hakim.
Hakim : Kepada saudara Hanafi, apakah benar yang dikatakan oleh pengacara bahwasannya
anda sengaja membuat keterangan palsu dan juga menyelundupkan narkoba ke dalam rumah
saudara Aris ?
Saksi : itu tidak benar pak Hakim, saya berkata dengan jujur
Pengacara : Kalau begitu jelaskan kepada kami semua penjelasan mana yang tidak benar ?,
anda tidak bisa menjawabnya ?
Hakim : Jika saudara tidak mengakui kesalahan yang anda perbuat, maka proses jalannya
hukum akan memberatkan anda
Saksi : Tidak, tolong jangan lakukan hal itu, saya mengakuinya, saya mengakui bahwa saya
memang menuduhnya tapi saya terpaksa melakukan itu.
Hakim : Perihal apa yang membuat anda menjadi terpaksa sampai berani melakukan
kesaksian palsu kepada saudara Aris ?
Saksi : Saya mendapat sebuah telpon ancaman dari nomor asing, dari panggilan dan pesan
anonim itu mereka mengancam saya untuk meletakkan sebuah kotak di kediaman rumah
saudara Aris, awalnya saya mengira itu hanya panggilan dan pesan iseng, namun mereka
terus saja meneror saya bahkan sampai mengancam menjatuhkan bisnis orang tua saya yang
berada di negeri jiran Malaysia, mereka juga tau profil keluarga saya hingga alamat rumah
saya. Karena panik akhirnya saya mengiyakan perintah mereka.
Pengacara : lalu anda bersaksi dipengadilan dengan keterangan palsu ?, anda tampaknya
sangat lihai dalam membuat karangan cerita
Hakim : Meskipun begitu, tindakan pemalsuan kesaksian merupakan tindakan yang tidak
dibenarkan, jika saudara benar-benar merasa terancam anda bisa menghubungi pihak
kepolisian untuk meminta melakukan penyelidikan
Saksi : Saya tidak punya keberanian untuk melakukan hal itu dan sepertinya mengadu pada
polisi malah akan memperkeruh keadaan dan saya sudah cukup frustasi memikirkan segala
konsekuensi yang ada.
Jaksa : kami tidak menduga bahwa anda akan memberikan keterangan yang hanya sebatas
karangan, bahkan sekalipun saudara menjadi korban, anda tidak bisa begitu saja membuat
kesaksian palsu, ini sama saja anda mempermainkan semua orang yang hadir di pengadilan
sekaligus melanggar sumpah kepada tuhan yang anda ucapkan dari mulut anda sendiri.
Hakim : Baiklah, Sidang akan ditunda beberapa saat, saya ingin mempertimbangkan terlebih
dahulu terkait keputusan dari para dewan hakim.
(berunding)
Hakim : Saya akan melanjutkan persidangan kasus terkait kepemilikan narkoba atas
terdakwa Aris. Silahkan kepada jaksa penuntut umum untuk membacakan hasil tuntutannya !
Jaksa: Terima kasih yang mulia. Saudara Aris melanggar pasal 111 UU RI no. 35 tahun2009
[bagi tersangka kedapatan memiliki narkotika dalam bentuk tanaman].
- Pada Pasal 111 ayat (1) : Setap orang yang tanpa hak atau melawan hukum menanam,
memelihara,memiliki, menyimpan, menguasai atau menyediakan narkotika golongan
I dalam bentuk tanaman dipidana penjara paling singkat 4 tahun dan paling lama
12 tahun dan denda paling sedikit Rp 800 juta rupiah dan paling banyak berjumlah Rp
8 miliar rupiah.
- Pasal 111 ayat (2) : Dalam hal perbuatan menanam, memelihara, menyimpan,
menguasai, atau menyediakan narkotika golongan I dalam bentuk tanaman
sebagaimana dimaksud didalamnya (1) beratnya melebihi 1 kilogram atau melebihi 5
batang pohon, pelaku dipidana penjara paling singkat 5 tahun dan paling lama 20
tahun dan pidana denda paling banyak Rp 8 miliar rupiah ditambah 1/3
Hakim : Baiklah, dengan demikian kasus tindak pidana kepemilikan narkoba dan penanaman
ladang ganja illegal ,berdasarkan hasil tuntutan jaksa, hakim menetapkan bahwasannya
saudara Aris dinyatakan bersalah dan dihukum paling singkat 12 tahun penjara dan
denda paling sedikit 1.000.000.000. [ketok palu 3 kali]
Hakim : dan untuk saksi mata yang kini pengadilan sudah menetapkan sebagai terdakwa atas
kesaksian palsu dimuka pengadilan, maka jaksa penuntut umum dipersilahkan membacakan
tuntutannya !
Jaksa : Baik yang mulia, saudara Hanafi terbukti melakukan kesaksian palsu dengan
melanggar pasal 242 KUHP
- Ayat 1 menyatakan, barang siapa dalam keadaan dimana undang-undang menentukan
supaya memberi keterangan diatas sumpah atau mengadakan akibat hukum kepada
keterangan yang demikian, dengan sengaja memberi keterangan palsu diatas sumpah,
baik dengan lisan atau tulisan secara pribadi maupun oleh kuasanya yang khusus
ditujukan untuk itu, diancam dengan pidana paling lama tujuh tahun masa kurungan
penjara.
- Ayat 2 menyatakan, jika keterangan palsu diatas sumpah diberikan dalam perkara
pidana dan merugikan terdakwa atau tersangka, yang bersalah diancam dengan pidana
penjara paling lama Sembilan tahun.
Hakim : Baiklah, dengan demikian tuntutan perkara kesaksian palsu, Hakim menetapkan
bahwasannya saudara Hanafi dinyatakan bersalah dan dihukum paling lama 7 tahun masa
kurungan penjara (ketok palu 3x). Sidang dinyatakan ditutup (ketok 1x)
Panitera : Sekian sidang kasus kepemilikan narkoba dan perkara kesaksian palsu pengadilan
negeri Kabupaten Bintan. Terima kasih atas kerjasamanya. Kami tutup dengan
wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.