PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kitab Amsal merupakan salah satu bagian dari Alkitab yang dikenal
sebagai salah satu kitab hikmat dalam tradisi Yahudi dan Kristen. Amsal
memberikan ajaran dan nasehat mengenai kehidupan yang bijaksana dan takut
akan Tuhan.
tujuan dari kitab ini, yaitu untuk mengetahui hikmat dan didikan, untuk mengerti
kata-kata yang bermakna, untuk menerima didikan yang menjadikan pandai, serta
kebenaran, keadilan dan kejujuran, untuk memberi kecerdasan kepada orang yang
moral semakin terpinggirkan dalam pendidikan anak. Dalam dunia yang semakin
sekuler dan materialistik, penting bagi orang tua dan pendidik untuk memahami
bagaimana konsep hikmat dan pengetahuan dalam Amsal dapat diterapkan dalam
pendidikan anak agar mereka dapat bertumbuh menjadi individu yang bertaqwa
1
1. Pentingnya Pendidikan Karakter.
Dalam era masa kini, pendidikan karakter menjadi semakin penting karena
Amsal ini.
anak di era masa kini menghadapi tantangan baru, seperti pengaruh media
sekitar. Hal ini relevan dengan pendidikan anak di era masa kini di mana
2
keputusan-keputusan moral sering kali dihadapi dalam berbagai konteks
kehidupan sehari-hari.
dalam konsep hikmat dan pengetahuan dalam Amsal 1:1-7 serta menganalisis
bagaimana penerapannya dalam konteks pendidikan anak di era masa kini dapat
serta relevansinya dengan pendidikan anak dalam takut akan Tuhan memiliki
kepentingan yang besar untuk memperkuat kondisi moral dan spriritual generasi
mendatang. Oleh karena itu penulis tertarik melakukan penelitian yang bertujuan
untuk menjelajahi makna dan implikasi dari konsep-konsep ini dalam konteks
B. Rumusan Masalah
3
2. Apa hubungan antara konsep hikmat, pengetahuan, dan takut akan Tuhan
dalam praktik pendidikan anak agar mereka tumbuh menjadi individu yang
5. Apa implikasi teologis dan praktis dari temuan penelitian terkait konsep
hikmat dan pengetahuan dalam Amsal 1:1-7 terhadap pendidikan anak dalam
C. Batasan Masalah
1. Fokus pada Amsal 1:1-7: penelitian ini akan berfokus secara khusus pada
ruang lingkupnya pada konteks pendidikan anak di era masa kini, dengan
4
oleh anak-anak dalam lingkungan sosial, teknologi, dan budaya
kontemporer.
dan tantangan dalam pendidikan anak di era masa kini. Ini mencakup
analisisnya pada aspek teologis dari Amsal 1:1-7 dan bagaimana hal itu
pertimbangan yang lebih luas dari sudut pandang teologis atau interpretasi
dalam Amsal 1:1-7 dengan pendidikan anak di era masa kini, sehingga
anak modern.
D. Tujuan Penelitian
Dalam penulisan suatu karya ilmiah serta pembahasan masalah pasti ada
tujuan. Sehubungan dengan itu, maka penulis menuangkan beberapa hal yang
5
1. Menganalisis konsep hikmat dan pengetahuan yang terdapat dalam Amsal
1:1-7.
dengan pendidikan anak dalam takut akan Tuhan pada zaman sekarang.
E. Manfaat Penelitian
wawasan terhadap nilai-nilai moral dan etika yang terkandung dalam teks-
teks keagamaan.
6
moral yang terkandung dalam Amsal dapat diterapkan dalam konteks
dan moral.
ini dapat menjadi pedoman bagi para pendidik dan orang tua dalam
Temuan dan analisis dari penelitian ini dapat menjadi dasar untuk
bagaimana hal itu dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini
7
individu, diharapkan akan terjadi dampak positif yang lebih luas dalam
F. Metode Penelitian
Metode kualitatif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan beragam
pendekatan. Dan dalam pendekatan ini yang dipilih adalah pendektan deskripfif
melalui library research yang dianggap dapat mewakili riset yang dilakukan.
partisipan untuk mendapatkan data yang valid dan dengan menggunakan beragam
litertur pendukung.
G. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan tugas akhir ini diuraikan secara garis besar sebagai
berikut :
1. Bab I , Pendahuluan
4. Bab IV, Konsep Hikmat dan Pengetahuan Menurut Amsal 1:1-7 Serta
6. Daftar Pustaka.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
mengenal Dia dan memahami sepenuhnya siapakah Dia (bd. Ams 2:5). Takut akan
Tuhan berarti memandang Dia dengan kekaguman dan penghormatan kudus serta
Orang-orang Kristen yang percaya kepada Tuhan memilki rasa takut yang
berbeda dengan rasa takut yang dimiliki oleh orang di luar Tuhan. Rasa takut yang
dimiliki oleh orang percaya lebih mengarah kepada “penghormatan” akan Dia
bukan takut karena adanya suatu “hukuman” yang akan diterimanya. Banyak
orang Kristen mempunyai persepsi yang salah tentang arti takut akan Tuhan,
karena rasa takut akan hukuman. Padahal rasa takut akan Tuhan yang benar harus
9
lahir karena hubungan bukan karena rasa takut akan hukuman, bukan karena takut
Tuhan marah bila kita tidak taat, melainkan kita takut karena kita mengasihi Dia.
Kata takut akan TUHAN digunakan 19 kali di dalam kitab Amsal (Ams.
1:7,29; 2:5; 3:7; 8:13; 9:10; 10:27; 14:2,26,27; 15:16,33; 16:6; 19:23; 22:4; 23:17;
24:21; 28:14; 31:30). Kata ‘takut’ dalam kitab Amsal menggunakan kata “yara”
dan “yir’a” yang berasal dari kata dasar “yare” yang berarti ‘takut’ atau
‘menakuti’. Dalam bahasa inggris digunakan kata ‘fear’ sebuah kata benda yang
ketika berubah menjadi kata kerja, maka kata ini mengacu kepada suatu sikap
penjelasan yang lebih mudah dipahami, “untuk memperoleh ilmu sejati, pertama-
tama orang harus mempunyai rasa hormat dan takut kepada Tuhan.
Kata “takut akan Tuhan” dalam kitab Amsal menggambarkan suatu sikap
‘hormat atau segan’ terhadap TUHAN, yang harus diaplikasikan oleh setiap orang
sebuah sikap yang positif terhadap Tuhan. Kalau kita sudah berbuat salah maka
kita patut takut, tetapi kalau hubungan dengan Tuhan baik, maka istilah yang lebih
10
3. Amsal 8:13 ”takut akan TUHAN” ialah membenci kejahatan (bdg. 3:7;
16:6).
5. Amsal 14:2,26,27 orang yang berjalan dalam kejujuran adalah orang yang
“takut akan TUHAN” (ayt 2; bdg. 23:17), dalam “takut akan TUHAN” ada
ketenteraman yang besar (ayt 26; bdg. 15:16; 28:14), “takut akan
6. Amsal 31:30 isteri yang “takut akan TUHAN” dipuji-puji. Banyak orang
Kristen mempunyai persepsi yang salah tentang arti takut akan TUHAN.
pilihan (Amsal 1:29). Kitab Amsal menyamakan hal takut akan TUHAN
Kata takut akan Tuhan dalam kitab Amsal mengacu kepada praktek hidup
sehari-hari untuk lebih lagi mengenal dan berusaha untuk mencari Tuhan dalam
kehidupan ini agar kehidupan yang setiap orang jalani sekarang ini bahkan selama
hidup tidak dijalaninya dengan sia-sia, tetapi senantiasa dijalaninya dalam takut
kepentingan bersama dari semua orang yang dikaruniai kehidupan serta yang
11
Takut akan Tuhan merupakan salah satu pekerjaan yang belum selesai
dilakukan dan masih terus berlangsung sampai sekarang. Ini adalah suatu perintah
yang harus dijalankan oleh setiap orang percaya. Sesuai dengan arti dari kata takut
(yare) ‘takut’ atau ‘menakuti,’ berarti mengacu kepada ‘takut’ atau ‘menakuti’
suatu objek yang lebih besar dalam hal ini (Tuhan). Ini merupakan perasaan takut
secara positif karena, kata ‘takut’ disini membawa orang kepada sesuatu yang
lebih baik. Membawa orang kepada pengetahuan yang lebih baik akan siapa
Tuhan atau objek yang perlu ditakuti itu. Perasaan takut yang demikian yang perlu
dimiliki oleh setiap orang yang mengaku percaya kepada Tuhan sehingga,
memiliki pengetahuan yang benar tentang segala sesuatu yang setiap orang
pengenalan akan Tuhan secara benar, maka sikap takut akan Tuhan akan selalu
menjadi gaya hidup setiap orang. Pengajaran dalam Amsal ini bukan saja hanya
serta kemampuan untuk menilai apa yang benar (2:6-22), sikap yang tepat
(pantas) terhadap harta benda (3:9-10), bekerja dengan rajin (6:6-11), perlunya
keseimbangan serta rasa aman hidup di dunia ini (3:21-26), dan hubungan yang
12
benar dengan sesama (3:27-29). Takut akan Tuhan merupakan motto kitab Amsal,
mengarahkan setiap orang kepada kehidupan yang lebih bermanfaat. Dalam kitab
takut akan Tuhan dengan keadaan hidup orang-orang yang memilih untuk
kitab Amsal memberikan nasihat kepada setiap anak-anak muda untuk lebih
orang bodoh atau bebal untuk lebih memilih pengetahuan daripada tetap berada
pada keadaan mereka yang tidak mau mengenal Tuhan, dan menolak didikan dan
pengetahuan dan lebih memilih untuk tetap ada diposisi mereka semula (Ams.
1:7; 2:29).
Kristen pun menghadapi hal ini. Oleh sebab itu, diperlukan suatu keterampilan
untuk menghadapi kehidupan tersebut, dan kitab Amsal lebih tepat memberikan
solusi untuk menghadapi kehidupan dan segala persoalan yang ada di dalamnya
yaitu dengan memilih “takut akan Tuhan. “untuk memperoleh ilmu sejati,
pertama-tama orang harus mempunyai rasa hormat dan takut kepada Tuhan.
orang jalani di dunia ini, segala sesuatu yang dilakukan harus berdasarkan takut
akan Tuhan, karena kehidupan ini sepenuhnya ada dalam kendali dan pengawasan
Tuhan semata.
13
A.2. Manfaat Takut Akan Tuhan
1. Hikmat : “Permulaan hikmat adalah takut akan Tuhan, dan mengenal yang
yang akan memiliki hikmat harus didasarkan atau berlandaskan takut akan
Tuhan.
2. Amsal 1:1-7
(ayat 5-7).
14
Melindungi dari godaan dan kesalahan: Dengan memiliki takut
perintah Tuhan.
A.3. Hikmat
Asal kata "hikmat" dalam bahasa Ibrani berasal dari kata ( ָחְכָמ הhokhmah),
yang merupakan kata maskulin dalam bahasa Ibrani. Kata ini berasal dari akar
Dalam Alkitab Ibrani (Tanakh), termasuk dalam Kitab Amsal dan Kitab-Kitab
Puitis lainnya, kata ini sering digunakan untuk merujuk pada kebijaksanaan,
Amsal 3:19a menyebutkan “dengan hikmat Tuhan telah meletakkan dasar bumi”
15
Nya. Hal ini menandakan bahwa hikmat sudah ada sebelum langit dan bumi, serta
bahwa “Hikmatlah yang menjadi pedoman dasar waktu Allah menciptakan dan
tetap menjadi demikian dalam Allah memelihara alam semesta, baik dalam air bah
(diingatkan Kej. 7:11) maupun dalam selalu datangnya embun di bumi, dari mana
mahakudus adalah pengertian” (Amsal. 9:10); ”Takut akan Tuhan adalah didikan
(Amsal 15:33). Seseorang akan berhikmat atau seseorang yang akan memiliki
menurut kitab Amsal, bahkan salah satu penulis dari kitab Amsal tersebut
merupakan orang yang paling berhikmat. Firman Tuhan mencatat dalam 1 Raja-
hikmat dan pengertian, sehingga sebelum engkau tidak ada seorangpun seperti
engkau, dan sesudah engkau takkan bangkit seorangpun seperti engkau.” Hikmat
yang dimiliki oleh Raja Salomo melebihi hikmat yang dimiliki oleh orang-orang
pada zamannya, bahkan hikmat yang ada padanya tersebut tidak dapat dimiliki
oleh siapapun juga baik sebelum dia ada maupun sesudahnya. Hikmat merupakan
hal utama yang harus kita cari (1:20-23; 2:1-22; 3:1-35; 4:1-27; 8:1-36; 22:17-
24:34). Hikmat merupakan salah satu wujud dari kemahahadiran Allah dalam
16
dunia dan bekerja melalui setiap manusia yang ada di dunia ini. C. Hassell
Bullock mengatakan, “tanpa hikmat itu maka dunia dan kehidupan manusia tidak
alam semesta dan tatanan kemasyrakatan manusia (Ams. 2:1-15; 8:22). Hikmat
merupakan cara Allah berbicara, yang tertulis dalam alam dan pengalaman
pribadi yang dapat bergerak, berteriak, berdiri, bahkan berbicara kepada setiap
(Ams. 1:20-33).
kehidupannya dalam dunia ini. Oleh karena itu, hanya orang-orang yang
berhikmat yang akan mampu menjalani dan menata kehidupan dengan baik dan
benar. Hanya hikmat yang akan membawa setiap orang menuju kepada kehidupan
yang sukses.
Hikmat dan takut akan Tuhan merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan.
Bila kita ingin mempunyai hikmat maka kita harus mempunyai dulu rasa takut
akan Tuhan. Ketika kita memilih untuk hidup takut akan Tuhan maka hikmat ilahi
akan kita dapatkan bila kita mencarinya dan mengejarnya seperti mencari harta
A.4. Pengetahuan
17
Pengetahuan adalah "pemahaman atau kesadaran yang diperoleh seseorang
melalui proses berpikir, belajar, atau pengalaman; ilmu; kesadaran akan sesuatu."
kesadaran tentang suatu hal atau topik yang diperoleh melalui berbagai cara
menghina hikmat dan didikan.” (Amsal. 1:7); “Oleh karena mereka benci kepada
mendapatkan pengetahuan dan hal pertama untuk belajar adalah takut akan Tuhan.
Takut akan Tuhan juga merupakan awal dari kebijaksanaan.” Lebih lanjut Harlow
takut akan Tuhan”. Jadi, jelaslah dari apa yang dikatakan oleh R.E. Harlow
bahwa, dengan pengetahuan manusia akan dapat pengenalan yang benar akan
Allah dan setiap orang yang tidak suka atau membenci pengetahuan secara
mempunyai pengetahuan tentang Allah atau pengenalan akan Allah yang tidak
mempunyai rasa takut akan Tuhan, karena Tuhan itu sendiri adalah sumber
18
pengetahuan sejati yang diperlukan oleh setiap manusia. Notoatmojo mengatakan,
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari “tahu” dan ini terjadi setelah orang
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui
sebagai dukungan dalam menumbuhkan rasa percaya diri maupun sikap dan
maka manusia tidak akan dapat menjalani hidupnya dengan baik. Oleh sebab
itulah setiap manusia perlu mengenal siapa Allah dengan benar, sehingga melalui
pengenalan akan Allah tersebut pengetahuan yang sejati itu akan menjadi
bagiannya.
Interpretasi tradisional dan modern terhadap Amsal 1:1-7 serta pendidikan anak
19
dalam takut akan Tuhan dapat memiliki beberapa perbedaan, meskipun juga ada
Interpretasi Tradisional:
palsu.
Allah.
Interpretasi Modern:
20
emosional, pengambilan keputusan yang bijaksana, dan pengembangan
keterampilan sosial.
tentang pendidikan anak dalam takut akan Tuhan mungkin lebih inklusif
dan budaya. Meskipun konsep takut akan Tuhan tetap relevan, penekanan
bisa lebih pada memahami nilai-nilai moral dan etika daripada aspek
dalam takut akan Tuhan atau kebijaksanaan adalah sebuah proses yang melibatkan
komitmen, pengajaran, dan teladan dari orang tua, guru, dan komunitas agama
individu yang baik, bertanggung jawab, dan penuh kasih, baik dalam hubungan
21
BAB III
Tuhan
karakter dan masa depan anak-anak. Dalam konteks Alkitab, pendidikan anak
bukan hanya tentang transfer pengetahuan atau keterampilan praktis, tetapi juga
22
melibatkan pembentukan moral dan spiritual. Pengenalan ini akan menjelaskan
mengapa pendidikan anak yang berakar dalam takut akan Tuhan memiliki
bertanggung jawab, jujur, dan penuh kasih. Hal ini karena takut
23
hubungan yang intim dengan Allah, anak-anak dipersiapkan untuk
takut akan Tuhan, orang tua dan pendidik dapat lebih memahami tanggung jawab
pribadi yang berakhlak mulia dan beriman yang kuat. Hal ini juga menciptakan
24
kehidupan yang sejati. Ini melibatkan pembimbingan mereka untuk hidup
kerja yang jelas untuk pendidikan anak yang berakar dalam hikmat dan
pengetahuan. Hal ini memberikan pedoman bagi orang tua dan pendidik
anak-anak.
takut akan Tuhan sebagai dasar dari pengetahuan yang sejati. Oleh karena
untuk takut akan Tuhan, pendidikan anak dalam Amsal 1:1-7 juga
yang mungkin timbul akibat perilaku yang tidak sesuai dengan kehendak
Allah.
tujuan yang jelas untuk membentuk karakter yang bijaksana dan memberikan
25
dasar yang kokoh bagi kehidupan yang bermakna. Hal ini relevan dengan prinsip-
prinsip hikmat dan pengetahuan yang diajarkan dalam Alkitab dan memberikan
arahan yang berharga bagi orang tua dan pendidik dalam mendidik anak-anak
mereka.
Alkitab didasarkan pada prinsip-prinsip yang dinyatakan dalam Firman Allah dan
Allah.
terdapat dalam Alkitab, adalah sumber utama ajaran dan pedoman bagi
anak dalam Alkitab juga bertujuan untuk membina hubungan yang erat
26
antara anak-anak dengan Allah. Ini meliputi pengajaran tentang pentingnya
pembinaan hubungan yang erat dengan Allah, dan persiapan untuk masa depan
yang sesuai dengan kehendak-Nya. Ini menciptakan fondasi yang kokoh bagi
Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam mendidik anak-anak
untuk takut akan Tuhan. Dalam Alkitab, orang tua diberikan tanggung jawab besar
jalan-Nya.
Berikut adalah beberapa peran kunci orang tua dalam mendidik anak untuk
1. Memberikan Teladan yang Baik: Orang tua harus menjadi teladan yang
27
Dengan hidup yang konsisten sesuai dengan ajaran Alkitab, orang tua
kepada-Nya.
28
memberkati, melindungi, dan membimbing anak-anak mereka dalam
hidup mereka. Doa orang tua memiliki kekuatan spiritual yang besar
Dengan memainkan peran-peran ini dengan tekun dan penuh kasih, orang
tua dapat membantu anak-anak mereka untuk tumbuh dan berkembang dalam
takut akan Tuhan. Ini menciptakan fondasi yang kokoh bagi kehidupan spiritual
dan moral mereka yang akan membimbing mereka sepanjang hidup mereka.
Pendidikan Anak
spiritualitas anak. Berikut adalah beberapa cara bagaimana takut akan Tuhan
moral yang kokoh bagi anak-anak. Mereka memahami bahwa ada standar
moral yang ditetapkan oleh Allah, dan mereka bertanggung jawab untuk
hidup sesuai dengan standar tersebut. Hal ini membentuk karakter yang
29
pikiran mereka, dan mereka harus bertanggung jawab atas keputusan-
anak untuk menjauhi dosa dan perilaku yang tidak menyenangkan bagi
itu orang tua, guru, atau pemimpin gereja. Mereka menyadari bahwa
Firman Allah sebagai otoritas tertinggi dalam hidup mereka dan siap untuk
sesuai dengan kehendak Allah. Ini menciptakan fondasi yang kokoh bagi
30
perkembangan mereka sebagai individu yang berakhlak mulia dan beriman yang
kuat.
Sebagai contoh konkret dari Alkitab tentang dampak pendidikan dalam takut
akan Tuhan terhadap kehidupan anak, kita dapat melihat kisah Salomo dalam
Perjanjian Lama. Salomo adalah seorang raja yang terkenal karena kebijaksanaan
dan kekayaannya. Namun, awalnya Salomo adalah seorang anak yang dibesarkan
Dampak dari pendidikan dalam takut akan Tuhan yang diterima Salomo
sangat nyata dalam kehidupannya. Ketika Allah menawarkan kepadanya apa pun
yang dia minta, Salomo meminta hikmat untuk memerintah bangsa Israel dengan
sebagai raja.
Bukti lain dari pengaruh pendidikan dalam takut akan Tuhan terhadap
kehidupan Salomo adalah konstruksi Bait Suci atau Bait Allah. Salomo
31
memimpin pembangunan Bait Suci dengan penuh hormat dan kesalehan kepada
Dari kisah Salomo ini, kita dapat melihat bahwa pendidikan dalam takut
akan Tuhan memiliki dampak yang kuat dan positif dalam membentuk karakter
kepada Allah. Ini menunjukkan betapa pentingnya peran orang tua dan pendidik
dalam mendidik anak-anak dalam takut akan Tuhan, sesuai dengan prinsip-prinsip
Alkitab.
yang holistik yang mencakup berbagai aspek kehidupan anak, termasuk spiritual,
moral, emosional, dan sosial. Berikut adalah beberapa strategi atau metode
32
2. Doa Bersama: Mendorong praktik doa bersama sebagai keluarga, baik
3. Model Teladan yang Baik: Menjadi teladan yang baik dalam kehidupan
kepada Allah dalam segala hal. Orang tua yang hidup sesuai dengan
Tuhan.
untuk membina hubungan yang intim dengan Allah melalui doa, ibadah,
hikmat.
anak tentang konsekuensi dari tindakan mereka dan kasih Allah yang
33
ketakutan akan hukuman, tetapi juga tentang penghargaan akan kasih dan
belas kasihan-Nya.
orang tua dan pendidik dapat membantu anak-anak mereka untuk tumbuh dan
berkembang dalam takut akan Tuhan. Hal ini menciptakan fondasi yang kokoh
bagi kehidupan spiritual dan moral mereka yang akan membimbing mereka
karakter anak dapat dilakukan melalui berbagai cara yang mencakup aspek
yang berasal dari takut akan Tuhan. Ini melibatkan pembacaan dan penjelasan
terkandung di dalamnya.
34
2. Menumbuhkan Rasa Takut akan Tuhan: Membantu anak-anak untuk
memahami arti sebenarnya dari takut akan Tuhan, yaitu rasa hormat, ketaatan,
dan pengabdian kepada Allah. Ini dapat dilakukan melalui pengajaran Firman
Allah, diskusi keluarga, dan contoh teladan yang baik dari orang tua.
moral yang terdapat dalam Amsal 1:1-7, seperti kejujuran, kasih, dan
mulia. Orang tua dapat memberikan contoh teladan yang baik dan
mencari keadilan dan kebenaran dalam segala hal, sesuai dengan ajaran
menghormati hak-hak orang lain dan bertindak secara adil dalam semua
situasi.
35
7. Pengembangan Hubungan yang Intim dengan Allah: Mendorong anak-
anak untuk mengembangkan hubungan yang intim dengan Allah melalui doa,
Tuhan
dan budaya populer yang mungkin tidak selaras dengan nilai-nilai takut
rumah.
36
menerapkan prinsip-prinsip takut akan Tuhan dalam pengasuhan anak-
anak mereka. Ini bisa disebabkan oleh kesibukan, tekanan dari lingkungan,
Alkitab dan cara mengajarkannya kepada anak-anak. Hal ini bisa menjadi
fondasi yang kokoh bagi pendidikan anak dalam takut akan Tuhan.
takut akan Tuhan. Ini bisa disebabkan oleh sikap skeptis, pengaruh dari
tekanan dari pekerjaan atau sekolah dapat membuat sulit bagi orang tua
berbasis takut akan Tuhan. Ini memerlukan manajemen waktu yang baik
nilai takut akan Tuhan di rumah dan memberikan pemahaman yang jelas
37
Menghadapi tantangan-tantangan ini memerlukan kesabaran, ketekunan,
dan kebijaksanaan. Orang tua dan pendidik perlu bekerja sama untuk mengatasi
akan Tuhan tetap menjadi prioritas utama dalam pembentukan karakter dan moral
anak-anak.
akan Tuhan memerlukan pendekatan yang holistik dan strategis. Berikut adalah
1. Konsistensi dan Ketekunan: Penting bagi orang tua dan pendidik untuk
seperti doa, pembacaan Alkitab, dan ibadah keluarga, secara teratur dan
konsisten.
38
kepercayaan, dan komunikasi terbuka. Ini memungkinkan orang tua untuk
dengan bijaksana sebagai alat bantu dalam pendidikan anak berbasis takut
akan Tuhan. Ada banyak aplikasi, situs web, dan sumber daya digital
39
secara aktif dalam kegiatan rohani bersama dengan anak-anak, seperti doa
orang tua dan pendidik dapat mengatasi tantangan dalam menerapkan pendidikan
anak berbasis takut akan Tuhan dan memastikan bahwa anak-anak mereka
tumbuh dan berkembang dalam kehidupan rohani yang kokoh dan berakhlak
mulia.
40
BAB IV
sengaja dimuat prinsip, nilai hidup, hasil observasi akan berbagai bentuk realita
kehidupan didalamnya yang diukur dari kacamata Allah. Amsal memuat berbagai
kunci untuk mengalami sebuah kehidupan yang tidak hanya sukses secara
banyak Amsal ini, Corneles Wim Kandou mengatakan “yang saya temukan
kurang lebih 8 hal penting – tujuan amsal ini ditulis”. Seberapa pentingnya amsal
tentang hikmat ini dapat kita lihat dari apa saja tujuan yang dimaksudkan oleh
Ams 1:2 untuk ¹mengetahui hikmat dan didikan, untuk ²mengerti kata-kata yang
bermakna,
Ams 1:3 untuk ³menerima didikan yang menjadikan pandai, serta kebenaran,
Ams 1:4 untuk ⁴memberikan kecerdasan kepada orang yang tak berpengalaman,
41
Ams 1:5 baiklah orang bijak mendengar dan ⁶menambah ilmu dan baiklah
Ams 1:6 untuk ⁸mengerti amsal dan ibarat, perkataan dan teka-teki orang bijak.
pokok bahasan yang memaparkan maksud dan tujuan penulisan kitab Amsal.
pada hikmat yang muncul sampai 41 kali dalam kitab ini menunjukkan betapa
pentingnya untuk dicermati oleh pembacanya. Melalui kata-kata bijak yang ditulis
Takut akan Tuhan, adalah tema dari seluruh tulisan kitab Amsal, dan
merupakan awal dari hidup berhikmat. "Takut" bukan berarti 'ngeri', 'seram', tetapi
42
kedaulatan Allah dan menaati perintah-perintah-Nya. Tuhan adalah sumber
hikmat tertinggi dan ilahi. Karena itu setiap orang perlu datang kepada Sang
mengakui bahwa segala kepandaian dan kemampuan yang ada padanya berasal
dari Allah, Sumber hikmat. Siapa pun yang mau datang memperoleh hikmat
daripada-Nya akan memiliki hidup bijaksana, bermoral tinggi, dan selaras dengan
kehendak-Nya.
Tuhan” dalam Amsal 1:1-7. Menurut Ted Hildebrandt, "takut akan Tuhan" telah
disebut sebagai semboyan dan titik tolak utama dari literatur hikmat. Hilderbrandt
emosional yang bersifat kompleks yang terhubung dengan persepsi atau kesadaran
akan yang suci dan kemudian menghasilkan reaksi penolakan, ketertarikan, daya
hingga pemujaan. Dengan kata lain, takut akan Tuhan mengacu pada pengalaman
emosional seseorang dan dihasilkan dari kesadaran akan kekudusan Tuhan yang
perlu didiskusikan, karena dalam literatur hikmat Yahudi, frasa tersebut tidak
dirasakan seseorang dari bahaya. Kata ini juga dapat digunakan untuk
43
menunjukkan relasi antara seseorang yang berkuasa, seperti seorang raja, dengan
Risnawati Sinulingga, mengatakan bahwa Amsal 1:7 ini sebagai moto bagi
seluruh kitab Amsal yang mengandung pengertian dan prinsip yang mendasar
bagi usaha untuk memperoleh hikmat. Ungkapan “takut akan Tuhan” pada ayat 7a
yang berada pada bagian pendahuluan seluruh kitab Amsal, harus dipahami dalam
hubungannya dengan dua konotasi yaitu bahwa “takut akan Tuhan” merupakan
Pendapat yang sama dari Matthew Henry yang mengatakan bahwa takut
akan Tuhan di dalam Amsal 1:7 adalah bagian utama dari pengetahuan. Takut
dikemukakan oleh Harris, dengan mengatakan bahwa takut akan Tuhan dalam
Amsal 1:7 merupakan suatu sikap atau suatu tindakan etis-moral yaitu dengan
membenci kejahatan.
Sebagaimana dipakai dalam kitab ini, hikmat artinya hidup dan berpikir
sesuai dengan kebenaran, jalan, dan pola Allah. Hikmat artinya mendekati seluruh
kehidupan dari sudut pandangan Allah, percaya bahwa segala sesuatu yang
dikatakan Allah itu benar, dan merupakan satu-satunya standar hidup yang layak.
Memperoleh hikmat jauh lebih baik daripada memiliki emas dan perak (Ams
3:13-14). Hikmat ini hanya datang kepada mereka yang mencarinya melalui
44
Sesuai doa yang ia minta kepada Tuhan, Allah benar-benar mengaruniakan
hikmat bagi Salomo untuk menimbang segala keadaan. (1 Raja-raja 3:5-14; 4:29-
32). Walaupun di kemudian hari kita menerima fakta bahwa orang seberhikmat
Salomo pun dapat jatuh dalam berbagai bentuk kesalahan. Tentu kesalahan bukan
pada hikmat yang ada pada Salomo, tetapi pilihan hidupnya yang tidak berpegang
Secara garis besar hikmat dalam kitab Amsal ditujukan kepada 3 kalangan
yaitu untuk orang muda ((1:1 – 9:18), uutuk semua orang (10:1 – 24:34) dan
dipelajari, bukan sekedar insting atau tebakan. Hikmat dunia berbeda dengan
manusia, tetapi hikmat Allah bertumpu pada kemahakuasaan Allah dalam segala
45
Kitab Ayub; Ayub 28:28 tetapi kepada manusia Ia berfirman:
TUHAN, semua orang yang melakukannya berakal budi yang baik. Puji-
Didalam hidup yang menghormati Tuhan, kita tahu siapa yang kita
hormati, kita mengenal apa yang kita hormati, kita paham hal mana saja yang Ia
sukai, yang Ia benci, apa yang Ia rindukan atau apa yang ia tolak.
rangkaian kata yang indah, yang terdengar formal dan rapi, bukan sekedar
ditunjukkan dalam rupa ketaatan ritual agamawi, tetapi ditunjukkan lewat setiap
Sikap Takut akan Tuhan dijelaskan oleh Salomo sebagai permulaan, yang
tinggal di dalam diri kita (Yoh 15:7), dan dengan menyerahkan hati dan pikiran
46
kita kepada Roh Kudus yang mendiami kita (Yoh 14:16-26). Artinya ada suatu
Jadi, takut akan Tuhan itu tidak hanya diperlukan di awal, atau pada
“permulaan pengetahuan” saja. Takut akan Tuhan itu harus terus menerus dimiliki
oleh seseorang yang mencari hikmat. Ketika seseorang berhenti takut akan Tuhan,
Kehidupan manusia yang begitu terbatas, sarat akan dosa, rentan akan
penyelewengan, masa depan yang penuh misteri, belum lagi ditambah dengan
segala situasi kondisi yang berubah dengan cepat dan tak jarang dimanfaatkan
Jika seseorang berhenti untuk hidup takut dan menghormati Tuhan maka
bisa dipastikan akhir atau konsekuensi seperti apa yang akan diterima oleh orang-
Jika kita sadar betapa lemah, terbatas dan rapuhnya kita seharusnya kita
akan terus memilih untuk hidup takut akan Tuhan apapun harganya sebab kita
tahu terobosan hidup seperti apa yang Tuhan karuniakan bagi mereka yang hidup
Sepanjang kitab Amsal kita akan temukan banyak sekali hubungan antara
47
“Hikmat diperoleh dari kesanggupan untuk menerapkan pengetahuan
secara benar, hikmat diperoleh dari kesanggupan dalam menjalani kehidupan yang
Dari sini kemudian kita dapat mengerti bahwa orang bodoh yang
menghina hikmat dan didikan adalah mereka yang banyak tahu tentang Tuhan,
mereka tahu apa yang Firman Tuhan katakan tentang kondisi mereka, mereka tahu
dari firman Tuhan apa yang seharusnya dilakukan, tetapi kenyataannya mereka
walau mereka tahu apa yang harus mereka lakukan sesuai intruksi firman Tuhan.
Ini harusnya menjadi bahan instropeksi tentang keadaan kita hari-hari ini,
kita mungkin merasa hidup kita stagnan, kehilangan tujuan dan arah hidup, segala
sesuatu yang dilakukan rasa-rasanya buntu dan tanpa gairah. Bisa jadi kita sedang
Dalam bahasa Ibrani kata didikan berarti “musar” yang paling banyak
merupakan salah satu kata kunci. Istilah ini digunakan untuk didikan, disiplin, dan
koreksi praktis yang diterima oleh seorang murid dari guru atau orangtuanya,
48
tetapi juga didikan, disiplin dan koreksi moral dari hikmat. Istilah musar dalam
ditunjukan Allah kepada pribadi seseorang atau bangsa Israel (Ul 11:2; Yer 17:23,
35:13; Zef 3:2,7 Mzm 50:17, Ayb 33:16; 36:10). Istilah musar mencakup didikan
praktis dan koreksi moral dari seorang guru atau orangtua, bahkan dari firman-
Nya akan membuat seseorang memiliki tata tertib hidup. Risnawaty juga
menerima didikan bukan hanya dalam kepandaian yang bersifat teknis dan praktis
melainkan mereka mau dididik, didisiplinkan dan dikoreksi dalam hal moral yang
bersifat religius.”
Anak era masa kini mempunyai masa yang sangat labil dan sangat mudah
untuk dipengaruhi. Pengalaman keterasingan pada anak era masa kini yang sering
Diperkuat lagi oleh faktor perkembangan teknologi yang sangat pesat, para
anak era masa kini dapat memperoleh teladan yang negatif dari berbagai contoh
figur idola. Jika mereka tidak memiliki dasar takut akan Tuhan, maka tentunya
masa kini dibujuk untuk percaya bahwa kebahagiaan bisa dibeli. Oleh karena itu
sangatlah penting bagi anak era masa kini untuk belajar dan memahami dengan
49
Takut akan Tuhan yang dimaksud dalam kitab Amsal adalah dasar dari
spiritualitas anak era masa kini adalah, pertama, anak perlu untuk hidup dalam
firman Tuhan. Kedua, hidup dalam kekudusan. Ketiga, hidup dalam kasih kepada
spiritual anak, baik di pihak orangtua, guru maupun gereja dari anak. Dimana
mengembangkan kemampuan dan kerinduan anak akan makna, visi, dan nilai
“kecerdasan dan spiritual”. Kecerdasan berasal dari kata cerdas yaitu sempurna
anak langsung dengan Tuhan. Dengan demikian, kecerdasan spiritual anak sangat
anak dan membawa anak memiliki hubungan yang dekat kepada Tuhan.
kerohanian anak yang dimulai dari sejak usia dini, karena dengan
50
memperlengkapi kerohanian anak sejak dini berkenaan dengan keberadaan Tuhan
dan Firman Tuhan, maka anak memiliki dasar iman yang kokoh dalam hidupnya
dan tidak akan mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif yang dapat merusak
Spiritual anak berkaitan dengan kepercayaan anak kepada Yesus Kristus dan
Anugerah-Nya.” Oleh sebab itu, kecerdasan spiritual anak sejak usia dini
merupakan hal yang sangat penting dilakukan karena akan membawa anak pada
suatu upaya untuk mewujudkan kerohanian anak menjadi lebih baik sesuai dengan
firman Tuhan.
pendidikan yang tidak langsung, yang dengan sendirinya akan masuk ke dalam
Salah satu tugas orang tua selain membesarkan anak adalah mendidik anak
dengan benar, baik dalam sikap, tingkah laku maupun perkataan. Orang tua
pentingnya peran mereka dalam mendidik anak untuk hidup dengan benar.
Oleh sebab itu, aspek utama yang mengajarkan ketetapan Allah atau
gereja, sekolah dan lain-lainnya yang juga turut menjadi pengajar anak. Anak
sejak dini harusdiajarkan untuk mengenal Tuhan, maka sampai dewasa akan
tertanam dalam dirinyadan ia tidak akan meninggalkan Tuhan, karena orang yang
51
Kitab Amsal 1:1-7 memiliki relevansi terhadap pendidikan anak di era
masa kini. Bahwa anak perlu diperkenalkan bukan hanya pada pengetahuan
akademis, tetapi juga pada nilai-nilai spiritual dan moral yang akan membentuk
karakter mereka.
Amsal 1:1-7 mengajarkan nilai takut akan Tuhan yang perlu diterapkan
kepada anak era masa kini sehingga anak akan memiliki hikmat dan pengetahuan
52
53