Tugas Kelompok
Disusun Oleh:
Sansan Ihsan Basyori (23861029)
Padmi Rohmatul Illahi (23816037)
Jamjam Jamilah (23861008)
2024
KATA PENGANTAR
Dengan penuh rasa syukur dan hormat, kami mengawali kata pengantar ini dengan
menyebut nama Alloh Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang telah memberikan
kami kekuatan dan petunjuk dalam menyusun makalah ini. Makalah ini merupakan hasil dari
upaya kolaboratif kami dalam memahami dan menggali lebih dalam mengenai topik yang
sangat penting dalam dunia pendidikan, yaitu "Teori Pembelajaran Menurut Para Ahli".
Dalam perjalanan penyusunan makalah ini, kami sadar bahwa kami tidak berjalan
sendiri. Terima kasih kami ucapkan kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan,
bimbingan, dan inspirasi selama proses penelitian dan penulisan. Khususnya, kami ingin
menyampaikan terima kasih kepada Prof. Dr. Juntika Nurihsan, M.Pd., yang telah memberikan
arahan yang berharga serta masukan yang membangun selama penyusunan makalah ini.
yang berkualitas. Oleh karena itu, memahami teori-teori pembelajaran yang telah dikemukakan
oleh para ahli merupakan langkah awal yang sangat penting dalam upaya meningkatkan
efektivitas dan kualitas pembelajaran. Dalam makalah ini, kami akan menyajikan tinjauan
menyeluruh terkait dengan berbagai teori pembelajaran yang telah dikemukakan oleh para ahli.
Melalui penguraian yang sistematis, kami berharap makalah ini dapat menjadi sumber
pengetahuan yang bermanfaat bagi pembaca, terutama para pendidik, mahasiswa, dan pihak-
pihak yang terlibat dalam dunia pendidikan. Kami juga berharap makalah ini dapat memicu
diskusi yang lebih luas dan mendalam mengenai topik pembelajaran, serta mendorong
Selanjutnya, kami akan membahas latar belakang, rumusan masalah, tujuan, manfaat,
dan metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini. Kami berharap pembaca dapat
menikmati dan mengambil manfaat dari makalah ini. Akhir kata, kami mohon maaf atas segala
i
kekurangan yang terdapat dalam makalah ini, dan kami terbuka untuk menerima kritik dan
Terima kasih.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
C. Tujuan -------------------------------------------------------------------------------------- 2
D. Manfaat ------------------------------------------------------------------------------------- 3
E. Metode -------------------------------------------------------------------------------------- 4
A. Kesimpulan -------------------------------------------------------------------------------- 36
B. Saran ---------------------------------------------------------------------------------------- 38
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selain menjadi upaya untuk memastikan kelangsungan hidup, pendidikan juga merupakan
suatu proses yang melibatkan semua lapisan masyarakat, baik secara sadar maupun tidak.
Setiap tindakan sehari-hari manusia memberikan pengalaman yang dapat menjadi bekal
untuk belajar demi masa depan yang lebih baik. Pengalaman tersebut merupakan bagian
Dalam konteks pembelajaran, fokus utamanya adalah pada kegiatan belajar dan
pembelajaran. Keduanya merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia karena
melalui proses ini, individu dapat menggali potensinya. Tanpa pembelajaran, manusia tidak
akan dapat memenuhi kebutuhan mereka, karena pembelajaran adalah proses yang
penghubung utama dalam transfer pengetahuan kepada para peserta didiknya. Seorang
pendidik diharapkan memiliki keahlian dan kemampuan yang sesuai dengan bidangnya
karakteristik dan kemampuan individual peserta didik juga menjadi hal yang sangat penting
bagi seorang pendidik, karena hal ini dapat memudahkan proses penyampaian materi
Teori belajar, yang menjadi pijakan dasar dalam proses pembelajaran, merupakan
hasil dari pengamatan dan penelitian yang dilakukan oleh para ahli. Dalam ranah teori
1
belajar, berbagai pendekatan yang berbeda telah dikembangkan. Pertama, teori
behaviorisme menekankan peran stimulus dan respons dalam pembelajaran. Kedua, teori
pengetahuan oleh individu melalui pengalaman dan refleksi, dengan penekanan pada peran
penting pengalaman dan interaksi sosial. Keempat, teori kognitif sosial menggabungkan
aspek kognitif dan sosial dalam pembelajaran. Kelima, teori konstruktivisme sosial
menekankan pembelajaran sebagai hasil dari interaksi sosial dalam konteks budaya dan
mendalam tentang beragam teori pembelajaran sangatlah penting. Hal ini memungkinkan
para pendidik untuk merancang strategi pembelajaran yang efektif dan memahami lebih
baik kebutuhan serta karakteristik peserta didik. Oleh karena itu, makalah ini akan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
Tujuan utama dari makalah ini adalah untuk memberikan pemahaman yang
komprehensif tentang berbagai teori pembelajaran yang telah dikemukakan oleh para ahli.
2
Kami juga bertujuan untuk memperkuat pemahaman pembaca terkait dengan konsep-
D. Manfaat
manfaat yang penting dalam konteks pendidikan. Dalam penelitian ini, kami
1. Pemahaman Mendalam
lebih mendalam tentang beragam teori pembelajaran yang telah diajukan oleh para ahli.
Dengan menjelajahi sudut pandang yang berbeda, pembaca dapat merespons tantangan-
2. Penerapan Praktis
menyajikan sintesis yang komprehensif dan analisis yang mendalam tentang teori-teori
3
pembelajaran. Hal ini dapat membuka jalan bagi penelitian lanjutan dan diskusi
mengadaptasi strategi pembelajaran baru yang lebih efektif dan sesuai dengan
6. Pengembangan Intelektual
kritis, dan sintesis konsep-konsep yang kompleks, yang pada akhirnya dapat
E. Metode
Metode yang digunakan dalam penyusunan makalah ini adalah studi pustaka, di
mana kami melakukan pencarian dan analisis terhadap berbagai referensi yang relevan
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Teori Behaviorisme
sebagai hasil dari proses pembelajaran. Perubahan perilaku ini dipicu oleh interaksi
antara stimulus dan respons. Pendekatan ini berfokus pada upaya meningkatkan
didik, dengan penerapannya harus sesuai dengan prinsip-prinsip yang telah ditetapkan.
Pertama, belajar dianggap terjadi saat individu menunjukkan perubahan perilaku yang
dapat diamati. Kegiatan belajar yang tidak menghasilkan perubahan perilaku dianggap
tidak efektif menurut teori ini. Kedua, teori Behaviorisme menekankan pentingnya
stimulus dan respons yang dapat diamati, sedangkan hal-hal yang tidak dapat diamati
teori ini, di mana stimulus tertentu dapat memperkuat respons individu. Penguatan bisa
bersifat positif atau negatif tergantung pada dampaknya terhadap respons yang
ditimbulkannya.
Hergenhahn dan Matthew menyatakan bahwa teori belajar ini mencakup empat
5
a. Hukum kesiapan
yang diinginkan dari kegiatan pembelajaran akan tercapai jika terdapat kesiapan,
b. Hukum latihan
lain, keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran dapat dicapai jika peserta didik
c. Hukum efek
terus belajar. Sebagai contoh, jika seorang peserta didik menerima hadiah berupa
buku Matematika karena berhasil meraih nilai sempurna dalam ujian, maka
dampak yang dirasakan adalah rasa bangga dan kebahagiaan. Diharapkan bahwa
d. Hukum sikap
pembelajaran merupakan hasil dari pengalaman yang dialami peserta didik selama
namun tetap banyak digunakan di Indonesia hingga sekarang. Apa yang membedakan
teori ini dari teori belajar lainnya? Salah satunya adalah penekanan pada pengaruh
6
lingkungan. Fokusnya pada hasil pembelajaran yang berorientasi pada perilaku yang
diinginkan, serta perhatian yang besar terhadap pembentukan reaksi atau respons
individu. Selain itu, teori ini bersifat mekanistis dengan pendekatan yang khusus,
seperti contohnya dalam tindakan meminta maaf. Pentingnya latihan juga menjadi
salah satu ciri utama dalam proses pembelajaran menurut teori ini.
dalam praktik-praktik berikut. Guru menyusun materi ajar secara terperinci, mulai dari
instruksi dan contoh-contoh sebagai panduan. Jika ada kesalahan baik dalam materi
maupun perilaku peserta didik, guru akan segera memperbaikinya. Latihan aktif
diberikan oleh guru untuk membentuk kebiasaan yang diinginkan. Evaluasi yang
diberikan oleh guru didasarkan pada perilaku yang teramati. Kemampuan guru untuk
memberikan penguatan, baik positif maupun negatif, juga sangat penting dalam proses
pembelajaran.
kelebihan dan kekurangan yang berlawanan. Adapun kelebihan dan kekurangan teori
a. Kelebihan
kecepatan, spontanitas, kelenturan, refleks, dan daya tahan. Teori ini mampu
menggalakkan pemikiran linier dan konvergen pada peserta didik. Selain itu, teori
pembelajaran.
7
b. Kekurangan
semacam itu dapat berdampak negatif pada perubahan perilaku peserta didik.
B. Teori Kognitif
1. Pengertian Kognitif
akhirnya memberikan individu tersebut pengetahuan. Konsep kognitif ini sangat terkait
dengan tingkat kecerdasan seseorang. Contoh dari aktivitas kognitif dapat ditemukan
Menurut Williams dan Susanto, kognitif adalah cara individu bertingkah laku,
bertindak, dan kecepatan atau lambatnya individu dalam memecahkan masalah yang
8
penggunaan pengetahuan. Gagne menyatakan bahwa kognitif adalah proses internal
yang terjadi dalam pusat susunan saraf ketika manusia sedang berpikir. Drever
3. Fungsi Kognitif
Adanya fungsi kognitif ini membuat seseorang bisa dengan mudah bergaul satu
a. Perhatian
mana beberapa di antaranya menjadi fokus perhatian sementara yang lain dapat
c. Fungsi Eksekutif
merencanakan dan melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
9
d. Kemampuan berbahasa
bervariasi antara individu satu dengan yang lain, tergantung pada fungsi
kognitifnya.
Teori belajar kognitif adalah teori yang menekankan proses belajar lebih dari
hasil akhirnya. Teori ini menyatakan bahwa dalam proses belajar, individu tidak hanya
terfokus pada hubungan antara stimulus dan respons, tetapi juga pada bagaimana
individu.
terpisah.
10
6. Pendekatan Kognitif
laku, individu mengalami proses mental yang meningkatkan kemampuan mereka dalam
7. Perkembangan Kognitif
kognitif mereka berbeda-beda. Namun, terdapat pola umum yang dapat digunakan
tahapan, yaitu:
Pada tahap ini, anak mengalami dunia melalui indera dan tindakan fisik.
Pada tahap ini, anak-anak mulai mampu berpikir secara logis tentang objek
11
d. Tahap Operasional Formal (12 tahun ke atas)
8. Level Kognitif
sangat penting karena akan memengaruhi cara guru menyusun materi pembelajaran dan
mengevaluasi kemajuan peserta didik. Salah satu aspek kognitif yang sangat relevan
Level kognitif peserta didik ini umumnya dibagi menjadi tiga level, yaitu:
a. Level 1
hanya menuntut pengetahuan dan pemahaman peserta didik. Jika mengacu pada
(memahami).
b. Level 2
Pada level ini, tingkat kemampuannya tentu lebih tinggi daripada level 1
karena menuntut peserta didik untuk mampu menerapkan. Jika mengacu pada
c. Level 3
Tingkat kemampuan soal pada level 3 ini paling tinggi di antara dua level
dan mengevaluasi. Jika mengacu pada taksonomi Bloom, soal level 3 ini mencakup
12
9. Ranah dan Aspek Kognitif
soal-soal berdasarkan aspek kognitifnya. Terdapat enam aspek dalam taksonomi Bloom
dipelajari.
mereka sendiri.
c. Penerapan: Pada tingkat ini, peserta didik diminta untuk menerapkan pengetahuan
atau konsep yang telah dipelajari dalam situasi atau konteks yang baru.
argumen, atau karya berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, dan membuat
didik diminta untuk membuat sesuatu yang baru berdasarkan pengetahuan dan
pembelajaran yang berpusat pada pengembangan pemikiran kritis dan kreatif peserta
didik.
13
C. Teori Konstruktivisme
konstruktivisme mengacu pada aliran atau paham yang berusaha membangun tata
susunan hidup yang modern. Dengan demikian, teori konstruktivisme dapat dianggap
kesimpulan baru.
masa lalu. Dengan demikian, pembelajaran dianggap terjadi ketika individu mampu
pengetahuan dan belajar, yang menguraikan konsep mengenai apa itu knowing
(mengetahui) dan bagaimana seseorang comes to know (menjadi tahu). Ini berarti
tersebut.
pengetahuan ada dalam diri individu yang sedang belajar, dan pengetahuan tidak dapat
14
disampaikan langsung dari otak pendidik ke otak peserta didik. Oleh karena itu, peserta
didiklah yang harus membangun atau menafsirkan pengetahuan yang mereka terima
peserta didik secara aktif untuk membangun pengetahuan mereka dengan cara
mengasimilasi dan mengakomodasi informasi baru. Teori ini menekankan peran aktif
peserta didik dalam membangun pemahaman mereka tentang realitas, yang berfokus
menunjukkan bahwa individu adalah pencipta aktif dari pengetahuan tersebut. Oleh
bertujuan untuk mengoptimalkan pemahaman peserta didik. Pendapat ini juga sejalan
dengan pandangan yang diungkapkan oleh Santrock, bahwa seseorang akan belajar
secara efektif ketika mereka secara aktif mengkonstruksi pengetahuan dan pemahaman
mereka.
Dengan merujuk pada pemikiran para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa
pemahaman mereka terhadap materi pembelajaran. Hal ini dilakukan dengan cara
15
2. Para Tokoh Konstruktivisme
a. Jean Piaget
dan realitas sesuai dengan kapasitas kognitif mereka. Konsep dasar ini berkembang
lingkungan sosial, melainkan lebih ditentukan oleh aktivitas belajar yang dipandu
oleh individu dan orientasi pada penemuan sendiri. Namun, hal ini tidak
Interaksi sosial berfungsi sebagai stimulus untuk memicu konflik kognitif internal
Proses konstruksi yang dikemukakan oleh Piaget terdiri dari empat tahap:
informasi baru, mereka melewati tahapan ini secara berturut-turut. Tahap pertama
yang sudah ada. Tahap berikutnya adalah akomodasi, di mana individu membentuk
skema baru atau memodifikasi yang sudah ada agar sesuai dengan rangsangan baru.
16
Terakhir, dalam tahap equilibrasi, individu mengintegrasikan pengalaman eksternal
akomodasi.
b. Vygotsky
dipengaruhi oleh sejarah dan budaya pengalaman individu, serta bergantung pada
setiap kelompok terdiri dari peserta didik dengan keterampilan yang berbeda,
sehingga mereka dapat berinteraksi dan merancang solusi untuk masalah yang
dihadapi.
mengambil alih pembelajarannya sendiri. Bantuan yang diberikan oleh guru bisa
melibatkan interaksi dengan orang dewasa dan teman sebaya yang lebih mampu.
Pembelajaran akan terjadi ketika siswa dapat menangani tugas-tugas yang belum
c. Maria Montessori
17
Montessori mengadopsi paradigma kognitif yang menitikberatkan pada
kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Jean Piaget & Vygotsky. Berdasarkan
sosial. Dalam pendekatan ini, peran guru lebih bersifat memberi dorongan terhadap
ketertarikan siswa dalam diskusi, dan mengambil sikap yang lebih pasif. Inti dari
teori Maria Montessori adalah percaya bahwa ilmu pengetahuan dapat diciptakan
oleh siswa melalui pemahaman pribadi mereka sendiri. Oleh karena itu, dianjurkan
agar guru tidak campur tangan terlalu banyak dalam perkembangan pengetahuan
lingkungan mereka. Konsep utama dalam teori belajar Konstruktivisme versi Maria
mereka. Maria Montessori juga memperhatikan bahwa pada periode awal, setiap
tertentu. Oleh karena itu, sebagai guru, kita harus mendorong mereka untuk
18
belajar secara otodidak. Perkembangan kognitif manusia, menurut teori Montessori,
pemikiran pra-operasional (2-7 tahun), operasi konkret (7-12 tahun), dan operasi
d. Jerome Brunner
prosesnya terarah pada konsep dan struktur yang ada dalam materi yang diajarkan.
Ini membantu anak memahami materi dan mencari hubungan antara konsep-konsep
tersebut. Menurut Bruner, materi dengan pola atau struktur tertentu lebih mudah
dipelajari dan diingat oleh anak. Peserta didik diharapkan dapat menemukan
dengan keteraturan intuitif yang mereka miliki. Untuk memahami konsep dan
materi, peserta didik perlu terlibat secara aktif dalam proses belajar. Bruner
ada. Secara keseluruhan, teori Bruner sejalan dengan pandangan Jean Piaget tentang
e. John Dewey
kehidupan sosial secara menyeluruh dan menggunakan masalah aktual sebagai alat
peserta didik dalam proyek-proyek atau tugas-tugas yang berfokus pada masalah-
masalah dunia nyata. Pendidik juga diharapkan membantu peserta didik untuk
memahami dan mengatasi tantangan sosial dan intelektual. Dalam konteks teori
19
konstruktivisme menurut Dewey, proses pembelajaran dapat dilakukan melalui
penyajian masalah yang relevan dengan kehidupan nyata, dan metode pembelajaran
f. Tasker
memiliki makna.
2) Mengaitkan ide-ide baru satu sama lain sangat penting dalam proses
pembangunan pengetahuan.
Teori yang dijelaskan oleh Tasker ini sejalan dengan pandangan Jean Piaget
pengetahuan baru.
pasif, melainkan secara aktif melalui struktur kognitif siswa. Kedua, kognisi memiliki
fungsi adaptif yang membantu dalam pengorganisasian melalui pengalaman nyata yang
20
Dua prinsip yang dijelaskan oleh Wheatley ini menekankan pentingnya peran
kognisi individu dalam proses pembelajaran. Pengetahuan tidak dapat ditransfer secara
secara unik oleh setiap individu. Setiap individu harus membangun pengetahuannya
sendiri melalui proses kognisi yang meliputi berpikir, mengetahui, mengingat, menilai,
dan menyelesaikan masalah. Ini karena pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah jadi,
tugas melalui interaksi dengan orang dewasa atau teman sebaya yang lebih cakap.
dalam jangkauan mereka dan memerlukan bantuan dari orang lain. Prinsip magang
bertahap melalui interaksi dengan individu yang lebih ahli. Prinsip pembelajaran yang
bahwa pembelajaran bukan hanya tentang menerima informasi, tetapi juga tentang
dan Lewis menyediakan kerangka kerja yang kokoh untuk memahami pendekatan ini
21
dalam pembelajaran. Mereka menegaskan bahwa pengetahuan baru yang diperoleh
oleh peserta didik sangat tergantung pada apa yang sudah mereka ketahui sebelumnya,
bahwa pembelajaran adalah proses aktif di mana peserta didik tidak hanya menerima
dengan orang lain. Guru berperan sebagai fasilitator yang membantu peserta didik
pengetahuan yang sudah ada. Dengan demikian, pembelajaran yang efektif dalam
peserta didik untuk aktif dalam proses pembelajaran seperti pembelajaran penemuan
meningkatkan efektivitas pembelajaran. Pertama, teori ini menggeser peran guru dari
sendiri. Hal ini juga mendorong peserta didik untuk menjadi lebih aktif, kreatif, dan
memberikan makna yang lebih dalam karena peserta didik harus mengaitkan informasi
baru dengan pengalaman pribadi dan pengetahuan sebelumnya. Ketiga, teori ini
untuk belajar sesuai dengan gaya dan kebutuhan mereka. Keempat, pembelajaran
22
konstruktivis memungkinkan pengembangan pengetahuan baru melalui elaborasi ide
Pertama, adanya perbedaan antara pandangan peserta didik dengan konsep yang
diajarkan oleh para ahli, karena peserta didik menciptakan pengetahuan berdasarkan
pemahaman dan pengalaman pribadi mereka. Kedua, penerapan teori ini membutuhkan
waktu yang cukup lama karena peserta didik harus membangun pengetahuannya
menempatkan peserta didik sebagai agen aktif dalam proses pembelajaran dan
berkelanjutan.
Implikasi teori Piaget dalam pembelajaran yaitu (Efgivia, Ry, et al., 2021):
cara aktif.
23
e. Menyiapkan bermacam-macam pertanyaan yang bisa menciptakan karakter kreatif
oleh para ahli seperti Vygotsky, Brunner, Brooks, Budiningsih, dan lainnya, menyoroti
peran penting guru dan peserta didik dalam proses pembelajaran. Berikut adalah
mana siswa dapat saling berinteraksi dan membantu satu sama lain dalam
memecahkan masalah.
3) Penyajian konsep dan hubungan antar konsep: Guru diharapkan menyajikan contoh
hubungan antar konsep tersebut. Hal ini membantu siswa memahami materi secara
lebih mendalam.
dalam belajar. Selain itu, guru juga perlu memberi kesempatan kepada siswa untuk
pusat kegiatan belajar, sedangkan guru bertindak sebagai fasilitator. Siswa aktif
24
dalam mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri melalui kegiatan belajar yang
Melihat implikasi ini, dapat disimpulkan bahwa peran guru dan peserta didik
pengetahuan mereka sendiri melalui berbagai kegiatan belajar yang terlibat. Dengan
demikian, pembelajaran dapat menjadi lebih efektif dan bermakna bagi semua peserta
didik.
D. Teori Humanistik
menekankan pada pengembangan potensi dan aktualisasi diri individu. Dalam teori ini,
penuh mereka dan mengenali diri mereka sendiri dengan lebih baik. Proses belajar
keseluruhan.
bagi siswa untuk mengembangkan kemandirian, motivasi intrinsik, dan kesadaran diri.
25
dan memotivasi siswa untuk mencapai potensi mereka yang tertinggi. Mereka
memungkinkan siswa untuk mengambil peran aktif dalam proses belajar mereka
sendiri.
mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang diri mereka sendiri, mencapai
dalam kehidupan mereka. Berikut ini pengertian proses belajar humanistik yang
tentang menghafal fakta-fakta, tetapi juga tentang pengembangan diri yang holistik.
Beliau menekankan bahwa belajar adalah sebuah proses aktif di mana individu
memiliki kebebasan untuk menemukan cara belajar yang paling sesuai dengan
dirinya sendiri. Ini berarti bahwa pendidik perlu memberikan kesempatan kepada
dengan kebutuhan, minat, dan gaya belajar yang berbeda-beda. Ini memungkinkan
26
setiap siswa untuk menemukan potensi mereka dan mencapai aktualisasi diri
melalui proses belajar yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi mereka.
Pemikiran Abraham Maslow tentang proses belajar dari sudut pandang teori
aktualisasi diri. Melalui teori hierarki kebutuhan Maslow, kita memahami bahwa
belajar adalah salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan individu, terutama
perlu dipenuhi, dimulai dari kebutuhan dasar seperti kebutuhan fisik dan keamanan,
hingga kebutuhan yang lebih tinggi seperti kebutuhan akan pengakuan, hubungan
sosial, dan aktualisasi diri. Dalam konteks pembelajaran, proses belajar dapat
aktualisasi diri.
kesempatan untuk belajar dan tumbuh secara pribadi, mereka dapat mencapai
potensi tertinggi mereka. Oleh karena itu, proses belajar yang diperkuat oleh
diri mereka.
didorong untuk mengeksplorasi minat, bakat, dan aspirasi mereka secara aktif. Hal
ini memungkinkan mereka untuk meraih keberhasilan pribadi dan mencapai tujuan
27
c. Teori Humanistik Menurut Carl Rogers
pentingnya hubungan yang positif antara guru dan murid dalam proses
pertumbuhan individu harus ditandai dengan sikap saling menghargai, empati, dan
pertumbuhan dan perkembangan pribadi setiap murid. Dalam hubungan yang penuh
dengan saling menghargai dan empati, murid merasa didukung untuk menjelajahi
minat dan bakat mereka, serta merasa nyaman untuk menghadapi tantangan dan
komunikasi antara guru dan murid. Dengan adanya komunikasi yang terbuka, murid
merasa lebih bebas untuk menyatakan pemikiran, perasaan, dan kebutuhan mereka,
pentingnya membangun hubungan yang positif, penuh kasih, dan inklusif antara
guru dan murid. Hal ini membantu menciptakan lingkungan belajar yang
setiap individu. Dengan demikian, sikap saling menghargai dan memahami antara
guru dan murid menjadi landasan penting dalam teori belajar humanistik.
28
2. Ciri-ciri Teori Belajar Humanistik
a. Fokus pada proses belajar: Teori humanistik menekankan pentingnya proses belajar
itu sendiri, bukan hanya hasil akhirnya. Proses belajar dipandang sebagai
pribadi mereka. Ini menekankan pentingnya keterlibatan aktif dalam belajar dan
b. Peran aspek kognitif dan afektif: Teori humanistik mengakui bahwa belajar
melibatkan tidak hanya aspek kognitif (seperti pemahaman dan pengetahuan), tetapi
juga aspek afektif (seperti sikap, nilai, dan emosi). Keduanya dianggap penting
pembelajaran tidak hanya tentang menghafal fakta, tetapi juga tentang memahami
bertujuan untuk memperkaya pemahaman individu tentang dunia dan diri mereka
sendiri.
d. Mementingkan sikap dan perilaku: Teori humanistik mengakui bahwa sikap dan
tantangan.
29
e. Tidak ada proses belajar yang benar-benar ditentukan: Teori humanistik
sendiri, oleh karena itu tidak ada pendekatan belajar yang universal atau satu-solusi-
kuat pada pengembangan aspek manusiawi dan pribadi dari individu. Tujuannya adalah
untuk membantu individu menjadi lebih sadar, peka, dan berempati terhadap diri sendiri
dan lingkungan sekitar, serta mencapai potensi maksimal mereka melalui proses
aktualisasi diri.
pembelajaran. Murid didorong untuk mengambil peran aktif dalam menentukan cara
dan sistem belajar mereka sendiri, sementara guru berperan sebagai fasilitator yang
membantu dan mendukung mereka dalam menemukan cara belajar yang paling sesuai
pemikiran kritis mereka, mengevaluasi apa yang efektif dan tidak efektif dalam
pembelajaran mereka, dan secara bertahap mengambil tanggung jawab atas proses
pembelajaran mereka sendiri. Hal ini dapat menghasilkan pembelajaran yang lebih
30
bermakna dan berkelanjutan, karena proses belajar menjadi lebih relevan dan berpusat
signifikan bagi murid dalam jangka waktu yang panjang. Beberapa manfaat utamanya
meliputi:
humanis di mana murid merasa dihargai dan diakui sebagai individu yang memiliki
b. Pemahaman dan Evaluasi Diri: Melalui pengalaman belajar yang otonom dan
reflektif, murid belajar untuk membedakan antara perilaku atau keputusan yang
Mereka menjadi lebih sadar akan nilai-nilai, kepercayaan, dan tujuan pribadi
mereka sendiri.
menghargai kebebasan dan pendapat orang lain. Mereka juga belajar untuk
inklusif.
31
Mereka merasa lebih terlibat dan bersemangat untuk belajar karena proses tersebut
karakter mereka, memupuk sikap positif terhadap pembelajaran, dan membantu mereka
Kelebihan:
mereka.
yang positif, perubahan sikap yang baik, dan peningkatan hati nurani.
d. Pola Pikir yang Cerdas dan Luas: Pendekatan ini mendorong pemikiran kritis,
refleksi, dan pemahaman yang mendalam atas materi pembelajaran, yang pada
32
e. Pengalaman Pembelajaran yang Menarik: Melalui pendekatan yang menekankan
bagi individu.
Kekurangan:
kolektif.
intrinsik dari individu, proses belajar dalam pendekatan humanistik dapat gagal.
kemajuan belajar.
d. Tidak Cocok untuk Metode Pembelajaran Praktis: Teori humanistik mungkin tidak
pengetahuan diperlukan.
kesenjangan dalam kemajuan belajar antara satu murid dengan yang lainnya.
33
6. Konsep Teori Belajar Humanistik
Konsep dasar dari teori belajar humanistik menempatkan individu sebagai agen
utama dalam proses pembelajaran mereka. Motivasi internal dan eksternal memegang
peranan penting dalam meningkatkan minat dan hasil belajar. Peran guru sebagai
fasilitator sangat penting dalam membantu siswa menemukan motivasi mereka dan
mengarahkan mereka menuju tujuan pembelajaran yang sama. Selain itu, pemahaman
tentang pendekatan belajar yang humanis oleh guru dan siswa akan membantu
keseimbangan antara peran guru dan siswa menjadi kunci dalam mencapai kesuksesan
kebutuhan mereka.
Memilih dan menganalisis topik materi yang menarik bagi murid serta
mempersiapkan fasilitas belajar yang efektif juga merupakan langkah yang krusial
dalam proses pembelajaran. Mengajak murid untuk aktif dalam pembelajaran dan
yang berkelanjutan.
34
memahami karakteristik individu murid adalah langkah awal yang penting.
Penggunaan media pembelajaran yang kreatif dan menjalin komunikasi yang baik
mereka secara penuh. Terima kasih atas penjelasan yang sangat informatif!
35
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
perilaku peserta didik sebagai hasil proses pembelajaran. Terjadinya perubahan tingkah
laku diakibatkan oleh adanya interaksi antara stimulus dan respon. Teori belajar ini
prinsip yang ada. Menurut Mukinan, prinsip teori belajar behavioristik adalah sebagai
dikatakan sudah belajar. Artinya, kegiatan belajar yang tidak membawa perubahan perilaku
tidak dianggap belajar menurut teori ini. Hal yang paling penting pada teori ini adalah
stimulus dan respon karena bisa diamati. Hal-hal selain stimulus dan respon tidak dianggap
penting karena tidak bisa diamati. Adanya penguatan (reinforcement), yaitu hal-hal yang
bisa memperkuat respon. Penguatan bisa berupa penguatan positif dan negatif.
Teori belajar behavioristik ini adalah teori belajar yang umum digunakan di
Indonesia. Hal itu bisa dilihat dari beberapa contoh berikut. Guru menyusun materi atau
bahan ajar secara lengkap, mulai materi sederhana sampai kompleks. Selama mengajar,
guru lebih banyak memberikan contoh berupa instruksi. Jika guru menjumpai adanya
kesahalan, baik pada materi maupun pada peserta didik maka akan segera diperbaiki. Guru
lebih aktif memberikan latihan agar terbentuk kebiasaan yang diinginkan. Guru
memberikan evaluasi berdasarkan perilaku yang terlihat. Guru harus mampu memberikan
36
Teori belajar kognitif adalah teori belajar yang mementingkan proses belajar
daripada hasilnya. Teori ini menyatakan bahwa pada proses belajar, seseorang tidak hanya
cenderung pada hubungan antara stimulus dan respon, melainkan juga bagaimana perilaku
Prinsip teori belajar kognitif dalam pembelajaran adalah sebagai berikut. Proses
belajar lebih penting daripada hasil. Persepsi dan pemahaman dalam mencapai tujuan
belajar menunjukkan tingkah laku seorang individu. Materi belajar dipisahkan menjadi
komponen kecil, lalu dipelajari secara terpisah. Keaktifan peserta didik saat pembelajaran
merupakan suatu keharusan. Pada kegiatan belajar, dibutuhkan proses berpikir yang
kompleks.
tingkah lakulah seorang individu akan mengalami proses mental yang nantinya bisa
terjadinya reaksi. Pendekatan ini memberikan penekanan terhadap isi pikiran manusia agar
Teori humanistik atau sering juga disebut teori belajar humanistik adalah satu dari
beberapa teori belajar yang sering digunakan oleh guru maupun tenaga pengajar lainnya.
Secara garis besar teori belajar humanistik adalah teori belajar bertujuan menghasilkan hal
baik bagi kemanusiaan supaya bisa mencapai aktualisasi diri dan membuat orang mampu
mengenali diri sendiri. Oleh karena itu, proses belajar humanistik ini membutuhkan
perhatian yang besar dalam prosesnya dengan harapan menghasilkan pencapaian yang baik.
37
kritik pada teori Piaget karena temuan tahapan-tahapan yang disampaikan Piaget tidak
selalu terjadi sesuai dengan umur dalam gagasan teorinya (Bower and Wishart, 1972;
McGarrigle and Donaldson, 1974; Rose and Blank, 1974; Keating, 1979). Teori Vigotsky
yang menimbang faktor-faktor kultural dalam perkembangan anak yang terlihat dari
pemberian bantuan terhadap ZPD, dapat menjelaskan apa yang tidak bisa dijelaskan oleh
teori Piaget.
Sementara itu, teori Vygotsky yang terbatas pada perilaku-perilaku yang tampak,
kurang dapat menjelaskan perilaku-perilaku yang sukar diamati. Dalam hal ini teori Piaget
ini bersifat saling melengkapi dan memberikan jawaban atas kelemahan masingmasing
teori yang dikemukakan. Implikasi dalam pembelajaran Bahasa Inggris, guru harus mampu
melihat poin-poin penting di setiap teori untuk dapat digunakan dalam pembelajaran untuk
B. Saran
lebih inovatif dan efektif. Selain itu, kami juga mendorong para praktisi pendidikan untuk
terus memperdalam pemahaman mereka terhadap berbagai teori pembelajaran yang ada,
lapangan.
Demikianlah makalah ini kami susun dengan penuh dedikasi dan kerja keras.
Semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi yang bermanfaat bagi pengembangan
38
DAFTAR REFERENSI
Jusmiana Andi, S.Pd., M.Pd. 2003. Makalah Teori Pembelajaran. Pendidikan Teknologi
Informasi Komunikasi Universitas Pejuang Republik Indonesia Makassar. Makasar.
https://osf.io/5sm7y/download
Suryana Ermis, Marni Prasyur Aprina, Kasinyo Harto. 2022. Teori Konstruktivistik dan
Implikasinya dalam Pembelajaran. Jurnal Ilmiah Imu Pendidikan, 5 (7).
https://jiip.stkipyapisdompu.ac.id/jiip/index.php/JIIP/article/download/666/621
Utami I.G.A. Lokita Purnamika. 2016. Teori Konstruktivisme dan Teori Sosiokultural:
Aplikasi dalam Pengajaran Bahasa Inggris. Ejournal Undiksha, 11 (1).
https://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/PRASI/article/view/10964
Yanuardianto Elga. 2019. Teori Kognitif Sosial Albert Bandura. Jurnal Auladuna, 1 (2).
DOI: https://doi.org/10.36835/au.v1i2.235
39