K DENGAN
CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) DI BANGSAL
EDELWIS RSUD WATES
LAPORAN KELOMPOK
Oleh:
ALIFA NUZUL NABILA (23102061152)
AZYUMA SHAFA TRISWANDA (2310206142)
LAPORAN KELOMPOK
Disusun Oleh:
ALIFA NUZUL NABILA (23102061152)
AZYUMA SHAFA TRISWANDA (2310206142)
Mengesahkan
Pembimbing Lahan,
(…………………………………….)
A. PENGKAJIAN KASUS
I. DATA DEMOGRAFI
a. Biodata
1) Nama (inisial) : Tn. K
2) Usia / Tanggal lahir : 68 Tahun / 23-03-1955
3) Jenis Kelamin : Perempuan
4) Alamat & No tlp : Plampang III, Kalirejo, Kokap
5) Suku / Bangsa : Jawa / Warga Negara Indonesia
6) Status Perkawinan : Kawin
7) Agama : Islam
8) Pekerjaan : Wiraswasta
9) Diagnosa Medis : CHF, Hematochezia
10) No. Medical Record : 74791xx
11) Tanggal Mauk RS : 16-01-2024
12) Tanggal Pengkajian : 18-01-2024
b. Penanggung jawab
1) Nama (inisial) : Ny.A
2) Usia :-
3) Jenis Kelamin : Perempuan
4) Pekerjaan : Wiraswasta
5) Hubungan dengan pasien : Istri
6) Alamat & No tlp : Plampang III, Kalirejo, Kokap
Keterangan :
= Garis Perkawinan, tinggal bersama
= Garis Keturunan
= Laki-laki
= Perempuan
= Klien
X = Meninggal
? = Tidak diketahui
// = Cerai
2. Tanda-tanda vital
a. Suhu : 36,3ºC
b. Nadi : 100x/menit
c. Pernafasan : 30x/menit
d. Tekanan darah : 145/65mmHg
e. SpO2 : 95% -> 98% (dengan NK 3 LPM)
d. Indra
1) Mata
a. Kelopak mata tidak bengkak, bulu mata lentik, mata rabun jauh.
b. Visus : kuat, sedikit kabur
c. Lapang pandang : lapang pandang pasien sedikit menyempit, pasien
dapat melihat area kanan kiri atas bawah dari sisi luar mata, tetapi
jika jarak jauh sedikit kabur.
2) Hidung
a. Penciuman kuat, pasien dapat mencium bau sesuai dengan baunya,
tidak terasa perih di hidung, tidak ada riwayat trauma hidung atau
mimisan.
b. Tidak ada sekret yang menghalangi penciuman
3) Telinga
a. Pasien tidak pernah operasi telinga, dauh telinga membuka dengan
baik
b. Kanal auditoris : simetris membentuk huruf S semestinya
c. Membran tympani : bekerja dengan baik, tidak terkaji lebih lanjut
d. Fungsi pendengaran : baik, tidak ada gangguan pendengaran
e. Sistem Saraf
1) Fungsi cerebral
a) Status mental : pasien mengingat dengan jelas riwayat
kesehatannya. Pasien menceritakan bagaimana kronologi
penyakitnya dari awal muncul sampai dengan sekarang. Perhatian
pasien terhadap pertanyaan yang disampaikan perawat cenderung
emosional, bahasa pasien tidak melantur, pasien berkomunikasi
menggunakan bahasa jawa.
b) Kesadaran GCS : 15 (V4 V5 M6)
c) Bicara : pasien berbicara ekspresive dan pasien resiptive mampu
untuk memahami ucapan perawat.
2) Fungsi kranial
- Kranial I : dapat mencium bau sesuai dengan baunya
- Kranial II : kedua mata mengalami rabun jauh
- Kranial III : gerakan mata mengedip, merespon cahaya dan fokus
terhadap objek yang dilihatnya
- Kranial IV : mata dapat bergerak ke bawah dan keatas
- Kranial V : dapat merespon merangsang usapan dahi
- Kranial VI : mata dapat melihat objek disampingnya
- Kranial VII : ekspresi wajah ekspresif dan dapat membedakan
rasa makanan
- Kranial VIII : pasien dapat merespon suara
- Kranial IX : pasien dapat merasakan dan menelan makanan
- Kranial X : pasien dapat merasakan muntah dan menelan dengan
baik
- Kranial XI : pasien mampu menggerakkan kepala, leher, dan
bahunya
- Kranial XII : pasien mampu menggerakkan lidah
3) Fungsi motorik
Tidak terdapat hambatan pada anggota gerak pasien.
4) Gungsi sensorik
Pasien dapat merasakan rangsangan panas/dingin, nyeri, dan getaran
posisi.
5) Fungsi cerebellum
Koordinasi dan keseimbangan tubuh terjaga dan terkontrol, pasien
tirah baring
6) Refleks
Refleks ekstermitas atas, bawah dan superficial berespon sesuai
7) iritasi meningen
Tidak terdapat iritasi meningen seperti kaku kuduk.
f. Sistem Muskuloskeletal
1. Kepala
Bentuk kepala pasien normal, tidak terdapat benjolan maupun luka
pada bagian kepala.
2. Vertebrae
ROM tidak mengalami keterbatasan.
3. Pelvis
Pergerakan bebas
4. Lutut
a. Kaki : Terdapat edema pada kedua kaki
b. Bahu : Bahu tidak dapat melakukan ROM aktif maupun pasif pada
bahu kiri
c. Tangan : ROM terbatas pada tangan kiri
g. Sistem integumen
1) Rambut : Rambut sedikit lembab, tampak uban pada seluruh rambut
2) Kulit : Struktur kulit lembab
3) Kuku : Warna kuku pink, tidak ada perubahan kelainan pada kuku,
kuku tidak mudah patah dan bersih
h. Sistem endokrin
1) Kelenjar tiroid : Tidak terdapat pembengkakan pada kelenjar
tiroidnya
2) Percepatan pertumbuhan : Tidak terdapat percepatan pertumbuhan
3) Gejala kreatinisme dan gigantisme : Tidak terdapat gejala
kreatinisme atau gigantisme.
4) Ekskresi urin berlebih : Pasien berkemih normal
5) Suhu tubuh normal, tidak ada peningkatan keringat berlebih dan leher
tidak kaku
6) Riwayat bekas air seni dikelilingi semut
Tidak terdapat riwayat
i. Sistem perkemihan
1) Edema palpebra : Tidak terdapat pembengkakan
2) Moon face : Wajah pasien tidak sembab maupun bengkak
3) Edema anasarka : Terdapat edema pada kedua kaki
4) Keadaan kandung kemih : Kandung kemih normal, dapat
mengeluarkan urine dengan baik.
5) Nocturia, dysuria, kencing batu : Pasien tidak sering buang air kecil
saat malam hari, saat buang air kecil pasien tidak merasakan nyeri
dan tidak terdapat kencing batu.
6) Penyakit hubungan seksual : tidak terdapat penyakit hubungan
seksual
7) Balance cairan
Intake Output Balance cairan
Infus: 500 CC Urine : 600cc Input – output :
Obat-obatan: 30 cc IWL : 900 cc 1.250 – 1. 068,75
Makan + minum :650 + Feses : 200 cc = + 181,25 cc
400 cc Muntah : - cc
Drain : - cc
Darah : 20 cc
Total : 1580cc Total : 1. 068.75 cc
j. Sistem reproduksi
1) Laki-laki
• Keadaan gland penis (uretra)
BAK pasien lancar, berwarna kekuningan, tidak ada gangguan
pada BAK pasien
• Testis (sudah turun/belum)
Testis pasien tampak sudah mengalami penurunan.
• Pertumbuhan rambut (kumis, janggut, ketiak)
Pasie terdapat beberapa rambut pada kumis dan janggutm terdapat
rambut pada bagian ketiak.
• Pertumbuhan jakun
Tampak adanya jakun pada bagian kartilago tiroid.
• Perubahan suara
Suara pasien sudah mengalami perubahan, tampak serak dan
berat.
k. Sistem imun
• Alergi
Pasien mengatakan tidak memiliki alergi
• Immunisasi
Pasien imunisasi lengkap
• Penyakit yang berhubungan dengan cuaca
Tidak terdapat penyakit yang berhubungan dengan cuaca
• Riwayat tranfusi dan reaksinya
Pasien belum pernah tranfusi darah sebelumnya
B. Cairan
1. Jenis minuman yang dikonsunsi dalam 24 jam : air putih
2. Frekuensi & volume minuman /cairan : kurang lebih 3 gelas
3. Kebutuhan cairan dalam 24 jam : 30 cc/kgBB/24 jam x 45 kg : 1500
cc/24jam
D. Istirahat tidur
1. Apakah cepat tidur : pasien mengatakan tidurnya sering terbangun
dikarenakan nyeri dada yang kadang-kadang datang dan juga karena
faktor usia, sehingga tidur sering terbangun.
2. Jam tidur (siang/malam) : Pasien tidur siang pukul 12.00 dan tidur
malam pukul 20.00 sebelum masuk rumah sakit, setelah masuk rumah
sakit pasien sulit tidur karena merasa tidak nyaman pada badannya
3. Bila tidak dapat tidur apa yang dilakukan : Jika tidak dapat tidur pasien
melihat lihat sekitar dan melamun
4. Apakah tidur secara rutin : Pasien selalu mencoba tidur namun sulit
E. Olahraga
1. Program olahraga tertentu : pasien tidak memiliki program latihan
sebelum masuk ke rumah sakit sampai dengan saat ini
2. Berapa lama melakukan dan jenisnya apa : -
3. Perasaan setelah melakukan olahraga : tidak terkaji
G. Personal hygiene
1. Mandi
Pasien setiap pagi mandi dengan bantuan keluarga menggunakan wash
lap
2. Cuci rambut
Pasien selama di rumah sakit hanya membasahi rambutnya saja
3. Gunting kuku
Pasien menggunting kukunya seminggu sekali sebelum masuk rumah
sakit
4. Gosok gigi
Pasien gogok gigi pada pagi hari dan malam hari selama dirumah sakit
tidak dapat rutin gosok gigi
I. Rekreasi
1. Bagaimana perasaan anda saat bekerja?
Saat bertemu dengan orang lain pasien merasakan senang dan
bersemangat.
2. Berapa banyak waktu luang?
Pasien memiliki banyak waktu luang setiap harinya
3. Apakah puas setelah rekreasi
Pasien sangat senang dan puas setelah rekreasi
4. Apakah anda dan keluarga menghabiskan waktu senggang?
Pasien selalu menghabiskan waktu senggang dengan keluarga dan orang
terdekatnya.
5. Bagaimana perbedaan hari libur dan hari kerja?
Pasien tidak memiliki hari libur dan hari bekerja, pasien sudah tidak
bekerja
Analisia
&
Jenis
Tgl Nilai interpreta
No pemeriksaan Tgl hasil Hasil
pemeriksaan normal si hasil
diagnostik
pemeriks
aan
1. Hematologi 16-01-24 16-01-24
Hemoglobin 12.6 12.00-15.00 N
Hematokrit 37.5 35.00-49.00 N
Leukosit 9.21 4.5-11.5 N
Trombosit 199 150-450 N
Eritrosit 4.43 4.00-5.40 N
MCV 84.6 80.0-94.0 N
MCH 28.4 26.0-32.0 N
MCHC 33.5 32.0-36.0 N
RDW-CV 14.6 11.5-14.5 H
RDW-SD 44.9 35-47 N
Neutrofil% 82.5 50-70 H
Limfosit% 11.3 18-42 L
Monosit% 4.9 2-11 N
Eosinofil% 1.2 1-3 N
Basofil% 0.1 0.00-2.0 N
IMG% 1.1 <10 N
Neutrofil# 7.60 2.30-8.60 N
Limfosit# 1.04 1.622-5.370 L
Monosit# 0.45 0.16-1.00 N
Eosinofil# 0.11 0.05-0.45 N
Basofil# 0.01 0.0-0.2 N
IMG# 0.10 0.00-1.00 N
NLR 7.27 N
NRBC% 0.00
NRBC# 0.000
DS:
- Pasien mengatakan nyeri dada
kiri terasa seperti terbakar dan
tertindih, pasien juga
mengeluh pusing pada kepala.
2. DO: Hambatan upaya Pola napas tidak
- Pasien tampak kelelahan napas (nyeri saat efektif (D.0005)
- Tampak adanya retraksi pada bernapas)
kedua dada pasien
- Fase ekspirasi tampak
memanjang
- Pasien terpasang NK 3 lpm
- Suara napas ronchi pada kedua
lapang paru
- Hasil Thorax AP (tanggal 16
Januari 2024)
Kesan: Susp. Awal edema
pulmonum, susp. Pneumonia
dextra, cardiomegaly, ASHD
- Hasil TTV
TD : 145/65 mmHg
RR : 30 x/menit
N : 100 x/menit
S : 36,3 ºC
SpO2 : 95% -> 98%
(terpasang NK 3 lpm)
DS :
- Pasien mengatakan sesak saat
bernapas dan nyeri
- Pasien menatakan ada batuk
berdahak
3. DO: Agen pencedera Nyeri Akut (D.
- Hasil Thorax AP (tanggal 16 biologis 0077)
Januari 2024)
Kesan: Susp. Awal edema
pulmonum, susp. Pneumonia
dextra, cardiomegaly, ASHD
Pemeriksaan laboratorium
- Pasien tampak meringis
menahan nyeri ketika nyeri
pada dadanya datang
- Pasien mengatakan tidur
kadang-kadang terbangun bila
nyeri datang
- Hasil TTV
TD : 145/65 mmHg
RR : 30 x/menit
N : 100 x/menit
S : 36,3 ºC
SpO2 : 95% -> 98%
(terpasang NK 3 lpm)
DS :
- Pasien mengatakan nyeri pada
dada kiri hingga ke punggung
belakang
- Pengkajian nyeri
P : Nyeri dada (agen
pencedera biologis)
Q : Nyeri terasa seperti
terbakar dan tertindih
R : Nyeri pada dada kiri
hingga ke punggung belakang
S : Skala nyeri 8
T : Hilang timbul
4. DO: Gangguan Risiko perdarahan
- Pasien tampak adanya darah gastrointestinal (D.0012)
pada feses pasien
- Bibir pasien cenderung kering
dan sedikit pucat
- BAB hari ini 2x dengan
konsistensi keras disertai darah
- Diagnosa medis CHF dan
Hematochezia
- Hasil TTV
TD : 145/65 mmHg
RR : 30 x/menit
N : 100 x/menit
S : 36,3 ºC
SpO2 : 95% -> 98%
(terpasang NK 3 lpm)
DS :
- Pasien mengatakan keluar
darah setiap kali BAB
Prioritaskan Diagnosa Keperawatan :
1. Penurunan curah jantung (D. 0008) b.d Perubahan kontaktilitas d.d
cardiomegaly dan edema pada kedua kaki
2. Pola napas tidak efektif (D.0005) b.d Hambatan upaya napas (nyeri saat
bernapas) d.d nyeri saat bernapas dan terdapat retraksi dada
3. Nyeri Akut (D. 0077) b.d Agen Pencedera biologis d.d meringis dan nyeri pada
dada hingga ke punggung belakang
4. Risiko perdarahan (D.0012) d.d faktor risiko Gangguan gastrointestinal
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
NO. DIAGNOSA TUJUAN (SLKI) RENCANA TINDAKAN (SIKI) RASIONAL
KEPERAWATAN
(SDKI)
1. Penurunan curah Setelah dilakukan tindakan Perawatan Jantung (I.02075) Judul : 2020 ESC Guidelines for
jantung (D. 0008) b.d keperawatan selama 3x7 O: the management of acute
Perubahan irama jam diharapkan masalah - Identifikasi tanda/gejala primer penurunan coronary syndromes in patients
jantung d.d Curah Jantung dapat curah jantung (meliputi: dispnea, kelelahan, presenting without persistent ST-
cardiomegaly dan meningkat dengan kriteria edema, ortopnea, PND, peningkatan CVP). segment elevation
edema pada kedua hasil : - Identifikasi tanda/gejala sekunder Penulis : Collet, J. P., Thiele, H.,
kaki Curah Jantung penurunan curah jantung (meliputi: Barbato, E., Bauersachs, J.,
(L.020008) peningkatan berat badan, hepatomegaly, Dendale, P., Edvardsen, T.,
a. Takikardia dari distensi vena jugularis, palpitasi, ronkhi Siontis, G. C. M
skala 2 (cukup basah, oliguria, batuk, kulit pucat) Tahun : 2021
meningkat) - Monitor tekanan darah (termasuk tekanan Hasil :
menjadi skala 4 darah ortostatik, jika perlu) Elektrokardiogram (EKG) 12
(cukup menurun) - Monitor intake dan output cairan sadapan untuk mencari tanda dari
b. Edema dari skala 2 - Monitor berat badan setiap hari pada waktu peningkatan segmen ST. Seluruh
(cukup meningkat) yang sama pasien dengan keluhan nyeri dada
menjadi skala 4 - Monitor saturasi oksigen atau keluhan yang mengarah
(cukup menurun) - Monitor keluhan nyeri dada (mis: gejala iskemia merupakan
c. Lelah dari skala 3 intensitas, lokasi, radiasi, durasi, presipitasi indikasi dalam melakukan
(sedang) menjadi yang mengurangi nyeri) pemeriksaan EKG 12 sadapan
skala 5 (menurun) - Monitor EKG 12 sadapan dengan segera (maksimal
NO. DIAGNOSA TUJUAN (SLKI) RENCANA TINDAKAN (SIKI) RASIONAL
KEPERAWATAN
(SDKI)
d. Tekanan darah dari - Monitor aritmia (kelainan irama dan terintepretasi dalam waktu 10
skala 2 (cukup frekuensi) menit), sekaligus mendeteksi
meningkat) - Monitor nilai laboratorium jantung (mis: adanya aritmia yang dapat
menjadi skala 5 elektrolit, enzim jantung, BNP, NTpro- mengancam jiwa. Adanya sebuah
(cukup menurun) BNP) peningkatan segmen ST yang
- Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi diukur melalui J-Point merupakan
sebelum dan sesudah aktivitas tanda dari berlangsungnya oklusi
- Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi pada arteri koroner. Syarat sebuah
sebelum pemberian obat (mis: beta blocker,gambaran EKG yang dapat
ACE Inhibitor, calcium channel blocker, disebut sebagai peningkatan
digoksin) segmen ST adalah adanya
T: peningkatan segmen ST ≥2.5mm
- Posisikan pasien semi-fowler atau fowler pada pria usia <40 tahun atau
dengan kaki ke bawah atau posisi nyaman ≥2mm pada pria usia ≥40 tahun
- Berikan diet jantung yang sesuai (mis: ataupun ≥1.5mm pada wanita di
batasi asupan kafein, natrium, kolesterol, sadapan V2-V3 dan/atau ≥1mm
dan makanan tinggi lemak) di sadapan lainnya.
- Fasilitasi pasien dan keluarga untuk
modifikasi gaya hidup sehat Judul : Hubungan aktivitas fisik,
- Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi perilaku menetap, status gizi,
stress, jika perlu
- Berikan dukungan emosional dan spiritual
NO. DIAGNOSA TUJUAN (SLKI) RENCANA TINDAKAN (SIKI) RASIONAL
KEPERAWATAN
(SDKI)
- Berikan oksigen untuk mempertahankan Serta gangguan kesehatan mental
saturasi oksigen > 94% terhadap penyakit jantung
E: koroner
- Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi Penulis : Suci Nurhijriah,
- Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap Masriadi, Arman, Siti Patima,
- Anjurkan berhenti merokok Rezki Aulia Yusuf
- Ajarkan pasien dan keluarga mengukur Tahun : 2022
berat badan harian Hasil :
- Ajarkan pasien dan keluarga mengukur Aktivitas fisik dan Gangguan
intake dan output cairan harian kesehatan mental tidak memiliki
K: pengaruh dengan penyakit
- Kolaborasi pemberian antiaritmia, jika jantung koroner. Namun efek
perlu positif lain dari aktivitas fisik
- Rujuk ke program rehabilitasi jantung teratur mencakup penurunan
tekanan darah, lemak darah, kadar
Pemantauan Tanda Vital (I.02060) insulin, agregasi trombosit, dan
O: berat badan. Perilaku menetap
- Monitor tekanan darah dan Status gizi memiliki pengaruh
- Monitor nadi (frekuensi, kekuatan, irama) dengan penyakit jantung koroner.
- Monitor pernapasan (frekuensi, kedalaman) Melakukan diet jantung koroner
- Monitor suhu tubuh dengan mengonsumsi buah,
- Monitor oksimetri nadi sayur, gandum utuh, dan asam
NO. DIAGNOSA TUJUAN (SLKI) RENCANA TINDAKAN (SIKI) RASIONAL
KEPERAWATAN
(SDKI)
- Monitor tekanan nadi lemak tidak jenuh mempunyai
T: efek perlindungan untuk
- Atut interval pemantauan sesuai kondisi mencegah penyakit PJK. Saran
pasien untuk pasien dengan PJK perlu
- Dokumentasikan hasil pemantauan melakukan perubahan gaya hidup
E: yang cukup masif. Seperti
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan perubahan dalam pola diet,
- Informasikan hasil pemantauan kebiasaan merokok, pembatasan
aktivitas, serta pengendalian stres
dan kecemasan.
2. Pola napas tidak Setelah dilakukan tindakan Manajemen Jalan Napas (I.01011) Judul : Perbedaan Efektifitas
efektif (D.0005) b.d keperawatan selama 3x7 O: Posisi Fowler Dengan
Hambatan upaya jam diharapkan masalah - Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, PosisiSemifowler Untuk
napas (nyeri saat Pola Napas dapat menurun usaha napas) Mengurangi Sesak Nafas
bernapas) d.d nyeri dengan kriteria hasil - Monitor bunyi napas tambahan (misalnya: Penulis : Siti Zuraida Muhsinin,
saat bernapas dan Pola Napas (L.01004) gurgling, mengi, wheezing, ronchi kering) Musniat, Eva Zulfa, Ni Wayan
terdapat retraksi dada a. Dispnea dari skala Mei Yanti
T:
3 (sedang) menjadi Tahun : 2022
skala 5 (menurun) - Posisikan semi-fowler atau fowler Hasil :
b. Penggunaan otot - Berikan minum hangat Posisi fowler dan semi fowler
bantu skala 2 - Lakukan fisioterapi dada, jika perlu adalah dua jenispengaturan
(cukup meningkat) - Berikan oksigen, jika perlu posisi yang sering digunakan
NO. DIAGNOSA TUJUAN (SLKI) RENCANA TINDAKAN (SIKI) RASIONAL
KEPERAWATAN
(SDKI)
menjadi skala 5 E: untuk pasiendengan sesak nafas.
(menurun) - Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika Posisi fowler adalah posisi
c. Pemanjangan fase tidak ada kontraindikasi dimana kepala ditinggikan 90
ekspirasi skala 3 - Ajarkan Teknik batuk efektif derajat, posisi fowler akan
(sedang) menjadi membantu menghilangkan
K:
skala 5 (menurun) tekanan pada diafragma yang
d. Frekuensi napas - Kolaborasi pemberian bronkodilator, memungkinkan pertukaran
skala 2 (cukup ekspektoran, mukolitik, jika perlu. volume yang lebih besar
meningkat) dariudara. Sedangkan, posisi
menjadi skala 5 Pemantauan Respirasi (I.01014) fowler adalah posisi
(menurun) O denganmeninggikan kepala 45
- Monitor frekuensi, irama, kedalaman dan derajat. Pada posisi semi fowler
upaya napas akan terjadi penarikan gaya
- Monitor pola napas (seperti bradypnea, gravitasi bumi yang menarik
takipnea, hiperventilasi, kussmaul, Cheyne- diafragma ke bawah sehingga
stokes, biot, ataksik) dapat menurunkan konsumsi O2
- Monitor kemampuan batuk efektif dan dapat memaksimalkan
- Monitor adanya produksi sputum ekstasi paru. Otot difragma
- Monitor adanya sumbatan jalan napas yang terletak pada posisi 45
- Palpasi kesimetrisan ekspansi paru derajat akan memungkinkan otot
- Auskultasi bunyi napas untuk berkontraksi,volume
- Monitor saturasi oksigen rongga dada membesar dengan
NO. DIAGNOSA TUJUAN (SLKI) RENCANA TINDAKAN (SIKI) RASIONAL
KEPERAWATAN
(SDKI)
T: menambahkan panjang batang
- Atur interval pemantauan respirasi sesuai vertikalnya. Rongga toraks
kondisi pasien yang membesar akan membuat
- Dokumentasikan hasil pemantaian tekanan pada rongga toraks
E: mengembang dan memaksa
- Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan paru-paru juga ikut
- Informasikan hasil pemantauan mengembang. Proses ventilasi
yang meningkatkan
karbondioksida akan
meningkatkan pengeluaran
danmeningkatkan oksigen yang
masuk ke alveoli. Hasil penelitian
tidak ada perbedaan efektifitas
posisi fowler dansemifowler
untuk mengurangi sesak nafas
atau dipsnea pada pasien dengan
gangguan pernafasan di RSUD
Kota Mataram Tahun 2022.
Kedua tindakan inisama-sama
efektif untuk mengurangi sesak
nafas atau dipsnea.
NO. DIAGNOSA TUJUAN (SLKI) RENCANA TINDAKAN (SIKI) RASIONAL
KEPERAWATAN
(SDKI)
3. Nyeri Akut (D. 0077) Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri (I.08238) Judul : Pengaruh Teknik
b.d Agen Pencedera keperawatan selama 3x7 O: Relaksasi Nafas Dalam terhadap
Fisik dibuktikan jam diharapkan masalah - Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, Penurunan Nyeri pada Pasien
dengan meringis dan Tingkat Nyeri dapat frekuensi, kualitas, intensitas nyeri Fraktur
nyeri pada dada menurun dengan kriteria - Identifikasi skala nyeri Penulis : Lela Aini, Reza Reskita
hingga ke punggung hasil - Identifikasi respons nyeri non verbal Tahun : 2018
belakang Tingkat Nyeri (L.08066) - Identifikasi faktor yang memperberat dan Hasil :
a. Keluhan nyeri dari memperingan nyeri Fraktur adalah retak atau patah
skala 2 (cukup - Monitor keberhasilan terapi komplementer tulang yang disebabkan oleh
meningkat) ke yang sudah diberikan trauma, atau tenaga fisik lainnya
skala 4 (cukup - Monitor efek samping penggunaan sehingga pasien fraktur akan
menurun) analgetik mengalami nyeri dari ringan
b. Meringis dari skala T: hingga berat. Analisis data (P-
2 (cukup - Berikan teknik nonfarmakologis untuk value = 0,001) yang artinya ada
meningkat) ke mengurangi rasa nyeri (mis. TENS, pengaruh teknik relaksasi napas
skala 4 (cukup hipnosis akupresur, terapi musik, dalam terhadap penurunan nyeri
menurun) biofeedback, terapi pijat, aromaterapi, pada pasien fraktur di RSI Siti
c. Gelisah dari skala 2 terapi imajinasi terbimbing, kompres Khadijah Palembang. Dengan
(cukup meningkat) hangat/dingin, terapi bermain) adanya penelitian ini diharapkan
ke skala 4 (cukup - Kontrol lingkungan yang memperberat rasa petugas kesehatan dapat
menurun) nyeri (mis. Suhu ruangan, pencahayaan, mengimplementasikan teknik
kebisingan) relaksasi nafas dalam terhadap
NO. DIAGNOSA TUJUAN (SLKI) RENCANA TINDAKAN (SIKI) RASIONAL
KEPERAWATAN
(SDKI)
- Fasilitasi istirahat dan tidur penurunan nyeri pada pasien
E: fraktur.
- Jelaskan penyebab, periode dan pemicu (Aini & Reskita, 2018)
nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Anjurkan menggunakan analgetik secara
tepat
- Anjurkan teknik nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
K:
- Kolaborasi pemberian analgetik
P : Lanjutkan Intervensi
- Pemantauan TTV
- Monitor keluhan nyeri dada
- Monitor edema pada kedua kaki
- Kolaborasi pemberian terapi medikasi
- Pertahankan posisi semi fowler
- Lanjutkan pemberian terapi oksigen NK 3 lpm
Alifa
Pola napas tidak efektif b.d Hambatan upaya napas (nyeri saat bernapas)
16-1- 14.20 - Memonitor pola napas Kamis, 18 Januari 2024 Kamis, 18 Januari 2024
24 - Memonitor bunyi napas Pukul 16.00 Pukul 19.40
Shift tambahan S: S:
Sore 14.45 - Memonitor kemampuan batuk - Pasien mengatakan - Pasien mengatakan masih merasa sesak dan batuk
efektif masih batuk berdahak berdahak
- Memonitor adanya produksi - Pasien mengatakan
sputum masih merasa sedikit O:
15.00 - Memposisikan semi fowler 30° sesak - Pasien masih tampak batuk berdahak
15.05 - Memberikan NK 3 lpm - Pasien mengerti - Sputum keluar tampak berwarna kuning kehijauan
- Melakukan fisioterapi dada mengenai teknik yang - Suara ronchi masih terdapat di kedua lapang paru
15.25 dan mengajarkan batuk efektif diajarkan - Masih terdapat retraksi dinding dada
- Pemeriksaan RR: 26 x/menit dan SpO2 : 100%
O: A : Masalah Keperawatan Belum Teratasi
- Pasien tampak batuk No O T C
berdahak 1. Dispnea Dispnea Dispnea
- Sputum keluar skala 3 skala 5 skala 3
tampak berwarna 2. Penggunaan Penggunaan Penggunaan
kuning kehijauan otot bantu otot bantu otot bantu
skala 2 skala 5 skala 2
- Suara ronchi masih 3. Pemanjangan Pemanjangan Pemanjangan
terdapat die kedua fase fase fase
lapang paru ekspirasi ekspirasi ekspirasi
skala 3 skala 5 skala 3
4. Frekuensi Frekuensi Frekuensi
napas skala 2 napas skala 5 napas skala 2
A : Lanjutkan Intervensi
- Monitor pola napas
- Monitor bunyi napas tambahan
- Monitor kemampuan batuk efektif
- Monitor adanya produksi sputum
- Posisikan semi fowler 30°
- Berikan oksigen NK 3 lpm
- Lakukan fisioterapi dada dan mengajarkan batuk
efektif
Azyuma
O: O:
- Pasien tampak gelisah - Telah diberikan obat IV : Lansoprazole 30mg
- Terapi medikasi - Pasien tampak meringis menahan nyeri dan gelisah
Lansoprazole 30mg A : Masalah Keperawatan Belum Teratasi
No O T C
1. Keluhan Keluhan Keluhan
nyeri nyeri skala nyeri
skala 2 4 skala 2
2. Meringis Meringis Meringis
skala 2 skala 4 skala 2
3. Gelisah Gelisah Gelisah
skala 2 skala 4 skala 2
A : Lanjutkan Intervensi
- Mengevaluasi keluhan nyeri
- Observasi keberhasilan teknik non farmakologi
- Pemberian obat IV : Lansoprazole 30mg
Alifa
Risiko perdarahan d.d faktor risiko Gangguan gastrointestinal
18-1- 15.00 - Memonitor tanda dan gejala Kamis, 18 Januari 2024 Kamis, 18 Januari 2024
24 perdarahan Pukul 16.05 Pukul 19.40
15.10 S: S:
Shift - Mempertahankan bed rest - Pasien mengatakan - Pasien mengatakan BAB masih berdarah dengan
Sore 15.30 selama perdarahan BAB masih berdarah frekuensi 1x keras
- Memberikan injeksi: dengan frekuensi 1x
keras O:
Phytomenadione 10mg dan
O: - Pasien tampak BAB berdarah
Asam Tranexamate 500 mg
- Pasien tampak - Mukosa pasien tampak kering
Menganjurkan pasien untuk - Perdarahan ±100cc
melapor jika terjadi perdarahan mukosa kering
- Tampak adanya darah - Terapi medikasi injeksi Phytomenadione 10mg
pada BAB dan Asam Tranexamate 500 mg
- Terapi medikasi - Hasil TTV
injeksi TD : 124/53 mmHg
Phytomenadione N : 49 x/menit
S : 36.2
10mg dan Asam
SpO2 : 100%
Tranexamate 500 mg
A : Masalah Keperawatan Belum Teratasi
No O T C
1. Perdarahan Perdarahan Perdarahan
anus dari anus dari anus dari
skala 2 skala 4 skala 2
2. Distensi Distensi Distensi
abdomen abdomen abdomen
dari skala 2 dari skala 4 dari skala 2
3. Kelembapan Kelembapan Kelembapan
membran membran membran
mukosa dari mukosa dari mukosa dari
skala 3 skala 5 skala 3
4. Kelembapan Kelembapan Kelembapan
kulit dari kulit dari kulit dari
skala 3 skala 5 skala 3
P : Lanjutkan Intervensi
- Memonitor tanda dan gejala perdarahan
- Mempertahankan bed rest selama perdarahan
- Memberikan injeksi: Phytomenadione 10mg dan
Asam Tranexamate 500 mg
- Menganjurkan pasien untuk melapor jika terjadi
perdarahan
Azyuma
P : Lanjutkan Intervensi
- Pemantauan TTV
- Monitor keluhan nyeri dada
- Monitor edema pada kedua kaki
- Kolaborasi pemberian terapi medikasi
- Pertahankan posisi semi fowler
- Lanjutkan pemberian terapi oksigen NK 3 lpm
Azyuma
Pola napas tidak efektif b.d Hambatan upaya napas (nyeri saat bernapas)
18-1- 20.30 - Memonitor pola napas Kamis, 18 Januari 2024 Jumat, 19 Januari 2024
24 - Memonitor bunyi napas Pukul 22.10 Pukul 06.00
Shift tambahan S: S:
Malam 20.45 - Memberikan NK 3 lpm - Pasien mengatakan - Pasien mengatakan masih batuk berdahak dan
05.30 - Memonitor kemampuan batuk batuk berdahak masih sesak napas sudah seikit berkurang
efektif dan sesak napas O:
- Memonitor adanya produksi sedikit berkurang - Pasien tampak batuk berdahak
sputum O: - Masih terdapat suara ronchi de kedua lapang paru
- Memposisikan semi fowler 30° - Terpasang oksigen - Terdapat sputum hijau kekuningan setlah batuk
06.00 - Melakukan fisioterapi dada NK 3 lpm efektif
dan mengajarkan batuk efektif - Posisi semi fowler - Terpasang NK 3 lpm
30º - Pemeriksaan RR: 24 x/menit dan SpO2 : 99%
A : Masalah Keperawatan teratasi sebagian
No O T C
1. Dispnea Dispnea Dispnea
skala 3 skala 5 skala 4
2. Penggunaan Penggunaan Penggunaan
otot bantu otot bantu otot bantu
skala 2 skala 5 skala 2
3. Pemanjangan Pemanjangan Pemanjangan
fase fase fase
ekspirasi ekspirasi ekspirasi
skala 3 skala 5 skala 4
4. Frekuensi Frekuensi Frekuensi
napas skala 2 napas skala 5 napas skala 3
A : Lanjutkan Intervensi
- Monitor pola napas
- Monitor bunyi napas tambahan
- Monitor kemampuan batuk efektif
- Monitor adanya produksi sputum
- Posisikan semi fowler 30°
- Berikan oksigen NK 3 lpm
- Lakukan fisioterapi dada dan mengajarkan batuk
efektif
Alifa
O: O:
- Pasien tampak gelisah - Terapi medikasi Aspirin Tab 80mg
- Terapi medikasi - Pasien tampak meringis menahan nyeri dan gelisah
Lansoprazole 30mg A : Masalah Keperawatan Teratasi Sebagian
No O T C
1. Keluhan Keluhan Keluhan
nyeri nyeri skala nyeri
skala 2 4 skala 2
2. Meringis Meringis Meringis
skala 2 skala 4 skala 3
3. Gelisah Gelisah Gelisah
skala 2 skala 4 skala 3
A : Lanjutkan Intervensi
- Mengevaluasi keluhan nyeri
- Observasi keberhasilan teknik non farmakologi
- Pemberian obat Aspirin Tab 80mg
Azyuma
P : Lanjutkan Intervensi
- Memonitor tanda dan gejala perdarahan
- Mempertahankan bed rest selama perdarahan
- Memberikan injeksi: Phytomenadione 10mg dan
Asam Tranexamate 500 mg
- Menganjurkan pasien untuk melapor jika terjadi
perdarahan
Alifa
P : Lanjutkan Intervensi
- Pemantauan TTV
- Monitor keluhan nyeri dada
- Monitor edema pada kedua kaki
- Kolaborasi pemberian terapi medikasi
- Pertahankan posisi semi fowler
- Lanjutkan pemberian terapi oksigen NK 3 lpm
Alifa
Pola napas tidak efektif b.d Hambatan upaya napas (nyeri saat bernapas)
19-1- 14.20 - Memonitor pola napas Jumat, 19 Januari 2024 Jumat, 19 Januari 2024
24 - Memonitor bunyi napas Pukul 16.00 Pukul 19.40
Shift tambahan S: S:
Sore 14.45 - Memonitor kemampuan batuk - Pasien mengatakan - Pasien mengatakan masih sesekali batuk berdahak,
efektif batuk berdahak sesak napas sudah sedikit berkurang
- Memonitor adanya produksi kadang-kadang O:
sputum - Pasien mengatakan - Pasien masih tampak batuk berdahak
15.00 - Memposisikan semi fowler 30° sesak sudah - Sputum keluar tampak berwarna kuning kehijauan
15.05 - Memberikan NK 3 lpm berkurang - Suara ronchi masih terdapat di kedua lapang paru
- Melakukan fisioterapi dada - Pasien mengatakan - Masih terdapat sedikit retraksi dinding dada
15.25 dan mengajarkan batuk efektif lupa untuk melakukan - Pemeriksaan RR: 22 x/menit dan SpO2 : 99%
batuk efektif A : Masalah Keperawatan Teratasi Sebagian
No O T C
O: 1. Dispnea Dispnea Dispnea
- Pasien masih tampak skala 3 skala 5 skala 4
sesekali batuk 2. Penggunaan Penggunaan Penggunaan
berdahak otot bantu otot bantu otot bantu
- Setelah dilakukan skala 2 skala 5 skala 4
fisioterapi dada, 3. Pemanjangan Pemanjangan Pemanjangan
sputum keluar tampak fase fase fase
berwarna kuning ekspirasi ekspirasi ekspirasi
kehijauan skala 3 skala 5 skala 4
- Suara ronchi masih 4. Frekuensi Frekuensi Frekuensi
terdapat di kedua napas skala 2 napas skala 5 napas skala 4
lapang paru
A : Lanjutkan Intervensi
- Monitor pola napas
- Monitor bunyi napas tambahan
- Monitor kemampuan batuk efektif
- Monitor adanya produksi sputum
- Posisikan semi fowler 30°
- Berikan oksigen NK 3 lpm
- Lakukan fisioterapi dada dan mengajarkan batuk
efektif
Azyuma
A : Lanjutkan Intervensi
- Mengevaluasi keluhan nyeri
- Observasi keberhasilan teknik non farmakologi
- Pemberian obat IV : Lansoprazole 30mg
Alifa
P : Lanjutkan Intervensi
- Memonitor tanda dan gejala perdarahan
- Mempertahankan bed rest selama perdarahan
- Memberikan injeksi: Phytomenadione 10mg dan
Asam Tranexamate 500 mg
- Menganjurkan pasien untuk melapor jika terjadi
perdarahan
Azyuma
3. Hari ke-3, 20 Januari 2024
Penurunan curah jantung b.d Perubahan irama jantung
TGL JAM IMPLEMENTASI EVALUASI PROSES EVALUASI HASIL (SOAP)
(SO)
20-1- 08.10 - Mengidentifikasi tanda/gejala Sabtu, 20 Januari 2024 Sabtu, 20 Januari 2024
24 primer penurunan curah Pukul 13.05 Pukul 19.40
Shift jantung S: S:
Pagi 08.25 - Memonitor keluhan nyeri dada - Pasien mengatakan - Pasien mengatakan nyeri dada dan kelelahan sudah
08.30 dan edema nyeri dada sudah berkurang
09.00 - Memberikan NK 3 lpm berkurang O:
- Memberikan terapi injeksi O: - Pasien masih tampak gelisah
10.00 Cefotaxime 1gr - Terpasang oksigen - Pasien edema pada kedua kaki sudah berkurang
13.00 - Mengelola terapi oral: NK 3 lpm - Terpasang NK 3 lpm
Bisoprolol Tab 2,5mg - Posisi semi fowler - Terapi medikasi Inj. Cefotaxime 1gr dan
- Melakukan pengecekan TTV - Terapi medikasi Inj. Bisoprolol Tab 2,5mg
- Memberikan makanan bubur Bisoprolol Tab 2,5mg - Terpasang DC 400cc
dengan diet jantung - Hasil TTV
TD : 123/50 mmHg
N : 60 x/menit
S : 36,2 ºC
RR: 22 x/menit
SpO2 : 98%
A : Masalah Keperawatan Teratasi Sebagian
No O T C
1. Takikardi Takikardi Takikardi
skala 2 skala 4 skala 4
2. Edema Edema skala Edema
skala 2 4 skala 3
3. Lelah skala Lelah skala Lelah
3 5 skala 5
4. Tekanan Tekanan Tekanan
darah skala darah skala darah
2 5 skala 4
P : Lanjutkan Intervensi
- Pemantauan TTV
- Monitor keluhan nyeri dada
- Monitor edema pada kedua kaki
- Kolaborasi pemberian terapi medikasi
- Pertahankan posisi semi fowler
- Lanjutkan pemberian terapi oksigen NK 3 lpm
Azyuma
Pola napas tidak efektif b.d Hambatan upaya napas (nyeri saat bernapas)
20-1- 08.20 - Memonitor pola napas Sabtu, 20 Januari 2024 Sabtu, 20 Januari 2024
24 - Memonitor bunyi napas Pukul 11.00 Pukul 13.00
Shift tambahan S: S:
Pagi 08.45 - Memonitor kemampuan batuk - Pasien mengatakan - Pasien mengatakan batuk berdahak sudah jarang
efektif batuk berdahak sudah
- Memonitor adanya produksi jarang O:
sputum - Pasien tampak batuk berdahaknya berkurang
09.00
- Mempertahankan posisi semi - Pasien mengatakan - Sputum keluar sedikit dan masih berwarna kuning
09.05 fowler 30° sesak sudah kehijauan
- Memberikan NK 3 lpm berkurang - Suara ronchi di kedua lapang paru masih sedikit
10.25 - Melakukan fisioterapi dada - Pasien mengatakan - Retraski dinding dada sudah tidak tampak
dan mengajarkan batuk efektif selalu menerapkan - Pemeriksaan RR: 22 x/menit dan SpO2 : 98%
batuk efektif A : Masalah Keperawatan Teratasi Sebagian
No O T C
O: 1. Dispnea Dispnea Dispnea
- Pasien tampak batuk skala 3 skala 5 skala 5
berdahaknya 2. Penggunaan Penggunaan Penggunaan
berkurang otot bantu otot bantu otot bantu
- Setelah dilakukan skala 2 skala 5 skala 5
fisioterapi dada, 3. Pemanjangan Pemanjangan Pemanjangan
sputum keluar sedikit fase fase fase
berwarna kuning ekspirasi ekspirasi ekspirasi
kehiajuan skala 3 skala 5 skala 4
- Suara ronchi pada 4. Frekuensi Frekuensi Frekuensi
kedua lapang paru napas skala 2 napas skala 5 napas skala 4
masih sedikit
A : Lanjutkan Intervensi
- Monitor pola napas
- Monitor bunyi napas tambahan
- Monitor kemampuan batuk efektif
- Monitor adanya produksi sputum
- Posisikan semi fowler 30°
- Berikan oksigen NK 3 lpm
- Lakukan fisioterapi dada dan mengajarkan batuk
efektif
Alifa
Azyuma
P : Lanjutkan Intervensi
- Memonitor tanda dan gejala perdarahan
- Mempertahankan bed rest selama perdarahan
- Melanjutkan terapi medikasi
- Menganjurkan pasien untuk melapor jika terjadi
perdarahan
Alifa
Penurunan curah jantung b.d Perubahan irama jantung
TGL JAM IMPLEMENTASI EVALUASI PROSES EVALUASI HASIL (SOAP)
(SO)
20-1- 15.00 - Mengidentifikasi tanda/gejala Sabtu, 20 Januari 2024 Sabtu, 20 Januari 2024
24 primer penurunan curah Pukul 18.05 Pukul 19.40
Shift jantung S: S:
Sore 15.05 - Memonitor keluhan nyeri dada - Pasien mengatakan - Pasien mengatakan nyeri dada sudah tidak ada
dan edema nyeri dada sudah terasa
15.20 - Memberikan NK 3 lpm tidak terasa
16.00 - Melakukan pengecekan TTV O: O:
17.00 - Memberikan makanan bubur - Terpasang oksigen - Pasien masih tampak gelisah
dengan diet jantung NK 3 lpm - Pasien edema pada kedua kaki sudah berkurang
19.00 - Mengelola terapi oral: Glicery - Posisi semi fowler - Terpasang NK 3 lpm
Trinitrate Tab 5mg - Terapi medikasi - Terapi medikasi Glicery Trinitrate Tab 5mg
Glicery Trinitrate Tab - Terpasang DC 400cc
5mg - Hasil TTV
TD : 103/55 mmHg
N : 63 x/menit
S : 36,5 ºC
RR: 20 x/menit
SpO2 : 99%
A : Masalah Keperawatan Teratasi Sebagian
No O T C
1. Takikardi Takikardi Takikardi
skala 2 skala 4 skala 4
2. Edema Edema skala Edema
skala 2 4 skala 3
3. Lelah skala Lelah skala Lelah
3 5 skala 5
4. Tekanan Tekanan Tekanan
darah skala darah skala darah
2 5 skala 4
P : Lanjutkan Intervensi
- Pemantauan TTV
- Monitor keluhan nyeri dada
- Monitor edema pada kedua kaki
- Kolaborasi pemberian terapi medikasi
- Pertahankan posisi semi fowler
- Lanjutkan pemberian terapi oksigen NK 3 lpm
Azyuma
Pola napas tidak efektif b.d Hambatan upaya napas (nyeri saat bernapas)
20-1- 14.20 - Memonitor pola napas Sabtu, 20 Januari 2024 Sabtu, 20 Januari 2024
24 - Memonitor bunyi napas Pukul 18.00 Pukul 19.10
Shift tambahan S: S:
Sore 14.45 - Memonitor kemampuan batuk - Pasien mengatakan - Pasien mengatakan batuk sudah jarang dan sudah
efektif batuk sudah jarang tidak disertai dengan dahak
- Memonitor adanya produksi - Pasien mengatakan
sputum sesak sudah O:
15.00 - Mempertahankan posisi semi berkurang - Pasien tampak batuk berdahaknya berkurang
15.05 fowler 30° - Pasien mengatakan - Suara ronchi (-)
- Memberikan NK 3 lpm selalu menerapkan - Retraski dinding dada sudah tidak tampak
batuk efektif - Pemeriksaan RR: 20 x/menit dan SpO2 : 99%
A : Masalah Keperawatan Teratasi Sebagian
O: No O T C
- Pasien sudah tidak 1. Dispnea Dispnea Dispnea
tampak batuk skala 3 skala 5 skala 4
berdahak 2. Penggunaan Penggunaan Penggunaan
- Suara ronchi (-) otot bantu otot bantu otot bantu
skala 2 skala 5 skala 5
3. Pemanjangan Pemanjangan Pemanjangan
fase fase fase
ekspirasi ekspirasi ekspirasi
skala 3 skala 5 skala 4
4. Frekuensi Frekuensi Frekuensi
napas skala 2 napas skala 5 napas skala 5
A : Lanjutkan Intervensi
- Monitor pola napas
- Monitor bunyi napas tambahan
- Posisikan semi fowler 30°
- Berikan oksigen NK 3 lpm
Alifa
A : Lanjutkan Intervensi
- Mengevaluasi keluhan nyeri
- Observasi keberhasilan teknik non farmakologi
- Melanjutkan terapi medikasi
Azyuma
Alifa