Anda di halaman 1dari 3

Nama : Caora Marika Eriawan

Kelas : Fase E AKL 1


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Puisi Novel Hujan – Tere Liye

Kau penyelamatku
Dalam kegelapan aku menemukanmu
Bagai dua insan yang bersatu padu
Melawan bumi yang bergemuru

Kau penyelamatku
Mengajarkan aku apa arti menunggu
Walau tak kunjung ada titik temu
Namun kau selalu meyakinkanku

Kau penyelamatku
Menarik aku dari kegelapan semu
Membawaku dalam kehidupanmu
Menyaksikan hujan dibawah langit kelabu

Kau penyelamatku
Suaramu yang merdu bagai kicauan burung di ujung hulu
Membuatku rindu akan kehadiranmu
Seakan sadar bahwa tidak ada yang lebih pilu, daripada harus menunggu

Kau penyelamatku
Walau aku dibuat bimbang ragu
Bagai langit meratap sendu
Sebenarnya siapakah aku?
Kau penyelamatku
Mengajarkanku banyak sesuatu
Sesuatu yang tak ku dapat dari insan manapun itu
Tentang penentian yang berujung haru

Analisis
1. Jumlah bait : 6
2. Rima
Bait I : a-a-a-a
Bait II : a-a-a-a
Bait III: a-a-a-a
Bait IV: a-a-a-a
Bait V : a-a-a-a

3. Konotasi

Bait Kalimat Konotasi Makna


I Bagai dua insan yang bersatu padu Seperti dua manusia, dua
orang, dua jiwa yang
bersatu
II Bagai langit meratap sendu Perumpamaan langit yang
sedang mendung, gelap
III Walau tak kunjung ada titik temu Titik temu disini ialah
kepastian

4. Simbol
a) Suaramu yang merdu bagai kicauan burung di ujung hulu
= Awal mula aliran sungai, sumber aliran sungai yang terletak di daerah
pegunungan atau perbukitan
b) Seakan sadar bahwa tidak ada yang lebih pilu, daripada harus menunggu
= Sangat sedih

5. Imaji
 Kau penyelamatku
Menarik aku dari kegelapan semu
Membawaku dalam kehidupanmu
Menyaksikan hujan dibawah langit kelabu
= Indra penglihatan
 Kau penyelamatku
Suaramu yang merdu bagai kicauan burung di ujung hulu
Membuatku rindu akan kehadiranmu
Seakan sadar bahwa tidak ada yang lebih pilu, daripada harus menunggu
= Indra pendengar

Anda mungkin juga menyukai