Nim : 311710123
Kelas : B Pagi
TETAPI AKU
Rupanya ia mutiara-jiwaku
Seketika itu, sekejap mata, dada si aku terasa sesak tertekan oleh
segala sesuatu yang ada. Ia hanya dapat bernapas sedikit-sedikit sambil berlindung
guling. Maka rasanya segala suara di dunia ini tak terdengar dalam keadaan
kesesakan napas demikian.
Badan si aku terasa lemah dan jatuh. Semangat dalam dirinya terasa
hilang (mati). Alat-alat tubuhnya yang bagai pesawat itu menjadi terhenti. Si aku
tersugkur sujud mencium tanah. Jadi, pada perasaannya si aku seketika itu mati.
Ide abstrak, yaitu cinta Tuhan dikiaskan sebagai cahaya suci yang
bagai pelangi, dan cinta kasih itu digambarkan sbagai bau bunga yang harum penuh
rahasia. Juga kasih saying Tuhan diberi citra intelektual, tapi juga visual, yaitu
singgungan/sentuhan bidadari dengan kepaknya, ini juga citra rabaan (tectile image).
Dalam sajak ini untuk pathos, yaitu rasa untuk meleburkan diri
dengan objeknya, dipergunakan citra-citra gadis, dara yang cantik bagai bidadar.
Kiasa tersebut untuk mengiaskan Tuhan yang penuh kasih sayang itu sebagai gadis
yang cantik yang memberahikan si aku. Ia menyinggung si aku dengan lembut (bait
4), menyentuh si aku dengan kukunya yang indah (bait 5).