Anda di halaman 1dari 22

PARAGRAF

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia


Dosen Pengampu : Elen Nurjana, M.Pd.

MAKALAH

Disusun oleh :
GALUH PUTRI ARIMBI (NIM.23303048)
ANAS YUDHA PRIATAM (NIM.23303054)
IFNA NADIA (NIM.23303055)
KELOMPOK 6 KELAS C

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) KEDIRI
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahi Rabbil’Alamin puji syukur kehadirat Allah SWT Tuhan semesta


alam yang telah senantiasa melimpahkan rahmat, taufik, hidayah serta inayah-Nya
sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan lancar. Shalawat serta salam tak lupa
kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah membawa kita menuju jalan
kebenaran yakni agama Islam.
Makalah ini yang berjudul Paragraf dibuat dengan tujuan memenuhi tugas dari Ibu
Elen Nurjana, M.Pd. pada mata kuliah Bahasa Indonesia. Selain itu, penyusun makalah ini
bertujuan untuk pembaca Mampu menerapkan Ejaan Bahasa Indonesia yang baik dan
benar, meliputi pengertian paragraf, syarat penulisan paragraf, macam paragraf, pola
pengembangan paragraf.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang membantu dalam
proses penyusunan makalah ini terutama kepada Ibu Elen Nurjana, M.Pd. selaku dosen
Bahasa Indonesia. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat menambah wawasan penulis
berkaitan dengan topik yang diberikan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan
banyak kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas kesalahan dan ketidak
sempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga mengharap adanya
kritik serta saran dari pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.

Kediri, 12 Oktober 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I : PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Penulisan 3

BAB II : PEMBAHASAN 4
2.1 Pengertian Paragraf 4
2.2 Syarat Penulisan Paragraf 5
2.3 Macam Paragraf 10
2.4 Pola Pengembangan Paragraf

BAB III : PENUTUP 12


3.1 Kesimpulan 12
3.2 Saran 13

DAFTAR PUSTAKA 14

3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dalam Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan


nasional ditegaskan bahwa mata kuliah bahasa Indonesia adalah mata kuliah wajib dan
diberikan di semua jalur pendidikan. Bahasa Indonesia di perguruan tinggi termasuk
mata kuliah pengembangan kepribadian (MPK). Salah satu standar kompetensi
dalam mata kuliah bahasa Indonesia adalah mahasiswa mampu menggunakan bahasa
Indonesia untuk mengungkapkan pikiran, gagasan, dan sikap ilmiah ke dalam bentuk
karya ilmiah baik tulis maupun lisan.

Kegiatan menulis di perguruan tinggi sangat diperlukan. Menulis berarti


menuangkan pikiran/gagasan/fakta dalam bebtuk tertulis.1 Tulsan di perguruan tinggi
memerlukan syarat yang kompleks, antara lain pengetahuan yang berkaitan dengan isi
tulisan, aspek-aspek kebahasaan seperti memilih topik, mengembangkan pikiran yang
disajikan dalam paragraf. Keterampilan menulis paragraf secara efektif akan
menghasilkan tulisan yang efektif pula.

Bentuk penulisan yang dimaksud itu adalah penulisan karya ilmiah. Menurut
Arifin (1993:2) karya ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta
dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Penulisan paragraf
dalam karya ilmiah ini perlu dikuasai mahasiswa agar ia dapat menyampaikan
gagasan/ide untuk memenuhi tugas yang diberikan sebagai persyaratan dalam studi
dalam penulisan skripsi, tesis, atau disertasi. kepada masyarakat luas .

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Paragraf?
2. Bagaimana Syarat-Syarat Penulisan Paragraf ?
3. Apa Saja Macam-Macam Paragraf ?
4. Bagaimana Pengembangan Paragraf ?

1
Rahayu, Minto. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian. Jakarta:
PT Grasindo. 2007, hlm.26
4
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN PARAGRAF
Pengertian paragraf menurut KBBI adalah bagian bab dalam suatu karangan
yang biasanya mengandung satu ide pokok dan penulisannya dimulai dengan garis
baru. Paragraf terdapat dalam pemakaian bahasa secara tertulis. Sebuah paragraf
terdiri atas beberapa kalimat atau lebih dari satu kalimat.
Menurut Henry Guntur Tarigan dalam bukunya Keterampilan Menulis
menyebutkan Paragraf adalah seperangkat kalimat tersusun logis sistematis yang
merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran yang relevan dan mengandung pikiran
pokok yang tersirat dalam keseluruhan.
Paragraf merupakan rangkaian atau himpunan kalimat-kalimat yang
bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan yang biasanya
mengandung satu ide pokok atau pikiran pokok dan penulisannya dimulai dengan
baris baru.
Paragraf adalah seperangkat kalimat yang membicarakan suatu gagasan
atau topik. Kalimat-kalimat dalam paragraf memperlihatkan kesatuan pikiran atau
mempunyai keterkaitan dalam membentuk gagasan atau topik tersebut.
Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan.
Dalam paragraf terkandung satu inti buah pikiran yang didukung oleh semua
kalimat dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau
kalimat topik, kalimat-kalimat penjelas sampai pada kalimat penutup. Himpunan
kalimat ini saling bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah
gagasan.

B. SYARAT-SYARAT PARAGRAF

1.1.1 Kesatuan

Setiap paragraf mengandung satu gagasan dasar dan sejumlah gagasan


pengembang. Gagasan dasar itu dikemukakan ke dalam kalimat topik. Gagasan
pengembang dikemukakan ke dalam kalimat pengembang. Kalimat satu dengan
yang lain saling berhubungan. Berikut ini diberikan contoh paragraf yang berisi
5
gagasan dasar yang terkandung dalam kalimat yang bercetak tebal sebagai kalimat
topik dan gagasan pengembang dikemukakan dalam kalimat-kalimat lainnya.

“Tanpa digerakkan kepentingan apa pun, Haminah dan beberapa warga


memperjuangkan hak remaja korban kekerasan yang saat itu masih
berumur 15 tahun tersebut. Mereka memeriksakan remaja tadi ke rumah
sakit untuk meminta bukti visum. Hasilnya digunakan sebagai bukti
menjerat pelaku.” (Kompas, Rabu 8 Mei 2013 ,hal.34)

Berdasarkan contoh tersebut terlihat bahwa kesatuan paragraf terwujud


jika dua hal terpenuhi. Pertama, paragraf hanya mengandung sebuah kalimat topik
yang hanya berisi sebuah gagasan dasar. Kedua, paragraf berisi sejumlah kalimat
pengembang yang mengandung sejumlah gagasan pengembang.

1.1.2 Pengembangan

Gagasan dasar dinyatakan ke dalam kalimat topik dan gagasan


pengembang dinyatakan ke dalam kalimat-kalimat penjelas/lanjutan. Contoh
paragraf dapat diperhatikan sebagai berikut.

“ Setelah dua orang tewas, yakni Saliman dan Abd. Rosyid, seusai
meneguk minuman keras di Jalan Wolter Monginsidi, Kelurahan
Keranjingan, Kecamatan Ajung,korban bertambah seorang lagi, yakni
Luqman Wijaya Warga Kelurahan Kepatihan, Kecamatan Kaliwates,
Jember ini ditemukan tewas di rumahnya. Selasa (9/4), Kanitreskrim
Polsek Sumbersari Ipda Suyitno Rahman, saat mendampingi Kepala
Polsek Sumbersari Komisaris Sugiyo Wibowo, Rabu (10/4), mengatakan
kini masih satu orang lagi yang berada dalam kondisi kritis, yakni Syaiful.
Ia dirawat di Rumah Sakit Daerah Jember.” (Kompas, Kamis, 11 April
2013, hal.21)

6
Paragraf tersebut berisi satu gagasan dasar, yakni setelah dua orang tewas, korban
bertambah seorang lagi dan dua gagasan pengembang, yakni Ipda Suyitno mengatakan
masih satu orang lagi dalam kondisi kritis dan ia dirawat di Rumah Sakit Daerah Jember
.Berarti, contoh paragraf tersebut menunjukkan bahwa sudah ada pengembangan
paragraf.

1.1.3 Kepaduan atau Koherensi

Kepaduan /koherensi adalah keserasian hubungan antargagasan dalam paragraf yang


berarti pula keserasian hubungan antarkalimat dalam paragraf. Pembentukan paragraf
berasal dari kalimat-kalimat yang saling mendukung satu dengan lainnya. Hubungan
kalimat-kalimat itu agar terlihat serasi maka harus dipadukan. Kepaduan tersebut
diwujudkan dalam hubungan antarkalimat yang membentuk paragraf. Ada beberapa
cara/syarat kepaduan paragraf, yaitu menggunakan repetisi dan kata ganti, kata penghubung,
dan urutan pikiran (Rahayu, 2007:100).

“Pada waktu itu tenaga manusia merupakan sumbangan utama yang sangat
dibutuhkan dalam program pembangunan kerajaan Romawi. Tenaga manusia yang
puluhan ribu jumlahnya diorganisasi secara rapi untuk membuat jalan, saluran irigasi
ataupun gedung- gedung yang penting. Dengan tenaga manusia dijalankanlah mesin-
mesin pengangkat barang dan benda-benda berat, pemompaan air, penggerak perahu,
dan sebagainya. Pendek kata tenaga manusia menjadi sumber energi
utama.”(Suparno,2007:91)

Paragraf tersebut menunjukkan bahwa kalimat-kalimatnya saling berhubungan


dengan serasi. Gagasan dasar paragraf tersebut adalah tenaga manusia merupakan
sumbangan utama yang dibutuhkan dalam program pembangunan kerajaan Romawi.
Gagasan pengembangnya terletak pada kalimat kedua, ketiga, dan keempat. Pada awal
kalimat kedua, ketiga, dan keempat menggunakan repetisi atau pengulangan kata tenaga
manusia.

1.1.4 Kekompakan atau Kohesi

Persyaratan kekompakan mengatur hubungan antarkalimat yang diwujudkan oleh adanya


bentuk-bentuk kalimat atau bagian kalimat yang cocok dalam paragraf. Kekompakan tersebut
dikelompokkan menjadi dua, yaitu kekompakan struktural dan leksikal. Kekompakan

7
struktural ditandai oleh adanya hubungan struktur kalimat- kalimat yang digunakan dalam
paragraf dan kekompakan leksikal ditandai oleh adanya kata-kata yang digunakan dalam
paragraf untuk menandai hubungan antarkalimat atau bagian paragraf.

Kekompakan struktural diungkapkan dengan struktur kalimat yang kompak dan


serasi, yakni dengan menggunakan pengulangan atau repetisi struktur kalimat dalam
pengungkapan gagasan yang berbeda, seperti contoh berikut ini.

Pakaian ini rancangan saya. Rumah yang bagus ini rancangan saya. Perabot rumah
pun rancangan saya. Jika Anda dapat juga membuat rancangan seperti saya, bagus juga.

Kekompakan struktural dinyatakan juga dengan penggunaan kata penghubung


kalimat atau konjungsi hubungan antarkalimat, seperti jadi, selanjutnya, oleh sebab itu,
akibatnya, singkatnya, mula-mula, kemudian, akhirnya, dll. Contoh paragraf tersebut seperti
ini.

Keterampilan mahasiswa belajar korespondensi bahasa Indonesia secara


bertahap. Mula-mula mahasiswa belajar teori dasar penulisan surat resmi. Berikutnya
mahasiswa dapat menulis surat-surat praktis atau sederhana. Setelah itu mahasiswa
terampil menulis berbagai jenis surat berdasarkan pemakaiannya.

Kekompakan dinyatakan juga dengan menggunakan unsur leksikal. Kata-kata yang


dicetak miring ini menandai kelompakan leksikal dalam paragraf.

“Seorang saksi mata, Paidi (50) warga Kecamatan Candisari,


Semarang mengatakan, saat itu ia baru selesai shalat Jumat, sekitar pukul
13.00. Ia mendapati bus naas itu sudah berhenti dengan kondisi sedan merah
terjepit di antara bagian depan bus dan tiang baliho. Ia bersama warga segera
menolong korban.” (Kompas, Sabtu 4 Mei 2013, hal. 15)

1.1.5 Pengembangan Paragraf

Menurut Suparno (2007: 96), pengembangan paragraf adalah pembentukan paragraf


dalam teks dikaitkan dengan paragraf yang lain. Hasil pengembangan ini ialah untaian
paragraf yang menunjukkan paragraf yang cocok dengan paragraf yang lain. Contoh berikut
ini adalah pengembangan paragraf bersifat setara dan bertingkat.

C. MACAM PARAGRAF

8
Paragraf dibagi beberapa jenis, berikut jenis-jenis paragraf antara lain :
 Jenis paragraf berdasarkan sifat dan tujuannya (fungsi),
 Jenis paragraf berdasarkan posisi kalimat utamanya (tempat) dan
 Jenis paragraf berdasarkan kontennya (isi).
Sedangkan yang akan dipaparkan disini adalah jenis paragraf berdasarkan kontennya (isi).
Ada lima macam paragraf berdasarkan kontennya (isi). Kelimanya, antara lain, adalah
sebagai berikut :
2.2.1 Paragraf Naratif (baca : paragraf narasi)
Paragraf naratif adalah paragraf yang kontennya berhubungan dengan jenis wacana narasi. Narasi
adalah tipe wacana yang berisi kejadian atau kisah. Secara etimologis, naratif berasal dari bahasa
latin yaitu narrare berarti menceritakan atau bercerita, narratio berarti penceritaan serta
narrativus berarti bersifat penceritaan.
Contoh :
Pak Rudi adalah salah satu guru honorer di Kabupaten Karimun yang setiap hari mengajar di SDN
1 Karimun. Pekerjaan tersebut tetap ia lakukan hingga siang hari. Dari pekerjaannya sebagai guru
honor tersebut ia hanya mendapatkan balas jasa sebesar Rp. 1.000.000,00, sesuai UMP guru di
Kabupaten Karimun. Meskipun begitu, Pak Rudi menjalaninya dengan penuh keikhlasan demi
mengamalkan ilmu-ilmunya.
2.2.2 Paragraf Deskriptif (baca : paragraf deskripsi)
Paragraf deskriptif adalah paragraf yang kontennya berhubungan dengan jenis wacana deskripsi.
Wacana deskripsi adalah tipe wacana yang berisi penggambaran atau pemaparan dengan jelas,
rinci dan lengkap mengenai suatu hal, baik seseorang, suasana, benda, tempat, sifat, hewan
maupun tumbuhan tertentu. Secara etimologis deskriptif berasal dari bahasa latin yaitu describere
berarti membuat gambaran dan descriptio artinya pembeberan atau penggambaran.
Dalam mengembangkan paragraf ini penulis menjabarkan sesuatu secara lengkap, cermat dan
terperinci. Sehingga pembaca mendapatkan gambaran jelas tentang hal yang diceritakan.
Contoh :
Langit Batam mulai terang. Walau jalan raya sempit, tidak sedikit kendaraan yang
memadatinya dan terdengar menderu. Anak sekolah memdominasi jalanan tersebut. Pekerja pun
turut meramaikan jalanan dengan terburu-buru. Perlahan keramaian kendaraan di jalan berkurang
hingga siang hari. Meskipun jalanan sempit namun pepohonan di sekitar jalanan meneduhi para
pengguna jalan.
2.2.3 Paragraf Ekspositori (baca : paragraf eksposisi)

9
Paragraf ekspositori adalah paragraf yang kontennya berhubungan dengan jenis wacana
ekspositori. Wacana ekspositori adalah tipe wacana yang berisi penjelasan, membentangkan dan
pemaparan akan sesuatu, sehingga pembaca memdapatkan pengetahuan dan wawasan yang telah
disampaikan penulis.

Ekspositori berasal dari bahasa latin yaitu exponere yang berarti membentangkan atau
memaparkan. Dalam memaparkannya, penulis menyebutkan contoh, proses atau bukti-bukti
konkret terhadap sesuatu yang berisi uraian atau penjelasan tentang suatu topik dengan tujuan
memberi informasi.
Contoh :
Para pedagang daging sapi di pasar-pasar tradisional mengeluhkan dampak pemberitaan mengenai
impor daging ilegal. Sebab, hampir seminggu terakhir mereka kehilangan pembeli sampai 70
persen. Sebaliknya, permintaan terhadap daging ayam dan telur kini melejit sehingga harganya
meningkat.
1.. Paragraf Argumentatif (baca : paragraf argumentasi)
Paragraf argumentatif adalah paragraf yang kontennya berhubungan dengan jenis wacana
argumentasi. Wacana argumentasi adalah tipe wacana yang berisi pendapat, pembuktian,
pendirian, gagasan, dalih, dasar atau hujah terhadap sesuatu.
Argumentatif berasal dari bahasa Latin yaitu guere berarti membuktikan atau meyakinkan
seseorang dan argumentatio berarti pembuktian. Dalam mengembangkan paragraf ini, penulis
menjadikan pembaca yakin dengan menyertakan bukti konkret sesuai dengan fakta-fakta yang
ada. Sehingga pembaca dapat menyakini argumen penulis.
Contoh :
Polusi udara terjadi di seluruh negara, bahkan di daerah Kepulauan Riau utamanya terjadi di Kota
Batam. Kendaraan bermotor menjadi sumber utama polusi di daerah ini. Hal ini mengakibatkan
udara menjadi tercemar. Badan Lingkungan Hidup Kota Batam mencatat bahwa Tahun 2016
terjadi kenaikan tingkat kendaraan dari tahun sebelumnya, berakibat naiknya polutan udara
sebanyak 125%.
2.. Paragraf Persuasif (baca : paragraf persuasi)
Paragraf persuasif adalah paragraf yang kontennya berhubungan dengan jenis wacana persuasi.
Wacana persuasi adalah tipe wacana yang berisi ajakan, bujukan atau himbauan kepada seseorang
dengan memberikan alasan dan prospek bagus bagi yang meyakini, melaksanakan sesuatu, atau
membeli benda tertentu.

10
Contoh :
Dalam diri setiap bangsa Indonesia harus tertanam nilai cinta terhadap sesama manusia sebagai
cerminan rasa kemanusiaan dan keadilan. Nilai-nilai tersebut di antaranya adalah mengakui dan
memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya, mengembangkan sikap
tenggang rasa dan nilai-nilai kemanusiaan.

D. POLA PENGEMBANGAN PARAGRAF

Pola Pengembangan Paragraf adalah bentuk pengembangan kalimat topik ke dalam kalimat-
kalimat penjelas atau kalimat-kalimat pengembang. Pola pengembangan paragraf mencakup
dua persoalan utama, yaitu :
1. Kemampuan merinci gagasan utama paragraf ke dalam gagasan-gagasan penjelas.
2. Kemampuan mengurutkan gagasan-gagasan penjelas ke dalam gagasan penjelas.
Dari pola umum-khusus, khusus-umum, dan campuran dapat disusun beberapa jenis paragraf
lainnya. Kelainannya itu terletak pada cara pengembangan kalimat topiknya, seperti :
- Pola Pengembangan Paragraf Perbandingan,
- Pola Pengembangan Paragraf Pertanyaan,
- Pola Pengembangan Paragraf Sebab-Akibat,
- Pola Pengembangan Paragraf Contoh,
- Pola Pengembangan Paragraf Perulangan, dan
- Pola Pengembangan Paragraf Definisi.
2.3.1 Pola Pengembangan Paragraf Perbandingan
Paragraf perbandingan adalah paragraf yang kalimat topiknya berisi perbandingan dua hal.
Perbandingan tersebut misalnya, antara yang bersifat abstrak dan bersifat kongkret. Kalimat topik
tersebut kemudian dikembangkan dengan memerinci perbandingan tersebut dalam bentuk yang
kongkret atau bagian-bagian kecil (Tarigan, 2008: 28)
Contoh :
Struktur suatu karangan atau buku pada hakikatnya mirip atau bersamaan dengan strktur suatu
pohon. Bila pohon dapat diuraikan menjadi pokok (batang), dahan, ranting, dan daun maka
karangan pun dapat diuraikan menjadi tubuh (body), bab, subbab, dan paragraf. Batang sebanding
dengan tubuh (body) karangan, cabang sebanding dengan bab, ranting dengan subbab, dan daun
sebanding dengan paragraf.
11
Pada contoh paragraf di atas, terlihat dengan jelas bahwa kalimat topik yang berposisi di awal
paragraf berisi perbandingan dua hal. Kalimat topik tersebut membandingkan kesamaan antara
struktur karangan dan struktur pohon.

12
2.3.2 Pola Pengembangan Paragraf Pertanyaan
Paragraf pertanyaan adalah paragraf yang kalimat topiknya dijelaskan dengan kalimat pengembang
berupa kalimat tanya.
Contoh :
Kepala kantor kami, Pak Ahmad, gelisah. Mengapa beliau gelisah? Tidak puaskah ia dengan
kedudukannya sekarang ? Bukan, bukan itu sebabnya. Ia sangat puas. Bahkan ia ingin
mempertahankan kedudukannya sekarang. Ia resah karena pemimpin pusat telah mencium
ketidakberesan pertanggungjawaban keuangan di kantornya. Banyak pengeluaran yang
menyalahi anggaran. Tidak sedikit kwitansi pembelian barang meragukan. Pembangunan kantor
baru yang dipercayakan pemimpin pusat kepadanya tidak selesai menurut jadwal yang telah
ditetapkan. Dana sudah hampir abis, gaji mingguan para pekerja bangunan sudah empat minggu
belum dibayar. Kalimat topik pada paragraf di atas adalah kepala kantor kami, Pak Ahmadi
gelisah. Kalimat topiknya dijelaskan oleh kalimat pengembang yang berupa pertanyaan, yaitu
kalimat mengapa beliau gelisah? Kemudian, dilanjutkan oleh kalimat-kalimat
pengembang lainnya yang menjelaskan kegelisahan pak Akhmadi.
2.3.3 Pola Pengembangan Paragraf Sebab-Akibat
Paragraf sebab-akibat adalah paragraf yang kalimat topiknya dikembangkan oleh kalimat-kalimat
sebab atau akibat.
Contoh :
Nilai ujian akhir Malik pada semester pertama ini rata-rata baik. Dia pantas mendapat nilai
tersebut karena ia telah bekerja keras dan tekun. Malik rajin mengikuti setiap pelajaran yang
diberikan oleh guru bidang studi. Ia tidak lupa membaca dua atau tiga buku tambahan untuk
melengkapi setiap mata pelajaran. Setiap diskusi yang diadakan teman sekelasnya, ia selalu tampil
sebagai pembicara. Rata-rata empat jam sehari, ia belajar sendiri di rumah. Bahkan, ia tidak
segan-segan bertanya kepada dosen bila ada hal-hal yang belum dimengerti atau belum jelas
baginya.
Kalimat topik pada contoh di atas adalah nilai akhir ujian Malik pada semester pertama ini rata-
rata baik. Kalimat topik tersebut dijelaskan oleh kalimat pengembang yang berisi sebab-akibat.
Kalimat pengembang tersebut, yaitu kalimat dia pantas mendapat nilai tersebut karena ia telah
bekerja keras dan tekun.

13
2.3.4 Pola Pengembangan Paragraf Contoh
Paragraf contoh adalah paragraf yang kalimat topiknya dikembangkan dengan contoh-contoh
sehingga kalimat topik jelas pengertiannya.
Contoh :
Tes biasanya menilai keterampilan seseorang. Contohnya, bila kita ingin menilai keterampilan
seseorang dalam mengemudikan mobil, orang tersebut disuruh menjalankan mobil: mundur, maju,
belok, kencang, lambat, dan seterusnya. Contoh lain, bila kita ingin menilai kecakapan seseorang
dalam hal memotong rambut, orang tersebut harus disuruh memotong rambut seseorang atau
model. Kemudian, diamati bagaimana caranya memegang gunting, sisir, caranya memotong
rambut, menyisirnya, dan lain-lain. Contoh lainnya, bila ingin mengukur kemampuan menembak
bola dari seorang pemain, orang tersebut diberikan kesempatan untuk menembakkan bola ke
gawang dari berbagai posisi.
Kalimat topik pada paragraf tersebut adalah kalimat tes biasanya menilai keterampilan seseorang.
Kalimat topik tersebut kemudian dijelaskan dengan kalimat- kalimat pengembang berupa contoh-
contoh.
2.3.5 Pola Pengembangan Paragraf Perulangan
Paragraf perulangan adalah paragraf yang kalimat topiknya dapat pula dikembangkan dengan
pengulangan kata/kelompok kata atau bagian-bagian kalimat yang penting.
Contoh :
Ada kaitan yang erat antara makan, hidup, dan berpikir pada manusia. Setiap manusia perlu
makan, makan untuk hidup. Namun, hidup tidak hanya untuk makan. Hidup manusia mempunyai
tujuan tertentu. Tujuan hidup dapat berbeda antara satu dan lainnya, tetapi ada persamaannya,
yakni, salah satu di antaranya melangsungkan keturunan. Keturunan sebagai penerus generasi
bangsa. Generasi yang lebih baik dan tangguh. Tangguh menghadapi segala rintangan dan
tantangan membuat manusia berpikir. Berpikir bukan sembarang berpikir, tetapi berpikir jernih
untuk memecahkan berbagai persoalan hidup dan kehidupan.
Kalimat topik pada contoh di atas adalah kalimat ada kaitan erat antara makan, hidup, dan berpikir
pada manusia. Kalimat topik tersebut kemudian dijelaskan oleh kalimat-kalimat pengembang
yang berupa perulangan. Contohnya, dua kalimat berikut:
(1) setiap manusia perlu makan, makan untuk hidup. (2) namun, hidup tidak hanya
untuk makan.

14
2.3.6 Pola Pengembangan Paragraf Definisi
Paragraf definisi adalah paragraf yang kalimat topiknya berupa definisi atau pengertian. Definisi
yang terkandung dalam kalimat topik tersebut memerlukan penjelasan panjang lebar agar tepat
maknanya ditangkap oleh pembaca. Alat untuk memperjernih pengertian tersebut adalah
serangkaian kalimat pengembang.
Contoh :
Istilah paragraf sering digunakan, baik dalam percakapan maupun praktik. Paragraf kadang-
kadang diartikan garis baru, pembagian karangan, atau bagian-bagian. Yang jelas, paragraf
sebagai wadah pikiran terkecil. Ciri khas paragraf mengandung makna ide pesan yang relevan
dengan isi karangan. Paragraf harus merupakan kesatuan yang padu dinyatakan dengan kalimat
yang tersusun logis sistematis. Berdasarkan keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa paragraf
adalah seperangkat kalimat- kalimat yang tersusun logis-sistematis yang merupakan satu kesatuan
ekspresi pikiran yang relevan dan mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam keseluruhan
karangan.
Kalimat topik pada contoh paragraf tersebut terletak di akhir paragraf. Kalimat topik tersebut
berisi definisi paragraf. Definisi tersebut menyatakan bahwa paragraf adalah seperangkat kalimat-
kalimat yang tersusun logis sistematis yang merupakan satu kesatuan ekspresi pikiran yang
relevan dan mendukung pikiran pokok yang tersirat dalam keseluruhan karangan.

15
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas, dapat ditarik beberapa kesimpulan, antara lain :
Paragraf adalah salinan kecil sebuah karangan yang membangun satuan pikiran
sebagai pesan yang disampaikan oleh penulis dalam karangan. Paragraf bisa juga diartikan
sebagai bagian bab dalam suatu karangan yang biasanya mengandung satu ide pokok dan
penulisannya dimulai dengan garis baru.
Sebuah paragraf terdiri atas beberapa kalimat atau lebih dari satu kalimat. Yang
terbagi menjadi macam-macam paragraf yaitu:
 Paragraf Narasi,
 Paragraf Deskripsi,
 Paragraf Eksposisi,
 Paragraf Argumentasi dan
 Paragraf Persuasi.
Sedangkan Pola pengembangan Paragraf adalah bentuk pengembangan kalimat topik ke
dalam kalimat-kalimat penjelas atau kalimat-kalimat pengembang. Pola pengembangan
paragraf mencakup dua persoalan utama, yaitu
(1) kemampuan merinci gagasan utama paragraf ke dalam gagasan-gagasan penjelas,
(2) kemampuan mengurutkan gagasan-gagasan penjelas ke dalam gagasan
penjelas. Pola Pengembangan Paragraf terbagi menjadi beberapa bagian
diantaranya :
 Pola Pengembangan Paragraf Perbandingan,
 Pola Pengembangan Paragraf Pertanyaan,
 Pola Pengembangan Paragraf Sebab-Akibat,
 Pola Pengembangan Paragraf Contoh,
 Pola Pengembangan Paragraf Perulangan, dan
 Pola Pengembangan Paragraf Definisi.

3.2 KRITIK DAN SARAN


Jika dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kekurangan kami mohon maaf dan
kami membutuhkan kritik dan saran dari pembaca, agar makalah ini bisa dibuat lebih
16
sempurna. Karena kami sebagai penulis masih dalam proses pembelajaran.

17
DAFTAR PUSTAKA

Rahayu Minto. 2007. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi Mata Kuliah Pengembangan

Kepribadian. Jakarta: PT Grasindo.

Tarigan, H. G. 2008. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Angkasa: Bandung.


Henry Guntur Tarigan. 2005. Keterampilan Menulis. Angkasa: Bandung.
Dalman. 2011. Menulis Karya Ilmiah. PT Rajagrafindo Persada: Jakarta.

Arifin, E. Zaenal dan S. Amran Tassai. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia. Akademika: Jakarta.
Akhadiah, dkk. 2012. Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Erlangga: Jakarta.
Herman J. Waluyo. 2001. Teori Drama dan Pengajaran. Hanindita: Yogyakarta.

18
19
20
21
22

Anda mungkin juga menyukai