Anda di halaman 1dari 6

Ketentuan Pelaksanaan Pengerjaan Project Mata Kuliah Umum Universitas PGRI

Semarang
1. Dosen membagi mahasiswa dalam satu kelas menjadi beberapa kelompok (maksimal 7
mahasiswa)
2. Masing-masing kelompok diberi salah satu tema proyek 4A sebagai berikut :
a. Anti Korupsi
b. Anti Bullying
c. Anti Toleransi
d. Anti Kekerasan Seksual
3. Dosen dan kelompok mahasiswa menentukan obyek penelitian/proyeknya
4. Bagi kelompok yang memerlukan surat ijin penelitian bisa minta ke Pusat Pengembangan
Mata Kuliah Umum UPGRIS (Pak Sunan Baedowi, M.S.I.)
5. Kelompok terjun ke lapangan untuk mengamati dan mewawancarai tokoh-tokoh penting
terkait dengan tema yang sudah ditentukan.
6. Proyek dimulai pada pertemuan ke 4
7. Dosen melakukan monitoring pelaksanaan proyek pada pertemuan ke 10
8. Kelompok melakukan presentasi laporan proyek pada pertemuan ke 14 dan 15
PENTINGNYA PENDIDIKAN KARAKTER
DALAM MENGURANGI BULLYING

Laporan ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Projek


Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam

Dosen Pengampu:
SUNAN BAEDOWI,S.H.I,M.S.I.

Disusun Oleh:
1. Hera Putri Ardhiningrum ( 23230206)
2. Syahrur Aji Ismantoro ( 23230039)
3. Qenes Jelang Fajar Gallera ( 23230037)
4. Nia Fajar Agustin ( 23230027)
5. Reza Adi Riskhiyan ( 23230019)
6. Dika Pratama ( 23230009)
7. Rifki Indra Maulana ( 23230202)

PUSAT PENGEMBANGAN MATA KULIAH UMUM


UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
2023
PENCEGAHAN BULLIYING DI SEKOLAH
MENCIPTAKAN LINGKUNGAN SEKOLAH RAMAH ANAK

A. LOKASI PENELITIAN
SMA NEGERI 1 PEGANDON

B. SUMBER DATA
Sumber data dari penelitian ini meliputi:
1. Koordinator P5
2. Kepala sekolah
3. Siswa
4. Orang tua

C. HASIL PENELITIAN
1. Situasi dan Kondisi Bullying di Lembaga

Bullying atau bisa disebut juga sebagai perundungan adalah peristiwa yang cukup
sering ditemukan di Lembaga Pendidikan. Peristiwa Bullying yang sering terjadi di
sekolah diantaranya saling mengejek, saling menghina, dikucilkan dengan teman-
temannya dan juga memanggilnya dengan panggilan yang tidak semestinya seperti
panggilan orang tuanya, panggilan dengan bentuk tubuhnya atau yang lainnya. Selain itu
ada juga berbentuk fisik seperti memukul, menendang dikarenakan karena tersinggung
atau sebab lain.

2. Peran Tokoh Lembaga dalam mendukung pencegahan 4A di Lembaga tersebut


Dalam mengatasi Tindakan bullying di sekolah tentunya tidak hanya menjadi tanggung
jawab Lembaga Pendidikan sekolah saja, namun perlunya Kerjasama dan koordinasi
antara sekolah, orang tua, dan tokoh masyaraakat. Penambahan jam pelajaran atau ekstra
kurikuler dan Pendidikan karakter yang diajarkan di sekolah sesuai dengan Profil Pelajar
Pancasila, akan memberikan kegiatan yang positif Yaitu dengan Lembaga sekolah
bekerjasama dengan masyarakat untuk menanamkan rasa Iman dan Taqwa Kepada Tuhan
Yang Maha Esa dan berakhlaq Mulia, mengajak siswa untuk mengenal keberagaman
agama, suku dan budaya sehingga saling menghormati dan menghargai, bergotong
royong, Mandiri dan bernalar kritis dan kreatif. Semua itu dapat ditanamkan dalam
kegiatan ekstra kurikuler dan pembiasaan. Perlunya sosialisasi, Saling mendukung,
bekerjasama dan koordinasi sehingga siswa diajak ke hal-hal yang positif.

3. Kegiatan dan Kebijakan yang diterapkan dalam upaya pencegahan 4A di Lembaga


tersebut
Kegiatan Pembiasaan Senyum, Salam, sapa, sopan dan santun, dan kegiatan sholat
berjamaah di waktu dhuhur. Terdapat kegiatan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
dengan 6 dimensi dan sosialisasi dari kepolisian untuk dapat mengetahui dampak
bullying bagi anak anak usia dini dan remaja. Dan sekolah tersebut sudah mengadakan
pelatihan Pendidikan karakter untuk guru . Dan sekolah tersebut bekerjasama dengan
MOU dengan kepolisian, orang tua dan masyarakat untuk mengembangkan kemitraan
Bersama.

4. Tantangan dan Hambatan dalam melakukan pencegahan 4A di di


daerah/Lembaga/masyarakat tersebut sudah cukup baik
Tantangan:
Melakukan penilaian menyeluruh untuk mengidentifikasi kebutuhan dan tantangan unik
di lingkungan sekolah terkait dengan keamanan, kesehatan mental, bullying, dan masalah
lainnya belum semua dari pihak terkait mendukung.
Hambatan:
Melakukan evaluasi terhadap kebijakan dan program yang sudah ada untuk menentukan
efektivitas dan menentukan apakah ada perbaikan yang diperlukan. Perlunya Koordinasi,
dan keterlibatan dari semua yang terkait. Terkendala dengan sikap ada yang acuh tak
acuh.
5. Korelasi implementasi 4A dengan mata kuliah
Pendidikan Karakter Anti-Bullying dalam menciptakan sekolah ramah anak : Mata kuliah
ini dapat memberikan pemahaman tentang bagaimana pendidikan dapat berperan dalam
pencegahan bullying dan memmbuat sekolah ramah anak sehingga anak anak akan
merasa senang, kreatif, inovatif dan tumbuh berkembang sesuai dengan bakat dan
kemampuan yang dimilkinya.
Pendidikan Karakter dan Etika: Mata kuliah ini dapat memberikan dasar untuk
mengembangkan nilai-nilai positif dan etika yang dapat mencegah perilaku bullying dan
menciptakan sekolah ramah anak.

D. KESIMPULAN
Pentingnya Pendidikan Karakter dalam mengurangi anti-bullying dan menciptakan
sekolah ramah anak membantu menciptakan lingkungan sekolah yang aman dan
menyenangkan di mana siswa merasa nyaman, dihormati, dan bebas dari rasa takut akan
tindakan bullying. Keberhasilan program ini juga terkait dengan keterlibatan instansi
terkait yaitu Lembaga Pendidikan, orang tua dan dukungan dari masyarakat dan juga
siswa. Keterlibatan ini memperkuat upaya pencegahan dan menciptakan kemitraan yang
positif.

E. SARAN
Meminimalisir tentang Bullying atau perundungan yang terjadi perlu peran dan
Kerjasama antara Lembaga Pendidikan ,orang tua, masyarakat perlu terlibat aktif dalam
mencegah dan menanggapi insiden bullying .Dan sekolah juga harus membuat kebijakan
anti bullying dan sekolah ramah anak, membuat aturan konsekuensi yang jelas terhadap
perilaku bullying ,serta dukung system pelaporan yang aktif.

Anda mungkin juga menyukai